BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
Akut skrotum skrotum merupa merupakan kan suatu suatu keadaan keadaan timbul timbulnya nya gejala gejala nyeri nyeri dan bengkak bengkak pada pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik. 1 Gejala nyeri ini dapat semakin menghebat atau malah hilang perlahan-lahan seiring dengan berjalannya waktu. Gejala nyeri pada skrotum yang menetap, semakin menghebat, dan disertai dengan mual dan muntah merupakan keadaan darurat yang memerlukan penanganan medis secepatnya.2 Timbu imbuln lnya ya nyer nyerii pada pada sala salah h satu satu atau ataupu pun n kedu keduaa skro skrotu tum m meru merupa paka kan n hal hal yang ang meme memerl rluka ukan n perha perhati tian an seca secara ra seri serius us sert sertaa penan penangan ganan an medi mediss kare karena na skro skrotu tum m dan dan test testis is merupakan glandula reproduksi dari seorang pria yang menghasilkan sperma sehingga kesalahan penanganan akan menimbulkan ketidaknyamanan sepanjang hidup seorang lelaki. ila keadaan ini tidak ditangani akan menimbulkan menimbulkan gangguan-gang gangguan-gangguan guan seperti seperti infertili infertilitas, tas, disfungsi disfungsi ereksi, bahkan kematian jaringan testis yang mengakibatkan testis tersebut harus dibuang untuk selamanya.2 eberapa hal yang dapat menimbulkan akut skrotum seperti proses infeksi, non infeksi, trauma trauma,, dan berbaga berbagaii macam macam benjol benjolan an yang dapat dapat menimb menimbulk ulkan an ketida ketidaknya knyaman manan. an.2 !roses infeksi yang sering menimbulkan keluhan akut skrotum adalah epididimitis. "enurut laporan jurnal di Amerika, epididimitis merupakan keluhan kelima terbanyak di bidang urologi yang dikeluhkan oleh laki-laki berusia 1#-$% tahun dan &%' menjadi penyebab keluhan nyeri akut pada skrotum. (ekitar )%' epididimitis terbanyak terjadi pada laki-laki usia 2%-*+ tahun dan sekitar 2+' terjadi pada laki-laki usia )%-$+ tahun. pididimitis jarang terjadi pada anak-anak prepubertas.* !roses non infeksi yang sering menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum adalah torsio testis. Torsio testis merupakan salah satu kegawatdaruratan di bidang urologi karena torsio testis menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis dan iskemia. !ada akhirnya testis akan mengalami nekrosis. eadaan ini diderita 1 diantara
1
)%%%npria )%%%npria yang berumur kurang dari 2$ tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas 12-2% tahun/.) 0aktor lain yang dapat menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum adalah trauma. umlah trauma pada skrotum yang murni berdiri sendiri yang terjadi di Amerika hanya sekitar 1'. entan entang g usia usia berkis berkisar ar antara antara 1%-*% 1%-*% tahun. tahun. Testis estis kanan kanan lebih lebih sering sering terken terkenaa trauma trauma dibandingkan dengan testis kiri karena kemungkinan besar dapat terbentur saat mengenai os pubis.$ 3ernia inguinalis inkarserata sebagai salah satu diagnosa banding dari nyeri akut pada skrotum skrotum banyak dikeluhkan oleh laki-laki. laki-laki. 3ernia inguinalis yang sering sering mengalami mengalami inkarserta inkarserta adalah hernia inguinalis lateralis dan &$' lebih sering terjadi pada laki-laki.4 erdas erdasark arkan an penyebab penyebab terjad terjadiny inyaa akut skrotu skrotum, m, maka perlu perlu diketa diketahui hui lebih lebih lanjut lanjut mengenai mengenai hal-hal yang berbeda dari setiap penyebab sehingga lebih mudah dalam menegakkan menegakkan diagnosis. "enentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotu skrotum m dapat dapat ditimb ditimbulka ulkan n oleh oleh berbaga berbagaii macam macam sebab sebab dan area area pemeri pemeriksa ksaan an yang yang lunak lunak membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit.1
2
)%%%npria )%%%npria yang berumur kurang dari 2$ tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas 12-2% tahun/.) 0aktor lain yang dapat menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum adalah trauma. umlah trauma pada skrotum yang murni berdiri sendiri yang terjadi di Amerika hanya sekitar 1'. entan entang g usia usia berkis berkisar ar antara antara 1%-*% 1%-*% tahun. tahun. Testis estis kanan kanan lebih lebih sering sering terken terkenaa trauma trauma dibandingkan dengan testis kiri karena kemungkinan besar dapat terbentur saat mengenai os pubis.$ 3ernia inguinalis inkarserata sebagai salah satu diagnosa banding dari nyeri akut pada skrotum skrotum banyak dikeluhkan oleh laki-laki. laki-laki. 3ernia inguinalis yang sering sering mengalami mengalami inkarserta inkarserta adalah hernia inguinalis lateralis dan &$' lebih sering terjadi pada laki-laki.4 erdas erdasark arkan an penyebab penyebab terjad terjadiny inyaa akut skrotu skrotum, m, maka perlu perlu diketa diketahui hui lebih lebih lanjut lanjut mengenai mengenai hal-hal yang berbeda dari setiap penyebab sehingga lebih mudah dalam menegakkan menegakkan diagnosis. "enentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotu skrotum m dapat dapat ditimb ditimbulka ulkan n oleh oleh berbaga berbagaii macam macam sebab sebab dan area area pemeri pemeriksa ksaan an yang yang lunak lunak membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit.1
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi
Akut skrotum merupakan suatu gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak serta menimbulkan gejala lokal dan sistemik.1 2.2 Etiologi
!enyebab tersering dari timbulnya akut skrotum adalah 52 A. 6nfeksi, 6nfeksi, seperti epididimit epididimitis, is, epididimoorc epididimoorchitis hitis,, orchitis . Trauma, Trauma, sepert sepertii saat berolahraga, berolahraga, bersepeda bersepeda 7. Torsio Torsio,, seperti torsio torsio testis, testis, torsio appendiks appendiks testikulari testikulariss !enyebab lain yang jarang menimbulkan akut skrotum adalah 52 A. Tumo Tumorr test testis is . 3ernia 3ernia ingui inguinal nalis is inkar inkarser serata ata 7. erus erusak akan an 8er9u 8er9uss !udend !udendus us bicycl bicyclee seat neuropath neuropathyy/, akibat lomba balap sepeda, lomba pacu kuda, konstipasi berkepanjangan, dll :. Tindakan Tindakan !embedahan, !embedahan, seperti seperti pada post operasi operasi hernia, hernia, post operasi operasi 9asektomi 9asektomi . atu atu Ginj Ginjal al 0. enjolan enjolan yang disertai disertai dengan rasa tidak tidak nyaman, berupa berupa hidrokel, hidrokel, 9arikokel, 9arikokel, spermatokel spermatokel,, dll.
