PROPOSAL PERENCANAAN JALUR TERBANG FOTO UDARA KAMPUS UNIVERSITAS GADJAH MADA
Dibuat Oleh :
1. Muhammad Ainun Najib
()
2. Widiyarto
(08/269040/TK/34223)
3. Anggun Wara Rahajeng
(08/268639/TK/33966)
4. Nur Ikawati
(08/265830/TK/33851)
5. Hastika Darmawati
()
JURUSAN TEKNIK GEODESI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGJAKARTA 2010 1
PERENCANAAN JALUR TERBANG dan PEMBUATAN TITIK KONTROL TANAH UNTUK PEMOTRETAN UDARA
A. Latar Belakang: Tujuan pemotretan udara adalah untuk mencari koordinat-koordinat di lapangan untuk kemudian dilakukan transformasi koordinat ke sistem koordinat peta sesuai dengan skala foto yang telah disesuaikan. Dari koordinat foto yang telah diperoleh, maka bisa dibuat perencanaan jalur terbang sesuai dengan kebutuhan, yang salah satunya adalah untuk memetakan suatu daerah dengan cara fotogrametri atau foto udara. Selain itu latar belakang dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Fotogrametri II. Pada laporan kali ini, tugas yang dilakukan adalah merencanaan pembuatan jalur terbang untuk keperluan pemotretan foto udara serta pemasangan titik kontrol tanahnya di lapangan/area yang akan dipetakan. B. Maksud dan Tujuan: Adapun maksud dan tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu melakukan pembuatan perencanaan jalur terbang. 2) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu membuat titik kontrol tanah sebelum melakukan pemotretan di lapangan. 3) Mengajarkan kepada mahasiswa agar mampu membuat peta rencana jalur terbang.
C. Dasar Teori: Pekerjaan pemotretan udara adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendukung pekerjaan pemetaan. Pada pekerjaan foto udara ini pelu dilakukan tahapan-tahapan
sebelum
terbang.
Diantaranya
adalah
tahapan
persiapan,
perencanaan, pelaksanaan pemotretan dengan pesawat terbang, pengolahan foto, serta penyajian fotonya.
2
Pada tahapan persiapan, hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah persiapan personil, persiapan pelengkapan-perlengkapan sebelum terbang, surat ijin terbang, dan briefing. Kemudian setelah dilakukan briefing maka tahap selanjutnya adalah perencanaan, yang meliputi perencanaan fokus kamera, jenis pesawat apa yang akan dipakai, perencanaan jalur terbang, perencanaan tinggi terbang, perencanaan fokus kamera yang akan dipakai, serta perencanaan skala foto yang akan dipakai. Kemudian pada tahap pelaksanaan, yang dilakukan adalah pelaksanaan pemotretan dengan tinggi terbang yang telah ditentukan, dengan peralatan-peralatan yang telah dipersiapkan. Setelah dilakukan pemotretan, tahapan selanjutnya adalah pemrosesan. Yaitu dengan memproses film(negatif) untuk kemudian dilakukan pengolahan foto. Setelah foto diolah, maka langkah selanjutnya adalah interpretasi hasil pengolahan foto. Hasilnya bisa dalam bentuk mozaik foto ataupun peta garis (sesuai dengan kebutuhan). Pada umumnya parameter pokok yang perlu diketahui sebelum dilakukan pemotretan foto udara adalah sebagai berikut: -
Besar fokus kamera yang akan digunakan
-
Skala foto udara
-
Besarnya overlap dan sidelap antar foto
-
Bentuk dan karakteristik daerah Pada pekerjaan foto udara ini kendala=kendala yang sering dijumpai adalah: Distorsi pada hasil pemotretan, yaitu pengaruh gerakan pesawat saat exposure.
Hal-hal yang perlu dilakukan pada pekerjaan foto udara adalah sebagai berikut: 1. Titik pemotretan yang dipasang pada area harus kelihatan saat difoto. 3
2. Memperhatikan tipe-tipe jalur terbang, misalnya: - Linear coverage: untuk jalur pemotrtean seperti saluran pipa, jalan raya, ataupun sungai. - Block coverage: untuk area yang berbentuk luasan. 3. Permintaan skala peta oleh pengguna, maka bisa menentukan tinggi terbang, dan memilih fokus kamera yang akan digunakan. 4.
