Referat
ANASTESI PADA KEBENCANAAN Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Ilmu nestesiologi Fakultas Kedokteran !ni"ersitas S#iah Kuala RS!D Dr$ %ainoel bidin Banda &eh
'leh( Dede Maulana )*+,)+)+-+).-
Pembimbing( dr$ Masr#0 Sp$n
BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH 2017
BB I P12D3!4!2 nestesi 5pembiusan6 berasal dari bahasa 7unani$ n89tidak0 tanpa: dan aesthesos0 9persepsi0 kemampuan untuk merasa:$ Se&ara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainn#a #ang menimbulkan rasa sakit pada tubuh$ Istilah nestesia digunakan pertama kali oleh 'li"er ;endell 3olmes pada tahun )<= #ang menggambarkan keadaan tidak sadar #ang bersifat sementara0 karena anestesi adalah pemberian obat dengan tujuan untuk menghilangkan n#eri pembedahan0 sedangkan nalgesia adalah tindakan pemberian obat untuk menghilangkan n#eri tanpa menghilangkan kesadaran pasien$ Ben&ana merupakan suatu peristi>a luar biasa dan tak terduga #ang terjadi se&ara tiba8tiba$ Peristi>a ben&ana alam dapat ber"ariasi sesuai ruang lingkupn#a$ Menurut 3opkins0 pada tingkat rumah tangga ben&ana dapat berupa >abah pen#akit0 kematian0 dan krisis ekonomi$ Di tingkat mas#arakat ben&ana dapat berupa peristi>a seperti konflik antar mas#arakat0 banjir dan kebakaran akibat kerusakan lingkungan0 rusakn#a bangunan8bangunan akibat gempa bumi0 dan sebagain#a$ Sebagia besar dari peristi>a ben&ana alam menjadikan mas#arakat #ang terkena dampak tidak mampu untuk mengakses bantuan dari luar$ Ben&ana dapat menghasilkan korban8korban dengan jumlah trauma #ang multiple0 dan #ang menjadi tugas bagi setiap anestesiologis adalah memastikan korban tersebut dalam kondisi tetap bertahan hidup (survival). Beberapa peran #ang sangat dibutuhkan dari seorang anesthesiologis pada saat terjadi ben&ana meliputi resusitasi korban0 pera>atan keadaan kritis0 anaesthesia peri8operatif0 dan manajemen n#eri$ Manajemen n#eri #ang diterapkan pada korban ben&ana alam tidak han#a ketika pada fase akut tetapi juga selama masa rehabilitasi #ang kemungkinan disertai dengan n#eri kronik$ Pada umumn#a manajemen kesehatan pada situasi ben&ana terbagi menjadi pre8hospital &are0 e"akuasi0 terapi definitif hingga rehabilitasi dimana anestesiolog dapat mengambil peran diantaran#a$
3al #ang paling menjadi perhatian pada korban ben&ana alam adalah kemungkinan terjadin#a keadaan ga>at darurat #ang dapat mengan&am hidup seseorang 5life-threatening 6 dan ketidakstabilan pas&a ben&ana akibat trauma$ Kondisi life-threatening dapat terjadi akibat ben&ana seperti kekurangan oksigen atau udara bersih0 infeksi0 dan perdarahan massif pada &edera$ Pada studi epidemiologi tahun )<<8.+)- #ang dilakukan oleh 4e"ine et al$ menjelaskan bah>a jumlah &edera #ang paling sering mun&ul pada korban ben&ana alam adalah &edera pada ek stremitas ba>ah0 trauma abdomen0 dan fraktur tulang dada #ang memungkinkan korban mengalami perdarahan massif dan membutuhkan penanganan intraoperati"e segera0 selain itu korban ben&ana alam dengan &edera tersebut seringkali jatuh ke dalam keadaan oligoanalgesia atau kurangn#a manajemen n#eri #ang efektif akibat minimn#a bantuan obat8obat analgesia #ang bersifat narcotic-agents, sehinga beberapa ahli men#arankan bah>a regional anastesi 5R6 dapat menjadi pilihan manjemen n#eri #ang suboptimal dalam kasus keben&anaan$
BB II TI2?!2 P!STK 2.1.
