PAPER ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KESEHATAN KERJA UNTUK PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA TAMBANG DARI PENYAKIT SERTA GANGGUAN PERNAFASAN
OLEH I PUTU ADI SURYADI PUTRA
(0820025026) (0820025026)
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2009
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 1.1 Lata Latarr Belak Belakan ang g
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kepentingan pengusaha, pekerja dan dan pemeri pemerint ntah ah di selur seluruh uh dun dunia ia.. Menur Menurut ut perki perkiraa raan n ILO ILO (International International Labour Organisation ), setiap tahun di seluruh dunia 2 juta orang meninggal karena masalah-
masalah akibat kerja. Dari jumlah ini, 354.000 orang mengalami kecelakaan fatal. Disamping itu, setiap tahun ada 270 juta pekerja yang mengalami kecelakaan akibat kerja dan 160 juta yang terkena penyakit akibat kerja. Biaya yang harus dikeluarkan untuk bahaya-bahaya bahaya-bahaya akibat kerja ini amat besar. ILO memperkirakan memperkirakan kerugian yang dialam dialamii sebagai sebagai akibat akibat kecelak kecelakaanaan-kece kecelaka lakaan an dan penyakit penyakitpeny penyakit akit akibat akibat kerja kerja setiap tahun lebih dari US$1.25 triliun atau sama dengan 4% dari Produk Domestik Bruto (GDP). Tingkat kecelakaan-kecelakaan fatal di negara-negara berkembang empat kali lebi lebih h tingg tinggii diban dibandin ding g negara negara-ne -nega gara ra indust industri. ri. Di negara negara-ne -nega gara ra berkem berkemban bang, g, kebanyakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja terjadi di bidang-bidang pertanian, perikanan dan perkayuan, pertambangan dan konstruksi. Tingkat buta huruf yang tinggi dan pelatihan yang kurang memadai mengenai metode-metode keselamatan kerja mengakibatkan tingginya angka kematian yang terjadi karena kebakaran dan pemakaian pemakaian zat-zat berbahaya yang mengakibatkan mengakibatkan penderitaan dan penyakit penyakit yang tak terungkap termasuk kanker, penyakit jantung dan stroke. Praktek Praktek-pra -praktek ktek ergonom ergonomis is yang kurang kurang memadai memadai mengaki mengakibatk batkan an gangguan gangguan pada otot, yang mempengaruhi kwalitas hidup dan produktivitas pekerja. Selain itu, masala masalah-ma h-masala salah h sosial sosial kejiwaa kejiwaan n di tempat tempat kerja kerja seperti seperti stres stres ada hubungan hubungannya nya dengan masalah-masalah masalah-masalah kesehatan kesehatan yang serius, termasuk termasuk penyakit-penyakit penyakit-penyakit jantung, strok stroke, e, kanker kanker yang yang diti ditimb mbulk ulkan an oleh oleh masal masalah ah hormo hormon, n, dan dan sejum sejumla lah h masal masalah ah kesehatan mental. Khusus untuk pekerja di bidang pertambangan, tambang merupakan salah satu bidang bidang pekerjaa pekerjaan n yang yang paling paling beresiko beresiko mengal mengalami ami masala masalah h dalam dalam kesehata kesehatan n dan keselamatan keselamatan kerja, hal ini disebabkan karena pekerja tambang sangat mudah terpapar debu debu dan parti partikel kel-pa -parti rtike kell yang yang dapat dapat meny menyeb ebabk abkan an gangg ganggua uan n keseh kesehat atan an baik baik 2
gangguan gangguan pernafa pernafasan san maupun maupun gangguan gangguan kesehata kesehatan n lain lain yang yang dapat dapat menggan mengganggu ggu optimalisasi optimalisasi mereka mereka dalam bekerja, bekerja, disini saya akan akan membahas penyakit apa yang yang sangat sangat beresiko beresiko terjadi terjadi pada pekerja pekerja tambang tambang batubara batubara dan manajem manajemen en kesehatan kesehatan sepert sepertii apa yang yang digun digunak akan an untuk untuk mengu mengura rangi ngi resik resiko o terse tersebut but,, serta serta apa apa upaya upaya perusahaan tambang untuk melindungi pekerjanya dari resiko kesehatan kerja. Untuk itu sangat diperlukan manajemen yang tepat serta upaya-upaya untuk melindungi pekerja tambang dari dampak negative bagi kesehatan yang timbul karena pekerjaan mereka, untuk itu diperlukan pencegahan serta perlindungan yang tepat untuk pekerja tambang.
1.2 Rumusa Rumusan n Masal Masalah ah
1. Bagaim Bagaimanak anakah ah prinsip-p prinsip-prins rinsip ip manajem manajemen en kesehata kesehatan n kerja kerja bagi pekerja pekerja tambang? 2. Apakah penyakit penyakit pernafasan yang beresiko beresiko terjadi pada pekerja tambang? tambang? 3. Apakah pencegahan pencegahan dan perlindungan yang tepat tepat untuk masalah keselamatan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan?
1.3 Tuj Tujuan uan Penul Penulisa isan n
1. Mengetahui Mengetahui prinsip-prinsip prinsip-prinsip manajemen manajemen kesehatan kesehatan kerja yang baik bagi pekerja pekerja tambang. 2. Mengetahui Mengetahui penyakit penyakit yang beresiko beresiko terjadi terjadi pada pekerja pekerja tambang. tambang. 3. Mampu Mampu melakuk melakukan an pencegah pencegahan an serta serta perlindu perlindungan ngan kepada pekerja pekerja tambang tambang dari masalah kesehatan kerja.
