PRAKTIKUM BIOKIMIA 1 Rabu, 29 Februari 2012
: IV
I.
NOMOR PERCOBAAN
II.
NAMA PE PERCOBAAN : Reaksi Uji Protein
III. III.
TUJU TUJUA AN PERC PERCOB OBAA AAN N
:
Meng Mengam amat atii peru peruba baha han n yang yang terj terjad adii terh terhad adap ap laru laruta tan n prot protei ein n deng dengan an menggunakan uji biuret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam dan uji koagulasi.
IV.
DASAR TEORI
Biure Biurett adala adalah h seny senyaw awaa deng dengan an dua dua ikata ikatan n pept peptida ida yang yang terbe terbentu ntuk k pada pada pemanasan pemanasan dua mulekul mulekul urea. urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi berekasi dengan dengan polipeptida polipeptida atau ikatan-ikatn ikatan-ikatn peptida peptida yang menyusun menyusun protein memben membentuk tuk senyaw senyawaa komple kompleks ks berwar berwarna na ungu ungu atau violet. violet. Reaksi Reaksi ini positif positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam-α amino bebas akan bereaksi bereaksi dengan dengan ninhidrin ninhidrin membentuk membentuk senyawa senyawa kompleks kompleks berwarna berwarna biru-ungu. biru-ungu. Namun, Namun, prolin prolin dan hidroks hidroksiprolin iprolin menghasilkan menghasilkan senyawa senyawa berwarna berwarna kuning. kuning. Protein Protein menga mengandu ndung ng asam asam amino amino berinti berinti benzen, benzen, jika ditamba ditambahka hkan n asam asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi menjadi kuning sewaktu dipanaskan. dipanaskan. Senyawa Senyawa nitro yang terbentuk terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi terionisasi dan warnanya warnanya akan berubah berubah menjadi menjadi lebih tua atau jingga. Rekasi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi menjadi senyawa senyawa intro yang berwarna berwarna kuning
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 1
Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan akan menggumpal menggumpal (terkoagulas (terkoagulasi). i). Hal ini disebabkan disebabkan etanol menarik mantel mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta konstanta dielektrik pelarutnya. pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda beda. Titik Isoelektrik Isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu dimana protein tidak mempun mempunyai yai selisih selisih muatan muatan atau jumlah jumlah muatan muatan positif positif dan negatif negatifnya nya sama, sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya nol. Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat bervariasi, bervariasi, dari 5000 hingga hingga lebih dari satu juta. Disamping Disamping berat molekul molekul yang berbeda-beda, berbeda-beda, protein mempunyai sifat yang berbeda-beda berbeda-beda pula. Ada protein yang mudah larut dalam air, tetapi ada juga yang tidak larut dalam air. Rambut dan kuku adalah suatu jenis protein yan tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi, sedangkan protein yang dalam bagian putih telur mudah larut dalam air dan mudah bereaksi bereaksi (Anna P, 1994). 1994). Meskipun tidak ada sistem klasifikasi yang biasa diterima secara universal, protein dapat diklasifikasika diklasifikasikan n berdasarkan berdasarkan kelarutan, kelarutan, bentuk, bentuk, fungsi fungsi biologi biologi serta strukt struktur ur tiga tiga dimens dimensiny inya. a. Setelah Setelah syste system m dengan dengan pemakai pemakaian an terbata terbatass pada pada ilmu biokimia biokimia klinik membedakan membedakan “albumin”, “albumin”, “globulin”, “globulin”, “histon”, “histon”, dan lain-lain. Berda Berdasa sarka rkan n kelar kelarut utann annya ya dala dalam m larut larutan an garam garam akues akueso. o. Prot Protein ein dapa dapatt pula pula diklasiikasikan diklasiikasikan berdasarkan bentuk keseluruhanny keseluruhannya. a. Jadi, protein globular (missal, (missal, banyak enzim) mempunyai mempunyai rantai polipeptida polipeptida yang berpilin serta terlipat secara padat rasionya rasionya tidak tidak lebih dari dari 3-4. Protein Protein pibrosa pibrosa memiliki memiliki rasio aksial aksial lebih besar besar dari 10 (Robert K, ).