An!"#!$
.$)$) Definisi nestesi 5pembiusan6 berasal dari bahasa 7unani$ An89tidak0 tanpa: dan aesthesos0 9persepsi0 kemampuan u ntuk merasa:$ Se&ara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainn#a #ang menimbulkan rasa sakit pada tubuh$ nestesi !mum adalah tindakan meniadakan n#eri se&ara sentral disertai hilangn#a kesadaran dan bersifat reversible$ nestesi umum memiliki karakteristik men#ebabkan amnesia bagi pasien #ang bersifat anterogard #aitu hilang ingatan kedepan maksudn#a pasien tidak akan bisa ingat apa #ang telah terjadi saat dia dianestesi / operasi0 sehingga saat pasien bangun dia han#a tau kalo dia tidak pernah menjalani operasi$ Karakteristik selanjutn#a adalah reversible #ang berarti anestesi umum akan men#ebabkan pasien bangun kembali tanpa efek samping$ .$)$. ?enis nestesi !mum 'bat bius memang di&iptakan dalam berbagai sediaan dan &ara kerja$ 2amun0 se&ara umum obat bius atau istilah medisn#a anestesi ini dibedakan menjadi tiga golongan #aitu anestesi lokal0 regional0 dan umum$ a$ nastesi 4okal nestesi lokal adalah tindakan pemberian obat #ang mampu menghambat konduksi saraf 5terutama n#eri6 se&ara re"ersibel pada bagian tubuh #ang spesifik 5Bi>oro0 .++=6$ Pada anestesi umum0 rasa n#eri hilang bersamaan dengan hilangn#a kesadaran penderita$ Sedangkan pada anestesi lokal 5sering juga diistilahkan dengan analgesia lokal60 kesadaran penderita tetap utuh dan rasa n#eri #ang hilang bersifat setempat 5lokal6$ nestesi lokal bersifat ringan dan biasan#a digunaka n untuk tindakan #ang han#a perlu >aktu singkat$ 'leh karena efek mati rasa #ang d idapat han#a mampu dipertahankan selama kurun >aktu sekitar -+ menit seusai injeksi0 bila lebih dari
itu0 maka akan diperlukan injeksi tambahan untuk melanjutkan tindakan tanpa rasa n#eri$ b$ nastesi Regional nestesi regional biasan#a dimanfaatkan untuk kasus bedah #ang pasienn#a perlu dalam kondisi sadar untuk meminimalisasi efek samping o perasi #ang lebih besar0 bila pasien tak sadar$ Misaln#a0 pada persalinan @aesar0 operasi usus buntu0 operasi pada lengan dan tungkai$ @aran#a dengan menginjeksikan obat8obatan bius pada bagian utama pengantar register rasa n#eri ke otak #aitu saraf utama #ang ada di dalam tulang belakang$ Sehingga0 obat anestesi mampu menghentikan impuls saraf di area itu$ Pada kasus bedah0 bisa membuat mati rasa dari perut ke ba>ah$ 2amun0 oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau otak0 maka pasien #ang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi0 >alaupun tidak merasakan n#eri di daerah #ang sedang dioperasi$ Sensasi n#eri #ang ditimbulkan organ8organ melalui sistem saraf tadi lalu terhambat dan tak dapat diregister sebagai sensasi n#eri di otak$ Dan sifat anestesi atau efek mati rasa akan lebih luas dan lama dibanding anestesi lokal$ Pada kasus bedah0 bisa membuat mati rasa dari perut ke ba>ah$ 2amun0 oleh karena tidak mempengaruhi hingga ke susunan saraf pusat atau otak0 maka pasien #ang sudah di anestesi regional masih bisa sadar dan mampu berkomunikasi0 >alaupun tidak merasakan n#eri di daerah #ang sedang dioperasi$ &$ nastesi !mum nestesi umum 5general anestesi6 atau bius total disebut juga dengan nama narkose umum 52!6$ nestesi umum adalah meniadakan n#eri se&ara sentral disertai hilangn#a kesadara n #ang bersifat re"ersibel$ nestesi umum biasan#a dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar #a ng memerlukan ketenangan pasien dan >aktu pengerjaan lebih panjang0 misaln#a pada kasus bedah jantung0 pengangkatan batu empedu0 bedah rekonstruksi tulang0 dan lain8
