PROPOSAL ROBEKAN PERINEUM DERAJAT 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat di hindarkan atau dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat dan adanya robekan perineum ini di bagi menjadi: robekan perineum derajat 1, robekan perineum derajat 2, 3 dan 4 (Rukiah, 21!. 21!. "erd "erdas asark arkan an data data World Health Health Orga Organiz nizati ation on (#$%! (#$%! pada pada tahun tahun 2& 2& terjadi terjadi 2,' juta juta kasus kasus ruptur rupturee perine perineum um pada ibu bersalin. ngka diperkirakan akan meningkat mencapai ),3 juta pada tahun 2* jika tidak mendapat perhatian dan penanganan yang lebih (+athus, 214!. i si siaa ruptur rupturee perine perineum um juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam masyarakat, * - dari kejadian rupture perineum di dunia terjadi di sia. re/elensi re/elensi ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di 0ndonesia *2 - di karenakan persalinan dengan bayi berat lahir cukup atau lebih (+athus, 214!. enyeb enyebab ab terjadi terjadiny nyaa ruptur ruptur perineu perineum m dapat dilihat dari dua aktor yaitu aktor aktor maternal maternal dan janin. +aktor janin yang menjadi menjadi penyebab penyebab terjadinya terjadinya ruptur perineum adalah berat badan lahir, posisi kepala yang abnormal, distosia bahu, kelainan bokong dan lainlain. "erat badan lahir yang lebih dari 4 gram dapat meningkatka meningkatkan n resiko terjadinya terjadinya ruptur ruptur perineum hal ini disebabkan oleh karena perineum tidak cukup kuat menahan regangan kepala bayi dengan berat badan bayi yang besar (+athus, 214!. erdar erdaraha ahan n postpa postpartu rtum m menjad menjadii penye penyebab bab utama utama 4- kematia kematian n ibu di 0ndonesia. Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan setelah
atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. erlukaan perineum umumnya terjadi unilateral , namun dapat juga bilateral. erlukaan bilateral. erlukaan pada diafragma urogenetalis dan urogenetalis dan muskulus levator ani, ani, yang terjadi pada aktu persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka kulit perineum atau pada /agina., sehingga tidak keliha kelihatan tan dari dari luar. luar. erluka erlukaan an demiki demikian an dapat dapat melema melemahka hkan n dasar dasar panggu panggul, l, sehingga mudah terjadi prolapsus terjadi prolapsus genetalis genetalis (+athus, 214!. engetahuan ibu nias tentang peraatan luka perineum yang baik seperti mencuci mencuci luka perineum dengan air sabun mengeringkan mengeringkan daerah genetalia genetalia setelah " dan "" dan melakukan cebok dari depan ke belakang akan mencegah ineksi perineum. engetahuan rendah atau kurang kemungkinan terjadi ineksi akan akan lebih lebih besar besar karena karena kesalah kesalahan an dalam dalam peraa peraatan tan luka luka perine perineum um (5u (5uliana, liana, 213!. ngk ngkaa keja kejadi dian an ine ineks ksii kare karena na robe robekk kkan an jala jalan n lahi lahirr masi masih h ting tinggi gi,, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara peraatan luka perineum dan salah satu inter/ensi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang peraatan luka perineum. enyebab ineksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman dari luar!, luar! , autogen (kuman ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh!, endogen (dari jalan lahir sendiri!. enyebab yang terbanyak dan lebih dari *- adalah streptococcus anaerob yang yang sebena sebenarny rnyaa tidak tidak patoge patogen n sebaga sebagaii penghuni normal jalan lahir. 6enuru 6enurutt 7uiy 7uiyoga oga (24! (24! akibat akibat peraa peraatan tan perine perineum um yang yang tidak tidak benar benar dapat mengakibat mengakibatkan kan kondisi kondisi perineum perineum yang yang terkena terkena lokhea lokhea dan dan
lembabakan lembabakan
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya ineksi pada perineum. 6unculnya ineksi pada perineum dapat merambat pada
atonia uteri yang terjadi pada hampir persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. erlukaan perineum umumnya terjadi unilateral , namun dapat juga bilateral. erlukaan bilateral. erlukaan pada diafragma urogenetalis dan urogenetalis dan muskulus levator ani, ani, yang terjadi pada aktu persalinan normal atau persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka kulit perineum atau pada /agina., sehingga tidak keliha kelihatan tan dari dari luar. luar. erluka erlukaan an demiki demikian an dapat dapat melema melemahka hkan n dasar dasar panggu panggul, l, sehingga mudah terjadi prolapsus terjadi prolapsus genetalis genetalis (+athus, 214!. engetahuan ibu nias tentang peraatan luka perineum yang baik seperti mencuci mencuci luka perineum dengan air sabun mengeringkan mengeringkan daerah genetalia genetalia setelah " dan "" dan melakukan cebok dari depan ke belakang akan mencegah ineksi perineum. engetahuan rendah atau kurang kemungkinan terjadi ineksi akan akan lebih lebih besar besar karena karena kesalah kesalahan an dalam dalam peraa peraatan tan luka luka perine perineum um (5u (5uliana, liana, 213!. ngk ngkaa keja kejadi dian an ine ineks ksii kare karena na robe robekk kkan an jala jalan n lahi lahirr masi masih h ting tinggi gi,, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara peraatan luka perineum dan salah satu inter/ensi yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang peraatan luka perineum. enyebab ineksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman dari luar!, luar! , autogen (kuman ( kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh!, endogen (dari jalan lahir sendiri!. enyebab yang terbanyak dan lebih dari *- adalah streptococcus anaerob yang yang sebena sebenarny rnyaa tidak tidak patoge patogen n sebaga sebagaii penghuni normal jalan lahir. 6enuru 6enurutt 7uiy 7uiyoga oga (24! (24! akibat akibat peraa peraatan tan perine perineum um yang yang tidak tidak benar benar dapat mengakibat mengakibatkan kan kondisi kondisi perineum perineum yang yang terkena terkena lokhea lokhea dan dan
lembabakan lembabakan
sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya ineksi pada perineum. 6unculnya ineksi pada perineum dapat merambat pada
saluran saluran kandun kandung g kencin kencing g ataupu ataupun n pada pada jalan jalan lahir lahir yang yang dapat dapat beraki berakibat bat pada pada munculny munculnyaa komplikasi komplikasi ineksi kandung kandung kencing maupun ineksi pada jalan lahir ($eraati, 21!. 0neksi tidak hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabka menyebabkan n kerusakan kerusakan pada jaringan sel penunjang, penunjang, sehingga akan menambah menambah ukuran dari luka itu sendiri, baik panjang maupun kedalaman luka ($eraati, 21!. suhan ebidanan merupakan penerapan ungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung tanggung jaab dalam memberikan memberikan pelayanan pelayanan kepada kepada klien yang mempunya mempunyaii kebutu kebutuhan han8ma 8masala salah h dalam dalam bidang bidang keseha kesehatan tan ibu pada pada masa masa hamil, hamil, nias, nias, bayi bayi setel setelah ah lahi lahirr serta serta kelu keluar arga ga bere berenc ncan anaa suha suhan n ebi ebida dana nan n adal adalah ah pros proses es pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan keenangan dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (odiet, 212! "erdasarkan data yang diperoleh dari R79 nutapura palu, angka kejadian persalinan dengan robekan jalan lahir khususnya robekan perineum derajat 00 masih tinggi pada tahun 213 yaitu jumlah persalinan normal 1232 terjadi 2& kasus robekan perineum tingkat 00 (R79 nutapura nutapura alu, 213!. ingginya kasus ruptur perineum tingkat 00 yang terjadi di R79 nutapura alu tahun 211 sebanyak 2& kasus perlu mendapat perhatian khuus mengingat salah salah satu satu aktor aktor terjadi terjadi ineksi ineksi adalah adalah peraa peraatan tan perine perineum um masa masa nias nias yang yang kurang baik dan benar diharapkan mampu menurunkan 0 akibat ineksi pada masa nias, maka penulis tertarik untuk mengaji ruptur perineum deerajat 00 akan dituangkan dalam bentuk proposal dengan judul ;suhan ebidanan pada 0bu