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 2
Fungsi dari protein dapat dibagi menjadi beberapa kelompok berikut ini, yaitu (Jan Koolman-Klaus,) : 1. Membentuk dan empertahankan struktur. Protein struktur bertanggung jawab terhadap stabilitas mekanik dari organ dan jaringan. 2. Transport. Protein transport yang terkenal adalah hemoglobin dari eritrosit yang sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida antara paru-paru dan jaringan. Di dalam plasma darah juga ditemukan sejumlah protein dengan fungsi transport. Albumin serum mengangkut asam lemak bebas dan bilirubin. Kanal ion dan protein membrane integral lainnya mengatur transport dari ion-ion dan metabolit melalui membran biologik. 3. Perlindungan dan pertahanan. Sistem imun melindungi organisme dari penyebab penyakit dan substansi yang asing bagi tubuh. Contohnya ialah imunoglobulin G sebagai komponen yang penting. 4. Pengendali dan pengatur. Pada rantai sinyal biokimiawi protein-protein bekerja sebagai pembawa sinyal maupun sebagai reseptor hormon. Sebagi contoh adalah kompleks antara hormon insulin dan reseptor insulin. Protein yang berikatan dengan DNA mempunyai peranan yang menentukan pada regulasi metabolisme zat-zat antara diferensiasi suatu jaringan dan organ. 5. Katalisator. Enzim merupakan kelompok yang sangat besar dengan protein yang beriburibu. Enzim yan kecil mempunyai berat molekul sekitar 10-15 kDa, yang sedang sekitar 100 kDa, dan yang terdiri dari 12 subunit mencapai ukuran lebih dari 500 kDa. 6. Pergerakan. Aktin dan myosin bersama-sama bertanggung jawab pada kontraksi otot dan peristiwa gerak lainnya. 7. Penyimpanan.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 3
Pada benih-benih tumbuh-tumbuhan dijumpai protein cadangan khusus yang juga penting untuk kebutuhan makanan manusia. Sangat luar biasa pula bahwa semua protein di dalam semua makhluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Lalu apakah yang memberikan aktifitas enzimnya, protein lain aktivitas hormon, dan lain lagi aktivitas antibody? Bagaimana kimiawi protein protein ini berbeda? Secara cukup sederhana, protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hamper tidak terbatas, untuk membuat berbagai porotein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas pula (Albert L, 1982). Berdasarkan fungsinya, protein dapat digolongkan dalam bentuk enzim (ribonuklease, tripsin), protein transport (hemoglobin, albumin serum, mioglobin, lipoprotein), protein nutrient dan penyimpanan (gliadin = gandum, ovalbumin = telur, kasein = susu, feritin), protein kontraktil (aktin, myosin, tubulin, dynein), protein structural (keratin, fibroin, kolagen, elastin, proteoglikan), protein pelindung (antibody, fibrinogen, trombin, toksin botuluni, toksin difteri, bias ular, risin), protein pengatur (insulin, hormone tumbuh, kortikotropin, repressor). Atas dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, protein dibagi : albumin, globulin, dan glutelin. Protein dapat juga dikelompokkan berdasarkan atas jenis utama konformasinya. Berdasarkan penggolongan ini terdapat 2 kelas utama protein, yaitu protein fibrosa (serat) dan protein globular. Protein serat mempunyai konformasi yang terikat saling secara lateral oleh beberapa jenis ikatan. Protein konformasi ini sering dimanfaatkan sebagai elemen struktural jaringan karena mempunyai sifat fisik yang kuat dan tidak larut dalam air. Contoh protein serat adalah kolagen, alfakeratin, dan sutera. Protein globular merupakan protein biologis aktif yang umum dalam sistem kehidupan. Protein ini berbentuk bulat, kompak dan larut dalam air. Protein globular biasanya memiliki struktur tersier dan kuartener, contohnya enzim dan antibody ( Abdul H, 2001).
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 4
Dilihat dari aspek kepentingannya di dalam tubuh, asam amino alfa diklasifikasikan ke dalam ( Panjita H, 2006) : 1.
Asam amino alfa essensial, yaitu asam amino alfa yang sangat diperlukan
keberadaanya dalam tubuh tetapi tubuh tidak dapat memsintesis asam amino alfa tersebut. 2.
Asam amino alfa semi-essensial, yaitu asam amino alfa walau disentesis
dalam tubuh namun jumlahnya tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut. 3.
