BAB I PENDAHULUAN
Jantun Jantung g merupa merupakan kan organ organ yang yang berfun berfungsi gsi dalam dalam sistem sistem sirkula sirkulasi si darah. darah. Jantun Jantung g berfun berfungsi gsi untuk untuk memomp memompaa darah darah keselu keseluruh ruh tubuh tubuh untuk untuk memenu memenuhi hi kebu kebutu tuha han n meta metabo boli lism smee pada pada setia setiap p saat saat baik baik isti istirah rahat at,, beke bekerja rja maup maupun un menghadap menghadapii beban. beban. Hal ini dilakukan dengan baik bila kemampuan kemampuan otot jantung untuk untuk memomp memompaa baik, baik, sistem sistem katub katub serta serta pemomp pemompaan aan baik. baik. Bila Bila ditemu ditemukan kan keti ketida dakn knor orm malan alan pada pada sala salah h satu satu di atas atas maka aka memp mempen enga garu ruhi hi efis efisie iens nsii pemompaan dan kemungkinan kemungkinan dapat menyebabknan kegagalan memompa memompa 1,2. Berdasar Berdasarkan kan data data dari dari Badan Badan Keseha Kesehatan tan Dunia Dunia (H!", (H!", penya penyakit kit jantung jantung memiliki persentasi men#apai 2$% dalam kasus kematian di dunia &. 'realensi penyakit kardioaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju 1. Berdasarkan data )lobal Burden of Disease tahun 2***, &*% dari penyakit kardioaskular disebabkan oleh hipertensi. +ritmia merupakan gangguan pada jantung yang berbahaya. +ritmia merupakan kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi, ketidakteraturan, tempat asal as al denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung 2. +ritmia merupakan penyakit yang berbahaya, sehingga memerlukan pengobatan yang segera dan terapi yang teratur untuk men#egah kondisi yang lebih buruk. alah satu diagnosis aritmia yang paling popular digunakan adalah dengan Electrocardiograph Electrocardiograph (-)" (-)"1. 'eri 'eriop oper erat atif if adal adalah ah suat suatu u isti istila lah h gabu gabung ngan an yang ang men#a en#aku kup p tiga tiga fase fase pengalaman pembedahan, yaitu fase praoperatif, fase intraoperatif dan fase post operatif.2 /asing0 masing fase dimulai pada aktu tertentu dan berakhir pada aktu tertentu tertentu pula dengan dengan urutan urutan peristia peristia yang membentuk membentuk pengalaman pengalaman bedah. +ritmia perioperatif merupakan salah satu dari komplikasi perioperatif yang seringkali terjadi pada pasien yang sedang menjalani baik pembedahan non kardiak ataupun pembedahan kardiak dan membutuhkan penanganan yang segera pada kebanyakan kasus. Kasus aritmia telah dilaporkan mun#ul pada 3*,2 % pasien yang menjalani anaestesia anaestesia umum untuk berbagai berbagai prosedur prosedur operasi. operasi.4 5nsiden 5nsiden aritmia aritmia berariasi berariasi pada pasien yang menjalani operasi kardiak maupun yang non kardiak
1
berdasarkan modalitas monitoringnya. +ngka insidensinya berfluktuasi dari 16, % hing hingga ga 61,3 61,3 % deng dengan an moni monito tori ring ng -K) -K) inte interm rmit iten en dan dan 7$ % deng dengan an monit monitori oring ng holter holter kontin kontinu. u. 'ada 'ada pasien pasien yang yang menjala menjalani ni pembed pembedaha ahan n jantun jantung, g, angka insiden aritmia men#apai lebih dari $* %. 4
2
berdasarkan modalitas monitoringnya. +ngka insidensinya berfluktuasi dari 16, % hing hingga ga 61,3 61,3 % deng dengan an moni monito tori ring ng -K) -K) inte interm rmit iten en dan dan 7$ % deng dengan an monit monitori oring ng holter holter kontin kontinu. u. 'ada 'ada pasien pasien yang yang menjala menjalani ni pembed pembedaha ahan n jantun jantung, g, angka insiden aritmia men#apai lebih dari $* %. 4
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. 2.1. Anato Anatomi mi Jantu Jantung ng Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardioaskuler. Jantung
dibentuk oleh organ0organ muskular, apeks dan basis #ordis, atrium kanan dan kiri serta entrikel kanan dan kiri. Jantung memiliki panjang kira0kira 12 #m, lebar lebar 70$ 70$ #m serta tebal kira0kira kira0kira 6 #m. #m. Berat Berat jantung jantung sekitar 301& ons atau 2** sampai 42& gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan.& 'osisi jantung terletak diantar diantar kedua paru dan berada ditengah0ten ditengah0tengah gah dada, bertumpu bertumpu pada pada diafragma diafragma thora#is dan berada berada kira0kira & #m diatas prosesus 8iphoideus. 8i phoideus. 'ada tepi kanan #ranial berada pada tepi #ranialis pars #artilaginis #osta 555 de8tra, 1 #m dari tepi lateral sternum. 'ada tepi kanan #audal berada pada tepi #ranialis pars #artilaginis #osta 95 de8tra, 1 #m dari tepi lateral sternum. :epi kiri #ranial jantung berada pada tepi #audal pars #artilaginis #osta 55 sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri #audal berada pada ruang inter#ostalis &, kira0kira $ #m di kiri linea medi o#lai#ularis. elaput elaput yang membungkus jantung jantung disebut disebut perikardium perikardium dimana dimana terdiri antara lapisan lapisan fibrosa fibrosa dan dan serosa, serosa, dalam #aum peri#ardii peri#ardii yang yang
berfu berfung ngsi si
sebag sebagai ai
pelu peluma mass
agar agar
tida tidak k
ada ada
berisi &* ##
gesek gesekan an
antar antaraa
perikardium dan epikardium. -pikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adala adalah h lapi lapisa san n
yang yang
palin paling g
tebal. tebal.
