MAKALAH KELOMPOK
PENELITIAN TERAPAN AUDIT INTERNAL
"MANAJEMEN RISIKO PADA PERUSAHAAN JASA TRANSPORTASI"
Studi Kasus PT. Kereta Api Indonesia
Disusun oleh :
"No. "Nama "Nomor Absen "
"1. "Anggari Dwi Saputra "01 "
"2. "Gilang Ramadhan "11 "
"3. "Larasati "17 "
"4. "Muhammad Catur Istiawan "19 "
"5. "Muhammad Pranasa Aranta "20 "
" "Syaiful Dinar " "
"6. "Nanang Nurbuat "21 "
"7. "Putu Tresna Wijaya "23 "
"8. "Resma Eka Rizki "24 "
"9. "Rio Ferdinand Aritonang "26 "
"10. "Riya Agung Sebtyawan "28 "
"11. "Rominta Sastriana Bakara "29 "
"12. "Ririh Aji Pangestu "27 "
"13. "Siti nur laila "33 "
Kelas 9-1 Program Studi D-IV Alih Program
Penelitian Terapan Untuk Memenuhi Tugas Tengah Semester Sembilan
Tahun Akademik 2017/ 2018
September 2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang objek dan topik 1
1.2. Tujuan Penelitian 1
1.3. Ruang Lingkup 1
1.4. Subject Matter 2
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3
2.1. Landasan Teori 3
2.1.1. Proses Manejemen Risiko 3
2.1.2. Identifikasi Risiko 3
2.1.3. Analisis Risiko 3
2.1.4. Evaluasi Risiko 4
2.1.5. Respon Manajemen Terhadap Risiko 4
2.1.6. Pemantauan Risiko 4
2.2. Kerangka Pemikiran 5
BAB III METODE PENELITIAN 6
3.1. Jenis dan sumber data 6
3.1.1. Jenis Data 6
3.1.2. Sumber Data 6
3.2. Sifat Penelitian 6
BAB IV PEMBAHASAN 6
4.1. Gambaran Umum PT. KAI 7
4.1.1. PT. Kereta Api Indonesia 7
4.1.2. Lini Bisnis PT. KAI 8
4.1.3. Rencana Masa Depan 10
4.1.4. Kendala Perkeretaapian dalam sistem Transportasi Nasional
12
4.1.5. Penetapan Konteks 12
4.2. Analisis Manajemen Risiko 20
4.2.1. Identifikasi Risiko 20
4.2.2. Analisis Risiko 22
4.2.3. Evaluasi Risiko 29
4.2.4. Penanganan Risiko 31
4.2.5. Monitoring Risiko 47
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 48
DAFTAR PUSTAKA 49
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang objek dan topik
Industri perkeretaapian Indonesia mencakup industri perakitan kereta
api, industri penyediaan dan pengaturan jasa kereta api, yang meliputi
proses perencanaan, pengelolaan, sampai dengan pemeliharaan industri
kereta api nasional. Industri perkeretaapian berperan besar dalam
mendukung pengembangan ekonomi nasional. Kontribusi yang diberikan
industri perkeretaapian adalah:
a. Menekan kerusakan jalan raya sehingga mampu menghemat keuangan
negara yang dialokasikan untuk perawatan jalan serta membayar
berbagai risiko yang timbul.
b. Menekan kepadatan lalu lintas jalan raya sehingga meminimalkan
pemborosan konsumsi BBM akibat kemacetan, serta mengurangi
risiko kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
c. Meminimalkan biaya angkutan dan distribusi logistik nasional
sehingga mampu menurunkan biaya produksi dan harga satuan
produksi konsumsi domestik.
Kontribusi tersebut dihasilkan karena transportasi kereta api memiliki
daya angkut lebih besar, konsumsi bahan bakar minyak lebih rendah, dan
polutan paling rendah dibanding moda transportasi lain. PDB nasional
tahun 2013 tercatat Rp 9,09 triliun. Perseroan mencatat bahwa meskipun
animo masyarakat terhadap penggunaan jasa kereta api cukup tinggi,
industri kereta api belum memberikan kontribusi yang siginifikan
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sejauh ini kereta api
masih berkontribusi sebesar 1,6% terhadap PDB nasional.
Analisis manajemen risiko industri perkertaapian Indonesia akan
difokuskan pada dua pihak yang berperan paling signifikan dalam
membangun industri kereta api Indonesia, antara lain: PT KAI (Persero)
dan PT INKA dengan tetap memperhatikan peran pihak-pihak lain yang
berkontribusi pada pencapaian tujuan kedua perusahaan tersebut
2. Tujuan Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Memenuhi tanggung jawab salah satu tugas kuliah Audit Internal
2. Memahami secara nyata mengenai manajemen resiko secara teori
3. Memahami keadaan secara mendalam mengenai kondisi perusahaan
perkeretaapian dari sudut manajemen
4. Memahami secara nyata penerapan manajemen resiko di dunia kerja
sesungguhnya
3. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini, kami akan mencoba mengupas kondisi, penerapan,
dan mencoba melakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian resiko PT
Kereta Api Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dijelaskan secara merinci
secara menyeluruh kegiatan PT Kereta Api Indonesia namun lebih menyoroti
sisi luas perihal manajerial dari berbagai aspek. Data sumber yang
dipakai bukan merupakan data primer, namun merupakan data sekunder
berupa hasil publikasi laporan keuangan, hasil penelitian, dan sumber –
sumber lain yang relevan.
4. Subject Matter
Seiiring dengan berkembangnya dunia bisnis, pelaku usaha menjadi
sangat agresif dalam bersikap. Banyak terobosan yang dibuat untuk tetap
dapat bertahan dalam kancah bisnis yang kompetitif. Begitu pula degan PT
KAI, sebagai salah satu BUMN yang dituntut untuk memberikan jasa
transportasi juga pula memberikan nilai tambah bagi perusahaan, maka
tantangan kedepan harus dihadapi dengan cermat. Dimulai pada tahun 2010
yang melakukan perubahan besar – besaran, baik dari segi infrastuktur,
SDM, dan sistem internal, PT KAI mantap melangkah.
Namun tidak berhenti dititik itu saja, dengan berkembangnya teknologi,
pesatnya akses informasi, maka PT KAI perlu membuat strategi jitu untuk
tidak hanya "cukup" di dunia bisnis, namun juga menjadi pionir dalam
dunia transportasi kereta api. Sebagai perusahaan jasa "hybrid", yaitu
separuh bertujuan mencari laba dan sebagai kepanjangan tangan pemerintah
dalam memberikan pelayanan umum, PT KAI menjadi sangat unik untuk di
pahami. Dengan adanya tantangan, ancaman, dan kesempatan terpampang
lebar di depan mata, sangat penting untuk mempersiapkan diri karena itu
akan mempengaruhi cara atau metode yang benar akan membuat nilai
perusahaan tumbuh pesat. Oleh karena itu, kami ingin menulis memahami
resiko dan bagaimana analisis resiko sehingga atas resiko tersebut dapat
di mitigasi dampaknya.
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
1. Landasan Teori
1. Proses Manajemen Risiko
Istilah (risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan
dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. Manajemen risiko adalah budaya, proses,
dan struktur yang diarahkan kepada manajemen yang efektif atas peluang-
peluang yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang merugikan. Manajemen
risiko merupakan bagian dari keseluruhan proses dalam organisasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan dalam tujuan menciptakan dan menjaga
nilai perusahaan bagi pemilik. Berdasarkan informasi yang tersedia,
kemungkinan (risiko) bisnis diatasi melalui suatu proses yang
sistematis, terstruktur, dan memerlukan waktu. Beberapa karakteristik
dari manajemen risiko berdasarkan standar ISO 3100 antara lain,
transparan, inklusif, dinamis, iteratif, dan responsif terhadap
perubahan.
Berikut merupakan Model Manajemen Risiko Sektor Publik menurut
AS/NZS 4360:2004
2. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko harus dilakukan terhadap semua risiko, baik
yang berada didalam ataupun diluar organisasi. Proses identifikasi
risiko menentukan apa yang dapat terjadi, mengapa dan bagaimana. Pada
tahap ini, disusun daftar risiko secara komprehensif dari kejadian-
kejadian yang dapat berdampak pada setiap elemen kegiatan. Perlu juga
dilakukan pencatatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
yang ada secara rinci sehingga menggambarkan proses yang terjadi. Tahap
ini nantinya akan memberikan besaran konsekuensi yang dapat terjadi.
Konsekuensi merupakan salah satu variabel penting untuk penentuan level
risiko. Sebagaimana konsekuensi, maka probabilitas juga merupakan
variabel penting yang akan menentukan level risiko yang ada.
3. Analisis Risiko
Tujuan dari analisis risiko adalah untuk membedakan risiko minor
yang dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk menyediakan data untuk
membantu evaluasi dan penanganan risiko. Analisis risiko termasuk
pertimbangan dari sumber risiko, dan konsekuensinya. Faktor yang
mempengaruhi konsekuensi dapat teridentifikasi. Risiko dianalisis dengan
mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap program
pengendalian yang selama ini sudah dijalankan.
Analisis pendahuluan dapat dibuat untuk mendapatkan gambaran
seluruh risiko yang ada. Kemudian disusun urutan risiko yang ada. Risiko-
risiko yang kecil untuk sementara diabaikan dulu. Prioritas diberikan
kepada risiko-risiko yang cukup signifikan dapat menimbulkan kerugian.
Analisis risiko akan tergantung informasi risiko dan data yang tersedia.
Metode analisis yang digunakan bisa bersifat kualitatif, semi
kuantitatif, atau kuantitatif bahkan kombinasi dari ketiganya tergantung
dari situasi dan kondisinya.
4. Evaluasi Risiko
Evaluasi Risiko adalah membandingkan tingkat risiko yang telah
dihitung pada tahapan analisis risiko dengan kriteria standar yang
digunakan.
Hasil Evaluasi risiko diantaranya adalah:
a. Gambaran tentang seberapa penting risiko yang ada.
b. Gambaran tentang prioritas risiko yang perlu ditanggulangi.
c. Gambaran tentang kerugian yang mungkin terjadi baik dalam parameter
biaya ataupun parameter lainnya.
d. Masukan informasi untuk pertimbangan tahapan pengendalian.
5. Respon Manajemen Terhadap Risiko
Terdapat 4 macam respon yang dapat diambil oleh manajemen setelah
melakukan risk assessment, antara lain:
a. Avoidance : yaitu keputusan untuk keluar atau menghentikan aktivitas
yang meningkatkan risiko. Contohnya menghentikan suatu lini produk
atau keputusan untuk tidak melakukan ekspansi.
b. Reduction : yaitu tindakan yang dilakukan untuk menurunkan dampak
dan/ atau kemungkinan terjadinya risiko. Contohnya adalah
implementasi kontrol.
c. Sharing: yaitu menurunkan risiko dengan mentransfer atau membagi-
bagi porsi dari risiko. Contohnya membelu produk yang diasuransikan
atau ikut dalam transaksi lindung nilai.
d. Acceptance: yaitu tidak ada tindakan yang diambil untuk menurunkan
dampak dan/ atau kemungkinan dari risiko. Dalam hal ini manajemen
lebih memilih menerima risiko pada level saat ini dibandingkan
dengan mengeluarkan tambahan sumberdaya sebagai respon terhadap risk
assessment.
6. Pemantauan Risiko
Perlu dilakukan monitoring dan review terhadap hasil manajemen
risiko, serta mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu dilakukan.
Downstream control dapat disempurnakan melalui aktivitas pengawasan,
evaluasi yang terpisah, atau kombinasi keduanya. Pengawasan dapat
dilakukan secara rutin terhadap aktivitas normal atau harian oleh
manajemen, sedangkan evaluasi yang terpisah memiliki waktu, lingkup,
serta frekuensi yang bergantung pada pertimbangan manajemen yaitu
bagaimana risiko yang mendasari dan efektivitas pengawasan rutin.
2. Kerangka Pemikiran
BAB III METODE PENELITIAN
1. Jenis dan sumber data
1. Jenis Data
Dalam makalah ini data yang digunakan adalah data
sekunder. Jenis data sekunder adalah jenis data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung
yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik
yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara
umum. Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data
dengan cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat
arsip atau membaca banyak buku yang berhubungan dengan
penelitiannya.
2. Sumber Data
Data bersumber dari berbagai sumber. Literature yang
dipakai berasal dari buku, jurnal, artikel, hasil penelitian,
dan tulisan – tulisan lain yang relevan dengan tulisan ini baik
yang tersedia fisik dan didapat secara elektronik.
2. Sifat Penelitian
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Secara harfiah,
sesuai dengan namanya, penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi,
perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan
ukuran angka (Strauss dan Corbin, 1990 dalam Hoepfl, 1997 dan
Golafshani, 2003). Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan
aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas,
nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui
linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, bentuk data yang
digunakan bukan berbentuk bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat
atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan menggunakan perhitungan
matematik atau statistik (Creswell, 2002). Menurut Creswell (2003),
pendekatan kualitatif adalah pendekatan untuk membangun pernyataan
pengetahuan berdasarkan perspektif-konstruktif (misalnya, makna-makna
yang bersumber dari pengalaman individu, nilai-nilai sosial dan sejarah,
dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan tertentu),
atau berdasarkan perspektif partisipatori atau keduanya.
BAB IV PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum PT. KAI
1. PT. Kereta Api Indonesia
Untuk menghitungan laba menggunakan metode variable costing,
pendapatan PT KAI yang dibentuk pada tahun 1998 dengan sejarah
panjang sejak jaman Belanda, bergerak pada bidang usaha pelayanan
jasa transportasi perkertaapian dengan kepemilikan 100% dimiliki
oleh Indonesia.
