SMF ILMU ILM U KESEHAT KES EHATAN AN ANAK
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KESEHATAN ANAK KOLESTASIS 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
K 71.0
2.
Diagnosis
Kols!asis
3.
Png"!ian
Kolesta Kolestasis sis adalah adalah semua semua kondis kondisii yang yang menyebab menyebabkan kan tergan terganggu ggunya nya sekresi sekresi dan ekskre ekskresi si empedu empedu ke duoden duodenum um sehing sehingaa menyeba menyebabka bkan n tertahannya tertahannya bahan-bah bahan-bahan an atau substansi substansi yang seharusnya seharusnya dikeluarkan dikeluarkan bersama empedu tersebut di hepatosit.
4.
Ana#nsis
1. Warna kunin kuning g pada pada kulit, kulit, warna warna ese esess dan urin urin 2. !ela"ak !ela"akan an etiol etiologi ogi## riwaya riwayatt keham kehamilan ilan dan dan kelah kelahira iran n $ibu $ibu denga dengan n ineksi %&'(), berat badan lahir, ineksi intra partum, pemberian nutrisi parenteral* 3. 'iway 'iwayat at kelu keluar arga ga # +bu +bu meng mengid idap ap )epa )epatit titis is , perk perkaw awin inan an antar antar keluarga, keluarga, adanya saudara kandung kandung yang menderita penyakit yang sama 4. !aparan !aparan terhadap terhadap toksin obat-o obat-obatan batan hepatotok hepatotoksik. sik.
.
P#"i$saan Fisi$ 1. Wa/ah # adak adakah ah asies asies dismor dismorik ik
2. ata # adakah adakah katarak katarak korioretini korioretinitis tis $pada $pada ineksi ineksi %&'()* %&'()* 3. Kulit # ikteru ikteruss dan tanda tanda komplik komplikasi asi sirosis sirosis seperti seperti spider spider angiomata angiomata,, eritema palmaris, edema 4. ada # bising /antung /antung $pada $pada sindrom sindrom alagiller, alagiller, atresia atresia bilier* bilier* . bdomen # a. )epa )eparr # ukur ukuran an lebih lebih besar besar atau atau lebih lebih ke"i ke"ill dari daripa pada da normal normal,, konsistensi hati normal, permukaan hati li"in berben/ol-ben/ol. b. ien # splenomegali ". ena kola kolate tera ral, l, asit asites es 5. ain-l ain-lain ain## /ari tabuh tabuh,, oetor oetor hepati hepatikum kum,, imosis imosis 5.
K"i!"ia Diagnosis
1. +kteru +kteruss dengan dengan eses berwa berwarna rna pu"at pu"at atau atau akolik akolik dan urin berwa berwarna rna kuning tua 2. Kadar Kadar biliru bilirubin bin direk direk 6 1 mgd mgd apabil apabilaa bilirub bilirubin in total total mgd mgd atau bilirubin direk 6 208 dari bilirubin total, apabila kadar bilirubin total 6 mgd
7.
Diagnosis %an&ing
reast milk /aundi"e
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. arah arah tepi tepi lengkap lengkap,, gambar gambaran an hapusa hapusan n darah darah tepi tepi . 2. iok iokim imia ia dara darah# h# bili biliru rubi bin n dire direk k dan dan indi indirek rek,, % % $:;!% $:;!%*, *, :% $:(&%*, $:(&%*, <;%, <;%, masa protrombin protrombin,, albumin, albumin, globulin, globulin, kolesterol, kolesterol, 1
trigliserida, gula darah puasa, ureum, kreatinin 3. =rin# rutin rutin $leuko $leukosit, sit, bilirub bilirubin, in, urobilino urobilinogen, gen, reduks reduksi* i* dan kultur kultur 4. %in/a 3 porsi $dilihat warna tin/a pada 3 periode dalam 24 /am* . !emeri !emeriksa ksaan an etiolo etiologi gi ineks ineksi# i# %&'() %&'() $toks $toksopl oplasm asma, a, rubella, (, herpes simpleks*, hepatitis >irus ( 5. !en"itraan# a.
=:; 2 ase $puasa 5-9 /am dan sesudah minum*
b. =:; Doppler =:; Doppler bila bila sudah sirosis ". =ntu =ntuk k kasu kasuss ter tertent tentu u mung ungkin kin dipe diperl rlu ukan kan skintigrai, CT scan, '+ atau kolangiograi
pemer emerik iksa saan an
7. iopsi hati# pada pada e>aluasi e>aluasi tersangka tersangka atresia atresia bilier dan untuk untuk men"ari men"ari etiologi kolestasis intrahepatik yang tidak dapat ditentukan dengan "ara yang non-in>asi ?.
Kons'l!asi
edah anak untuk kasus yang memerlukan kolangiograi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
': untuk untuk semua semua kasus kasus kolest kolestasis asis yang datang datang pertama pertama kali kali atau atau kolestasis dengan penyulit
11. T"a+i , !in&a$an
1. %era %erapi pi etio etiolo logi gik# k#
-ICD /CM
a. %erapi %erapi medikam medikamentosa# entosa# untuk untuk kolest kolestasis asis intrahep intrahepatik atik yang yang dapat dapat diketahui penyebabnya b. &perasi# untuk kolestasis ekstrahepatik 2. %era %erapi pi supo suport rti i## a. :rimula :rimulasi si aliran aliran emped empedu# u# asam ursodeok ursodeoksiko sikolat lat 10-30 10-30 mgkg mgkg dalam 2-3 dosis b. @utrisi diberikan untuk menun/ang pertumbuhan optimal $keb $kebut utuh uhan an kalo kalori ri umum umumny nyaa dapa dapatt men" men"ap apai ai 130130-1 108 08 kebutuhan bayi normal* dan mengandung lemak rantai sedang $ Medium Medium chain trigliseride A(%* trigliseride A(%* ". itam itamin in yang yang laru larutt dalam dalam lemak lemak a* B 000 000-2 -2. .00 000 0 += b* # "al"itriol 0,0-0,2 ugkghari "* C# 1-2 1-2 l=k l=kg g ha hari ri d* K1 #2,-m #2,-mg#2-7D g#2-7Dmingg minggu u atau 0,3 mgkg mgkg setiap setiap bulan bulan d. in ineral dan dan trace element # (a, !, n, En, Fe 3. %erap %erapii komp komplik likasi asi lain# lain# misal misalny nyaa a. )iperl )iperlipid ipidemi emiaa Dantel Dantelasm asma# a# obat obat HMG-coa reductase inhibitor "ontohnya kolestipol, sim>astatin b. !ruritus# salah satu di bawah# a* ntih tihista istam min# in# dienhidr idrarnin hidr hidro oksisi sisin n 2, 2, mgkg kg ha harri mgkghari
-10 dan
mgkg kghari, 'ia 'iam mpisin isin 10
b* Kolestiramin 0,2-0,gkghari 12. T#+a! Plaanan
1. 'uang uang rawat awat anak anak 2
2. 'uan 'uang g terap terapii inte intesi si untuk untuk anak anak kole kolesta stasi siss kare karena na atresi atresiaa bili bilier er setelah men/alani operasi 13. Pn'li!
1. !erd !erdar arah ahan an salu salura ran n "er "erna na 2. +ntr +ntraa "er "ereb ebra rall blee bleedi ding ng 3. alnutrisi 4. alabsorbsi . :iro irosis hati
14. Ino"#& Consn!
%ertulis
1. Tnaga S!an&a"
okter spesialis anak dan residen setingkat "hie
15. La#a P"a)a!an
3-7 hari
17. Masa P#'li*an
-20 hari
19. Hasil
1. :embuh :embuh apabil apabilaa peny penyebab ebab ditang ditangani ani 2. en/ad en/adii sirosis sirosis apabil apabilaa penyebab penyebab tidak tidak ditan ditangan ganii
1?. Pa!ologi
iopsi hati pada hepatitis neonatal menun/ukkan perubahan arsitektur lobolu loboluss yang yang men"ol men"olok, ok, nekro nekrosis sis hepato hepatoselu selular lar okal, okal, pemben pembentuk tukan an pseudoroset, giant "ells dengan balloning pada pada sitoplasma.
20. O!o+si
-
21. P"ognosis
!rognosis kolestasis intrahepatik tergantung dan penyakit penyebab dan banyaknya kerusakan sel-sel hati. Kolestasis yang ter/adi oleh karena sepsis, prognosisnya baik. !ada kasus kolestasis ekstrahepatik seperti atresia bilier, setelah dilakukan operasi Kasai $ Post $ Post Kasai procedure procedure* 30508 bisa bertahan sampai tahun.
22. Tin&a$ Lan('!
1. Kontro Kontroll teratur teratur ke polikl poliklinik inik untuk untuk memanta memantau u perbaika perbaikan n klinis dan laboratorium 2. !eman !emanta taua uan n tumb tumbuh uh kem kemba bang ng
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
2b
24. In&i$a!o" M&is
1. Keluha Keluhan n kunin kuning g pada pada kulit, kulit, urin urin berk berkura urang ng 2. Warna rna es eses es tid tidak ak pu"a pu"att 3. !arame !arameter ter labora laborator torium ium membaik membaik 4. %idak %idak dida didapat patkan kan komp komplik likasi asi perda perdarah rahan an
2. E&'$asi
1. ember emberika ikan n nutrisi nutrisi yang yang sesuai sesuai denga dengan n petun/u petun/uk k 2. ember emberika ikan n obat obat sesu sesuai ai deng dengan an atur aturan an 3. engen engenali ali tanda tanda komp komplik likasi asi dan dan perbur perburuka ukan n 4. Kon Kontro trol tera teratu tur r
25. K+'s!a$aan
1. r"e r"e , (osta (osta ), :"hwarG :"hwarG :. )epatob )epatobilia iliary ry diseas diseasee in "hildren "hildren.. (lini"s in Family !ra"ti"e 2000B 2#1-35. 2. :u"hy FH. @eonatal @eonatal "holestasis. "holestasis. !ediatri"s !ediatri"s in in 'e> 2004B2# 2004B2# 399-? 399-?.. 3. !ud/iad !ud/iadii ), dkk. dkk. !edoman !edoman pelayana pelayanan n medis +katan +katan okter okter nak nak +ndonesia. !engurus !usat +katan nak +ndonesia. HakartaB 2010. h. 170-4. 4. Hu Huri riee , dkk. dkk. uku uku /ar /ar ;astr ;astroe oent nter erol olog ogii-he hepa pato tolo logi gi.. ada adan n !enerbit ++. HakartaB 2010. h. 35-93. 3
. Kelly Kelly . . !edi !ediat atri ri"" li>er li>er disease disease.. alam alam # & ;rady ;rady H;, ake ake H', )owdle !,penyunting, !,penyunting, (omprehensi>e (lini"al )epatologi, edisi ke11 ondon# osbyB 2000. h.231-35.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN KESEHATAN ANAK DEMAM %ERDARAH DENGUE -D%D 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
?0 # engue e>er ?1 # engue )aemorrhagi" e>er e>er (.7.? # :ho"k unspe"iied $engue $engue :ho"k :yndrome :yndrome - )F grade grade +++ and +*
2.