;api ;apisa san n terak terakhi hirr adal adalah ah lapis lapisan an
endokardium.& +da 4 ruangan ruangan dalam jantung jantung dimana dua dari dari ruang itu disebut disebut atrium dan sisanya adalah entrikel. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya rendahnya tekanan yang ditimbulka ditimbulkan n oleh atrium. ebaliknya entrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama entrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari entrikel kanan. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum", sementara kedua kedua entrik entrikel el dipisah dipisahkan kan oleh sekat sekat antar antar entri entrikel kel (septum (septum inter0 inter0 entrikulo entrikulorum". rum". +trium dan entrikel pada masing0masing masing0masing sisi jantung jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium orifisium atrioentrik atrioentrikuler. uler. !rifisium !rifisium ini dapat terbuka atau tertutup tertutup oleh
suatu katup atrioentrikuler (katup +9". Katup +9 sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral", sedangkan katup +9 sebelah kanan disebut katup trikuspid.&,6
)b1. Bagian < bagian jantung 6 2.2. Fisiologi Jantung 2.2.1. istem induksi jantung +ktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu
didahului oleh aktifitas listrik.6 +ktiitas listrik ini dimulai pada nodus sinoatrial (nodus +" yang terletak pada #elah antara ena #aa superior dan atrium kanan. 'ada nodus + mengaali gelombang depolarisasi se#ara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel0sel otot atrium, nodus atrioentrikuler (nodus +9", berkas His, serabut 'urkinje dan akhirnya ke seluruh otot entrikel. 3
)b 2. istem 5nduksi jantung 3 2.2.2 iklus Jantung
4
iklus jantung men#akup periode dari akhir kontraksi (sistole" dan relaksasi (diastole" jantung sampai akhir sistole dan diastole berikutnya. Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan olume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang melalui ruang0ruang dan masuk ke arteri. 'eristia mekanik dalam siklus jantung & = 1. elama masa diastole (relaksasi", tekanan dalam atrium dan entrikel sama0sama rendah, tetapi tekanan atrium lebih besar dari tekanan entrikel. +trium se#ara pasif terus < menerus menerima darah dari ena (ena • •
#aa superior dan inferior, ena pulmonar". Darah mengalir dari atrium menuju entrikel melalui katup +09 yang
•
terbuka. :ekanan entrikular mulai meningkat saat entrikel mengembang
•
untuk menerima darah yang masuk. Katup semilunar aorta dan pulmonar menutup karena tekanan dalam
pembuluh0pembuluh lebih besar daripada tekanan dalam entrikel. ekitar 3*% pengisian entrikular berlangsung sebelum sistole atrial. • 2. +khir diastole entrikular, nodus 0+ melepas impuls, atrium berkontraksi dan peningkatan tekanan dalam atrium mendorong tambahan darah sebanyak *% ke dalam entrikel. . istole entrikular. +ktiitas listrik menjalar ke entrikel yang mulai berkontraksi. :ekanan dalam entrikel meningkat dengan #epat dan mendorong katup +09 untuk segera menutup. 4. -jeksi darah entrikular ke dalam arteri :idak semua darah entrikular dikeluarkan saat kontraksi. 9olume • •
sistolik akhir darah yang tersisa pada akhir sistole adalah sekitar &* ml 5si sekun#up (3* ml" adalah perbedaan olume diastole akhir (12* ml"
dan olume sistole akhir (&* ml" &. Diastole entri#ular 9entrikel berepolarisasi dan berhenti berkontraksi. :ekanan dalam • entrikel menurun tiba0tiba sampai di baah tekanan aorta dan trunkus •
pulmonari, sehingga katup semilunar menutup (bunyi jantung kedua". +danya peningkatan tekanan aorta singkat akibat penutupan katup
•
semilunar aorta. 9entrikel kembali menjadi rongga tertutup dalam periode relaksasi isoolumetrik karena katup masuk dan katup keluar menutup. Jika
&
tekanan dalam entrikel menurun tajam dari 1** mmHg sampai mendekati nol, jauh di baah tekanan atrium, katup +09 membuka dan siklus jantung dimulai kembali 2.3. EKG 2..1 'engertian -lektrokardiograf (-)" adalah peralatan kedokteran yang digunakan
untuk mengukur aktiitas elektris dari jantung dengan mengukur perbedaan biopotensial pada jantung yang diukur dari bagian luar tubuh. inyal elektrokardiogram merupakan sinyal a# dengan bandith antara *.*& H> sampai 1**H>3. inyal -) normal terdiri atas sebuah gelombang ', gelombang ?@ komplek, gelombang : dan kadang0kadang mun#ul gelombang A&. 2..2 ;ead -K) 1. ;ead bipolar = merekam perbedaan potensial dari 2 elektrode •
;ead 5 = merekam beda potensial antara tangan kanan (@+" dengan tangan kiri (;+" yang mana tangan kanan bermuatan (0" dan tangan kiri bermuatan ("
•
;ead 55 = merekam beda potensial antara tangan kanan (@+" dengan kaki kiri (;C" yang mana tangan kanan bermuatan (0" dan kaki kiri bermuatan ("
•
;ead 555 = merekam beda potensial antara tangan kiri (;+" dengan kaki kiri (;C" yang mana tangan kiri bermuatan (0" dan kaki kiri bermuatan ("
2. ;ead unipolar = merekam beda potensial lebih dari 2 elektrode. Dibagi 2 yaitu lead unipolar ekstremitas dan lead unipolar prekordial ;ead unipolar ekstremitas •
;ead a9@ = merekam beda potensial pada tangan kanan (@+" dengan tangan kiri dan kaki kiri yang mana tangan kanan bermuatan ("
•
;ead a9; = merekam beda potensial pada tangan kiri (;+" dengan tangan kanan dan kaki kiri yang mana tangan kiri bermuatan ("
•
;ead a9C = merekam beda potensial pada kaki kiri (;C" dengan tangan kanan dan tangan kiri yang mana kaki kiri bermuatan ("
6
;ead unipolar prekordial = merekam beda potensial lead di dada dengan ketiga lead ekstremitas. aitu 91 sEd 96
)b . 'emasangan lead dasar ;ead 5, a9;, 9&, 96 menunjukkan bagian lateral jantung, ;ead 55, 555, a9C menunjukkan bagian inferior jantung. ;ead 91 sEd 94 menunjukkan bagian anterior jantung. ;ead a9@ hanya sebagai petunjuk apakah pemasangan -K) sudah benar. umbu listrik jantung atau aksis jantung dapat diketahui dari bidang frontal dan horisontal. Bidang frontal diketahui dengan melihat lead 5 dan a9C sedangkan bidang horisontal dengan melihat lead0lead prekordial terutama 9 dan 94. Formal aksis jantung frontal berkisar 0* sEd 11* derajat.Deiasi aksis ke kiri antara 0* sEd 0$* derajat, deiasi ke kanan antara 11* sEd 017* derajat. 2.. 'emba#aan -K) :idak seluruh bagian rekaman -K) memiliki arti klinis dalam penafsirannya. Hanya bagian < bagian tertentu yang dipakai sebagai dasar penentuan suatu kondisi jantung. Kura -K) menggambarkan proses listrik yang terjadi di atrium dan entrikel. 'roses listrik terdiri dari7,$ = •
Depolarisasi atrium (tampak dari gelombang '"
•
@epolarisasi atrium (tidak tampak di -K) karena bersamaan dengan depolarisasi entrikel"
•
Depolarisasi entrikel (tampak dari kompleks ?@"
•
@epolarisasi entrikel (tampak dari segmen :"
Kura -K) normal terdiri dari gelombang ',?,@, dan : kadang0kadang tampak gelombang A.