Tujuan dari PT KAI adalah untuk melaksanakan dan mendukung
kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional, khususnya di bidang transportasi, dengan
menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun
internasional di bidang perkeretaapian. Usaha tersebut meliputi
usaha pengangkutan orang dan barang dengan kereta api, kegiatan
perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian, pengusahaan
bisnis properti secara profesional, serta pengusahaan bisnis
penunjang prasarana dan sarana kereta api secara efektif untuk
kemanfaatan umum.
PT KAI beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi pada
laba, namun untuk tetap menjalankan misinya sebagai organisasi
pelayanan public, pemerintah menyediakan dana Public Service
Obligation yang digunakan PT KAI untuk menyubsidi tiket KA ekonomi.
Kepemilikan sarana, prasarana dan aset PT KAI secara ringkas adalah
sebagai berikut:
a. Sarana
PT KAI memiliki jumlah lokomotif sebanyak 460 unit pada tahun
2016, gerbong siap operasi 6.997, kereta rel diesel 95 unit, KRL
760 unit, dan kereta siap operasi 1.493 unit.
b. Prasarana
Prasarana berupa 539 stasiun yang beroperasi dan 21 stasiun yang
tidak beroperasi dan jalan rel yang aktif sepanjang 5.367 km dan
5.578,89 km jalan rel yang nonaktif.
c. Aset
Aset potensial yang berada di wilayah operasional PT KAI dibagi
menjadi dua jenis, yaitu tanah milik pemerintah dan tanah milik PT
KAI, tanah Pemerintah, yaitu tanah yang di atasnya berdiri
prasarana pokok milik pemerintah dengan luas tanah milik
pemerintah yaitu 57.510.403,21 m2, dan tanah PT KAI, yaitu tanah
yang di atasnya berdiri bangunan-bangunan milik PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) dan luas tanah milik PT KAI yaitu
262.581.957,56 m2.
Kinerja PT KAI dalam pelayanan dan keselamatan secara ringkas
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah lokomotif mogok turun menjadi 698 kejadian dari 954
kejadian pada tahun 2012.
b. Rata-rata keterlambatan kereta api penumpang keberangkatan 2,57
menit, di bawah toleransi 4,00 menit dan kedatangan 31,40 menit,
di bawah toleransi 32,67 menit.
c. Rata-rata keterlambatan kereta api barang keberangkatan 77,23
menit, di atas toleransi 55,00 menit, dan kedatangan 108,64
menit, di atas toleransi 64,00 menit.
d. Jumlah peristiwa luar biasa hebat (kecelakaan) turun menjadi 56
dari 57 kejadian pada 2012.
2. Lini Bisnis PT.KAI
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, PT Kereta Api
Indonesia (Persero) memiliki kegiatan utama dan kegiatan usaha
penunjang. Kegiatan usaha utama mencakup:
a. Penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum, meliputi kegiatan
pembangunan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan prasarana.
b. Penyelenggaraan sarana perkeretaapian umum, meliputi kegiatan
pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan sarana usaha
pengangkutan orang dan/atau barang dengan kereta api.
c. Usaha angkutan pra- dan purna-angkutan kereta api, intermoda dan
bongkar muat.
d. Usaha penyewaan sarana dan atau prasarana serta fasilitas
perkeretaapian.
e. Jasa pengadaan barang dan jasa lainnya yang berkaitan dengan
perawatan perkeretaapian.
f. Usaha jasa keahlian di bidang perkeretaapian dan jasa konsultan
transportasi.
g. Usaha keagenan di bidang transportasi barang dan penumpang.
h. Usaha pendidikan dan pelatihan di bidang perkeretaapian.
Kegiatan penunjang Perseroan mencakup pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki, seperti berikut ini:
a. Usaha properti dan perniagaan meliputi perhotelan, perkantoran,
apartemen, pertokoan, restoran, terminal terpadu, pusat
pembelanjaan terpadu, pergudangan, dan logistik.
b. Penyediaan prasarana telekomunikasi, transfer data, multimedia,
jasa telematika, prasarana distribusi bahan cair dan gas, stasiun
pengisian bahan cair dan gas, dan stasiun pengisian bahan bakar
umum/khusus.
c. Usaha percetakan dan periklanan, mencakup percetakan bahan
informasi mengenai jasa kereta api dan iklan untuk dipasang di
kereta api dan di areaarea milik PT Kereta Api Indonesia
(Persero).
d. Usaha kesehatan dan pelayanan medis, mencakup pelayanan medis
untuk karyawan, pengguna jasa PT Kereta Api Indonesia (Persero),
dan masyarakat umum.
e. Pemanfaatan tanah, ruang, bangunan, dan fasilitas.
f. Usaha penunjang pariwisata dan sarana olahraga, usaha ekstraktif.
g. Pemanfaatan dana pada instrumen jangka pendek (maksimal satu
tahun) di pasar uang dan atau pasar modal yang memberi keuntungan
dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.
Sebagai perusahaan jasa, jasa yang dihasilkan oleh PT Kereta Api
Indonesia (Persero) mencakup enam bidang, berikut.
a. Angkutan penumpang menggunakan kereta api, yang mencakup angkutan
rute jarak jauh, jarak menengah, dan jarak pendek. Untuk jasa
angkutan penumpang jarak jauh dibagi menjadi angkutan penumpang
kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Angkutan commuter di wilayah
Jabodetabek termasuk jasa angkutan penumpang PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
b. Angkutan barang menggunakan kereta api, yang mencakup angkutan
peti kemas, batu bara, parsel, barang curah, dan barang jenis
lain.
c. Pengelolaan properti yang terkait dengan jasa kereta api, yang
mencakup pembangunan dan pengelolaan stasiun kereta api,
pengembangan perkantoran, pengembangan pusat perbelanjaan, dan
pembangunan hotel.
d. Pariwisata berbasis kereta api, yang mencakup jasa paket wisata
dan penyewaan transportasi.
e. Restoran, yang mencakup pengelolaan restoran di kereta api (on
train services) dan di stasiun, termasuk jasa katering.
f. Distibusi logistik, yang mencakup jasa logistik door to door
(multimoda) untuk memberikan pelayanan paripurna dengan dukungan
angkutan pra dan lanjutan mencakup layanan pengelolaan Terminal
Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pelabelan,
pengangkutan, penjejakan, serta pengawalan logistik.
Sebagai perusahaan jasa, jasa yang dihasilkan oleh PT Kereta Api
Indonesia (Persero) mencakup enam bidang, berikut.
a. Angkutan penumpang menggunakan kereta api, yang mencakup angkutan
rute jarak jauh, jarak menengah, dan jarak pendek. Untuk jasa
angkutan penumpang jarak jauh dibagi menjadi angkutan penumpang
kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi. Angkutan commuter di wilayah
Jabodetabek termasuk jasa angkutan penumpang PT Kereta Api
Indonesia (Persero).
b. Angkutan barang menggunakan kereta api, yang mencakup angkutan
peti kemas, batu bara, parsel, barang curah, dan barang jenis
lain.
c. Pengelolaan properti yang terkait dengan jasa kereta api, yang
mencakup pembangunan dan pengelolaan stasiun kereta api,
pengembangan perkantoran, pengembangan pusat perbelanjaan, dan
pembangunan hotel.
d. Pariwisata berbasis kereta api, yang mencakup jasa paket wisata
dan penyewaan transportasi.
e. Restoran, yang mencakup pengelolaan restoran di kereta api (on
train services) dan di stasiun, termasuk jasa katering.
f. Distibusi logistik, yang mencakup jasa logistik door to door
(multimoda) untuk memberikan pelayanan paripurna dengan dukungan
angkutan pra dan lanjutan mencakup layanan pengelolaan Terminal
Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pelabelan,
pengangkutan, penjejakan, serta pengawalan logistik.
Jasa tersebut dikelola oleh enam unit anak perusahaan PT Kereta Api
Indonesia (Persero) sebagai berikut:
a. PT Reska Multi Usaha
PT Reska Multi Usaha bergerak dalam bidang usaha Restorasi KA,
Service On Train (SOT), Jasa Boga (Catering), Resto & Cafe,
Parkir, Housekeeping, On Trip Cleaning (OTC), Cuci Kereta, RES-TV
dan Pendukung Kenyamanan.
b. PT Railink
PT Railink merupakan joint venture antara PT Kereta Api
Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan
komposisi kepemilikan saham 60% PT KAI dan 40% PT AP II. Kegiatan
usaha yang dijalaninya yakni pengoperasian, pengoperasian
pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara, pengembangan dan
pengelolaan stasiun kereta api di bandara dan di pusat kota,
pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api,
pembagunan prasarana kereta api, konsultasi dan desain sistem
perkerataapian, pengusahaan jasa lainnya yang menunjang usaha-
usaha pokok.
c. PT KAI Commuter Jabodetabek
PT KAI Commuter Jabodetabek dibentuk berdasarkan Inpres No. 5
tahun 2008 dan surat Menneg BUMN No.S-653/MBU/2008 tanggal 12
Agustus 2008. Tugas pokok PT KCJ adalah menyelenggarakan
pengusahaan jasa angkutan kereta api commuter dengan menggunakan
sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang, dan Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non
angkutan penumpang.
d. PT KA Pariwisata
PT KA Pariwisata atau disingkat PT KA Wisata bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat di pasar dalam wilayah Indonesia di bidang pariwisata kereta
api, dan kegiatan usaha yang mendukung pariwisata kereta api
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
e. PT KA Logistik
PT Kereta Api Logistik (KALOG) memiliki usaha di bidang layanan
distribusi logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis
door to door service untuk memberikan pelayanan yang paripurna
bagi pelanggan kereta api yang didukung dengan angkutan pra dan
lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi pengelolaan Terminal
Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pengepakan,
pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta
manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan
terbatas. Orientasi bisnis KALOG ke depan adalah sebagai jasa
layanan distribusi logistik secara Total Solution melalui End-to-
End Services atau dengan kata lain sebagai SCM Service Provider.
Fungsi dan peran kontributif KALOG terhadap jasa layanan yang
telah disediakan oleh induknya adalah sebagai pencipta nilai
tambah (value creator) sepanjang rantai nilai (value chain)
layanan distribusi logistik, termasuk layanan yang telah
disediakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), seperti
angkutan barang dan pergudangan.
f. PT KA Property Management
PT KA Property Management atau disingkat PT KA Property memiliki
usaha di bidang pengelolaan aset/properti perkeretaapian milik PT
Kereta Api Indonesia (Persero) maupun pihak lainnya dengan tujuan
mengoptimalkan pemanfaatan serta memberikan nilai tambah
aset/properti tersebut guna memenuhi standar mutu terbaik dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
3. Rencana Masa Depan
Rencana masa depan PT KAI untuk jangka pendek meliputi:
Pengembangan bisnis inti melalui peningkatan volume penumpang dan
volume barang. Untuk peningkatan volume penumpang, Perusahaan
berfokus pada peningkatan angkutan KRL Jabodetabek dengan volume
pertumbuhan 19,68% dan volume penumpang KA Utama Eksekutif hingga
4,52%. Kemudian peningkatan volume angkutan barang seperti volume
angkutan peti kemas 32,85%, volume angkutan batu bara 27,43%, dan
volume angkutan semen 25,49%.
Pengembangan Jaringan KA Komuter, PT. KAI menginvestasikan dana
sebesar Rp 4,1 triliun dengan target agar PT. KAI Commuter
Jabodetabek mampu mengangkut 1,2 juta penumpang perhari dengan
headway jam sibuk mencapai 5 menit.
Pengembangan Kereta Api Bandara, melalui Perpres Nomor 83,
Pemerintah menugaskan PT. KAI untuk membangun kereta api Bandara
Soekarno-Hatta untuk melayani penumpang dari dan ke Bandara
Soekarno-Hatta. Perusahaan juga sedang mempersiapkan untuk
penyelenggaraan kereta api Bandara Kulonprogo di Yogyakarta.
Pengembangan Angkutan Batubara, PT. KAI sedang mempersiapkan kerja
sama angkutan batubara dengan beberapa perusahaan swasta, antara
lain PT. RMK, PT. MME, PT. DBU, PT. PGU, PT. Priamanaya, dan PT.
Fortune dengan target angkutan 1,5 juta ton/tahun. Infrastruktur
yang akan dibangun untuk mendukung proyek ini antara lain
fasilitas loading di Merapi, Banjarsari, Sukacinta, Muara Gula,
dan Ujan Mas, dan fasilitas unloading di Simpang, Kramasan dan
Kertapati yang akan dilanjut ke tujuan melalui Sungai Musi.
Peningkatan Angkutan Barang, PT. KAI akan ikut berperan dalam
penyediaan transportasi jalan rel dari Kawasan Ekonomi Khusu Sel
Mangkel, Sumatera Utara menuju Pelabuhan Belawan/Kuala Tanjung.
Potensi kerja sama angkutan yang dalam proses kerja sama adalah
dengan Unilever sebesar 500 ton/hari dan angkutan minyak goreng
sebesar 2.000 ton/hari yang akan diangkut pada awal tahun 2016.
Pengembangan non-angkutan, rencana bisnisnya meliputi pembangunan
hotel, pengusahaan pergudangan, iklan, persewaan lahan parkir,
pengusahaan aset ROW (pipa, kabel optic, dan lain-lain)
Pengembangan manajemen dengan melakukan evaluasi dan perbaikan
sistem manajemen sumber daya manusia, pengembangan HR Plan dan
Roadmap Sumber Daya Manusia, melakukan pendidikan dan pelatihan,
serta memperbaiki sistem penilaian kinerja karyawan.