Diagnosis
D#a# %"&a"a* Dng' -D%D
3.
Png"!ian
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh >irus engue tipe 1-4, dengan dengan manie maniestas stasii klinis klinis demam demam mendad mendadak ak 2-7 hari hari disert disertai ai ge/ala ge/ala perdarahan dengan atau tanpa syokB disertai pemeriksaan laboratorium menun/ menun/ukk ukkan an tromb trombosi ositop topeni eniaa $tromb $trombosit osit kurang kurang dari dari 100.00 100.000* 0* dan peningkatan hematokrit 208 atau lebih dari harga harga normal
4.
Ana#nsis
1. emam merupaka merupakan n tanda utama ter/adi ter/adi mendadak mendadak tinggi selama selama 2-7 hari 2. isertai isertai lesu, tidak tidak mau mau makan makan dan muntah muntah 3. !ada anak besar besar dapat mengeluh mengeluh nyeri nyeri kepala, nyeri nyeri otot, dan nyeri nyeri perut 4. iare kadang kadang-kada -kadang ng dapat dapat ditemukan ditemukan . !erd !erdar arah ahan an pali paling ng serin sering g di/u di/ump mpai ai adal adalah ah perd perdar arah ahan an kuli kulitt dan dan mimisan
.
;e/alaa klinis klinis diaw diawali ali dema demam m menda mendada dak k tinggi tinggi,, facial flush, flush, P#"i$saan Fisi$ 1. ;e/al muntah, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, nyeri tenggorok dengan aring hiperemis, nyeri dibawah lengkung iga kanan. ;e/ala penyerta tersebut lebih men"olok pada daripada 2. :eda :edang ngka kan n hepa hepato tome mega gali li dan dan kela kelain inan an ung ungsi si hati hati lebi lebih h seri sering ng ditemukan pada 3. !erbedaan !erbedaan antara antara dan adalah adalah pada pada ter/adi ter/adi peningk peningkatan atan permeabilitas kapiler sehingga menyebabkan perembesan plasma, hipo>olemia dan syok 4. !erem !erembe besan san plasm plasmaa meng mengak akib ibat atka kan n ekst ekstra ra>a >asas sasii "aira "airan n ke dalam dalam rongga pleura dan rongga peritoneal selama 24 - 49 /am 4
. Fase kritis sekitar hari ke-3 hingga ke- per/alanan penyakit. !ada saat ini suhu turun, yang dapat merupakan awal penyembuhan pada ineksi ringan namun pada berat merupakan tanda awal syok 5. !erdarahan dapat berupa petekie, epistaksis, melena ataupun hematuria Tan&a/!an&a so$5
1. nak gelisah sampai ter/adi penurunan kesadaran, sianosis 2. @aas "epat, nadi teraba lembut kadang-kadang tidak teraba 3. %ekanan darah turun tekanan nadi 10 mm)g 4. kral dingin, capillary refil menurun . iuresis menurun sampai anuria pabila syok tidak dapat segera diatasi akan ter/adi komplikasi berupa asidosis metabolik dan perdarahan hebat 5.
K"i!"ia Diagnosis
7.
Diagnosis %an&ing
1. emam %ioid 2. (ampak 3. emam (ikungunya 4. !urpura %rombositopeni +diopatik $!%+*
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
aboratorium 1. arah perier, kadar hemoglobin, leukosit dan hitung /enis, hematokrit, trombosit. !ada apusan darah perier /uga dapat dinilai 5
limosit plasma biru, peningkatan 18 menun/ang diagnosis 2. =/i serologis, u/i hemaglutinasi inhibisi dilakukan saat ase akut dan ase kon>alensens a.
+neksi primer, serum akut 1#20 serum kon>alensens naik 4D atau lebih namun tidak melebihi 1# 1290
b. +neksi sekunder, serum akut 1#20 serum kon>alensens 1#250B atau serum akut 1#20, kon>alensens naik 4D atau lebih ". !ersangkaan ineksi sekunder yang baru ter/adi # serum akut 1#1290, kon>alensens yang lebih besar atau sama !emeriksaan radiologis $urutan pemeriksaan sesuai indikasi klinis* 1. !emeriksaan oto dada, dilakukan atas indikasi# a. alam keadaan klinis ragu-ragu, namun perlu diingat bahwa terdapat kelainan radiologis pada perembesan plasma 20-408 b. !emantauan klinis sebagai pedoman pemberian "airan 2. Kelainan radiologi, dilatasi pembuluh darah paru terutama daerah hilus kanan, hemitoraks kanan lebih radioopak dibandingkan kiri, kubah diaragma kanan lebih tinggi daripada kanan dan eusi pleura 3. =:; # eusi pleura, as"ites, kelainan $penebalan * dinding >esi"a elea dan esi"a urinaria ?.
Kons'l!asi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
!; untuk :: 1. emam engue dan )F tanpa syok dirawat di bangsal biasa 2. :: $)F ;rade +++ dan +* dirawat di ruang +ntermediet !+(=
11. T"a+i , !in&a$an -ICD /CM
6
7
8
9
12. T#+a! Plaanan
1. emam engue dan )F tanpa syok dirawat di bangsal biasa 2. :: $)F ;rade +++ dan +* dirawat di ruang +ntermediet !+(=
13. Pn'li!
1. Cnsealopati engue 2. ;agal gin/al 3. =dem paru
14. Ino"#& Consn! 1. Tnaga S!an&a"
%ertulis dan isan 1. !eserta !!: + 2. okter :pesialis nak 3. Konsultan +neksi dan !enyakit %ropis 4. Konsultan !;
15. La#a P"a)a!an
2-3 hari
17. Masa P#'li*an
7 hari
19. Hasil
-
1?. Pa!ologi
-
20. O!o+si
-
21. P"ognosis
1. emam dengue dan emam berdarah dengue grade + dan ++ # dubius ad bonam 2. emam berdarah dengue grade +++ dan + # dubius ad malam
22. Tin&a$ Lan('!
Kontrol poliklinik
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
-
24. In&i$a!o" M&is
1. %idak demam selama 24 /am tanpa antipiretik 2. @asu makan baik 3. %ampak perbaikan se"ara klinis 4. )ematokrit stabil . %iga hari setelah syok teratasi 5. Humlah trombosit 6 0.000ul 7. %idak di/umpai distres pernapasan 10
2. E&'$asi
1. inum banyak selama ase akut 2. &rang tua memahami petanda bahaya $warning sign*
25. K+'s!a$aan
1. engue )emmorhagi" e>er. iagnosis, treatment, pre>ention and "ontrol, edisi ke 2. ;ene>a,W)&, 1??7. 2. W)&. (omprehensi>e ;uidelines or !re>ention and (ontrol o engue and engue )emmorhagi" e>er. 'e>ised and eDpanded edition. ;ene>a,W)&, 2011. 3. )adinegoro :'), :atari )+. emam berdarah engue# @askah lengkap pelatihan bagi pelatih dokter spesialis anak I dokter penyakit dalam, dalam tata laksana . Hakarta# alai !enerbit FK=+, 1???. 4. epartemen Kesehatan. !edoman %atalaksana Klinis +neksi engue :arana !elayanan Kesehatan. 200. . :atari )+. !etun/uk !raktis %erapi (airan emam erdarah engue. alam# ;unardi ), %ehuteru C, :etyanto , d>ani @, Kurniati @, Wulandari )F, dkk, editors. unga 'ampai %ips !ediatrik. Cdisi pertama. Hakarta# alai !enerbit ++B 2009. h.13-47. 5. :oedarmo ::!, ;arna ), )adinegoro :'), :atari )+. uku /ar +neksi dan !ediatri %ropis. Cdisi kedua. Hakarta# alai !enerbit ++B 2009. h.1-92. 7. )alstead :. engue and engue )emorragi" Fe>er. alam# Feigin ', (herrys H, emmler-)arrison ;H, Kaplan :, editors. %eDtbook o !ediatri" +ne"tious iseases. Cdisi ke enam. !hiladelphia# :aunders Clse>ierB 200?. h. 2347-5. 9. asuki !:. engue 2010# pa Jang aru. alam# Workshop dan :imposium !enatalaksanaan utakhir Kasus emam pada nak. Hember# ++ Hatim K& HemberB 2010. h.90-110. ?. :oegi/anto :. !atogenesa +neksi irus engue L'e"ent =pdateL. alam# pplied anagement o engue iral +ne"tion in (hildren, 5-7 @opember 2010. Kediri#++ Hatim Komisariat Hatim +B 2010. h.11-4.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK PNEUMONIA 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
H19.?
2.
Diagnosis
Pn'#onia
3.
Png"!ian
!neumonia adalah inlamasi akut parenkim paru yang meliputi al>eolus dan /aringan interstitial.
4.
Ana#nsis
1. idahului oleh ineksi respiratori atas akut berupa common cold $rinoaringitis* dengan ge/ala batuk pilek disertai demam 11
2. atuk yang awalnya kering, kemudian men/adi produkti dengan dahak purulen bahkan dapat berdarah bila batuknya hebat. 3. eberapa hari kemudian pasien mengalami sesak napas 4. !asien tampak lemah, dan nasu makan berkurang . ila ter/adi berulang kemungkinan pasien mengalami keadaan imuno-kompromais, terdapat kelainan anatomi, atau pasien dengan penyakit kronik seperti asma atau penyakit /antung bawaan. .