3
2. Diagnosis
;ntuk menentukan diagnosis dari akut skrotum dilakukan melalui 5& 1. Anamnesa 3al-hal penting yang perlu diperhatikan adalah 5 •
;sia pasien Torsio testis lebih banyak terjadi pada bayi dan anak laki-laki post pubertas. 3enochscchonlein purpura dan torsio appendiks testis terjadi pada anak laki-laki prepubertas dan epididimitis dapat dijumpai pada anak laki-laki postpubertas. 3enoch-schonlein purpura sebagai bagian dari proses infeksi sistemik yang menimbulkan 9askulitis sering menyebabkan epididimitis dimana *#' anak-anak yang menderita 3enoch-scchonlein purpura juga mengalami nyeri pada skrotumnya.
•
•
iwayat trauma
4
Adanya riwayat trauma tidak mengesampingkan diagnosis torsio testis. Terjadinya trauma pada skrotum saat berolahraga sering menimbulkan nyeri dalam waktu singkat. !erlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut bila didapatkan adanya nyeri menetap setelah satu jam dari terjadinya trauma untuk mengesampingkan diagnosis ruptur testis dan torsio akut. •
Adanya riwayat hidrokel saat lahir serta undescensus testis dapat menjadi predisposisi terjadinya hernia inguinalis ataupun torsio testis.
•
Adanya gejala pada infeksi pada traktus urinarius lebih mengarahkan diagnosa kepada epididimitis ataupun orkhitis. Gejala ini juga diikuti oleh gejala sistemik seperti demam, nyeri perut, mual atau muntah serta adanya riwayat pernah menderita infeksi pada traktus urinarius, pemasangan alat pada saluran kemih, trauma maupun tindakan pembedahan. ebanyakan proses inflamasi yang terjadi pada anak-anak tidak hanya berhubungan dengan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tapi juga disebabkan oleh 9irus, trauma, atau adanya refluks urin.
2. !emeriksaan 0isik •
:ilakukan pemeriksaan terhadap abdomen untuk mencari adanya nyeri pada regio flank dan distensi 9esika urinaria.
•
!emeriksaan pada region inguinal dilakukan untuk menentukan secara jelas adanya hernia inguinalis, bengkak maupun eritema.
•
!emeriksaan pada genitalia dimulai dengan melakukan inspeksi pada skrotum. edua sisi diperiksa untuk melihat adanya perbedaan ukuran yang nyata, derajat bengkak, eritema, perbedaan ketebalan kulit dan posisi testis. Terdapatnya bengkak yang unilateral tanpa diikuti perubahan warna kulit menandakan adanya hernia atau hidrokel. ila kulit skrotum terlihat mengkilat, gambaran blue dot sign dari testis ataupun appendiks epididimis yang infark akan terlihat. !alpasi dimulai dari daerah inguinal untuk menyingkirkan hernia inguinalis inkarserata. emudian dilanjutkan dengan mempalpasi di daerah funikulus. Adanya funikulus spermatikus yang menebal dan teraba lembut 5
mendukung torsio testis, sedangkan bila teraba lembut saja mengindikasikan epididimitis. Anak laki-laki diperiksa sambil berdiri sehingga dapat dilihat posisi testis. Adanya peninggian dari salah satu testis menandakan adanya torsio testis. •
!emeriksaan refleks kremaster. efleks kremaster negatif pada torsio testis dan tetap positif pada torsio appendiks epididimis.
•
!emeriksaan transiluminasi untuk membedakan hidrokel dengan hernia.
