ABSTRAK
Filtrasi merupakan suatu operasi dimana campuran heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida dan menahan partikel-partikel padatan. Jenis alat filtrasi yang digunakan pada percobaan ini adalah plate and frame filter press, press, bekerja berdasarkan driving force berupa beda tekan. Pada percobaan ini dilakukan proses filtrasi slurry CaCO3 menggunakan plate and frame filter press dengan press dengan filter filter cloth kain cloth kain jeans yang membungkus frame membungkus frame.. Perolehan filtrat akan diukur setiap selang waktu tertentu sehingga didapatkan hubungan antara keduanya. Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan karakteristik penyaringan berupa hubungan waktu dengan perolehan filtrat, menentukan pengaruh konsentrasi slurry dan beda tekan proses filtrasi terhadap tahanan pada medium filter maupun cake pada saat operasi penyaringan. Variasi pada percobaan ini adalah jumlah plate and frame frame sebanyak 2 dan 4 buah yang dirangkai berselang-seling, beda tekan pada bagian suction dan discharge sebesar 2 psig dan 4 psig, dan jumlah putaran pengaduk setiap menit sebesar 600 rpm dan 900 rpm. Seluruh variasi tersebut akan dilakukan pada konsentrasi slurry slurry 2%, dengan mengambil volume filtrasi sebesar 300 mL dalam selang waktu tertentu untuk setiap data. Setiap run run memerlukan minimal 8 buah data untuk dapat membuat persamaan garis yang valid , dengan total jumlah run yang run yang diperlukan adalah 8 run. run. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi beda tekan yang diberikan, semakin tinggi pula resistansi spesifik cake cake dan semakin rendah nilai rasio cake. cake. Semakin banyak jumlah plate and frame yang digunakan, semakin kecil nilai resistansi spesifik cake per cake per frame frame,, tetapi semakin besar secara total. Kecepatan pengadukan tidak berpengaruh terhadap resistansi spesifik cake, cake, kecuali campuran belum homogen. Nilai resistansi spesifik cake diperoleh cake diperoleh dalam rentang 3,81 x 10 8 – 1,67 1,67 x 10 9 (m/kg). Nilai tahanan medium filter rata-rata yang diperoleh adalah 9,47 x 109 (m-1). Kata kunci : cake, cake, plate and frame, slurry, frame, slurry, resistansi spesifik BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Filtrasi adalah operasi pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkan umpan (padatan + cairan) melalui medium penyaring. Proses filtrasi umum dilakukan di industri, seperti pada pemurnian air minum, pemisahan kristal-kristal garam dari cairan induknya, pabrik kertas dan lain-lain. Pada proses filtrasi, umpan mengalir disebabkan adanya perbedaan tekanan, contohnya seperti gaya gravitasi atau tenaga putar. Secara umum filtrasi dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif lebih kecil dibandingkan zat cairnya. Salah satu alat filtrasi yang umum digunakan adalah jenis plate jenis plate and frame, frame, alat digunakan pada percobaan kali ini. Alat tersebut dilengkapi dengan filter dengan filter cloth yang cloth yang membungkus frame membungkus frame dan dan dijepit oleh plate plate pada kedua sisinya. Filter cloth tersebut bertindak sebagai medium filter dimana terjadi pemisahan antara padatan dan cairan. Cairan filtrat akan diteruskan, sedangkan padatan akan tertahan di frame dan filter cloth. cloth. Padatan tersebut akan terakumulasi dan menjadi cake, cake, cake tersebut menjadi hambatan baru bagi aliran umpan. Setelah beberapa lama ruang antara plate antara plate akan akan tertumpuk oleh slurry dan slurry dan lama kelamaan umpan akan berhenti mengalir. Jika hal ini terjadi, maka cloth cloth harus segera dicuci dengan menyalurkan air bersih ke dalam plate dalam plate dan dan keluar melalui frame melalui frame..
1.2
Tujuan Percobaan
Tujuan
dari
percobaan
ini
adalah
menentukan
karakteristik
filtrasi
(penyaringan), yaitu hubungan waktu dengan perolehan filtrat dan memahami tahanan / hambatan yang terdapat pada medium filter, maupun cake pada operasi filtrasi. Oleh karena itu diperlukan tujuan khusus untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu menentukan persamaan penyaringan pada tekanan tetap, menghitung tahanan medium penyaring dan tahanan spesifik padatan saring, saring, menentukan pengaruh pengaruh tekanan, jumlah plate and frame, frame, serta kecepatan pengadukan terhadap tahanan spesifik padatan dan kekeringan padatan.
BAB II METODOLOGI PERCOBAAN 1
2.1
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: •
Plate and frame filter press
Cawan penguapan
Tangki suspensi
Filter cloth (kain cloth (kain jeans)
Oven
Pengeruk cake
Stopwatch
Pressure gauge
Ember
Selang
Kompresor
Gelas ukur 500 mL
Timbangan
Motor pengaduk
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah: •
Air
•
Bubuk CaCO 3
2.2
Skema Alat
2.3
Gambar 2.1 Skema alat plate alat plate and frame filter press Langkah-langkah Percobaan
Langkah-langkah pada percobaan ini secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 bagian utama, yaitu persiapan alat, pembuatan slurry pembuatan slurry CaCO CaCO3, dan proses filtrasi itu sendiri.