ost artum dengan Robekan erineum erajat 00 di ruang kasuari R79 nutapura palu pada tahun214<. elayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan keenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera sehingga tercapai indonesia sehat 21* (ujiati, 211!. omplikasi pasca persalinan lain yang sering dijumpai termasuk ineksi saluran kemih, retensio urin, atau inkontinensia. "anyak ibu mengalami nyeri pada daerah perineum dan /ul/a selama beberapa minggu, terutama apabula terdapat kerusakan jaringan atau episiotomi pada persalinan kala 00. erineum ibu harus diperhatika secara teratur terhadap kemungkinan terjadinya ineksi (7arono, 2=!.
B.
Rumusan Masala
"erdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: ;"agaimana suhan ebidanan ada 0bu ost artum engan Robekan erineun derajat 00>< !. Tu"uan Penel#t#an
1. ujuan umum 6ahasisa mampu menerapkan asuhan kebidanan ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00 dengan pola ' langkah /arney dan pendokumentasian 7%. 2. ujuan husus dapun tujuan khususnya yaitu mahasisa dapat:
1!
apat melakukan pengkajian menyeluruh pada ibu bersalin dengan robekan
perineum derajat 00. 2! apat menentukan diagnosa kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00. 3! apat menentukan diagnosa potensial dan masalah pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00. 4! apat mengidentiikasi kebutuhan akan tindakan segera pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00. *! apat merencanakan tindakan kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00 )! apat melaksanakan tindakan kebidanan pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00 . '! apat menge/aluasi tindakan asuhan yang telah diberikan pada ibu bersalin dengan robekan perineum derajat 00. =! apat melakukan endokumentasian D. Man$aat Penel#t#an 1. "agi institusi pendidikan 7ebagai bahan acuan penelitian berikutnya bagi institusi pendidikan dalam pengetahuan peran dan sikap bidan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu post partum dengan robekan perineum derajat 00. 2. "agi institusi R79 nutapura 7ebagai bahan masukkan mengenai pengetahuan peran dan sikap bidan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu post partum derngan robekan perineum derajat 00. 3. "agi peneliti 9ntuk menambah pengalaman dan aasan bagi peneliti dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik dan benar pada setiap kasus kebidanan yang ada salah satunya ruptur perineum derajat 00.
BAB II TINJAUAN PISTAKA A. K%nse& Tentang P%st Partum 'Masa N#$as( 1. engertian masa nias a. 6asa nias atau puerperium di mulsi sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai
dengan ) minggu (42 hari! setelah itu (7arono, 2=!. b. 6asa nias adalah masa segera setelah kelahiran sampai ) minggu. 7elama masa ini, salura reprodukti anatominya kembali keadaan tidak hamil yang normal (Rukiah, 21!. c. 6asa nias (puerperium! adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai samapai alatalat kandungan kembali seperti
pra hamil. ?ama masa nias )
= minggu (Rukiah, 21!. d. 6asa nias disebut juga masa post partum atau puerperium adalah masa atau aktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organorgan yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Rahmaati, 2&!. "erdasarkan uraian diatas, penulis memberikan kesimpulan baha yang dimaksud dengan masa nias adalah disebut juga masa puerperium atau masa post partum dimulai sejak 1 jam setelah bayi lahir dan plasenta lahir atau keluar dari rahim, berlangsung selama ) minggu (42 hari! berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organorgan yang berkaitan dengan kandungan yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan berkaitan saat melahirkan. 2. ujuan asuhan masa nias 7elama bidan memberikan asuhan sebaiknya bidan mengetahui apa tujuan dari pemberian asuhan pada ibu masa nias, tujuan diberikan asuhan pada ibu selama masa nias antara lain:
a. 6enjaga kesehatan ibu dan bayinya baik isik maupun psikologis dimana dalam asuhan pada masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu terjaga. b. 6elaksanakan skrining yang komprehensi (menyeluruh! dimana bidan harus melakukan manajemen asuhan kebidanan pada ibu masa nias secara sistematis yaitu mulai pengajian data subjekti, objekti maupin penunjang. c. 7etelah bidan melaksanakan pengakajian data maka bidan harus menganalisa darah tersebut sehingga tujuan asuhan masa nias ini dapat mendeteksi masalah yang terjadi pada ibu dan bayi d. 6engobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya, yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke langkah berikutnya sehingga tujuan diatas dapat dilaksanakan. e. 6emberikan pendidikan kesehatan tentang peraatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan peraatan bayi sehat@ memberikan pelayanan keluarga berencana (Rukiah, 21!. 3. eran dan anggung Aaab "idan alam suhan 6asa Nias suhan ibu selama masa nias, bidan bidan mempunyai peran dan tanggung jaab antara lain: a. "idan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk mamastikan keduanya dalam kondisi yang stabil. b. eriksa undus tiap 1* menit pada jam pertama, 23 menit pada jam kedua, jika kontraksi tidak kuat. 6asasse uterus sampai keras karena otot akan menjepit pembuluh darah sehingga menghentikan perdarahan. c. eriksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan tiap 1* menit pada jam pertama dan tiap 3 menit pada jam kedua. d. njurkan ibu minum untuk mencegah dehidrasi, bersihkan perineum, dan kenakan pakaian bersih, biarkan ibu istrahat, beri posisi yang nyaman, dukung program bounding attachman dan 70 eksklusi, ajarkan ibu dan keluarga untuk
memeriksa undus dan perdarahan, beri konseling tentang BiCi, peraatan payudara, kebersihan diri. e. 6emberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nias sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan isik dan psikologis selama masa nias. . 7ebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. g. 6endorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. h. 6embuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi. i. 6endeteksi komplikasi dan perlunya rujukan j. 6emberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tandatanda bahaya, menjaga giCi yang baik, serta mempraktekan kebersihan yang aman. k. 6alakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nias. l. 6emberi asuhan secara proesional (Rukiah, 21!. 4. ahapan masa nias dapun tahapantahapan masa nias (post partum8puerperium! adalah: 1. uerperium dini: 6asa kepulihan, yakni saatsaat ibu diperbolehkan berdiri dan berjalanjalan. 2. uerperium intermedial: masa kepulihan menyeluruh dari organorgan genital, kirakira antara )= minggu. 3. Remot puerperium: #aktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan atau persalinan mempunyai komplikasi (Rahmaati, 2&!.