*. !emeriksaan =aboratorium !emeriksaan urin dilakukan untuk menyingkirkan diagnosa infeksi traktus urinarius pada pasien dengan nyeri akut pada skrotum. !yuria dengan atau tanpa bakteri mengindikasikan adanya suatu proses infeksi dan mungkin mengarah kepada epididimitis. (elain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan darah dan sediment urin.11,12 ). !emeriksaan adiologis (ampai saat ini, pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan adalah 511,12 1. Color Doppler Ultrasonography > !emeriksaan ini dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri testikularis. > "erupakan Gold Standar untuk pemeriksaan torsio testis dengan sensiti9itas #2-+%' dan spesifitas 1%%'. > !emeriksaan
ini
menyediakan
informasi
mengenai jaringan di sekitar
testis
yang echotexture > ;ltrasonografi dapat menemukan abnormalitas yang terjadi pada skrotum seperti hematom, torsio appendiks dan hidrokel. > !ada torsio testis, akan timbul keadaan echotexture selama 2)-)# jam dan adanya perubahan yang semakin heterogen menandakan proses nekrosis sudah mulai terjadi. 6
2. 8uclear (cintigraphy > !emeriksaan ini menggunakan technetium-++ tracer dan dilakukan untuk melihat aliran darah testis. > !emeriksaan ini dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. > "emiliki sensiti9itas dan spesifitas +%-1%%' dalam menentukan daerah iskemia akibat infeksi. > !ada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif palsu > Adanya daerah yang mengandung sedikit proton pada salah satu skrotum merupakan tanda patognomonik terjadinya torsio. 2.! Penatalaksanaan
!enatalaksanaan akut skrotum tergantung dari diagnosis yang ditegakkan. !enyebab terbanyak yang menimbulkan keluhan nyeri akut pada skrotum dijabarkan sebagai berikut 5
EPIDIDI"ITIS 1. Definisi
pididimitis adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. eaksi inflamassi ini dapat terjadi secara akut atau kronis.) 2. Patogenesis
:iduga reaksi inflamasi ini berasal dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat, atau uretra yang secara ascending menjalar ke epididmis. :apat pula terjadi refluks urin melalui duktus ejakulatorius atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke epididimitis seperti pada penyebaran kuman tuberculosis.
7
"ikroba penyebab infeksi pada pria dewasa muda ? *$ tahun/ yang tersering adalah Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae,sedangkan pada anak-anak dan orang tua yang tersering adalah E.coli atau Ureaplasma ureaitycum.) . #a$baran Klinis
pididmis akut adlah salah satu keadaan akut skrotum yang sulit dibedakan dengan torsio testis. !asien mengeluh nyeri mendadak pada daerah skrotum, diikuti dengan bengkak pada kauda hingga kaput epididimis. Tidak jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang.) !. Tan%a Klinis
Tanda klinis pada epididimitis yang didapat saat melakuk an pemeriksaan fisik adalah5#,+,1% •
!ada pemeriksaan ditemukan testis pada posisi yang normal, ukuran kedua testis sama besar, dan tidak terdapat peninggian pada salah satu testis dan epididimis membengkak di permukaan dorsal testis yang sangat nyeri. (etelah beberapa hari, epididimis dan testis tidak dapat diraba terpisah karena bengkak yang juga meliputi testis. ulit skrotum teraba panas, merah dan bengkak karena adanya udem dan infiltrat. 0unikulus spermatikus juga turut meradang menjadi bengkak dan nyeri.
•
•
3asil pemeriksaan refleks kremaster normal Phren sign bernilai positif dimana nyeri dapat berkurang bila skrotum diangkat ke atas karena pengangkatan ini akan mengurangi regangan pada testis. 8amun pemeriksaan ini kurang spesifik.
•
!embesaran kelanjar getah bening di regio inguinalis.
•
!ada colok dubur mungkin didapatkan tanda prostatitis kronik yaitu adanya pengeluaran sekret atau nanah setelah dilakukan masase prostat.
•
iasanya didapatkan eritema dan selulitis pada skrotum yang ringan 8
•
!ada anak-anak, epididimitis dapat disertai dengan anomali kongenital pada traktus urogenitalis seperti ureter ektopik, 9as deferens ektopik, dll.
&. Pe$eriksaan Laboratori'$
!emeriksaan laboratorium yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya suatu infeksi adalah5+,1% •
!emeriksaan darah dimana ditemukan leukosit meningkat dengan shift to the left 1%.%%%*%.%%%@l/
•
ultur urin dan pengecatan gram untuk kuman penyebab infeksi
•
Analisa urin untuk melihat apakah disertai pyuria atau tidak
•
Tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoeae
•
ultur darah bila dicurigai telah terjadi infeksi sistemik pada penderita
(. Pe$eriksaan )a%iologis
(ampai saat ini, pemeriksaan radiologis yang dapat digunakan adalah 5+ 1. Color Doppler Ultrasonography > !emeriksaan ini memiliki rentang kegunaan yang luas dimana pemeriksaan ini lebih banyak digunakan untuk membedakan epididimitis dengan penyebab akut skrotum lainnya. > eefektifan pemeriksaan ini dibatasi oleh nyeri dan ukuran anatomi pasien seperti ukuran bayi berbeda dengan dewasa/ > !emeriksaan menggunakan ultrasonografi dilakukan untuk melihat aliran darah pada arteri testikularis. !ada epididimitis, aliran darah pada arteri testikularis cenderung meningkat. 9
> ;ltrasonografi juga dapat dipakai untuk mengetahui adanya abses skrotum sebagai komplikasi dari epididimitis. > ronik epididimitis dapat diketahui melalui pembesaran testis dan epididimis yang disertai penebalan tunika 9aginalis dimana hal ini akan menimbulkan gambaran echoyang heterogen pada ultrasonografi. 2. 8uclear (cintigraphy > !emeriksaan ini menggunakan technetium-++ tracer dan dilakukan untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan aliran darah yang meragukan dengan memakai ultrasonografi. > !ada epididimitis akut, akan terlihat gambaran peningkatan penangkapan kontras > "emiliki sensiti9itas dan spesifitas +%-1%%' dalam menentukan daerah iskemia akibat infeksi. > !ada keadaan skrotum yang hiperemis akan timbul diagnosis negatif palsu > eterbatasan dari pemeriksaan ini adalah harga yang mahal dan sulit dalam melakukan interpretasi *. Besicouretrogram B7;G/, cystourethroscopy, dan ;(G abdomen !emeriksaan ini digunakan untuk mengetahui suatu anomali kongenital pada pasien anakanak dengan bakteriuria dan epididimitis. *. Diagnosis
:iagnosis epididimitis dapat ditegakkan melalui 5 a. Anamnesa b. !emeriksaan fisik
10
c. !emeriksaan =aboratorium d. !emeriksaan penunjang lainnya +. Penatalaksanaan
!enatalaksanaan epididimitis meliputi dua hal yaitu penatalaksanaan medis dan bedah, berupa 5 a. !enatalaksanaan "edis !emilihan antibiotika tergantung pada kuman penyebab infeksi. !ada passion yang berusia dibawah *$ tahun dengan perkiraan kuman penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis atau Neisseria gonorrhoeae, antibiotik yang dipilih adalah5) •
Amoksisilin dengan disertai probenesid
•
Atau ceftriaCone yang diberikan secara intra9ena
•
(elanjutnya diteruskan dengan doksisiklin atau eritromisin per oral selama 1% hari.