2
2.3.1 Persiapan Alat
Kain jeans sebagai filter cloth dikenakan pada frame sehingga frame terbungkus. Plate and frame dirangkai bergantian sesuai variasi, yaitu dua buah dan empat buah. Lubang pada kain jeans disesuaikan dengan lubang pada frame dan plate tepat menembus. Kemudian perangkat plate and frame filter press ditekan hingga rapat menggunakan pemutar hidrolik untuk menghindari kebocoran. Selanjutnya tangki suspensi disiapkan dengan cara memastikan valve blow down dalam keadaan tertutup dan valve menuju alat filtrasi terbuka. Tangki suspensi nantinya akan diisi oleh umpan berupa slurry CaCO3 dengan cara membuka bagian atasnya menggunakan kunci. Kompresor digunakan untuk mengalirkan udara tekan ke dalam tangki suspensi agar slurry mengalir dalam alat filtrasi. Kompresor bekerja secara otomatis, ketika dicolokkan ke sumber listrik akan langsung menyala dan mengalirkan udara. Saklar listrik dimatikan terlebih dahulu, kemudian kompresor dicolokkan ke sumber listrik setelah itu saklar listrik dinyalakan. Pada kompresor terdapat valve untuk mengatur aliran udara yang memasuki tangki suspensi. 2.3.2 Pembuatan Slurry CaCO3
Campuran slurry ini terdiri dari air dan bubuk CaCO 3 yang akan dimasukkan ke dalam tangki suspensi. Jumlah CaCO 3 yang dimasukkan ditentukan dengan sebelumnya menentukan volume filtrat yang akan diambil untuk setiap selang waktu tertentu dalam satu run. Volume filtrat yang akan diambil sejumlah 300 mL untuk tiap selang waktu dan data diambil sebanyak 15 kali. Volume filtrat yang dibutuhkan untuk 8 run adalah 36 L ditambah dengan 20 L untuk mencegah pengaduk tidak tercelup ke dalam cairan, densitas air adalah 1 kg/L sehingga didapatkan kebutuhan air sebanyak 56 kg untuk 8 run. Variasi konsentrasi slurry pada percobaan ini adalah 2% dan 4%. Massa CaCO 3 yang dibutuhkan untuk 8 run pada konsentrasi slurry 2% adalah 1,143 kg, sedangkan untuk konsentrasi slurry 4% dibutuhkan 2,333 kg CaCO 3. Air dimasukkan sejumlah 56 L ke dalam tangki suspensi kemudian diikuti dengan bubuk CaCO 3 dimasukkan sesuai variasi. Setelah itu motor pengaduk dinyalakan untuk mencampur hingga terbentuk
3
slurry, jumlah putaran per menit dari motor pengaduk divariasikan sebesar 600 rpm dan 900 rpm. 2.3.3 Proses Filtrasi
Proses filtrasi dimulai dengan mengalirkan udara tekan dari kompresor ke dalam tangki suspensi. Udara ditekan oleh kompresor sesuai dengan variasi beda tekan, yaitu 2 psig dan 4 psig. Beda tekan diukur dari hasil pengurangan discharge dan suction, tekanan suction disesuaikan dengan mengatur bukaan valve kompresor lalu dibaca nilainya dari pressure gauge, sedangkan tekanan discharge dianggap atmosferik. Kemudian volume filtrat yang dihasilkan ditampung dengan gelas ukur untuk mengukur volumenya, setelah mencapai volume 300 mL selang waktu yang dibutuhkan dicatat. Percobaan diulangi sebanyak 15 kali untuk mendapatkan data minimal 8 titik pada kurva selang waktu terhadap volume filtrat pada satu run. Setelah satu run selesai dilakukan, alat filtrasi dibongkar dan cake yang terdapat pada kain jeans serta pada frame dikeruk lalu ditimbang diatas timbangan menggunakan cawan penguapan yang sebelumnya sudah diketahui massanya. Setelah itu, cake dimasukkan ke dalam oven untuk mengeringkannya. Setelah kering, cake kembali ditimbang sehingga dari selisih antara massa cake sebelum dan setelah pengeringan didapatkan massa air dalam cake. Sebelum alat filtrasi disiapkan kembali, kain jeans dibersihkan terlebih dahulu beserta plate dan frame yang dipakai. Kemudian alat dirangkai kembali untuk memulai run berikutnya, prosedur yang sama dilakukan untuk seluruh run selanjutnya sampai percobaan selesai.
4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Penentuan Persamaan Filtrasi Pada Tekanan Tetap
Karakteristik filtrasi dapat dilihat dari volume filtrat yang dihasilkan setiap selang waktu tertentu, hubungan antara waktu dan volume filtrat diperlihatkan pada persamaan yang dihasilkan dari penurunan Hukum Darcy pada sistem filtrasi batch tekanan tetap dengan asumsi cake bersifat incompressible, yaitu persamaan 3.1 di bawah.
