Standar Prosedur Operasional Perbaikan Robekan Vagina dan Perineum di RSUD Banten
Full description
Deskripsi lengkap
contoh
Jobsheet fabrikasi polinema
Job sheet Gangguan Pada unit pembangkitFull description
jjkjlFull description
Full description
Full description
Deskripsi lengkap
ANTENATAL CARE
Full description
Deskripsi lengkap
Job sheet pemeriksaan dalamFull description
job sheet macam-macam sambungan kabel TITL
Deskripsi lengkap
MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK
JOB/KEGIATAN
Penjahitan robekan perineum UNIT
Askeb II B (PRAKTIK KLINIK) WAKTU
120 menit OBJEKTIF PERILAKU SISWA
1. Mahasiswa Mahasiswa diharapkan diharapkan dapat dapat menyiapkan menyiapkan bahan/per bahan/peralatan alatan secara lengkap lengkap yang yang dibutuhkan dibutuhkan untuk penjahitan 2. Mahasiswa Mahasiswa diharapka diharapkan n mampu melakuk melakukan an penjahitan penjahitan luka perineum perineum dengan dengan teknik teknik jelujur jelujur sesuai dengan lagkah-langkah atau prosedur yang tela h ditentukan ALAT DAN BAHAN Peralatan :
1. Hecting Hecting set steril dalam bak instru instrumen, men, terdiri dari: a. 1 pada padang ng hans hansco coen en b. 1 Nalfoe Nalfoeder der// Peme Pemenga ngang ng jarum jarum c. 2-3 Nal Hect Hecting ing / jarum jarum jahit jahit ukura ukuran n 9&11 9&11 d. Benang Benang chro chromic mic catgu catgutt atu catgut catgut no no 2/0 atau atau 3/0 e. 1 Pinset f. 1 Spuite Spuite Tabung Tabung suntik suntik 10 ml steril sekali sekali pakai pakai dengan dengan jarum jarum IM ukuran ukuran 22 2. 20 ml lidokai lidokain n 1% tanpa tanpa epinefrin epinefrin atau 10 10 ml lidokain lidokain 2% tanpa epinefri epinefrin n dan air steril steril atau cairan garam fisiologis (NS) untuk pengenceran 3. Laruta Larutan n klori klorin n 0,5% 0,5% dala dalam m tempat tempatnya nya 4. Bengkok 5. Kain bersih 6. Lamp Lampu u soro sorot/ t/ sen sente ter r 7. Tempa mpat sa sampa mpah
8. Kran Kran air air men menga gali lir r 9. Hand Handuk uk cuci cuci tan tanga gan n 10. Sabun Sabun cair cair
Bahan:
1.
Phantom perineum/ busa
2.
Lidah sapi
ALAT BANTU MENGAJAR
Job sheet REFERENSI
1. JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal 2. Saifudin, AB. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal METODE
Demonstrasi DOSEN
Fayakun Nur Rohmah, Amd.Keb PENDAHULUAN
1. Membuka pertemuan praktik klinik dengan mengucapkan salam dan menanyakan kesiapan untuk mengikuti praktik klinik 2. Menjelaskan keterkaitan materi praktik klinik yang akan diberikan dengan materi yang pernah dijelaskan sebelumnya 3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan didapatkan setelah dilakukan Praktik klinik pada pertemuan kali ini 4. Menjelaskan bahwa keterampilan ini penting dikuasai mahasiswa, agar dapat memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam persalinan 5. Menjelaskan metoda yang akan dilakukan mahasiswa dalam praktek klinik, yaitu
a. memperhatikan penjelasan secara langsung oleh dosen b. mempraktekan penjahitan perineum pada phantom c. evaluasi setelah melakukan latihan 6. Menjelaskan teori singkat sebagai pengantar 7. Menjelaskan istilah penting 8. Meletakkan alat secara ergonomis (sesuai urutan penggunaannya)
PENYAJIAN No 1.
