OLEH : Budi Wicaksono
(040610109) (040610109)
Lintang Aisha R
(040810034) (040810034)
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA OKTOBER 2010
PT KALBE FARMA Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau “Kalbe”) didirikan pada tahun 1966 dan menjadi perusahaan publik sejak tahun 1991 di Bursa Efek Indonesia, dengan nilai kapitalisasi pasar pada saat ini di atas US$ 1,4 miliar dan penjualan melebihi Rp 9 triliun. Berkantor pusat di Jakarta, Kalbe adalah perusahaan publik farmasi terbesar di Asia Tenggara dengan pasar yang tersebar di 9 negara yang memiliki total populasi mencapai 570 juta jiwa. Grup Kalbe memiliki fokus bisnis di 4 kategori produk dan jasa kesehatan yang masing-masing memberikan kontribusi yang relatif seimbang terhadap total pendapatan Grup di tahun 2009, yaitu kategori obat resep (kontribusi 25%), produk kesehatan (kontribusi 19%), produk nutrisi (kontribusi 21%) serta bisnis distribusi & kemasan (kontribusi 35%). Didukung lebih dari 10.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan penjualan, Kalbe mampu mencakup 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit dan 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% pasar produk kesehatan atau sejumlah 150.000 outlet di seluruh wilayah Indonesia. Kalbe menyediakan solusi kesehatan yang lengkap mulai dari produk
obat-obatan,
nutrisi, suplemen,
makanan
dan
minuman
kesehatan hingga alat-alat kesehatan.
Visi Menjadi Perusahaan yang dominant dalam bidang kesehatan di Indonesia dan memiliki eksistensi di pasar global dengan merek dagang yang kuat, didasarkan oleh manajemen, ilmu dan teknologi yang unggul
Misi Meningkatkan Kesehatan untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Motto The Scientific Pursuit of Health for a Better Life
Products Kalbe memiliki lebih dari 2.000 jenis produk yang disalurkan melalui 64 cabang yang melayani langsung sekitar 150.000 outlet di seluruh Indonesia. Grup Kalbe memiliki fokus bisnis di 4 kategori produk dan jasa kesehatan
1. Divisi Obat resep Kalbe memproduksi lebih dari 30 produk obat generic yang lengkap, berkualitas dan ekonomis dengan berbagai bentuk sediaan dan kemasan. Pada tahun 2009, Divisi Obat Resep telah mampu untuk melayani seluruh segmen pasar untuk obat-obatan resep, mulai dari segmen obat generik hingga obat khusus seperti obat kanker, lengkap dengan infrastruktur organisasi dan tenaga penjualan yang fokus di masing-masing segmen. Hingga akhir 2009, Perseroan meluncurkan 14 produk baru di 5 kelas terapi, sehingga Perseroan secara total kini memproduksi 359 produk obat resep di 16 kelas terapi.
2. Divisi produk kesehatan Kalbe terus melakukan inovasi produk-produk kesehatan baru yaitu produk yang menyehatkan, mudah dan praktis untuk dikonsumsi, serta memiliki cita rasa yang enak.
Perseroan memproduksi 6 kelas terapi obat bebas, jenis obat – obatan yang bebas tersedia dan dijual tanpa resep dokter dan digunakan untuk menyembuhkan penyakit ringan serta meningkatkan kesehatan masyarakat luas secara efektif dengan biaya terjangkau. Di kelas terapi obat maag dengan produk Promag dan Waisan, Kalbe menguasai 84% pangsa pasar; di kelas terapi obat diare Perseroan memiliki produk Neo Entrostop dengan 45% pangsa pasar; sementara di kelas terapi obat batuk terdapat produk Komix, Woods’, Mextril dan Mixadin dengan 41% pangsa pasar; serta kelas terapi obat flu dengan produk Mixagrip, Mixagrip Flu & Batuk dan Procold, Kalbe menguasai 37% pangsa pasar. Empat kelas terapi tersebut merupakan penopang utama dari penjualan produk obat bebas. Pada kelas terapi anti jamur, Perseroan memiliki Kalpanax dan Mikorex yang merupakan produk unggulan yang dominan di pasarnya. Selain itu, Perseroan mempunyai produk suplemen kesehatan seperti multivitamin dan vitamin C dengan produk Cerebrovit, Fatigon, Sakatonik dan Xon- Ce yang menguasai 45% pangsa pasar di kategorinya.