Meningkatkan keamanan dengan memasang alat pencegah kecelakaan
secara bertahap, mengembangkan integrated safety management
system, dan mengembangkan budaya keselamatan
Rencana masa depan PT KAI untuk jangka panjang meliputi:
Proyek Ten, merupakan investasi PT. KAI berupa pengadaan sarana
lokomotif CC 205 sebanyak 10 unit berikut gerbong 800 unit KKBW
dan 600 unit PPCW serta penyelesaian pembangunan infrastruktur
tambahan (doubletrack, prasarana pendukung dan fasilitasnya).
Nilai investasinya total mencapai Rp1,83 triliun. Dengan investasi
ini, ditargetkan angkutan batubara di wilayah Sumatera bagian
Selatan dari Tanjung Enim Baru menuju Tarahan akan meningkat
menjadi 25 ton/tahun
Proyek Fifty, merupakan investasi PT, KAI di Sumatera Selatan dan
di pulau Jawa. Investasi ini dibagi menjadi dua, yakni:
Pembelian 39 unit lokomotif dan 1520 unit gerbong PPCW dengan
total nilai investasi sebesar Rp1,66 triliun. Investasi ini
ditargetkan untuk mengangkut batubara (perusahaan swasta)
dengan rute Tanjung Enim Baru-Simpang-Kertapati sebesar 13,5
ton/tahun.
Pembelian 11 unit lokomotif CC 206 untuk mengembangkan
layanan logistic di pulau Jawa dengan total nilai investasi
sebesar Rp 418 miliar. Tambahan lokomotif tersebut akan
meningkatkan tambahan volume angkutan 3 juta ton pertahun.
Pengadaan KRL untuk kereta api Commuter Jabodetabek yang akan
dilakukan oleh PT KCJ selaku anak perusahaan, pengadaan KRDE dan
KRL untuk kereta api bandara yang dilakukan oleh anak perusahaan
PT Railink.
4. Kendala Perkeretaapian dalam sistem Transportasi Nasional
Permenhub nomor 49 tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional
(Sistranas), disebutkan beberapa kendala dalam transportasi Kereta Api.
Berikut kendala-kendala yang tertuang dalam Sistranas
1) Transportasi kereta api sudah sangat dibutuhkan dan membutuhkan
dana investasi yang sangat besar, namun dalam pengembangannya
dihadapkan pada permasalahan ketersediaan dana pemerintah serta
rendahnya investasi swasta.
2) PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya
perusahaan perkeretaapian, pengembangan perkeretaapian oleh
perusahaan swasta masih dihadapkan oleh beberapa kendala, landasan
hukum yang ada belum sepenuhnya dapat mendorong peningkatan peran
swasta.
3) Jaringan transportasi kereta api masih sangat terbatas, jalur
kereta api hanya ada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, pada tahun
mendatang jaringan jalur kereta api sudah perlu dikembangkan untuk
mengatasi peningkatan permintaan.
4) Jaringan transportasi masih sangat terbatas, sehingga seluruh
potensi jaringan termasuh jalur kereta api perlu dioptimalkan
khususnya dalam melayani masyarakat yang mempunyai daya beli
rendah.
5) Banyaknya kecelakaan kereta api pada perlintasan sebidang,
sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara jasa
perkeretaapian
5. Penetapan Konteks
1. Konteks Eksternal
a. Perekonomian dunia; dapat berdampak pada PT KAI dalam hal
operasional dan finansial, antara lain impor PT KAI atas suku
cadang kereta dan alat produksi yang mayoritas masih perlu
diimpor dapat membebani PT KAI lebih besar bila terjadi
permasalahan produksi dari perusahaan suku cadang negara asal
akibat dari tekanan perekonomian dunia terhadap industri
perkeretaapian negara tersebut.
b. Kebijakan pemerintah; kebijakan pemerintah baik yang akan
dijalankan maupun yang berlaku saat ini menjadi isu yang
sensitif untuk PT KAI mengingat perusahaan ini dimiliki 100%
oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah yang terkait
langsung dengan KAI antara lain :
a. Isu bahwa rencana pemerintah akan memberikan porsi
hingga 95% kepada penanaman modal asing untuk masuk pada
sektor perkeretaapian juga menimbulkan polemik baik di
masyarakat ataupun perusahaan dan dampaknya akan terasa
pada PT KAI. Hal ini akan menimbulkan perdebatan
mengenai azas kemandirian perkeretaapian yang ada pada
UU No 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian.
b. Peraturan pemerintah PP No 56 tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Perkeretaapian dinilai PT KAI perlu
diubah dan perubahan yang diajukan oleh PT KAI tentu
berdampak pula pada bisnis PT.KAI karena menyangkut
investasi bidang kereta api karena pada aturan tersebut
dinilai kaku dan tidak menarik investor.
c. Kerjasama bisnis internasional; dari Jepang melalui Hitachi
Corp yang sedang mengembangkan penjualan kereta ke Indonesia.
Hitachi Corp sebagai perusahaan yang juga bergerak dalam
bidang perkeretaapian dari Jepang saat ini menyasar Indonesia
sebagai emerging market mereka karena potensi yang masih
besar di Indonesia, terutama untuk pasar monorail dan kereta
super cepat seperti shinkansen. Kerjasama ini baik melalui G
to G ataupun B to B akan berdampak pada PT KAI sebagai pihak
yang akan bekerjasama dengan PT Hitachi dalam
pengembangannya.
d. Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar, yang berpengaruh pada
rencana investasi dan pengembangan infrastruktur. Salah
satunya adalah pembangunan dan pengoperasian KA Bandara
Soekarno Hatta dan pengembangan pelayanan KA Commuter
Jabodetabek hal ini dapat membuat PT KAI perlu melakukan
perhitungan ulang atas biaya yang diperlukan untuk
pembangunan tersebut atau opsi lainnya adalah menambah biaya
yang perlu dikeluarkan bila terjadi depresiasi nilai rupiah.
Berdasarkan laporan tahunan tahun 2013 tercatat PT KAI perlu
menambah biaya investasi hingga 20% akibat ada selisih kurs
tersebut untuk pembelian alat produksi.
e. Gugatan dan perkara hukum;
PT KAI juga menghadapi gugatan-gugatan hukum yang saat ini
kasusnya masih dalam proses hukum terkait dengan kepemilikan
tanah dan bangunan ini, dampak yang diperkirakan terjadi dari
gugatan ini antara lain:
Potensi kehilangan aset tanah seluas 35.955 M2 di Kelurahan
Gang Buntu Medan
Potensi kehilangan asetnya berupa tanah seluas 13.610 m2 di
Jl. Elang, Kelurahan Garuda Bandung karena kasus pemalsuan
surat kepemilikan
Potensi kehilangan tanah dan bangunan milik PT.KAI
(Persero) yang terletak di Jalan Wastukencana Nomor 81 dan
83 Bandung.
Potensi kehilangan aset di Jalan Bulak Laut RT.02/ RW.02
Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.
Potensi kehilangan asetnya di Jalan Kemukus Nomor 6-9,
Jakarta Barat akibat dari Perbuatan Terdakwa
Potensi kehilangan asetnya di Jalan Bundar, Kelurahan Pulau
Brayan Bengkel Baru, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.
Potensi kehilangan pendapatan dari pengelolaan Aset Indo
Plaza di Stasiun Surabaya Kota apabila tidak mengajukan
upaya hukum kasasi
Potensi kehilangan tanah ini apabila dilihat dari luas tanah
dan lokasi yang beberapa diantaranya terletak pada lokasi
yang strategis dapat menyebabkan PT KAI mengalami risiko
kerugian yang besar dan risiko bisnis lainnya.
f. Tekanan masyarakat; tekanan masyarakat akan kebutuhan kereta
api yang semakin banyak dan tinggi; kemacetan yang semakin
parah membuat masyarakat mencari alternatif transportasi lain
yang dapat memberikan kenyamanan dan ketepatan waktu dalam
menembus kota besar terutama Jakarta. Selain itu dengan
tingkat polusi yang dihasilkan oleh kereta api jauh lebih
kecil daripada alat transportasi yang ada saat ini
dankapasitas angkut yang sangat banyak menjadikan kereta
sebagai alternatif transportasi yang ditunggu masyarakat.
g. Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang lini bisnisnya
mendukung bisnis PT KAI; pembelian kereta yang mayoritas
masih impor tidak mendukung sektor perkeretaapian nasional,
padahal di Indonesia PT INKA sebagai salah satu BUMN yang
dapat memasok kereta untuk PT KAI sudah dapat membuat kereta
yang cukup modern dan tidak kalah bila dibandingkan dengan
kereta-kereta yang diimpor apalagi bila dibandingkan kereta
bekas dari Jepang.
2. Konteks Internal
Kondisi internal yang dapat berdampak pada manajemen risiko PT
KAI adalah
a. Kebijakan strategis perusahaan; kebijakan perusahaan yang
telah diterapkan saat ini dapat dilihat dalam laporan
tahunan 2013 dimana terdapat 5 inisiatif strategis
berdasarkan laporan tahunan KAI tahun 2013:
Melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan
pelanggan. Pencapaian besar pelayanan pelanggan di
tahun 2013 adalah penataan stasiun dan penerapan e-
ticketing untuk commuter line.
Meningkatkan upaya pemasaran/promosi produk jasa
angkutan kelas komersial, khususnya untuk yang
tingkat okupansi rata-ratanya masih rendah.
Menambah kereta kelas eksekutif dan bisnis di
lintasan berpenumpang padat.
Mendorong peningkatan pendapatan dari segmen non-
angkutan penumpang. Pada tahun 2013, kontribusi
pendapatan dari non-angkutan penumpang naik menjadi
55%.
Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki
proses perencanaan dan operasi untuk meningkatkan
keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan
keamanan.
Selain daripada 5 kebijakan yang telah diambil perusahaan pada
tahun 2013 terdapat pula rencana kebijakan yang akan diambil
seperti pada tercantum dalam strategi jangka panjang perusahaan.
Wacana terkait kebijakan yang akan diambil perusahaan di masa
depan juga menjadi perhatian dari perusahaan seperti wacana
pemisahbukuan/ pencatatan atas pengoperasian kereta PSO.
b. Kebijakan pengelolaan SDM; kebijakan penerimaan SDM PT KAI
saat ini lebih banyak mengambil personel dengan pendidikan
yang cukup tinggi dan mengurangi pegawai dengan kualifikasi
pendidikan setingkat SD dan SMP, dan juga dijalankan pula
kebijakan pengurangan pegawai secara bertahap sampai dengan
jumlah ideal sesuai permintaan Dewan Komisaris.
c. Kinerja angkutan penumpang; Perseroan mencatat jumlah
volume penumpang kereta api tahun 2013 mencapai 221 juta
penumpang mengalami kenaikan 9,29% bila dibandingkan tahun
2012 yang mencapai 202 juta penumpang. Jabodetabek masih
memberikan kontribusi terbesar, yaitu 88,07% terhadap total
volume angkutan kereta api penumpang di tahun 2013,
sisanya berasal dari kontribusi kereta api komersial jarak
jauh sebesar 11,93%. Dari total jumlah penumpang sebanyak
221 juta tersebut, total penumpang di Pulau Jawa yang dapat
terangkut oleh kereta api penumpang mencapai 217,69 juta
orang di tahun 2013 dan penumpang di pulau Sumatera hanya
sebagian kecil dari itu. Fokus saat ini untuk kereta di
pulau Sumatera lebih kepada pengangkutan barang tambang dan
kelapa sawit
d. Kinerja angkutan barang; pada tahun 2013 angkutan barang
naik 11,93% menjadi 24,71 juta ton dari 22,08 juta ton
tahun 2012. Angkutan barang ini masih didominasi dari
angkutan batubara yang memberikan kontribusi volume
tertinggi sebesar 14,8 juta ton di Sumatera Selatan
bekerjasama dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam
(Persero). Selain dari angkutan di Sumatera, saat ini
meningkat pula secara bertahap pelayanan angkutan barang di
Jawa yang dapat menjadi prospek ke depan PT KAI.
e. Pengembangan teknologi PT KAI; pengembangan teknologi
perkeretaapian saat ini telah dilakukan dengan sistem
informasi dan aplikasi yang telah dikembangkan untuk
meningkatkan layanan PT KAI. Sistem tersebut antara lain
dengan
1. pengaplikasian Rail Ticketing System (RTS) adalah
aplikasi baru ticketing system PT KAI. RTS ini
dikembangkan dalam bentuk railbox dan railcard,
railbox adalah mesin penjual tiket kereta api yang
ditempatkan di beberapa stasiun. Railcard yaitu kartu
prabayar, pelanggan kereta dapat membeli tiket di
mesin railbox.
2. Program B2B (Business to Business); kerjasama antara
PT KAI dengan perusahaan lain yang memiliki sistem
pembayaran tersendiri. Channel eksternal yang
dimiliki PT KAI diantaranya Indomaret, Alfamart,
Kantor Pos, Gerai Fastpay, PP
3. OB BRI Delaprasta, Fin Channel, Pegadaian, Cooppay,
dan lain-lain.internet reservation merupakan produk
layanan jasa pemesanan tiket melalui internet.
Saluran pemesanan tiket melalui internet, yaitu
melalui corporate website PT KAI www.kereta-
api.co.id, atau dapat melalui www.tiket.com dan
www.tiketkai.com.
4. Drive Thru adalah produk jasa layanan tambahan agar
kendaraan mobil tidak perlu parkir ataupun turun dari
kendaraan terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta
api.