P#"i$saan Fisi$ 1. !enilaian keadaan umum antara lain meliputi kesadaran dan kemampuan makan I minum
2. %anda-tanda >ital# suhu di atas normal, rekuensi napas meningkat $takipnea* dan takikardi 3. atuk, ronkhi basah halus dan kasar 4. apat di/umpai penurunan suara napas . ;e/ala distres napas terutama pada ase inspirasi $inspiratory effort *, dengan retraksi subkostal 5. !ada keadaan yang berat dapat di/umpai sianosis 7. !ada balita mungkin tidak menun/ukkan ge/ala pneumonia yang klasik. ge/ala nyeri yang diproyeksikan ke abdomen. 9. !ada bayi muda, terdapat ge/ala pernapasan tak teratur dan hipopnea, atau ditemukan head nodding head bobbing . 5.
K"i!"ia Diagnosis
:esuai klinis dan pemeriksaan penun/ang
7.
Diagnosis %an&ing
1. ronkiolitis 2. !neumonia aspirasi 3. sma ronkiale 4. %uberkulosis . sidosis metabolik 5. spirasi benda asing
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. :aturasi oksigen. a. )ipoksemia suatu conditio sin !ua non pada pneumonia dapat diperiksa se"ara mudah menggunakan pulse o"ymetri. lat yang sederhana dan tidak mahal ini bermanaat untuk penilaian awal dan /uga dalam pemantauan pasien selama perawatan. b. Hika tersedia asilitasnya, pemeriksaan analisis gas darah memberikan inormasi yang lebih akurat, walau hanya inormasi sewaktu. 2. 'adiologi toraks a.
%idak dapat mengidentiikasi agen penyebab.
b. %idak direkomendasikan se"ara rutin pada anak dengan pneumonia ringan tanpa komplikasi ". irekomendasikan pada pasien pneumonia yang dirawat inap atau bila tanda klinis yang ditemukan membingungkan. d. !neumonia karena #taphylococcus auerus di"urigai bila di/umpai gambaran pneumatocele, empyema, atau terbentuknya abses. e.
!emeriksaan radiologi follo$ up hanya dilakukan bila didapatkan adanya kolaps lobus, ke"urigaan ter/adinya 12
komplikasi, pneumonia berat, "uriga pneumonia #% aureus, ge/ala yang menetap atau memburuk, atau tidak respons terhadap antibiotik. 3. !emeriksaan aboratorium. a. !emeriksaan darah lengkap perlu dilakukan untuk membantu menentukan pemberian antibiotik. b. !emeriksaan prokalsitonin darah ". !emeriksaan pewarnaan ;ram dan biakan sputum dengan kualitas yang baik direkomendasikan dalam tata kelola anak dengan pneumonia yang berat. d. iakan darah dan pewarnaan ;ram tidak direkomendasikan se"ara rutin pada pasien rawat /alan, tetapi direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan pada setiap anak yang di"urigai menderita pneumonia bakterial. e.
!ada anak kurang dari 19 bulan, dilakukan pemeriksaan untuk mendeteksi antigen >irus dengan atau tanpa biakan >irus /ika asilitas tersedia
.
Hika ada eusi pleura tata laksana sesuai !@!K eusi pleura
g. !emeriksaan u/i tuberkulin perlu dilakukan pada anak yang dirawat karena pneumonia, apalagi bila ada riwayat kontak dengan pasien % dewasa. ?.
Kons'l!asi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
!ediatri gawat darurat pada kasus sangat berat yang membutuhkan alat bantu napas ayi# 1. :ianosis 2. :aturasi oksigen ?28, 3. Frekuensi napas 6 50 Dmenit &% istres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting . !enurunan kesadaran 5. %idak mau minum menetek 7. Keluarga tidak bisa merawat di rumah nak# 1. :aturasi oksigen ?28, sianosis 2. Frekuensi napas 6 0 Dmenit 3. istres pernapasan, retraksi epigastrium &% Grunting . %erdapat tanda dehidrasi 5. Keluarga tidak bisa merawat di rumah
11. T"a+i , !in&a$an -ICD /CM
U#'#
1. !asien dengan saturasi oksigen ?28 pada saat bernapas dengan udara kamar harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head bo", atau sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen 6 ?28 2. !asien yang mendapatkan terapi oksigen harus dipantau setidaknya setiap 4 /am sekali, termasuk pemeriksaan saturasi oksigen dengan 13
pulse o"ymetri. 3. !ada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan "airan intra>ena dan dilakukan pemantauan balans "airan ketat 4. ntipiretik dan analgetik dapat diberikan kenyamanan pasien dan mengontrol batuk
untuk
men/aga
. ila pasien mengalami gangguan air$ay clearance, nebulisasi dengan M2- agonis dan atau @a(l dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance% 5. Fisioterapi dada hanya dilakukan bila terdapat atelektasis dan sekret /alan napas yang berlebihan P#6"ian An!i6io!i$
1. :emua anak dengan diagnosis klinis pneumonia yang /elas perlu diberi antibiotik karena pneumonia bakterial tidak dapat dibedakan dengan pneumonia >iral. 2. moksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak balita karena eekti melawan sebagian besar patogen yang menyebabkan pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik, dan murah. lternatinya adalah co-amo"icla', ceflacor , eritromisin, klaritromisin, dan aGitromisin 3. M% pneumoniae lebih sering ter/adi pada anak yang lebih tua maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama se"ara empiris pada anak 6 tahun 4. akrolid diberikan /ika M% pneumoniae atau C% pneumonia di"urigai sebagai penyebab . moksisilin diberikan sebagai pilihan pertama /ika #% pneumoniae sangat mungkin sebagai penyebab. 5. Hika #% aureus di"urigai sebagai penyebab, kloksasilin merupakan obat pilihan, dapat /uga diberikan makrolid atau kombinasi lu"loDa"illin dengan amoksisilin 7. ntibiotik intra>ena diberikan pada pasien pneumonia yang tidak dapat menerima obat per oral $misal karena muntah* atau termasuk dalam dera/at pneumonia berat atau sangat berat 9. ntibiotik intra>ena yang dan/urkan adalah# ampisilin kloramenikol, co-amo"icla', ceftria"one, cefuro"ime, cefota"ime
dan dan
?. !emberian antibiotik oral harus dipertimbangkan /ika terdapat perbaikan setelah mendapat antibiotik intra>ena 10. ntibiotik untuk community ac!uired pneumonia# a.
@eonatus - 2 bulan# mpisilin N gentamisin. ila tidak membaik dalam 49 /am, ditambahkan makrolid
b. 6 2 bulan# lini pertama mpisilin N kloramenikol. ini kedua :etriakson atau "eotaksim. ila tidak membaik dalam 49 /am, ditambahkan makrolid ". 6 tahun # akrolid. ila tidak membaik dalam 49 /am, 14
ditambahkan ampisilin N kloramenikol d. !ada pneumonia sangat berat # pilihan pertama setriakson atau seotaksim e.
ila hasil biakan darah positi, antibiotika disesuaikan dengan hasil biakan darah tersebut
11. ila klinis perbaikan antibiotik intra>ena dapat diganti preparat oral dengan antibiotik golongan yang sama dengan antibiotik intra>ena sebelumnya. 12. =ntuk durasi pemberian antibiotik tidak ada data penun/ang yang /elas. =ntuk pneumonia tanpa komplikasi pemberian selama hari men"ukupi. =ntuk pneumonia stailokokus pemberian antibiotik hingga 14-21 hari. !neumonia karena mikoplasma perlu pemberian makrolid hingga 10 hari. N'!"isi
1. !ada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus dihindari. akanan dapat diberikan lewat nasogastric tube $@;%* atau intra>ena. %etapi harus diingat bahwa pemasangan @;% dapat menekan pernapasan, khususnya pada bayi anak dengan ukuran lubang hidung ke"il. Hika memang dibutuhkan, sebaiknya menggunakan ukuran yang terke"il. 2. !erlu dilakukan pemantauan balans "airan ketat agar anak tidak mengalami o>erhidrasi karena pada pneumonia berat ter/adi peningkatan sekresi hormon antidiuretik. 12. T#+a! Plaanan
+;, ruang rawat inap anak, !+(=
13. Pn'li!
;agal napas, empiema
14. Ino"#& Consn!
%ertulis pada tindakan in>asi
1. Tnaga S!an&a"
okter residen tingkat madya A "hie, !H!
15. La#a P"a)a!an
hari
17. Masa P#'li*an
3 hari
19. Hasil
:embuh
1?. Pa!ologi
%idak diperlukan
20. O!o+si
%idak diperlukan
21. P"ognosis
d >itam
# dubia ad bonam
d sanationam # dubia ad bonam d ungsionam # dubia ad bonam 22. Tin&a$ Lan('!
Kontrol ke poliklinik anak dalam 3 hari setelah keluar ':
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
+++++++ (
24. In&i$a!o" M&is
1. 2. 3. 4.
2. E&'$asi
Kriteria pulang
!en/elasan tentang penyakit yang dialami !en/elasan tentang ren"ana pemeriksaan diagnostik !en/elasan tentang ren"ana pengobatan !en/elasan tentang etika batuk dan higiene personal
1. ;e/ala dan tanda pneumonia menghilang 15
2. supan per oral adekuat 3. !emberian antibiotik /ika masih diperlukan dapat diteruskan di rumah $per oral* 4. Keluarga mengerti dan setu/u untuk pemberian terapi dan ren"ana kontrol . Kondisi rumah memungkinkan untuk perawatan lan/utan di rumah 25. K+'s!a$aan
1. degbola, ' and &baro, :K. 'e>iew diagnosis o "hildhood pneumonia in the tropi"s. nnal o %rop ed !ar. 2000B?4#1?7-207. 2. ritish %hora"i" :o"iety guidelines or the management o "ommunity a"Ouired pneumonia in "hildren# update 2011. %horaD 2011B55#ii1eii23. doi#10.1135thoraD/nl-2011-200?9. 3. Kartasasmita (, uddy ), :udigdo :, gustian , :etiowati +, hmad %), et al. @asopharyngeal ba"terial "arriage and antimi"robial resistan"e in under i>e "hildren with "ommunity a"Ouired pneumonia. !aediatr +ndones. 2001B41#2?2-. 4. "+ntosh K. 'e>iew arti"le# "ommunity a"Ouired pneumonia in "hildren. @ Cngl H ed. 2002B345#42?-37. . !alaoD , ;uis"are ), 'eyes ), unoG &, artineG ). iagnosti" >alue o ta"hypnea in pneumonia deined radiologi"ally. r"h is (hild. 2000#92#41-. 5. :wingler ;) and Ewarenstein . (hest radiograph in a"ute respiratory ine"tions in "hildren. %he (o"hrane ibrary. 2002 +ssue 2. 7. Ear )H, Heena !, rgent , ;ie ', adhi :. iagnosis and management o "ommunity-a"Ouired pneumonia in "hildhood A :outh ri"an %hora"i" :o"iety guidelines. :outh r H Cpidemiol +ne"t 200?B24$1*#2-35
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK INFEKSI HI7 2014 RSUP SANGLAH 16
DENPASAR
1.