Asam amino alfa yang non-essensial, yaitu asam amino alfa yang
diperlukan oleh tubuh serta disentesis dalam tubuh dalam jumlah yang cukup memenuhi kebutuhan tubuh terhadap asam amino alfa tersebut. Pengadaan dan penyediaan asam amino menjadi sangat penting oleh karena senyawa tersebut dipergunakan sebagai satuan penyusun protein. Kemampuan jasad hidup untuk membentuk asam amino tidak sama. Misalnya tanaman tingkat tinggi mampu membentuk asam amino yang diperlukan bagi penyusun protein tubuhnya. Sebaliknya hewan tingkat tinggi kemampuannya terbatas. Golongan jasad hidup ini tidak dapat mensintesa asam amino essensial. Asam amino tersebut harus disediakan dari luar
V.
ALAT DAN BAHAN
a. Alat
Tabung reaksi
Gelas ukur
Pipet tetes
Rak tabung reaksi
Bunsen
Penjepit kayu
Kawat kasa
Kaki tiga
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 5
Gelas kimia
Spatula
Batang pengaduk
Corong
Kertas saring
b. Bahan
Larutan kuning telur 10%
Larutan putih telur 10%
Larutan albumin 10%
Larutan susu cair 10%
Larutan susu bubuk 10%
NaOH 2,5 N
CuSO4 0,1 N
HgCl 2 0,2 M
Timbal Asetat 0,2 M
Larutan (NH4)2SO4
Reagen millon
Reagen untuk uji biuret
Asam asetat 1 M
H2O
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 6
VI.
PROSEDUR PERCOBAAN
a. Uji biuret Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau dua tetes CuSO4.
b. Pengendapan dengan garam Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan dengan, pertama tambahkan sedikit garam tersebut. Aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinyu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring, uji kelarutan dari endapan didalam air. Uji endapan dengan reagen millon dan filtrate dengan uji biuret.
c. Pengendapan dengan logam Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan Pb Asetat 0,2 M.
d. Uji koagulasi Tambahkan 2 tetes CH3COOH 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon
VII. HASIL PENGAMATAN
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 7
No
1
Percobaan
Pengamatan
Uji biuret a. 3
ml
(kuning
larutan bening)
albumin Warna larutan menjadi kuning bening. +
1
ml
Kemudian ditambahkan setetes CuSO 4 tidak
larutan NaOH (bening tidak terjadi berwarna)
perubahan
warna. Lalu tetesan
CuSO4 ditambahkan lagi sampai terjadi perubahan warna dan warna yang terbentuk adalah ungu.
Warna larutan menjadi kuning bening. b. 3 ml larutan kuning telur Kemudian ditambahkan setetes CuSO 4 tidak (kuning susu) + 1 ml larutan NaOH
(bening
berwarna)
terjadi
perubahan
warna. Lalu tetesan
tidak CuSO4 ditambahkan lagi sampai terjadi perubahan warna dan warna yang terbentuk adalah ungu.
Warna
larutan
menjadi
putih
bening.
c. 3 ml larutan putih telur Kemudian ditambahkan setetes CuSO 4 tidak (putih susu) + 1 ml larutan terjadi NaOH
(bening
berwarna)
perubahan
warna. Lalu tetesan
tidak CuSO4 ditambahkan lagi sampai terjadi perubahan warna dan warna yang terbentuk adalah ungu.
Warna larutan menjadi putih. Kemudian ditambahkan setetes CuSO4 tidak terjadi d. 3 ml larutan susu bubuk perubahan warna. Lalu tetesan CuSO4
(putih susu) + 1 ml larutan ditambahkan lagi sampai terjadi perubahan NaOH berwarna)
(bening
tidak warna dan warna yang terbentuk adalah ungu.
Warna larutan menjadi putih. Kemudian
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 8
ditambahkan setetes CuSO4 tidak terjadi e. 3 ml larutan susu cair perubahan warna. Lalu tetesan CuSO4
(putih susu) + 1 ml larutan ditambahkan lagi sampai terjadi perubahan NaOH
(bening
tidak warna dan warna yang terbentuk adalah
berwarna)
2
ungu.