•
Terapi simtomatis untuk menghilangkan nyeri5 memakai celana ketat agar testis terangkat terletak lebih tinggi/, mengurangi akti9itas, atau pemberian anastesi lokal@ topikal. ;ntuk mengurangi pembengkakan dapat dikompres dengan es.
b. !enatalaksanaan edah !enatalaksanaan di bidang bedah meliputi 511 Scrotal exploration
11
Tindakan ini digunakan bila telah terjadi komplikasi dari epididimitis dan orchitis seperti abses, pyocele, maupun terjadinya infark pada testis. :iagnosis tentang gangguan intrascrotal baru dapat ditegakkan saat dilakukan orchiectomy. pididymectomy
Tindakan ini dilaporkan telah berhasi mengurangi nyeri yang disebabkan oleh kronik epididimitis pada $%' kasus. pididymotomy
Tindakan ini dilakukan pada pasien dengan epididimitis akut supurati9a. ,)-HITIS 1. Anato$i Dan isiologi Testis
Testis merupakan organ kelamin pria, terletak dalam scrotum. Testis akan turun sekitar umur janin & bulan menuju scrotum melalui canalis inguinalis dibawah pengaruh hormon testosterone dari testis. 12 Testis sinistra biasanya terletak lebih rendah daripada testis deCtra. "asing-masing testis dikelilingi capsula fibrosa yang kuat disebut tunica albuginea. :ari permukaan dalam capsula terbentang banyak septa fibrosa yang membagi bagian dalam testis menjadi lobuleslobulus testis. :idalam setiap lobules terdapat 1-* tubuli seminiferi yang berkelok-kelok. Tubuli seminiferi bermuara ke rete testis, ductuli efferentes, dan epididimis.12 !engaturan suhu testis didalam scrotum dilakukan oleh kontraksi musculus dartos dan cremaster yang apabila berkontraksi akan mengangkat testis mendekat ke tubuh. Temperatur testis dalam scrotum
selalu dipertahankan dibawah temperature suhu tubuh 2-* D7 untuk kelangsungan spermatogenesis. "olekul besar tidak dapat menembus ke lumen bagian dalam tubulus/ melalui darah, karenaadanya ikatan yang kuat antar sel sertoli yang disebut sawar darah testis. 0ungsi dari sawar darah testis adalah untuk mencegah reaksi auto-imun. Tubuh dapat membuat antibodi melawan spermanya sendiri, maka hal ini dicegah dengan sawar.12 (elama masa pubertas, testis berkembang untuk
memulai spermatogenesis. Testis
berperan pada sistem reproduksi dan sistem endokrin. 0ungsi testis5 (permatogenesis terjadi dalam tubulus seminiferus, diatur 0(3 (ekresi testosterone oleh sel leydig, diatur oleh =3 12
Gambar 15 Anatomi Testis 2. Definisi
rchitis adalah suatu inflamasi testis kongesti testikular/, biasanya disebabkan oleh faktor-faktor piogeni!, "irus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia atau faktor yag tidak diketahui.1* rchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi epididimoor!itis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis.1)
Gambar 25
. Klasifikasi
"enurut !rice, 2%%$ infeksi testis diklasifikasikan sebagai5 1. rchitis "iral 2. rchitis bacterial piogeni! atau orchitis granulomatosa
13
!. Etiologi1!
Birus adalah penyebab orchitis yang paling sering. rchitis parotiditis adalah infeksi 9irus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 2%-*%' kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada sekitar 1$' pria dengan or!itis parotiditis. !ada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya terdapat kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi testosterone. rchitis paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya. Birus lain yang dapat menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama adalah 5 "irus Coxsa!ie #, $arisela, dan mononu!leosis. rchitis ba!terial piogeni! disebabkan oleh bakteri Escherichia coli, %lebsiella pneumonia,
Pseudmonas
aeruginosa/
dan
infeksi
parasitik
malaria,
filariasis,
s!istosomiasis, amebiasis/ atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada epididimitis. (eseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke kanalisis inguinalis. omplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus dalam skrotum. rchitis granuloma!tosa dapat disebabkan oleh sifilis, penya!it mi!roba!terial, a!tinomi!osis, penya!it &amur, mycobacterium tuberculosis, dan mycobacterium leprae. 6nfeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis. !enyebaran selanjutnya melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih, dan ginjal. &. Patofisiologi
ebanyakan penyebab orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan mumps/, dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam * sampai ) hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. $irus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 1$ ' E 2%' pria menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra pubertas dengan orchitis parotiti!a dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. !ada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis 14
parotiti!a. 'uber!u!osis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub bawah epididimis. :apat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. 6nfeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. !enyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal.1) (. Tan%a %an ge/ala1!
Tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan ringan pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema dalam waktu sekitar ) hingga 4 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi, mual, dan muntah. Gejala yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan dan kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah pada semen. eadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik bila perlu/. *. Ko$0likasi 1!
omplikasi dari orchitis dapat berupa5 i. Testis yang mengecil (trofi/ ii. (bses 8anah/ pada kantong testis iii. )nfertilitas (ulit memiliki keturunan/, terutama jika orkhitis terjadi pada kedua testis.
+. Diagnosis
1. Anamnesis •
•
•
elelahan @ mialgia
•
adang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
•
:emam dan menggigil
•
"ual
•
(akit kepala
15
2. !emeriksaan 0isik •
!embesaran testis dan skrotum
•
rythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
•
!embengkakan G inguinal
•
!embesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis
*. !emeriksaan !enunjang •
:iagnosis orchitis lebih dapat ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.
•
!emeriksaan darah tidak dapat membantu menegakkan diagnosis orchitis.
•
;(G dapat digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan torsio testis.
. Tatalaksana 1!
!engobatan suportif5 ed rest, analgetik, ele9asi skrotum. Fang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena 9irus. !ada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual terutama gonore dan klamidia/ dengan ceftriaCone, doksisiklin, atau aitromisin. Antibiotik golongan 0luoroHuinolon tidak lagi direkomendasikan oleh !usat 16
!engendalian dan !encegahan !enyakit 7:7/ untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten. 7ontoh antibiotik5
1. 7eftriaCone (efalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, akti9itas gram-negatifI efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif. "enghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin*binding proteins. :ewasa 6" 12$-2$% mg sekali, anak 5 2$-$% mg @ kg @ hari 6BI tidak melebihi 12$ mg @ d 2. :oCycycline "enghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat *%( dan kemungkinan $%( subunit ribosom bakteri. :igunakan dalam kombinasi dengan ceftriaCone untuk pengobatan gonore. :ewasa cap 1%% mg selama & hari, Anak5 2-$ mg @ kg @ hari !< dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 2%% mg @ hari *. Aitromisin "engobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme. :iindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. :ewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak5 1% mg @ kg !< sekali, tidak melebihi 2$% mg @ hari ). Trimetoprim-sulfametoksaol "enghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam dihydrofolic. ;mumnya digunakan pada pasien J *$ tahun dengan orchitis. :ewasa +4% mg H12h untuk 1) hari. Anak 1$-2% mg @ kg @ hari, berdasarkan T"!, !< tid @ Hid selama 1) hari &. 7iprofloCacin
0luorokuinolon dengan akti9itas terhadap pseudomonas, streptococci, "(A, ( epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada akti9itas terhadap anaerob. "enghambat sintesis :8A bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. :ewasa tab $%% mg !< selama 1) hari. Anak tidak dianjurkan
17
T,)SI, TESTIS
1. Definisi
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus yang berakibat terjadinya gangguan aliran darah pada testis.) 2. Ananto$i
Testis normal dibungkus oleh tunika albugenia. !ada permukaan anterior dan lateral, testis dan epididimis dikelilingi oleh tunika 9aginalis yang terdiri atas 2 lapis, yaitu lapisan 9iseralis yang langsung menempel ke testis dan di sebelah luarnya adalah lapisan parietalis yang menempel ke muskulus dartos pada dinding skrotum. !ada masa janin dan neonatus lapisan parietal yang menempel pada muskulus darto masih belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga testis, epididimis, dan tunika 9aginalis mudah sekali bergerak dan memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu funikulus spermatikus. Terpluntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis ekstra9aginal. )
18
Gambar . Torsio Testis . Etiologi
tiologi terjadinya torsio testis adalah 5+ Anomali kongenital ;ndesensus Testis Akti9itas seksual dan akti9itas yang berlebihan Trauma tumpul yang mengenai skrotum !erubahan suhu yang mendadak etakutan, batuk 7elana yang terlalu ketat
!. Patoenesis
(ecara fisiologis otot kremaster berfungsi menggerakkan testis mendekati dan menjauhi rongga abdomen guna mempertahankan suhu ideal untuk testis. Adanya kelainan system penyanggah testis menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan. eberapa keadaan yang menyebabkan pergerakan yang berlebihan itu antara lHain adalah perubahan susu yang mendadak seperti saat berenang/, ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu ketat, defekasi atau trauma yang mengenai skrotum. Terpluntirnya funikulus spermatikus menyebabkan obstruksi aliran darah testis sehingga testis mengalami hipoksia, edema testis, dan iskemia. !ada akhirnya testis akan mengalami nekrosis.) &. #e/ala Klinis
19
!asien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis. 8yeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah sehingga jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan apendisitis akut. !ada bayi gejalanya tidak khas yakni gelisah, rewel atau tidak mau menyusui.) (. Tan%a Klinis
!ada permulaan testis teraba agak bengkak dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di skrotum, testis letaknya lebih tinggi dan lebih horiontal dari testis kontra lateral., pada torsi yang baru terjadi, dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. ulit skrotum menjadi udem, berwarna merah sehingga menyulitkan palpasi serta hilangnya refleks kremaster, dan Phren sign positif.+ Torsio testis yang terjadi pada masa prenatal memiliki tanda berupa massa di skrotum yang berbentuk bulat dan keras dan pemeriksaan transiluminasi bernilai negatif.1$ *. Pe$eriksaan Laboratori'$ 1( 3asil pemeriksaan urinalisis biasanya normal, namun pada *%' kasus, ditemukan adanya
leukosit pada urin. !ada pemeriksaan darah, didapatkan hasil yang normal, namun pada 4%' kasus torsio
terdapat peningkatan leukosit yang menandakan telah terjadi proses infeksi !emeriksaan C*+eacti"e Protein protein fase akut/ dapat digunakan untuk membantu
membedakan inflamasi yang disebabkan oleh epididimitis dan proses noninflamasi yang disebabkan oleh torsio testis. !eningkatan nilai 7! menunjukkan adanya suatu proses peradangan akut. +. Pe$eriksaan )a%iologis
!emeriksaan radiologist yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa torsio testis adalah 5+
20
Color Doppler Ultrasonography
- !emeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk melihat aliran darah arteri yang menuju testis sehingga dapat diketahu kelainan yang terjadi pada testis dan pembuluh darahnya. - Gambaran dari terganggunya aliran darah testis saat terjadi torsio testis tergantung dari durasi terjadinya torsio. - !ada torsio yang terjadi kurang dari 4 jam, testis yang terkena akan menunjukkan gambaran berupa sedikit pembesaran testis dengan sedikit penurunan echogenicity. (etelah 2) jam, gambaran echogenicity menjadi lebih heterogen, dan hilangnya tanda-tanda 9iabilitas dari testis. - aput epididimis menjadi membesar karena terjadi kekusutan pada arteri yang berbeda serta terdapat gambaran spiral yang berliku-liku pada funikulus spermatikus. - Biabilitas dari testis dapat ditentukan dari echogenicity yang normal, tidak adanya penebalan dinding skrotum dan ada atau tidaknya hidrokel. - ekurangan dari pemeriksaan ini adalah sangat sulit dilakukan pada anak-anak walaupun testis mereka dalam keadaan normal. •
!emeriksaan ini memiliki sensiti9itas #4', spesifitas 1%%', dan ketepatan +&' dalam mendiagnosis torsio testis.
