PRAKTIKUM TEKNIK ANALISIS JARINGAN TANAMAN ANALISIS JARINGAN TANAMAN KAKAO DAN INTERPRETASI DATA HASIL ANALISIS TANAH
PENYUSUN :
Sahbandi
( C1011131169 )
Megaria
( C1011131164 )
Ahmad Minggu
( C1011131179 )
Melia Heldianti
( C1011131178 )
Donatus Riki
( C1011131165 )
Sapriyanto
( C1011131162 )
Gustami
( C1011131160 )
Nuraini
( C1011131186 )
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN P ERTANIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015
UNUVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI A GROTEKNOLOGI.D .D 21 DESEMBER 2015
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Teknik Analisis Tanah dan Tanaman Disusun oleh :
Sahbandi, Megaria, Ahmad Minggu , Melia Heldianti, Donatus Riki, Sapriyanto , Gustami, Nuraini
Menyetujui, Koordinator Asisten Praktikum
Jamli. S.P
Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Dosen I
Dr. Sulakhudin, S.P., M.P NIP : 197505252014041002 197505252014041002
Dosen II
Ir.Rini Susana, M.Sc. NIP : 196404181988102002 196404181988102002
UNUVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK FAKULTAS PERTANIAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI A GROTEKNOLOGI.D .D 21 DESEMBER 2015
LEMBARAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Teknik Analisis Tanah dan Tanaman Disusun oleh :
Sahbandi, Megaria, Ahmad Minggu , Melia Heldianti, Donatus Riki, Sapriyanto , Gustami, Nuraini
Menyetujui, Koordinator Asisten Praktikum
Jamli. S.P
Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Dosen I
Dr. Sulakhudin, S.P., M.P NIP : 197505252014041002 197505252014041002
Dosen II
Ir.Rini Susana, M.Sc. NIP : 196404181988102002 196404181988102002
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wrb.
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami telah menyelesaikan praktikum Analisis Tanah dan Tanaman, dan menyusun laporan ini sebagai data hasil pengamatan kami. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Tanpa bantuan dan kerja sama, maka laporan ini tidak dapat diselesaikan. Kami berharap laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca. Kami menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kami meminta maaf bila ada kesalahan dalam kata-kata maupun penulisan. WassalamualaikumWr. Wrb.
Penyusun Pontianak 21, Desember 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………… BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………………………………… B. Rumusan Masalah……………………………………………………………... C. Tujuan…………………………………………………………………………. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah ( Alivual )…………………………………………………………. B. Tanaman ( Kakao )……………………………………………………….. C. N ( Nitrogen )……………………………………………………………. D. P ( Fospor )………………………………………………………………. E. K ( Kaliaum Dalam Tanah )…………………………………………….. F. Analisis Tanah Dan Jaringan Tanaman…………………………………. 1. Analisis Tanah………………………………………………………. 2. Analisis Jaringan Tanaman…………………………………………. BAB III METODE PRAKTIKUM A. Tempat Dan Waktu Praktikum………………………………………… B. Bahan Dan Alat………………………………………………………… C. Prosedur Kerja…………………………………………………………. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil…………………………………………………………………….. A. Hasil Analisis Tanah ( Perhitungan Data Analisis )………………... 2. Pembahsan Hasil Analisis Tanah………………………………………. B. Analisis N, P Dan K Pada Jaringan Tanaman Kakao……………… 1. Analisis N………………………………………………………. 2. Analisis K……………………………………………………… 3. Pembahasan Hasil Analisis Jaringan Tanaman………………... C. Penentuan Dosis Pupuk ( Rekomendasi )…………………………. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………….. B. Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dalam dunia pertanian teknik analisis tanah dan tanaman merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Analisis tanah dan tanaman sangat penting untuk di lakukan, agar dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah dan tanaman. Kesuburan tanah dan tanaman dapat diketahui dengan melihat kandungan unsur hara pada tanah maupun tanaman tersebut. Dengan diketahuinya kandungan unsur hara dalam tanah dan tanaman tersebut sehingga dapat diketahui status haranya.
Status hara dapat
digunakan untuk mengetahui unsur hara apa yang kurang sehingga dapat memberikan dosis pemupukan yang tepat dan efisien. Analisis tanah atau pengujian tanah adalah aktivitas menganalisa sampel tanah untuk mengetahui kondisi dan karakteristik tanah, seperti nutrien, komposisi, dan sebagainya. Analisis tanah menentukan tingkat kecocokan tanah terhadap aktivitas pertanian dan jenis tanaman yang ditanam. Keberadaan mineral tertentu yang berlebih dapat menyebabkan keracunan bagi tumbuhan, namun tumbuhan jenis lain mungkin dapat bertahan. Analisis jaringan tanaman merupakan penentuan kadar unsur hara dalam tanaman dan mengetahui serapan hara oleh tanaman. Analisis tanaman didasarkan atas anggapan bahwa jumlah unsur hara dalam tanaman merupakan indikasi suplai unsur hara tertentu dan dengan demikian secara langsung berhubungan dengan kuantitas dalam tanah. Karena kekurangan unsur hara akan membatasi pertumbuhan tanaman, maka unsur hara lainnya dapat terakumulasi dalam cairan sel dan menunjukkan nilai uji yang tinggi, tanpa memperhatikan suplainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalah dari dilakukannya praktikum ini adalah bagaimana status hara dalam jaringan tanaman ( daun kakao ) dan dalam tanah, serta bagai mana penentuan rekomendasi pupuk yang tepat dan efisien. C. Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan N, P dan K jaringan tanaman (daun ) kakao dan menginterpretasi data hasil analisis tanah serta mengetahui kandungan N, P dan K dari tanah tersebut.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanah (aluvial) Tanah
Aluvial
atau tanah
endapan, banyak
terdapat
di
dataran
rendah, di sekitar muara sungai, rawa-rawa, lembah-lembah,
maupun
kanan kiri aliran sungai besar. Profilnya biasanya belum jelas.