Langkah kerja
keypoint
a. Ucapkan salam dan sapa klien dengn ramah
Pastikan klien dan kelurganya benar-benar
b. Memperkenalkan diri pada klien dan keluarga mengerti dan
jelas
tentang penjelasan
bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan tersebut, inform consent tindakan pada klien c. Jelaskan langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan
terhadap
keberhasilanya
serta
klien efek
dan
kemungkinan
sampingnya,
kesempatan klien bertanya
2.
Menjaga privasi LANGKAH / KEGIATAN
1
Menyiapkan alat
2
Memposisikan ibu litotomi
beri
3
4
Memasang kain bersih dibawah bokong ibu
Mengatur lampu sorot kearah vulva/ perineum ibu
5
Memakai satu sarung tangan
6
Mengisi spuit 10 ml dengan cairan lidokain 1%
7
Memakai sarung tangan pada kedua tangan
8
Membersihkan dan menilai kembali luas dan dalamnya robekan perineum
9
Menusukkan jarum suntik pada ujung luka/ robekan perineum. Menyuntikkan cairan lidokain 1% pada tepi luka perineum
10
Mengarahkan jarum suntik sepanjang tepi luka pada
-
Memberitahu ibu akan disuntik Melakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
Menunggu 1-2 menit sebelum melakukan
mukosa vagina tanpa menarik jarum suntik keluar penjahitan dari luka 11
Memasang tampon jika ada perdarahan yang terlihat menutupi robekan perineum
12
Menempatkan jarum jahit pada pemegang jarum, kemudian memasang benang jahit pada mata jarum
13
Melihat dengan jelas batas luka perineum
14
Melakukan penjahitan pertama pada atas puncak luka robekan didalam vagina dengan simpul mati dan potong ujung benang yang bebas hingga tersisa ± 1cm, kemudian melakukan penjahitan mukosa vagina dengan jahitan jelujur
15
Menusukkan
jarum
pada
mukosa
vagina
dari
belakang lingkaran himen hingga menembus luka robekan bagian perineum
16
Menjahit jelujur pada luka robekan perineum sampai kebagian bawah luka robekan. Menjahit jaringan subkutis kanan-kiri kearah atas
17
Menusukkan jarum dari depan lingkaran himen kemukosa vagina dibelakang lingkaran himen. Dan membuat simpul mati dibelakang lingkaran himen dan potong benang hingga tersisa ± 1cm
18
Mengeluarkan tampon/ kasa didalam vagina (bila menggunakan) dan meraba dinding atas rektum dengan jari telunjuk
19
Memberikan KIE pada ibu tentang perawatan luka jahitan perineum dan menganjurkan untuk kembali untuk kunjungan tindak lanjut setelah 1 minggu untuk pemeriksaan jahitan dan rektum TEKNIK
1
Melakukan tindakan secara sistematis
2
Menggunakan bahasa yang mudah difahami
3
Mengadakan kontak mata selama memberikan asuhan
4
Memperhatikan kenyamanan pasien
APLIKASI Meminta mahasiswa untuk mempraktekkan kembali sehingga mahasiswa dapat lebih terarah dalam melakukan praktek di kemudian hari.