3
)b 4. Bagian < bagian -K) )elombang ' memiliki nilai normal = ;ebar G *,12 detik, tinggi G *, m9, selalu (" di lead 55 dan selalu (0" di lead a9@. 5nteral '@ diukur dari permulaan gelombang ' sampai permulaan gelombang ?@ dan nilai normal berkisar *,120*,2* detik. )elombang ?@ (kompleks ?@" memiliki nilai normal = lebar *,*4 0 *,12 detik, tinggi tergantung lead. )elombang ? = yang merupakan defleksi negatif pertama gelombang ?@ memiliki nilai normal = lebar *,*4 detik, dalam 1E gelombang @, jika dalamnya I 1E tinggi gelombang @ berarti Q patologis )elombang @ adalah defleksi positif .
pertama pada gelombang ?@. Amumnya di ;ead a9@, 91 dan 92, gelombang terlihat lebih dalam, dilead 94, 9& dan 96 makin menghilang atau berkurang dalamnya $. )elombang : merupakan gambaran proses repolirisasi 9entrikel. Amumnya gelombang : positif, di hampir semua lead ke#uali di a9@. )elombang A +dalah defleksi positif setelah gelombang : dan sebelum gelombang ' berikutnya. 'enyebabnya timbulnya gelombang A masih belum diketahui, namun
diduga
timbul
akibat
repolarisasi
lambat
sistem
konduksi
5nterentrikuler. 5nteral '@ diukur dari permulaan gelombang ' sampai permulaan gelombang ?@. Filai normal berkisar antara *,12 < *,2* detik ini merupakan aktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi +trium dan jalannya implus melalui berkas His sampai permulaan depolarisasi entrikuler. egmen : diukur dari akhir gelombang ?@ sampai permulaan gelombang :. segmen ini normalnya isoelektris, tetapi pada lead prekkordial dapat berpariasi dari < *,& sampai 2mm. segmen : yang naik diatas garis isoelektris disebut : eleasi dan yang turun dibaah garis isoelektris disebut ST depresi Kertas -K) merupakan kertas grafik yang terdiri dari garis horisontal dan ertikal berbentuk bujur sangkar dengan jarak 1 mm. )aris yang lebih tebal (kotak besar" terdapat pada setiap & mm. )aris hori>ontal menggambarkan aktu (detik" yang mana 1 mm (1 kotak ke#il" *,*4 detik, & mm (1 kotak
7
besar" *,2* detik. )aris erti#al menggambarkan oltase yang mana 1 mm (1 kotak ke#il" *,1 m9. 2..4 'enentuan frekuensi dan irama jantung ara menentukan frekensi melalui gambaran -K) dapat dilakukan dengan #ara yaitu = a. ** dibagi jumlah kotak besar antara @ < @ b. 1&** dibagi jumlah kotak ke#il antara @ < @ #. +mbil -K) strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah gelombang ?@ dalam 6 detik tersebut kemudian dikalikan 1* Dalam menentukan irama jantung urutan yang harus ditentukan adalah sebagai berikut = 0 :entukan apakah denyut jantung berirama teratur atau tidak 0 :entukan berapa frekensi jantung (H@" 0 :entukan gelombang ' adaEtidak dan normalEtidak 0 :entukan interal '@ normal atau tidak 0 :entukan gelombang ?@ normal atau tidak 5rama -K) yang normal impuls (sumber listrik" berasal dari Fodus +, maka iramanya disebut dengan irama sinus (sinus rhytm". Kriteria irama sinus adalah = 0 5rama yang teratur 0 Crekensi jantung (H@" 6* < 1** 8Emenit 0 )elombang ' normal, setiap gelombang ' selalu diikuti gel ?@, : 0 )elombang ?@ normal (*,*6 < *,12 detik" 0 '@ interal normal (*,120*,2* detik"
2.. A!itmia +ritmia merupakan suatu keadaan abnormalitas dari ke#epatan denyut
jantung (rate", irama (rhythm" atau konduksi (conduction" yang
dapat
berakibat lethal ( sudden cardiac death" atau simptomatik 2,1*. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapat menyebabkan aritmia adalah = •
'eradangan jantung seperti demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis karena infeksi".
•
)angguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner" misalnya iskemia miokard, infark miokard. $
•
5ntoksikasi obat antara lain oleh digitalis, Luinidin, dan obat0obat anti aritmia lainnya.
•
)angguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia".
•
)angguan pada pengaturan susunan saraf otonom
•
)angguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
•
)angguan metaboli# (asidosis, alkalosis".
•
)angguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme".
•
)agal jantung.
•
Kardiomiopati atau tumor jantung.
•
'enyakit degeneratif (fibrosis system konduksi jantung".
'embagian aritmia11 =
2.". Ti#$ % Ti#$ A!itmia12 2.&.1 Bradikardia sinus 'ola -K) bradikardia sinus adalah sebagai berikut = M Crekuensi = 4* sampai 6* denyut per menit M )elombang ' = mendahului setiap kompleks ?@N interal '@ normal M Kompleks ?@ = biasanya normal M Hantaran = biasanya normal M 5rama= reguler emua karakteristik bradikardi sinus sama dengan irama sinus normal,
ke#uali frekuensinya. Bila frekuensi jantung yang lambat mengakibatkan perubahan hemodinamika yang bermakna, sehingga menimbulkan sinkop (pingsan", angina, atau disritmia ektopik, maka penatalaksanaan ditujukan untuk meningkatkan frekuensi jantung. Bila penurunan frekuensi jantung diakibatkan oleh stimulasi agal (stimulasi saraf agul" seperti jongkok saat buang air besar atau buang air ke#il, penatalaksanaan harus diusahakan
1*
untuk men#egah stimulasi agal lebih lanjut. !bat pilihan untuk menangani bradikardia adalah atropine.
)b &. :ampilan -K) sinus bradikardia 11 'erhatikan -K) = Jika -K) &u'an +9 blo#k derajat 55 tipe 2 atau +9 total E derajat lakukan langkah sebagai berikut= •
Berikan sulfas +tropin *,& mg 59 sambil perhatikan monitor -K) untuk melihat responpeningkatan denyut jantung, jika tidak ada ulangi lagi *,& mg (setiap < & menit", sampai ada respon peningkatan denyut jantung
•
atau dosis atropine telah men#api mg. Jika dosis sulfas atropine telah men#apai mg dan belum terjadi peningkatan denyut jantung I 6*8Emenit, pertimbangkan pemberian obat yang lain seperti epinefrin 2 01* mi#rogramE menit atau dopamine 201* mi#rogramEkgBBEmenit. +tropin sulfat • /erupakan obat golongan para simptolitik yang dapat memper#epat sinus dan atau pa#u jantung atrial dan memper#epat konduksi +9. +tropin sulfat hanya digunakan untuk penanganan bradikardia
setelah
entilasi
dan
oksigenasi
adekuat
tidak
memberikan respons. Amumnya bradikardia disebabkan karena hipoksemia. +tropin juga digunakan untuk penanganan bradikardia karena refleks agal selama intubasi bila oksigenasi baik. alaupun digunakan untuk bradikardia dengan tanda syok se#ara klinis (perfusi yang jelek atau hipotensi", pada keadaan ini pemberian epinefrin lebih efektif. Bradikardia yang simptomatik dengan +9 blok dapat diatasi dengan atropin. Dosis agolitik atropin yang dipakai adalah adalah *,*2 mgEkgBB, dosis minimal *,1 mg dan dosis tunggal maksimal pada anak *,& mg . +tropin dapat diulang setelah & menit dengan pada anak 1,* mg . Dosis intraena ini bisa juga diberikan melalui
11
endotrakeal tube, alaupun penyerapan ke dalam sirkulasi melalui jalan ini tidak dapat diper#aya. Dosisnya 2 sampai kali lebih tinggi dari dosis intraena.:akikardia setelah pemberian atropin biasanya berupa sinus takikardia dan dapat ditoleransi dengan baik. Jika gambaran -K) adalah blo#k derajat 55 tipe 2 atau +9 total E derajat lakukan langkah sebagai berikut= •
egera pasang pa#u jantung transkutan sambil menunggu pemasangan
•
pa#u jantung tranesa( Konsultasi ke dokter ahli jantung" ari dan tangani penyebab yang dapat menyokong seperti hipoglikemia, hipokalemia, hipoolumia, asidosis, tamponade jantung, trauma.