Pada umumnya banyak mengandung mengandung
unsur-unsur
pasir dan hat.
Tidak banyak
Kesuburannya
sedang hingga
zat hara.
tinggi. Di seluruh Indonesia tanah-tanah yang baik dan dimanfaatkan
ini merupakan tanah pertanian
untuk tanaman pangan musiman hingga
tahunan {Rismunandar 1993 ). ,
Tanah Aluvial berkembang pada Aluvium dengan permulaan yang baru dan mempunyai profil yang berkembang sangat lemah. Pada kebanyakan tanah Aluvial perubahan wama dari horizon A ke C sulit dilihat atau tidak ada. Sebagian besar tanah ini adalah tanah yang kebanyakan sifatnya diturunkan, Darimana bahan-bahan
yang diangkut dan diendapkan. Teksturnya berkaitan dengan laju air m.endepositkan Aluvium. Oleh karenanya, tanah ini eenderung bertekstur kasar, dekat aliran air dan bertekstur lebih halus di dekat pinggiran luar paparan banjir. Secara mineralogi, tanah-tanah ini berkaitan dengan tanah yang bertindak sebagai sumber untuk Aluvium.
Endapan-endapan
aluvial baik yang diendapkan oleh
sungai maupun diendapkan oleh laut,
pada umumnya mempunyai
susunan mineral seperti daerah Diatasnya darimana bahan-bahan bersangkutan diangkut dan diendapkan (Foth,1994)
B. Tanaman (kakao) Kakao
termasuk
tanaman
perkebunan
berumur
tahunan.
Tanaman tahunan ini dapat mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun . Tanaman kakao menghasilkan biji yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat. Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut: Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Ordo
: Malvales
Famili
: Sterculiaceae
Genus
: Theobroma
Spesies
: Theobroma cacao L.
Kakao merupakan tanaman perkebunan di lahan kering, dan jika di usahakan secara baik dapat berproduksi tinggi serta menguntungkan secara ekonomis. Sebagai salah satu tanaman yang dimanfaatkan bijinya, maka biji kakao dapat dipergunakan untuk bahan pembuat minuman, campuran gula-gula dan beberapa jenis makanan lainnya bahkan karena kandungan lemaknya tinggi biji kakao dapat dibuat cacao butter /mentega kakao, sabun, parfum dan obat-obatan. C. N ( Nitrogen )
Unsur hara nitrogen adalah salah satu unsur hara makro yang sangat dibutuhkan bagi tanaman dalam jumlah banyak. Nitrogen adalah sumber primer yang membatasi unsur hara yang sebagian besar ekosistem yang ada di bumi (Qing Qiu,2008). Fungsi unsur nitrogen bagi tanaman sendiri yaitu sebagai pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya.Tiap tanaman menyerap unsur hara nitrogen dalam bentuk amonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Untuk Keberadaan amonium (NH4+) sangat dinamis karena mudah
berubah bentuk menjadi nitrat nitrogen (NO3-) akibat proses nitrifikasi oleh organisme tanah (Suwandi,2009). Pengaruh unsur N pada tanaman tidak hanya pada daun saja tetapi jika pemberian N semakin tinggi maka semakin cepat juga sintesis karbohidrat yang diubah menjadi protein dan protoplasma. Unsur hara nitrogen banyak yang mengatakaan merupakan unsur hara yang berada dialam dan paling dinamis. Ketersedian jumlah unsur nitrogen yang terdapat di tanah dipengaruhi oleh faktor yaitu keseimbangan antara input dan output dalam suatu sistem tanah. Unsur nitrogen mempunyai sifat mudah hilang dari tanah akibat proses volatilasi aatu perkolasi air tanah, mudah berubah bentuk, dan mudah pula diserap tanaman dibandingkan dengan unsur hara yang lainnya. Untuk gejala pada tanaman kekurangan unsuh hara N dapat menyebabkan bermacam ciri-ciri yaitu pertumbuhan terhambat, kemudian
tnaaman
kerdil,
daun
menguning
(Klorosis)
serta
mempengaruhi penyerapan unsur hara P dan K untuk pembentukan protein dalam tanaman (Suwandi,2009). D. P (Fospor)
Fospor
merupakan
unsur
hara
esensial
dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.
makro
yang
Tanaman memperoleh
unsur P seluruhnya berasal dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanah cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya 0,01 – 0,2 mg/kg tanah, kandungannya sangat bervariasi tergantung umumnya
rendah,
pada
(Handayanto
jenis
tanah,
tetapi
dan Hairiyah, 2007).
pada Kadar
fosfor yang sangat rendah dalam lautan tanah pada suatu saat berarti bahwa pencucian memindahakan sedikit fosfor dari dalam tanah (Notohadiprawiro, 1999). Fungsi P
bagi
tanaman
adalah
untuk
pembelahan
sel
pembentukan
buah, bunga dan biji,
mempercepat pematangan, memperkuat batang agar tidak roboh, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit, membentuk RNA dan DNA, metabolisme karbohidrat, memperbaiki kualitas tanaman, dan menyimpan serta memindahkan energi. Kekurangan fosfor umumnya menyebabkan volume jaringan tanaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi lebih gelap (Rosmarkam dan Yuwono 2002) E. K (Kalium) dalam Tanah
Unsur kalium di dalam tanah berasal dari mineral – mineral primer dalam tanah dan pupuk buatan. Kalium ditemukan dalam jumlah banyak di dalam tanah, tetapi hanya sebagian kecil digunakan oleh tanaman yaitu yang larut didalam air atau dapat dipertukarkan
(Rosmarkam
dan
Yuwono,
2002).