No. ICD 10
20 A 24 (Human )mmunodeficiency *irus Disease+
2.
Diagnosis
In$si HI7
3.
Png"!ian
+neksi pada bayi atau anak oleh >irus )+ $ Human )mmunodeficiency *irus*
4.
Ana#nsis
1. +bu atau ayah memiliki risiko untuk terineksi )+ $riwayat narkoba suntik, promiskuitas, pasangan dari penderita )+, pernah mengalami operasi atau prosedur transusi produk darah* 2. emiliki morbiditas yang khas maupun yang sering ditemukan pada penderita )+ 3. 'iwayat kelahiran, :+, pengobatan ibu dan kondisi neonatal
.
P#"i$saan Fisi$ 1. +neksi berulang# dalam 12 bulan terakhir didapatkan riwayat 3 atau lebih ineksi bakteri berat. %ermasuk ineksi bakteri berat# !neumonia, meningitis, sepsis, selulitis
2. ral thrush# sangat mungkin kandidiasis yang berhubungan dengan ineksi )+ bila ter/adi setelah masa neonatus, tanpa riwayat pemberian antibiotika, obat imunosupresan lain dalam /angka lama, meluas hingga ke belakang lidah aring, berlangsung lebih dari 30 hari meskipun diobati dengan anti /amur. 3. !arotitis kronik# parotitis lebih dari 2 minggu 4. imadenopati generalisata# pembesaran kelen/ar pada 2 atau lebih ekstra inguinal tanpa kausa yang /elas. . !embesaran hepar tanpa kausa yang /elas. 5. emam lama berulang 7. isungsi neurologis# gangguan neurologis progresi, perkembangan terhambat, mikroseali 9. )erpes Goster ?. ermatitis )+# rash papular eritema, termasuk disini# kandidiasis kulit , kuku dan kulit kepala yang luas dan moluskum kontagiosum yang luas 5.
K"i!"ia Diagnosis
1. nak 6 19 bulan # Confirmed diagnosis # klinis sesuai dan antibodi )+ positi 2. nak 19 bulan # confirmed diagnosis # klinis sesuai dan >irologi )+ positi. Presumpti'e diagnosis # klinis sesuai dan antibodi )+ positi.
7.
Diagnosis %an&ing
+neksi >irus lain
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. !enentuan diagnosis # !emeriksaan antibodi anti )+, sebaiknya dengan C+: dan menggunakan 3 reagens yang berbeda. ila ibu atau ayah sudah diketahui mengidap )+ maka pada anaknya bila 19 bulan dilakukan pemeriksaan antigen >irus $!(' '@ atau @ )+*. ila anak 619 bulan "ukup dengan pemeriksaan antibodi )+ sa/a 2. !emeriksaan adanya ineksi-ineksi oportunistik seseuai dengan ge/ala seperti pneumonia, %, !(!, ineksi (, toDoplasma, parasit tin/a, +:K. 17
3. !emeriksaan rutin untuk mengetahui berat penyakit # darah lengkap, ungsi hati. Fungsi gin/al pada penggunaan obat-obat yang bisa mempengaruhi gin/al. ?.
Kons'l!asi
i>isi terkait dan sumber lain dalam komunitas
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
':
11. T"a+i , !in&a$an
1. %erapi ' belum dapat dimulai bila ineksi oportunistik seperti kandidiasis, diare, pneumonia, %, !(!, (, toDoplasma belum selesai dieliminasi.
-ICD /CM
2. :imultan dengan eliminasi ineksi oportunistik, perbaikan nutrisi /uga diprogramkan. 3. !asien dengan ineksi )+ perlu mendapat proilaksis !(! dengan KotrimoksaGol 4-5 mgkg 1 kali sehari hingga (4 normal atau hingga seumur hidup bagi yang pernah P"onirmedL terineksi !(!. 4. :imultan dengan perbaikan nutrisi, persiapan ' seperti normalisasi ungsi hati dan anemia serta ungsi gin/al harus diupayakan. . 'egimen '% lini + harus merupakan kombinasi 3 ', seperti # 2 @'%+ dan 1 @@'%+. !ada '% lini ++ ketiga obat ini diganti dengan 2 @'%+ dan 1 !+. O6a! An!i R!"o 7i"al
Henis
@ama &bat
osis
osis maksima l
:ignature
=sia 4 minggu# 4 mgkgdosis 8i&o3'&in -8D7,A8T
=sia 6 4 minggu - 13 tahun# 190-240 mg!%dosis
300 mgdosis
setiap 12 /am
=sia 613 tahun# 300 mgdosis =sia 30 hari#
NRTI
La#i3'&in
2 mgkgdosis
-9TC
=sia 6 30 hari atau 50 kg # 4 mgkgdosis
10 mgdosis
setiap 12 /am
6 50 kg # 10 mgdosis
S!a3'&in -&4T
=sia 0-13 hari # 0, mg kg dosis =sia 614 hari atau 30 kg # 1 mgkgdosis
30 mgdosis
setiap 12 /am
6 30 kg # 30 mgdosis A6a:a3i"
=sia 15 tahun atau 37, kg # 9 mgkgdosis
-A%C
=sia 6 15 tahun atau 6 37, kg # 300 mgdosis
Di&anosin
=sia 3 bulan#
setiap 12 /am
18
0 mg!%dosis -&DI
200 mgdosis
=sia 3 bulan - 13 tahun# 120 mg!%dosis
setiap 12 /am
=sia 613 tahun atau 6 50 kg# 200 mgdosis escalating dose : N3i"a+in -N7P
2 minggu + #150 mg!%dosis
200 mgdosis
setiap 24 /am
2 minggu ++#150mg!%dosis
200 mgdosis
setiap 12 /am
selan/utnya # 200mg!%dosis
setiap 12 /am
10 - 1 kg # 200mg NNRT I
Ea3i"n;
1 - 20 kg # 20mg
-EF7
20 - 2 kg # 300mg
500 mgdosis
2 - 33 kg # 30mg
$ 6 40 kg*
setiap 24 /am
33 - 40 kg # 400mg 6 40 kg # 500mg =sia 6 5 bulan - 13 tahun # 22 mg!% ! atau 7, mg!% 'itona>ir a!a' Lo+ina3i" , PI
Ri!ona3i" -LP7,"
7-1 kg # 12 mgkgdosis ! atau 3 mgkgdosis 'itona>ir 1 - 40 kg # 10 mgkgdosis ! atau mgkg dosis 'itona>ir
400 mg !100 mg
setiap 'itona>ir 12 /am
6 40 kg # 400 mgdosis ! atau 100 mgdosis 'itona>ir
12. T#+a! Plaanan
Hempiring, pudak, poliklinik
13. Pn'li!
+neksi berulang
14. Ino"#& Consn!
iperlukan saat tes melalui (%. ila tes melalui !+%( tidak diperlukan informed consent khusus Q prosedur non in>asi 19
1. Tnaga S!an&a"
okter i>isi lergi +munologi, residen adya, 2 dan (hie
15. La#a P"a)a!an
erkisar 1-3 bulan bila disertai diare berdarah dan atau malnutrisi.
17. Masa P#'li*an
3-5 bulan
19. Hasil
embaik
1?. Pa!ologi
-
20. O!o+si
-
21. P"ognosis
ubia ad malam untuk stadium 4
22. Tin&a$ Lan('!
1. Kontrol !oliklinik 2. onitor compliance, eek samping obat, perbaikan perburukan klinis dan lab $rutin, imunologis, >irologis*, escalating dose ne>irapine, +'+:, proilaksis !(!, monitor ke"ukupan kalori dan nutrisi makro mikro, tumbuh kembang dan imunisasi $bila keadaan umums udah baik*, identiikasi masalah so"ial dalam keluarga dan masyarakat, serta beri dukungan, kemungkinan gagal terapi. 3. enilai kesiapan disclosure
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
1
24. In&i$a!o" M&is
%anda ineksi hilang, aktiitas hidup baik dan interaksi sosial baik
2. E&'$asi
1. Kontrol teratur $sebelum obat habis* 2. 'utin minum ' 3. Haga kebersihan 4. (egah penularan ineksi dengan menutup luka . !enghindaran kontak dengan duh tubuh orang sakit 5. is"losure oleh orang tua
25. K+'s!a$aan
1. World )ealth &rganiGation-'egional &i"e or :outh-Cast sia. )++: a"ts and igures. iunduhdarihttp#www.whosearo)+-+:Fa"tsandFigure.htm 2. %he working group on antiretro>iral and medi"al management o )+-ine"ted "hildren. %he national resour"es and ser>i"es administration, and the national institute o health. ;uidelines or the use o antiretro>iral agents in pediatri" )+ ine"tion. iunduhdarihttp#www.aidsino.org 3. Fis"her , e/"Gak (, ambert (, :er>ais H, akombe @, 'usine H, dkk. :imple @ eDtra"tion method or dried blood spots and "omparison o two !(' assays or diagnosis o >erti"al human immunodei"ien"y >irus type 1 transmission in 'wanda. H (lini"robiol 2004B 42#15-20 4. !hutanakit %, &berdorer , karathum @, Kan/ana>anit :, Wannarit !, :irisanthana %, dll. Ci"a"y o highly a"ti>e antiretro>iral therapy in )+-ine"ted "hildren parti"ipating in %hailandRs national a""ess to antiretro>iral program. (lin +ne"t is 200B41#100-7 . epkes'+ , anual pelatihan (:% untuknak, Hakarta 2010 5. W)& po"ket book o hospital "are or "hildren.W)& ;ene>a, 200. 20
7. World )ealth &rganiGation-'egional &i"e or :outh-Cast sia. )++: a"ts and igures. iunduhdarihttp#www.whosearo)+-+:Fa"tsandFigure.htm 9. %he working group on antiretro>iral and medi"al management o )+-ine"ted "hildren. %he national resour"es and ser>i"es administration, and the national institute o health. ;uidelines or the use o antiretro>iral agents in pediatri" )+ ine"tion. iunduhdarihttp#www.aidsino.org ?. Fis"her , e/"Gak (, ambert (, :er>ais H, akombe @, 'usine H, dkk. :imple @ eDtra"tion method or dried blood spots and "omparison o two !(' assays or diagnosis o >erti"al human immunodei"ien"y >irus type 1 transmission in 'wanda. H (lini"robiol 2004B 42#15-20 10. !hutanakit %, &berdorer , karathum @, Kan/ana>anit :, Wannarit !, :irisanthana %, dll. Ci"a"y o highly a"ti>e antiretro>iral therapy in )+-ine"ted "hildren parti"ipating in %hailandRs national a""ess to antiretro>iral program. (lin +ne"t is 200B41#100-7 11. epkes'+ , anual pelatihan (:% untuknak, Hakarta 2010 12. W)& po"ket book o hospital "are or "hildren.W)& ;ene>a, 200. 13. !! FK =@= 14. ;lobal =pdate on im pa"tandopportunuties.