3. Divisi Nutrisi Portofolio produk nutrisi Perseroan mencakup 12 merek. Saat ini Kalbe memiliki rangkaian lengkap produk nutrisi, terutama produk susu bubuk, untuk seluruh lapisan usia mulai dari bayi, balita, anakanak, remaja, ibu hamil dan menyusui serta konsumen berkebutuhan khusus. Kalbe mendominasi pasar susu ibu hamil dan menyusui melalui produk Prenagen dengan pangsa 52%; pasar makanan-minuman diabetik melalui produk Diabetasol yang memiliki pangsa 71% serta makanan bayi dan balita melalui produk Milna dengan pangsa 68%.
4. Divisi Distribusi dan Packaging
Sebagai perusahaan farmasi terbesar, melalui PT Enseval Putera Megatrading Tbk (“Enseval”) dan anak perusahaannya, Kalbe memiliki jaringan distribusi paling luas di Indonesia didukung oleh 2 Pusat Distribusi Regional di kota Jakarta dan Surabaya, serta 64 cabang sehingga mampu menjangkau 1.000.000 outlet di seluruh Indonesia secara langsung dan tidak langsung. Selain mendistribusikan produk-produk Grup Kalbe, Perseroan juga
mendistribusikan
produk-produk
perusahaan
kesehatan
terkemuka bertaraf internasional. Dalam rangka mendekatkan diri ke konsumen, selama tahun 2009 Enseval membuka 4 cabang baru yaitu di Jakarta Selatan, Bengkulu, Gorontalo dan Palangkaraya. Hal tersebut menjadikan Enseval sebagai perusahaan distribusi dan logistik produk kesehatan yang terbesar di Indonesia.
MILESTONES
STRUKTUR ORGANISASI
FINANCIAL HIGHLIGHTS
Manajemen Risiko Kalbe menghadapi berbagai risiko penting dalam menjalankan kegiatan bisnis baik risiko terkait aspek operasional maupun aspek organisasi. Sebagai bagian dari komitmen Kalbe dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, telah diterapkan proses manajemen risiko yang menyeluruh pada setiap unit kerja dalam lingkup Grup. Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertanggung jawab kepada Direksi berfungsi untuk memfasilitasi penyempurnaan kemampuan pengungkapan risiko dan mendorong efektivitas pengembangan dan implementasi strategi pengendalian risiko secara keseluruhan. Melalui
mekanisme
konsultasi
dan
evaluasi,
Satuan
Kerja
Manajemen Risiko menangani identifikasi faktor-faktor risiko utama dan pelaksanaan kebijakan pengendalian untuk memitigasi risiko – risiko tersebut secara organisasional. Guna
menjalankan
fungsinya
secara
maksimal,
Satuan
Kerja
Manajemen Risiko melaksanakan beberapa kegiatan pengelolaan risiko sebagai berikut: a.
Menjadi fasilitator dalam sosialisasi dan implementasi kebijakan pengelolaan risiko dan kebijakan lainnya di seluruh unit usaha.
b.
Membantu mengembangkan manajemen risiko pada setiap unit usaha dalam mengidentifikasi risiko serta mengambil langkah mitigasi sebagai antisipasi terhadap setiap risiko melalui self assessment sesuai dengan standar praktik terbaik.
c.
Melakukan kajian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan risiko setiap unit usaha secara periodik.
Dalam upaya menemukan dan mengenali setiap risiko yang dihadapi serta langkah-langkah yang optimal untuk mengurangi dampak risiko-risiko tersebut, pada tahun 2009, proses identifikasi risiko dilaksanakan dengan menggunakan mekanisme yang lebih sistematis, melalui penyusunan Risk Register sebagai laporan risiko
dari Perseroan dan seluruh unit bisnis, yang sekaligus memuat kajian atas kecukupan pengendalian internal atas risiko-risiko tersebut.
Beberapa risiko penting yang dihadapi serta langkah – langkah penanggulangannya antara lain sebagai berikut:
1. Fluktuasi nilai tukar mata uang asing Kalbe masih cenderung rentan terhadap ketergantungan atas bahan baku impor untuk kelangsungan kegiatan bisnis, sehingga masih perlu memperhitungkan penyediaan dana mata uang asing yang memadai dan dampak yang mungkin timbul akibat fluktuasi mata uang asing terhadap biaya produksi.
Penanganan risiko ini dilakukan antara lain dengan melakukan lindung nilai secara alamiah (natural hedging) yang cermat dengan turut memperhatikan kondisi perekonomian lokal dan internasional.