Pengendapan Dengan Logam a. 3
ml
Larutan
albumin Warna larutan menjadi kuning bening dan
(kuning bening) + 5 tetes HgCl 2
(bening
terdapat gelatin berwarna putih.
tidak
berwarna)
b. 3
ml
Larutan
albumin Warna larutan menjadi kuning bening dan
(kuning bening) + 5 tetes Pb
terbentuk endapan berwarna putih.
asetat (bening tidak berwarna)
c. 3 ml Larutan kuning telur
(kuning susu) + 5 tetes HgCl 2 Warna larutan menjadi kuning susu dan (bening tidak berwarna)
terbentuk gumpalan berwarna putih.
d. 3 ml Larutan kuning telur (kuning susu) + 5 tetes Pb Warna larutan menjadi kuning susu dan asetat (bening tidak berwarna)
terbentuk sedikit endapan berwarna putih. setelah 50 tetes Pb asetat.
e. 3 ml Larutan putih telur
(putih susu) + 5 tetes HgCl 2 (bening tidak berwarna)
Warna larutan menjadi putih susu dan terbentuk endapan berrwarna putih.
f. 3 ml Larutan putih telur
(putih susu)+ 5 tetes Pb asetat (bening tidak berwarna)
Warna larutan menjadi putih susu dan
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 9
terbentuk endapan berrwarna putih. g. 3 ml Larutan susu bubuk
(putih susu) + 5 tetes HgCl 2 (bening tidak berwarna) Warna larutan menjadi putih susu dan h. 3 ml Larutan susu bubuk terbentuk endapan berrwarna putih.
(putih susu) + 5 tetes Pb asetat (bening tidak berwarna) Warna larutan menjadi putih susu dan i. 3 ml Larutan susu cair terbentuk endapan berrwarna putih.
(putih susu) + 5 tetes HgCl 2 (bening tidak berwarna)
j. 3 ml Larutan susu cair Warna larutan menjadi putih susu dan
(putih susu)
+ 5 tetes Pb terbentuk endapan berrwarna putih.
asetat (bening tidak berwarna)
Warna larutan menjadi putih susu dan terbentuk endapan berrwarna putih. 3
Pengendapan dengan garam a. Albumin Endapan albumin (putih) +
Menghasilkan endapan berwarna merah dan
reagen millon (bening tidak larutan berwarna bening tidak berwarna. berwarna) Endapan larut dalam air dan warna larutan Endapan albumin (putih) + berubah menjadi kuning bening. H2O (bening tidak berwarna) Larutan berubah menjadi warna ungu, Filtrat
albumin
(putih)
reagen biuret (ungu)
+ kemudian ditengah-tengah larutan terdapat gelatin putih.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 10
b. Kuning telur Endapan (kuning)
Warna larutan berubah menjadi merah.
Kuning +
telur
reagen millon
(bening tidak berwarna) Endapan kuning telur larut dalam air dan Endapan
telur warna larutan tetap kuning.
Kuning
(kuning) + H2O (bening tidak berwarna) Larutan berubah warna menjadi ungu. Filtrat Kuning telur (kuning) + reagen biuret (ungu)
c. Putih telur
Endapan larut dalam reagen millon dan
Endapan Putih telur (putih) +
warna larutan berubah menjadi merah bata
reagen millon (bening tidak dan terdapat gelatin. berwarna) Endapan putih telur larut dalam air dan Endapan Putih telur (putih) +
warna larutan menjadi putih keruh.
H2O (bening tidak berwarna) Larutan berubah warna menjadi ungu. Filtrat Putih telur (bening) + reagen biuret (ungu)
d. Susu bubuk
Endapan larut dalam reagen millon dan
Endapan Susu bubuk (putih)
warna larutan berubah menjadi merah bata.
+ reagen millon (bening tidak berwarna) Endapan susu bubuk larut dalam air dan Endapan Susu bubuk (putih)
warna larutan menjadi putih susu.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 11
+
H2O
(bening
tidak
berwarna) Larutan menjadi 2 fasa yaitu pada bagian Filtrat Susu bubuk (bening) +
atas berwarna ungu dan pada bagian bawah
reagen biuret (ungu)
berwarna bening.
e. Susu cair
Warna larutan bening tidak berwarna dan
Endapan Susu cair (putih) +
terdapat endapan berwarna merah.
reagen millon (bening tidak berwarna) Endapan susu cair larut dalam air dan warna Endapan Susu cair (putih) +
larutan berubah menjadi putih susu.
H2O (bening tidak berwarna) Larutan menjadi 2 fasa yaitu pada bagian Filtrat Susu cair (bening) + atas berwarna ungu dan pada bagian bawah reagen biuret (ungu)
4
berwarna bening.