*. perubahan isiologi pada masa nias . perubahan sistem reproduksi 1. perubahan uterus
7ecara garis besar, uterus akan mengalami pengecilan (in/olusi! secara berangsurangsur sehingga akhinya kembali seperti sebelum hamil. 6engenai tinggi undus uterus dan berat uterus menurut masa in/olusi sebagai berikut: In)%lus# "ayi lahir 9ri lahir 7atu minggu
T#ngg# $un*us uterus 7etinggi pusat ua jari baah pusat ertengahan pusat
ua minggu
symphisis ak teraba
Dnam minggu elapan minggu
di
symphisis "ertambah kecil 7ebesar normal abel 2.1 0n/olusi uterus
atas
Berat uterus 1 gram '* gram * gram
3* gram
* gram 3 gram
7egera setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa luka kasar dan menonjol kedalam ca/um uteri, penonjolan tersebut diameternya kira kira ',* cm. 7esudah 2 minggu diameternya berkurang menjadi 3,* cm, dan akhirnya akan pulih kembali. i samping itu, dari ca/um uteri keluar cairan sekret disebut lochea (Rahmaati, 2&!. a. Lochea rubra (cruenta): berarna merah, berisi darah segar dan sisasisa darah segar dan sisasisa selaput ketuban, selsel desidua,verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan. b. Lochea sanguinolenta: berarna merah kuning berisi darah lender, hari ke 3' pasca persalinan. c. Lochea serosa: berarnah kuning, cairan tidak berdarah lagi hari ke '14 pasca persalinan, mengandung leokosit, mucus, sel epitel /agina, desidua nekrotik, bakteri nonpatologis. d. Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu sebagian besar cairan dan lekosit ditambah sebagian mucus ser/iks dan mikroorganisme. e. Lochea purulenta: terjadi ineksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. . ?ochiostatis: lochea tidak lancar keluarnya (7umiaty, 211!.
2. erubahan /agina daan perineum a. Eagina ada minggu ketiga, /agina mengecil dan timbul rugae (lipatanlipatan atau kerutankerutan! kembali. b. erlukaan /agina erlukaan /agina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. 6ungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi lebih sering terjadi sebagai akibat ekstraksi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan spekulum. c. erubahan pada perineum erjadi robekan perineum pada hampirt semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi digaris tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil dari biasa, kepala janin meleati pintu panggul baah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika (Rahmaati, 2&!. ". erubahan pada sistem pencernaan 7ering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. $al ini umumnya disebabkan karena makanan padat dan kurangnya berserat selama persalinan. i samping itu rasa takut untuk buang air besar, sehubungan jahitan pada perineum, jangan sampai lepas dan juga takut akan rasa nyeri. "uang air besar harus dilakukan 34 hari setelah persalinan. "ilamana masih juga terjadi konstipasi dan beraknya mungkin keras dapat diberikan obat laksan peroral atau per rektal. "ila masih juga belum berhenti, dilakukan klysma (klisma!, enema (ing! artinya suntikan urusurus (Rahmaati, 2&!. F. erubahan perkemihan
7aluran kembali normal dalam aktu 2 sampai = minggu, tergantung pada 1! keadaan8status sebelum persalinan, 2! lamanya partus kala 2 dilalui, 3! besarnya tekanan kepala yang menekan pada saat persalinan (Rahmaati, 2&!. . erubahan sistem muskuloskeletal atau diatesis rectie abdominis . !iathesis 7etiap anita nias memiliki derajat diathesis8konstitusi (yakni keadaan tubuh yang membuat jaringanjaringan tubuh bereaksi secara luar biasa terhadap rangsanganrangsangan luar tertentu, sehingga membuat orang itu lebih peka terhadap penyakitpenyakit tertentu! (Rahmaati, 2&!. 2. "bnominalis dan peritonium kibat peritonium berkontraksi dan berretraksi pasca persalinan dan juga beberapa hari setelah itu, peritonium yang membungkus sebagian besar dari uterus, membentuk lipatanlipatan dan kerutankerutan (Rahmaati, 2&!. inding abdomen tetap kendor untuk sementara aktu. $al ini disebabkan karena sebagai konsekuensi dari putusnya seratserat elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat pembesaran uterus selama hamil (Rahmaati, 2&!. D. erubahan tandatanda /ital 1. 7uhu badan a. 7ekitar hari ke4 setelah persalinan suhu ibu mungkin naik sedikit, antara 3',2 F 3',*F. emungkinan disebabkan karena ikutan dari akti/itas payudara. b. "ila kenaikan mencapai 3= F pada hari kedua sampai harihari berikutnya, harus diaspadai adanya ineksi atau sepsis nias. 2. enyut nadi a. enyut nai ibu akan melambat sekitar )G8mnt, yakni pada aktu setelah persalinan karena ibu dalam aktu istrahat penuh. 0ni terjadi utamanya pada minggu pertama post partum. b. ada ibu yang ner/us nadinya bisa cepat, kirakira 11G8mnt. "isa juga terjadi gejala syok karena ineksi, khususnya bila disertai peningkatan suhu tubuh. 3. ekanan darah a. ekanan darah H 148& mm$g. ekanan darah tersebut bisa meningkat dari pra persalinan pada 13 hari post partum
b. "ila tekanan darah menjadi rendah menunjukkan adanya perdarahan post partum. 4. Respirasi a. ada umunya respirasi lambat atau bahkan normal. 6engapa demikian, tidak lain karena ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istrahat. b. "ila ada respirasi cepat post partum (H3G8mnt!, mungkin karena adanya ikutan tandatanda syok ( Rahmaati, 2&!.