-
EVALUASI - Mahasiswa mendemontrasikan penjahitan robekan perineum secara individu - Setiap langkah dilakukan mahasiswa secara sistematis - Memperhatikan privasi dan respon pasien dalam setiap prosedur - Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien dalam setiap prosedur Instruktur membimbing dan menilai langkah – la ngkah penjahitan robekan perineum sesuai jobsheet PENUTUP - Menyampaikan bahwa tujuan pembelajaran hari ini telah tercapai - Memberi informasi tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya - Mengucapkan terimakasih dan salam
Lampiran 1 LANDASAN TEORI A. Definisi Ruptur perineum merupakan robekan obstetrik yang terjadi pada daerah perineum sebagai akibat ketidakmampuan otot dan jaringan lunak pelvik untuk mengakomodasi lahirnya fetus. B. Klasifikasi 1. Derajat satu • MUKOSA VAGINA • KOMISURA POSTERIOR • KULIT PERINEUM 2. Derajat dua • MUKOSA VAGINA • KOMISURA POSTERIOR • KULIT PERINEUM • OTOT PERINEUM 3. Derajat tiga • MUKOSA VAGINA • KOMISURA POSTERIOR • KULIT PERINEUM • OTOT PERINEUM • OTOT SFINGTER ANI 4. Derajat empat • MUKOSA VAGINA • KOMISURA POSTERIOR • KULIT PERINEUM • OTOT PERINEUM • OTOT SFINGTER ANI • DINDING DEPAN REKTUM C. Diagnosis Diagnosis robekan perineum dibuat berdasarkan : 1. Pemeriksaan rutin Hampir seluruh klinisi memeriksa daerah perineum dan periurethral setelah proses persalinan untuk mendeteksi robekan yang dapat muncul. Beberapa klinisi juga merekomendasikan setelah semua persalinan, diikuti dengan pemeriksaan rutin rektal dan inspeksi dinding vagina dan serviks. Pemeriksaan rutin rektal bertujuan mendeteksi defek pada mukosa rektum, sphincter rektal, dan perineum dengan memasukkan satu jari ke dalam rektum 2. Peri-rule Merupakan alat standar untuk menilai robekan perineum stadium dua secara objektif yang terbuat dari plastik berskala
3. USG Endo Anal Merupakan alat radiologi menggunakan gelombang yang sifatnya invasif dan mahal serta dibutuhkan keahlian khusus. USG Endo Anal ini kadang overdiagnosis dikarenakan USG (+) namun secara klinis (-).
D. Macam : a. Jahitan simple interrupted (Jahitan satu demi satu)
Merupakan jenis jahitan yang paling dikenal dan paling banyak digunakan. Jarak antara jahitan sebanyak 5-7 mm dan batas jahitan dari tepi luka sebaiknya 1-2 mm. Semakin dekat jarak antara tiap jahitan, semakin baik bekas luka setelah penyembuhan. b. Jahitan Matras 1) Jahitan matras vertikal
Jahitan jenis ini digunakan jika tepi luka tidak bisa dicapai hanya dengan menggunakan jahitan satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lemak subkutisnya dan tepi satu demi satu. Misalnya di daerah yang tipis lunak subkutisnya dan tepi luka cenderung masuk ke dalam. 2) Jahitan matras horizontal
Jahitan ini digunakan untuk menautkan fasia dan aponeurosis. Jahitan ini tidak boleh digunakan untuk menjahit lemak subkutis karena membuat kulit diatasnya terlihat bergelombang c. Jahitan jelujur : lebih cepat dibuat, lebih kuat dan pembagian tekanannya lebih rata bila
dibandingkan dengan jahitan terputus. Kelemahannya jika benang putus / simpul terurai seluruh tepi luka akan terbuka. d. Jahitan Subkutis
jahitan terusan subkutikuler atau intrademal. Digunakan jika ingin dihasilkan hasil yang baik setelah luka sembuh. Juga untuk menurunkan tengan pad aluka yang lebar sebelum dilakukan penjahitan satu demi satu.
MEDIA PEMBELAJARAN TUTORIAL
Skenario
Ny. Nina G1P0A0 datang ke BPS Sekar pukul 22.00 diantar suaminya, ia mengeluh perutnya kenceng-kenceng dan keluar lendir darah sejak jam 17.00 wib. Setelah diperiksa, Bidan mengatakan bahwa Ny. Nina sudah dalam persalinan, pembukaan serviksnya 5cm. Pukul 01.00 pembukaan lengkap kemudian 30 menit kemudian lahir bayi laki-laki dengan berat 3600gr. Setelah plasenta lahir Bidan memeriksa robekan jalan lahir, ternyata Bidan menemukan robekan jalan lahir dari mukosa vagina sampai otot perineum.