)+
%reatment
2013#
result,
21
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK MENINGITIS %AKTERIALIS 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
;01
2.
Diagnosis
Mningi!is %a$!"ialis
3.
Png"!ian
eningitis merupakan peradangan pada selaput otak $meningen* yang disebabkan oleh berbagai bakteri pathogen.
4.
Ana#nsis
1. !er/alanan klinis sering didahului oleh ineksi saluran napas atas atau saluran "erna $demam, batuk, pilek, men"ret serta muntahmuntah. 2. ;e/ala# demam, sakit kepala dan kaku kuduk dengan atau tanpa penurunan kesadaran.
.
P#"i$saan Fisi$ 1. !enurunan kesadaran dapat bermaniestasi iritabel sa/a atau penurunan kesadaran yang lebih dalam sampai koma.
2. =bun-ubun besar tegang atau menon/ol $kalau ubun-ubun besar masih terbuka* 3. %anda rangsang meningen $kaku kuduk, tanda rudGinsky + I ++, tanda Kernig*. 4. %anda rangsang meningen sulit ditemukan pada anak 1 tahun. . Ke/ang okal atau umum dan deisit neurologis lainnya. 5.
K"i!"ia Diagnosis
1. ;e/ala klinis a.
!enurunan kesadaran iritabel sampai koma.
b. =bun-ubun besar tegang atau membon/ol $kalau ubun-ubun besar masih terbuka* ".
%anda rangsang meningen $kaku kuduk, tanda rudGinsky + I ++, tanda Kernig*. %anda rangsang meningen sulit ditemukan pada anak 1 tahun
d. Ke/ang okal atau umum dan deisit neurologis lainnya. 2. !enun/ang lab# !ungsi lumbal $lumbal puncture !* a.
Humlah sel leukosit# 100-10.000u $dominan !@*
b.
!rotein tinggi 200-00d,
". ;lukosa (:: rendah 40 mgd d. !enge"atan gram ditemukan bakteri agent penyebab e. Kultur (:: positi . 7.
Diagnosis %an&ing
1. 2. 3. 4.
:erologis $late" agglutination*
eningitis septik eningitis % Cnsealitis Cnsealopati 22
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. arah lengkap, kadar gula darah, elektrolit serum, kultur darah 2. !ungsi lumbal $lumbal puncture!* 3. (% s"an '+ kepala diker/akan bila ada indikasi. 4. Clektroensealograi $CC;* bila ada ke/ang.
?.
Kons'l!asi
1. =' 2. edah :ara 3. %)% 4. ata
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
:emua pasien meningitis bakterialis dirawat di rumah sakit selama 1421 hari
11. T"a+i , !in&a$an
!emberian antibiotika diawali se"ara empiris $oleh karena terapi antibiotika harus se"epatnya diberikan*, kemudian disesuaikan dengan hasil penge"atan gram, biakan kuman, dan tes resistensi.
-ICD /CM
1. %erapi antibiotika empiris $sesuai dengan umur*, lama pengobatan 10-14 hari. a. =mur 1-3 bulan a* mpi"ilin 200-400 mgkgbbhr i.> dibagi 4 dosis dan (eotaDime 200 mgkgbbhr i.> dibagi 2-3 dosis. b* (etriaDone 100 mgkgbbhr i.> dibagi 2 dosis. b. =mur 6 3 bulan a* (eotaDim 200 mgkgbbhr i.>, dibagi 3-4 dosis b* (etriaDon 100 mgkgbbhr i.>, dibagi 2 dosis "* mpi"ilin 200-400 mgkgbbhr i.>, dibagi 4 dosis dan kloramenikol $apabila tidak ada kontraindikasi* 100 mgkgbbhr, i.> dibagi 4 dosis. 2. !emberian deksametason $rekomendasi !* osis 0,5 mgkgbbhr dibagi 4 dosis $2 hari pertama sa/a*, sebelum atau saat pemberian antibiotika. 3. !emberian manitol 208# atas indikasi osis 0,-1 grkg D setiap 9 /am. 12. T#+a! Plaanan
1. !+(= 2. angsal
13. Pn'li!
1. )idrosealus obstrukti, subdural eusi, abses otak, :+). 2. Ke/ang, dapat berkembang men/adi epilepsi. 3. )emiparese, tetraparese, mental retardasi, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, atroi otak, dll.
14. Ino"#& Consn!
=ntuk tindakan !
1. Tnaga S!an&a"
okter :pesialis nak, okter :pesialis nak Konsultan, okter 'esiden.
15. La#a P"a)a!an
14-21 hari
17. Masa P#'li*an
7 hari 23
19. Hasil
1. )idup dengan tanpa ge/ala sisa 2. eninggal
1?. Pa!ologi
+nlamasi pada meningen
20. O!o+si
-
21. P"ognosis
1. ngka kematian 10-308 2. !rognosis kurang baik dengan ge/ala sisa berat# bila ter/adi ke/ang yang sulit di atasi dalam 4 hari pertama. 3. :ekitar 58 kasus ter/adi +( dengan prognosis buruk
22. Tin&a$ Lan('!
1. 2. 3. 4. . 5.
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
++
24. In&i$a!o" M&is
2. E&'$asi
(% s"an kepala bila ada indikasi. !erlu operasi -! shunt eDternal drainase bila ada komplikasi. CC; bila ada men/adi epilepsi. %est C' Konsul ata Fisioterapi okupation terapi spee"h terapi
1. Klinis baik 2. ebas demam 7 A 10 hari 3. nalisis (: normal N kultur negati 1. Ke/ang epilepsi 2. ;e/ala sisa# gangguan pendengaran, penglihatan 3. Fisioterapi
25. K+'s!a$aan
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK SEPSIS DAN MENINGITIS NEONATORUM 24
2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
41
2.
Diagnosis
S+sis &an Mningi!is Nona!o"'#
3.
Png"!ian
:epsis @eonatorum adalah sindrom klinis yang timbul akibat respon inlamasi sistemik $#ystemic )nflammatory espons #yndrome-#)# * yang ter/adi sebagai akibat ineksi bakteri, >irus, /amur ataupun parasit yang timbul pada 1 bulan pertama kehidupan.
4.
Ana#nsis
Fa$!o" "isi$o #ao"
1. Ketuban pe"ah 6 24 /am 2. +bu demam saat intrapartum suhu 6 39 0( 3. Korioamnionitis 4. enyut /antung /anin menetap 6 150Dmenit . Ketuban berbau Fa$!o" "isi$o #ino"
1. Ketuban pe"ah 6 12 /am 2. +bu demam saat intrapartum suhu 6 37, 0( 3. @ilai pgar rendah $ menit ke-1 , menit ke- 7 * 4. ayi berat lahir sangat rendah $:'* 100 gram . =sia gestasi 37 minggu 5. Kehamilan ganda 7. Keputihan yang tidak diobati 9. +neksi :aluran Kemih $+:K* tersangka +:K yang tidak diobati .
P#"i$saan Fisi$ %anda klinis sepsis neonatorum tidak spesiik dan berhubungan dengan karakteristik kuman penyebab dan respon tubuh terhadap masuknya kuman, seperti#
1. +regularitas temperatur# hipertermi, hipotermi, 2.
!erubahan prilaku# letargi, iritabel
3.
!erubahan tonus
4. Kelainan pada kulit# perusi periir buruk, sianosis, mottling, pu"at, petikie, rash, ikterus, sklerema . asalah minum# intoleransi minum 5. asalah saluran "erna# muntah, diare, kembung 7. asalah kardiopulmoner# takipnea, takikardia, hipotensi, distres pernaasan $sesak, retraksi, grunting, sianosis sentral* 9. asalah metabolik# hipoglikemia, hiperglikemia, metabolik asidosis 5.
K"i!"ia Diagnosis
!endekatan diagnosis# 1. Faktor risiko sepsis neonatorum 2. Faktor risiko mayor a. Ketuban pe"ah 6 24 /am b. +bu demam saat intrapartum suhu 6 39 0( ". Korioamnionitis d. enyut /antung /anin menetap 6 150Dmenit 25
e. Ketuban berbau 3. Faktor risiko minor a. Ketuban pe"ah 6 12 /am b. +bu demam saat intrapartum suhu 6 37,0( ".
@ilai pgar rendah $ menit ke-1 , menit ke- 7 *
d. ayi berat lahir sangat rendah $ :' * 100 gram e. =sia gestasi 37 minggu .
Kehamilan ganda
g. Keputihan yang tidak diobati h. +neksi :aluran Kemih $+:K* tersangka +:K yang tidak diobati P#"i$saan +n'n(ang ang &ian('"$an - SEPTIC MARKER)
1. )itung leukosit $ @ 000u - 30.000u* 2. )itung trombosit $ @ 6 10.000u* 3. +% rasio $rasio neutroil imatur dengan neutroil total*# $@ 0,2* =sia
1 hari
3 hari
7 hari
14 hari
1 bulan
+% 'atio
0,15
0,12
0,12
0,12
0,12
4. ('! $ @ 1,0 mgd atau 10 mg* . Kultur darah 7.