(3.1) Terlihat dari persamaan 3.1 di atas bahwa hubungan antara waktu dan volume filtrat dapat diperoleh dengan menentukan nilai Kp dan B. Nilai Kp dan B menjadi karakteristik proses filtrasi itu sendiri, nilai Kp diperoleh dengan mengalikan dua nilai gradien dari kurva t/V terhadap V, sedangkan nilai B diperoleh dari intercept kurva t/V terhadap V. Data persamaan filtrasi untuk setiap variasi percobaan (run) ditampilkan pada Tabel 3.1 di bawah. Tabel 3.1 Persamaan Filtrasi Pada Setiap Run Percobaan Konsentrasi
Beda
Kecepatan
Jumlah
Slurry
Tekan
Pengadukan
Plate and
(% massa)
(psig)
(rpm)
Frame
2
2
600
4
Persamaan
Kp
B
2
t/V = 2x10 V + 26738
4x10
26738
600
2
t/V = 10 V + 20830
2x106
20830
2
900
2
t/V = 2x10 6V + 25250
4x10 6
25250
4
900
2
t/V = 962922V + 18412
1925844
18412
2
900
4
t/V = 629124V + 14255
1258248
14255
4
900
4
t/V = 416066V + 11544
832132
11544
2
600
4
t/V = 459516V + 15349
919032
15349
5
4
600
4
t/V = 431099V + 11875
431099
11875
Secara lebih jelas, kurva hubungan antara t/V dan V ditunjukkan pada Gambar 3.1 sampai Gambar 3.8 di bawah.
3
m / s V / t
y = 2,11E+06x + 2,67E+04 R² = 0,9709
V(m3)
Gambar 3.1 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 1)
3
m / s V / t
y = 1,008E+06x + 2,083E+04 R² = 9,725E-01
V(m3)
Gambar 3.2 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 2) 6
m / s V / t y = 1,93E+06x + 2,53E+04 R² = 9,93E-01
V(m3)
Gambar 3.3 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 3)
3
m / s V / t y = 962922x + 18412 R² = 0,9706
V(m3)
Gambar 3.4 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 4)
7
3
m / s V / t y = 629124x + 14255 R² = 0,9631
V(m3)
Gambar 3.5 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 5)
m / s V / t y = 416066x + 11544 R² = 0,9608
V(m3)
Gambar 3.6 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 6)
8
3
m / s V / t y = 459516x + 15349 R² = 0,9682
V(m3)
Gambar 3.7 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 7)
3
m / s V / t y = 459516x + 15349 R² = 0,9682
V(m3)
Gambar 3.8 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 8)
9
3.2
Resistansi Medium Filter
Resistansi medium filter merupakan hambatan dari medium filter yang digunakan (jeans) terhadap aliran fluida yang menembusnya. Nilai resistansi medium filter yang diperoleh untuk setiap run percobaan ditampilkan pada Tabel 3.2 di bawah. Tabel 3.2 Nilai Resistansi Medium Filter Pada Setiap Run Percobaan Konsentrasi
Beda
Kecepatan
Jumlah
Resistansi Medium
Slurry
Tekan
Pengadukan
Plate and
Filter (m )
(% massa)
(psig)
(rpm)
Frame
2
2
600
2
9,79x10
4
600
2
1,53x10
2
900
2
9,25x10
4
900
2
1,35x10
2
900
4
5,22x10
4
900
4
8,45x10
2
600
4
5,62x10
4
600
4
8,70x10
-1
Terlihat pada Tabel 3.2 bahwa resistansi medium filter mengalami kenaikan pada beda tekan yang lebih besar dengan kondisi kecepatan pengadukan dan jumlah plate and frame yang sama. Seharusnya pada kondisi di mana medium filter yang digunakan sama, resistansi medium filternya memiliki nilai yang sama. Hal seperti di atas, di mana nilai resistansi medium filter berbeda dapat disebabkan jeans yang dipakai tidak 100% homogen sehingga potongan yang satu memiliki nilai resistansi berbeda dengan yang lainnya. Beda tekan juga memiliki pengaruh terhadap nilai resistansi medium filter tersebut, semakin meningkatnya beda tekan membuat partikel-partikel padatan terdesak masuk dan menutupi beberapa pori dari medium filter membuat tahanan medium filter meningkat, sedangkan pengaruh dari swelling (pembengkakan) pada nilai resistansi medium filter tidak signifikan, terlihat bahwa pada kenaikan beda tekan seharusnya membuat medium filter mengalami
10
swelling sehingga tahanannya berkurang, tetapi nilai resistansi yang diperoleh menunjukkan kenaikan. 3.3
Pengaruh Tekanan Terhadap Resistansi Spesifik Cake dan Kekeringan Cake
Resistansi cake merupakan hambatan terhadap aliran fluida yang mengalir akibat terbentuknya cake sedangkan resistansi spesifik cake merupakan besarnya beda tekan yang dihasilkan per satuan kilogram padatan yang terkandung dalam cake. Kekeringan cake adalah rasio dari massa cake basah terhadap massa cake kering sehingga semakin besar rasio cake menunjukkan cake yang semakin kering. Nilai resistansi dan kekeringan cake akan berbeda sesuai dengan variasi percobaan yang dilakukan karena dengan kondisi yang berbeda akan dihasilkan jumlah dan kondisi cake yang berbeda pula. Nilai resistansi cake dan kekeringan cake pada setiap run percobaan ditampilkan pada Tabel 3.3 di bawah. Tabel 3.3 Nilai Resistansi Spesifik Cake Pada Setiap Run Percobaan Kecepatan
Jumlah
Konsentrasi
Beda
Pengadukan
Plate
Slurry
Tekan
(rpm)
and
(% massa)
(psig)
2
Resistansi Spesifik
Rasio
Cake (m/kg)
Cake
Frame
2
600
2
1,66x109
1,278351
4
600
2
1,67x109
1,140046
2
900
2
1,65x109
1,493069
4
900
2
1,59x109
1,425968
2
900
4
5,22x108
1,345972
