MANAJEMEN SUPERVISI TAMBANG Edisi Pertama
BUDIKWANTO KUESAR MODUL TRAINING UNTUK PENGAWAS TAMBANG BUKIT MAKMUR GROUP
MISI BUMA GROUP “To Be THE PREFERRED CONTRACTOR”
1. Mam Mampu pu men menunj unjukk ukkan an standar Internasional 2. Mam Mampu pu mem member berika ikan n 3. Ma Mamp mpu u memenu memenuhi hi baik dari segi
yang memenuhi yang bersaing yang diminta oleh Customer, maupun dari segi
Kita membutuhkan “kompas” untuk mencapai MISI BUMA Agar mencapai tujuan dari Misi BUMA tersebut, dibutuhkan suatu panduan bagi Tim Kerja Produksi BUMA - Manual “Manajemen Supervisi tambang”, agar kita dapat berjalan searah menuju tujuan bersama.
KESELAMATAN KERJA
PERPANJANGAN TANGAN MANAJEMEN - PENCAPAIAN KPI
MUTU & COAL RECOVERY
Foreman memainkan peran utama dan mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam keselamatan kerja.
“OPERASI
YANG AMAN MERUPAKAN OPERASI YANG EFISIEN”
Cegah SEMUA INSIDEN yang mengakibatkan: Hilangnya shift akibat cidera (waktu & Uang) Hilangnya waktu operasi alat karena kerusakan Hilangnya pendapatan karena perbaikan kerusakan (suku cadang dan tenaga kerja) Turunnya CITRA Perusahaan
BUMA akan mengimplementasikan SISTEM B‟SAFE, dalam membantu Foreman, Supv. dan Kabag Produksi untuk menekan “KERUGIAN”
KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA DI “LAPANGAN” ADALAH TANGGUNG JAWAB LANGSUNG FOREMAN
„Nyaris hampir celaka‟ atau n e a r m i s s juga harus dilaporkan dan diperlakukan sebagai INSIDEN Foreman harus bertanggung jawab untuk melengkapi semua laporan insiden yang terjadi sampai selesai SEBELUM Foreman tersebut pulang setelah shiftnya, dan kemudian menyampaikannya pada Kabag Produksi yang akan bertanggung jawab dalam mengkonfirmasikan/memastikan laporan tersebut. Jika terjadi kerusakan yang berat terhadap harta hak milik atau cidera pada seseorang, maka Foreman dan Kabag Produksi harus melaporkannya secara langsung pada Project Manager . Bila terjadi cidera yang menyebabkan jam hilang & kerusakan berat dan atau total loss pada equipment atau asset lain, maka investigasi harus dipimpin langsung oleh Project Manager Jika seorang Foreman tidak melaporkan suatu kecelakaan, hal ini bisa berakibat diambilnya tindakan disiplin yang keras dan bahkan berakibat PEMBERHENTIAN (PHK).
OPERASIONAL Foreman sepanjang shiftnya dan Kabag Produksi selama melakukan inspeksi dalam shiftnya, harus memeriksa semua wilayah yang menjadi wewenangnya berkenaan dengan keselamatannya.
Selamat Aman dan tidak membahayakan bagi kesehatan Tidak ada tanda-tanda/potensi insiden
Dinding tambang yang aman (kemiringan yang tepat dan bebas dari batuan menggantung yang rapuh) Keadaan jalan yang baik dan disiram dengan baik Tempat pembuangan (disposal) yang stabil dan tidak cenderung runtuh
Dalam Keselamatan Kerja Operasional, Foreman dan Kabag produksi harus bertanggung jawab penuh dalam memastikan semua aturan yang berlaku berjalan dengan aman dan benar, meliputi;
Metoda yang Penambangan yang Aman Penggunaan Alat yang Aman Prosedur Perusahaan ditegakkan dan diterapkan dengan benar Alat Pelindung diri yang tepat dan digunakan dengan semestinya
Safety Meeting
Prosedur Keadaan Darurat Pemadam Kebakaran Ancaman Bahaya yang Diketahui dan Tidak Diketahui Melakukan Induksi dan Re-induksi Sistem Green Card
Faktor-faktor yang harus dicapai guna menurunkan BIAYA:
Meningkatkan Utilisasi Meningkatkan Produktivitas Meningkatkan Availability
Menekan tingkat Insiden Pengelolaan Manusia Manajemen Logistik
UTILISASI Foreman perlu menyadari bahwa pemakaian alat produksi haruslah efektif dan effisien. Efektif artinya tepat sasaran, tidak mis-operation atau mis-applikasi serta mampu mencapai jam kerja yang tinggi. Efisien artinya mampu mencapai produktivitas yang tinggi dengan biaya yang lebih murah.