2. Persaingan bisnis Persaingan dalam sektor farmasi dan produk kesehatan lainnya semakin ketat dengan banyaknya
produsen lokal maupun
internasional yang beroperasi. Persaingan tersebut timbul dalam berbagai aspek,
antara
lain
sumber
daya keuangan
dan
kemampuan operasional pesaing internasional yang lebih kuat, serta inovasi produk, metode promosi dan pemasaran, daya beli masyarakat
yang
terbatas
serta
kesiapan
menghadapi
dengan
membangun
persaingan bisnis yang tidak sehat.
Penanganan
risiko
ini
dilakukan
kemampuan riset dan pengembangan untuk meningkatkan
produk yang inovatif dan diversifikasi produk yang menjangkau semua
strata
konsumen
serta
kegiatan
intensif
dalam
mengembangkan pasar domestik maupun internasional.
3. Kualitas Produk yang berkualitas merupakan andalan Perseroan. Aspek kualitas meliputi hasil proses bisnis Perseroan yang menyeluruh, yaitu sejak tahap riset
dan
pengembangan
hingga masa
kadaluarsa produk, termasuk kewaspadaan terhadap pemalsuan produk yang terus menjadi salah satu focus utama Kalbe sehingga dapat meningkatkan rasa kepercayaan konsumen terhadap produk-produk Kalbe. Pengertian kualitas diartikan secara luas, tidak hanya terbatas pada kualitas produk, namun kualitas juga ditunjukkan dalam pelayanan yang diberikan, sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya yang dibina, serta riset dan pengembangan yang terus diupayakan.
Penanganan risiko kualitas ini, antara lain, dengan penerapan CPOB (Cara Pembuatan Obat Baik) yang ketat, pengamanan fisik dan sistem informasi yang memadai, serta monitoring secara berkelanjutan atas produk yang akan maupun sudah beredar serta yang mendekati masa kadaluarsa.
4. Ketentuan Hukum, Regulasi dan Perikatan Perjanjian Lainnya Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Kalbe menghadapi berbagai jenis peraturan hukum dan perubahan regulasi yang terkait serta aturan yang dibuat dalam perjanjian dengan pihak ketiga yang mengikat Kalbe, sehingga dapat menimbulkan risiko hukum (legal risk ) atau akibat hukum lainnya. Proses registrasi atas merek dan produk, termasuk perolehan hak paten, serta HAKI lainnya merupakan kewajiban secara hukum yang harus
dijalankan secara berkesinambungan untuk menghindari klaim atau pengakuan dari pihak luar yang dapat terjadi di kemudian hari. Perjanjian-perjanjian yang mengikat dengan pihak ketiga dapat membawa konsekuensi hukum, sehingga dalam proses pembuatan dan pengesahannya harus dilakukan pemeriksaan secara
legal
sehingga
terbentuk
keseimbangan
hak
dan
kewajiban. Selain itu, kegiatan ekspor atau ekspansi ke luar negeri perlu dipertimbangkan, dipelajari dan dipahami mengenai perbedaan hukum dan peraturan yang berlaku di masing-masing negara.
Penanganan risiko ini antara lain dengan lebih menerapkan aspek perlindungan serta kepatuhan terhadap hukum yang berlaku, sehingga Perseroan dapat memenuhi perjanjian dan peraturan yang berlaku sebagai langkah pencegahan, serta kesiapan baik dari segi legalitas Perseroan maupun sumber daya yang dibutuhkan dalam menghadapi tuntutan atau gugatan dari pihak ketiga.
Kalbe terus mengkaji dan menyempurnakan kemampuan untuk mengelola risiko-risiko baru yang berpotensi timbul dikemudian hari.
Penanganan
risiko
senantiasa
disesuaikan
dengan
tingkat
toleransi risiko yang telah ditetapkan, namun demikian perlu diingat bahwa tindakan penanganan lebih berfungsi meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul tanpa dapat menghilangkan risiko secara keseluruhan. Peningkatan kapabilitas manajemen risiko untuk meningkatkan Tata
Kelola
Perusahaan
yang
Baik
pada
tahun
2009
telah
Menghasilkan dokumen Risk Profile dan Risk Register dari seluruh unit bisnis Grup Kalbe. Dokumen ini menjadi landasan bagi pengembangan
program-program
antisipatif
untuk
mengurangi
risiko
dan
mengendalikan dampak negatif yang potensial menghambat kegiatan operasional dan
kinerja
Perseroan
di masa
depan. Upaya
kini
diarahkan untuk melibatkan 15.000 karyawan Grup Kalbe untuk lebih sadar
dan
peduli
terhadap
aspek
risiko
dalam
bekerja,
demi
membangun budaya kerja yang lebih produktif dan efisien, yang selaras dengan misi dan tujuan Perseroan dalam kerangka dan semangat “One Big Kalbe Family ”.