5. Pencegahan Pelanggaran Sinyal (Garansi); sistem yang
dapat mencegah terjadi tabrakan KA, baik yang terjadi
di petak jalan maupun di stasiun dengan memberikan
informasi awal kepada masinis untuk pengontrolan
kecepatan kereta.
f. Sarana (lokomotif dan gerbong)
Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi kereta
api harus diimpor oleh PT KAI. Rendahnya rasio
availability,yaitu rasio antara jumlah armada Siap Operasi
dengan jumlah armada Siap Guna (SO/ SG) dengan beberapa di
antaranya adalah: keterbatasan suplai suku cadang,
keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa, sehingga sarana
yang seharusnya masuk Depo/Balai Yasa tertunda
pemeliharaannya, kegiatan perawatan armada yang kurang
efektif, baik dalam hal pemanfaatan suku cadang, utilitas
SDM, penjadwalan perawatan sehingga mempengaruhi kinerja
pelayanan publik. Sarana pada PT KAI terbagi dalam
lokomotif, kereta rel diesel, kereta rel listrik, kereta
siap operasi, dan gerbong.
Lokomotif Realisasi Siap Operasi (SO) Lokomotif tahun
2013 sebanyak 469 unit, naik 42,99% dari tahun 2012
sebanyak 328 unit. Pencapaian di atas tahun 2012
merupakan hasil investasi berupa penambahan lokomotif
CC 205 di Sumatera serta CC 206 di Jawa.
Kereta Rel Diesel (KRD) Realisasi Siap Operasi (SO)
KRD Tahun 2013 sebanyak 85 unit, turun 11,46% dari
realisasi 2012 sebanyak 96 unit. Pencapaian yang
lebih rendah dari tahun 2012 disebabkan armada KRD
jenis KRDE/KRDI masih dalam proses perbaikan di Balai
Yasa dan PT INKA
Kereta Rel Listrik (KRL) Realisasi Siap Operasi (SO)
KRL tahun 2013 tercapai 410 unit, turun 19,61% dari
pencapaian 2012 sebanyak 510 unit. Pencapaian di
bawah tahun 2012 disebabkan penonaktifan armada KRL
Ekonomi (KL3) yang tidak layak operasi sebanyak 100
armada.
Kereta Realisasi Siap Operasi (SO) Kereta tahun 2013
mencapai 1.482, turun 2,11% dari pencapaian 2012
sebanyak unit 1.514.
Gerbong Realisasi Siap Operasi (SO) Gerbong 2013
mencapai 5.758 unit, naik 10,03% dari realisasi
tahun 2012 sebanyak 5.233 kereta.
g. Prasarana (rel, stasiun, dan fasilitas) dan pengembangannya
Prasarana utama yang digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia
(Persero) adalah jalan rel, jembatan, sistem persinyalan
dan jaringan listrik aliran atas. Dari sisi prasarana
ditemukan kendala berupa gangguan dan kerusakan pada rel,
peralatan persinyalan dan listrik aliran atas, yang
disebabkan oleh kendala teknis maupun gangguan pihak luar
(eksternal).
h. Bisnis anak perusahaan
PT KAI dengan 3 lini bisnis intinya yakni; angkutan
penumpang, angkutan barang, dan usaha non angkutan dibantu
oleh beberapa perusahaan anak untuk menjalankannya. Bisnis
dari perusahaan anak tersebut secara ringkas adalah sebagai
berikut:
PT. Reska Multi Usaha (PT RMU) melakukan bisnis di
bidang restoran kereta api, OTC (On Train Cleaning),
pengoperasian kantin dan restoran, perparkiran di
lingkungan stasiun PT KAI, Res TV, Housekeeping, cuci
dan salon kereta, dan lain- lain.
PT. Railink merupakan joint venture ntara PT. Kereta
Api ndonesia (Persero) dengan PT. Angkasa Pura II
(Persero) dan kegiatan usaha yang dijalaninya yakni
pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan kereta api
bandara. Saat ini PT. Railink telah berhasil
mengembangkan danmembangun Airport Railink Station
(ARS), khususnya untuk layanan angkutan KA ke
Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara dan
proyek selanjutnya adalah untuk Bandara Soekarno-
Hatta.
PT KCJ (Kereta api Commuter Jakarta) melakukan usaha
di bidang pelayanan KRL Commuter Line. Volume
penumpang sepanjang 2013 sebanyak 129,77 juta, naik
130,68% dibanding tahun 2012 sebanyak 56,25 juta
penumpang. Realisasi pendapatan sepanjang 2013
sebesar Rp 606,82 miliar, naik 60,23% bila
dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 378,71 miliar.
PT KA pariwisata memiliki bisnis meliputi penyewaan 3
(tiga) kereta Wisata yaitu Kereta Bali, Toraja dan
Kereta Nusantara, penjualan tiket pesawat, penjualan
tiket kereta api reguler dan penjualan paket-paket
tour domestik & internasional. Realisasi pendapatan
sepanjang 2013 sebesar Rp 18,73 miliar atau naik
78,66% bila dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 10,48
miliar.
PT KA Logistik memiliki bidang layanan distribusi
logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis
door to door service untuk memberikan bagi pelanggan
kereta api yang didukung dengan angkutan pra dan
lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi
pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK), bongkar muat,
pergudangan, pengepakan, pelabelan, pengangkutan,
penjejakan, pengawalan logistik serta manajemen
logistik .
PT. KA Properti Manajemen (PT KAPM) adalah anak
perusahaan PT KAI yang memiliki tugas dalam
pengembangan properti milik PT .Kereta Api Indonesia
(Persero). Aset aset itu oleh PT KAPM akan
dimaksimalkan dengan membangun tempat-tempat
komersial yang terintegrasi seperti mall, hotel dan
apartemen. Selain faktor pertimbangan bisnis,
pengelolaan aset ini juga untuk mencegah terjadinya
kasus penyerobotan lahan milik PT KAI. Prospek usaha
untuk tahun 2014 PT KAPM ini antara lain:
Pembangunan hotel/Pertokoan di Lokasi Ex-Rumah
dinas waru
Pembangunan Pasar bersih dan Pertokoan di
Lahan srondol semarang
Pembangunan Emplasemen Purwokerto Timur
Menjadi Mall dan fasilitas Penunjang Lainnya
Pembangunan jembatan Penghubung di Emplasemen
jatinegara jakarta yang akan dijadikan Area
komesial (kios/Toko).
i. Potensi kehilangan aset tanah dan bangunan
PT KAI memiliki aset tanah total sebesar 320 juta m2 dan
dari luas tanah tersebut yang telah disertifikasi yaitu
115.769.643 m2. Sedangkan luas tanah yang belum
disertifikasi yaitu 204.322.717 m2. Hanya 1/3 aset PT KAI
yang baru disertifikasi dan hal ini dapat membuat
perusahaan rentan kehilangan aset tersebut baik karena
penggunaan aset oleh perorangan/ perusahaan ataupun
sengketa sertifikat tanah.
Konteks yang ditetapkan untuk perkeretaapian Indonesia yang
saat ini bisnisnya dilakukan oleh PT KAI dan anak
perusahaannya beserta PT INKA menjadi perlu melihat secara
luas tidak hanya dijabarkan dari visi dan misi saja. Namun,
tetap perlu pula diketahui apa yang menjadi visi misi dari
PT KAI.
Visi PT KAI Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang
berfokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan pemangku
kepentingan.
Misi PT KAI Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis
usaha penunjangnya melalui praktik bisnis dan model organisasi
terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi pemangku
kepentingan dan kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar
utama: Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.
Apabila hanya melihat dari visi dan misi yang ada, maka penetapan
tujuan dari PT KAI adalah untuk menjadi yang terbaik dan fokus pada
pelayanan dan pemangku kepentingan. Namun, apabila melihat bahwa
perkeretaapian merupakan bagian dari dari sistem transportasi nasional dan
menjadi aset yang strategis untuk negara Indonesia, maka penetapan tujuan
menjadi lebih luas lagi. Peran kereta api menjadi vital dalam pembangunan
perekonomian Indonesia Kereta api adalah aset strategis milik Indonesia
yang pada ujungnya dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.
Dalam UU No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pasal 3
Perkeretaapian diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan
orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan
lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional.
Dalam menetapkan konteks dapat diambil dari tujuan pada UU 23 tahun
2007 dan pertimbangan dari visi dan misi dari PT KAI serta visi misi PT
INKA, terdapat 2 hal penting dalam penetapan konteksnya; pertama adalah
memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara massal dengan syarat
tersebut dan kedua adalah menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,
pendorong, dan penggerak pembangunan nasional. Tujuan tersebut bila
dijabarkan maka terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan
untuk mencapainya yaitu; kelancaran perpindahan orang dan atau barang
secara massal terkait dengan sisi operasional, sarana, dan prasarana PT
KAI, sumber pendanaan terkait dengan kebijakan-kebijakan, pengembangan
sarana, dan prasarana.
Sumber pendanaan ini terkait erat dengan keuntungan dari PT KAI
sendiri, mengingat bahwa dana dari pemerintah untuk PT KAI saat ini hanya
melalui PSO, sehingga PT KAI sebagai perusahaan menjadi perusahaan yang
bertujuan mendapat untung. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk
meningkatkan laba, kontinuitas usaha, pertumbuhan perusahaan, meningkatkan
nilai perusahaan, dan tanggapan positif dari masyarakat. Posisi PT KAI
sebagai BUMN menjadikan posisi PT KAI lebih difokuskan pada pelayanan,
tidak untuk mencari laba, padahal tujuan untuk mendapat laba ini menjadi
penting karena laba yang didapatkan oleh PT KAI digunakan untuk
pengembangan dan investasi untuk peningkatan layanan PT KAI yang dapat
menambah pengembangan bisnis.
Dividen yang dibagikan bukan merupakan fokus utama mengingat bahwa
pengembangan layanan lebih penting, walaupun tidak menjadi masalah bila
dividen dibagikan pula ke kas negara seperti yang dilakukan PT KAI saat
ini. Investasi-investasi dan pengembangan usaha dari laba yang diperoleh
dapat meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kontinuitas perusahaan.
Selain itu pula dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan ditegaskan pula
bahwa PT KAI memiliki sasaran untuk meraih citra kereta api sebagai pilihan
transportasi unggul.
Lingkungan yang akan dihadapi PT KAI sebagai perusahaan BUMN yang
berperan dalam bidang perkeretaapian adalah sampai saat ini masih menjadi
perusahaan monopoli di bidang perkeretaapian.Otomatis PT KAI menjadi
penyedia jasa perkeretaapian terbaik karena monopoli ini. Monopoli yang
dilakukan oleh PT KAI di bidang perkeretaapian membuat pesaing PT KAI
datang dari luar bidang perkeretaapian yakni angkutan laut, udara, dan
angkutan darat lainnya. Namun dengan, situasi demikian maka PT KAI dapat
melangkah 1 langkah lebih maju daripada pesaing. Hal ini berbeda
dengan BUMN di angkutan udara, laut, dan udara lainnya dimana
misal PT Garuda Indonesia bersaing dengan perusahaan penerbangan milik
swasta pula.
Kriteria untuk risiko yang perlu ditangani tergantung pada kebijakan
internal, tujuan, dan keinginan stakeholder. Konteks untuk
memaksimalkan 3 lini bisnis utama yaitu angkutan penumpang,
barang, dan usaha non angkutanserta untuk meraih citra kereta sebagai
transportasi unggul dan memuaskan stakeholder maka kriteria risiko yang
ditetapkan diutamakan pada ketiga hal tersebut. Pengembangan kriteria yang
mengacu pada hal tersebut dapat dibuat pada risiko mana yang luar dapat
mengganggu perusahaan baik yg kecil ataupun katastropis.
Aktivitas perlu dibagi agar tidak ada risiko signifikan yang terlewat.
Memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal
dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib
dan teratur, efisien serta menunjang pemerataan, pertumbuhan,
stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional dengan
pengembangan layanan, sarana, dan prasarana PT KAI.
Meningkatkan laba dengan memaksimalkan 3 lini bisnis; angkutan
penumpang, barang, dan usaha non angkutan. Angkutan penumpang
yang makin meningkat tiap tahun perlu diperhatikan risikonya,
terutama dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang
dimiliki PT KAI. Aktivitas angkutan barang mayoritas dilakukan
masih di Sumatera dan direncanakan pengembangan di Jawa,
memerlukan investasi yang lebih besar dan publikasi besar karena
pasar angkutan barang di Jawa sudah ramai. Pengembangan
usaha non angkutan dengan memaksimalkan PT KAI bagaimana
pengembangannya.
Berdasarkan pembahasan bagian konteks di atas maka dapat
ditentukan bahwa tujuan perkeretaapian Indonesia adalah memperlancar
perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman,
nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta
menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak
pembangunan nasional dengan menjadi penyedia jasa perkeretaapian berfokus
pada meningkatkan laba dengan memaksimalkan 3 lini bisnis utama, meraih
citra kereta api.
2. Analisis Manajemen Risiko
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko perusahaan tersebut dikaitkan dengan konteks
yang telah ditetapkan pada tahap sebelumnya dapat diidentifikasikan
sebagai berikut:
operasional; terjadi karena adanya penyimpangan dari hasil
yang diharapkan, dan risiko ini terjadi dari risiko SDM,
risiko produksi, risiko teknologi, risiko inovasi, risiko
sistem dan proses.
keuangan, terjadi karena adanya fluktuasi target keuangan,
dan risiko ini terdiri dari risiko likuiditas, risiko kredit,
risiko permodalan.
strategis, terjadi karena telah mempengaruhi eksposure
keuangan perusahaan akibat keputusan strategis yang tidak
sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
Risiko strategis ini dapat dilihat dari kebijakan
strategis dan rencana strategis apa yang akan diambil oleh
PT KAI yang terdapat pada hal-hal yang telah dijabarkan di
atas.
eksternalitas, terjadi karena berkaitan dengan potensi
penyimpangan perusahaan dan bisa berdampak pada potensi
penutupan perusahaan, risiko ini terdiri dari risiko
lingkungan, reputasi dan hukum
Identifikasi risiko dari PT KAI yang ditujukan untuk industri
perkeretaapian yang memenuhui tujuan memperlancar perpindahan orang
dan/atau barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan
lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang pemerataan,
pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional
dengan menjadi penyedia jasa perkeretaapian berfokus pada meningkatkan laba
dengan memaksimalkan 3 lini bisnis utama, meraih citra kereta api, dan
memuaskan stakeholder, secara ringkas dapat dibuat dalam tabel seperti di
bawah ini.