Nuclear Scintigraphy
- !emeriksaan ini dilakukan bila terdapat keragu-raguan dalam melihat aliran darah testis sehingga tidak salah dalam membedakan torsio testis dengan kondisi lainnya. - Gambaran scan dapat dikatakan abnormal bila terdapat penurunan penangkapan proton pada testis yang terkena. Gambaran ini menunjukkan tidak adanya aliran darah pada daerah tersebut.
21
- !emeriksaan ini memiliki sensiti9itas +%-1%%' dalam melihat aliran darah testis. . Diagnosis
:iagnosis torsio testis dapat ditegakkan melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik saja namun bila terdapat keragu-raguan dapat dilakukan konfirmasi diagnosis dengan menggunakan pemeriksaan penunjang lainnya.14 1. Diagnosis Ban%ing
:iagnosis banding torsio testis adalah semua keadaan darurat dan akut di dalam skrotum seperti hernia inguinalis inkarserata, epididimitis akut, hidrokel terinfeksi, tumor testis, dan edema skrotum.) 11. Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi torsio testis adalah5) Terapi konser9atif berupa :etorsi manual yaitu mengembalikan testis ke posisi awalnya
dengan memutar ke arah beralawanan dengan arah torsi. Tindakan ini cukup menyakitkan dan memerlukan tindakan bedah definitif lanjutan untuk memfiksasi testis. 3ilangnya nyeri setelah detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil. Tindakan
Tindakan operasi dilakukan tergantung dari usia pasien dilakukan orchidopeksi bila testis masih dapat diselamatkan dan orchidektomi bila testis sudah nekrosis. 12. Ko$0likasi
Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi testis pada arah yang benar reposisi/ dan setelah itu dilakukan penilaian 9iabilitas testis yang mengalami torsio, mungkin masih 9iable hidup/ atau sudah ,mengalami nekrosis. iak testis masih hidup maka
22
dilakukan orkidopeksi fiksasi testis/ pada tunika dartos kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateral. !ada testis yang sudah mengalami nekrosis dilakukan pengangkatan testis orkidektomi/ kemudian disusul orkidopeksi pada testis kontralateralnya. Testis yang mengalami nekrosis jika dibiarkan berada di dalam skrotum akan merangsang terbentuknya antibody antisperma sehingga mengurangi kemampuan fertilitas di kemudian hari. ) T)AU"A TESTIS 1. Definisi
Trauma testis didefinisikan sebagai trauma dapat berupa tumpul dan tajam/ yang menimbulkan pembengkakan pada skrotum disertai hematom pada skrotum dan intratestikular dan berbagai macam derajat ekimosis pada dinding skrotum.4 2. Etiologi
erbagai macam jenis trauma yang terjadi pada skrotum berupa 5$ A9ulsi, dapat disebabkan oleh 5
- (erangan binatang dan orang lain - ecelakaan kendaraan bermotor - "utilasi diri sendiri Trauma tumpul, dapat disebabkan oleh 5
- Akti9itas berolahraga - ecelakaan kendaraan bermotor - :iserang oleh orang lain.