lain$ @ara kerja anestesi umum selain menghilangkan rasa n#eri0 menghilangkan kesadaran0 dan membuat amnesia0 juga merelaksasi seluruh otot$ Maka0 selama penggunaan anestesi juga diperlukan alat bantu nafas0 selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ "ital melakukan fungsin#a selama operasi dilakukan$ !ntuk menentukan prognosis 5Da&hlan$ )<=<6 S 5meri&an So&iet# of nesthesiologists6 membuat klasifikasi berdasarkan status fisik pasien pra anestesi #ang membagi pasien kedalam * kelo mpok atau kategori sebagai berikut( S )0 #aitu pasien da lam keadaan sehat #ang memerlukan operasi$ S .0 #aitu pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang baik karena pen#akit bedah maupun pen#akit lainn#a$ @ontohn#a pasien batu ureter dengan hipertensi sedang terkontrol0 atau pasien apendisitis akut dengan lekositosis dan febris$ S -0 #aitu pasien dengan gangguan atau pen#akit sistemik berat #ang diaktibatkan karena berbagai pen#ebab$ @ontohn#a pasien apendisitis perforasi dengan septi semia0 atau pasien ileus obstruksi dengan iskemia miokardium$ S 0 #aitu pasien dengan k elainan sistemik berat #ang se&ara langsung mengan&am kehiduann#a$ S *0 #aitu pasien t idak diharapkan hidup setelah . jam >alaupun dioperasi atau tidak$ @ontohn#a pasien tua dengan perdarahan basis krani dan s#ok hemoragik karena ruptura hepatik$ Klasifikasi S juga dipakai pada pe mbedahan darurat dengan men&antumkan tanda darurat 51 A emergen< misaln#a S ) 1 atau III 1$ .$)$-
2.2
B#n%n
.$.$)
Pengertiaan Ben&ana Ben&ana adalah peristi>a atau rangkaian #ang mengan&am dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan mas#aarakat #ang disebabkan baik oleh fa&tor alam dan/atau fa&tor non alam maupun faktor manusia sehingga menimbulkan korban ji>a manusia0 kerusakan lingkungan0 kerugian harta benda0 dan dampak psikologis$ Pada dasarn#a0 ben&ana adalah buatan manusia$ Sebab0 peristi>a ben&ana0 baik dipi&u oleh fenomena alam atau akti"itas manusia0 menjadi sebuah ben&ana ketika komunitas atau mas#arakat #ang terkena gagal untuk mengatasin#a$ Baha#a alam sendiri seperti topan0 dan gempa bumi0 >alaupun tak terelakkan atau tak terduga menjadi ben&ana han#a sebatas bah>a karena penduduk tidak siap untuk merespon0 tidak bias mengatasi0 dan akibatn#a sangat terpengaruh$ Kerentanan manusia dengan dampak baha#a alam adalah sampai batas #ang signifikan ditentukan oleh tindakan manusia$ Bahkan terjadin#a anomal# iklim baru8baru ini dikaitkan dengan perubahan iklim global ditelusuri akibat akti"itas manusia$ Menurut !ndang undang 2o . tahun .++,0 ben&ana diklasifikasikan atas jenis berikut ( a$ Ben&ana lam dalah ben&ana #ang bersumber dari fenomena alam seperti gempa bumi0 letusan gunung berapi0 banjir0 topan0 tsunami0 dll$ b$ Ben&ana 2on lam dalah ben&ana #ang diakibatkan oleh peristi>a non alam antara lain berupa gagal teknologi0 gagal modernisasi0 epidemic0 dan >abah pen#akit$ &$ Ben&ana Sosial
dalah ben&ana #ang diakibatkan oleh peristi>a atau rangkaian peristi>a #ang diakibatkan oleh manusia #ang meliputi konflik so&ial antar kelompok0 antar komunitas mas#arakat dan terror$ .$.$.