Tabel 1. Identifikasi Risiko PT KAI
"No "Identifikasi Risiko PT KAI "
"1 "Operasion"Sarana "Kerusakan kereta akibat kecelakaan dan atau aksi "
" "al " "pengrusakan yang dilakukan oleh warga "
" " " "Ketidaktersediaan kereta yang siap digunakan "
" " " "Ketidaktersediaan suku cadang "
" " "Prasarana "Kerusakan pada rel kereta, baik itu karena patah,"
" " " "ataupun anjlog "
" " " "Kerusakan pada sistem persinyalan dan teknologi "
" " " "perkeretaapian "
" " " "Kerusakan fasilitas stasiun dan ketidakoptimalan "
" " " "pengelolaan stasiun "
" " " "Kerusakan sistem tiket online "
" " " "Keterbatasan kapasitas Depo "
" " "SDM "Kesalahan manusia pada pengoperasian kereta "
" " " "Pelanggaran aturan perusahaan dan kode etik "
"2 "Keuangan "Kurs "Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar dalam impor"
" " " "suku cadang "
" " "Likuiditas "Risiko pendanaan PSO dari pemerintah "
"3 "Strategis"Kebijakan "Kegagalan kegiatan penataan stasiun "
" " " " "
" " "strategis " "
" " " "Kegagalan penerapan e-ticketing commuter line "
" " " "Kegagalan pemasaran/ promosi produk jasa angkutan"
" " " "kelas "
" " " " "
" " " "komersial "
" " " "Kegagalan penambahan kereta kelas eksekutif dan "
" " " "bisnis "
" " " "Kegagalan peningkatan pada segmen angkutan barang"
" " " "dan "
" " " " "
" " " "pengelolaan aset non usaha "
" " " "Kegagalan pemanfaatan TI untuk memperbaiki proses"
" " " "perencanaan "
" " " " "
" " " "dan operasi "
"4 "Eksternal"Hukum "Kewajiban hukum yang timbul akibat gugatan hukum "
" " " "yang telah "
" " " " "
" " " "diajukan dan gugatan hukum di masa depan "
" " " "Risiko penyerobotan aset KAI yang belum "
" " " "bersertifikat dan beberapa "
" " " " "
" " " "gugatan hukum terkait sengketa tanah "
" " "Kebijakan "Risiko swastanisasi hingga porsi 95% saham kepada"
" " "pemerintah "penanam modal asing "
" " " "Perubahan peraturan tentang perkeretaapian dan PT"
" " " "KAI "
" " "Risiko media"Pemberitaan yang merugikan PT KAI "
" " "Perilaku "Aksi perusakan, vandalisme, dan ketidaktertiban "
" " " "masyarakat "
" " "masyarakat " "
" " " "Preferensi pemilihan penggunaan mobil pribadi "
" " "Mitra bisnis"Risiko perjanjian kerjasama dengan mitra dalam "
" " " "dan luar negeri "
" " " "Keterbatasan pengguna angkutan barang "
" " "Kompetitor "Gagal bersaing antar moda transportasi "
2. Analisis Risiko
Analisis risiko melibatkan tingkat kemungkinan(likelihood)dan konsekuensi
(consequences)dari suatu risiko. Internal control dalam melakukan analisis
risiko ini juga menjadi hal yang perlu diperhatikan, dengan melihat annual
report tahun 2013 PT KAI dan company profile PT KAI tahun 2012 dapat
dilakukan penilaian bahwa sistem pengendalian internal sudah dilakukan
dengan memadai. Sedangkan untuk PT INKA data tersebut tidak didapatkan
sehingga diasumsikan bahwa pengendalian internal belum dilakukan secara
memadai sehingga dapat berpengaruh pula pada analisis risikonya. Tabel
kriteria untuk melakukan penilaian risiko diatas dapat dibuat seperti di
bawah ini.
Tabel 2 Level Consequences (AS/NZS 4360:1999)
"LEVEL "DESCRIPTION "EXAMPLE OF DESCRIPTION "
"1 "Insignificant "No injuries, low financial loss "
"2 "Minor "First aid treatment, on-site release immediately"
" " "contained, medium financial loss "
"3 "Moderate "Medical treatment required, on-site release "
" " "contained with outside assistance, high "
" " "financial loss "
"4 "Major "Extensive injuries, loss of production "
" " "capability, off-site release with no detrimental"
" " "effects, major financial loss "
"5 "Catastrophic "Death, toxic release off-site with detrimental "
" " "effect, huge financial loss "
Tabel 3 Level Likelihood (AS/NZS 4360:1999)
"Level "Description "DESCRIPTION "
"A "Almost certain "Is expected to occur in most circumstances "
"B "Likely "Will probably occur in most circumstances "
"C "Possible "Might occur at some time "
"D "Unlikely "Could occur at some time "
"E "Rare "May occur only in exceptional circumstances "
Tabel 4 Relasi antara consequences dan likelihood
Keterangan:
E : Extreme, memerlukan perencanaan khusus di tingkat manajemen
puncak dan penanganan dengan segera
H : High, memerlukan perhatian dari pihak manajemen dan tindakan
perbaikan secepat mungkin.
M : Moderate, tidak melibatkan manajemen puncak, namun sebaiknya
segera diambil tindakan penanganan
L : Low, risiko cukup ditangani dengan prosedur rutin yang berlaku
Tabel 5 Identifikasi Risiko PT KAI
"Ri"The Risk "Source "Impact "Current "Cu" " " "
"sk" " " "control "rr"Ac" " "
"Re"What Can Happen? "How can this "from event "Strategies"en"ce" " "
"fe" "Happen "happening "and their "t "pt" " "
"re" " " "effectiven"Ri"ab" " "
"nc" " " "ess "sk"il" " "
"e " " " " "Le"it" " "
" " " " "(A) "ve"y " " "
" " " " "Adequate "l "(A" " "
" " " " " " "/U" " "
" " " " "(M) " ") " " "
" " " " "Moderate " " " " "
" " " " " " " " " "
" " " " "(I) " " " " "
" " " " "Indadequat" " " " "
" " " " "e " " " " "
" " " " " " " " " "
"2 "Ketidaktersediaan"Jumlah kereta "Kereta atau " " " " " "
" "kereta yang siap "tidak cukup, "lokomotif tidak"I "B "3 "B3 "U "
" "digunakan "kereta masih "bisa digunakan," " " " " "
" " "belum "merugikan " " " " " "
" " "diperbaiki di "mengangkut " " " " " "
" " "depo "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"3 "Ketidaktersediaan"Kurang dana "Kereta atau "I "B "3 "B3 "U "
" "suku cadang "untuk impor "lokomotif tidak" " " " " "
" " "suku cadang, "bisa digunakan," " " " " "
" " "tidak tersedia "merugikan " " " " " "
" " "di dalam negeri"mengangkut " " " " " "
" " " "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"4 "Kerusakan pada "Rel kereta "Kereta atau "M "C "4 "C4 "U "
" "rel kereta "patah, termakan"lokomotif tidak" " " " " "
" " "usia, atau "bisa digunakan," " " " " "
" " "kontur tanah "merugikan " " " " " "
" " "buruk "mengangkut " " " " " "
" " " "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"5 "Kerusakan pada "Sistem tidak "Kereta atau "A "D "2 "D2 "U "
" "sistem "update, tidak "lokomotif tidak" " " " " "
" "persinyalan dan "terawat dengan "bisa digunakan," " " " " "
" "teknologi "baik "merugikan " " " " " "
" "perkeretaapian " "mengangkut " " " " " "
" " " "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"6 "Kerusakan "Fasilitas "Pelayanan "M "C "2 "C2 "U "
" "fasilitas stasiun"stasiun tidak "terganggu, " " " " " "
" "dan "terawat, "tidak optimal " " " " " "
" "ketidakoptimalan "termakan usia, "pengelolaan " " " " " "
" "pengelolaan "diserobot "stasiun " " " " " "
" "stasiun "lahannya untuk "berdampak pada " " " " " "
" " "berjualan "pendapatan. " " " " " "
" " " " " " " " " "
"7 "Kerusakan sistem "Server tiket "Pelayanan "M "C "1 "C1 "U "
" "tiket online "down, keamanan "terganggu, " " " " " "
" " "aplikasi tidak "citra menjadi " " " " " "
" " "memadai "buruk " " " " " "
" " " " " " " " " "
"8 "Keterbatasan "Sumber daya "Kereta atau "I "A "3 "A3 "U "
" "kapasitas "depo tidak "lokomotif tidak" " " " " "
" "Depo "memadai "bisa digunakan," " " " " "
" " " "merugikan " " " " " "
" " " "mengangkut " " " " " "
" " " "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"9 "Kesalahan manusia"Personil "Kecelakaan, "M "C "2 "C2 "U "
" "pada "pengoperasian "kegagalan " " " " " "
" "pengoperasian "melakukan "operasi, citra " " " " " "
" "kereta "kesalahan human"menjadi buruk " " " " " "
" " "error " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"10"Pelanggaran "Kekurangtahuan "Citra menjadi "A "E "1 "E1 "A "
" "aturan "pegawai akan "buruk, " " " " " "
" "perusahaan dan "kode etik dan "merugikan " " " " " "
" "kode etik "aturan "pelanggan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"11"Fluktuasi nilai "Situasi "Merugikan "I "A "3 "A3 "U "
" "rupiah "perekonomian "karena " " " " " "
" "terhadap dolar "dunia "perlu menambah " " " " " "
" "dalam impor suku " "biaya selisih " " " " " "
" "cadang " "kurs " " " " " "
" " " " " " " " " "
"12"Risiko pendanaan "Kebijakan "Mengurangi "M "D "4 "D4 "U "
" "PSO "pemerintah "sumber " " " " " "
" "dari pemerintah " "pendanaan untuk" " " " " "
" " " "subsidi tiket " " " " " "
" " " "KA ekonomi " " " " " "
" " " " " " " " " "
"13"Kegagalan "Masyarakat "citra buruk, "M "C "2 "C2 "U "
" "kegiatan penataan"pengguna tidak "mengurangi " " " " " "
" "stasiun "ikut aturan, "pendapatan " " " " " "
" " "pendanaan untuk" " " " " " "
" " "kegiatan " " " " " " "
" " "penataan kurang" " " " " " "
" " " " " " " " " "
"14"Kegagalan "Ketidaksiapan "citra buruk, "M "C "1 "C1 "U "
" "penerapan e- "masyarakat "merugikan " " " " " "
" "ticketing "untuk memakai "perusahaan " " " " " "
" "commuter line "e- ticketing, " " " " " " "
" " "sistem e- " " " " " " "
" " "ticketing belum" " " " " " "
" " "memadai " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"15"Kegagalan "Kegiatan "Pemasaran tidak"M "B "2 "B2 "U "
" "pemasaran/ "promosi belum "tersampaikan ke" " " " " "
" "promosi produk "dilakukan "masyarakat " " " " " "
" "jasa angkutan "secara intens " " " " " " "
" "kelas komersial " " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"16"Kegagalan "Kekurangan "Kereta atau "I "C "4 "C4 "U "
" "penambahan kereta"pendanaan, "lokomotif tidak" " " " " "
" "kelas eksekutif "kegagalan "tersedia, " " " " " "
" "dan bisnis "tender "merugikan " " " " " "
" " " "mengangkut " " " " " "
" " " "penumpang, " " " " " "
" " " "berdampak pada " " " " " "
" " " "pendapatan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"17"Kegagalan "Persaingan "Biaya "I "B "4 "B4 "U "
" "peningkatan pada "angkutan barang"operasional " " " " " "
" "segmen angkutan "terutama di "meningkat, " " " " " "
" "barang dan "Jawa sangat "merugikan " " " " " "
" "pengelolaan aset "ketat, "perusahaan " " " " " "
" "non usaha "pengembangan di" " " " " " "
" " "luar pulau Jawa" " " " " " "
" " "butuh investasi" " " " " " "
" " "besar, aset non" " " " " " "
" " "usaha belum " " " " " " "
" " "dikembangkan " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"18"Kegagalan "Pengembangan TI"Merugikan "I "C "3 "C3 "U "
" "pemanfaatan TI "butuh dana "perusahaan, " " " " " "
" "untuk memperbaiki"besar, TI gagal"pelayanan tidak" " " " " "
" "proses "menerjemahkan "efektif " " " " " "
" "perencanaan dan "proses bisnis " " " " " " "
" "operasi "dengan baik " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"19"Kewajiban hukum "Gugatan hukum "Merugikan "I "C "4 "C4 "U "
" "yang timbul "dari masyarakat"perusahaan, " " " " " "
" " " "citra menjadi " " " " " "
" " " "buruk bila " " " " " "
" " " "kalah dalam " " " " " "
" " " "gugatan " " " " " "
" " " " " " " " "U "
"20"Risiko "Manajemen PT "Kehilangan "I "C "4 "C4 " "
" "penyerobotan "KAI belum "aset, merugikan" " " " " "
" "aset KAI yang "melakukan "perusahaan " " " " " "
" "belum "sertifikasi " " " " " " "
" "bersertifikat dan"tanah, gugatan " " " " " " "
" "beberapa gugatan "hukum dari " " " " " " "
" "hukum terkait "masyarakat " " " " " " "
" "sengketa tanah " " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"21"Risiko "Wacana "Perubahan "I "E "5 "E5 "U "
" "swastanisasi "pemerintah "kepemilikan " " " " " "
" "hingga porsi 95% "melakukan "dapat merubah " " " " " "
" "saham kepada "swastanisasi PT"perusahaan " " " " " "
" "penanam modal "KAI "keseluruhan, " " " " " "
" "asing " "bahkan dapat " " " " " "
" " " "membubarkan " " " " " "
" " " "perusahaan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"22"Perubahan "Tuntutan dari "Perubahan "I "E "5 "E5 "U "
" "peraturan tentang"masyarakat, "aturan dapat " " " " " "
" "perkeretaapian "DPR, ataupun "merubah " " " " " "
" "dan PT KAI "elemen lainnya "perusahaan " " " " " "
" " " "keseluruhan, " " " " " "
" " " "bahkan dapat " " " " " "
" " " "membubarkan " " " " " "
" " " "perusahaan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"23"Pemberitaan yang "Kegagalan dalam"Citra menjadi "A "C "3 "C3 "U "
" "merugikan PT KAI "melakukan "buruk, " " " " " "
" " "kehumasan yang "merugikan " " " " " "
" " "memadai "perusahaan " " " " " "
" " " " " " " " " "
"24"Aksi perusakan, "Perilaku "Aset rusak, "A "C "3 "C3 "U "
" "vandalisme, dan "masyarakat "merugikan " " " " " "
" "ketidaktertiban " "perusahaan " " " " " "
" "masyarakat " " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"25"Preferensi "Perilaku "Pengguna kereta"M "C "2 "C2 "U "
" "pemilihan "masyarakat "berkurang " " " " " "
" "penggunaan mobil " " " " " " " "
" "pribadi " " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"26"Risiko perjanjian"Aksi korporasi "Merugikan "M "D "3 "D3 "U "
" "kerjasama dengan "dalam melakukan"perusahaan, " " " " " "
" "mitra dalam dan "kerjasama "citra buruk " " " " " "
" "luar negeri " " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"27"Keterbatasan "Persaingan "Tidak "M "C "3 "C3 "U "
" "pengguna angkutan"angkutan barang"tercapainya " " " " " "
" "barang "terutama di "target " " " " " "
" " "Jawa sangat "pendapatan " " " " " "
" " "ketat, "layanan " " " " " "
" " "pengembangan di"angkutan barang" " " " " "
" " "luar pulau Jawa" " " " " " "
" " "butuh investasi" " " " " " "
" " "besar " " " " " " "
" " " " " " " " " "
"28"Gagal bersaing "Persaingan "Tidak "M "C "4 "C4 "U "
" "antar moda "ketat dengan "tercapainya " " " " " "
" "transportasi "moda "target " " " " " "
" " "transportasi "pendapatan " " " " " "
" " "lain "layanan " " " " " "
" " " "angkutan " " " " " "
" " " "penumpang " " " " " "
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilakukan berdasarkan pada analisa risiko yang telah
dilakukan untuk menentukan mana saja risiko yang merupakan prioritas dan
membutuhkan perlakuan-perlakuan khusus. Pada analisa risiko yang telah
dilakukan ditemukan risiko-risiko mana saja yang dapat diterima
(acceptable) atau tak dapat diterima (unacceptable) dimana risiko-risiko
yang unacceptable yang perlu ditangani oleh perusahaan.