23
Trauma tajam tembus/, dapat disebabkan oleh 5
- :iserang oleh orang lain dan binatang - ecelakaan kendaraan bermotor - "emutilasi diri sendiri . Patofisiologi
Adanya trauma tumpul maupun trauma tajam pada daerah skrotum menimbulkan cedera pada skrotum.4
!. #e/ala Klinis
!ada ananmnesis didapatkan riwayat terjadinya trauma, tidak ada demam, dan segera setelah terjadinya trauma timbul rasa nyeri hebat, disertai mual, muntah dan kadang sinkop.4,1% &. Tan%a Klinis
!ada inspeksi tampak ekimosis, hematom, pembesaran skrotum, luka, dan hilangnya sebagian kulit s!in a"ulsi/. !ada palpasi, testis dapat tidak teraba atau testis membesar dan nyeri, didapatkan adanya cairan atau darah di dalam skrotum.4,1% (. Pe$eriksaan Laboratori'$
!emeriksaan urin penting untuk membedakan dengan penyebab pembesaran intraskrotal lainnya, dan membantu mengetahui ada atau tidaknya hematuria sehingga dapat diketahui adanya trauma pada urethra dan traktus urinarius. ultur urin dan cairan luka dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya infeksi dan kuman penyebab infeksi. !emeriksaan ini penting terutama pada luka tusuk.4,1% *. Pe$eriksaan )a%iologis &.( 24
Color Doppler Ultrasonografi dengan atau tanpa kontras
- !emeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui organ-organ yang terkena saat trauma tumpul terjadi, dilihat dari anatomi organ intraskrotum yang abnormal dan aliran darah testis. - !emeriksaan ini sangat perlu dilakukan bila didapatkan adanya hematom intratestikular dan ekstratestikular dengan tunika albuginea yang masih utuh. - Tidak adanya aliran darah menuju testis mengindikasikan adanya torsio testis, "ascular a"ulsion, trombosis pada funiculus spermaticus sehingga perlu dilakukan penanganan segera. etrograde urethrography
!emeriksaan ini dilakukan bila dicurigai adanya suatu trauma pada urethra yang dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda trauma pada urethra seperti hematuria dan prostat yang melayang pada pemeriksaan colok dubur. 7T (can
!emeriksaan ini dilakukan untuk melihat lokasi testis yang abnormal, struktur anatomi intratestikular, dan perfusi pada setiap organ. 7T scan yang dilakukan adalah 7T scan abdominopel9ik. +. Diagnosis
:iagnosis definitif trauma testis ditentukan dengan melakukan eksplorasi. ;ltrasonografi skrotum dapat memberi gambaran akurat kerusakan testis sehingga dapat dihindari eksplorasi yang tidak perlu.1% . Diagnosis Ban%ing
25
:engan ananmnesis yang baik mengenai riwayat trauma, pemeriksaan fisik, laboratorium dan ultrasonografi, trauma testis dapat dibedakan dengan torsio testis, tumor testis, epididimitis, maupun hidrokel.1% 1. Penatalaksanaan
!enatalaksanaan trauma testis dibedakan menjadi dua macam, yaitu 5 onser9atif
Terapi konser9atif dilakukan bila hanya terjadi pembengkakan dan nyeri tekan minimal, atau pada ultrasonografi tidak terbukti terdapat ruptur testis. Terapi konser9atif terdiri dari ele9asi skrotum, aplikasi kantong es, dan pemberian antibiotik. Antibiotik diberikan terutama pada kasus s!in a9ulsion dan luka tusuk pada daerah skrotum.4.1% Tindakan edah
Tindakan bedah yang dilakukan tergantung dari jenis trauma, seperti 51$ - Trauma tumpul pada skrotum ksplorasi skrotum dilakukan untuk menyelamatkan testis, mencegah infeksi, mengontrol perdarahan, dan mempercepat pemulihan. ila terjadi ruptur epididimis, maka tindakan yang dilakukan adalah epididimektomi sedangkan bila terjadi torsio testis maka tindakan yang dilakukan adalah orchidopeCy. - Trauma tusuk tembus/ pada skrotum ila terjadi ruptur total pada pembuluh darah, dapat dilakukan reanastomosis mikro9askular, sedangkan bila terjadi trombosis pada funikulus spermatikus, maka perlu dilakukan mikroreimplantasi. - S!in a"ulsion
26
!ada keadaan ini yang perlu dilakukan pertama kali adalah debridement. ila hanya kehilangan sebagian besar, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah melakukan penutupan dengan menjahitkan antar bagian luka dengan benang yang diserap dan menggunakan jarum yang atraumatik. ila kulit yang hilang hampir seluruhnya maka perlu dilakukan s!in grafting . 11. Ko$0likasi
omplikasi yang mungkin timbul akibat terjadinya trauma pa da skrotum adalah 54 6nfeksi dan timbulnya jaringan nekrotik ourniers-s gangren Atrofi testis
12. Prognosis
Biabilitas dari skrotum sangat tergantung pada de9askularisasi jaringan yang baik.4 HE)NIA IN#UINALIS INKA)SE)ATA
1. Definisi
3ernia inguinalis inkarserata adalah suatu hernia ireponibilis yang sudah mengalami gangguan 9askularisasi, disertai tanda-tanda ileus obstruktif akibat terjepitnya usus di dalam anulus inguinalis. 3ernia ireponibilis keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis dan tidak dapat kembali ke ca9um abdominalis kecuali dengan bantuan operasi.. analis inguinalis adalah saluran yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut ke dalam skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.1& 2. Anato$i
27
analis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang merupakan bagian terbuka dari fasia tran9ersalis dan aponeurisis m.trans9ersus abdominis, di medial bawah, di atas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponeurosis m.oblikus eksternus, dan didasarnya terdapat ligamentum inguinale. anal berisi funikulus spermatikus pada pria, dan ligamentum rotundum pada wanita.1& 8er9us ilioinguinalis dan iliofemoralis mempersarafi otot di regio inguinalis, sekitar kanalis inguinalis, dan funikulus spermaticus, serta sensibilitas kulit di regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial.1& . Etiologi
Terjadinya hernia inguinalis inkarserata disebabkan oleh terjepitnya usus pada kanalis inguinalis sehingga menyebabkan timbulnya gangguan 9askularisasi dan tanda-tanda ileus obstruktif.1&
!. Patofisiologi