Diagnosis %an&ing
Cnsealitis
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. !emeriksaan penun/ang eberapa tahun terakhir para peneliti banyak mempela/ari interleukin-5 sebagai petanda awal pada sepsis neonatorum. +nterleukin-5 adalah sitokin yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh dan berperan dalam respons imunologik terhadap ineksi. :atu penelitian menun/ukkan pada :@ kadar interleukin-5 meningkat 6 100 pgm bila diperiksa pada usia 0-12 /am pertama, dengan sensiti>itas 1008 dan spesiisitas 9?8. @amun demikian teknik pemeriksaan sulit dan perlu biaya tinggi sehingga masih memerlukan penelitian lebih lan/ut. :aat ini telah dikembangkan metode .ate" Particle /gglutination (.P/+ dan Countercurrent immunoelectrophoresis (C)0+ untuk pemeriksaan terhadap #treptococcus grup dan 0% coli% !emeriksaan ini biasanya dilakukan bila hasil kultur negati atau dikhawatirkan negati karena pemberian antibiotika maternal intrapartum. 2. =rine =rine dikumpulkan se"ara pungsi buli-buli. i"urigai adanya ineksi bila# a. idapatkan 6 2 leukosit pada !K b. idapatkan 6 1 bakteri pada pemeriksaan dengan oil emersion 3. (airan serebrospinal iduga adanya meningitis bila terdapat# a. :el darah putih 6 10mm3 b. Kadar glukosa 20 mg8 ".
danya kuman pada penge"atan gram 26
4. Foto thoraD iker/akan untuk melihat kemungkinan adanya pnemonia . Kultur arah, "airan serebrospinal, urine dan eses ?.
Kons'l!asi
1. ila ada hipoglikemia hiperglikemia persisten konsultasi ke :ubdi>isi Cndokrinologi 2. ila ter/adi gagal naas rawat intensi di @+(= 3. ila ada gangguan penglihatan konsulkan ke agian ata 4. ila ada gangguan pendengaran konsulkan ke agian %)% . ila ada deisit neurologi konsulkan ke @eurologi anak dan +nstalasi 'ehabilitasi edis bila perlu rehabilitasi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
:emua pasien dengan meningitis dan sepsis
11. T"a+i , !in&a$an
!emilihan antibiotika untuk terapi inisial menga"u pada /enis kuman penyebab tersering dan pola resistensi kuman di masing-masing pusat kesehatan.
-ICD /CM
:ebagai initial terapi digunakan "eotaDime, dengan dosis# 1. 7 hari 100 mgkghari dibagi 2 dosis 2. 7 hari 10 mgkghari dibagi 3 dosis 3. =ntuk meningitis 200 mgkghari dibagi 4 dosis segera setelah didapatkan hasil kultur darah maka /enis antibiotika disesuaikan dengan kuman penyebab dan pola resist ensinya. ama pemberian antibiotika# 1. :epsis adalah 10-14 hari 2. eningitis adalah 21 hari =ntuk ineksi /amur dapat dipakai# 1. mphoteri"in $ iposomal * 2. osis Q 1 mgkghari, dapat ditingkatkan 1 mgkg perharinya sampai dengan maksimal 3mgkghari. 3. ila no. 1 sulit didapat, dapat diganti amphoteri"in dosis 0,2mgkghari sampai dengan maksimal 1mgkghari. 4. !ilihan lain adalah Flu"onaGole dosis inisial 5mgkgB lalu 3mgkg. =sia 1 minggu Q setiap 72 /am =sia 2 A 4 minggu Q 49 /am =sia 6 4 minggu Q 24 /am %atalaksana non-kon>ensional 1. +munoglobulin intra>ena +munoglobulin intra>ena untuk proilaksis maupun terapi :@ saat ini belum bdian/urkan untuk diberikan se"ara rutin. anyak penelitian mengenai hal ini menggunakan /umlah sampel yang ke"il, dan belum ada sediaan imunoglobulin yang spesiik. eberapa eek samping dan komplikasi telah dilaporkan seperti ineksi, hemolisis dan supresi kekebalan tubuh pada pemberian imunoglobulin hiperimun. !ada kondisi-kondisi tertentu seperti sepsis yang berat atau ineksi berulang pada neonatus kurang bulan, ada peneliti yang 27
mengan/urkan pemberian imunoglobulin intra>ena dengan dosis 00-1000 mgkgkali setiap dua minggu. 2. %ransusi FF! $ 1resh 1roen Plasma * FF! mengandung antibodi, komplemen, dan protein lain seperti Creacti'e protein dan fibronectin% ntibodi bayi baru lahir terbatas pada spesiikasi yang dihasilkan oleh ibunya, tidak termasuk antibodi protekti terhadap patogen tertentu. FF! mengandung antibodi protekti, namun dalam dosis 10 mkg, /umlah antibodi tidak adekuat untuk men"apai kadar proteksi pada tubuh bayi. !ada pemberian se"ara kontinu $seperti 10 mkg setiap 12 /am* maka kadar proteksi dapat ter"apai. 3. %ransusi sel darah putih %ransusi sel darah putih sebagai terapi a/u>an pada :@ dan ineksi neonatal umumnya masih dalam tahap u/i "oba dan belum dian/urkan penggunaannya. )anya beberapa pusat kesehatan di merika :erikat yang mampu mengisolasi granulosit untuk sediaan transusi. %ransusi granulosit /uga potensial mempunyai komplikasi seperti ineksi dan reaksi transusi, disamping biaya tinggi dan teknik pembuatan yang sulit. 4. !emberian G-C#1 dan GM-C#1 khir-akhir ini banyak peneliti mempela/ari colony-stimulating factor , yaitu suatu protein spesiik yang penting untuk prolierasi dan dierensiasi sel progenitor granulosit serta mempengaruhi ungsi granulosit matang. :aat ini terdapat 2 /enis protein tersebut yang banyak diteliti berkaitan dengan ineksi pada neonatus, yakni granulocyte stimulating factor (G-C#1+ dan granulocytemacrophage colony-stimulating factor (GM-C#1+% :uatu penelitian melaporkan peningkatan /umlah neutroil absolut, eosinoil, monosit, limosit dan trombosit dengan pemberian ;-(:F rekombinan pada neonatus yang sepsis. @amun demikian masih diperlukan penelitian lebih lan/ut untuk mengu/i eekti>itas terapi ini. . %ransusi tukar :e"ara teoritis, transusi tukar dengan menggunakan $hole blood segar pada sepsis neonatorum bertu/uan $1* mengeluarkan mengurangi toksin atau produk bakteri serta mediator-mediator penyebab sepsis $2* memperbaiki perusi perier dan pulmonal dengan meningkatkan kapasitas oksigen dalam darah dan $3* memperbaiki sistem imun dengan adanya tambahan neutroil dan berbagai antibodi yang mungkin terkandung dalam darah donor. %ransusi tukar /uga mempunyai beberapa kelemahan seperti kesulitan teknik pelaksanaan, potensial ineksi dan reaksi transusi. elum ada penelitian berskala besar untuk mengu/i eikasi dan keamanannya sehingga transusi tukar tidak dian/urkan sebagai terapi sepsis se"ara umum maupun :@. 5. Kortikosteroid %erapi kortikosteroid intra>ena terhadap sepsis masih kontro>ersial. Walaupun kortikosteroid pernah digunakan untuk terapi sepsis tetapi keman/urannya masih diragukan, mungkin karena pemberiannya terlambat yaitu setelah kaskade mediator inlamasi dimulai. 28
12. T#+a! Plaanan @+(=, (empaka arat 13. Pn'li!
1. :yok septik 2. eningitis 3. Kolestasis 4. ;agal naas . +( 5. sidosis metabolik ;e/ala sisa neurologis # gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, gangguan bela/ar, gangguan tingkah laku, retardasi mental
14. Ino"#& Consn!
!ada saat dilakukan !
1. Tnaga S!an&a"
1. okter spesialis anak 2. okter umum 3. !erawat
15. La#a P"a)a!an
14 hari $bila tidak ada masalah prematuritas, ' dan komplikasi*
17. Masa P#'li*an
:angat tergantung pada prematuritas, ', dan ada tidaknya komplikasi
19. Hasil
ila tidak ada komplikasi dapat sembuh sempurna
1?. Pa!ologi
%idak perlu
20. O!o+si
%edak perlu
21. P"ognosis engan diagnosis dan pengobatan dini, bayi dapat terhindar dari sepsis yang berkepan/anganB namun bila tanda klinis dan atau adanya aktor risiko yang berpotensial menimbulkan ineksi tidak terdeteksi, maka angka kesakitan dan kematian dapat meningkat. ;e/ala sisa neurologis timbul pada 1-308 neonatus dengan meningitis. 22. Tin&a$ Lan('!
1. :etelah pulang kontrol se"ara teratur ke poliklinik. 2. Kasus dengan komplikasi deisit neurologis memerlukan perawatan rehabilitasi medis, dan stimulasi tumbuh kembang.
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
+
24. In&i$a!o" M&is
2. E&'$asi
25. K+'s!a$aan
1. 2. 3. 4.
Klinis :tabil arker ineksi normal )asil kultur negati (: normal
:epsis dan meningitis merupakan penyakit yang berat, sering menyebabkan kematian dan komplikasi yang dihasilkan sangat beragam sesuai dengan berat ringannya penyakit awal. 1
;omella %, (unnigham , Cyal F;. :epsis. alam# ;omella %, (unnigham , Cyal F;. penyunting. @eonatology # anagement, pro"edures, on "all problems, diseases, drugs. edisi ke-5. @ew Jork# ange edi"al ook";raw-)ill, 200?. h. 55-572.
2
!aupulo K. a"terial and ungal ine"tions. alam # (loherty H!, :tark ', penyunting. anual o neonatal "are. Cdisi ke-5. !hiladelphia # ippin"ot Williams and Wilkins,2009.h.274-300. 29
3
!our"yrous , ada ):, Korones :, aselski , Wong :!. :ignii"an"e o serial (-rea"ti>e protein responses in neonatal ine"tion and other disorders. !ediatri"s 1??3B ?2#431-.
4
one '(. %he sepsis syndrome # deinition and general approa"h to management. (lin (hest ed 1??5B 17#17-90.
!owell K'. :epsis and sho"k. alam # ehrman 'C, Kliegman ', Henson ), penyunting. @elson teDtbook o pediatri"s. !hiladelphia # W :aunders, 2000.h.747-1.