Tabel 6 Evaluasi Risiko PT KAI
" " " " " "
"Risk "The Risk "Current"Risk "Accepta"
"Refere" "Risk "Level "bility "
"nce "What Can Happen? "Level " "(A/U) "
" " " " " "
" " "Current" " "
" " "Risk " " "
" " "Level " " "
"1 "Kerusakan kereta dan atau lokomotif "C4 "High "U "
"2 "Ketidaktersediaan kereta yang siap digunakan "B3 "High "U "
"3 "Ketidaktersediaan suku cadang "B3 "High "U "
"4 "Kerusakan pada rel kereta "C4 "High "U "
"5 "Kerusakan pada sistem persinyalan dan teknologi "D2 "Medium "U "
" "perkeretaapian " " " "
"6 "Kerusakan fasilitas stasiun dan ketidakoptimalan "C2 "Medium "U "
" "pengelolaan stasiun " " " "
"7 "Kerusakan sistem tiket online "C1 "Low "U "
"8 "Keterbatasan kapasitas Depo "A3 "Medium "U "
"9 "Kesalahan manusia pada pengoperasian kereta "C2 "Medium "U "
"10 "Pelanggaran aturan perusahaan dan kode etik "E1 "Low "A "
"11 "Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar dalam impor"A3 "High "U "
" "suku cadang " " " "
"12 "Risiko pendanaan PSO dari pemerintah "D4 "High "U "
"13 "Kegagalan kegiatan penataan stasiun "C2 "Medium "U "
"14 "Kegagalan penerapan e-ticketing commuter line "C1 "Low "U "
"15 "Kegagalan pemasaran/ promosi produk jasa angkutan" " " "
" "kelas "B2 "Medium "U "
" " " " " "
" "komersial " " " "
"16 "Kegagalan penambahan kereta kelas eksekutif dan "C4 "High "U "
" "bisnis " " " "
"17 "Kegagalan peningkatan pada segmen angkutan barang" " " "
" "dan "B4 "High "U "
" " " " " "
" "pengelolaan aset non usaha " " " "
"18 "Kegagalan pemanfaatan TI untuk memperbaiki proses" " " "
" "perencanaan "C3 "Medium "U "
" " " " " "
" "dan operasi " " " "
"19 "Kewajiban hukum yang timbul "C4 "High "U "
"20 "Risiko penyerobotan aset KAI yang belum " " " "
" "bersertifikat dan beberapa "C4 "High "U "
" " " " " "
" "gugatan hukum terkait sengketa tanah " " " "
"21 "Risiko swastanisasi hingga porsi 95% saham kepada" " " "
" "penanam modal "E5 "High "U "
" " " " " "
" "asing " " " "
"22 "Perubahan peraturan tentang perkeretaapian dan PT"E5 "High "U "
" "KAI " " " "
"23 "Pemberitaan yang merugikan PT KAI "C3 "Medium "U "
"24 "Aksi perusakan, vandalisme, dan ketidaktertiban "C3 "Medium "U "
" "masyarakat " " " "
"25 "Preferensi pemilihan penggunaan mobil pribadi "C2 "Medium "U "
"26 "Risiko perjanjian kerjasama dengan mitra dalam "D3 "Medium "U "
" "dan luar negeri " " " "
"27 "Keterbatasan pengguna angkutan barang "C3 "Medium "U "
"28 "Gagal bersaing antar moda transportasi "C4 "High "U "
4. Penanganan Risiko
Penanganan risiko secara garis besar dapat dibagi menjadi empat
bagian yaitu: menghindari risiko, menurunkan risiko, mentransfer
risiko, dan mempertahankan risiko.Risiko yang digolongkan pada
Unacceptable pada tahap evaluasi risiko tersebut yang dilakukan
mitigasinya. Cost and benefit dari tindakan penanganan risiko juga
perlu diperhatikan dan dapat berdampak pada bagaimana perusahaan
menanganinya. Penyusunan jadwal penanganan risiko dan rencana
tindakan dapat dibuat seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 7 rencana penanganan risiko PT KAI
" "Potential "Costs & Benefits"Is the "Targ"Respo"Tim"Monitoring " " "
"Risk"Treatment Options " " "et "nsibl"eta" " " "
"Refe" " "Treatment to "Risk"e "ble"strategies " " "
"renc" " "be " " " "to measure " " "
"e " " "Implemented "Leve"Perso" "effectivene" " "
" " " " "l "n " "ss " " "
" " " " " " " " " " "
" " " " " " " "of Risk " " "
" " " " " " " "Treatments " " "
" "Penambahan "Biaya besar, "Yes "D "2 "D2 "Top Level "8 bulan "Kerusakan kereta "
" "investasi pada "benefit untuk " " " " "Manajer " "menurun sebanyak 30%"
" "Balai Yasa PT KAI "turnover kereta " " " " " " "dibanding tahun "
" " "siap operasi " " " " " " "sebelumnya; Review "
" " "lebih cepat " " " " " " "oleh manajemen "
" "Kerjasama dengan "Benefit untuk "Yes "C "1 "C1 "Mid Level "2 bulan "Biaya perbaikan "
" "asuransi untuk "menutupi " " " " "Manajer " "turun 50% dibanding "
" "kerusakan akibat "kerugian lebih " " " " " " "tahun sebelumnya; "
" "perilaku "besar " " " " " " "Review oleh "
" "masyarakat " " " " " " " "manajemen "
"2 "Penambahan "Biaya besar, "Yes "D "2 "D2 "Top Level "7 bulan "Ketidaktersediaan "
" "investasi pada "benefit untuk " " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "Balai Yasa PT KAI "turnover kereta " " " " " " "turun sebanyak 30% "
" " "siap operasi " " " " " " "dibanding tahun "
" " "lebih cepat " " " " " " "sebelumnya; Review "
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
" "Optimalisasi "Biaya besar, "Yes "D "2 "D2 "Top Level "5 bulan "Ketidaktersediaan "
" "kapasitas Balai "benefit untuk " " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "Yasa pada saat "turnover kereta " " " " " " "turun sebanyak 30% "
" "peak season, "siap operasi " " " " " " "dibanding tahun "
" "optimalisasi dapat"lebih cepat " " " " " " "sebelumnya; Review "
" "dilakukan dengan " " " " " " " "oleh manajemen "
" "penambahan pegawai" " " " " " " " "
" "outsourcing dan " " " " " " " " "
" "kerjasama dengan " " " " " " " " "
" "PT INKA " " " " " " " " "
" "Membeli kereta "Biaya sangat "No "D "1 "D1 "Top Level "2 bulan "Ketidaktersediaan "
" "baru dan siap "besar, benefit " " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "operasi dari luar "untuk turnover " " " " " " "turun sebanyak 40% "
" "negeri "kereta siap " " " " " " "dibanding tahun "
" " "operasi lebih " " " " " " "sebelumnya; Review "
" " "cepat " " " " " " "oleh manajemen "
"3 "Pengalokasian dana"Biaya "Yes "D "1 "D1 "Mid Level "1 bulan "Ketidaktersediaan "
" "lebih untuk suku "besar,benefitnya" " " " "Manajer " "suku cadang turun "
" "cadang "suku cadang " " " " " " "sebanyak 40% "
" " "terpenuhi " " " " " " "dibanding tahun "
" " " " " " " " " "sebelumnya; Review "
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
" "Peningkatan "Biaya besar, "Yes "D "1 "D1 "Top Level "11 bulan "Ketidaktersediaan "
" "kerjasama dengan "butuh waktu " " " " "Manajer " "suku cadang turun "
" "PT INKA dalam "lama, ada " " " " " " "sebanyak 40% "
" "pengadaan kereta "kemungkinan " " " " " " "dibanding tahun "
" "agar suplai suku "risiko lanjutan " " " " " " "sebelumnya; Review "
" "cadang juga dapat "terkait kereta " " " " " " "oleh manajemen "
" "melalui PT INKA "yang tidak " " " " " " " "
" " "sesuai dengan " " " " " " " "
" " "infrastruktur " " " " " " " "
"4 "Perbaikan bantalan"Biaya kecil, "Yes "D "3 "D3 "Mid Level "5 bulan "Kejadian rel patah "
" "rel kereta di area"tindakan " " " " "Manajer " "turun 30 % dari "
" "dengan kontur "preventif " " " " " " "tahun lalu; review "
" "tanah kurang baik " " " " " " " "oleh manajemen "
" "Penggantian "Biaya besar "Yes "D "2 "D2 "Mid Level "5 bulan "Kejadian rel patah "
" "bertahap rel-rel " " " " " "Manajer " "turun 30 % dari "
" "yang sudah tua " " " " " " " "tahun lalu; review "
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
"5 "Penambahan daya "Biaya cukup "Yes "E "3 "E3 "Mid Level "5 bulan "Kejadian gangguan "
" "listrik dan sinyal"besar, benefit " " " " "Manajer " "sinyal turun 30 % "
" " "aset bertambah, " " " " " " "dari tahun lalu; "
" " "layanan " " " " " " "review oleh "
" " "bertambah " " " " " " "manajemen "
" "Peningkatan "Biaya rendah "Yes "E "1 "E1 "Low Level "1 bulan "Kejadian gangguan "
" "pemeriksaan rutin " " " " " "Manajer & " "sinyal turun 30 % "
" "peralatan " " " " " "Teknisi " "dari tahun lalu; "
" "persinyalan " " " " " " " "review oleh "
" " " " " " " " " "manajemen "
"6 "Penambahan jumlah "Biaya rendah "Yes "E "2 "E2 "Low Level "3 bulan "Kejadian kerusakan "
" "petugas keamanan " " " " " "Manajer " "stasiun turun 40% "
" "stasiun " " " " " " " "dari tahun lalu "
" "Penambahan "Biaya besar, "Yes "D "3 "D3 "Top Level "4 bulan "Keuntungan "
" "investasi pada PT "benefit " " " " "Manajer " "pengelolaan bisnis "
" "Reska Multi Usaha "investasi " " " " " " "meningkat 20%; "
" " "perusahaan anak " " " " " " "review oleh "
" " "menambah aset " " " " " " "manajemen "
" " "KAI " " " " " " " "
"7 "Peningkatan jumlah"Biaya besar, ada"Yes "D "2 "D2 "Mid Level "2 bulan "Kerusakan dan "
" "server untuk "idle capacity " " " " "Manajer " "kegagalan sistem "
" "e-ticketing "saat non peak " " " " " " "tiket online turun "
" " "season " " " " " " "30%; review oleh "
" " " " " " " " " "manajemen "
" "Peningkatan "Biaya kecil "Yes "D "3 "D3 "Low Level "1 bulan "Kerusakan dan "
" "pengawasan sistem " " " " " "Manajer & " "kegagalan sistem "
" "teknologi " " " " " "Teknisi " "tiket online turun "
" "e-ticketing dan " " " " " " " "35%; review oleh "
" "melakukan " " " " " " " "manajemen "
" "perencanaan " " " " " " " " "
" "keadaan darurat " " " " " " " " "
" "sistem " " " " " " " " "
"8 "Penambahan "Biaya besar "Yes "C "1 "C1 "Mid Level "3 bulan "Penurunan tingkat "
" "pegawai, " " " " " "Manajer " "ketidakselesaian "
" "peralatan, dan " " " " " " " "pengerjaan kereta "
" "penunjang Depo " " " " " " " "oleh Depo sebesar "
" " " " " " " " " "50%; review oleh "
" " " " " " " " " "manajemen "
" "Pembuatan Depo "Biaya sangat "Yes "D "2 "D2 "Top Level "10 bulan "Penurunan tingkat "
" "baru untuk "besar; Depo baru" " " " "Manajer " "ketidakselesaian "
" "menutupi "siap menampung " " " " " " "pengerjaan kereta "
" "kekurangan "kapasitas lebih " " " " " " "oleh Depo sebesar "
" " "besar di masa " " " " " " "70%; review oleh "
" " "depan " " " " " " "manajemen "
"9 "Peningkatan "Biaya kecil "Yes "D "1 "D1 "Mid Level "1 bulan "Penurunan tingkat "
" "pelatihan SDM " " " " " "Manajer " "kecelakaan akibat "
" "secara berkala " " " " " " " "kesalahan manusia "
" " " " " " " " " "sebanyak 40%; review"
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
" "Penambahan "Biaya sedang; "No "D "1 "D1 "Mid Level "6 bulan "Penurunan tingkat "
" "personil untuk "rencana KAI " " " " "Manajer " "kecelakaan akibat "
" "tugas cek dan "untuk menurunkan" " " " " " "kesalahan manusia "
" "review kesalahan "jumlah pegawai " " " " " " "sebanyak 40%; review"
" " "gagal " " " " " " "oleh manajemen "