4
900
4
6,92x108
1,215739
2
600
4
3,81x108
1,294004
4
600
4
7,17x108
1,193651
Seperti yang terlihat pada Tabel 3.3 bahwa masing-masing variasi memiliki pengaruh tersendiri
terhadap
nilai
resisitansi
spesifik
dan
kekeringan
cake. Pengaruh
masingmasing variasi di atas, yaitu tekanan, kecepatan pengadukan, dan jumlah plate and frame akan dibahas lebih lanjut pada bagian 3.3.1, 3.3.2, dan 3.3.3. 11
3.3.1 Pengaruh Tekanan Terhadap Resistansi Spesifik dan Kekeringan Cake
Nilai resistansi spesifik cake dipengaruhi pleh faktor tekanan seperti terlihat pada Tabel 3.3. Semakin tinggi tekanan, resistansi spesifik cake cenderung mengalami kenaikan terutama terlihat pada kondisi jumlah plate and frame yang dipakai 4 buah. Pengaruh tekanan secara lebih jelas ditampilkan pada Gambar 3.9 dan Gambar 3.10 di bawah. 8 7 6 5 N =2; V= 600 rpm N= 2; V = 900 rpm
4
N=4; V = 600 rpm 3
N=4; V=900 rpm
2 1 0 0
10
20 ΔP
30
(kPa)
Gambar 3.9 Pengaruh variasi tekanan terhadap nilai resistansi spesifik cake pada
kecepatan pengadukan 600 rpm dan 900 rpm serta jumlah plate and frame 2 dan 4 1,6 1,4 1,2 1 N =2; V= 600 rpm 0,8 N= 2; V = 900 rpm 0,6
N=4; V = 600 rpm N=4; V =900 rpm
0,4 0,2 0 0
5
10
15 ΔP
20
25
30
(kPa)
12
Gambar 3.10 Pengaruh variasi tekanan terhadap nilai kekeringan cake pada kecepatan
pengadukan 600 rpm dan 900 rpm serta jumlah plate and frame 2 dan 4 Pada Gambar 3.9 di atas terlihat bahwa pengaruh tekanan jelas terlihat pada jumlah plate and frame 4 buah, sedangkan pada jumlah plate and frame 2 buah pengaruh tekanan tidak terlalu signifikan. Semakin meningkatnya nilai resistansi spesifik cake disebabkan semakin banyaknya padatan yang tertekan pada jeans dan membuat penumpukan cake yang terjadi lebih cepat. Beda tekan yang besar membuat laju alir slurry meningkat dan akumulasi cake yang terbentuk juga lebih banyak sehingga massa cake yang dihasilkan lebih besar dan mempengaruhi resistansi spesifik cake. Pada Gambar 3.10 terlihat bahwa semakin besar tekanan membuat rasio cake yang dihasilkan menurun. Hal ini berarti cake yang dihasilkan semakin sedikit mengandung air, dengan kata lain semakin kering. Fenomena ini terjadi karena semakin banyak air yang terdorong melewati medium filter dan dengan disertai oleh peningkatan resistansi spesifik cake membuat padatan yang tersaring semakin sedikit mengandung air sehingga perbandingan antara massa cake basah dan kering menjadi kecil.
3.3.2 Pengaruh Jumlah Plate and Fr ame Terhadap Resistansi Spesifik dan Kekeringan Cake
Nilai resistansi spesifik cake dipengaruhi jumlah plate and frame seperti terlihat pada Tabel 3.3. Semakin banyak jumlah plate and frame yang dipakai membuat nilai resistansi spesifik cake semakin rendah. Rasio cake yang dihasilkan tidak terlihat dipengaruhi oleh jumlah plate and frame karena tidak ada kecenderungan tertentu yang terlihat pada jumlah plate and frame 2 dan 4. Pengaruh jumlah plate and frame secara lebih jelas diperlihatkan pada Gambar 3.11. Semakin banyak jumlah plate and frame akan membuat nilai resistansi spesifik cake menurun karena nilai tersebut diambil untuk satu buah frame, sedangkan yang sebenarnya dipakai adalah 2 dan 4 buah frame. Pada kondisi dengan 2 buah frame, resistansi spesifik akan bernilai lebih besar karena cake yang terakumulasi hanya pada kedua frame tersebut, sedangkan pada kondisi dengan 4 buah frame, cake terakumulasi
13
pada 4 buah frame yang membuat nilai resistansi spesifik cake untuk satu buah frame lebih kecil dengan resistansi total frame yang lebih besar. 1,8 1,6 1,4 1,2
Delta P = 2 psig ; V =600 rpm
1
Delta P = 2 psig; V=900 rpm
0,8
Delta P = 4 psig; v= 600 rpm
0,6 0,4
Delta P = 4 psig; V =900rpm
0,2 0 0
1
2
3
4
5
Jumlah plate (buah)
Gambar 3.11 Pengaruh variasi jumlah plate and frame terhadap resistansi spesifik cake
pada beda tekan 2 psig dan 4 psig serta kecepatan pengadukan 600 rpm dan 900 rpm 3.3.3 Pengaruh Kecepatan Pengadukan Terhadap Resistansi Spesifik dan Kekeringan Cake
Pengadukan berfungsi untuk mempercepat proses pencampuran (homogenisasi) air dengan bubuk CaCO 3 yang dituangkan ke dalam tangki suspensi. Pencampuran dilakukan agar terbentuk slurry CaCO3 yang homogen dan tidak terbentuk endapan CaCO3 pada dasar tangki. Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi seberapa cepat campuran menjadi homogen atau seberapa homogen campuran yang terjadi. Pada kondisi di mana campuran sudah menjadi homogen, maka perbedaan kecepatan pengadukan tidak berpengaruh terhadap nilai resistansi spesifik cake dan kekeringan cake. Pada kondisi tersebut, air dan padatan CaCO 3 dianggap sudah tercampur sempurna dan tidak terjadi endapan kapur pada bagian bawah tangki. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap nilai resistansi spesifik cake secara lebih jelas ditampilkan pada Gambar 3.12 di bawah.