5
:mith H. a"terial and ungal ine"tion o the neonate. alam # !omeran"e HH, 'i"hardson (H, penyunting. @eonatology or the "lini"ian. (onne"ti"ut # ppleton I ange, 1??3.h.19-200.
7
lorens S:, "(ra"ken ;). (lini"al pharma"ology o antiba"terial agents. alam # 'emington H:, Klein H&, penyunting. +ne"tious disesase o the etus and newborn inant. !hiladelphia # W :aunders,1??.h. 1297-1325.
9
Wasserman '. @on"on>entional therapies or neonatal sepsis. Hournal o +ne"tious iseaseB 1?93# 421 A 423.
?
%he 'oyal WomenRs )ospitalB +ntensi>e and :pesial (are @urseries. (lini"ianRs )andbook. February 2003.h.155.
10 minullah . :epsis pada bayi baru kahir. alam# Kosim , Junanto , ewi ', :aroso ;+, =sman , penyunting. uku a/ar neonatologi. (etakan +. Hakarta# ! ++,2009.h.170-197. 11 'ohsiswanto '. eteksi dan tatalaksana terkini sepsis neonatorum. alam# ditiawati, lia ', penyunting. eteksi dini dan tatalaksana kegawatan pada bayi baru lahir. @askah lengkap !endidikan Kedokteran erkelan/utan +++ epartemen +lmu Kesehatan nak Fakultas Kedokteran=ni>ersitas :riwi/aya ':=! '. oh. )oesin !alembangB 200? 31 &ktober-1 @opemberB !alembang# epartemen +lmu Kesehatan nak FK =@:'+-':), 200?.
30
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK ASFIKSIA NEONATORUM 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
' 0?.01
2.
Diagnosis
Asi$sia %"a!
3.
Png"!ian
:uatu keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak bernapas se"ara spontan, teratur dan adekuat
4.
Ana#nsis
ayi lahir tidak langsung menangis
.
P#"i$saan Fisi$
istres napas, bradikardia, releks lemah, tonus otot menurun, warna kulit biru atau pu"at
5.
K"i!"ia Diagnosis
engan menentukan nilai !;' menit ke 1, , 10 dan 1. @ilai !;' menit ke 1 Q 0-3
7.
Diagnosis %an&ing
%idak ada
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
ila ada indikasi, dapat dilakukan# analisa gas darah, oto thoraD, (% :"an kepala
?.
Kons'l!asi
@eonatologi intensi
10. P"a)a!an R'#a* @+(=, ruang neonatologi le>el ++ Sa$i! 11. T"a+i , !in&a$an -ICD /CM
!rinsip tatalaksana# 1. :egera dilakukan setelah bayi lahir 2. +nter>ensi harus "epat, tepat, /angan sampai terlambat 3. !ada dasarnya harus melakukan penilaian terhadap 3 hal# "ukup bulan, bernapas atau menangis, tonus otot baik
31
12. T#+a! Plaanan
Kamar bersalin, ruang operasi, @+(=, neonatologi le>el ++
13. Pn'li!
!endarahan dan edema otak, )ipoksik +skemik Cnsealopati $)+C*, @e"rotiGing Cntero"olitis $@C(*, gagal gin/al akut, hiperbilirubinemia.
14. Ino"#& Consn!
%ertulis untuk tindakan kedokteran# intubasi, pemasangan >entilator, (!!, perawatan @+(=.
1. Tnaga S!an&a"
okter anak, perawat, dokter umum yang telah mendapat pelatihan resusitasi neonatus.
15. La#a P"a)a!an
7 hari
17. Masa P#'li*an
:esuai penyulit
19. Hasil
!erbaikan pola napas, saturasi oksigen
1?. Pa!ologi
%idak diperlukan
20. O!o+si
%idak diperlukan
21. P"ognosis
apat menyebabkan retardasi mental, kelainan neurologis dan kematian
22. Tin&a$ Lan('!
!emantauan rutin /angka pan/ang
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
+
24. In&i$a!o" M&is
Ke/adian entilator sso"iated pemakaian (!!, angka mortalitas
2. E&'$asi
Komplikasi /angka pan/ang
25. K+'s!a$aan
1. !edoman !elayanan edis Kesehatan nak, ag:F +K FK
!neumonia
$!*,
pemantauan
32
=@= ':=! :anglah, 2011 2. !anduan 'esusitasi @eonatus edisi ke 5, !erinasia, 2012
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK GAGAL NAPAS 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
H?5.?
2.
Diagnosis
Gagal Na+as
3.
Png"!ian
;agal napas adalah suatu keadaan dimana ter/adi kegagalan pertukaran gas dalam paru, ditandai dengan turunnya kadar oksigen $hipoksemia* atau naiknya kadar karbonmonoksida $hiperkarbia* atau kombinasi keduanya dalam darah.
4.
Ana#nsis
ispnoe, depresi pernapasan, sakit kepala. 33
.
P#"i$saan Fisi$ :ianosis, perubahan pola napas $dispnoe, hiperpnoe*, retraksi otot pernapasan, terganggunya tingkat kesadaran dan adanya gruntung pada saat ekspirasi, >asodilatasi respiratori
5.
K"i!"ia Diagnosis
Kriteria diagnosis# 1. &nsetnya akut 2. %er/adi iniltrasi bilateral pada paru 3. %ekanan arteri pulmonal 1? mm)g $tanpa ada tanda klinik ()F* 4. Kegagalan oksigenasi, yang ditun/ukkan dengan# a. !a&2Fi&2 300 $+* b. !a&2Fi&2 200 $':*
7.
Diagnosis %an&ing
;agal napas akibat asidosis metabolik $apabila )(& 3 menurun*
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
nalisa ;as arah
?.
Kons'l!asi
i>isi !ediatri ;awat arurat
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
'uang !erawatan intensi
11. T"a+i , !in&a$an
1. !engobatan spesiik#
-ICD /CM
pengobatan ini ditu/ukan kepada etiologi, pengobatan yang diberikan sesuai dengan etiologinya 2. !engobatan non spesiik# pengobatan ini harus segera dilakukan untuk mengatasi ge/ala-ge/ala yang timbul agar tidak /atuh kedalam keadaan yang lebih buruk. a.
%erapi oksigenB "ara pemberian oksigen dapat dipakai "ara# lat
Konsentrasi &2 $8*
Kateter nasal
30 A 40
:ungkup muka
3 A 5
entilator
21 A 100
+nkubator
30 - 40
b. !erbaikan /alan napas# a* &bstruksi /alan napas bagian atas# hipereksensi kepala $men"egah lidah /atuh ke posterior menutup /alan napas* b* !emasangan pipa naso-oroaringeal $;uedel* "* antuan >entilasi# bantuan napas mulut ke mulut hidung d* entilasi +!! $ )ntermittent Positi'e Pressure 3reathing *# pasien bernapas melalui sungkup yang dihubungkan dengan >entilator e* %idak ada perbaikan# >entilasi kendali $>entilasi pasein sepenuhnya dikendalikan oleh >entilator ". Fisioterapi dada# untuk membersihkan /alan napas spontan, dengan melakukan tepukan-tepukan pada dada dan punggung. Kadang-kadang diperlukan obat-obatan seperti mukolitik. 34
12. T#+a! Plaanan
':=! :anglah enpasar
13. Pn'li!
Kematian
14. Ino"#& Consn!
%ertulis
1. Tnaga S!an&a"
okter Konsultan +ntensi>e (are, perawat terlatih
15. La#a P"a)a!an
A 7 hari
17. Masa P#'li*an
3 hari
19. Hasil
!emulihan kemampuan bernaas
1?. Pa!ologi
:esuai penyakit dasar
20. O!o+si
%idak diperlukan
21. P"ognosis
ergantung kepada etiologi, diagnosis dini, dan ke"epatan serta penanganan gagal napas
22. Tin&a$ Lan('!
onitoring
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
+
24. In&i$a!o" M&is
@aas spontan
2. E&'$asi
!erburukan kondisi
25. K+'s!a$aan
1. uhardi, %ampubolon &C, gagal napas akut. alam. uhardi, penyunting. !enatalaksanaan pasien di +ntensi>e =nit "are, Hakarta, FK=+, 1?9?.h,1-?. 2. Kal arek ', :toller HK, !rin"iple o 'espiratory "are. alam# yres :, ;ren>ik , )olbraek !', :hoemaker W(, penyunting. %eDtbook o "riti"almare. W :aunders, 1??.h.599-?5. 3. oore ;(, "ute 'espiratory FailureB dalam# e>in E, ooris F(, oore ;(, penyunting. pra"ti"al ;uide to pediatri" +ntensi>e (are. %he ( osby, 1?94.h.9,52. 4. )uges , =pper airway emergen"ies. alam# 'eisdor C/, penyunting. !ediatri" emergen"y medi"ine. W :aunders, 1??3.h.250-70.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK S
1.
No. ICD 10
'7.?
2.
Diagnosis
So$
3.
Png"!ian
:indrom klinis akibat kegagalan sistemik sirkulasi dengan akibat ketidak"ukupan pasokan oksigen dan substrat metabolik lain ke /aringan serta kegagalan pembuangan sisa metabolism.
4.
Ana#nsis
patis, lemah, membran mukosa pu"at, kualitas pulsus /elek, takipneu, temperatur tubuh rendah, gaduh gelisah, pengisian kapiler melambat. 35
.
P#"i$saan Fisi$ %ekanan darah rendah, tekanan arteri rendah, capilarry refill time lambat, takikardia atau bradikardia, oligouria, hemokonsentrasi.
5.
K"i!"ia Diagnosis
1. Fase +# kompensasi a. Kompensasi temporer b. !eningkatan simpatis, peningkatan :' dan penurunan tekanan nadi ". istribusi selekti aliran darah d. !eningkatan retensi natrium dan air 2. Fase ekompensasi a. Kompensasi mulai gagal b. )ipoperusi sehingga metabolisme anaerob ".
ter/adi
hipoksia
/aringan
ter/adi
!elepasan mediator sehingga ter/adi peningkatan >asodilatasi, permeabilitas meningkat, depresi miokard meningkat dan ter/adi gangguan koagulasi
3. Fase +re>ersibel a. Kompensasi gagal b. (adangan energi tubuh sangat menurun ".
%er/adi kerusakan kematian sel sehingga ter/adi disungsi organ multipel
7.