). ebutuhan dasar masa nias a.
Nutrisi dan cairan 6engkonsumsi tambahan * kalori tiap hari@ makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan /itamin yang cukup@ minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum tiap kali menyusui!@ pil Cat besi harus diminum untuk menambah Cat giCi setidaknya selama 4 hari pasca persalinan@ minum kapsul /itamin (2. unit! agar bisa memberikan /itamin (2. unit! agar bisa memberikan /itamin kepada bayinya melalui 70nya (Rukiah, 21!.
c.
mbulasi 0bu yang baru melairkan mungkin enggan banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Namun ibu harus dibantu turun dari tempat tidur dalam 24 jham pertama setelah kelahiran per/aginam. mbulasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis /ena. ujuan dari ambulasi dini adalah untuk membantu menguatkan otototot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh yang baik, mengencangkan otot dasar panggul sehingga mencegah atau
memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh (Rukiah, 21!. 3. Dliminasi : "8"" iuresis yang nyata dapat terjadi pada satu atau dua hari pertama setelah melahirkan, dan kadangkadang ibu mengalami kesulitan untuk mengosongkan
kandung kemihnya karena rasa sakit, memar atau gangguan pada tonus otot. 0a dapat dibantu untuk duduk di atas kursi berlubang tempat bunag air kecil (commode) jika masih belum diperbolehkan berjalan sendiri dan mengalami kesulitan untuk buang air kecil dengan pispot di atas tempat tidur. 6eskipun sedapat mungkin dihindari, kateterisasi lebih baik dilakukan daripada terjadi ineksi saluran kemih akibat urin yang tertahan. enatalaksanaan deekasi diperlukan sehubungan kerja usus cenderung melambat dan ibu yang baru melahirkan mudah mengalami konstipasi, pemberian obatobat untuk pengaturan kerja usus kerap bermanaat. +aktoraktor memegang peranan yang penting dalam memulihkan aal usus. 0bu mungkin memerlukan bantuan untuk memilih janisjenis makanan yang tepat dari menunya. 0a mungkin pula harus diingatkan mengenai manaat ambulasi dini dan meminum cairan tambahan untuk menghindari konstipasi (Rukiah, 21!. d. ebersihan diri atau perineum ada ibu masa nias sebaiknya anjurkan kebersihan seluruh tubuh. 6engajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. astikan baha ia mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar /ul/a terlebih dahulu, dari depan kebelakang anus (Rukiah, 21!. 7arankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. ain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan dibaah sinar matahari atau disetrika. 7arankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. Aika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka (Rukiah, 21!. e. 0strahat 0strahat pada ibu selama masa nias beristrahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. 7arankan ia untuk kembali ke kegiatankegiatan rumah
tangga biasa perlahanperlahan, serta untuk tidur siang atau istrahata selagi bayi
.
tidur (Rukiah, 21!. 7eksual 7ecara isik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam /agina tanpa rasa
nyeri.
"egitu
darah
merah
berhenti
dan
ibu
tidak
merasakan
ketidaknyamanan, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saj ibu siap (Rukiah, 21!. g. eluarga "erencana 0dealnya pasangan harus menunggu sekurangkurangnya 2 tahun sebelum hamil kembali. 7etiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan (Rukiah, 21!. h. ?atihan8senam nias ?atihan8senam nias: diskusikan pentingnya mengembalikan otototot perut dan panggul kembali normal. 0bu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.@ jelaskan baha latihan tertentu beberapa menit setiap hari sampai dapat membantu (Rukiah, 21!. B. K%nse& tentang R%+ekan,ru&tur Per#neum erlukaan perineum umumnya terjadi unilateral, namun dapat juga bilateral. erlukaan pada diafragma urogenitalis dan muskulus levator ani, yang terjadi pada aktu persalinan dengan alat, dapat terjadi tanpa luka pada kulit perineum atau pada /agina, sehingga tidak terlihat dari luar. erlukaan demikian dapat melemahkan dasar panggul, sehingga mudah terjadi prolapsus genetalis (Rukiah, 21! Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Namun hal ini dapat di hindarkan atau
dikurangi dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat dan adanya robekan perineum ini di bagi menjadi : robekan perineum derajat 1, robekan perineum derajat 2, 3 dan 4 (Rukiah,21!. 1. Aenis atau tingkat robekan perineum a. erajat 0: robekan hanya terjadi pada selaput lendir /agina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum sedikit. b. erajat 00: robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selaput lendir /agina juga mengenai mukulus. c. erajat 000: robekan yang terjadi mengenai selaput lendir /agina sampai otototot sfingterani. d. erajat 0E: robekan yang terjadi mengenai selaput lendir /agina sampai anus (Rukiah, 2&!. Bambar 2.1 Ruptur perineum derajat 1.2,3 dan 4 2. 1. 2. 3. 4. *. ).
enyebab robekan artus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong asien tidak mampu berhenti mengejan artus diselesaikan secara tergesagesa dengan dorongan undus yang berlebihan Ddema dan kerapuhan pada perineum #arikositas vulva yang melemahkan jaringan perineum "rcus pubis sempit dengan pintu baah panggul yang sempit pula sehingga
menekan kepala bayi ke arah posterior '. eluasan episiotomi =. "ayi besar $. osisis kepala yang abnormal@ misalnya presentasi muka dan occipitoposterior 1. elahiran bokong 11. Dkstrasi forceps yang sukar %. !ystocia bahu 13. "nomali kongenital , seperti hidrosephalus (#illiam, 21!. 3. "entuk luka perineum setelah melahirkan yaitu: a. Ruptur Ruptur atau robekan perineum adalah luka pada perineum yang di akibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakkan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. "entuk ruptur biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (Rukiah, 21!. b. Dpisiotomi
Dpisiotomi adalah insisi perineum untuk memperlebar ruang pada lubang keluar jalan lahir sehingga memudahkan kelahiran anak
(illiam, 21!.