14
1,8 1,6 1,4 1,2 1
N=2; delta P = 2 psig
0,8
N=2 ; delta P = 4 psig
0,6
N =4 ; delta P =2 psig
0,4
N=4 ; delta P = 4 psig
0,2 0 0
200
400
600
800
1000
Kecepatan motor (rpm)
Gambar 3.12 Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap resistansi spesifik cake pada
beda tekan 2 psig dan 4 psig serta jumlah plate and frame 2 dan 4 Terlihat pada Gambar 3.12 di atas bahwa kecepatan pengadukan relatif tidak berpengaruh terhadap nilai resistansi spesifik cake, tetapi terlihat pengecualian pada kondisi beda tekan 2 psig dengan jumlah plate and frame 4. Pada kondisi tersebut, dengan meningkatnya kecepatan pengadukan, diperoleh nilai resistansi spesifik cake yang semakin besar. Hal ini terjadi karena campuran pada tangki suspensi belum bersifat homogen pada kecepatan pengadukan yang rendah sehingga padatan yang terbawa aliran menjadi sedikit jumlahnya. Sedikitnya jumlah padatan yang terbawa aliran membuat nilai resistansi spesifik cake yang dihasilkan pun menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Sebaliknya, pada kecepatan pengadukan 900 rpm diperoleh campuran yang homogen sehingga nilai resistansi spesifik cake lebih tinggi. 3.4
Perbandingan Metode Perhitungan Baru dan Konvensional untuk Tahanan Medium Filter dan Tahanan Cake
Keunggulan dari metode baru dibandingkan dengan metode adalah tahanan cake dan tahanan filter cake dapat diperoleh hanya dengan satu kali run saja pada rentang tekanan dan temperatur tertentu dibandingkan dengan metode konvensional yang mengharuskan pengambilan data dari beberapa run tertentu. Data perbandingan antara perhitungan baru dan konvensional untuk tahanan medium filter disajikan pada Tabel
15
3.4. Tabel 3.4 Perbandingan hasil perhitungan resistansi filter dan tahanan cake antara metode baru dan metode konvensional Rm Run
α
Metode konvensional
Metode baru
Metode konvensional
Metode baru
1
9,79E+09
2,56E+09
1,75E+09
7,17E+09
2
1,53E+10
3,72E+10
1,68E+09
1,15E+09
3
9,25E+09
2,54E+09
1,60E+09
5,56E+09
4
1,35E+10
5,09E+10
1,59E+09
5,51E+09
5
5,22E+09
1,26E+09
5,22E+08
3,04E+08
6
8,45E+09
1,98E+09
6,92E+08
5,96E+08
7
5,62E+09
1,26E+09
3,81E+08
3,26E+08
8
8,70E+09
2,04E+09
7,17E+08
6,25E+08
Dai tabel 3.4 dapat dilihat bahwa perhitungan tahanan spesfik cake dan tahanan medium filter dari metode konvensional dan metode baru tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu signifikan.
16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini yang dilakukan pada konsentrasi slurry 2%, kecepatan pengadukan 600 rpm dan 900 rpm, jumlah plate and frame 2 dan 4 buah, serta beda tekan 2 psig dan 4 psig, disimpulkan bahwa : 1. Semakin tinggi beda tekan, semakin tinggi pula nilai resistansi spesifik cake 2. Semakin tinggi beda tekan, semakin kecil rasio cake yang dihasilkan, dengan kata lain cake semakin kering 3. Semakin banyak jumlah plate and frame yang digunakan, semakin rendah nilai resistansi spesifik cake untuk setiap frame, tetapi semakin tinggi untuk keseluruhan total jumlah frame 4. Kecepatan pengadukan tidak berpengaruh terhadap nilai resistansi spesifik cake, kecuali campuran dalam tangki suspensi belum bersifat homogen 5. Rentang nilai resistansi spesifik cake berada pada : 3,81 x 10 8 – 1,67 x 10 9 (m/kg) 6. Nilai tahanan medium filter rata-rata adalah 9,47 x 109 (m-1)
4.2
Saran
Setelah melakukan percobaan ini, beberapa saran yang diberikan adalah : 1. Cawan penguapan sebaiknya diperbanyak untuk dapat menampung cake dengan lebih baik, tidak sampai meluap 2. Plate yang digunakan sebaiknya diberi penyangga yang lebih panjang untuk menghindari terjatuh saat pembongkaran alat 3. Tangki suspensi sebaiknya dilengkapi dengan sight glass untuk mencegah pengaduk