2.&.2 Blok +9 Derajat atu
12
'enyekat +9 derajat satu biasanya berhubungan dengan penyakit jantung organi# atau mungkin disebabkan oleh efek digitalis. Hal ini biasanya terlihat pada pasien dengan infark miokard dinding inferior jantung. Karakteristik = M Crekensi = Berariasi, biasanya 6* sampai 1** denyut per menit. M )elombang ' = /endahului setiap kompleks ?@. 5nteral '@ berdurasi lebih besar dari *, 2* detik. M Kompleks ?@ = /engikuti setiap gelombang ', biasanya normal. M Hantaran = Hantaran menjadi lambat, biasanya di setiap tempat antara jaringan penyambung dan jaringan purkinje, menghasilkan interal '@ yang panjang. Hantaran entrikel biasanya normal. M 5rama = Biasanya regular. Disritmia ini penting karena dapat mengakibatkan hambatan jantung yang lebih serius. /erupakan tanda bahaya. /aka pasien harus dipantau ketat untuk setiap tahap lanjut penyekat jantung.
2.&.12 Blok +9 Derajat Dua
)b. 6. :ampilan -K) Blok +9 derajat 5 1* 2.&. Blok +9 Derajat Dua 'enyekat +9 derajat dua juga disebabkan oleh penyakit jantung organik, infark miokard atau intoksikasi digitalis. Bentuk penyekat ini menghasilkan penurunan frekuensi jantung dan biasanya penurunan #urah jantung. Karakteristik = M Crekuensi = * sampai && denyut per menit. Crekuensi atrium dapat lebih #epat dua , tiga atau empat kali disbanding frekensi entrikel. M )elombang ' = :erdapat dua, tiga atau empat gelombang untuk setiap kompleks ?@. 5nteral '@ yang dihantarkan biasanya berdurasi normal. M Kompleks ?@ = Biasanya normal. M Hantaran = atu atau dua impuls tidak dihantarkan ke entrikel. M 5rama = Biasanya lambat dan regular. 'enanganan diarahkan untuk meningkatkan frekensi jantung guna mempertahankan #urah jantung normal. 5ntoksikasi digitalis harus ditangani.
1
)b 3. )ambaran -K) Blok +9 derajat 55 tipe en#keba#h 11
)b 7. )ambaran -K) Blok +9 derajat 55 /obit> tipe 2 11 2.&.4 Blok +9 Derajat :iga Blok +9 derajat tiga (penyekat jantung lengkap" juga berhubungan dengan penyakit jantung organi#, intoksikasi digitalis dan /5. frekensi jantung berkurang drasti#, mengakibatkan penurunan perfusi ke organ ital, seprti otak, jantung, ginjal, paru dan kulit. Karakteristik = M +sal = 5mpuls berasal dari nodus +, tetapi tidak dihantarkan ke serat purkinje. /ereka disekat se#ara lengkap. /aka setiap irama yang lolos dari daerah penyambung atau entrikel akan mengambil alih pa#emaker. M Crekuensi = frekuensi atrium 6* sampai 1** denyut per menit, frekuensi entrikel 4* sampai 6* denyut per menit bila irama yang lolos berasal dari daerah penyambung, 2* sampai 4* denyut permenit bila irama yang lolos berasal dari entrikel. M )elombang ' = )elombang ' yang berasal dari nodus + terlihat regular sepanjang irama, namun tidak ada hubungan dengan kompleks ?@. M Kompleks ?@ = Bila lolosnya irama berasal dari daerah penyambung, maka kompleks ?@ mempunyai konfigurasi supraentrikuler yang normal, tetapi tidak berhubungan dengan gelombang '. Kompleks ?@ terjadi se#ara regular. Bila irama yang lolos berasal dari entrikel, kompleks ?@ berdurasi *, 1* detik lebih lama dan baisanya lebar dan landai. Kompleks ?@ tersebut mempunyai konfigurasi seperti kompleks ?@ pada '9. M Hantaran = Fodus + melepaskan impuls dan gelombang ' dapat dilihat. Famun mereka disekat dan tidak dihantarkan ke entrikel. 5rama yang lolos dari daerah penyambung biasnaya dihantarkan se#ara normal ke
14
entrikel. 5rama yang lolos dari entrikel bersifat ektopik dengan konfigurasi yang menyimpang. 5rama = Biasanya lambat tetapi regular.
)b $. )ambaran -K) Blok +9 derajat 555 11 'enanganan diarahkan untuk meningkatkan perfusi ke organ ital. 'enggunaan pa#e maker temporer sangat dianjurkan. /ungkin perlu dipasang pa#e maker permanent bila blok bersifat menetap. 2.&.& :akikardia sinus 'ola -K) takikardia sinus adalah sebagai berikut = 0 Crekuensi = 1** sampai 17* denyut permenit. 0 )elombang ' = /endahului setiap kompleks ?@, dapat tenggelam dalam gelombang : yang mendahuluinyaN interal '@ normal. 0 Kompleks ?@ = Biasanya mempunyai durasi normal. 0 Hantaran = Biasanya normal. 0 5rama = @eguler. emua aspek takikardia sinus sama dengan irama sinus normal ke#uali frekeunsinya. :ekanan sinus karotis, yang dilakukan pada salah satu sisi leher, mungkin efektif memperlambat frekuensi untuk sementara, sehingga dapat membantu menyingkirkan disritmia lainnya. Begitu frekuensi jantung
meningkat,
maka
aktu
pengisian
diastoli#
menurun,
mengakibatkan penurunan #urah jantung dan kemudian timbul gejala sinkop dan tekanan darah rendah. Bila frekensi tetap tinggi dan jantung tidak mampu mengkompensasi dengan menurunkan pengisian entrikel, pasien dapat mengalami edema paru akut.
)b 1*. )ambaran -K) sinus takikardia 11
1&
Dalam penanganan takikardi yang paling penting adalah menetukan apakah nadi teraba atau tidak .jika nadi teraba, tentukan apakah pasien stabil atau tidak stabil (terdapat syok , edem paru, hipotensi". emua takikardi tidak stabil harus segera di kardioersi ke#uali sinus takikardi. inus takikardi adalah respon fisiologi untuk mempertahankan #urah jantung.Jika terjadi gangguan hemodinamik (misalnya ada tanda0 tanda syok" maka harus di#ari penyebabnya , bukan dilakukan kardioersi pada sinus takikardinya.
2.&.6 Kontraksi prematur atrium Karakteristik = M Crekensi = 6* sampai 1** denyut per menit. M)elombang ' = Biasanya mempunyai konfigurasi yang berbeda dengan gelombang ' yang berasal dari nodus +. M Kompleks ?@ = Bisa normal, menyimpang atai tidak ada. M Hantaran = Biasanya normal.
16
M 5rama = )elombang ' akan terjadi lebih aal dalam siklus dan biasanya tidak akan mempunyai jeda kompensasi yang lengkap.