Tingkat
ketersediaanya sangat dipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral dan kejenuhan basa tinggi kalium diikat oleh Ca.
Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat
diketahui dari susunan mineral yang terdapat dalam tanah, namun umumnya mineral leusit dan biotit
yang
merupakan
sumber
langsung dalam kalium bagi tanaman. Unsur K dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar,
yakni terbesar
kedua setelah
hara N. Pada tanah yang subur kadar K dalam jaringan hampir sama dengan
N.
Tanaman
memperlihatkan
gejala
yang lemahnya
kekurangan
kalium
batang tanaman,
biasanya sehingga
tanaman
mudah
roboh,
tanaman
menjadi
kuning,
produksi
merosot kabrohidrat berkurang dan rasa manis pada buah-buahan sering berkurang (Rosmarkan dan Yuwono, 2002) Menurut Tan (2001 dalam Silahooy 2008) menyatakan bahwa jumlah kalium yang diadsorbsi oleh tanah tergantung pada tingkat kejenuhannya. Kalium yang diasorbsi sebagian besar terdapat dalam keadaan seimbang dengan kalium yang berada dalam larutan tanah yang merupakan sumber utama bagi tanaman. Damanik, dkk. (2010) bahwa pengembalian kalium dari sisa tanaman
merupakan
sumber
yang
penting
keseimbangan kadar kalium dalam tanah.
dalam
menjaga
Pemanenan yang
mengangkut seluruh bagian tanaman seperti buah, biji, dan biomas akan banyak menguras K dari dalam tanah, karena sebagian besar tanaman mengandung K sampai 3 % atas dasar berat kering tanaman. Kehilangan kalium dari dalam tanah selain terangkut panenan dapat juga terjadi karena tercuci, tererosi dan terfiksasi. F. Analisis Tanah dan Jaringan Tanaman 1. Analisis Tanah.
Secara umum uji tanah adalah suatu kegiatan analisis kimia di laboratorium yang sederhana, cepat, murah, tepat, dan dapat diulang (reproduceable) untuk menduga ketersediaan hara dalam tanah. Dalam arti yang luas, uji tanah menyangkut aspek-aspek interpretasi, evaluasi dan penyusunan rekomendasi pupuk dari hasil uji tanah serta pengambilan contoh tanah (Melsted and Peck, 1972). Dengan demikian program uji tanah dapat dirangkum dalam empat komponen pokok yaitu: (1) pengambilan contoh tanah; (2) analisis tanah; (3) interpretasi; dan (4) evaluasi dan rekomendasi.
Analisis tanah dilakukan terhadap sampel tanah yang diambil di lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang diharapkan. Dalam analisis tanah, pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yang dianalisis untuk satu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja. Oleh karena itu kesalahan
dalam
pengambilan
contoh
kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. tanah
untuk
mengetahui
menggunakan sistem
status
hara
tanah
menyebabkan
Pengambilan contoh (kesuburan
tanah)
composite sample, yaitu pencampuran
contoh yang diambil dari areal yang ditentukan (Rosmarkam dan Yuwono). Analisis
tanah
di
laboratorium
dilakukan
terhadap
variablel-variabel kimia dan fisik tanah seperti: Nitrogen, Kalium, dan Fosfor. Kadar unsur hara tanah yang diperoleh dari data analisis tanah bila dibandingkan dengan kebutuhan unsur hara bagi masingmasing jenis tanaman,
maka dapat diketahui apakah status/kadar
unsur hara dalam tanah tersebut sangat rendah sedang dan tinggi sesuai kriteria tertentu. 2. Analisis jaringan tanaman Analisis jaringan daun sebagai alat diagnosis telah banyak dilakukan secara luas pada tanaman tahunan untuk menentukan kebutuhan hara sebelum terjadi gangguan hara (Obreza et al . 2008). Stebbins & Wilder (2003) melaporkan bahwa konsentrasi hara daun dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan status hara tanaman yang polanya berhubungan langsung dengan pertumbuhan dan produksi tanaman.