Terjepitnya isi hernia pada annulus inguinalis akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. !ada permulaaan terjadi bendungan 9ena sehingga terjadi udem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. 6si hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus. alau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.1& &. "anifestasi Klinis
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran obstruksi usus seperti perut kembung, muntah, obstipasi, dengan gangguan keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. ila sudah terjadi strangulasi karena gangguan 9askularisasi terjadi 28
gangguan toksik akibat gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. !enderita mengeluh nyeri lebih hebat di tempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum, dan pasien menjadi lebih gelisah disertai demam d an menggigil.1& (. Pe$eriksaan isik
!ada pemeriksaan tanda 9ital didapatkan tanda-tanda dehidrasi dan peningkatan suhu tubuh. !ada inspeksi yang ditemukan adalah benjolan kemerahan yang tidak dapat dimasukkan lagi, pada palpasi didapatkan nyeri tekan di daerah skrotum dan distensi abdomen, pada perkusi abdomen didapatkan perut kembung dan hipertimpani, sedangkan pada auskultasi didapatkan hiperperistaltik usus dan metallic sound . :apat dijumpai tanda peritonitis atau abses lokal bila telah terjadi komplikasi.1& *. Diagnosis
:iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik.1& +. Diagnosis Ban%ing
:iagnosis banding dari hernia inguinalis inkarserata adalah keluhan akut skrotum lainnya dan ileus obstruktif.1& . Penatalaksanaan 132(
!enanganan 3ernia 6nkarserata > Tidak ada terapi konser9atif untuk hernia jenis ini. Fang harus dilakukan adalah operasi secepatnya untuk menghilangkan ileus. > enis operasi 5 a. 3erniotomi
29
!ada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. antong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong b. 3ernioplasti !ada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. 3ernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. :ikenal berbagai metode hernioplastik seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia trans9ersa, dan menjahitkan pertemuan m. tran9ersus internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama con&oint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode assini, atau menjahitkan fasia tran9ersa m. trans9ersus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum cooper pada metode "c Bay. ila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks untuk menutup defek. > !ada hernia inkarserata dapat diperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada isi hernia berdasarkan perhitungan waktu, yaitu 5 - kurang dari 2) jam setelah diagnosis, dapat dianggap isi hernia baru saja terjepit - 2)-)# jam 5 isi hernia mulai mengalami iskemik - )#-&2 jam 5 mulai terjadi ganggren - * hari 5 isi hernia nekrosis > (elain dengan perhitungan waktu, keadaan isi hernia juga dapat dilihat dari 5 - warna usus membiru, iskemik atau nekrosis/ - penilaian 9askularisasi
30
;ntuk penilaian 9askularisasi berikan 8a7l hangat selama $ menit pada usus, bila terjadi perubahan warna dari kebiruan menjadi kemerahan berarti usus masih baik 9iable/ bila setelah pemberian 8a7l hangat warna usus tetap biru berarti usus telah mengalami nekrosis non-9iable/, harus direseksi secara end to end - kemampuan peristaltik usus bila setelah pemberian 8a7l hangat terjadi peristaltik berarti keadaan usus masih baik 9iable/ > ila keadaan umum pasien baik tetapi ususnya non*"iable, maka setelah herniotomi dilakukan reseksi usus non*"iable tadi lalu lubang hernia ditutup dengan hernioraphy dan hernioplasty. > ila keadaan umum pasien jelek, usus non*"iable, maka untuk tahap awal tetap dilakukan herniotomy kemudian usus yang non*"iable tadi dikeluarkan dan diletakkan di atas paha yang dikenal dengan istilah $+(GE+UNG letakkan di muka@ di luar/. :ibuat lubang pada usus untuk keluarnya feses. (etelah keadaan umum pasien membaik baru operasi dapat dilanjutkan. > 6ndikasi $orlagerung 5 - usus non*"iable - ; pasien jelek - 8arcose pembiusan/ yang lama !enatalaksanaan hernia inguinalis inkarserata pada anak dilakukan dengan pasien dipuasakan, dipasang sonde lambung, infus rumatan dan disuntikkan sedatif sampai pasien tertidur dalam posisi 'redelenberg . :engan tertidur, diharapkan tekanan intraperitoneal akan normal kembali dan diharapkan isi kantong hernia akan masuk kembali ke rongga peritoneal. ila dalam waktu 4 jam setelah pasien tertidur, hernia tidak berhasil direduksi, herniotomi harus dilakukan dengan segera.2&
31
!ada bayi dan anak yang mempunyai anatomi inguinal yang normal, tindakan herniotomi hanya terbatas pada ligasi tinggi, memisahkan sakus, dan mengecilkan annulus inguinalis ke ukuran yang semestinya.2& 1. Ko$0likasi
omplikasi hernia inguinalis inkarserata adalah infeksi, hematom skrotalis, hidrokel, hernia inguinalis rekurens, dan bila isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.2& 11. Prognosis
!rognosis hernia inguinalis inkarserata tergantung dari lamanya isi hernia terjepit dan penanganan
yang diberikan untuk mencegah terjadinya komplikasi. !erbaikan klasik
memberikan angka kekambuhan sekitar 1' -*' dalam jarak waktu 1% tahun kemudian. ekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan. ekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. ekambuhan tidak langsung biasanya akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung. ebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum, dimana teganga9cn garis jahitan adalah yang terbesar.1& BAB III PENUTUP .1Kesi$0'lan
Akut skrotum merupakan suatu keadaan timbulnya gejala nyeri dan bengkak pada skrotum beserta isinya yang bersifat mendadak dan disertai gejala lokal dan sistemik yang memerlukan penanganan yang segera tepat, dan adekuat. "enentukan diagnosis akut skrotum bukanlah suatu hal yang mudah karena akut skrotum dapat ditimbulkan oleh berbagai macam sebab dan area pemeriksaan yang lunak membuat pemeriksaan klinis menjadi lebih sulit 32