)b 11. )ambaran -K) Kontraksi prematur atrium 11 Kontraksi atrium prematur sering terlihat pada jantung normal. 'asien biasanya mengatakan berdebar0debar. Berkurangnya denyut nadi (perbedaan antara frekensi denyut nadi dan denyut apeksi" bisa terjadi. Bila terjadi '+ sering (lebih dari 6 per menit" atau terjadi selama repolarisasi atrium, dapat mengakibatkan disritmia serius seperti fibrilasi atrium. 2.&.3 :akikardia +trium 'aroksimal +dalah takikardia atrium yang ditandai dengan aitan mendadak dan penghentian mendadak. Dapat di#etuskan oleh emosi, tembakau, kafein, kelelahan, pengobatan simpatomimetik atau al#ohol. :akikardia atrium paroksimal biasanya tidak berhubungan dengan penyakit jantung organi#. Crekuensi yang sangat tinggi dapat menyebabkan angina akibat penurunan pengisian arteri koroner. urah jantung akan menurun dan dapat terjadi gagal jantung. Karakteristik = M Crekuensi = 1&* sampai 2&* denyut per menit. M )elombang ' = -ktopik dan mengalami distorsi dibanding gelombang ' normalN dapat ditemukan pada aal gelombang :N interal '@ memendek (Kurang dari *, 12 detik". M Kompleks ?@ = Biasanya normal, tetapi dapat mengalami distorsi apabila terjadi penyimpangan hantaran. M Hantaran = Biasanya normal. M 5rama = @eguler.
2.&.7 Cluter atrium :erjadi bila ada titik fo#us di atrium yang menangkap irama jantung dan membuat impuls antara 2&* sampai 4** kali permenit. Karakter penting
13
pada disritmia ini adalah terjadinya penyekat tetapi terhadap nodus +9, yang men#egah penghantaran beberapa impuls. 'enghantaran impuls melalui jantung sebenarnya masih normal, sehingga kompleks ?@ tak terpengaruh. :anda penting dari disritmia tipe ini adalah adanya hantaran 1=1 impuls atrium yang dilepaskan 2&* < 4** kali permenit yang akan mengakibatkan fibrilasi entrikel, suatu disritmia yang mengan#am nyaa. Karakteristik = M Crekuensi = frekensi atrium antara 2&* sampai 4** kali denyut per menit. M 5rama = @eguler atau ireguler, tergantung jenis penyekatnya (misalnya 2=1, =1 atau kombinasinya". M )elombang ' = :idak ada, melainkan diganti oleh pola gigi gergaji yang dihasilkan oleh fo#us di atrium yang melepaskan impuls dengan #epat. )elombang ini disebut sebagai gelombang C. M Kompleks ?@ = Konfigurasinya normal dan aktu hantarannya juga normal. M )elombang : = +da namun bisa tertutup oleh gelombang flutter. 'enanganan yang sesuai sampai saat ini untuk flutter atrium adalah sediaan digitalis. !bat ini akan menguatkan penyekat nodus +9, sehingga memperlambat frekensinya. ?uinidin juga dapat diberikan untuk menekan tempat atrium ektopik.penggunaan digitalis bersama dengan Luinidin biasanya bisa merubah disritmia ini menjadi irama sinus. :erapi medis lain yang berguna adalah penyekat kanal kalsium dan penyekat beta adrenergi#. Bila terapi medis tidak berhasil, fluter atrium sering berespons terhadap kardioersi listrik.
)b 12. )ambaran -K) Clutter atrium 12 2.&.$ Cibrilasi atrium Cibrilasi atrium adalah ketidakteraturan aktiitas listrik atrium dengan laju entri#ular bergantung pada transmisi nodus +9 yang terus menerus, biasanya sekitar 12*017* detak per menit.. Cibrilasi atrium bisa terjadi
17
se#ara tiba0tiba, persistten dan permanen. Cibrilasi atrium bisa terjadi karena pemakaian obat0obat anestesi ataupun terjadi selama anestesi.1& Karakteristik = M Crekuensi = frekuensi atrium antara &* sampai 6** denyut permenitN respons entrikuler biasanya 12* sampai 2** denyut per menit. M )elombang ' = tidak terdapat gelombang ' yang jelasN tampak indulasi yang ireguler, dinamakan gelombang fibrilasi atau gelombang C, interal '@ tidak dapat diukur. M Kompleks ?@ = Biasanya normal . M Hantaran = Biasanya normal melalui entrikel. Ditandai oleh respons entrikuler ireguler, karena nodus +9 tidak berespon terhadap frekensi atrium yang #epat, maka impuls yang dihantarkan menyebabkan entrikel berespon ireguler. M 5rama = ireguler dan biasanya #epat, ke#uali bila terkontrol. 5reguleritas irama diakibatkan oleh perbedaan hantaran pada nodus +9. +da berbagai ma#am penyebab dari fibrilasi atrium. 'enyebab tersering adalah iskemia miokard. 'enyebab lainnya adalah sepsis (khususnya pneumonia",
abnormalitas
hipomagnesemia",
elektrolit
hipertensi,
gagal
(khususnya jantung,
hipokalemia
tiroktosikosis,
atau
al#ohol,
peri#arditis, dan operasi thoraks. 'enatalaksanaan fibrilasi atrium dibedakan menjadi beberapa onset= Jika onset 47 jam • 0 +tasi penyebab terutama yang disebabkan oleh gangguan 0
elektrolit. +miodarone ** mg 59 lebih dari 1 jam melalui central line.;anjutkan dengan $** mg di atas 2 jam. Dan dapat dikombinasi dengan beta bloker atau digoksin. Hati0hati
0
dengan efek samping berupa fibrosis pulmonary. Beta bloker (metoprolol & mg 59" menurunkan laju entrikel. Beta loker akan memperbaiki kondisi takikardi menjadi
0
ritme sinus. Hindari penggunaan #al#ium #hannel blo#kers. Digoksin &** ug 59 lebih dari 2* menit, ulangi 407 jam. /aksimal 101,& mg. Digoksin memiliki indeks terapi yang sempit dan membutuhkan penguranganan dosis pada pasien dengan a#ute kidney injury. Digoksin digunakan hanya untuk mengkontrol detak jantung dan tidak dapat mengubah aritmia menjadi ritme sinus.
1$
0
Cle#ainide 2 mgEkg BB (maksimal 1&* mg" 59 dlebih dari * menit dengan monitoring jantung merupakan obat terbaik sebagai #ardioersi kembali ke ritme sinus. Famun, tidak bisa digunakan jika ada is#haemi# heart disease.