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Tempat dan Waktu Praktikum
Pelaksanaan praktikum Teknik Analisis Tanah Dan Tanaman dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian
Universitas
Tanjungpura Pontianak. Pelaksanaan praktikum dimulai pada tanggal 9 November 2015 sampai 7 Desember 2015. B. Bahan dan Alat
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum analisis jaringan tanaman adalah sebagai berikut : a. Bahan : 1. 4 helai daun kakao 2. Larutan H2SO4 3. Batu apung/didih 4. Aquades 5. Larutan HCL 6. Amplop/kertas yang dilibangi 7. Indicator Conway 8. Larutan NaOH 40% 9. H3Bo3 1% b. Alat : 1. Gunting 2. Oven 3. Grinder 4. Cawan porselen 5. Tanur 6. Hotplat 7. Staples 8. Gelas erlemeyer 9. Labu kjedhal 10. Timbangan analitik
11. Pipet tetes 12. Labu ukur 13. Kertas label 14. Botol 15. Nampan 16. Corong 17. Kertas saring C. Prosedur Kerja
1. Ambil sampel daun kakao (dari daun ke dua dan ke tiga ) sebanyak 4 helai 2. Kemudian daun-daun kakao tersebut dibersihkan dan dipotong tangkai dan daunnya 3. Setelah itu, daun kakao tersebut dimasukkan kedalam kertas yang telah dilubangi dan di oven selama 1 x 24 jam dengan suhu 70 oC pada waktu 14.21 WIB 4. Setelah di oven, timbang berat kering daun kakao tersebut, lalu setelah itu di haluskan dengan grinder 5. Daun kakao yang telah di haluskan di timbang kembali, lalu dimasukkan kedalam cawan porselen sebanyak 1 gram dan kedalam labu Erlenmeyer sebanyak 0,25 gram 6. Kemudian sampel dalam cawan porselen dimasukkan atau disimpan di tanur dengan suhu 500 oC selama 10 jam dan sampel dalam labu Erlenmeyer diberi larutan H2SO4 sebanyak 5 ml, lalu disimpan di hotplate dari suhu 0-100, 200, 300 hingga larutan bening 7. Keluarkan sampel dalam cawan porselen dari tanur lalu beri larutan HCl sebanyak 10 ml kemudian dipanaskan selama ± 1 menit sampai porselen terasa hangat. Setelah itu lakukan penyaringan menggunakan corong, labu dan kertas penyaring, lalu tambahkan aquades sebanyak 100 ml, kocok hingga homogen dan masukkan kedalam botol sampel dicawan porselen digunakan untuk analisis unsur N. maka pada botol diberi label analisis N
8. Sampel didalam labu diberi aquades sebanyak 50 ml, kemudian dikocok hingga homogen lalu masukkan kedalam botol. Sampel di labu digunakan untuk analisis unsure P dan K. 9. Diamkan sampel tersebut selama 1 malam D. Analisis N 1. Sampel dipipet sebanyak 10 ml masukkan kedalam labu kjedahl. Tambahkan aquades 100 ml, sebelum itu tambahkan larutan NaOH 40% lalu tetesi dengan indicator Conway sebanyak 2 tetes didalam labu kjedahl. Kocok larutan hingga homogen sampai berwarna pink, kemudian tambahkan batu apung pada labu kjedahl 2. Kemudian siapkan Erlenmeyer 50 ml yang sudah diberi asam borat kemudian tetesi dengan indicator Conway sebanyak 3 tetes. Erlenmeyer 50 ml ini nantinya akan dipakai sebagai penampung 3. Kemudian hubungkan kedua larutan tadi dengan alat destilas. Panaskan hingga destilasi penampung mencapai 50 ml dan berwarna hijau 4. Langkah berikutnya, larutan dititrasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL a. Hasil Analisis Tanah (Perhitungan Data Analisis )
Tabel: Hasil Analisis Tanah Parameter analisis nilai pH H2O 4,08 pH KCL 3,91 C-organik (%) 6,33 Nitrogen total (%) 0,59 Ekstraksi Bray 1 P2O5 ( ppm ) 43,66 Ekstraksi NH4OAC 1N pH : 7 Kalium ( c mol (+) kg-1) 0,25 -1 Natrium ( c mol (+) kg ) 0,36 Kalsium ( c mol (+) kg-1) 3,66 -1 Magnesium ( c mol (+) kg ) 1,69 KTK ( c mol (+) kg-1) 27,82 Kejenuhan basa (%) 21,42 Ekstraksi KCL 1N Hydrogen ( c mol (+) kg-1) 0,38 -1 Aluminium ( c mol (+) kg ) 1,20 Tekstur Pasir (%) 3,49 Debu (%) 43,68 Liat (%) 52,83 3 Bobot isi ( gr/cm ) 1,14 Kedaman ( cm ) 20
keterangan Sangat masam Sangat masam Sangat tinggi Tinggi
Sangat tinggi Rendah Rendah Rendah Sedang Tinggi Rendah
Sangat rendah
Liat berdebu
perhitungan jumlah N, P dan K
1. Perhitungan N Diketahui : bobot isi = 1,14 gram/cm3 kedalaman = 20 cm berat tanah 1 ha = 100 m X 100 m X d X BI = 104 cm X 104 cm X 20 cm X 1,14 gram/cm 3 = 22,8 X 10 8 gram = 22,8 X 10 5 kg = 2.280.000 kg/ha