1.4 Manfa Manfaat at Penuli Penulisan san
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah agar kita mampu memberikan memberikan promosi serta pencegahan terhadap resiko-resiko kesehatan yang mungkin muncul dalam pekerjaan pertambangan, selain itu agar kita mengetahui prinsip-prinsip dasar mana manaje jeme men n kese keseha hata tan n kerj kerjaa yang yang dapa dapatt dija dijadi dika kan n kera kerang ngka ka dasa dasarr dala dalam m melaksanakan pencegahan tersebut. 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip-prinsip manajemen kesehatan kerja 1. Pengertian •
Upaya Upaya Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja adalah adalah upaya upaya penyeras penyerasian ian antara antara kapasita kapasitass kerja, kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara seha sehatt
tanp tanpaa
memba embaha haya yaka kan n
diri diriny nyaa
send sendir irii
maupu aupun n
masy masyar arak akat at
di
sekelilingnya, sekelilingnya, agar diperoleh diperoleh produktivitas produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). •
Konse onsep p dasa dasarr dari dari Upay paya Kese Keseha hata tan n Kerj Kerjaa ini ini adal adalah ah : Iden Identi tifi fika kasi si permasalahan, Evaluasi dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian.
2. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja
Keseh Kesehata atan n Kerj Kerjaa melip meliput utii berbag berbagai ai upaya upaya peny penyera erasia sian n antara antara peker pekerja ja denga dengan n pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk : 1. Memel Memeliha ihara ra dan dan menin meningka gkatk tkan an deraj derajat at keseha kesehata tan n kerja kerja masy masyar araka akatt pekerja pekerja di semua semua lapangan lapangan kerja kerja setinggi setinggi-tin -tinggin gginya ya baik baik fisik, fisik, mental mental maupun kesejahteraan sosialnya. 2. Menceg Mencegah ah timb timbuln ulnya ya ganggu gangguan an kese kesehat hatan an pada pada masy masyara arakat kat pekerj pekerjaa yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya. 3. Memb Member erik ikan an peke pekerj rjaa aan n dan dan perl perlin indu dung ngan an bagi bagi peke pekerj rjaa di dala dalam m pekerja pekerjaanny annyaa dari kemungki kemungkinan nan bahaya bahaya yang disebabk disebabkan an oleh oleh faktorfaktorfaktor yang membahayakan kesehatan. 4. Menempat Menempatkan kan dan memelih memelihara ara pekerja pekerja disuatu disuatu lingkunga lingkungan n pekerjaan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.
4
3. Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
Kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan kerja, dimana hubungan interaktif dan serasi antara ketiga kompon komponen en terse tersebut but akan akan mengh menghasi asilk lkan an keseh kesehat atan an kerja kerja yang yang baik baik dan optim optimal al.. Kapasitas Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemamp kemampuan uan fisik fisik yang prima diperlu diperlukan kan agar seorang seorang pekerja pekerja dapat dapat melakuk melakukan an pekerjaannya dengan baik.Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai (modal) awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat depengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi kerja dan lain-lain. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerj pekerjaa menderi menderita ta gangguan gangguan atau penyakit penyakit akibat akibat kerja.K kerja.Kondi ondisi si lingkung lingkungan an kerja kerja (misalnya panas, bising debu, zat-zat kimia dan lain-lain) dapat merupakan beban tambahan tambahan terhadap pekerja. Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri-sendiri sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat kerja. Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang berhubungan denga dengan n peker pekerja jaan an maupu maupun n yang yang tida tidak k berhub berhubung ungan an dengan dengan pekerj pekerjaa aan. n. Dengan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan ditempat kerja dan lingkungan kerja tetapi juga oleh factor-faktor pelayanan kesehatan kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya. 4. Lingkungan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja yang ditimbulkan
Penyakit Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekerjaan dapat disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerja. Dewasa ini terdapat kesenjangan antara pengetahuan ilmiah tentang bagaimana bahaya-bahaya kesehatan berperan dan usaha-usaha untuk mencegahnya. mencegahnya. Misalnya antara penyakit yang sudah jelas penularannya dapat melaui darah dan pemakaian jarum suntik yang berulang-ulang, atau perlindungan yang belum baik pada para pekerja Rumah sakit dengan kemungkinan terpajan melalui kontak langsung. Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka langkah awal yang penting adalah pengenalan / identifikasi bahaya yang bisa timbul dan di Evaluasi, 5
kemu kemudi dian an
dila dilaku kuka kan n
peng pengen enda dali lian an..
Untu Untuk k
meng mengan anti tisi sipa pasi si
dan dan
meng menget etah ahui ui
kemungkinan bahaya dilingkungan kerja ditempuh tiga langkah utama, yakni: 1.
Pengenalan lingkungan kerja. Pengena Pengenalan lan linkunga linkungan n kerja kerja ini biasany biasanyaa dilakuk dilakukan an dengan dengan cara melihat melihat dan mengena mengenall (walk (walk through through inspecti inspection), on), dan ini merupak merupakan an langkah langkah dasar dasar yang pertama-tama dilakukan dalam upaya kesehatan kerja. Hal ini dilakukan agar pekerja tambang mengenal serta memahami kondisi lingkungan tempat mereka bekerj bekerjaa disampi disamping ng itu dengan dengan pengena pengenalan lan lingkung lingkungan an yang baik akan akan dapat dapat mencegah resiko kesehatan bagi mereka.
2.
Evaluasi lingkungan kerja. Merupak Merupakan an tahap tahap penilai penilaian an karakter karakteristi istik k dan besarnya besarnya potensipotensi-pote potensi nsi bahaya bahaya yang mungkin timbul, sehingga bisa untuk menentukan prioritas dalam mengatasi permasalahan.
3.