•
Jika onset I 47 jam 'asien menderita fibrilasi atrium lebih dari 47 jam memiliki resiko tinggi dalam terjadinya pembentukan bekuan darah pada atrium dan sistemik emboli, yang menyebabkan gangguan #ereroaskular. !leh karena peningkatan resiko tromboemboli, pasien sebaiknya diberikan antikoagulan selama minggu hingga men#apai laju entri#ular 1** detak per menit. 0 Digoksin untuk mengontrol laju jantung. ;oading dengan *,& mgE12 jam selama 24 jam, diikuti dengan maintenan#e 0 0 0
*,12&0*,2& mgEhari. Beta bloker +miodarone 9erapamil &01* mg 59 berguna untuk pasien yang tidak bisa
0
menggunakan beta bloker, #ontoh karena riayat asma. +ntikoagulan
)b 1. )ambaran -K) fibrilasi atrium 12 2.&.1* Kontraksi 'rematur 9entrikel Kontraksi entrikel premature ('9" terjadi akibat peningkatan otomatisasi sel otot entrikel. '9 bisa disebabkan oleh toksisitas digitalis, hipoksia, hipokalemia,
demam,
asidosis,
latihan,
atau
peningkatan
sirkulasi
katekolamin. '9 jarang terjadi dan tidak serius. Biasanya pasien merasa berdebar0debar teapi tidak ada keluhan lain. Famun, demikian perhatian terletak pada kenyataan baha kontraksi premature ini dapat menyebabkan disritmia entrikel yang lebih serius. )elombang : memperlihatkan periode di mana jantung lebih berespons terhadap setiap denyut dan tereksitasi se#ara disritmik. Karakteristik = M Crekuensi = 6* sampai 1** denyut per menit. 2*
M )elombang ' = :idak akan mun#ul karena impuls berasal dari entrikel. M Kompleks ?@ = Biasanya lebar dan aneh, berdurasi lebih dari *, 1* detik. /ungkin berasal dari satu fo#us yang sama dalam entrikelN atau mungkin memiliki berbagai bentuk konfigurasi bila terjadi dari multi fo#us di entrikel. M Hantaran = :erkadang retrograde melalui jaringan penyambung dan atrium. M 5rama = 5reguler bila terjadi denyut premature. Antuk mengurangi iritabilitas entrikel, harus ditentukan penyebabnya dan bila mungkin, dikoreksi. !bat anti disritmia dapat dipergunakan untuk pengobatan segera atau jangka panjang. !bat yang biasanya dipakai pada penatalaksanaan akut adalah lidokain, prokainamid, atau Luinidin mungkin efektif untuk terapi jangka panjang.
)b 14. )ambaran -K) kontraksi prematur entrikel 12 2.&.11 Bigemini 9entrikel E 9entrikel ekstrasistole Bigemini entrikel biasanya diakibatkan oleh intoksikasi digitalis, penyakit artei koroner, /5 akut, dan HC. 5stilah bigemini menga#u pada kondisi dimana setiap denyut adalah prematur. Karakteristik = M Crekuensi = Dapat terjadi pada semua frekuensi jantung, tetapi biasanya kurang dari $* denyut per menit. M )elombang ' = eperti yang diterangkan pada '9N dapat tersembunyi dalam kompleks ?@. M Kompleks ?@ = etiap denyut adalah '9 dengan kompleks ?@ yang lebar dan aneh dan terdapat jeda kompensasi lengkap. M Hantaran = Denyut sinus dihantarkan dari nodus sinus se#ara normal, namun '9 yang mulai berselang seling pada entrikel akan mengakibatkan hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium. M 5rama = 5reguler. Bila terjadi denyut ektopik pada setiap denyut ketiga maka disebut trigemini, tiap denyut keempat, Luadrigemini. 'enanganan bigemini entrikel adalah sama dengan '9 karena penyebab yang sering mendasari adalah intoksikasi digitalis, sehingga penyebab ini harus disingkirkan atau diobati bila ada. Bigemini entrikel akibat intoksikasi digitalis diobati dengan fenitoin (dilantin".
21
)b 1&. )ambaran -K) Bigemini 1
)b 16. )ambaran -K) :rigemini1 2.&.12 :akikardia 9entrikel Disritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard, seperti '9. 'enyakit ini biasanya berhubungan dengan penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi entrikel. :akikardia entrikel sangat berbahaya dan harus dianggap sebagai keadaan gaat darurat. 'asien biasanya sadar akan adanya irama #epat ini dan sangat #emas. 5rama entrikuler yang diper#epat dan takikardia entrikel mempunyai karakteristik = M Crekuensi = 1&* sampai 2** denyut per menit. M )elombang ' = Biasanya tenggelam dalam kompleks ?@N bila terlihat, tidak selalu mempunyai pola yang sesuai dengan ?@. Kontraksi entrikel tidak berhubungan dengan kontraksi atrium. M Kompleks ?@ = /empunyai konfigurasi yang sama dengan '9, dengan gelombang : terbalik. Denyut entrikel dapat bergabung dengan ?@ normal, menghasilkan denyut gabungan. M Hantaran = Berasal dari entrikel, dengan kemungkinan hantaran retrograde ke jaringan penyambung dan atrium. M 5rama = Biasanya regular, tetapi dapat juga terjadi takiakrdia entrikel ireguler. :erapi yang akan diberikan dtentukan oleh dapat atau tidaknya pasien bertoleransi terhadap irama yang #epat ini. 'enyebab iritabilitas miokard harus di#ari dan dikoreksi segera. !bat antidisritmia dapat digunakan. Kardioersi perlu dilakukan bila terdapat tanda0tanda penurunan #urah jantung. 22
)b 13. )ambaran -K) :akikardia 9entrikel 11 2.&.1 Cibrilasi 9entrikel Cibrilasi entrikel adalah denyutan entrikel yang #epat dan tak efektif. 'ada disritmia ini denyut jatung tidak terdengar dan tidak teraba, dan tidak ada respirasi. 'olanya sangat ireguler dan dapat dibedakan dengan disritmia tipe lainnya. Karena tidak ada koordinasi antiitas jantung, maka dapat terjadi henti jantung dan kematian bila fibrilasi entrikel tidak segera dikoreksi. Karakteristik = M Crekuensi = epat, tak terkoordinasi dan tak efektif. M )elombang ' = :idak terlihat. M Kompleks ?@ = epat, undulasi ireguler tanpa pola yang khas (multifokal". 9entrikel hanya memiliki gerakan yang bergetar. M Hantaran = Banyak fo#us di entrikel yang melepaskan impuls pada saat yang sama mengakibatkan hantaran tidak terjadiN tidak terjadi kontraksi entrikel. M 5rama = angat ireguler dan tidak terkordinasi, tanpa pola yang khusus.
O
)b 17. )ambaran -K) fibrilasi entrikel 1 :atalaksana fibrilasi entrikel adalah sama dengan tatalaksana entrikel takikardi tanpa nadi = •
;akukan surey +BD ( jika memungkinkan pasang intubasi trakea" dan lanjutkan @J' sambil menunggu alat listrik datang. ketika alat datang ,
•
pasang sadapan tanpa menghentikan @J' , lalu lihat irama. Bila terlihat gambaran 9C , lakukan kejut listrik unsyn#hroni>ed dengan energi &* J( untuk monofasik " atau 2** J ( untuk bifasik". ;akukan @J' selama 2 menit (& siklus" setelah itu monitoring -K). Bila masih 9C , lakukan kejut listrik kedua ,@J' selama 2 menit (& siklus", bila 59 line telah terpasang beri -pinefrin1mg 59 yang dapat diulangi setiap < &
2
menit. !bat alternatie lain adalah lidokain 101,& mgEkgbb dan amiodaron •
**mg. lidokain dosis aal 101,& mgEkgbb dan diikuti *,&0*,3& mg E kgBB sampai maksimal dose mggEkgBB
2.&.14 :orsades de 'ointes 'ada -K), tampilan torsades de pointes memiliki karakteristik berupa kompleks iregular yang tajam dan #epat yang se#ara berkelanjutan berubah dari kenaikan ke kanan ke posisi yang berkebalikan. +ntara setiap takhikardia, -K) menunjukkan ?: interal yang memanjang.