N-total = 0,59 % N- total dalam tanah = jumlah N-total X berat tanah 1 ha = 0,59/100 X 22,9 X 10 5 kg/ha = 13,452 X 10 3 kg/ha = 13.452 kg/ha
2. Perhitungan P2O5 Diketahui : P-bray I
= 43,66 ppm (P 2O5)
Berat tanah 1 ha
= 22,8 X 105 kg/ha
P dalam tanah
= nilai P-bray I X berat tanah 1 ha = 43,66 X 22,8 X 10 5 kg/ha = 995,448 X 10 -1 kg/ha = 99,54 kg/ha
Berat molekul P2O5
= (Ba. P = 31, O= 16)
Berat molekul P2O5
= ( 2 X Ba. P) + ( 5 X 16) = (2 X31) + (5 X 16) = 62 + 80 = 142
P-tersedia dalam tanah
= berat molekul / (2 X Ba. P) X P
dalam tanah = 142/62 X 99,54 kg/ha = 227,97871 kg P 2O5 = 227,98 kg P 2O5/ha 3. Perhitungan K 2O Diketahui : K-dd : 0,25 cmol (+) kg -1 : O,25 / 100 gram 1.25 = 0,25 ppm Berat tanah 1 ha : 22,8 X 10 5 kg/ha K dalam tanah
= K-dd X berat bobot tanah 1 ha = 0,25 X 22,8 X 10 5 kg/ha = 5,7 X 10 5 kg/ha
Berat molekul K 2O : ( Ba K = 39, O = 16 )
Berat molekul K 2O
= ( 2 X Ba. K ) + ( 1 X Ba. O ) = ( 2 X 39 ) + ( 1 X 16 ) = 78 + 16 = 94
K- tersedia dalam tanah
= ( berat molekul K 2O / 2xBa.K) X
K dalam tanah = ( 94/78 ) X 5,7 X 10 5 kg/ha = 1,205 X 5,7X 10 5 kg.K 2O/ha = 6,86850 kg.K 2O/ha 2. Pembahasan Hasil Analisis Tanah
Setiap tanaman membutuhkan nutrisi (makanan) untuk kelangsungan hidupnya. Tanah yang baik mempunyai unsur hara yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalsium (K). Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, karena mempercepat proses kehidupan. Adapun fungsi dari pada unsur nitrogen pada tanaman adalah untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kadar protein dalam tanah, meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak, meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman. Jika tanaman tumbuh pada tanah yang cukup N maka daun berwarna lebih hijau, dan bila daun berwarna kekuningan, pertumbuhan tanaman terhambat dan perkemnbangan akar gagal maka tanaman mengalami defisiensi unsur hara N (Handayanto, 1998). Fosfor merupakan unsur untuk pertumbuhan di dalam tanaman, berfungsi untuk pembentukkan protein, lemak, biji-bijian. Fosfor di jumpai dalam tanah dan tanaman dalam bentuk organik dan anorganik yang berperan dalam proses pelepasan dan penyimpanan energi dalam metabolisme sesluler. Fosfor (P) termasuk unsur hara makro esensial yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman, tetapi kandungannya didalam tanah lebih rendah dibandingkan Nitrogen (N), Kalium (K), dan Kalsium (Ca). Fosfor sebagian besar dari pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukam
bahan organik. Sebagian besar fosfor yang mudah larut diambil oleh mikroorganisme tanah untuk pertumbuhan, fosfor ini akhirnya diubah menjadi humus (Novizan, 2002 dalam Syahfitri, 2008) Kalium merupakan unsur hara esensial tanaman, bahkan semua makhluk hidup. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsi spesifiknya di dalam tanaman, dan merupakan salah satu dari 3 unsur hara makro utama selain N dan P. Fungsi penting K dalam pertumbuhan tanaman adalah pengaruhnya pada efisiensi penggunaan air. Proses membuka dan menutup pori-pori daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang terdapat di sekitar stomata (Winarso, 2005). Berdasarkan tabel hasil pengamatan tanah diatas terlihat bahwa parameter analisis pH dengan menggunakan H2O dan KCl menunjukan tingkat kemasaman tanah sangat tinggi. C-organik tanah juga sangat tinggi dengan nilai 6,33% sehingga berpengaruh pada keberadaan unsur nitrogen yang terdapat didalam tanah. Pada analsis tersebut juga keberadaan unsur unsur lain seperti kalium, natrium, kalsium dan magnesium yang mengunakan ekstraksi NH4OAC 1 N menunjukan nilai yang rendah. Serta ekstraksi KCl 1N yang digunakan untuk menganalisis hydrogen dan alumunium menunjukan nilai yang sangan rendah. Sedangkan pada perbandingan tekstur tanah yang terdapat pada analisis tanah tersebut adalah liat berdebu.