Dpisiotomi adalah insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir /agina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal , otototot dan asia perineum,
serta kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan jalan lahir
sehingga mempermudah kelahiran (6ansdjoer, 2&!. c. ?ingkup peraatan ?ingkup peraatan perineum ditujukan untuk pencegahan ineksi organ organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk melalui /ul/a yang terbuka atau akbat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea (pembalut! (Rukiah, 21!. d. #aktu peraatan 1. 7aat mandi ada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum (Rukiah, 21!. 2. 7etelah buang air kecil ada saat buang air kecil, kemungkinan besar terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum (Rukiah, 21!.
3. 7etelah buang air besar ada saat buang air besar, diperlukaan pembersihan sisasisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke
perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan (Rukiah, 21!. e. +aktor yang mempengaruhi peraata perineum 1. BiCi +aktor giCi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap proses penyembuhan
2.
3.
luka
pada
perineum
karena
penggantian
membutuhkan protein (Rukiah, 21!. %batobatan 7eperti steroid untuk dapat menyamarkan
adanya
jaringan
sangat
ineksi
dengan
mengganggu respon inlamasi normal (Rukiah, 21!. eturunan 7iat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. 7alah satu siat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan
4.
glukosa daarah meningkat. apat terjadi penipisan proteinkalori (Rukiah, 21!. 7arana prasarana emampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam peraatan perineum
*.
akan
sangat
mempengaruhi
penyembuhan perineum,
misalnya
kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik (Rukiah, 21!. "udaya dan keyakinan "udaya dan keyakinan untuk mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan tarak telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan
giCi ibu yang akan sangat mempengaruhi penyembuhan luka (Rukiah, 21!. . ampak peraatan luka perineum yang tidak benar eraatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat menghindarkan hal berikut ini: 1. 0neksi ondisi perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya ineksi pada perineum (Rukiah, 21! 2. omplikasi
6unculnya ineksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi ineksi kandung kemih maupun ineksi pada jalan lahir (Rukiah, 21!. 3. ematian ibu post partum enanganan komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu post partum mengingat kondisi isik ibu post partum madsih lemah (Rukiah, 21!. g. +asease penyembuhan luka +asease penyembuhan luka menurut smeltCer (22:4&! adalah sebagai berikut: 1. +ase inlamasi, berlangsung selama 1 sampai 4 hari. Respon /askuler dan selular terjadi ketika jaringan teropong atau mengalami cedera. Easokontriksi pembulh terjadi dan bekuan ibrinoplatelet terbentuk dalam upaya untuk mengontrol pendarahan. Reaksi ini berlangsung dari * menit sampai 1 menit dan diikuti oleh /asodilatasi /enula. 6ikrosirkulasi kehilangan kemampuan
/asokonstriksinya
karena
norepinerin
dirusak
oleh
enCim
intraseluler. Auga histamin dilepaskan, yang meningkat permeabilitas kapiler. etika mikrosirkulasi mengalami kerusakan, elemen darah seperti antibodi, plasma protein, elektrololit, komplemen, dan air menembus spasium /askular selama 2 sampai 3 hari, menyebabkan edema, teraba hangat, kemerahan dan nyeri. 2. +ase prolierati, berlangsung * sampai 2 hari +ibrolas memperbanyak diri dan membentuk jaringjaring untuk selsel yang bermigrasi. 7elsel epitel membentuk kuncup pada pinggiran luka@ kuncup ini berkembang menjadi kapiler, yang merupakan sumber nutrisi bagi jaringan granulasi yang baru.
3. +ase malnutrisi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan. 7ekitar 3 minggu setelah cedera, ibrolast mulai meninggalkan luka. Aaringan parut tampak besar, sampai ibril kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. $al ini, sejalan dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. 6aturasi jaringan seperti ini terus berlanjut dan
mencapai kekuatan maksimum dalam 1 atau 12 minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka. !. K%nse& Mana"emen Ke+#*anan 1. engertian manajemen kebidanan 6anajemen kebidanan merupakan proses pemecahaan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuantemuan, keterampilan dalam rangkaian8tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan terokus pada klien (7uryani, 2=!. Earney dalam bukunya menjelaskan baha proses penyelesaian masalah merupakan salah satu teori yang dapat digunakan dalam manajemen kebidanan. alam te&t book kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1&=1 proses manajemen kebidanan diselesaikan dalam lima langkah. Namun setelah menggunakan Earney (1&&'! melihat ada beberapa hal yang penting ang perlu disempurnakan sehingga ditambahkan dua langkah lagi untuk menyempurnakan teori lima langkah yang dijelaskan terlebih dahulu. Earney mengatakan seorang bidan dalam manajemen yang dilakukannya perlu lebih kritis untuk mengantisipasi diagnosis atau masalah potensial. roses manajemen kebidanan terdiri dari tujuh langkah yang berurutan dan setiap langkah disempurnakan secara periodik. etujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. ?angkahlangkah tersebut adalah sebagai berikut: Langka I- Pengum&ulan *ata *asar
ada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk menge/aluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu: a. Riayat kesehatan
b. emeriksaan isik sesuai dengan kebutuhannya c. 6eninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya d. 6eninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi ada langkah ini dikumpulkan semua inormasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. "idan mengumpulkan data dasar aal yang lengkap. "ila klien mengajukan komplikasi yang perlu dikonsultasikan dengan dokter dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi. ada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan o/erlap dengan langkah kelima dan keenam (atau menjadi bagian dari langkahlangkah tersebut! karena data yang diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.
Langka II- Inter&restas# Data
6elakukan identiikasi secara benar terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas datadata yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosa atau masalah yang spesiik. 6usalnya diagnosa seperti post partum hari pertama, subinvolusi, anemia post partum, preeklampsia, post sectio cesarea. 7edangkan masalah seperti ibu kurang inormasi, ibu tidak pernah NF, sakit pada luka episiotomi, keluhan mules yang mengganggu kenyamanan, payudara bengkak dan sakit. 9ntuk kebutuhan misalnya penjelasan tentang pencegahan ineksi, tandatanda bahaya, kontak bayi sesering mungkin, penyuluhan peraatan payudara, bimbingan menyusui, penjelasaan ", imunisasi bayi, kebiasaan yang tidak bermanaat atau berbahaya (Rukiah, 21!. Langka III- Meng#*ent#$#kas# *#agn%sa *an &%tens#al masala 6engidentiikasi diagnosa atau masalah potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang telah diidentiikasi dan merencanakan
antisipasi tindakan. 6isalnya diagnosa potensial seperti hipertensi post partum, anemia post partum, subinvolusi, perdarahaan post partum, febris post partum, ineksi post partum. 7edangkan untuk masalah potensial seperti sakit pada luka episiotomi, nyeri kepala atau mules. ntisipasi dengan pemberian tablet Cat besi agar tidak terjadi anemia (Rukiah, 21!.