Pengendalian lingkungan kerja. Dimaksudkan untuk mengurangi atau menghilangkan pemajanan terhadap
zat/ zat/ba baha han n
yang yang berb berbah ahay ayaa dili diling ngku kung ngan an kerj kerja. a. Kedu Keduaa taha tahapa pan n
sebe sebelu lumn mnya ya,,
pengenalan dan evaluasi, tidak dapat menjamin sebuah lingkungan kerja yang sehat. Jadi Jadi hanya hanya dapat dapat dicap dicapai ai denga dengan n tekno teknolo logi gi pengen pengendal dalia ian n yang yang adekua adekuatt untuk untuk mencegah efek kesehatan yang merugikan di kalangan para pekerja. Pengendalian lingkungan ( Environmental Environmental Control Measures) Desain dan tata letak yang adekuat
Penghilangan atau pengurangan bahan berbahaya pada sumbernya.
Pengendalian perorangan Personal (Personal Control Measures) Penggunaan Penggunaan alat pelindung perorangan merupakan alternatif alternatif lain untuk melindu melindungi ngi pekerja pekerja dari bahaya bahaya kesehat kesehatan. an. Namun Namun alat alat pelindun pelindung g peror perorang angan an harus harus sesuai sesuai dan adekua adekuat. t. Pemb Pembat atasa asan n wakt waktu u selam selamaa 6
p pek eker erja ja terp terpaj ajan an terh terhad adap ap zat zat
tert terten entu tu yang yang berb berbah ahay ayaa
dapa dapatt
menurunkan risiko terkenanya bahaya kesehatan di lingkungan kerja. Kebersihan perorangan dan pakaiannya, merupakan hal yang penting, terutama untuk para pekerja yang dalam pekerjaannya berhubungan dengan bahan kimia serta partikel lain. 2.2
Penyakit yang beresiko terjadi pada pekerja tambang Paru-paru Hitam (penyakit pekerja tambang)
DEFINISI Paru-pa Paru-paru ru Hitam Hitam (pneumoc (pneumoconio oniosis sis pekerja pekerja tambang tambang,, penyaki penyakitt pekerja pekerja tambang tambang,, miner's asthma, anthracosis, anthracosis, anthrasilicosis anthrasilicosis ) adalah suatu penyakit pernafasan yang
terjadi
karena
menghirup
debu
batubara
dalam
jangka
panjang.
Pneum Pneumoko okoni niosi osiss pekerj pekerjaa batub batubara ara terja terjadi di dala dalam m 2 bentu bentuk, k, yaitu yaitu simplek dan Tipe simp simple lek k bias biasan anya ya bers bersif ifat at ring ringan an,, komplikata ( fibro fibrosis sis masif masif progre progresif sif ). Tipe sedangkan tipe komplikata bisa berakibat berakibat fatal. Pada paru-paru hitam simplek, serbuk batubara berkumpul di sekeliling saluran nafas kecil (bronkiolus ). Walupun relatif lembam dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak kecil pada foto dada. Serbuk batuba batubara ra tidak tidak menyum menyumbat bat saluran saluran nafas. nafas. Tetapi Tetapi setiap setiap tahunnya tahunnya,, 1-2% penderi penderita ta paru-paru hitam simplek, akan berkembang menjadi bentuk penyakit yang lebih serius yang disebut sebagai fibrosis masif progresif, yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut yang luas di paru-paru (minimal dengan diameter 1 cm). Meskipun sudah tidak lagi terjadi pemaparan pemaparan debu batubara, batubara, tetapi fibrosis masif progresif akan semakin memburuk. Jaringan parut bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru. Sindroma Caplan
merupak merupakan an kelaina kelainan n yang yang jarang jarang terjadi, terjadi, yang dapat dapat menyer menyerang ang penamba penambang ng batubara batubara yang menderita artritis rematik . Nodul jaringan parut yang bulat dan besar akan akan berkem berkemba bang ng denga dengan n cepat cepat di paru-p paru-par aru. u. Nodul Nodul sepert sepertii ini ini mungk mungkin in juga juga terbentuk pada orang-orang yang terpapar debu batubara, walaupun mereka tidak menderita paru-paru hitam. 7
PENYEBAB Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resi Resiko ko mende menderi rita ta paruparu-par paru u hitam hitam berhub berhubung ungan an denga dengan n lama lamany nyaa dan luasn luasnya ya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
GEJALA Paru-par Paru-paru u hitam hitam simple simplek k biasany biasanyaa tidak tidak menimbu menimbulkan lkan gejala. gejala. Tetapi Tetapi banyak banyak penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema (karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar pol polut utan an indu indust stri ri toks toksik ik lain lainny nya) a).. Fibr Fibros osis is masi masiff prog progre resi siff yang yang bera beratt juga juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.
DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-paru. Yang menentukan apakah pekerja tambang tersebut mengalami gangguan kesehatan atau tidak. Silikosis
Penyakit Penyakit ini terjadi karena inhalasi dan retensi debu yang mengandung kristalin kristalin silikon dioksida atau silika bebas. Pada berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan silika penyakit ini dapat terjadi, seperti pada pekerja 1. Pekerja tambang logam dan batubara 2. Penggali terowongan untuk membuat jalan 3. Pemotongan batu seperti untuk patung, nisan 4. Pembuat keramik dan batubara
8
5. Penuangan besi dan baja 6. Industri yang memakai silika sebagai bahan misalnya pabrik amplas dan gelas. 7. Pembuat gigi enamel 8. Pabrik semen Usaha Usaha untuk untuk meneg menegakk akkan an diagn diagnosi osiss sili silikos kosis is secara secara dini dini sanga sangatt penting, oleh karena penyakit dapat terus berlanjut meskipun paparan telah dihindar dihindari. i. Pada Pada penderit penderitaa silikosi silikosiss insidens insidens tuberkul tuberkulosis osis lebih lebih tinggi tinggi dari populasi umum. Secara klinis terdapat 3 bentuk silikosis, yaitu silikosis akut, silikosis kronik dan silikosis terakselerasi. •
Silikosis Akut
Peny Penyak akit it dapat dapat timb timbul ul dalam dalam bebera beberapa pa mingg minggu, u, bila bila sese seseora orang ng terpapar terpapar silika silika dengan dengan konsentr konsentrasi asi sangat sangat tinggi. tinggi. Perjal Perjalanan anan penyaki penyakitt sangat khas, yaitu gejala sesak napas yang progesif, demam, batuk dan penurun penurunan an berat berat badan badan setelah setelah paparan paparan silika silika konsentr konsentrasi asi tinggi tinggi dalam dalam waktu waktu relatif relatif singkat singkat.. Lama Lama paparan paparan berkisar berkisar antara antara beberapa beberapa minggu minggu sampai 4 atau 5 tahun. Kelainan faal paru yang timbul adalah restriksi berat dan hipoksemi disertai penurunan kapasitas di fusi. Pada foto toraks tampak fibrosis interstisial interstisial difus, fibrosis kemuclian berlanjut dan terdapat pad padaa lobu lobuss teng tengah ah dan dan bawa bawah h membe embent ntuk uk djff djffus usee grou ground nd glas glasss appearance mirib edema paru. •
Silikosis Kronik
Kelainan pada penyakit ini mirib dengan pneumokoniosis pekerja tambang batubara, yaitu terdapat nodul yang biasanya dominan di lobus atas. atas. Bentuk Bentuk silikosi silikosiss kronik kronik paling paling sering sering ditemu ditemukan, kan, terjadi terjadi setelah setelah paparan 20 sampai 45 tahun oleh kadar debu yang relatif rendah. Pada stadi stadium um simpl simple, e, nod nodul ul di paru paru biasan biasanya ya keci kecill dan dan tanpa tanpa gejal gejalaa atau atau
9
minimal. Walaupun paparan tidak ada lagi, kelainan paru dapat menjadi progresif sehingga terjadi fibrosis yang masif. Pada silikosis kronik yang sederhana, foto toraks menunjukkan nodul terutama terutama di lobus atas dan mungkin disertai klasifikasi. klasifikasi. Pada bentuk lanjut tertepat masa yang besar yang tampak seperti sayap malaikat (angel's ). Sering terjadi reaksi pleura pada lesi besar yang padat. Kelenjar wing ). hilus biasanya membesar dan membentuk bayangan egg shell calcification . Jika fibrosis fibrosis masif masif progresi progresiff terjadi terjadi,, volume volume paru berkuran berkurang g dan bron bronku kuss menga mengalam lamii disto distorsi rsi.. Faal Faal paru-p paru-paru aru menun menunjuk jukkan kan ganggu gangguan an restr restriks iksi, i, obstr obstruks uksii atau atau camp campura uran. n. Kapas Kapasit itas as difusi difusi dan dan kompli komplian anss menurun. Timbul gejala sesak napas, biasa disertai batuk dan produksi sputum. Sesak pada awalnya terjadi pada saat aktivitas, kemudian pada waktu istirahat dan akhirya timbul gagal kardiorespirasi. •
Silikosis Terakselerasi Terakselerasi
Bentuk kelainan ini serupa dengan silikosis silikosis kronik, hanya perjalanan perjalanan penyakit lebih cepat dari biasanya, menjadi fibrosis masif, sering terjadi infeksi mikobakterium mikobakterium tipikal atau atipik. Setelah paparan 10 tahun sering terjadi hipoksemi yang berakhir dengan gagal napas. Bronkitis Industri
Berbagai debu industri seperti debu yang berasal dari pembakaran arang batu, semen, keramik, besi, penghancuran logam dan batu, asbes dan silika dengan ukuran 3-10 mikron akan ditimbun di paru. Efek yang lama dari paparan ini menyebabkan paralisis silia, hipersekresi dan hipertrofi kelenjar mukus. Keadaan ini meyebabkan saluran nafas rentan terhadap infeksi dan timbul gejala-gejala batuk menahun yang produktif. Pada pekerja tambang batubara bila paparan menghilang, gejal klinis dapat hilang. Pada pekerja yang berhubungan dengan tepung keadaanya Iebih kompleks. Berbagai komponen debu debu padi-p padi-padi adian an (anti (antige gen n padipadi-pad padian ian,, jamu jamurr kumba kumbang ng padi, padi, tunga tungau, u,
10
endotoksin bakteri, antigen binatang, dan debu inert) berperan menimbulkan bronkitis. Berbagai zat telah dipastikan sebagai penyebab terjadinya bronkitis indus industr trii sedang sedangkan kan zat-za zat-zatt lain lain kemu kemungk ngkin inan an besar besar atau atau diduga diduga sebaga sebagaii penye penyebab. bab. Pada bronkit bronkitis is industri industri atau bronkiti bronkitiss kronik kronik foto toraks toraks dapat dapat normal, atau menunjukkan peningkat.an corakan bronkopulmoner terutama di lobus bawah. Pada Pada awal awal peny penyak akit it peme pemeri riks ksaa aan n faal faal paru paru tida tidak k menu menunj njuk ukka kan n kelaina kelainan. n. Karena Karena meningk meningkatny atnyaa resisten resistensi si pemapas pemapasan, an, pada stadium stadium lanjut lanjut terjadi obsiruksi saluran napas yang tepat menjadi ireversibel. Apabila telah timbul obstruksi yang ireversibel, penyakit akan berjalan secara lambat dan progresif Pemeriksan faal paru berguna untuk menentukan tahap perjalanan penyakit, manfaat bronkodilator, bronkodilator, perburtikan fungsi paru dan menentukan prognosis. Asma Kerja
Asma kerja adalah penyakit yang ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap paparan zat di tempat kerja dengan manifestasi obstruksi saluran nafas yang bersifat reversibel. Penyakit ini hanya mengenal sebagian pekerja yang terpapar, dan muncul setelah masa bebas gejala yang berlangsung antara beberapa bulan sampai beberapa tahun. Pada tiap individu masa bebas gejala dan berat ringannya penyakit sangat bervariasi. Berbagai debu dan zat di tempat kerja tepat menimbulkan asma kerja. Zat itu tepat berasal dali tumbuh-tumbuhan seperti tepung gandum, debu kayu, kopi, kop i, buah buah jarak jarak,, colophony , binat binatang ang sepert sepertii binat binatan ang g penge pengerat rat,, anjin anjing, g, kucing, kutu ganchim, ulat sutra, kerang; zat kimia seperti isosionat, garam platina, platina, khrom, enzim seperti iripsin dan papain. Dapat juga berasal dari obatobatan seperti pada produksi piperazin, tetrasiklin, spinamisin dan penisilin sintetik.