Uji koagulasi a. Albumin Albumin (kuning bening) +
Tidak terjadi perubahan warna yaitu warna
larutan CH3COOH (bening tetap kuning bening dan setelah dipanaskan tidak berwarna)
selama 5 menit dalam air panas, larutan berubah
warna
menjadi
putih
dan
menggumpal atau memadat.
Endapan albumin (putih) +
Endapan tidak larut dalam reagen millon
reagen millon (bening tidak tetapi berubah warna yaitu yang awalnya berwarna)
berwarna kuning dan setelah beberapa saat menjadi merah bata.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 12
Endapan albumin (putih) + air Endapan tidak larut dalam air dan tidak (bening tidak berwarna)
berubah warna yaitu tetap putih.
b. Kuning telur Kuning telur (kuning susu) +
Larutan tidak berubah warna dan setelah
larutan CH3COOH (bening dipanaskan selama 5 menit dalam air panas, tidak berwarna)
larutan menjadi padat seperti gel dan berwarna putih kekuningan.
Endapan Kuning telur (putih
Endapan tidak larut dalam reagen millon
kekuningan) + reagen millon
tetapi endapan berubah warna yaitu yang
(bening tidak berwarna)
awalnya
berwarna kuning dan
setelah
beberapa saat menjadi merah bata.
Endapan Kuning telur (putih
Endapan larut dalam air dan tidak berubah
kekuningan) + air (bening warna yaitu tetap kekuningan. tidak berwarna)
c. Putih telur Putih telur (putih susu +
Larutan tidak berubah warna dan setelah
larutan CH3COOH (bening dipanaskan selama 5 menit dalam air panas, tidak berwarna)
larutan
berubah
berbentuk
gumpalan
berwarna putih.
Endapan Putih telur (putih Gumpalan tidak larut dalam reagen millon susu + reagen millon (bening
tetapi berubah warna menjadi merah bata.
tidak berwarna)
Endapan Putih telur (putih Gumpalan larut dalam air tetapi tidak susu) + air (bening tidak berubah warna.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 13
berwarna)
d. Susu bubuk Larutan Susu bubuk (putih Larutan tidak berubah warna dan setelah susu) + larutan CH3COOH dipanaskan selama 5 menit dalam air panas, (bening tidak berwarna)
larutan
berubah
menjadi
bening
dan
terbentuk gumpalan berwarna putih di permukaan dan di bagian bawah.
Endapan Susu bubuk (putih)
Endapan tidak larut dalam reagen millon
+ reagen millon (bening tidak tetapi berubah warna menjadi merah bata. berwarna)
Endapan Larutan Susu bubuk Endapan larut dalam air dan tidak berubah (putih susu) + air (bening warna. tidak berwarna)
e. Susu cair Larutan Susu cair (putih susu)
Larutan tidak berubah warna dan setelah
+ larutan CH3COOH (bening
dipanaskan selama 5 menit dalam air panas,
tidak berwarna)
larutan
berubah
menjadi
bening
dan
terbentuk gumpalan berwarna putih yang mengapung di permukaan.
Endapan Susu cair (putih) +
Endapan tidak larut dalam reagen millon
reagen millon (bening tidak tetapi berubah warna menjadi merah bata. berwarna)
Endapan Larutan Susu cair Endapan larut dalam air dan tidak berubah (putih susu) + air (bening warna. tidak berwarna)
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 14
VIII. PERSAMAAN REAKSI
1. Uji Biuret VIII. REAKSI KIMIA
O O
O=C
CH C C
N
NH CH
R
+
Cu 2
OH-
+
C=O
NH
NH
HCR
reagen biuret larutan protein
Cu 2
HCR
+
C
C
NH
NH
HCR
HCR
kompleks ungu H
O Cu
+ 2 HN 2
N
O
NH
++
O+
O
4 ONa H
H2N
HN
+
NH
4
H
OH
+
+
4N a
Cu HN
HO
NH
N H
OH
2. Pengendapan dengan Logam NH3+
NH3+
NH3+
R – CH – COO – + Hg2+ → R – CH– COO – Hg – COO– CH –R
NH3+
NH3+
NH3+
R – CH – COO– + Pb2+ → R – CH – COO – Pb – COO–CH–R SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 15
3. Pengendapan dengan Garam O
O
[ –NHCHC –NHCHC – ] R
NH2Cl + COOH + NH 2CHOOH
R
R
R
4. Uji Koagulasi U ji M IL L O N
HO O OH H
+
N
+
H
H g
+
N O
2
H m e rc u ri
tyro sin O OH H g
HO +
H
N H
H
b e rw a rn am e ra hb a ta
Reaksi dengan air
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 16
Air (H2O) H R – C – COO -
H
H2O
R – C – COO- + H+ (suasana asam)
N+H3
NH2
Atau H R – C – COO - + H+ N+H3
IX.