Langka I- I*ent#$#kas# ke+utuan /ang memerlukan &enanganan segera
6engidentiikasi perlunya penanganan segera oleh bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. 6isalnya jika klien mengalami kejang atau perdarahan (Rukiah, 21!. Langka - Meren0anakan asuan ke+#*anan 6erencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh sesuai dengan temuan dari langkah sebelumnya. dapun rencana asuhan
adalah: kontak dini dan
sesering mungkin dengan bayi, mobilisasi atau istrahat baring di tempat tidur, giCi (diet!, peraatan perineum, buang air kecil spontan, obat pengilang rasa sakit, obat tidur atau obat pencahar bila diperlukan, pemberian methergin bila diperlukan, obat intra/ena (0E! tidak dilanjutkan (bila diberikan!, pemberian tambahan /itamin daan Cat besi atau keduanya, bebas dari ketidaknyamanan post partum, peraata payudara, pemeriksaan laboratorium (jika diperlukan!, rencana pemakaian kontrasepsi ("!, tandatanda bahaya, kebiasaan rutin yang tidak bermanaat dan membahayakan (Rukiah, 21!. Langka I- Im&lementas# asuan 6engarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara eisien dan aman terhadap kontak dini dan sesering mungkin dengan bayi, mobilisasi atau istrahat baring di tempat tidur, giCi (diet!, peraatan perineum, buang air kecil spontan, obat penghilang rasa sakit, obat tidur atau obat pencahar bila diperlukan,
pemberian methergin bila diperlukan, 0E tidak dilanjutkan (bila diberikan!, pemberian tambahan, /itamin dann Cat besi atau keduanya, bebas dari ketidaknyamanan post partum, peraatan payudara, pemeriksaan laboratorium (jika diperlukan!, rancana ", tandatanda bahaya, kebiasaan rutin yang tidak bermanaat dan membahayakan (Rukiah, 21!. Langka II- E)aluas# 6enge/aluasi keeektian dan asuhan yang diberikan ulangi lagi proses manajemen dengan benar terhadap semua aspek asuhan yang telah diberikan namun belum eekti dan merencanakan kembali yang belum terncana (Rukiah, 21!. D. K%nse& Tentang Asuan Ke+#*anan
1. pengertian asuhan kebidanan adalah penerapan ungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jaab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan8masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nias, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (6uslihatun, 2&!. 2. tujuan asuhan kebidanan tujuan asuhan kebidanan adalah menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, meujudkan keluarga bahagia dan berkualitas
3.
melalui
pemberdayaan
perempuan
dan
keluarganya
dengan
menambahkan rasa percaya diri (7uryani, 2=! standar asuhan kebidanan "idan merupakan salah satu tenaga kesehatanyang memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam penurunan ngka ematian 0bu (0! dan ngka ematian
"ayi
("!.
"idan
memberikan
pelayanan
kebidanan
yang
berkesinambungan dan paripurna, berokus pada aspek pencegahan, promosi dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersamasama
dengan tenaga kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya. 9ntuk meujudkan pelayanan kebidanan yang berkualitas diperlukan adanya standar sebagai acuan bagi bidan dalam memberikan asuhan kepada klien di setiap tingkat asilitas pelayanan kesehatan. 7tandar asuhan kebidaan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilkukan oleh bidan sesuai dengan eenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat bidan, mulai dari pengkajian, perumusan diagnosis dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, e/aluasi dan pencatatan asuhan kebidanan (6uslihatun, 2&!
7tandar
asuhan
kebidanan
menurut
D6DND7
nomor
&3=86enkes878E00082', adalah sebagai berikut: Stan*ar I- &engka"#an ernyataan standar: bidan mengumpulkan semua inormasi yang akurat,
a. b.
c.
rele/an dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. riteria pengkajian: data tepat, akurat dan lengkap terdiri dari data subjekti (hasil anamnesis, biodata, keluhan utama, riayat obstetri, riayat kesehatan dan latar belakang sosial budaya!. ata objekti (hasil pemeriksaan isik, psikologis dan pemeriksaan penunjang!. Stan*ar II- &erumusan *#agn%s#s atau masala ke+#*anan ernyataan standar: "idan menganalisis data yang diperoleh pada pengkajian, menginterprestasikannya secara akurat dan logis untuk menegekkan
a. b. c.
diagnosis dan masalah kebidanan yang tepat. riteria perumusan diagnosis atau masalah kebidanan: iagnosis sesuai dengan nomenklatur kebidanan. 6asalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien apat di selesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
Stan*ar III- &eren0anaan ernyataan standar:
bidan
merencanakan asuhan
kebidanan
berdasarkan diagnosis dan masalah yang ditegakkan. riteria perencanaan a. Rencana dan tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan kondisi klien,
b. c. d.
tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan secara komprehensi 6elibatkan klien8pasien dan atau keluarga 6empertimbangan kondisi psikologi sosial budaya klien8keluarga. 6emilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan klien berdasarkan evidence based dan memastikan baha asuhan yang diberikan bermanaat untuk
e.
klienI 6empertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber daya serta asilitas yang ada. Stan*ar I- Im&lementas# ernyataan: bidan
melaksanakan
rencana
asuhan
secara
komprehensi, eekti, eisien dan aman berdasarkan evidence based kepada klien8pasien, dalam bentuk upaya promoti, pre/enti, kurati dan rehabilitati. ilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
a. b.
c. d. e. . g. h. i. j.
riteria: 6emperhatikan keunikan klien sebagai mahluk biopsikososialspritualkultural. 7etiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari klien dan atau keluarganya (informed consent) 6elaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based 6elibatkan klien8pasien dalam setiap tindakan 6enjaga pri/acy klien8pasien 6elaksanakan prinsip pencegahan ineksi 6engikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan. 6enggunakan sumber daya, sarana dan asilitas yang ada dan sesuai 6elakukan tindakan sesuai standar 6encatat semua tindakan yang telah dilakukan. Stan*ar - E)aluas# ernyataan: "idan melakukan e/aluasi secara sistematis dan berkesinambungan untuk melihat keeekti/an dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi klien. riteria:
a. b. c. d.
enilaian dilakukan segera setelah selesai melakukan asuhan sesuai kondisi klien $asil e/aluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada klien dan atau keluarga. D/aluasi dilakukan sesuai standar $asil e/aluasi ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi klien8pasien. Stan*ar II- &en0atatan asuan ke+#*anan ernyataan: "idan melakukan pencaatatan secara lengkap, akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan8kejadian yang ditemukan dan dilakukan
a.