Tahapan Manajemen Ben&ana Manajemen ben&ana merupakan suatu proses teren&ana #ang dilakukan untuk
mengelola ben&ana dengan baik dana man melalui - 5tiga6 tahapan sebagai berikut ( a$ Pra Ben&ana • • •
Kesiagaan Peringatan dini Mitigasi
b$ Saat ben&ana •
Tanggap Darurat
&$ Pas&a ben&ana • •
Rehabilitasi Rekontruksi
a$ Pra Ben&ana •
Kesiagaan dalah serangkaian kegiatan #ang dilakukan untuk mengantisipasi ben&ana melalui pengorganisasian serta melalui langkah #ang tepat guna dan berda#a guna$ Membangun kesiagaan adalah unsur penting0 namun tidak mudah dilakukan karena men#angkut sikap mental dan buda#a serta disiplin di tengah mas#arakat$ Kesiagaan adalah tahapan #ang paling strategis karena sangat menentukan ketahanan anggota mas#arakat dalam menghadapi
•
datangn#a ben&ana$ Peringatan Dini Peringatan dini disampaikan dengan segera kepada semua pihak0 khususn#a mereka #ang berpotensi terkena ben&ana di tempat masing8masing$ Peringatan didasarkan berbagai informasi teknis dan ilmiah #ang dimiliki0 diolah atau diterima dari pihak ber>enang mengenai kemungkinan akan datangn#a suatu
•
ben&ana$ Mitigasi Ben&ana
Mitigasi ben&ana adalah upa#a untuk men&egah atau mengurangi dampak #ang ditimbulkan akibat suatu ben&ana$ b$ Saat Ben&ana Terjadi •
Tanggap Darurat Tanggap darurat ben&ana adalah serangkaian kegiatan #ang dilakukan dengan segera pada saat kejadian ben&ana untuk menangani dampak buruk #ang ditimbulkan0 #ang meliputi kegiatan pen#elematan dan e"akuasi korban0 harta benda0 pemenuhan kebutuhan dasar0 perlindungan0 pengurusan pengungsi0
•
pen#elamatan0 serta pemulihan prasarana dn sarana$ Penanggulangan Ben&ana Selama kegiatan tanggap darurat0 upa#a #ang dilakukan adalah menanggulangi ben&ana #ang terjadi sesuai dengan sifat dan jenisn#a$ Penanggulangan ben&ana memerlukan keahlian dan pendekatan khusus menurut kondisi dan skala kejadian$
&$ Pas&a Ben&ana •
Rehabilitasi Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pela#anan publi& atau mas#arakat sampai tingkat #ang memadai pada >ila#ah pas&a ben&ana dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalann#a se&ara >ajar semua
•
aspek pemerintahan dan kehidupan mas#arakat pada >ila#ah pas&a ben&ana$ Rekontruksi Rekontruksi adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana0 kelembagaan pada >ila#ah pas&aben&ana0 baik pada tingkat pemerintahan maupun mas#arakat dengan sasaran utama tumbuh dan perkembangann#a kegiatan perekonomian0 so&ial dan buda#a0 tegakn#a hokum dan ketertiban0 dan bangkitn#a peran serta mas#arakat dalam segala aspek kehidupan bermas#arakat pada >ila#ah pas&a ben&ana$
3ipertermi maligna 5M36 adalah suatu pen#akit genetik #ang dapat di>ariskan sebagai sifat dominan autosomal$ Sehingga apabila salah satu dari pasangan orang tua mempun#ai kelainan M3 maka seluruh anakn#a beresiko mempun#ai hipertermi maligna juga$ Dalam penelitian #ang dilakukan oleh Shu8@hia
3su dan rekann#a pada tahun .++, di @hanghua @hristian 3ospital0 didapatkan bah>a #ang bertanggung ja>ab dalam kerentanan hipertermi maligna adalah mutasi dari gen reseptor R#anodine 5R7R)6 dan dikatakan bah>a se"oflurane dan suksinilkolin merupakan agen pemi&u M3$ R7R) terletak pada kromosom )<$ Cen ini penting dalam proses membukan#a protein #ang membantu proses perjalanan ion kalsium 5@a.6$5*0E6