11
Pada individu atopik keluhan asma timbul setelah bekerja 4 atau 5 tahun, sedangkan pada individu yang notatopik keluhan ini muncul beberapa tahun Iebih lama. Pada tempat yang mengandung zat paparan kuat seperti isosionat dan colophony gejala dapat timbul lebih awal bahkan kadang-kadang bebera beberapa pa minggu minggu setelah setelah mulai mulai bekerja bekerja.. Keluhan Keluhan asma yang yang khas adalah mengi mengi yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan pekerj pekerjaa aan. n. Geja Gejala la pada pada tiap tiap indivi individu du bervariasi, kebanyakan membaik pada akhir pekan dan waktu libur. Analisis riwa riwaya yatt penya penyaki kitt yang yang rinci rinci penti penting ng untuk untuk mene menegak gakka kan n diagn diagnosi osis. s. Ada Ada individu yang terserang setelah paparan beberapa menit, pada individu lain sering timbul beberapa jam sesudah paparan dengan gejala yang mengganggu pada malam berikutnya. Pemeri Pemeriksaa ksaan n faal paru di luar luar serangan serangan dapat normal. normal. Pada waktu waktu sera serang ngan an terl terlih ihat at tand tandaa obst obstru ruks ksi. i. Peme Pemeri riks ksaa aan n arus arus punc puncak ak eksp ekspir iras asii menunjukkan penurunan lebih dari 15% pada waktu serangan. Bila faal paru normal normal dan pasien pasien dicurig dicurigai ai menderit menderitaa asma, asma, pemerik pemeriksaan saan uji provokas provokasii bron bronkus kus merup merupaka akan n pemeri pemeriksa ksaan an yang yang menun menunjan jang. g. Indika Indikasi si utama utama uji uji provokasi bronkus adalah. 1.) Bila pekerja diduga menderita asma kerja tapi tidak diketahui zat yang menyebabkannya. 2.) Bila pekerja terpapar oleh lebih dari satu zat yang dapat menyebabkan asma kerja. 3.) Bila konfirmasi mutlak untuk diagnosis penyakit di perlukan, misalnya sebelum menyuruh penderita berhenti bekerja. Pemeriksaan Pemeriksaan lain yang tidak spesifik tapi dapat memberikan memberikan informasi adalah adalah uji kulit, kulit, yaitu yaitu dengan dengan tes goresan. goresan. Sebagian Sebagian penderit penderitaa yang yang tidak tidak mempunyai gejala akan menunjukkan reaksi positif sesudah uji kulit. Tidak ada hubungan yang pasti antara pekerjaan kulit dan bronkus.
12
6) Kanker Paru
Mekanism Mekanismee terjadin terjadinya ya kanker kanker akibat akibat paparan paparan zat belum belum diketahu diketahuii secara tuntas. Para ahli sepakat paling kurang ada 2 stadium terjadinya terjadinya kanker karena bahan karsinogen. Pertama adalah induksi DNA sel target oleh bahan karsinogen sehingga menimbulkan mutasi sel, kemudian terjadi peningkatan multiplikasi sel yang merupakan manifestasi penyakit. Zat yang yang bersifat bersifat karsinogen karsinogen dan dapat dapat menimb menimbulka ulkan n kanker kanker paru antara lain adalah asbes, uranium, gas mustard, arsen, nikel, khrom, khlor metil metil eter, eter, pembaka pembakaran ran arang, arang, kalsium kalsium kiorida dan zat radioakt radioaktif if serta serta tar batubara. Pekerja Pekerja yang yang berhubun berhubungan gan dengan dengan zat-zat zat-zat tersebut tersebut dapat dapat mendent mendentaa kanker paru setelah paparan yang lama, yaitu antara 15 sampai 25 tahun. Pekerja yang terkena adalah mereka yang bekerja di tambang, pabrik, tempat penyulingan dan industri kimia. Pencegahan dan perlindungan perlindungan yang telah dilaksanakan untuk masalah keselamatan keselamatan 3. Pencegahan dan kesehatan kerja pertambangan. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia mempunyai mempunyai kerangka kerangka hukum K3 dan peraturan peraturan pertambangan pertambangan yang ekstensi ekstensif, f, sebagaim sebagaimana ana terliha terlihatt pada daftar daftar peratur peraturan an pertamba pertambangan ngan dan K3 yang yang terdapat dalam tabel dibawah. Undang-undang K3 yang terutama di Indonesia adalah Undang-Undang No. 1/ 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini meliputi semua tempat kerja dan menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan primer . Undang-U Undang-Undan ndang g No. 23/ 1992 tentang tentang Keseha Kesehatan tan memberikan memberikan ketentuan ketentuan mengenai kesehatan kerja dalam Pasal 23 yang menyebutkan bahwa kesehatan kerja dilaksanakan dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya mereka dapat mengopt mengoptima imalkan lkan produkti produktivita vitass kerja kerja mereka mereka sesuai sesuai dengan dengan program program perlindu perlindungan ngan tenaga tenaga kerja kerja (Depart (Departmen men Kesehat Kesehatan an 2002). 2002). Khusus Khusus untuk untuk bidang bidang pertamb pertambanga angan n undang-undang yang mengatur dapat saya rangkum sebagai berikut :
13
Tahun ahun
Bida Bidang ng/S /Sub ubjjek/ Sektor
Nama
Instansi
1 9 64
K3 umum
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 7 (4/PMP/1964) yang menetapkan kondisi kesehatan, higiene, pencahayaan, kelembaban, pengaturan tata letak ruangan dan penempatan barang (housekeeping ), kualitas udara di dalam ruangan, dan sistem ventilasi.