dalam memberikan asuhan kebidanan. riteria: encatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada ormulir yang
b. c. d. e. .
tersedia (Rekam 6edis86787tatus pasien8"uku 0 itulis dalam bentuk catatan perkembangan 7% 7 adalah data subjekti, mencatat hasil anamnesis % adalah data objekti, mencatat hasil pemeriksaan adalah hasil analisis, mencatat diagnosis dan masalah kebidanan adalah pelaksanaan, mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipati, tindakan segera, tindakan secara
komprehensi, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, e/aluasi follo' up dan rujukan. D. K%nse& D%kumentas# Ke+#*anan 1. engertian okumentasi adalah sekumpulan catatan, penyimpanan dan desiminasi dari catatan inormasi dalam sistem terintegrasi untuk penggunaan yang eisien dan mudah diterima. okumentasi merupakan persiapan dan catatan komunikasi mendorong untuk membuktikan suatu inormasi atau kejadian. 2. ujuan dokumentasi a. 7ebagai sarana komunikasi b. 7ebagai sarana tanggung jaab dan tanggung gugat c. 7ebagai sarana inormasi d. 7ebagai sarana pendidikan e. 7ebagai sumber data penelitian . 7ebagai jaminan kualitas pelayanan kesehatan g. 7ebagai sumber data perencanaan asuhan kebidanan 3. +ungsi dokumentasi a. "entuk tanggung jaab proesi bidan b. erlindungan hukum c. 6ematuhi standar pelayanan d. Disiensi kegiatan dan pembiayaan asuhan
4. edoman untuk pendokumentasian secara legal etunjuk cara mendokumentasikan dengan benar, antara lain: a. Aangan menghapus, menggunakan tipeeG atau mencoret tulisan yang salah ketika mencatat, karena akan tampak seakanakan bidan mencoba menyembunyikan inormasi dan merusak catatan. Fara yang benar adalah dengan membuat suatu garis pada tulisan yang salah, tulis kata ;salah< lalu dipara, kemudian tulis
b.
catatan yang benar. Aangan menulis komentar yang bersiat mengkritik klien atau tenaga kesehatan yang lain, karena pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai bukti perilaku tidak proesional atau asuhan kebidanan yang tidak bermutu. ulislah hanya uraian objekti tentang perilaku klien dan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
c.
yang lain. 6engoreksi semua kesalahan sesegera mungkin karena kesalahan menulis dapat
d.
diikuti dengan kesalahan tindakan. 6encatat data hanya yang berupa akta, catatan harus akurat dan dapat dipercaya. astikan apa yang ditulis adalah akta, jangan berspekulasi atau menulis perkiraan
e.
saja. Aangan membiarkan bagian kosong pada catatan bidan, karena orang lain dapat menambahkan inormasi yang tidak benar pada bagian kosong tersebut. "uat garis
.
horiContal sepanjang bagian kosong dan para di baahnya. 7emua catatan harus dapat di baca dan ditulis dengan tinta, karena tulisan yang
g.
tidak terbaca dapat disalah tasirkan. Aika mempertanyakan suatu instruksi, catat baha anda sedang mengklariikasi, jika bidan melakukan tindakan yang diketahui tidak benar, dapat dituntut karena
bertindak sebagai dokter. h. 6enulis untuk diri bidan sendiri karena bidan bertanggung jaab atas inormasi yang ditulisnya, jadi jangan menulis untuk orang lain.
i.
6enghindari penggunaan tulisan yang bersiat umum seperti ; keadan tidak berubah< karena inormasi yang spesiik tentang kondisi klien atau kasus bisa secara tidak disengaja terhapus jika inormasi bersiat terlalu umum. %leh karena
j.
itu tulis lengkap, singkat dan padat. okumentasi dimulai dengan aktu dan akhiri dengan tanda tangan serta titel anda. astikan urutan kejadian dicatat dengan benar dan tanda tangan menunjukkan orang yang bertanggung gugat atas dokumentasi tersebut. Aangan ditunggu sampai akhir giliran dinas untuk mencatat perubahan penting yang terjadi beberapa jam yang lalu (6uslihatun, 2&!. endokumentasian atau catatan manajemen kebidanan dapat diterapkan dengan metode 7%. alam metode 7%, 7 adalah data subjekti, % adalah data objekti, adalah "nalysis"ssessment dan adalah lanning. 6erupakan catatan yang bersiat sederhana jelas, logis dan singkat. rinsip dari metode
7% ini merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen
kebidanan (6uslihatun, 2&!.
1. S- *ata su+"ekt#$ ata subjekti (7!, merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut $elen Earney langkah pertama (pengkajian data!, terutama data yang diproleh melalui anamnesis. ata subjekti ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Dkspresi pasien mengenai kekhaatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. ata subjekti ini nantinya akan menguatkan diagnosis yang akan disusun. 2. O- *ata %+"ekt#$
ata objekti (%! merupakan pendomentasian manajemen kebidanan menurut $elen Earney pertama (pengkajian data!, terutama data yang diperoleh melalui hasil obser/asi yang jujur dari pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium8pemeriksaan diagnostik lain. Fatatan medik dan inormasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objekti ini. ata ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien dan akta yang berhubungan dan diagnosis. . A (Assessment) ("nalysisasessment), merupakan pendokumentasian hasil analsis daa interprestasi
(kesimpulan!
dari
data
sbjekti
dan
objekti.
alam
pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan inormasi baru dalam data subjekti maupun data objekti, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat dinamis nalisis8assessment merupakan pendokumentasien manajemen kebidanan menurut $ln Earney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup hal hal berikut ini: diagnosis8 masalah kebidanan, diagnosis8masalah potensial serta perlunya
mengidentiikasi
kebutuhan
tindakan
segera
untuk
antisipasi
diagnosis8masalah potensial. ebutuhan tindakan segera harus diidentiikasi menurut keenagan bidan, meliputi: tindakan mandiri, tindakan kolaborasi da tindakan merujuk klien. 3. P (planning) lanning perencanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasi analisis dan interpretasi data. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraannya. 6eskipun secara istilah, adalah lanning 8perencanaan saja, namun dalam metode 7% ini juga merupakan gambaran pndokumentasian implemntasi
dan e/aluasi. engan kata lain, dalam 7% meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan menurut $elen Earney langkah kelima, keenam dan ketu*uh.