" "Penambahan "Biaya sedang; "Yes "C "1 "C1 "Mid Level "1 bulan "Penurunan tingkat "
" "asuransi "asuransi cover " " " " "Manajer " "kerugian akibat "
" "kecelakaan "kerugian " " " " " " "kesalahan manusia "
" " " " " " " " " "sebanyak 60%; review"
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
"10 "Secara bertahap "Biaya sangat "Yes "D "2 "D2 "Top Level "5 tahun "Penurunan tingkat "
" "mengurangi "besar; dapat " " " " "Manajer "(jangka "penambalan dana "
" "ketergantungan "muncul risiko " " " " " "panjang) "akibat selisih kurs "
" "terhadap kereta "tambahan dimana " " " " " " "sebanyak 50%; review"
" "buatan asing agar "kereta tidak " " " " " " "oleh manajemen "
" "suku cadang dapat "sesuai dengan " " " " " " " "
" "dikerjakan di "infrastruktur " " " " " " " "
" "dalam negeri oleh "KAI " " " " " " " "
" "INKA " " " " " " " " "
" "Asuransi selisih "Biaya medium "Yes "A "1 "A1 "Top Level "1 bulan "Penurunan tingkat "
" "kurs " " " " " "Manajer " "penambalan dana "
" " " " " " " " " "akibat selisih kurs "
" " " " " " " " " "sebanyak 70%; review"
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
"11 "Rencana pendanaan "Biaya medium; "Yes "E "1 "E1 "Mid Level "5 bulan "Penurunan penggunaan"
" "dari subsidi "timbul risiko " " " " "Manajer " "dana PSO untuk KA "
" "silang KA "resistensi dari " " " " " " "ekonomi sebesar 30%;"
" "eksekutif dengna "masyarakat " " " " " " "review oleh "
" "ekonomi yang "pengguna KA " " " " " " "manajemen "
" "dibiayai dari PSO "ekonomi " " " " " " " "
"12 "Intensifkan "Biaya sedang, "Yes "D "2 "D2 "Mid Level "2 bulan "Mengawasi penerapan "
" "kinerja perusahaan"aset berputar di" " " " "Manajer " "strategi bisnis & "
" "anak PT Reska "grup sendiri " " " " " " "target stasiun yang "
" "Multi Usaha untuk " " " " " " " "ditata 100%; review "
" "pengembangan " " " " " " " "oleh manajemen "
" "stasiun " " " " " " " " "
" "Kerjasama dengan "Biaya besar "Yes "D "1 "D1 "Top Level "4 tahun "Mengawasi penerapan "
" "swasta untuk "namun kerjasama " " " " "Manajer "(jangka "strategi bisnis & "
" "pembangunan "memberikan " " " " " "menengah) "target stasiun yang "
" "kawasan bisnis "benefit dengan " " " " " " "ditata 100%; review "
" "terpadu seperti "dapat dibagi 2 " " " " " " "oleh manajemen "
" "penggabungan "pembiayaan untuk" " " " " " " "
" "stasiun dengan mal"pengembangan " " " " " " " "
" "di atas stasiun, " " " " " " " " "
" "stasiun dengan " " " " " " " " "
" "apartemen, dan " " " " " " " " "
" "bisnis lainnya " " " " " " " " "
" "sesuai dengan " " " " " " " " "
" "profil bisnis yang" " " " " " " " "
" "akan ditelaah " " " " " " " " "
" "lebih lanjut " " " " " " " " "
"13 "Peningkatan jumlah"Biaya besar, ada"Yes "D "2 "D2 "Mid Level "2 bulan "Kerusakan dan "
" "server untuk e- "idle capacity " " " " "Manajer " "kegagalan sistem "
" "ticketing "saat non peak " " " " " " "tiket online turun "
" " "season " " " " " " "30%; review oleh "
" " " " " " " " " "manajemen "
" "Peningkatan "Biaya kecil "Yes "D "3 "D3 "Low Level "1 bulan "Kerusakan dan "
" "pengawasan sistem " " " " " "Manajer & " "kegagalan sistem "
" "teknologi " " " " " "Teknisi " "tiket online turun "
" "e-ticketing dan " " " " " " " "35%; review oleh "
" "melakukan " " " " " " " "manajemen "
" "perencanaan " " " " " " " " "
" "keadaan darurat " " " " " " " " "
" "sistem " " " " " " " " "
"14 "Peningkatan "Biaya sedang "Yes "D "2 "D2 "Low Level "1 bulan "Peningkatan "
" "promosi dan " " " " " "Manajeri " "penggunaan produk "
" "keunggulan " " " " " " " "sebesar 20%; review "
" "pelayanan jasa " " " " " " " "oleh manaejemn "
" "angkutan menyasar " " " " " " " " "
" "pengguna mobil " " " " " " " " "
" "pribadi " " " " " " " " "
"15 "Membeli kereta "Biaya sangat "No "D "1 "D1 "Top Level "2 bulan "Ketidaktersediaan "
" "baru dan siap "besar, benefit " " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "operasi dari luar "untuk turnover " " " " " " "turun sebanyak 40% "
" "negeri "kereta siap " " " " " " "dibanding tahun "
" " "operasi lebih " " " " " " "sebelumnya; Review "
" " "cepat " " " " " " "oleh manajemen "
" "Kerjasama "Biaya besar; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "8 bulan "Ketidaktersediaan "
" "strategis dengan "butuh waktu lama" " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "PT INKA untuk "namun merupakan " " " " " " "turun sebanyak 40% "
" "pengadaan kereta "investasi besar " " " " " " "dibanding tahun "
" "secara bertahap. "ke depannya " " " " " " "sebelumnya; Review "
" "Pengadaan perlu " " " " " " " "oleh manajemen "
" "dilakukan spesifik" " " " " " " " "
" "agar tidak terjadi" " " " " " " " "
" "kereta tidak " " " " " " " " "
" "sesuai dengan " " " " " " " " "
" "kebutuhan dan " " " " " " " " "
" "kesiapan " " " " " " " " "
" "infrastruktur KAI " " " " " " " " "
" "Pengajuan "Biaya besar, "Yes "D "2 "D2 "Top Level "3 tahun "Ketidaktersediaan "
" "perubahan "butuh waktu " " " " "Manajer "(jangka "kereta siap operasi "
" "peraturan agar PT "lama, kerjasama " " " " " "menengah) "turun sebanyak 30% "
" "KAI dapat "dengan politisi " " " " " " "dibanding tahun "
" "melakukan "dan pembuat " " " " " " "sebelumnya; Review "
" "pengadaan kereta "kebijakan cukup " " " " " " "oleh manajemen "
" "api dengan PT INKA"berat " " " " " " " "
" "tanpa perlu " " " " " " " " "
" "melalui tender " " " " " " " " "
" "yang biasanya " " " " " " " " "
" "dimenangkan oleh " " " " " " " " "
" "pihak luar " " " " " " " " "
" "Mengurangi "Biaya besar; ada"Yes "E "2 "E2 "Top Level "10 bulan "Ketidaktersediaan "
" "kerjasama dengan "risiko terjadi " " " " "Manajer " "kereta siap operasi "
" "Jepang terkait "ketidaknyamanan " " " " " " "turun sebanyak 30% "
" "penerimaan hibah "dengan hubungan " " " " " " "dibanding tahun "
" "kereta dengan "antar negara. " " " " " " "sebelumnya; Review "
" "melakukan lobi "Benefitnya " " " " " " "oleh manajemen "
" "kepada para "bisnis bisa " " " " " " " "
" "politisi dan "dilakukan dengan" " " " " " " "
" "autorisasi "PT INKA agar " " " " " " " "
" "penerima hibah "INKA bisa " " " " " " " "
" "agar kereta Jepang"berkembang " " " " " " " "
" "tidak masuk ke " " " " " " " " "
" "dalam negeri " " " " " " " " "
"16 "Investasi rel "Biaya sangat "Yes "C "3 "C3 "Top Level "4 tahun "Peningkatan segmen "
" "kereta dan kereta "besar; investasi" " " " "Manajer "(jangka "angkutan barang "
" "di pulau "besar untuk " " " " " "menengah) "sebesar 20%; review "
" "Kalimantan, "bisnis KAI di " " " " " " "oleh manajemen "
" "Sulawesi dan Papua"masa depan " " " " " " " "
" "untuk pengangkutan" " " " " " " " "
" "barang komoditi. " " " " " " " " "
" "Kalimantan saat " " " " " " " " "
" "ini pengangkutan " " " " " " " " "
" "batubara masih " " " " " " " " "
" "mengandalkan jalan" " " " " " " " "
" "trans kalimantan " " " " " " " " "
" "yang saat ini " " " " " " " " "
" "mulai padat di " " " " " " " " "
" "wilayah- wilayah " " " " " " " " "
" "tertentu. " " " " " " " " "
" "Penetrasi bisnis "Biaya sedang; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "10 bulan "Peningkatan segmen "
" "ke perusahaan "keunggulan KAI " " " " "Manajer " "angkutan barang "
" "dengan angkutan "dalam memotong " " " " " " "sebesar 35%; review "
" "barang yang "waktu tempuh " " " " " " "oleh manajemen "
" "kapasitas besar, "dapat menjadi " " " " " " " "
" "seperti pada Aqua,"daya tarik utama" " " " " " " "
" "bahan bangunan, " " " " " " " " "
" "dst. Hal ini " " " " " " " " "
" "terutama untuk " " " " " " " " "
" "wilayah " " " " " " " " "
" "Jabodetabek dan " " " " " " " " "
" "sekitarnya yang " " " " " " " " "
" "bila melalui " " " " " " " " "
" "angkutan truk " " " " " " " " "
" "susah menembus " " " " " " " " "
" "kemacetan. " " " " " " " " "
" "Pengembangan "Biaya sedang, "Yes "D "3 "D3 "Top Level "4 tahun "Peningkatan segmen "
" "bisnis aset non "permodalan bisa " " " " "Manajer "(jangka "non usaha sebesar "
" "usaha melibatkan "kerjasama dengan" " " " " "menengah) "20%; review oleh "
" "swasta seperti "swasta " " " " " " "manajemen "
" "pengembang " " " " " " " " "
" "properti dengan " " " " " " " " "
" "menggabungkan " " " " " " " " "
" "konsep stasiun " " " " " " " " "
" "dengan pusat " " " " " " " " "
" "perbelanjaan, " " " " " " " " "
" "ataupun apartemen." " " " " " " " "
" "Penyewaan "Biaya kecil; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "2 bulan "Peningkatan segmen "
" "pemasangan iklan "pendapatan " " " " "Manajer " "non usaha sebesar "
" "di badan gerbong "meningkat " " " " " " "20%; review oleh "
" "kepada pihak " " " " " " " "manajemen "
" "swasta " " " " " " " " "
"17 "Peningkatan jumlah"Biaya besar, ada"Yes "D "2 "D2 "Mid Level "2 bulan "Kerusakan dan "
" "server untuk TI "idle capacity " " " " "Manajer " "kegagalan sistem "
" "operasi "saat non peak " " " " " " "tiket online turun "
" " "season " " " " " " "30%; review oleh "
" " " " " " " " " "manajemen "
" "Peningkatan "Biaya kecil "Yes "D "3 "D3 "Low Level "1 bulan "Kerusakan dan "
" "pengawasan sistem " " " " " "Manajer & " "kegagalan sistem "
" "teknologi dan " " " " " "Teknisi " "tiket online turun "
" "melakukan " " " " " " " "35%; review oleh "
" "perencanaan " " " " " " " "manajemen "
" "keadaan darurat " " " " " " " " "
" "sistem " " " " " " " " "
"18 "Persiapkan ahli "Biaya medium "Yes "C "2 "C2 "Mid Level "2 bulan "Kerugian akibat "
" "hukum profesional " " " " " "Manajer " "gugatan hukum turun "
" "untuk meng-counter" " " " " " " "30%; review oleh "
" "gugatan hukum " " " " " " " "manajemen "
"19 "Intensifkan "Biaya medium "Yes "E "3 "E3 "Mid Level "5 bulan "Aset yang "
" "penyertifikatan " " " " " "Manajer " "bersertifikat "
" "aset KAI terutama " " " " " " " "meningkat 85% dari "
" "di wilayah Jawa " " " " " " " "tahun lalu; review "
" "dan wilayah yang " " " " " " " "oleh manajemen "
" "dinilai komersil " " " " " " " " "
" "serta strategis " " " " " " " " "
" "Persiapkan ahli "Biaya medium "Yes "C "2 "C2 "Mid Level "2 bulan "Kerugian akibat "