DEPNAKERTRANS
1 9 67
Pertambangan
Undang-undang No No 11 11, 19 1967. Peraturan pokok pertambangan
Departmen Pertambangan dan Energi
1 9 70
K3 umum
DEPNAKERTRANS
1 9 73
Pertambangan
Undang-undang No 1 (1970) tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini mewajibkan tempat kerja yang mengindahkan keselamatan dan kesehatan pekerja, dan pembentukan komite kesehatan dan keselamatan pabrik/ tempat kerja. Pengusaha melapor kepada instansi-instansi pemerintah; Inspeksi-inspeksi Pemerintah. Undang-undang No No 19 19, 19 1973 tentang Peraturan dan Inspeksi Keselamatan Kerja di Area Pertambangan
1 9 85
Asbes
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No PER/03/MEN/1985 tentang keselamatan dan kesehatan dalam pemakaian asbes. Pengusaha berkewajiban memonitor dan
Departmen Pertambangan dan Energi
DEPNAKERTRANS
14
1992 992
Keseh sehata atan kerja rja
1 9 93
Pertambangan
1 9 95
Pertambangan
1 9 97
K3 umum
1 9 99
Bahan-bahan Berbahaya
mengendalikan debu/ serat asbes di lingkungan kerja, termasuk memastikan adanya ventilasi dan teknik penyaringan; alat pelindung diri bagi pekerja; memasyarakatkan upaya kesehatan dan keselamatan; dan menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi pekerja. Pekerja berkewajiban memakai alat pelindung diri, berganti pakaian, dan menyimpan pakaian kerja dan alat pelindung diri di tempat khusus Unda ndang-u ng-und ndaang Keseha sehattan, No. 23, 1992 Keputusan No. 1245/K/26/DJP/93 tentang inspeksi, keselamatan, kesehatan dan lingkungan di pertambangan. Keputusan No No. 55 555/K/26MPE/93 tentang keselamatan dan kesehatan di bidang pertambangan umum
DEPKES
Departmen Pertambangan dan Energi
Departmen Pertambangan dan Energi
Keputusan Menteri Tenaga Kerja DEPNAKERTRANS KEP-19/M/BW/1997 tentang persyaratan terbaru untuk audit keselamatan kerja pabrik sebagaimana diwajibkan oleh Undang-undang Nomor 25 (1975). Peraturan Menteri Tenaga Kerja DEPNAKERTRANS PER/187/MEN/1999, untuk melindungi pekerja dari bahaya bahan-bahan kimia. Mewajibkan pemberian label pada wadah bahan kimia, disediakannya lembar data bahan bagi keselamatan kerja dan syaratsyarat jumlah petugas kimia untuk kesela$matan kerja di perusahaan 15
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan
Pelayanan kesehatan kerja adalah tanggung jawab Pusat Kesehatan Kerja di bawah Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Pusat ini dibagi menjadi Seksi Pelaya Pelayanan nan Kesehata Kesehatan n Kerja, Kerja, Seksi Seksi Kesehatan Kesehatan dan Lingkun Lingkungan gan Kerja, Kerja, dan
Unit Unit
Administrasi. Pusat ini sudah menyusun menyusun Rencana Strategis Strategis Program Kesehatan Kesehatan Kerja untuk untuk melak melaksan sanaka akan n upaya upaya nasio nasional nal.. K3 merup merupak akan an salah salah satu satu progr program am dalam dalam menca mencapai pai Visi Visi Indon Indonesi esiaa Sehat Sehat 201 2010, 0, yang yang meru merupak pakan an kebij kebijaka akan n Depar Departe teme men n Kese Keseha hata tan n saat saat ini. ini. Visi Visi Indo Indone nesi siaa Seha Sehatt 2010 2010 dibe dibent ntuk uk untu untuk k mend mendor oron ong g pembangunan kesehatan nasional, meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau untuk perorangan, keluarga, dan masyarakat (Departmen Kesehatan, 2002). Tantangannya adalah bagaimana memperluas pelayanan kesehatan kerja ke seluruh masyarakat bekerja dengan fasilitas dan infrastruktur yang terbatas. Data dasar tentang kesehatan kerja masih kurang. Begitu pula halnya dengan sumber daya manusia yang ada dalam hal kualitas, kuantitas dan distribusi geografis. Se€bagai konsek kon sekue uensi nsiny nya, a, peny penyaki akit-p t-peny enyak akit it akibat akibat kerja kerja tidak tidak dita ditanga ngani ni secara secara efisi efisien en sehingga akibatnya, tindakan preventif jarang dilakukan. Khusus untuk mencegah pekerja dari bahaya paparan debu dan partikel-partikel wajib dilakukan hal-hal sebagai berikut : Petugas ventilasi harus mendapat latihan dan pengalaman dalam merancang dan mengoperasikan sistem ventilasi tambang : •
Melap Melapork orkan an kepad kepadaa pengus pengusah ahaa perta pertamb mbang angan an tenta tentang ng semu semuaa hal yang yang ber berke kena naan an
deng dengan an
vent ventil ilas asii
dan dan
sist sistem em
pem pembers bersih ihan an
udar udara, a,
kare karena na
digunakannya sistem ventilasi yang didesain secara baik dan diawasi dengan semestinya dapat memperkecil penyinaran zat radioaktif di udara. •
Menjamin Menjamin sistem ventilasi ventilasi beroperasi dengan baik seperti yang dirancang dan melaksanakan perubahan apabila perkembangan tambang memerlukan. Desain ventilasi dan perencanaan tambang harus dilakukan secara bersamaan dengan tujuan tujuan untuk untuk mempero memperoleh leh sistem sistem ventila ventilasi si sekali sekali jalan jalan atau paralel paralel untuk untuk menjamin kualitas udara yang baik. Apabila sistem ventilasi diubah, rusak atau dihentikan, dihentikan, pekerja hanya hanya diizink diizinkan an kembali kembali ke tempat tempat kerja kerja mereka mereka setelah sistem ventilasi beroperasi kembali. 16
•
Menjamin aliran dan kecepatan udara dan sesuai dengan ketentuan tentang ventilasi yang berlaku.