H2O
H R – C – COOH
(suasana basa)
NH2
PEMBAHASAN
Percobaan yang pertama adalah uji biuret. Uji biuret merupakan reaksi untuk identifikasi protein secara umum. Pada percobaan ini, ketika sample ditambahkan dengan beberapa tetes larutan CuSO4, terbentuk larutan yang berwarna ungu. Hal ini menunjukkan uji positif terhadap uji biuret karena terbentuknya kompleks Cu 2+ dengan asam amino pada larutan albumin. Larutan berwarna ungu yang terbentuk menunjukkan bahwa sebagian protein yang terdapat dalam larutan albumin yang diuji adalah tripeptida. Pada percobaan ini, larutan sampel ditambahkan dengan larutan HgCl 2 dan larutan Pb-asetat. Setelah larutan sampel ditambahkan dengan larutan HgCl 2 dan larutan Pb-asetat, terbentuk endapan berwarna putih dari garam proteinat. Larutan protein pada titik isoelektriknya memiliki kutub negatif dan positif dengan perbandingan sama. Endapan putih yang dihasilkan merupakan hasil dari reaksi penetralan muatan antara ion logam berat sebagai kation dengan molekul protein sebagai anion. Pada penambahan larutan protein dengan HgCl2 dan Pb-asetat, anion-anion dari HgCl 2 dan Pb-asetat akan menyebabkan suasana larutan menjadi sedikit asam, sehingga protein akan mengkondisikan diri sebagai basa dan sebagian terdapat sebagai anion. Anion dari protein inilah yang bereaksi dengan ion logam
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 17
berat membentuk garam proteinat yang tidak larut dalam air. Reaksi yang terjadi garam proteinat yang tidak larut. Pada percobaan pengendapan dengan logam, albumin yang direaksikan dengan (CH3COOH) 2Pb dan HgCI 2 menghasilkan endapan putih. Hal ini terjadi karena untuk mengendapkan protein dengan ion logam, diperlukan pH larutan di atas titik isoelektrik sedangkan pengendapan oleh ion negatif memerlukan pH di bawah titik isoelektrik. Pengendapan dengan logam berat, larutan albumin akan membentuk endapan karena adanya gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Jadi dalam hal ini Hg dan Pb bereaksi dengan protein akan memberikan endapan karena logam tersebut diikat oleh albumin sehingga logam tersebut mengendap. Logam yang digunakan pada uji ini ialah HgCl 2 dan Pb asetat. Pada percobaan susu bubuk dengan HgCl2 larutan menjadi putih susu dan ada endapan berwarna putih. Semakin tinggi persen konsentrasinya maka semakin keruh dan endapannya semakin banyak. Begitu juga ketika dilakukan dengan Pb asetat larutan putih susu dan ada endapan berwarna putih. Semakin tinggi persen konsentrasinya maka semakin pekat dan semakin banyak endapannya.