G&'r 2.1 Tr$((#r (#n"! nd !)# (#n"! )*r MH
2.+
P"*)$!$*,*($
Paparan succynilcholin ataupun gas gas halogen anesthesia #ang memi&u terjadin#a hipertermi maligna$ Tidak semua orang #ang terpapar succynilcholin maupun gas gas agen anestesia mengalami hipertermi maligna0 hal ini masih belum jelas se&ara pasti0 tetapi dari hasil pen#elidikan didapatkan peningkatan kalsium intraseluler$ Pelepasan kalsium dari reticulum sarcoplasma menghilangkan hambatan pada troponin #ang menghasilkan kontraksi otot #ang terus menerus ditandai dengan meningkatn#a produksi dan penggunaan TP #ang men#ebabkan metabolismeaerob dan anaerob #ang tidak terkontrol$ Keadaan hipermetabolik terus berlanjut men#ebabkan peningkatan konsumsi '. dan produksi @'. daan dapat mengakibatkan hipertermi dan asidosis laktat #ang berat$ Saat membran otot pe&ah0 limpahan kalium dan laktat dehidrogenase men#ebabkan hiperkalemia$ Peningkatan tonus simpatis0 asidosis hiperkalemia0 kesemuan#a men#ebabkan fibrilasi "entrikel dan dapat mengakibatkan kematian dalam >aktu kurang dari )* menit$5,6 Mekanisme kompensasi utama meliputi 5i6 kehilangan panas melalui keringat dan "asodilatasi dari kulit meskipun peningkatan katekolamin beredar dapat meningkatkan den#ut jantung0 menghasilkan "asokonstriksi kulit dan meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik0 sehingga membatasi kehilangan panas 5ii6 peningkatan &urah jantung0 #ang mungkin tidak memenuhi kebutuhan metabolik tetapi #ang dapat mengakibatkan kandungan oksigen "ena &uran menurun0 penurunan kandungan oksigen arteri dan asidosis laktat dan 5iii6 peningkatan tingkat pernapasan0 #ang mungkin tidak &ukup untuk mempertahankan normo&arbia dan #ang menghasilkan peningkatan akhir karbon tidal dioksida 51t@'.6$ Manifestasi dari sistemik sekunder adalah aritmia jantung0 disseminated intravascular coagulation 5DI@6 dan gagal ginjal$ Kematian dapat disebabkan oleh serangan jantung0 kerusakan otak0 perdarahan internal maupun kegagalan sistem tubuh lainn#a$ 5=6
2.-
G#, K,$n$!
Serangan M3 sangat ber"ariasi$ Cejala khas p ertama #ang sering timbul adalah ditandai dengan peningkatan tonus simpatis berupa takikardia dan hipertensi #ang tidak dapat diatasi dengan analgetika$ Cejala klinis pertama dapat terdeteksi beberapa menit setelah terpajan Gat anastetik inhalasi0 namun dapat juga setelah sekian puluh menit atau sekian jam$5-6 3iperkontraktur sel otot skeletal terjadi men#eluruh di sekujur tubuh0 dan #ang dahulu terdeteksi adalah kekuatan otot8otot maseter lalu akan diikuti oleh otot8 otot skeletal #ang lain$ Pasien akan tampak kaku0 keras seperti batang ka#u$ ?adi0 gambaran klinisn#a bukan : kejang: 5kon"ulsi6 melainkan 9kaku: 5rigid6$5-6 Terdapat gejala klinis serangan M3 #ang khas dan ada pula #ang tidak khas ( a$ Tanda )$ .$ -$ $ *$
khas ( Rigiditas otot 5gejala &epat6 @'. meningkat &epat dan progresif 5gejala &epat6 Suhu meningkat &epat dan progresif 5gejala lambat6 M#oglobinuria 5gejala lambat6 Kreatinin fosfat serum meningkat &epat dan progresif 5gejala
lambat6 b$ Tanda tidak khas ( H )$ Takikardia aritmia .$ Takipnea -$ 3ipertensi atau hipotensi 5jika &urah jantung sudah turun6 $ sidosis metabolik *$ 3iperkalemia E$ Koagulapati 2.