b. Analisis N, P dan K pada Jaringan Tanaman Kakao 1
Analisis N
Diketahui: b
=0
T
= 0,8
W
= berat
N % = (t-b) X N H2SO4 X 0,01401 X 100 X FP X FK)/W gram = (0,8-0) X 0,0821 X 0,01401 X 100 X 50/10 X 1)/0,25 = (0,08 X0,0821 X 500)/0,25 =1,84%
2. Tabel : Analisis kandungan P
A 470nm
Standart P ppm P
Absorban Consentrasi
0 10 25 50 100
0 0,017 0,047 0,095 0,179 0,001801 0,000971 0,076 0,08 0,085 0,079 0,05 0,086
slope Intercept klp 1 klp 2 klp 3 klp 4 klp 5 klp 6
-0,5392 8,9011 25,5605 52,2156 98,8620 0,4608 0,0000 41,6646 43,8859 46,6625 43,3306 27,2265 47,2178
Chart Title
Zero Consentrasi 0,0000 9,4403 26,0997 52,7548 99,4012 1,0000 0,5392 42,2038 44,4251 47,2017 43,8698 27,7657 47,7570
y = 0.0018x + 0.001 R² = 0.9987
0.2 0.18 0.16 0.14 e l 0.12 t i T 0.1 s i x 0.08 A 0.06 0.04 0.02 0
Series1 Linear (Series1)
0
50
100 Axis Title
150
3. Analisis kandungan K Standart K ppm K 0 5 10 15 20 25 slope intercept klp 1 klp 2 klp 3 klp 4 klp 5 klp 6
Absaorban Consentrasi 0 0,22 0,44 0,64 0,83 1,01 0,0404571 0,017619 0,94 0,71 0,61 0,91 0,51 0,61
-0,4355 5,0024 10,4402 15,3837 20,0800 24,5292 0,5645 0,0000 22,7990 17,1139 14,6422 22,0574 12,1704 14,6422
azero Consentrasi 0,0000 5,4379 10,8757 15,8192 20,5155 24,9647 1,0000 0,4355 23,2345 17,5494 15,0777 22,4929 12,6059 15,0777
Chart Title
y = 0.0405x + 0.0176 R² = 0.9983
1.2 1 0.8
e l t i T 0.6 s i x A
Series1
0.4
Linear (Series1)
0.2 0 0
10
20
30
Axis Title
K (ppm)=(consentrasi x Vol ekstrak/w x fx x fk K % = ppm K / 10000 K % = ppm kurva x volume ekstrak/1000 x 100/mg contoh x fx x fk
3. Pembahasan Hasil Analisis Jaringan Tanaman
Analisis jaringan daun yang diperoleh dari laboratorium dapat digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis status hara dan menentukan rekomendasi pemupukan. Status hara pada jaringan tanaman juga merupakan gambaran status hara dalam tanah. Hal ini didasarkan pada prinsip bahwa konsentrasi suatu unsur hara didalam tanah merupakan hasil interaksi dari semua factor yang mempengaruhi penyerapan unsur tersebut dari dalam tanah (Liferdi 2008). Jaringan tanaman yang biasa digunakan untuk analisis hara adalah daun. Menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004), ada beberapa tujuan analisis jaringan daun. Tujuan tersebut antara lain untuk mendiagnosis atau memperkuat diagnosis gejala yang terlihat, untuk mengidentifikasi gejala yang terselubung, untuk mengetahui kekurangan hara sedini mungkin dan sebagai alat bantu dalam menentukan rekomendasi pupuk. Optimasi Uji korelasi konsentrasi hara pada daun dengan produksi bertujuan untuk mendapatkan hubungan yang paling baik dari kadar suatu unsur hara dalam daun sampel pada umur tertentu. Hara dalam tanah yang dapat diserap oleh tanaman hanya dalam bentuk tertentu seperti NO3-, NH4+, H2PO2-, HPO42-, dan K+. Selanjutnya hara tersebut berperan dalam berbagai aktivitas metabolisme. Perubahan hara pada daun tanaman disebabkan oleh perubahan fase pertumbuhan. Hara daun mengalami penurunan pada fase trubus dan fase generatif. Pada fase tersebut hara pada daun mengalami translokasi dari daun tua ke bagian organ yang lebih muda atau untuk pembentukan buah, akibatnya konsentrasi hara pada daun tua berkurang (Hanafiah 2004). Senyawa nitrogen organik dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat pekat dengan katalis campuran selen membentuk (NH4)2 SO4. Kadar amonium dalam ekstrak dapat ditetapkan dengan cara destilasi atau spektrofotometri. Pada cara destilasi, ekstrak dibasakan dengan penambahan larutan NaOH.
c. Penentuan dosis pupuk ( rekomendasi) Perhitungan jumlah N, P, K dalam ha ( data hasil analisis tanah ) :
1. Perhitungn N
= 1,14 gr/cm3
Diketahui : bobot isi Kedalaman
= 20 cm
Berat tanah 1 ha = 100 m x 100 m x d x B1
= 104 cm x 10 4 cm x 20 cm x 1,14 gr/cm 3 = 22,8 x 10 8 gr = 22,8 x 105 kg =2.220.000 kg/ha N - total
= 0,59 %
N total dalam tanah = jumlah N-total x berat tanah 1 ha =
0,95 100
x 22,8 x 10 5 kg/ha
= 13,452 x 10 3 = 13.452 kg/ha Efisiensi N = 0,12 %, maka N yang tersedia :
N tersedia = efisiensi N x N total tanah
= ( 0,12 / 100 ) x 13.452 kg/ ha = 16,1424 kg.N/ ha
2. Perhitungan P2O5