Itu menunjukkan bahwa
konsentrasi mempengaruhi kepekatan dari suatu larutan. Pada percobaan putih telur dengan HgCl 2 larutan menjadi putih susu dan terdapat endapan berwarna putih. Semakin banyak konsentrasinya maka semakin keruh dan semakin banyak endapannya. Putih telur yang ditambahkan dengan Pb asetat menghasilkan larutan putih susu dan terdapat endapan berwarna putih. Semakin tinggi persen konsentrasinya maka semakin keruh dan banyak endapannya. Protein yang tercampur oleh senyawa logam berat akan terdenaturasi. Denaturasi protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier dan kuartener molekul protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan kovelen. Susu cair yang ditambahkan dengan HgCl 2 larutan menjadi putih susu dan juga terdapat endapan berwarna. Susu cair yang ditambahkan Pb asetat larutan menjadi putih susu dan terdapat endapan berwarna putih. Terbentuknya endapan menunjukkan reaksi tersebut berlangsung positif terhadap protein. Kuning telur yang ditambahkan dengan HgCl 2 larutan menjadi berwarna kuning susu dan terdapat endapan endapan berwarna putih. Sedangkan pada larutan
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 18
kuning telur yang ditambahkan dengan Pb asetat, larutan menjadi kuning susu dan terdapat endapan berwarna putih setelah ditambahkan Pb asetat sebanyak 50 tetes. Konsentrasi berpengaruh pada kekeruhan dari larutan. Protein terkoagulasi setelah ditambahkan HgCl2 dan Pb asetat. Senyawa-senyawa logam tersebut akan memutuskan jembatan garam dan berikatan dengan protein membentuk endapan logam proteinat. Endapan yang terbentuk pada Pb lebih banyak jika dibanding dengan Hg, karena elektron valensi pada Pb lebih banyak dibanding logam lainnya. Percobaan selanjutnya adalah mengenai uji pengendapan garam dan uji koagulasi protein. Di mana uji ini untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam protein. Pada percobaan ini, endapan dari sample (putih telur, kuning telur, susu cair, susu bubuk, dan albumin) diuji dengan reagen Millon putih telur yang diuji dengan reagen millon dan dipanaskan larutan bening dan endapannya merah bata. Semakin besar konsentrasi maka gumpalan atau endapannya semakin banyak. Filtrat putih telur yang di tamah air menjadi bening dan endapan larut. Kuning telur ditambah reagen millon dan dipanaskan larutan bening dan terdapan endapan merah bata. Dan filtrat kuning telur di tambah air larutan menjadi bening. Susu bubuk ditambah reagen millon dan dipanaskan menjadi larutan putih keruh dan terdapat endapan merah bata. Filtrat susu bubuk di tambah air larutan menjadi putih keruh. Susu cair yang ditambahkan reagen millon larutan menjadi putih keruh dan terdapat endapan merah bata. Filtrat susu cair di tamabah air larutan menjadi putih keruh dan endapan larut. Albumin dan reagen million laruatn menjadi kuning dan endapan merah bata. Albumin ditambah air menjadi larutan kuning dan endapan tak larut. Pada uji koagulasi panas digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar pada protein sehingga protein terdenaturasi dan terkoagulasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal tersebut dapat terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebakan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 19
Pada pengendapan dengan garam putih telur yang diuji dengan million dan juga biuret tidak terjadi perubahan kecuali pada 5% yaitu pada biuret larutan biru dan million larutan bening dan ada endapan. Kuning telur pada uji biuret larutan menjadi biru dan pada uji million larutan bening endapan merah bata. Susu bubuk pada uji biuret larutan menjadi biru dan pada uji million larutan menjadi bening dan ada endapan. Susu cair pada uji biuret larutan menjadi biru dan pada uji million larutan bening endapan merah bata. Larutan albumin pada uji biuret larutan menjadi biru dan pada uji million larutan bening endapan merah bata. Proses yang terjadi adalah kelarutan protein yang berkurang karena larutan protein ditambahkan oleh garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out. Bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap. Pengendapan protein dengan garam dilakukan dengan menambahkan sedikit demi sedikit garam amonium sulfat ke dalam larutan protein secara kontinyu sampai larutan jenuh. Pada percobaan ini, ketika ke dalam larutan protein ditambahkan garam amonium sulfat sampai jenuh, larutan protein mengendap membentuk endapan putih. Mengendapnya protein disebabkan karena adanya kompetisi antara ion-ion garam amonium dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena ion-ion dari garam amonium lebih mudah dalam mengikat air, menyebabkan kelarutan protein dalam air berkurang. Dengan penambahan garam secara kontinyu, molekul air akan keluar dari larutan dan mengendap. Proses ini disebut dengan salting out . Pada percobaan uji koagulasi dilakukan penambahan asam asetat ke dalam larutan protein. Ketika larutan protein ditambahkan dengan larutan asam asetat, tidak terjadi perubahan. Namun setelah dipanaskan terbentuk gumpalan-gumpalan putih yang menunjukkan protein telah terkoagulasi. Terjadinya koagulasi disebabkan karena ion H + dari CH3COOH terikat pada gugus negatif pada protein. Ketika ion H+ dari asam asetat masuk ke dalam larutan, akan mempengaruhi keseimbangan dan pengkutuban muatan dari molekul protein. Perubahan pengkutuban ini menyebabkan rusaknya konformasi alamiah protein seperti struktur tersier dan struktur kwartener protein. Rusaknya konformasi alamiah protein
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 20
menyebabkan terganggunya stabilitas dari larutan protein, sehingga larutan protein mengalami koagulasi.