Interval kontur.
Pembuatan Jalur Terbang (hitungan jalur)
Perhitungan jarak antar jalur terbang untuk memenuhi kriteria pertampalan sidelap 40%. Jarak antar jalur (U) = S(1-q) = + ……m S = Panjang area cakupan satu foto = lebar foto (mm) x skala foto = ……m q = prosentase pertampalan sidelap = 40%
Pembuatan Jalur Terbang (titik eksposure)
Perhitungan posisi rencana titik eksposure dengan kriteris pertampalan overlape 60% untuk daerah landai dan 80% untuk daerah dengan kontur rapat, seperti gunung atau daerah berbukit. Jarak antar titik eksposure (B) = S(1-p) = + …….m S = Panjang area cakupan satu foto = Panjang foto (mm) x skala foto = …… m
4
p = prosentase pertampalan overlap = 60% atau 80%.
Membuat Peta Jalur Terbang Pemotretan Udara
Peta jalur terbang (flight plan) merupakan peta yang meliputi seluruh wilayah yang menjadi objek pemotretan yang menjadi pedoman arah jalur pemotretan. Flight Plan adalah bagan jalur lengkap dengan letak dan koordinat tiap titik exposure selama pemotretan. Flight plan dibuat dengan memplot pada peta topografi atau peta lain yang sesuai. Maksud dan tujuan pembuatan peta jalur terbang ini adalah : a. Mengetahui dan dapat membuat peta jalur terbang secara baik dan benar. b. Menentukan perimeter dan luas wilayah obyek pemotretan. c. Menentukan data parameter perencanaan yang meliputi jarak antar basis (B), jarak antar jalur (Q), dan luas model. d. Menentukan jumlah exposure baik secara hitungan (n). e. Menentukan/menghitung koordinat titik-titik exposure.
Manfaat dari flight plan beberapa diantaranya adalah : a. Untuk melihat total kebutuhan logistik dan jumlah foto yang akan didapatkan pada batasan luas wilayah berdasarkan ketetapan skala, pertampalan foto. b. Untuk menentukan arah jalur terbang yang berguna untuk efisiensi biaya pemotretan serta jumlah foto yang optimal. c. Peta jalur terbang dapat digunakan untuk lampiran permohonan ijin pemotretan dari pihak berwenang. d. Dari dapat dibuat panduan pelaksanaan pemotretan dengan navigasi GPS.
5
D. Langkah Kerja : 1. Menyiapkan peta rupa bumi.
2. Lakukan perhitungan Basis Udara dan jarak antar jalur sesuai dengan data yang ada.. Misalnya data yang tersedia yaitu ukuran atau format foto 23cm x 23cm, panjang focus = 150 mm, skala foto = 1 :10000, dengan overlape 60% dan 80% serta sidelapnya adalah 40%.