yang
tidak
tercelup
cairan
dan
mempermudah
dalam
memperkirakan volome cairan tambahan yang diperlukan
17
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, Christ i e Jean. 1993. Transport Process and Unit Operations, 3rd Edition.Englewood Cliffs. New Jersey: Prent i ce-Hall Inc. Mc
Cabe,
W.L.,
Unit
Operation
of
Chemical
Engineering,
5rd
Edition,
McGrawHill Book Co. Teoh, S.K.; Tan, R.B.H; Tien C., “A New for determining specific filter cake resistance from filtration data”, Chemical Engineering Science 61 (2006) 4957 – 4965
18
LAMPIRAN A DATA DARI LITERATUR A.1 Data Densitas Air Berbagai Temperatur
Tabel A.1 Data Densitas Air pada Berbagai Temperatur
19
Lanjutan Tabel A.1
th
Sumber : Perry, Robert H. Don W Green(1999). Perry’s Chemical Engineers 7 edition, Mc Graw-Hill Companies halaman 97-98
20
A.2 Data Viskositas Air
Tabel A.2 Viskositas Air berbagai Temperatur pada Tekanan 1 atm
Sumber : Geankoplis, Christie J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3 rd Edition. Prentice Hall International, Inc. halaman 855
21
LAMPIRAN B CONTOH PERHITUNGAN
B.1 Perhitungan Luas Permukaan Filtrasi (A)
A = luas bujur sangkar – 2 x luas lingkaran
(B.1)
= (0,153 x 0,153) – = 0,0232 m 2
B.2 Perhitungan Rasio Cake (m)
(B.2)
B.3 Perhitungan Konsentrasi Cake Kering yang Terakumulasi (Cs)
(B.3) Keterangan : Cx = fraksi massa padatan dalam slurry = massa jenis filtrat (kg/m3)
22
B.4 Penentuan Nilai Kp dan B
Dari hasil linierisasi data yang ada pada Lampiran C, maka diperoleh persamaan filtrasi: (B.4) Keterangan : Slope = Kp/2 Intercept = B
Kp/2 = 2 x 10 6 → Kp = 4 x 106 B = 26738
B.5 Perhitungan Nilai Konsentrasi Spesifik Cake (∝)
(B.5)
= 1,67 x 10 9 B.6 Perhitungan Nilai Resistansi Spesifik Bahan (Rm)
(B.6)
23
LAMPIRAN C HASIL ANTARA Tabel C.1 Variasi yang digunakan pada percobaan Run
P (psig)
P(Pa)
Plate
Putaran motor(rpm)
1
2
13789,51456
2
600
2
4
27579,02912
2
600
3
2
13789,51456
2
900
4
4
27579,02912
2
900
5
2
13789,51456
4
900
6
4
27579,02912
4
900
7
2
13789,51456
4
600
8
4
27579,02912
4
600
Tabel C.2 Data Waktu dan Volume Filtrat Hasil Percobaan
Run 1 3
Run 2 3
3
Run 3 3
3
t (s)
V(m )
t/V (s/m )
t (s)
V (m )
t/V (s/m )
t (s)
V (m )
t/v
7,8
0,0003
26000
6,3
0,0003
21000
7,8
0,0003
26000
16,6
0,0006
27666,67
13,1
0,0006
21833,33
15,6
0,0006
26000
26
0,0009
28888,89
19,5
0,0009
21666,67
24,6
0,0009
27333,33
34,8
0,0012
29000
26
0,0012
21666,67
33,2
0,0012
27666,67
44,7
0,0015
29800
33,8
0,0015
22533,33
42
0,0015
28000
55,1
0,0018
30611,11
40,1
0,0018
22277,78
51,9
0,0018
28833,33
66
0,0021
31428,57
48,3
0,0021
23000
61,7
0,0021
29380,95
77,2
0,0024
32166,67
56,2
0,0024
23416,67
71,2
0,0024
29666,67
88,2
0,0027
32666,67
63,9
0,0027
23666,67
81,7
0,0027
30259,26
99,2
0,003
33066,67
71,8
0,003
23933,33
93,8
0,003
31266,67
110,6
0,0033
33515,15
80,1
0,0033
24272,73
103,7
0,0033
31424,24
122,3
0,0036
33972,22
88,2
0,0036
24500
114,9
0,0036
31916,67
96,3
0,0039
24692,31
127,8
0,0039
32769,23
104,6
0,0042
24904,76
140,7
0,0042
33500
153,4
0,0045
34088,89
24
Lanjutan Tabel C.2 Run
Run 5
Run 6
t (s)
V (m3)
t/v
t (s)
V (m3)
t/v
t
V (m3)
t/v
5,5
0,0003
18333,33
4,4
0,0003
14666,67
3,5
0,0003
11666,67
11,8
0,0006
19666,67
8,3
0,0006
13833,33
6,9
0,0006
11500
17,4
0,0009
19333,33
13,4
0,0009
14888,89
10,9
0,0009
12111,11
23,4
0,0012
19500
18,2
0,0012
15166,67
14,4
0,0012
12000
29,7
0,0015
19800
23
0,0015
15333,33
18,4
0,0015
12266,67
Run 3
Run 5 3
Run 6 3
t (s)
V (m )