)b 1$. )ambaran -K) :orsades de 'ointes 1
Disamping tipe < tipe aritmia diatas, aritmia juga meliputi tipe henti jantung lain seperti = 2.&.1& +sistole 9entrikel 'ada asistole entrikel tidak akan terjadi kompleks ?@. :idak ada denyut jantung, denyut nadi dan pernapasan. :anpa penatalaksanaan segera, asistole entrikel sangat fatal. Karakteristik = M Crekuensi = tidak ada. M )elombang ' = /ungkin ada, tetapi tidak dapat dihantarkan ke nodus +9 dan entrikel. M Kompleks ?@ = :idak ada. M Hantaran = Kemungkinan, hanya melalui atrium. M 5rama = :idak ada.
24
@esusitasi jantung paru ('@" perlu dilakukan agar pasien tetap hidup. Antuk menurunkan stimulasi agal, berikan atropine se#ara intraena. -finefrin (intrakardiak" harus diberikan se#ara berulang dengan interal setiap lima menit. Fatrium bikarbonat diberikan se#ara intraena.
)b 2*. )ambaran -K) +sistole 9entrikel 1
2.&.16 'ulseless -le#tri#al +#tiity ('-+"
2&
/erupakan kondisi henti jantung dimana ritme jantung terlihat pada -K) tapi tidak menimbulkan nadi atau detak jantung.
)b 21. )ambaran -K) '-+ 11 2.( P$nanganan A!itmia P$!io#$!ati) +ritmia pada pasien selama proses perioperatif dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu11,1 = 1. Caktor yang berkaitan dengan pasien a. 'asien dengan gangguan jantung yang telah diketahui memiliki angka insiden aritmia selama anestesia yang yang lebih tinggi dibandingkan pasien tanpa gangguan jantung sebelumnya. +ritmia umumnya lebih fatal pada pasien dengan gangguan jantung. b. 'enyakit sistem saraf pusat. 'asien dengan penyakit intrakranial terutama pendarahan subarakhnoid akan menunjukkan -K) abnormal seperti perubahan di interal ?:, gelombang ?, perubahan segmen : dan kemun#ulan gelombang A #. Amur tua. +trial fibrilasi post operatif merupakan komplikasi yang seringkali mun#ul pada pasien lanjut usia yang menjalani pembedahan thorak. 'enuaan menyebabkan perubahan degeneratif pada anatomi atrial dan juga diikuti perubahan relatif pada fisiologis jantung. 2. Caktor yang berkaitan dengan proses anesthesia a. 5ntubasi trakea. /erupakan salah satu penyebab paling sering dari aritmia selama proses induksi yang sering diasosiasikan dengan gangguan hemodinamik b. +nesthesia umum. Halothane atau enflurane menyebabkan aritmia, kemungkinan disebabkan oleh mekanisme reenterant #. +nesthesia lokal. +nesthesia regional yang diikuti dengan blok neura8ial sentral dihubungkan dengan dominasi sistem parasimpatik dapat menyebabkan bradiaritmia d. Ketidakseimbangan elektrolit dan abnormalitas gas darah. Hiperkarbia, hipoksemia atau ketidakseimbangan elektrolit menimbulkan aritmia akibat proses mekanisme reenterant atau mengubah fase depolarisasi
26
dari
fiber
penghubung.
Hipokalemia
atau
hiperkalemia
juga
menyebabkan aritmia e. Kanulasi ena sentral. timulasi dari refleks sinus karotis mungkin dapat disebabkan oleh tekanan dari jari selama proses kanulasi ena jugularis sebagai akibat dari masuknya kateter ena sentral ke atrium kanan yang dapat menyebabkan aritmia. . Caktor yang berkaitan dengan proses pembedahan a. !perasi jantung. +ritmia bisa dilihat segera setelah proses pelepasan kross klem ketika miokardia pulih dari gangguan iskemia dan memun#ulkan ritme sinus normal. :indakan bedah seperti retraksi jantung selama operasi dengan jantung berdetak, kanulasi ena atau penjahitan pada atrium bisa menimbulkan aritmia b. !perasi tanpa pembedahan jantung. timulasi agal pada peritoneum atau penekanan langsung pada nerus agus selama pembedahan arteri karotis dapat menyebabkan bradikardia atau blok +9
2.6.1 'enanganan 'reoperatif 'enilaian preoperatif pasien dengan aritmia men#akup14 = • •
• •
emua
+da tidaknya aritmia yang diderita dan jenis aritmia yang mun#ul 'endekatan medikal yang digunakan untuk mengatasi aritmia yang timbul selama ini 'enilaian status gi>i dan status olume #airan pasien +da tidaknya gangguan penyerta lainnya
data0data
di
atas
bisa didapat
dengan melakukan anamnesis
riayat perjalanan penyakitnya, pemeriksaan fisik, tes laboratorium rutin dan prosedur.'enilaian status olume #airan tubuh adalah menyangkut apakah status hidrasi yang dinilai merupakan yang sebenarnya ataukah suatu relatif hipoolemia (berkaitan dengan penggunaan diuretika dan asodilator". Disamping itu penggunaan diuretika yang
rutin,
sering
menyebabkan
hipokalemia dan hipomagnesemia yang dapat menyebabkan peningkatan resiko aritmia. -K) dan 80ray toraks sangat diperlukan untuk mengealuasi jantung.Antuk
ealuasi
ginjal,
urinalisis, serum
kreatinin
dan
BAF
23
sebaiknya diperiksa untuk memperkirakan seberapa tingkat kerusakan parenkim ginjal. Jika ditemukan ternyata gagal ginjal kronis, maka adanya hiperkalemia dan peningkatan olume plasma perlu diperhatikan.