Rumus Utilisasi :
Jam Kerja Alat Jam Alat yang Tersedia
Kendala-kendala yg mengakibatkan lost time & harus segera diatasi:
Masalah transportasi Masalah Refueling dan greasing Kualitas road, pit dan disposal
Formula Productivity :
Volume Produksi Jam Kerja Alat
Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan agar Foreman dan Kabag Produksi bisa memaksimalkan produksi: Mengetahui Standar Pertambangan / Perusahaan
Menerapkan Prosedur Kerja dan Standar yang sudah disusun oleh Manajemen
Bisa Berkomunikasi
Komunikasi merupakan salah satu peranan yang paling penting. Foreman dan Kabag Produksi merupakan mata rantai yang kritis antara Manajemen dan Angkatan Kerja. Memperoleh Informasi Memberikan Informasi Mendelegasikan / Memberikan Instruksi Membuat Catatan
Prosedur Memulai Shift Ada di tempat kerja tepat waktu, 15 menit sebelum shift dimulai Bertukar informasi dengan Foreman / Supervisor sebelumnya Mengetahui daerah-daerah yang menjadi perhatian keselamatan kerja pengemudi dan operatornya Melengkapi “daftar” Menyusun prioritas kerja Instruksi keselamatan kerja pada anak buahnya Menugaskan operator dan alat untuk menerapkan rencana kerja harian Memeriksa rencana tambang terhadap instruksi khusus / urutan. Periksa dengan Kabag Produksi jika ada instruksi khusus yang baru Mulai berproduksi segera
Prosedur selama Shift Jagalah hubungan dekat dengan pengemudi dan operator, serta lakukan pemeriksaan P2H. Lakukan koordinasi dengan Departemen Plant-Maintenance mengenai masalah-masalah yang dialami alat. Awasi Excavator, Dozer, Dump Truck dan alat-alat lain dengan baik Beri prioritas pada alat pendukung Periksa daerah highwall, floor , jalan, daerah loading , daerah penimbunan, pengaturan survey Selalu berada di luar kantor dan Jadikan diri Anda TERLIHAT oleh seluruh anak buah Lakukan hubungan langsung dengan Kabag produksi di tambang sepanjang shift Harus ada komunikasi dua-arah antara Foreman dan Kabag Produksi, ketika mencoba untuk memperbaiki pekerjaan atau keadaan guna peningkatan Produksi Pastikan semua alat produksi bekerja sesuai Plan. Jangan sekalikali pekerjaan General dikerjakan bersama-sama pada saat waktu produksi (Pekerjaan General dan produksi harus terpisah!!!) Monitor jam-jam hilang yang tidak semestinya (Foreman harus mengontrol jam kerja efektif untuk greasing, refueling, istirahat, dll) Selalu cek dan monitor produksi tiap jam, apabila terjadi penyimpangan (tidak mencapai standar) cari penyebab dan segera atasi
Prosedur Akhir Shift Mempersiapkan laporan ‘penyerahan’ (Pending Job) untuk Foreman berikutnya Pikirkan shift berikutnya, jangan berikan mereka situasi sulit Jangan biarkan anak buah berhenti sebelum waktunya Pastikan seluruh anak buah keluar dari tambang dan lakukan perhitungan
Pengukuran Produksi Manajemen selalu mengikuti setiap perkembangan dan kemajuan hasil perolehan produksi Penerapan metode pencatatan produksi setiap jam dari setiap excavator dan Truck. Memastikan bahwa setiap Foreman dan Kabag Produksi telah mengetahui bagaimana Persyaratan Produksi dan Pengukuran produksi setiap jam Hasil pengukuran Produksi tiap jam dapat mempermudah Manajemen dalam mengambil langkah perbaikan jauh lebih cepat Pengukuran Produksi dapat menciptakan semangat berkompetisi yang sehat antar Foreman Produksi
MUTU & COAL RECOVERY PEMBAGIAN WAKTU YG IDEAL DLM SUPERVISI DI LAPANGAN
JABATAN
OPERATIONAL ADMINISTRATIF (Lapangan)
(Office)
PM / DPM
20%
80%
KABAG
50%
50%
SUPERVISOR
80%
20%
FOREMAN
95%
5%
Foreman dan Kabag produksi merupakan pemain garis depan dalam memastikan kualitas batu bara yang disetujui klien; Pencampuran dilakukan dengan benar Zat pengotor (kontaminasi) dihilangkan
Kabag Produksi harus sangat mengenal perencanaan jangka panjang dan jangka menengah sehingga dapat mengambil peran utama dalam mengendalikan mutu
Kabag Produksi bertanggung jawab dalam memberikan Informasi berikut pd Foreman: Kerusakan batu bara akibat peledakan harus