lur ikir bidan
encatatan dari asuhan kebidanan
endokumentasian asuhan kebidanan roses manajemen kebidanan
' ?NB$ ERND5
* ?NB$ (%6DDN70 D"0NN! ata
7% N%D7
1. engumpulan data dasar
2. 0nterprestasi data: diagnosis, masalah, kebutuhan
ssesment8diagnosis
•
3. 0dentiikasi dianosa atau masalah potensial
•
4. 0dentiikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera secara 6andiri, konsultasi atau kolaborasi *. Rencana asuhan: 6elengkapi data: tes • diagnostik 8 laboratorium endidikan8konselig • Rujukan • +ollo up •
•
lanning • • •
7ubjekti (hasil anamnesis! objekti (pemeriksaan! ssesment (analisis dan interprestasi data! iagnosis dan masalah iagnosis atau masalah potensial ebutuhan tindakan segera
lanning (perencanaan! erencanaan elaksanaan D/aluasi
). elaksanaan
0mplementasi
'. D/aluasi
D/aluasi
Bambar2.2 keterkaitan antara manajemen kebidanan dan sistem pendokumentasian 7% D. K%nse& Tentang Asuan Ke+#*anan &a*a I+u N#$as Dengan Ru&tur Per#neum Dera"at II
endokumentasian8pencatatan asuhan pada ibu post partum dengan ruptur
1. a. b. 2. 3.
perineum derajat 00 di tetapkan dalam bentuk 7%. engkajian data ata subjekti ata %bjekti : nalisa8assessment nalisa atau interprestasi data berdasarkan data yang terkumpul iagnosa potensial iagnosa potensial adalah masalah yang sudah di identiikasi akan terjadi yang
membutuhkan antisipasi secara cepat. 4. indakan segera 6engidentiikasi perlunya tindakan
segera
oleh
bidan8dokter
untuk
dikonsultasikan atau di tangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain dengan kondisi klien *. : perencanaan dan pelaksaan8 planning of action ). elaksanaan elaksanaan dalam rencana asuhan menyeluruh tersebut. ahapan pelaksanaan sesuai dengan yang ada dalam kasus ruptur perineum derajat 00.
'. D/aluasi ?angkah akhir dari proses asuhan kebidanan adalah e/aluasi. D/aluasi adalah tindakan pengukuran antara kebersihan oleh rencana. ujuan dari e/aluasi dalam asuhan kebidanan adalah mengetahui ketetapan kesempurnaan antara hasil yang di capai dengan tujuan yang di tetapkan.
BAB III KERAN4KA KONSEP DAN DE5INISI OPERASIONAL A. Kerangka K%nse& erangka konsep adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan teori
yang diseuaikn dengan tujuan khusus penelitian yang akan dicapai, yakni sesuai dengan apa ang telah ditulis dalam rumuan masalah (6achoedC, 2&!. 6anajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan e/aluasi dan pendokumntasian. 6aka kerangka konsep penelitian ini sebagai berikut:
1. 2. 3. 4. *. ). '.
suhan kebidanan ' langkah Earney engkajian 0nterprestasi data 0dentiikasi diagnosa masalah potensial indakan segera Rencana asuhan menyeluruh elaksanaan asuhan e/aluasi
0bu post partum dengan robekan perineum derajat
00
"agan 3.1 kerangka konsep
B. De$#n#s# O&eras#%nal 1. suhan kebidanan suhan kebidanan adalah penerapan ungsi dan kegiatan yang diberikan
oleh seorang bidan yang menjadi tanggung jaab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan8masalah di bidang kesehatan ibu pada masa kehamilan, persalinan, nias, bayi setelah lahir serta keluarga berencana. 2. Ruptur perineum Ruptur perineum adalah luka perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakkan kepala janin atau bahu pada saat persalinan. 3. 0bu nias dengan ruptur perinum 0bu nias dengan ruptur perineum adalah ibu nias dengan luka hecting ruptur perineum disertai dengan masa penyembuhan luka erineum.
BAB I METODE PENELITIAN A. Met%*e Penel#t#an alam penyusunan proposal ini, penulis menggunakan metode penulisan
1.
sebagai berikut: 7tudi kasus ada kasus ini digunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidana yang meliputi pengkajian, analisa masalah. iagnosa, diagnosa
potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan dan e/aluasi. 2. 7tudi kepustakaan enulis mempelajari literatur yang menyangkut mengenai asuhan kebidanan pada ibu nias dan ruptur perineum. 3. 7tudi dokumenter 7tudi dokumenter yaitu membaca
dan
mempelajari
status
dan
menginterprestasikan data yang sehubungan dengan klien, baik yang bersumber
4.
dari catatan dokter, bidan atau peraat maupun sumber lisan yang menunjang. iskusi iskusi dilakukan dengan tim kesehatan yang bertugas diruang asuari R79 nutapura palu, dokter, bidan dan peraat yang melayani langsung klien
secara cliical instruktur (F0! dan pembimbing dari pihak akademik. B. L%kas# *an Tem&at Penel#t#an ?okasi pengambilan kasus adalah di Ruang asuari R79 nutapura alu, aktu penelitian bulan meijuni 214. !. P%&ulas# *an Sam&el 1. opulasi adalah keseluruhan subjek penelitian. 7ubjek berupa benda. 7emua benda yang memiliki siat atau ciri, adalah subjek yang bisa diteliti (6achoedC, 2&!. 2. 7ampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan akil dari populasi (6achoedC, 2&!. arena penelitian merupakan studi kasus maka yang akan menjadi sampel adalah 1 orang ibu nias yang bersalin dengan robekan perineum derajat 00 di ruang asuari R79 nutapura palu.
D. Tekn#k Pengum&ulan Data alam penyusunan proposal ini untuk memperoleh bahan dan data lainnya,
penulis mengunakan metode yang laCim digunakan yaitu: 1. ata sekunder ata yang diperoleh dengan menggunakan studi kepustakaan, penulis banyak menggunakan bahanbahan masukkan untuk melandasi konsep kebidanan. dapun sumbersumber yang di maksud adalah buku asuhan kebidanan, buku ruptur perineum, buku peraatan luka perinem dan metode penelitian.
2. ata primer alam pengumpulan data penulis melakukan pengamatan secara langsung pada klien di ruang asuari R79 nutapura alu dengan menggunakan teknik sebagai berikut: a.
namnese namnese adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan leat suatu percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya seara langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data
pasien beserta permasalahan medisnya. b. %bser/asi %bser/asi adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau pembuktian terhadap inormasi keterangan yang diperoleh. c. emeriksaan isik 1. emeriksaan isik umum 2. emeriksaan isik khusus berhubungan dengan pemeriksaan pada ibu post partum
d.
dengan robekan perineum derajat 00. nalisa data