Diketahui : P-Bray I = 43,66 ppm = 43,66 x 10 -6( P2O5 ) Berat tanah 1 ha = 22,8 x 10 5 kg/ha P tersedia dalam tanah = nilai P-Bray I x Berat tanah 1 ha
= 43,66 . 10 -6 x 22,8 . 10 5 kg/ha = 995,448 x 10 -1 kg/ha = 99,5448 kg/ha = 99,54 kg. P2O5/ha
3. Perhitungan K 2O
Diketahui : K-dd = 0,25me /100 gr = 0,25 ppm = 0,25 . 10 -6
KTK = 27,82 cmol (+) kg -1 = 27,82 me/ 100 gr Berat tanah 1 ha = 22,8 x 10 5 kg/ha
Kejenuhan K = 2%, sehingga = 2/ 100 x 27,82 me / 100 gr = 0,5564 = 0,56 me/ 100 gr
K tersedia dalam tanah = k-dd x berat tanah 1 ha = 0,25 . 10 -6 x 22,8 . 105 kg/ ha = 5,7 x 10 -1 kg/ha = 0,57 kg. K 2O /ha
Perhitungan Kadar N, P, K dalam Jaringan Tanaman
1. Perhitungan N ( % ) 2. Analisis N
Diketahui: b
=0
T
= 0,8
W
= berat
N % = (t-b) X N H2SO4 X 0,01401 X 100 X FP X FK)/W gram = (0,8-0) X 0,0821 X 0,01401 X 100 X 50/10 X 1)/0,25 = (0,08 X0,0821 X 500)/0,25 =1,84%
3. Perhitungan P ppm P
Absorban
Konsentrasi
0
0
-0.5392
10
0.017
8.9011
25
0.047
25.5605
50
0.095
52.2156
100 Slope
0.179
98.8620
Intercept
0.001801
0.4608
0.000971
0.0000
Diketahui : absorban = 0,076 ; volume ekstrak = 50 ml a. Konsentrasi = ( absorban – intercept ) / slope
= ( absorban – intercept ) / slope = ( 0,076 - 0.000971) / 0.0404571 = 41,6646 b. P ( ppm ) = konsentasi x ( Vekstrak / W ) x FP x FK
= 41,6646 x ( 50 / 1 ) x 1 x 1 = 2083,23 ppm c. P ( % ) = K (ppm) / 10.000
= 2083,23 / 10.000 = 0,0092725 % = 0,21 % 4. Perhitungan K ppm K
0 5 10 15 20 25 Slope Intercept
Absorban
Konsentrasi
0
-0.4355
0.22
5.0024
0.44
10.4402
0.64
15.3837
0.83
20.0800
1.01
24.5292
0.0404571
0.5645
0.017619
0.0000
Diketahui : absorban = 0,94; volume ekstrak = 50 ml a. Konsentrasi = ( absorban – intercept ) / slope
= ( absorban – intercept ) / slope = ( 0,94 - 0.017619 ) / 0.0404571 = 22,7990 b. K ( ppm ) = konsentasi x ( Vekstrak / W ) x FP x FK
= 22,7990 x ( 50 / 1 ) x 1 x 1 = 1139,95 ppm c. K ( % ) = K (ppm) / 10.000
= 1139,95 / 10.000 = 0,113995 %
IV.3. Penentuan Dosis Pupuk
1. Kebutuhan pupuk N : Diketahui : bobot isi
= 1,14 gr/cm3
Kedalaman
= 20 cm
Jarak tanam kakao = 3 x 3 m = 9 m2 Dosis pemupukan N = 200 gr/ pohon; P 2O5 = 150 gr/ pohon; K 2O = 150 gr/ pohon
Banyak Tanaman ( ha ) = luas 1 ha / jarak tanam
= 10.000 m2 / 9 m2 = 1111 pohon
Dosis pupuk untuk tanaman kakao ( anonim 2008 ) = 200 gr.N/ pohon, 150 gr.P 2O5/ pohon, dan 150 gr.K 2O/ pohon Dosis pupuk N untuk tanaman kakao = 200 gr/ pohon, sehingga : = 200 gr / pohon x 1111 pohon/ ha = 222.200 gr/ ha = 222,2 kg/ ha. Dosis pupuk P untuk tanaman kakao = 150 gr/ pohon, sehingga :
= 150 gr/ pohon x 1111 pohon/ ha = 166.650 gr/ ha = 166,65 kg/ ha. Dosis pupuk K untuk tanaman kakao = 150 gr/ pohon, sehingga :
= 150 gr/ pohon x 1111 pohon/ ha = 166,650 gr/ ha =166,65 kg/ ha.
Berat tanah 1 ha = 100 m x 100 m x d x B1
= 104 cm x 10 4 cm x 20 cm x 1,14 gr/cm 3 = 22,8 x 10 8 gr = 22,8 x 105 kg =2.220.000 kg/ha N - total
= 0,59 %
N total dalam tanah = jumlah N-total x berat tanah 1 ha
=
0,95 100
x 22,8 x 10 5 kg/ha
= 13,452 x 10 3 = 13.452 kg/ha
Efisiensi N = 0,12 %, maka N yang tersedia :
N tersedia = efisiensi N x N total tanah
= ( 0,12 / 100 ) x 13.452 kg/ ha = 16,1424 kg.N/ ha Dosis pupuk N kakao 222,2 kg.N/ ha, sehingga = 222,2 – 16,1424 =
206,06 kg.N/ha
Kandungan N pada pupuk Urea = 46%, maka :
Kekurangan N yang diberikan melalui pupuk Urea = 100/ 46 x
206,06 = 447,95 kg Urea/ ha = 448 kg Urea/ ha 2. Kebutuhan pupuk P
Diketahui : P-Bray I= 43,66 ppm = 43,66 x 10 6( P2O5 ) Berat tanah 1 ha = 22,8 x 10 5 kg/ha P tersedia dalam tanah = nilai P-Bray I x Berat tanah 1 ha
= 43,66 . 10 -6 x 22,8 . 10 5 kg/ha = 995,448 x 10 -1 kg/ha = 99,5448 kg/ha = 99,54 kg. P2O5/ha
Dosis pupuk P untuk tanaman kakao adalah 166,65 kg.P 2O5/ ha,
sehingga= 166,65-99,54 = 66,96 kg p/ha Kandungan P 2O5 pada SP46= 36%
Kekurangan P2O5 yang diberikan memalui SP36 =100/36 x 66,96 = 186 kg SP36/ha
3. Kebutuhan pupuk K
Diketahui : K-dd = 0,25 me /100 gr = 0,25 ppm; KTK = 27,82 cmol (+) kg -1 = 27,82 me/ 100 gr
Berat tanah 1 ha = 22,8 x 10 5 kg/ha
Kejenuhan K = 2%, sehingga = 2/ 100 x 27,82 me / 100 gr = 0,5564 = 0,56 me/ 100 gr
K tersedia dalam tanah = k-dd x berat tanah 1 ha