dikendalikan Tumpahan harus dihindari Coal recovery yg tinggi, sepanjang tidak mengganggu produktivitas alat Pengaturan drainase di luar dan di dalam tambang
PEMANFAAAN ALAT
“Pemanfaatan maksimum berarti modal yang lebih sedikit dan pendapatan yang lebih banyak dari mesin yang lebih sedikit” 3 shift dengan pencapaian utilisasi alat secara efektif selama 22,5 jam atau 2 shift dengan utilisasi alat secara efektif mencapai 21 jam setiap hari Pergantian shift yang cepat Waktu tunggu lebih singkat saat peledakan Perencanaan pemeliharaan mesin harian, refueling dan persiapan pit, disposal dan road maintenance Perencanaan perpindahan mesin terhadap waktu Memperbaiki manajemen transportasi Foreman, Mekanik, Operator, Driver, agar pergantian shift tepat waktu Pengaturan dan setting operator dengan benar (jumlah dan versatility operator, cuti, ijin, dll)
PENGELOLAAN MANUSIA MANUSIA adalah ASET UTAMA PERUSAHAAN
Merencanakan penggunaannya Mengoperasikannya Memelihara dan memperbaikinya
Setiap orang dalam Produksi berada di TIM yang sama. Produksi yang AMAN dan EFISIEN harus menjadi TUJUAN TIM
Beberapa pokok pikiran untuk Foreman dalam membangun KERJASAMA TIM dan HUBUNGAN KARYAWAN yang baik; Anjurkan Pengemudi dan Operator untuk mengambil inisiatif Beri penghargaan bagi pekerjaan atau ide yang baik Dorong Pengemudi dan Operator untuk membicarakan setiap perubahan atau ide-ide baru Jangan takut berdiskusi / menanyakan pendapat Operator ataupun Pengemudi yang mungkin memiliki pengalaman yang lebih luas Bukanlah tugas anak buahnya untuk membuatnya tampak baik – tetapi tugas Foreman-lah yang membuat anak buahnya tampak baik Perbedaan pendapat jangan menjadi masalah pribadi Foreman tidak boleh memihak atau memberikan pendapat di tengahtengah pertentangan anak buahnya yang tidak berhubungan dengan pekerjaan Memimpinlah dengan tauladan – dengarkan keluhan-keluahan dengan bijak dan jangan membuat janji yang tidak bisa ditepati Kenali bawahan secara pribadi Instruksi bagi Foreman harus datang dari Kabag Produksi dan Instruksi pada Operator dan Pengemudi harus datang dari Foreman. Kabag produksi tidak boleh „memotong jalur‟ Foreman dan memberikan instruksi ke garis bawah
ASPEK – ASPEK PRESTATIF / KPI Overburden
( Standar Muatan 60 ton /
* RH-120/EX-2500
900
bcm / jam
* RH-40
450
bcm / jam
* PC-650
260
bcm / jam
* Daewoo 450
250
bcm / jam
* CAT 345 BL
230
bcm / jam
* RH-40
480
ton's/jam
* PC-650
280
ton's/jam
* Daewoo 450
270
ton's/jam
* CAT 345 BL
240
ton's/jam
* A2B Big-fleet
90
%
* A2B Small-fleet
85
%
* OHT
90
%
* DT
75
%
vessel )
Coal
2. Utilisasi Alat
2. Road Maintenance
3. Tyre
( Tidak bergelombang, ber debu )
3. Tyre ( 14 R 24 )
Umur / Life-time
* Umur
55000
km's
85
%
* 29R
8500
jam
* 26R
6500
jam
50000
km's
85
%
4. Deviasi Truck.Count & Survey
3
%
5. Kecepatan OHT
23
kmph
5. Produktivita s , Adaro
34
tonnes/jam
85-95
ton's
72
tonnes/jam
6. Akurasi plan Vs. Actual
90
%
21
hrs
7. Safety Talk ( P5M)
1
per-hari
7. Safety Talk
1
per-hari
8. Green Card
10
per-bulan 8. Green-card
10
per-bulan
* 11.00/12.00 TUR ( Semua jenis )
Load Rata -rata ( 85 % )
* TUR
4. Rela tionship
6. Effektif Hours
Suaran
FOREMAN Produksi
Standar Prestasi
Satuan
1. Persiapan Kerja ( Produksi jam ke-1 shift berikut )
Hauling 1. Muatan trailler
90
%
2. Produktivitas Alat Overburden
Standar Prestasi
Satuan
3
%
( Standar Muatan 60 ton / vessel 2. Road Maintenance
* RH-120/EX-2500
900
bcm / jam
* RH-40
450
bcm / jam
* PC-650
260
bcm / jam
* Daewoo 450
250
bcm / jam
* CAT 345 BL
230
bcm / jam
* RH-40
480
ton's/jam
* PC-650
280
ton's/jam
* Daewoo 450
270
ton's/jam
3. Kecepatan OHT
23
kmph
85-95
ton's
3
Unit / hari
Coal
Load Rata-rata ( 85 % ) 4. Aplikasi Alat ( tdk.ada misaplikasi) P2H
3. P2H ( random )
5. Produktivitas , Adaro
Suaran
3
34
tonnes/jam
72
tonnes/jam
5. Matching Alat
5. Safety -talk
1
per-hari
6. Maintenance ( Front, Jalan
6. Green-card
15
per-bulan
angkut, Disposal ) 7. Safety -talk
1
per-hari
TERIMA KASIH
SELAMAT BEKERJA