D$(n*!$!
.$E$)
In itro &ontra&ture test 5I@T6 In "itro &ontra&ture test 5I@T6 merupakan 9gold standard: un tuk
mendiagnosis hipertermi maligna 5M360 #ang dilihat dengan adan#a paparan halotan atau kafein pada kontraktur dari serat otot$ The European Malignant yperthermia !roup 51M3C6 dibentuk pada tahun )<=- dengan tujuan utama untuk standarisasi mendiagnosis kerentanan M3 melalui pemeriksaan laboraturium$5<6 Dalam semua "ersi protokol #ang ban#ak mengalami perubahan dari a>al dibentuk0 pada dasarn#a pasien diklasifikasikan berdasarkan hasil dari respon I@T
#ang terdiri dari tiga kelompok0 #aitu( M3S 5M3 rentan60 M32 5M3 normal60 dan M31 5M3 samar8samar6$ Meskipun kriteria asli untuk hasil mengkategorikan telah diubah pada tahun )<=*0 prinsipn#a adalah sama0 sehingga pasien dengan respon abnormal baik halotan dan kafein digolongkan sebagai M3S0 pasien dengan respon #ang normal untuk kedua halotan dan kafein digolongkan sebagai M320 dan pasien dengan respon abnormal baik kafein atau halotan tetapi tidak keduan#a diklasifikasikan sebagai M31$ Sementara sistem ini tidak diragukan lagi terbukti bermanfaat untuk beberapa jenis pro#ek penelitian kolaboratif antara anggota 1M3C dan untuk membandingkan hasil dari pusat diagnostik #ang berbeda0 memiliki keterbatasan$ Keterbatasan pertama mun&ul dari penggunaa n istilah Jsamar8samarJ dikarenakan hal ini dapat membingungkan pasien dan dokter$ Sehingga terjadi perubahan untuk menunjukkan respon abnormal ke halotan 5h6 atau kafein 5&60 sehingga sekarang ada empat kelompok diagnostik labotorium0 #aitu( M3Sh& 5sebelumn#a M3S60 M3Sh 5sebelumn#a M3160 M3S& 5sebelumn#a M3160 dan M32 5tidak berubah6$ 5<6$ Sensiti"itas << dan spesifisitas < diperoleh dengan protokol 1M3C0 sedangkan angka sensiti"itas <, dan ,= spesifisitas dilaporkan untuk 2M3C tersebut$5)+6
G&'r 2.2 D$(n*!"$% "3
.$*$.
@3@T Test @affeine halothane &ontra&ture test 5@3@T6 adalah 9gold standard: untuk
mendiagnosis kerentanan terjadin#a kejadian M3 di merika !tara dengan &ara mengukur tingkat kontraktur dari dalam sampel otot "itro k afein dan halotan$ Menurut "orth American Malignant yperthermia #egistry 52M3R60 @3@T memiliki sensiti"itas == dan spesifisitas =)$
2.
T",4!n
.$E$)
4angkah8langkah jika terjadi ke&urigaan serangan M3 intraoperatif (5-6 )$ .$ -$ $
3entikan Gat anastetika inhalasi$ Minta pertolongan$ 2aikkan "entilasi semenit untuk menurunkan 1T@'.$ Berikan dantrolen sodium0 dengan dosis inisial .0* mg/kg$ Batas dosis
total )+mg/kg$ *$ Mulai dinginkan pasien dengan menggunakanice packs0 lavage lambung dengan &airan dingin$ 3entikan pendinginan sampai -=0* +@$ E$ tasi aritmia dengan algoritma$ Tidak boleh menggunakan @achannel blocker $ ,$ Periksa CD0 elektrolit0 @K0 darah0 dan urin 5untuk diagnosis m#oglobinuria6$ =$ 3iperkalemia diatasi dengan hiper"entilasi0 insulin0 dan glukosa$
<$ Periksa koagulasi lengkap setiap E ). jam$ DI@ lebih sering terjadi jika suhu men&ai )+ @$ .$E$.