'reoperatif pada fibrilasi atrium= •
+namnesis= 'astikan terjadinya serangan pertama. Cibrilasi atrium dapat berulang stelah 2 atau lebih serangan yang dibedakan menjadi paroksismal, persisten dan permanen fibrilasi atrium. 0 Cibrilasi atrium paroksismal 'asien tidak memiliki keluhan dan tidak menyadari episode serangan dari fibrilasi atrium. )ejalanya meliputi palpitasi, 0
0
nyeri dada, dispnue, fatiLue, sinkop. Cibrilasi atrium persisten Cibrilasi atrium persisten merupakan
kelanjutan
dari
kelistrikan #ardioersi menjadi sinus ritme. Cibrilasi atrium permanen Cibrilasi atrium permanen merupakan kelanjutan dari fibrilasi atrium dimana #ardioersi tidak berhasil mengembalikan laju
•
jantung menjadi ritme sinus. 'emeriksaan= 'emeriksaan -K) harus dilakukan untuk memastikan adanya fibrilasi atrium. elain itu pemeriksaan analisa gas darah pre operatif perlu dilakukan untuk mengidentifikasi gangguan elektrolit karena pada
•
fibrilasi atrium lebih sering terjadi hipokalemia atau hipomagnesemia. /edikasi pre operatif= 1. Kontrol irama sinus. Kontrol irama sinus bertujuan untuk mempertahankan irama sinus dan men#egah terjadinya gejala0gejala yang membahayakan pasien #ontohnya emboli, kadriomiopati. !bat0obatan yang direkomendasikan untuk mengontrol irama sinus adalah amiodaron, sotalol, erapamil, fle#ainide. 2. :ingkat pengendalian. :ujuanya untuk mengendalikan tingkat entrikel selama istirahat dan olahraga. !bat0obatan yang digunakan adalah beta bloker, #al#ium #hannel blo#ker, digoksin. !bat0obatan ini menekan konduksi di +9 node dan dapat menyebabkan bradikardi. . +ntikoagulan. Bukti saat ini menunjukkan baha pasien dengan paroksismal, persisten dan permanen fibrilasi atrium memiliki risiko
27
yang sama untuk mengalami stroke. 'asien dengan risiko terbesar adalah orang tua dan orang0orang dengan riayat tromboemboli, diabetes mellitus, penyakit arteri koroner, hipertensi, gagal jantung dan thyroto8i#osis. +ntikoagulan oral efektif untuk pen#egahan sekunder stroke pada +C dengan pengurangan lebih dari 6*%. 2.6.2 'enanganan 5ntraoperatif 'enanganan intraoperatif umum meliputi11,12 = 0
'emberian entilasi dan oksigenisasi yang adekuat
0
'emantauan pembiusan
0
'engukuran 'a!2, 'a!2, asam basa, elektrolit dan temperatur yang optimum
0
@eealuasi riayat penyakit
0
'ersiapan obat < obatan anti aritmia
0
'ersiapan
'enanganan intraoperatif pasien dengan bradikardia =
2$
)b 22. +lgoritma penanganan pasien bradikardia intraoperatif 11
'enanganan intraoperatif pasien dengan takikardia =
*
)b 2. +lgoritma penanganan pasien dengan takikardia 11
2.6.4 'enanganan 'ostoperatif 'asien diharapkan sadar segera sesudah operasi dan dilakukan pemantauan tanda < tanda ital di ruang pemulihan. !bat < obatan antiaritma dan defribilator hendaknya dipersiapkan juga.
1
BAB III KESI*PULAN
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (H!", penyakit jantung memiliki persentasi men#apai 2$% dalam kasus kematian di dunia &. 'realensi
2
penyakit kardioaskular yang meningkat setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. +ritmia merupakan suatu keadaan abnormalitas dari ke#epatan denyut jantung (rate", irama (rhythm" atau konduksi (conduction" yang
dapat berakibat lethal ( sudden cardiac death" atau
simptomatik. +ritmia perioperatif merupakan salah satu dari komplikasi perioperatif yang seringkali terjadi pada pasien yang sedang menjalani baik pembedahan non kardiak ataupun pembedahan kardiak dan membutuhkan penanganan yang segera pada kebanyakan kasus. e#ara umum aritmia dibagi menjadi dua garis besar yaitu bradiaritmia dan takikaritmia. Bradiaritmia dibagi menjadi sinus bradikardia dan berbagai tipe blok jantung. edangkan takiaritmia dibagi menjadi sinus takikardia, atrial prematur beat, atrial takikardia, atrial flutter, atrial fibrilasi, entrikular ekstrasistole, entrikular takikardia, entrikular fibrilasi dan torsades de pointes. elain itu juga terdapat henti jantung berupa entrikular asistole dan '-+. 'enilaian preoperatif pasien dengan aritmia men#akup ada tidaknya aritmia yang diderita dan jenis aritmia yang mun#ul, pendekatan medikal yang digunakan untuk mengatasi aritmia yang timbul selama ini, penilaian status gi>i dan status olume #airan pasien dan ada tidaknya gangguan penyerta lainnya. 'enanganan intraoperatif meliputi pemberian entilasi dan oksigenisasi yang adekuat, pemantauan pembiusan, pengukuran 'a! 2, 'a!2, asam basa, elektrolit dan temperatur yang optimum, reealuasi riayat penyakit, persiapan obat < obatan anti aritmia, persiapan obat < obatan anti iskemia dan persiapan pacing dan D sho#k. edangkan penanganan intraoperatif khusus bergantung pada tipe aritmia yang mun#ul selama dilakukan operasi.
Da)ta! Pusta'a
Correst J, ahalan /, @ehder K, et al. /ulti#enter tudy of )eneral +nesthesia 55. @esults. +nesthesiology 1$$*N 32=262067.
Correst J, @ehder K, ahalan /, )oldsmith . /ulti#enter tudy of )eneral +nesthesia 555. 'redi#tors of seere perioperatie aderse out#omes.+nesthesiology 1$$2N 36=01&. Kat> @;, Bigger J: Jr. ardia# arrhythmias operation.+nesthesiology 1$3*N =1$021.
during
anaesthesia
and
Bertrand +, teiner FJ, Jameson +), et al. Disturban#es of #ardia# rhythm during anesthesia and surgery. J+/+ 1$31N 216=161&013. Cisher D/. 'reoperatie #ardia# dysrhythmiasN /anagement.+nesthesiology 1$$3N 76=1$30424.
Diagnosis
and
Kumar ' lark/.lini#al/edi#ine. rd eds. ardia# arrhythmias 1$$4. -;B &&40&&&, &660&67. okolo / and /#llroy B (1$76" lini#al radiology, 4th eds. Feork. ;ange. 11603. :he +meri#an Heart +sso#iation, in #ollaboration ith the 5nternational ;iason ommittee on @esus#itation )uidelines 2***. for ardiopulmonary @esus#itation and -mergen#y ardioas#ular are. 'art 6= adan#ed #ardioas#ular life support 3D= the ta#hy#ardia algorithms. ir#ulation 2***N 1*2=11&706&. Hampton J@ (1$76". :he -) made easy, rd eds. -dinburgh= hur#hill ;iingstone. 104, &$,61,6&067, 3$,7&. !8orn D, Kno8 J, Hill J. Bolus doses of esmolol for the preention of perioperatie hypertension and ta#hy#ardia. an J +naesth 1$$*N 3=2*602*$. +tlee J, Bosnjak P. /e#hanisms for anesthesia.+nesthesiology 1$$2N 36= 01&.
#ardia#
dysrhythmias
during
Das ), Cerris J. -smolol in the treatment of supraentri#ular ta#hyarrhythmias. an J ardiol 1$77N 4=13307*. alukhe :9. Dob D, utton @. 'a#emakers and defibrillators= anaestheti# impli#ation. Br J +naesth 2**4N $N $&01*4.'ornsan Fgamprasertong, :he :H+5 +nesthesia 5n#ident /onitoring tudy (:hai +5/"= 'erioperatie +rrhythmia. 2**3. +ailable from = .mat.or.thE9ol$2QFo.Q42Q&3&1.pdf Ra##esed 16 !ktober 2*1&S F. Dua , 9.'. Kumra. /anagement of 'erioperatie+rrhythmias. 5J+. 2**3. +ailable from = .medind.ni#.inEiadEt*3Ei4Eiadt*3i4p1*.pdf Ra##esed 16 !ktober 2*1&S Fathanson / H, )ajraj F /. :he peri0operatie management of atrial fibrillation. +naesthesia 1$$7= &N 66&036
4