Data-data yang tersedia :
Sumber Peta
= Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal
Skala Peta
= 1 : 10.000
Daerah yang dipetakan
= Kampus Universitas GADJAH MADA
Luas area (F)
= 1,8 km2 (L = 800 m , P = 1000 m)
Format foto
= 23.7 mm x 15,7 mm (ukuran kecil)
Tipe Foto
= Pankromatik (hitam putih)
Kamera
= Nikkon D2X
Panjang Focus (f)
= 24 mm
Shutter speed (t)
= 1/500 detik
Pertampalan ke depan (u)
= 80% = 0,8
Pertampalan ke samping (q) = 30% = 0,3 Jalur terbang pesawat
= Dari UTARA-SELATAN dan sebaliknya
Kecepatan terbang (Vg)
= 120 km/jam = 33.3333 m/s 6
Menghitung nilai-nilai parameter :
Skala Foto
= 1 : 1000
Ukuran pixel
= 23.7 x 15.7 mm
Liputan foto (P)
= format foto x skala foto
= 23,7 mm x 1000 = 1081596,9 mm = 1081,5969 m
P di peta
= P / skala peta
= 1081,5969 25.000 = 0,0433 m = 4,33 cm
Liputan foto (L)
= format foto x skala foto
= 15,7 mm x 45.637 = 716500,9 mm = 716,5009 m
L di peta
= L / skala peta
= 716,5009 1.000 = 0,0287 m = 2,87 cm
Jadi ukuran foto di peta
= 4,33 cm x 2,87 cm
Basis udara (B)
= (1- u) P
= (1- 0,6) x 1081,5969 m = 432,63876 m
B di peta
= 432,63876 / 25.000 7
= 0,01730 m = 1,730 cm
Jarak antar jalur (Q)
= (1-q) L
= (1- 0,3) x 716,5009 m = 501,55063 m
Q di peta
= 501,55063 / 25.000
= 0,0200 m = 2,00 cm
Luas efektif per model (Fn) = B x Q = 432,63876 m x 501,55063 m = 216990,2426 m2
Jumlah foto (n)
= F / Fn
= 12.000.000 + 10% 216990,242 = 55,302 + 5,5302 = 61 lembar foto
Personal error (ε)
= [(N-n) / N] x 100% = |67-61|/66 x 100% = 8,9 %
Jumlah jalur terbang
=L/Q
= 7 km / 0,50155063 km = 13,957 ≈ 14 jalur
Interval pemotretan : Jika diketahui kecepatan terbang (Vg) = 180 km/jam => 50 m/s
Interval pemotretan
= B / Vg
= 432,63876 m / 50 m/s = 8,653 detik 8
Tinggi terbang (H)
= angka skala x f
= 45.637 x 24 mm = 1095288 mm
Image motion (m)
= (Vg x f x t) : H
= {50.000 mm/s x 24 mm x (1/500 s)} : 1095288 mm = 0,00219 mm = 2,191 mikrometer (batas maksimum image motion adalah 25 mikrometer).
E. PERKIRAAN / ESTIMASI BIAYA
1.
Pemotretan dari udara
Jumlah foto (61) a.
Mobilisasi pesawat terbang
Sewa pesawat 18.000.000/ hari x 1 hari
15.000.000
Bahan bakar 15.500/liter x 100 liter
1.550.000
Pajak bandara 2.000.000 b.
Pemotretan (jumlah foto) 61 x 100000
6.100.000
Cetak foto c.
Tenaga kerja
Pemotret 300.000/ hari/orang x 2 org
600.000
Pilot 1.000.000/hari/orang x 2 org 2.
2.000.000
Control medan
Penelitian 2 jam @ 500.000/jam
1.000.000
9
Pembuatan peta jalur terbang 1.5 jam @ 500.000/ jam
750.000
Pembuatan rencana survey 5 jam @ 800.000
4.000.000
Bahan Premarking 14 @ 300.000 4.200.000 Penempatan marking 5 0rang pelaksana @ 3.000.000/hari
15.000.000
Leveling 14.75 km (berdasar rencana survey ) Kelompok 4 orang @ 4.000.000/ hari Hari kelompok
14.75 km / 2.25 km/hari = 7 hari 7 hari @ 4.000.000
28.000.000
Poligon 8.4 km(berdasar rencana survey ) Kelompok 4 orang @ 3.000.000/hari Hari kelompok = 8.4 km / 2.5 km/ hari = 4 hari 4 hari @ 3.000.000
12.000.000
Penginapan dan biaya hidup Hari orang 7 hari x 8 x 100.000
5.600.000
Transportasi antar titik pengukuran 2x (14.75 +8.4 km )x 10.000
463.000
Sewa alat Leveling 120.000/ hari x 7 hari
840.000
Polygon 170.000/ hari x 4 hari
680.000 99.783.000
10
F. Hasil dan Pembahasan Peta Jalur Terbang dan Pemasangan Titik Kontrol Tanah (terlampir) Pada peta jalur terbang didapat foto sebanyak 61 foto.
11