= 0,25 . 10 -6 x 22,8 . 10 5 kg/ ha = 5,7 x 10 -1 kg/ha = 0,57 kg. K 2O /ha Kekurangan = 0,56 me/ gr - 0,25 me/ 100 gr = 0,31 me/ 100 gr Kekurangan Kalium tanah ( BA. K = 39, valensi = 1 )
= kekurangan K x Ba K/ valensi K = 0,31 x 39/ 1 mg/ 100 gr = 12,09 mg/ 100 gr = 120,9 mg/ kg = 120,09 ppm Kekurangan Kalium dalam 1 Ha = kekurangan kalium tanah x berat
tanah 1 ha = 120,09 10 -6 x 22,8 x 10 5 kg/ha = 273,8052 kg.K 2O/ ha Kandungan K 2O pada pupuk KCl = 60% maka ;
K 2O yang diberikan melalui KCl = 100/ 60 x 273,8052 = 456,342 kg. KCl/ ha
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
1. Tanah yang baik mempunyai unsur hara yang dapat mencukupi kebutuhan tanaman. Unsur hara penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak yaitu nitrogen (N), fosfor (P), dan kalsium (K). 2. Hasil analisis tanah dapat menjadi dasar penetap rekomendasi pemupukan bagi tanaman 3. Pada tabel hasil pengamatan tanah yang mengunakan parameter analisis, ekstrasi NH4OAC
1N, Ekstraksi KCL 1N, dan tekstur
tanah merupakan tanah aluvial. 4. Hasil analisis tanah menunjukan kandungan Ph H 2O sangat masam, C-oranik sangat tinggi, Nitrogen total pada tanah tinggi, P 2O5 sangat tinggi, kandungan unsur K rendah, dan tekstur tanah liat berdebu 5. Analisis jaringan daun yang diperoleh dari laboratorium dapat digunakan sebagai acuan dalam mendiagnosis status hara dan menentukan rekomendasi pemupukan. 6. Hasil analisis jaringan daun menggambarkan status hara didalam tanah Dari hasil analisis jaringan duan kakao dan tanah dapat direkomendasikan dosis pemupukan untuk menambah kekurangan N dengan pupuk urea sebesar 448 kg Urea/ ha, penambahan kekurangan P2O5 dengan SP36 sebesar 186 kg/ha, dan penambahan kekurangan K 2O dengan KCL sebesar 456,342 kg/ ha 7. B. Saran
Dalam pelaksanaan praktikum alanisis tanah dan tanaman diperlukan ketelitian, steril alat maupun bahan, perhitungan yang tepat dan mengikuti prosedur kerja yang telah ditetapkan, agar menghindari kesalahan dalam menginterpretasi data sehingga dapat memberi rekomendasi pemupukan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Foth, 1994. Dasar - Dasar Ilmu Tanah. Erlangga, Jakarta. 368 Hal Hairiah, K, S. Ismunandar dan E. Handayanto. 1998. Pengelolaan tanah secara biologi pada lahan kering basah melalui pendekatan holistik dan spesifik menuju sistem pertanian berkelanjutan. Seminar HITI Komda Jatim. Hanafiah, K. A. 2004. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Handayanto dan Hairiah, K. 2007. Biologi Tanah. Pustaka Adipura: Yogyakarta. http://pupukdsp.com/index.php/Pupuk-DSP-Dolomit-Super-Prima/DosisPemupukan-Kakao/Coklat.html. Diakses 15 desember 2015 M.Madjid B. Damanik, dkk.2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan .Medan USU Press.Medan. Melsted, S.W., and T.R. Peck. 1972. The principles of soil testing. In L.M. Walsh and J.D. Beaton ( Eds.). Soil Testing and Plant Analysis. Soil Science Society of America. Inc. Madison, Wisconsin. Notohadiprawiro T. 1999. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendididikan dan Kebudayaan. Jakarta. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta; Hal: 23-24 Obreza, T.A., and M.E. Collins. 2008. Common soils used for citrus production in Florida. Univ. Florida Coop. Ext. Serv., SL 193. Rismunandar, 1993. Tanah dan Seluk Beluknya Bagi Pertanian. Sinar Baru Algensindo, Bandung Rosmarkam, A. dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta. Silahooy, Ch., 2008, “Efek Pupuk KCl dan SP-36 terhadap Kalium Tersedia, Serapan Kalium, dan Hasil Kacang Tanah ( Arachis hypogaea L.) pada Tanah Brunizem”, Buletin Agronomi, Vol. 36 (2) : 126-132.
Stebbins, R. C. 2003. A Field Guide to Western Reptiles and Amphibians. Third Edition. Peterson Field Guide Series Boston: Houghton Mifflin Company. Suwandi, 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman Dalam Pengembangan Inovasi Budidaya Sayuran berkelanjutan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (2): 131-147 Tjitrosoepomo, S., 1988. Budidaya Cacao, Kansius. Yogyakarta. Winarso, Heru P, 2005. Sosiologo Komunikasi Massa, Jakarta : Prestasi Pustaka.