Terapi jika krisis M3 sudah teratasi ( )$ 4anjutkan pemberian dantrolen ) mg/kg setiap = jam0 selama .= jam0 dikarenakan pada beberapa kasus terjadi serangan lagi$ .$ !sahakan produksi urin . ml/kg/jam$ Bila perlu diberikan bantuan dengan mannitol0 furosemide0 dan pemberian &airan #ang apropiat$ -$ 1"aluasi apakah diperlukan pemantauan in"asif dan "entilasi mekanik lanjutan$ $ 'bser"asi di I@! hingga -E jam$ *$ Rekomendasikan pasien dan keluarga untuk menjalani tes kontraktur atau pemeriksaan kromosom$
.$E$-
Dantrolene 3ipertemi Maligna 5M36 terjadi ketika seorang pasien #ang telah me>arisi
mutasi gen #ang dapat menstimulasi M3 5biasan#a di R7R)0 gen pada kromosom )< #ang mengkode untuk reseptor R#anodine6 terkena salah satu atau kedua pemi&u agen anestesi 5anestesi "olatile dan suksinilkolin6$ M3 dikatakan mirip dengan kemungkinan #ang akan terjadi pada pasien sehat #ang menerima anestesi dalam Ambulatory $urgery %enter 5S@6 seperti dalam ra>at inap medis #ang kompleks$ The Malignant yperthermia Association of the &nited $tates merekomendasikan bah>a M3 sebaikn#a disiapkan LkeranjangL #ang akan diisi dengan obat8obatan dan peralatan #ang digunakan untuk mengelola M3 #ang selalu disediakan untuk tindakan anestesi #ang akan menggunakan obat pemi&u tersebut atau #ang sering dikenal sebagai triggering anesthetics$ Bahan #ang paling penting pada keranjang ini adalah dantrolen$ Sekitar dekade ini0 dantrolen telah dikenal sebagai pengobatan penting untuk mengatasi M3 #ang gunan#a untuk membalikkan gejala dan mengurangi kematian dari M3 akut$ Dantrolen sudah menjadi hal penting sebagai perlengkapan dalam ruang operasi sebagai defibrilator$5-0))6 Dantrolene adalah sebuah turunan h#dantoin0 #ang kerjan#a langsung menghambat kontraksi otot dengan mengikat &hannel kalsium #ang bernama reseptor R7R) dan menghambat pelepasan ion kalsium dari reti&ulum sarkoplasma$ Dosis
#ang dipakai adalah .0* mg/kg se&ara intra"ena setiap * menit sampai episode berakhir$ Dosis maksimum dantrolene umumn#a )+ mg/kg$ Dantrolene dikemas sebagai .+ mg bubuk dan dilarutkan dalam E+ m4 air steril$ ;aktu paruh dantrolene adalah sekitar E jam$ Setelah kontrol a>al0 dantrolene ) mg/kg intra"ena diulang setiap E jam selama . 8 = jam untuk men&egah kekambuhan$5,6
2.7
Pr*(n*!$!