t/v
t (s)
V (m )
t/v
t
V (m )
t/v
36,2
0,0018
20111,11
27,6
0,0018
15333,33
22,1
0,0018
12277,78
42,7
0,0021
20333,33
32,3
0,0021
15380,95
26,1
0,0021
12428,57
49,5
0,0024
20625
37,5
0,0024
15625
30,1
0,0024
12541,67
56,3
0,0027
20851,85
42,5
0,0027
15740,74
34,3
0,0027
12703,7
63,4
0,003
21133,33
48,2
0,003
16066,67
38,7
0,003
12900
71,4
0,0033
21636,36
54
0,0033
16363,64
42,8
0,0033
12969,7
79
0,0036
21944,44
60
0,0036
16666,67
47
0,0036
13055,56
86,9
0,0039
22282,05
65,6
0,0039
16820,51
51,5
0,0039
13205,13
94,3
0,0042
22452,38
71,1
0,0042
16928,57
55,6
0,0042
13238,1
102,8
0,0045
22844,44
59,7
0,0045
13266,67
Lanjutan Tabel C.2 25
Run 3
Run 3
3
t (s)
V (m )
t/v (s/m )
t (s)
V (m )
t/v
5,6
0,0003
18666,67
3,6
0,0003
12000
11,1
0,0006
18500
7,3
0,0006
12166,67
16,5
0,0009
18333,33
10,9
0,0009
12111,11
21,4
0,0012
17833,33
15
0,0012
12500
25,8
0,0015
17200
18,9
0,0015
12600
30,2
0,0018
16777,78
22,8
0,0018
12666,67
35
0,0021
16666,67
26,7
0,0021
12714,29
39,7
0,0024
16541,67
30,8
0,0024
12833,33
44,7
0,0027
16555,56
35,2
0,0027
13037,04
49,9
0,003
16633,33
39,5
0,003
13166,67
55,6
0,0033
16848,48
43,9
0,0033
13303,03
61,6
0,0036
17111,11
48,7
0,0036
13527,78
66,6
0,0039
17076,92
53
0,0039
13589,74
72,4
0,0042
17238,1
57,5
0,0042
13690,48
78,5
0,0045
17444,44
84,4
0,0048
17583,33
Tabel C.3 Data perhitungan tahanan spesifik cake dan filter dengan menggunakan metode konvesional Run
Massa cake basah(kg)
Massa cake kering(kg)
m
Cs
Kp
B
α
Rm
1
0,248
0,194
1,278351
20,45908
4,22E+06
26738
1,75E+09
9,79E+09
2
0,197
0,1728
1,140046
20,40117
2,02E+06
20830
1,68E+09
1,53E+10
3
0,1508
0,101
1,493069
20,54964
3,86E+06
25250
1,60E+09
9,25E+09
4
0,1252
0,0878
1,425968
20,52125
1925844
18412
1,59E+09
1,35E+10
5
0,1136
0,0844
1,345972
20,48751
1258248
14255
5,22E+08
5,22E+09
6
0,1792
0,1474
1,215739
20,43282
832132
11544
6,92E+08
8,45E+09
7
0,1338
0,1034
1,294004
20,46565
919032
15349
3,81E+08
5,62E+09
8
0,1504
0,126
1,193651
20,42357
862198
11875
7,17E+08
8,70E+09
Tabel C.4 Perbandingan data Rm metode konvensional dan metode baru 26
Rm (1/m) Run
Metode konvensional
Metode baru
1
9,79E+09
2,56E+10
2
1,53E+10
3,72E+10
3
9,25E+09
2,54E+10
4
1,35E+10
5,09E+10
5
5,22E+09
1,26E+10
6
8,45E+09
1,98E+10
7
5,62E+09
1,26E+10
8
8,70E+09
2,04E+10
27
LAMPIRAN D TUGAS TAMBAHAN
1.
Persamaan filtrasi metode konvensional untuk filtrasi pada tekanan tetap yang
terdapat pada modul dapat dilihat pada Bab 14 halaman 913 dari buku Transport Processes and Seperartion Processes Principles. Penurunan persamaan tersebut dapat dillihat dari persamaan D.1-D.12 :
(Persamaan Carman-Koezeny untuk aliran laminer) (D.1)
(D.2)
(1 − ) = ( + ) (D.3) Subtitusi persamaan D.1 ke dalam persamaan D.2 dengan menggunakan persamaan D.3 untuk mengeliminasi L, sehingga diperoleh persamaan D.4
(D.4) Dengan α yang merupakan tahanan spesifik cake
(D.5) Tahanan medium filter :
28
(D.6) Persamaan D.6 digabung dengan persaman D.5 se hingga diperoleh persamaan D.7
(D.7)
(D.8)
(D.9)
(D.10)
(D.11)
(D.12)
(D.13) 2.
Persamaan filtrasi metode baru untuk menentukan tahanan spesifik cake
diperoleh dari jurnal “A new procedure for determining specific filter cake resistance from filtration data”
29
(D.14)
(D.15)
(D.16)
(D.17)
(D.18) Keterangan : Αav = tahanan
rata-rata cake (m kg-1)
= rasio kekeringan cake = hilang tekan dari filter cake (Pa) = hilang tekan medium filter (Pa) Po = tekanan yang diberikan (Pa) = tahanan medium filter (m-1) V = volume filtrasi kumulatif per unit area (m3m-2) µ = viskositas filtrat (Pa s)
= densitas partikel (kg/m3) 30
3.