" "hukum profesional " " " " " "Manajer " "gugatan hukum turun "
" "untuk meng-counter" " " " " " " "30%; review oleh "
" "gugatan hukum " " " " " " " "manajemen "
"20 "Melakukan lobi "Biaya sedang "Yes "E "4 "E4 "Top Level "4 bulan "Disetujui rencana "
" "dengan pemerintah " " " " " "Manajer " "terbaik untuk KAI di"
" "untuk perencanaan " " " " " " " "masa depan "
" "tersebut " " " " " " " " "
" "Melakukan "Biaya sedang "Yes "E "4 "E4 "Top Level "4 bulan "Kesiapan PT KAI "
" "persiapan terhadap" " " " " "Manajer " "dalam melaksanakan "
" "keputusan-keputusa" " " " " " " "keinginan "
" "n bisnis pemilik " " " " " " " "stakeholder baru "
" "baru KAI " " " " " " " " "
"21 "Melakukan lobi "Biaya sedang "Yes "E "3 "E3 "Top Level "4 bulan "Disetujui rencana "
" "politik dan " " " " " "Manajer " "terbaik untuk KAI di"
" "diskusi bersama " " " " " " " "masa depan "
" "dengan pembuat " " " " " " " " "
" "kebijakan " " " " " " " " "
"22 "Intensifkan "Biaya besar; "Yes "E "2 "E2 "Mid Level "1 bulan "Jumlah pemberitaan "
" "kegiatan kehumasan"penanaman citra " " " " "Manajer " "baik meningkat 60%; "
" "KAI dengan "baik ke " " " " " " "review oleh "
" "kerjasama dengan "masyarakat dapat" " " " " " "manajemen "
" "media besar untuk "berdampak besar " " " " " " " "
" "memasukkan berita-"di masa depan " " " " " " " "
" "berita pencitraan " " " " " " " " "
" "untuk KAI " " " " " " " " "
" "Selalu menggunakan"Biaya kecil; "Yes "E "2 "E2 "Mid Level "1 bulan "Jumlah pemberitaan "
" "hak jawab atas "penanaman citra " " " " "Manajer " "baik meningkat 60%; "
" "pemberitaan "baik ke " " " " " " "review oleh "
" "negatif dan "masyarakat dapat" " " " " " "manajemen "
" "menjatuhkan PT KAI"berdampak besar " " " " " " " "
" " "di masa depan " " " " " " " "
"23 "Penegakan hukum "Biaya medium; "Yes "E "2 "E2 "Mid Level "1 bulan "Jumlah kerusakan "
" "yang keras baik "penegakan hukum " " " " "Manajer " "berkurang 60%; "
" "itu melalui polisi"menimbulkan efek" " " " " " "review oleh "
" "ataupun polsuska "jera " " " " " " "manajemen "
" "Asuransi kerusakan"Biaya medium; "Yes "E "1 "E1 "Mid Level "1 bulan "Jumlah kerugian "
" " "kerugian " " " " "Manajer " "akibat kerusakan "
" " "berkurang " " " " " " "turun 50%; review "
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
"24 "Intensifkan "Biaya besar; "Yes "E "3 "E3 "Mid Level "1 bulan "Pengguna KA "
" "kegiatan kehumasan"penanaman citra " " " " "Manajer " "meningkat 20%, "
" "KAI dengan "baik ke " " " " " " "parkir stasiun untuk"
" "kerjasama dengan "masyarakat dapat" " " " " " "mobil pribadi naik "
" "media besar untuk "berdampak besar " " " " " " "20%; review oleh "
" "berita pencitraan "di masa depan " " " " " " "manajemen "
" "untuk KAI agar " " " " " " " " "
" "orang beralih dari" " " " " " " " "
" "kendaraan pribadi " " " " " " " " "
" "Lobi politik "Biaya medium "Yes "E "3 "E3 "Top Level "4 bulan "Pengguna KA "
" "dengan pembuat " " " " " "Manajer " "meningkat 20%, "
" "kebijakan dan " " " " " " " "parkir stasiun untuk"
" "politisi agar " " " " " " " "mobil pribadi naik "
" "aturan pembatasan " " " " " " " "20%; review oleh "
" "mobil pribadi " " " " " " " "manajemen "
"25 "Asuransi selisih "Biaya medium "Yes "D "2 "D2 "Top Level "4 bulan "Kerugian akibat "
" "kurs " " " " " "Manajer " "kegagalan kerjasama "
" " " " " " " " " "turun 30%; review "
" " " " " " " " " "oleh manajemen "
" "Kerjasama "Biaya medium "Yes "D "2 "D2 "Top Level "4 bulan "Kerugian akibat "
" "dilakukan dengan " " " " " "Manajer " "kegagalan kerjasama "
" "perusahaan yang " " " " " " " "turun 30%; review "
" "bonafit " " " " " " " "oleh manajemen "
"27 "Penetrasi bisnis "Biaya sedang; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "10 bulan "Peningkatan segmen "
" "ke perusahaan "keunggulan KAI " " " " "Manajer " "angkutan barang "
" "dengan angkutan "dalam memotong " " " " " " "sebesar 35%; review "
" "barang yang "waktu tempuh " " " " " " "oleh manajemen "
" "kapasitas besar, "dapat menjadi " " " " " " " "
" "seperti pada Aqua,"daya tarik utama" " " " " " " "
" "bahan bangunan, " " " " " " " " "
" "dst. Hal ini " " " " " " " " "
" "terutama untuk " " " " " " " " "
" "wilayah " " " " " " " " "
" "Jabodetabek dan " " " " " " " " "
" "sekitarnya yang " " " " " " " " "
" "bila melalui " " " " " " " " "
" "angkutan truk " " " " " " " " "
" "susah menembus " " " " " " " " "
" "kemacetan. " " " " " " " " "
"28 "Peningkatan "Biaya sedang; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "1 bulan "Peningkatan segmen "
" "strategi kehumasan" " " " " "Manajer " "angkutan sebesar "
" "dengan " " " " " " " "35%; review oleh "
" "mengedepankan " " " " " " " "manajemen "
" "keunggulan KAI " " " " " " " " "
" "dibanding moda " " " " " " " " "
" "lain " " " " " " " " "
" "Penetrasi bisnis "Biaya sedang; "Yes "D "2 "D2 "Top Level "10 bulan "Peningkatan segmen "
" "ke perusahaan "keunggulan KAI " " " " "Manajer " "angkutan barang "
" "dengan angkutan "dalam memotong " " " " " " "sebesar 35%; review "
" "barang yang "waktu tempuh " " " " " " "oleh manajemen "
" "kapasitas besar "dapat menjadi " " " " " " " "
" " "daya tarik utama" " " " " " " "
5. Monitoring Risiko
Monitoring perlu dilakukan karena risiko dan prioritas dapat berubah
sesuai situasi yang sedang dihadapi perusahaan. Monitoring dan reviu
bertujuan mengantisipasi perubahan risiko yang bersifat mendadak dan
persistent baik pada tingkat risiko maupun arah risiko yang berdampak
negatif pada profil risiko. Proses Monitoring dan Reviu dilakukan dengan
cara memantau efektivitas rencana penanganan risiko, strategi, dan sistem
manajemen risiko. Outcome akan dievaluasi bagaimana bila dibandingkan
dengan jejak langkah dan acuan kesuksesan atau kegagalan
manajemen risiko. Monitoring yang dilakukan melihat pada outcome dan telah
dimasukkan pada tabel perencanaan risiko di atas yaitu tabel 10 rencana
penanganan risiko PT KAI
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam memahami bisnis suatu perusahaan atau kegiatan suatu organisasi,
manajemen resiko adalah kunci kesuksesannya. Memahami ini, tidak serta
merta hanya harus dipahami oleh top manajemen, namun juga selauruh anggota
perlu adanya satu pemikiran. Pentingnya peran di tiap lini akan
mempengaruhi bagaiamana suatu perusahaan itu berjalan.
Pemahaman yang mendalam terhadap kegiatan perusahaan atau organisasi
akan menghasilkan pelaksanaan manajemen resiko yang berbeda. hal ini
terjadi karena setiap organisasi akan memberikan treatment yang berbeda di
tiap pemahaman yang berbeda pula. Perusahaan yang berfokus pada manajemen
audit akan berbeda dari perusahaa yang berjalan dengan menggunakan
manajemen pemasaran. Penerapan pendekatan manajemen resiko harus sesuai
dengan core/inti dari suatu perusahaan tersebut. Suatu pedekatan perusahaan
tidak dapat serta merta diduplikasi oleh perusahaan lain tanpa adanya
analisis terhadap kebutuhan perusahaan.
Dalam menjalankan manajemen resiko, maka perlu dibuat strategi yang
tepat. Adapun manajemen resiko yang baik harus mencakup:
Infrastruktur keras: ruang kerja, struktur organisasi, computer, model
statistic, dan sebagainya.
Infrastruktur lunak: budaya kehati – hatian, organisasi yang
responsive terhadap resiko, dan sebagainya.
Proses manajemen resiko: identifikasi, pengukuran, dan pengelolaan
resiko.
Dengan padigma manajemen resiko terkini sebagai berikut:
"Paradigma Lama "Paradigma Baru "
"Pengelolaan resiko dilakukan secara"Terintegrasi: Manajemen resiko "
"terpisah oleh masing – masing "dikoordinasikan oleh eksekutif "
"departemen atau fungsi. Perhatian "puncak, setiap orang melihat "
"lebih pada akuntansi, audit "manajemen resiko sebagai bagian "
"internal "dari pekerjaan mereka "
"Ad-hoc: manajemen resiko dilakukan "Terus menerus: manajemen resiko "
"jika menajer merasa perlu untuk "merupakan proses yang berkelanjutan"
"melakukannya "Fokus Luas: resiko bisnis dan "
"3. Fokus yang lebih sempit: "kesempatan bisnis diperhatikan, dan"
"terutama kepada resiko yang "menuju kea rah Value organisasi "
"dijanjikan " "
Untuk mencapai manajemen resiko yang terintegrasi secara formal, perusahaan
melakukan langkah berikut:
Mengidentifikasi semua resiko, merangking atau prioritasisasi resiko
tersebut
Beberapa perusahaan atau organisasi menggunakan kegiatan brainstorming
gabugan antar manajer perusahaan dengan konsultan untuk
mengidentifikasi semua resiko. Langkah berikutnya adalah merangking
resiko tersebut sehingga dapat dilihat urutan prioritasnya. Pimpinan
tersebut dalam hal in ibis diminta untuk memberi rangking resiko-
resiko yang diidentifikasi dengan menggunakan dimensi tertentu
Menghitung probabilitas dan dampak resiko tersebut secara kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif tersebut memungkinkan perusahaan menghitung
dampak resiko yang lebih akurat, meskipun tidak semua resiko bisa
dikuantifikasi
Menggunakan ukuran resiko yang teritegrasi dan mudah dipahami oleh
anggota organisasi secara keseluruhan
Melihat ketidakkonsistenan antar bagian, melihat efek diversifikasi
resiko – resiko yang ada di perusahaan, sekaligus merupakan kesempatan
dalam pendanaan resiko
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian
Permenhub nomor 49 tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional
(Sistranas) Laporan Tahunan PT. Kereta Api Indonesia 2013
Company Profile PT Kereta Api Indonesia 2016
Annual Report PT. Kereta Api Indonesia
Standards Australia/Standards New Zealand Standard Committee,AS NZS ISO
31000:2009
Risk Management and Guidliness. Agustus 2010
Fred R. David. Manajemen Strategis. Jakarta: 2004.
PT. Industri Kereta Api.
http://id.wikipedia.org/wiki/PT_Industri_Kereta_Api . Diakses pada tanggal
24 September 2016
-----------------------
PT KAI
Identifikasi Risiko
Evaluasi Risiko
Monitoring & Evaluasi
Memastikan tujuan tercapai dan meminimalisasi kerugian
Risiko
Menghambat pencapaian tujuan dan menimbulkan kerugian
Manajemen Risiko
Penanganan Risiko
Analisis Risiko
Penetapan Konteks