3ipertermi Maligna sejak pertama kali diakui sebagai komplikasi anestesi0 tingkat kasus kematiann#a men&apai ,+$ Tetapi saat ini0 dengan penanganan #ang &epat dengan menggunakan obat dantrolen0 pendidikan #ang semakin luas mengenai pen#ebab dan manifestasi dari M30 dan dengan adan#a pengenalan a>al dengan tes diagnostik M3 #ang dapat dilakukan maka angka kematian turun menjadi kurang dari * di negara8negara #ang memiliki sistem medis #ang &anggih$5=6
BB III K1SIMP!42 3ipertermia maligna 5M36 adalah reaksi hipermetabolik #ang fatal dari otot skeletal dalam merespon anestesi inhalasi "olatil seperti halothane0 se"oflurane0 desflurane dan obat relaksan otot su&&in#l&holine$ Insidens kelainan M3 berkisar
antara )(*+$+++ hingga )()++$+++ dan lebih ban#ak terjadi pada laki8laki dibandingkan perempuan$ Insiden tertinggi terjadi pada de>asa muda dengan rata8 rata umur )= tahun$ Cejala M3 ber"ariasi terdiri dari gejala klinis #ang khas dan tidak khas$ 3ipertermia maligna 5M36 merupakan pen#akit genetik akibat dari mutasi gen R7R) #ang ada di kromosom )< pada manusia$ Kita dapat melakukan pemeriksaan diagnosti& se&epatnta dengan pemeriksaan D2 screening ataupun in vitro contracture test 5I@T6 #ang merupakan 9gold standard: untuk mendiagnosis hipertermi maligna$ Terapi pada M3 dapat dilakukan se&ara sistematis dengan mengikuti langkah8 langkah penanganan M3 dan dapat diberikan obat #ang telah dikenal sebagai pengobatan penting untuk mengatasi M3 #ang gunan#a untuk membalikkan gejala dan mengurangi kematian dari M3 akut$ Dengan adan#a penanganan #ang &epat menggunakan obat dantrolen0 pendidikan #ang semakin luas mengenai pen#ebab dan manifestasi dari M30 dan dengan adan#a pengenalan a>al dengan tes diagnostik M3 #ang dapat dilakukan0 maka angka kematian turun menjadi kurang dari *$
DFTR P!STK )$ Rosenberg 30 Da"is M0 ?ames D0 Pollo&k 20 Sto>ell K$ Re"ie>( Malignant 3#perthermia$ 'rphanet ?ournal of Rare Diseases$ .++, pr$ .5.)6()8)$
.$ Rosenberg 30 Pollo&k 20 S&hiemann 0 Bulger T0 Sto>ell K$ Malignant 3#perthermia( a re"ie>$ ?ournal of Rare Diseases$ .+)*$ )+5<-6()8)<$ -$ Soenarto RF0 @handra S$ Buku jar nestesiologi$ Depatemen nestesiologi dan 'ntensive %are$ Fakultas Kedokteran !ni"ersitas Indonesia( ?akarta$ .+).$ p$ .,*8.=,$ $ RaGi S0 4ara&h MC0 Masse# @0 Krae"a 2$ Malignant 3#perthermia in @anada( @hara&teristi&s of Inde nestheti&s in ).< Malignant 3#perthermia Sus&eptible Probands$ .+) Feb$ ))=5.6(-=)8.=,$ *$ li S%0 Tagu&hi 0 Rosenberg 3$ Malignant h#perthermia$ Best Pra&ti&e N Resear&h @lini&al naesthesiolog#$ .++-( ),56(*)<*--$ E$ 3su S@0 3uang ;T0 7eh 3M0 3sieh 7$ Suspe&ted Malignant 3#perthermia During Se"oflurane nesthesia$ %hin Med Assoc .++,,+5))6(*+,*)+$ ,$ Rahardjo MR0 Kusuma DI$ Manajemen 3ipotermia dan 3ipertermia Maligna$ !2ISS!4 8 RS!D Ketileng( .+)+ ?un$ p$)8)E$ =$ li S%0 Tagu&hi 0 Rosenberg 3$ Malignant h#perthermia$ Best Pra&ti&e N Resear&h @lini&al naesthesiolog#$ .++-( ),56$p*)<*--$ <$ 3opkins PM0 Ruffert 30 Snoe&ks MM0 Cirard T$ 1uropean Malignant 3#perthermia Croup guidelines for in"estigation of malignant h#perthermia sus&eptibilit#$ British ?ournal of naesthesi$ .+)* ?ul#$ ))*56(*-)<$ )+$ Metterlein T0 3artung 10 S&huster F0 Roe>er 20 netseder M$ Se"oflurane as a potential repla&ement for halothane in diagnosti& testing for malignant h#perthermia sus&eptibilit#( results of a preliminar# stud#$ Minerva Anestesiol $ .+)) ug$ ,,5=6(,E=8,-$ 11.4itman
RS0 ?oshi CP$ Malignant 3#perthermia in the mbulator# Surger# @enter( o $hould *e +repare the American $ociety of Anesthesiologists, 'nc. ippincott *illiams *ilkins. nesthesiolog#$ .+) ?une$ ).+5E6()-+E8 =$