Filter Aid Filter aid merupakan bubuk mineral anorganik yang digunakan dalam
kombinasi dengan perangkat filtrasi untuk meningkatkan performa filtrasi. Filter aid dapat digunakan sebagai pre-coat sebelum slurry difiltrasi, tujuannya adalah agar padatan tidak menutup pori yang terdapat pada filter cloth. Selain itu, dapat juga ditambahkan pada slurry sebelum filtrasi, tujuannya adalah untuk meningkatkan porositas cake dan mengurangi resistansi cake saat proses filtrasi. Filter aid yang bagus adalah yang ringan dan yang secara kimia bersifat inert . Jenis filter aid yang digunakan untuk pemisahan padat-cair termasuk bubuk mineral anorganik, seperti tanah diatom, perlite, bahan berserat organik (selulosa dan linter kapas). Filter aid yang berasal dari bahan organik adalah abu sekam padi. Contoh-contoh filter aid yang komersial adalah :
4.
•
Celite fibra-cel BH-200 (berbahan selulosa)
•
Harbourlite 635 dan 700 (berbahan perlite)
•
Celpure 65, dan lainnya (berbahan diatomite)
•
Alpha selulosa
•
Abu sekam padi
•
Linter kapas
•
Kaolinite alami Tipe Aliran Filtrasi
Aliran filtrasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu dead-end dan cross flow. Arah aliran fluida pada dead-end adalah tegak lurus terhadap medium filter. Pada aliran dead-end seluruh fluida melewati medium filter dan seluruh partikel yang ukurannya lebih besar daripada ukuran pori filter akan terhenti diatas permukaan filter tersebut. Ukuran partikel mencegah zat kontaminan memasuki dan melewati medium filter. Partikel yang terperangkap akan mulai membentuk cake diatas permukaan filter.
31
Pada filtrasi dengan cross flow, aliran fluida sejajar dengna medium filter, membuat perbedaan tekanan sepanjang medium filter tersebut. Hal ini membuat beberapa partikel dapat melewati medium filter. Partikel lainnya terus mengalir sepanjang medium filter, “membersihkannya”. Berbeda dengan jenis dead-end , menggunakan arah aliran yang sejajar dapat mencegah partikel untuk membentuk cake yang lebih tebal dan banyak.
5.
Aplikasi Filtrasi •
Aplikasi filtrasi pada industri pati dan gula : Proses filtrasi membran seperti reverse osmosis, nanofiltrasi, dan mikrofiltrasi telah diterima di industri tersebut. Mikrofiltrasi pada tangki sakarifikasi minuman keras dapat menghilangkan pati yang belum cair, polisakarida, protein, dan pengotor lainnya. Proses ini secara baik telah diterapkan pada pemanis turunan dari berbagai sumber pati, seperti jagung, tapioka, kentang, dan lainnya. Proses ini menghilangkan keperluan memakai kieselguhr dan sejenisnya pada rotary vacuum filter dengan pada saat bersamaan menghasilkan kualitas produk yang lebih baik. Mikrofiltrasi juga digunakan untuk klarifikasi maltodekstrin, depirogenasi dekstrosa, dan filtrasi akhir dari sirup fruktosa. Reverse osmosis digunakan untuk konsentrasi aliran gula encer dan dalam beberapa kasus sebagai langkah pre-konsentrasi sebelum ke evaporator.
32
•
Aplikasi filtrasi untuk water treatment di industri: Biofilter diperkenalkan sebagai trickling filter untuk wastewater treatment dan telah sukses untuk berbagai jenis air. Biofilter adalah unggun dimana mikroorganisme melekat dan tumbuh untuk membentuk lapisan biologis yang disebut biofilm.
•
Aplikasi filtrasi untuk penangan limbah udara industri pertambangan: Digunakan pada unit tahap akhir filtrasi partikel debu. Lapisan kain atau tenun yang digunakan berfungsi untuk menahan partikel debu yang masih terkandung didalam gas. Walaupun memiliki efisiensi cukup tinggi, alat filtrasi ini memiliki beberapa kekurangan, di antaranya dapat menyebabkan terjadinya penurunan tekanan gas yang melewati medium filtrasi ini dan terbentuknya lapisan partikel debu di permukaan filter yang akan mempengaruhi proses filtrasi akibat sifat bahan filter tersebut.
REVISI LAPORAN SINGKAT FILTRASI
33
3
m / s V / t
y = 2,11E+06x + 2,67E+04 R² = 0,9709
V(m3)
Gambar 3.1 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 1)
3
m / s V / t
y = 1,008E+06x + 2,083E+04 R² = 9,725E-01
V(m3)
Gambar 3.2 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 2)
34
m / s V / t y = 1,93E+06x + 2,53E+04 R² = 9,93E-01
V(m3)
Gambar 3.3 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 3)
3
m / s V / t y = 962922x + 18412 R² = 0,9706
V(m3)
Gambar 3.4 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 2 dan konsentrasi slurry 2% (Run 4)
35
3
m / s V / t y = 629124x + 14255 R² = 0,9631
V(m3)
Gambar 3.5 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 5)
m / s V / t y = 416066x + 11544 R² = 0,9608
V(m3)
Gambar 3.6 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 900 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 6)
36
3
m / s V / t y = 459516x + 15349 R² = 0,9682
V(m3)
Gambar 3.7 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 2 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 7)
3
m / s V / t y = 459516x + 15349 R² = 0,9682
V(m3)
Gambar 3.8 Kurva hubungan t/V terhadap V pada beda tekan 4 psig, kecepatan
pengadukan 600 rpm, jumlah plate and frame 4 dan konsentrasi slurry 2% (Run 8)
37