•
Menjamin bahwa instrumen yang digunakan telah dikalibrasi dengan betul.
•
Memimpin program pengambilan contoh dan pengendalian debu.
•
Turut Turut serta serta dalam dalam program program latihan latihan,, mepersi mepersiapka apkan n atau menyetuj menyetujui ui bahan bahan latihan yang berkaitandengan ventilasi dan pengendalian debu.
Petunjuk Kerja
Untu Untuk k setia setiap p jenis jenis temp tempat at kerja kerja dan tugas, tugas, Pengu Pengusah sahaa Pert Pertam amba banga ngan n harus harus menjam menjamin in bahwa bahwa lembara lembaran n petunjuk petunjuk kerja kerja yang yang berkait berkaitan an dengan dengan peratur peraturan an dan prosed prosedur ur proteksi proteksi radiasi radiasi yang yang digunaka digunakan n untuk untuk tempat tempat kerja kerja dan tugas tugas tersebut tersebut,, dite ditemp mpat atka kan n
atau atau dite ditem mpel pel
pada pada temp tempat at yang ang muda mudah h
dili diliha hat, t, dan dan bahw bahwaa
pemberitahuan ini harus menggunakan bahasa (termasuk pictogram) yang dipahami oleh semua pekerja tambang, dan bahwa semuanya itu selalu dalam keadaan masih dapat dibaca, petunjuk kerja sebaiknya mengenai :
•
Potensi bahaya terhadap kesehatan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
•
Metoda dan teknik kerja yang aman.
•
Sikap seksama yang harus dilakukan untuk membatasi penerimaan radiasi dan pemasukan zat radioaktif dan pertimbangan dilakukannya tindakan tertentu.
•
Ciri utama sistem ventilasi seluruh tambang dan pentingnya semua komponen sistem itu bekerja sebagaimana mestinya.
•
Pemeliharaan terhadap ventilasi tambahan untuk pengadaan catu udara segar ke tempat kerja.
•
Pentingnya pemanfaatan semua cara/alat untuk pengurangan debu.
•
Pentingnya dan cara pencegahan sirkulasi ulang udara setempat di tempat kerja dan di daerah yang lebih luas dari seluruh tambang.
•
Perl Perluny unyaa mela melapor por seger segeraa jika jika terja terjadi di kemac kemaceta etan n siste sistem m venti ventila lasi si kepada kepada pengawas atau Petugas Ventilasi.
•
Pemakaian, Pemakaian, pengoperasian pengoperasian dan pemeliharaan pemeliharaan sebagaimana sebagaimana mestinya mestinya peralatan peralatan monitor perorangan dan pelindung perorangan.
•
Pentingnya higiene perorangan dalam membatasi pemasukan zat radioaktif. 17
•
NamaNama-nam namaa dokter, dokter, Petugas Petugas Proteksi Proteksi Radiasi Radiasi dan Petugas Petugas Ventila Ventilasi, si, serta serta nama-nama dan alamat wakil BAPETEN dan pekerja di tambang.
•
Perlu memberitahukan setiap masalah kesehatan.
•
Tindakan pertolongan pertama
Pengawasan
Pengawa Pengawasan san bertujua bertujuan n dalam dalam mengeva mengevaluas luasii paparan paparan debu terhada terhadap p pekerja pekerja dan mempe empero role leh h
data data
yang ang
dipe diperl rluk ukan an
untu untuk k
peng pengen enda dali lian an
bata batass
dosi dosiss
yang yang
diperbolehkan. 1. Dalam wilayah kerja tambang •
Meng Mengaw awas asii daer daerah ah kerj kerjaa dima dimana na papa papara ran n tahu tahuna nan n yang yang dite diteri rima ma perorangan dapat melampaui dosis yang ditetapkan dan harus di monitor di bawah pengawasan Petugas Proteksi dan berkonsultasi dengan Petugas Ventilasi.