X.
KESIMPULAN 1. Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa pada protein dapat
terdenaturasi karena pengaruh logam berat, garam, dan suhu (pemanasan). 2. Pada uji pengendapan protein oleh logam berat, larutan sampel seluruhnya
terendapkan oleh logam-logam yang ditambahkan. 3. Kelarutan protein
akan berkurang bila
kedalam
larutan
protein
ditambahkan garam-garam anorganik, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. 4. Hasil reaksi baik dengan pereaksi millon dan pereaksi biuret memberikan
hasil yang positif yang membuktikan bahwa bila garam netral yang ditambahkan berkonsentrasi tinggi, maka protein akan mengendap.
XI.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Uji Biuret a. Warna apa yang terjadi? Terbentuk warna ungu
b. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO 4?
Kelebihan CuSO4 harus dihindari karena: •
Cu merupakan logam berat. Jika penggunaannya terlalu banyak maka albumin akan terdenaturasi membentuk koagulan.
•
Pada suasana alkalis akan terbentuk Cu(OH) 2 dari reaksi : Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2 (ungu)
•
Cu2+ berwarna biru intensif, jika berlebihan akan mengakibatkan warna ungu terkalahkan sehingga hasilnya negatif
c. Mengapa garam ammonium mengganggu?
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 21
Garam ammonium dapat mengganggu test biuret ini karena ammonium bila direaksikan dengan CuSO4 akan terbentuk kompleks-kompleks NH3
d. Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji positif! Histidin, serin dan tirosin
2. Pengendapan dengan Logam a. Apa hasilnya? Hasil yang terbentuk: albumin akan membentuk gumpalan dengan adanya logam berat.
b. Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg! Putih telur digunakan sebagai antidote terhadap keracunan logam berat karena putih telur mengandung albumin, sehingga apabila tubuh keracunan logam berat maka ion logam berat tersebut akan bereaksi dengan albumin membentuk koagulan sehingga logam berat tersebut tidak akan mengganggu atau merusak aktivitas enzim lain di dalam tubuh.
3. Pengendapan dengan Garam a. Terangkan hasil-hasilnya! Pada percobaan ini hasil percampuran antara serbuk ammonia sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrat. Untuk endapan yang dihasilkan dilakukan dengan uji millon yang menghasilkan merah. Endapan juga diuji kelarutannya dalam air dan hasilnya adalah larut dalam air. Sedangkan filtratnya dilakukan uji biuret yang menghasilkan lautan berawrna ungu atau biru.
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 22
4. Uji Koagulasi a. Mengapa ditambahkan asam? Penambahan asam ke dalam larutan protein menyebabkan ion-ion H+ dari asam akan terikat pada gugus-gugus yang bermuatan negatif sehingga terjadi perubahan pengutuban dari molekul protein. Perubahan pengutuban ini menyebabkan perubahan konformasi dari protein atau rusaknya struktur tersier atau struktur kwartener protein sehingga protein mengalami koagulasi.
b. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan? Semua protein menggumpal pada saat pendidihan kecuali gelatin.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Abdul, 2001 “Biokimia Metabolisme Biomolekul”. Jakarta: Penerbit Alfabeta. .
Lehninger, Albert L, 1982. “Dasar-Dasar Biokimia Jilid I”. Jakarta: Penerbit Erlangga. Muray, Robert K, dkk, 2003. ” Biokimia Harper Edisi 2”. Jakarta: Penerbit EGC. Poedjadi, Anna. 1994. ”Dasar-Dasar Universitas Indonesia Press.
Biokimia”.
Jakarta:
Penerbit
XIII. GAMBAR ALAT
Penjepit Kayu
Pipet Tetes
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 23
Rak tabung reaksi
Tabung Reaksi
Gelas kimia
Corong
Gelas Ukur
Bunsen
Kaki tiga
kawat kasa
Kertas saring
Batang pengaduk
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 24
Spatula
SARINARULITA (06091410002) PEND. KIMIA | 25