•
Pemonitoran debu dan zat-zat berbahaya harus dilaksanakan secara teratur, apabila di dalam tambang dan instalasi pengolahan terdapat kemungkinan masu masukn knya ya debu debu pen pence cern rnaa aan. n.
ke dala dalam m tubu tubuh h mela melalu luii salu salura ran n pern pernaf afas asan an atau atau
Frek Frekue uens nsii
pemo pemoni nito tora ran n
ini ini
haru haruss
dite ditent ntuk ukan an
deng dengan an
meng menggu guna naka kan n
tekn teknik ik
memperhatikan konsentrasi debu dan potensi. •
Muncu unculn lnya ya
debu debu
haru haruss
diku dikura rang ngii
deng dengan an
penamb penambanga angan n dengan dengan pola peledakan peledakan yang tepat, pengguna penggunaan an air, air, dan sebagainya, dan diharapkan tidak menyebar kemudian sebelum dibuang ke lingkung lingkungan an harus harus melalui melalui filter filter.. Penyeb Penyebaran aran debu dikendal dikendalikan ikan dengan dengan sirkulasi pertukaran udara untuk mengencerkan tingkat konsentrasi debu yang diperbolehkan. •
Pengendalian debu sebaiknya dioperasikan terus-menerus.
18
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Upaya Kesehatan Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja
dan dan ling lingku kung ngan an kerj kerjaa agar agar seti setiap ap peke pekerj rjaa dapa dapatt beke bekerj rjaa seca secara ra seha sehatt tanp tanpaa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). Konsep dasar dari Upaya Kesehat Kesehatan an Kerja Kerja ini adalah adalah : Identif Identifikas ikasii permasal permasalahan ahan,, Evalua Evaluasi si dan dilanjutkan dengan tindakan pengendalian, serta perlunya penerapan konsep dasar kesehata kesehatan n kerja. kerja. Adapun Adapun penyakit penyakit-pen -penyaki yakitt yang yang mungkin mungkin timbul timbul pada pekerja pekerja tambang adalah seperti Silokisis, Bronkitis Paru-paru, Asma kerja, dan Penyakit paru p paru aru hitam hitam tetap tetapii resik resiko o tersw terswebu ebutt dapat dapat dikura dikurangi ngi dengan dengan penera penerapan pan kon konsep sep pengat pengaturan uran ventila ventilasi si oleh petugas petugas,, petunju petunjuk k kerja kerja yang yang tepat, tepat, serta serta pengawa pengawasan san terhada terhadap p paparan paparan debu serta serta partikel partikel-par -partike tikell yang yang dapat dapat menyeb menyebabka abkan n gangguan gangguan kesehatan kepada pekerja tambang tersebut 3.2
Saran
1. Pengusaha
Pertamb ambangan
bertanggung
jawab
atas
pengawasan keselamatan pekerja dari bahaya debu dan zat berbahaya. Pengusaha Pertambangan harus mengawasi agar papa papara ran n terh terhad adap ap seti setiap ap peke pekerj rja, a, dan dan zat zat yang yang masu masuk k ke dala dalam m
tubu tubuhn hnya ya
teta tetap p
bera berada da dala dalam m
bata batass-ba bata tas s
yang yang
dizinkan. 2. Pekerja
haru arus
peng pengen end dali alian
mentaati dan
semua
penga engaw wasan asan
ketentuan zat
mengenai
ber berbahay ahaya a
dalam alam
lingkungan kerja dan tidak boleh lalai dan bahkan harus tidak melaku melakukan kan kegiat kegiatan an yang yang mungki mungkin n memba membawa wa akibat akibat yang yang tidak semestinya bagi dirinya atau teman sekerjanya. 3. Petunjuk kerja yang berkaitan dengan peraturan dan prosedur
proteksi proteksi keselamat keselamatan an dan kesehatan kesehatan kerja kerja yang digunakan digunakan untuk untuk tempat tempat kerja kerja dan tugas tugas terseb tersebut, ut, ditem ditempat patkan kan atau atau ditempel pada tempat yang mudah dilihat. 19
4. Untuk membatasi penerimaan dosis paparan debu atau pun
radi adiasi
pada ada
pek pekerj erja
yang ang
dit ditimbul bulkan kan
oleh oleh
keg kegiatan atan
persiapan persiapan penambanga penambangan, n, penggalian penggalian,, produksi, produksi, pemroses pemrosesan an dan penanganan bijih yang radioaktif harus memperhatikan sist sistem em
pemb pembat atas asan an
dosi dosis, s,
yang yang
menc mencak akup up
pemb pemben enar aran an
kegi kegiat atan an yang yang dila dilaku kuka kan, n, opti optima masi si prot protek eksi si radi radias asii
dan dan
pembatasan dosis ekivalen terhadap seseorang. 5. Peng Penggo golo long ngan an daer daerah ah kerj kerja a dan dan pemb pembag agia ian n daer daerah ah kerj kerja a
dilakukan untuk membatasi pekerja menerima dosis lebih dari yang ditentukan.
20
DAFTAR PUSTAKA
•
•
• •
•
Topobroto HS; Kebijakan dan Kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Indonesia ( Policy Policy and Condition of Occupational Safety and Health in Indonesia) ; ILO-Jakarta; 2002 Keputusan Kepala BAPETEN Nomor : 12/Ka-BAPETEN/VI-99 tentang “Ketentuan Keselamatan Kerja Penambangan Dan Pengolahan Bahan Galian Radioaktif ” Undang-Undang Republik Indonesia (No. 13/ 2003) tentang Tenaga Kerja Yunus, Faisal. 2006. Dampak Debu Industri pada Paru Pekerja dan Pengendaliannya. http://google.com Pudj udjiast astuti uti, Wiwiek. 2002 2002.. Debu Sebag bagai Baha ahan Pencema emar yang Membahayakan Kesehatan kerja. http://depkes.co.id /download/debu.pdf.
21