Diagnosis %an&ing
:esuai penyebab dasar
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
nalisa gas arah, arah engkap, Kultur arah, Faal )emostasis, Fungsi )ati, Fungsi ;in/al dan ;ula arah
?.
Kons'l!asi
okter Konsultan ;awat arurat dan +neksi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
iperlukan
11. T"a+i , !in&a$an
1. 'esusitasi awal
-ICD /CM
a.
&ksigen 1008 N 'entilatory support
b. !asang akses >askuler ". 1luid challenge $20 mlkg* d. :e"epatnya 10 menit e. apat diulang 2-3 kali .
Kristaloid atau koloid
2. !emantauan awal a. 'espon terhadap fluid challenge b. !antau produksi urine ". !emeriksaan penun/ang 3. 'esusitasi an/ut a.
ila fluid challenge non responsi'e
b. +ntubasi dan >entilasi mekanik ". !asang (( dan loading hati-hati 36
d. Koreksi eek inotropik negati )b gdl e.
!'( 10 mlkg $)t 40 A 0 >ol8*
&bat inotropik
12. T#+a! Plaanan
'uang perawatan intensi atau ruang perawatan biasa yang memiliki monitor
13. Pn'li!
Kematian
14. Ino"#& Consn!
%ertulis
1. Tnaga S!an&a"
okter Konsultan )ntensi'e Care, perawat terlatih
15. La#a P"a)a!an
3 A hari
17. Masa P#'li*an
3 hari
19. Hasil
!emulihan syok
1?. Pa!ologi
Kuman penyebab ineksi
20. O!o+si
%idak diperlukan
21. P"ognosis
ergantung kepada etiologi, diagnosis dini, dan ke"epatan serta penanganan gagal napas
22. Tin&a$ Lan('!
onitoring
23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
1. %ingkat e>idens# ++-1 $e>idens yang didapat dari non-randomied controlled trial *. 2. %ingkat 'ekomendasi# $terdapat akta yang "ukup berkualitas untuk mendukung rekomendasi bahwa inter>ensi tersebut dapat diterapkan*
24. In&i$a!o" M&is
!erbaikan hemodinamik
2. E&'$asi
!erburukan kondisi $syok berulang*
25. K+'s!a$aan
1. Franklin (, aro>i" ;& dan . onitoring the patient in :ho"k. alam buku# aro>i" ;&, ed. )emodynami" onitoring# in>asi>e and @onin>asi>e (lini"al ppli"ation. =:# C. :aunders (o. 1??B 441-4??. 2. leDander '), !ro"tor )H :ho"k. alam buku# ad>an"e %rauma ie :upport (ourse or !hysi"ians, =:, 1??3B 7-?4 3. )aupt %, (arison 'W. naphyla"ti" and naphyla"toid 'ea"tion. alam buku# :hoemaker W(, yres :, ;ren>ik eds, %eDtbook o (riti"al (are, !hiladelphia, 1?9?B ??3-1002. 4. tkinson ':, )amblin HH, Wright HC(. :ho"k. alam buku# handbook o +ntensi>e (arre. ondon# (hapman and )all, 1?91# 192?. . Wilson 'F, ed. :ho"k. alam buku# (riti"al (are anual. 1?91B "# 1-42. 5. artholomeusG , :ho"k, dalam buku# sae nesthesia, 1??5B 409413.
37
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK KE=ANG DEMAM 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
'5.01
2.
Diagnosis
K(ang D#a# S&"*ana -KDS K(ang D#a# Ko#+l$ -KDK K(ang La#a S!a!'s E+il+!i$'s R"a$!" S!a!'s E+il+!i$'s
3.
Png"!ian
Ke/ang demam adalah bangkitan ke/ang pada bayi dan anak yang ter/adi pada peningkatan suhu tubuh $T39U( rektal* yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranial. iasanya ter/adi pada anak berusia 5 bulan- tahun dan tidak terbukti adanya ineksi intrakranial atau penyebab tertentu. nak yang pernah mengalami ke/ang tanpa demam dan bayi umur 1 tahun tidak termasuk.
4.
Ana#nsis
1. +dentiikasi adanya ke/ang atau bukan ke/ang. 2. +dentiikasi durasi lama ke/ang, rekuensi ke/ang, inter>al waktu antar ke/ang. :uhu sebelum dan pada saat ke/ang 38
3. +dentiikasi penyebab demam diluar ::! 4. 'iwayat episode serangan ke/ang demam sebelumnya. . 'iwayat ke/ang tanpa demam sebelumnya. 5. 'iwayat kelahiran, riwayat penyakit sebelumnya, riwayat tumbuh kembang, riwayat keluarga dengan ke/ang demam atau epilepsi. 7. enyingkirkan penyebab ke/ang yang lain. .
P#"i$saan Fisi$ 1. itemukan ke/ang dan demam.
2. !emeriksaan status present# keadaan umum, kesadaran paska ke/ang, tensi, nadi, rekuensi naas, suhu. 3. !emeriksaan isik general 4. !emeriksaan isik neurologis $harus dilakukan*. a. %anda rangsang meningeal. b. %anda-tanda peningkatan %+K ". esi ner>us kranialis. d. eisit neurologis okal# paresis, paralisis, dll . %anda ineksi diluar ::! 5.
K"i!"ia Diagnosis
1. Ke/ang demam sederhana# a. ama ke/ang V 1 menit b. Ke/ang bersiat umum ".
Frekuensi ke/ang satu kali dalam 24 /am
2. Ke/ang demam kompleks# a. ama ke/ang 6 1 menit b. Ke/ang bersiat okal parsial ". Frekuensi ke/ang 6 1 kali dalam 24 /am $ke/ang multipel atau ke/ang serial* 3. Ke/ang dengan demam $oleh karena proses intrakranial*# bila ditemukan tanda ineksi intrakranial maka diagnosis 6'$an ke/ang demam. 7.
Diagnosis %an&ing
1. eningitis bakterial 2. Cnsealitis 3. Cnsealopati metabolik $dehidrasi berat hipoglikemia* 4. Cnsealopati akibat gangguan elektrolit.
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. ilakukan atas indikasi# darah lengkap, gula darah, elektrolit serum $natrium, kalium, kalsium, magnesium*. 2. Khusus# umbal !ungsi menyingkirkan meningitis.
$!*
untuk
menegakkan
atau
3. +ndikasi lumbal pungsi# a.
=mur kurang dari 12 bulan# sangat dian/urkan
b. =mur 12-19 bulan# dian/urkan ".
=mur lebih dari 19 bulan# atas indikasi
4. CC; tidak direkomendasikan ke"uali ke/ang tidak khas seperti 39
ke/ang okal, KK rekuen, ke/ang demam plus. . (% s"an kepala atau '+ kepala diindikasikan pada keadaan ke/ang okal parsial, adanya deisit neurologis atau peningkatan tekanan intrakranial. ?.
Kons'l!asi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
i>isi !; untuk perawatan !+(= apabila ter/adi status epileptikus rerakter. 1. Ke/ang emam :ederhana tidak memerlukan perawatan di rumah sakit. 2. !erawatan di rumah sakit diindikasikan pada kasus ke/ang demam kompleks 3. !erawatan di rumah sakit meliputi# a. engatasi ke/ang ase akut# a* !emberian obat anti ke/ang dimulai dari diaGepam intra>ena, /ika belum berhenti diberikan enitoin enobarbital b* erikan oksigenasi pada saat pasien ke/ang "* !osisi anak terlentang dengan men"egah aspirasi
kepala
miring
untuk
d* ersihkan muntahan lendir di mulut e* =kur suhu, obser>asi lama ke/ang, tipe ke/ang b. engatasi demam, men"ari dan mengatasi penyebab demam a* !emberian obat antipiretika untuk menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan pasien. b* engatasi etiologi demam dengan pemberian antibiotika /ika ada indikasi. 11. T"a+i , !in&a$an -ICD /CM
engatasi ke/ang ase akut $berdasarkan algoritme tatalaksana ke/ang akut dan status epileptikus*# 1. iaGepam 0,3-0, mgkg intra>ena se"ara perlahan $ke"epatan 12 mgmenit, dosis maksimal 20 mg* dapat diulang 2 kali dengan inter>al menit. a. Hika ke/ang berhenti dapat dilan/utkan dengan pemberian pengobatan proilaksis intermitten dengan diaGepam oral atau rektal untuk men"egah berulangnya ke/ang. b. Hika ada aktor risiko $ke/ang lama, ke/ang okal parsial, ke/ang multiplel 6 2 kali, kelainan neurologis nyata, riwayat epilepsi keluarga* maka diberikan terapi lan/utan Phenobarbital loading dose se"ara intramuskuler dengan dosis neonatus# 30 mgB bayi# 0 mgB diatas 1 tahun# 7 mg. :elan/utnya dapat diberikan proilaksis kontinyu. 2. Hika ke/ang belum berhenti diberikan !henobarbital 10-20 mgkgkali $dosis maksimal 1000 mg* diberikan se"ara intra>ena habis dalam 20-30 menit. Hika ke/ang berhenti 12 /am kemudian dilan/utkan dengan !henobarbital dosis rumatan se"ara intra>ena mgkghari dibagi 2 dosis atau per oral 9-10 mgkghari dibagi 2 dosis $selama 2 hari*. 40
3. Hika ke/ang belum berhenti dengan phenobarbital, maka selan/utnya dapat diberikan Phenytoin loading dose dengan dosis 20 mgkgkali se"ara intra>ena dien"erkan dengan 0 ml @: diberikan selama 20 menit. 4. Hika ke/ang belum berhenti dapat diberikan tambahan !henytoin 10 mgkg $dosis total maksimal 1000 mg*. . ila ke/ang belum berhenti maka pasien harus dirawat di ruangan !+(= sebagai rerakter status epileptikus. %erapi yang diberikan dapat berupa# a.
idaGolam 0,2 mgkgi.> bolus dilan/utkan dengan per inus.
b. !hentotal-%iopental 2-4 mgkgi.> ". !ropool 3- mgkginus engatasi demam dan mengatasi penyebab demam# !ara"etamol 10-1 mgkgkali diberikan 4- kali sehari atau ibuproen -10 mgkgkali diberikan 3-4 kali sehari. 12. T#+a! Plaanan
+; ':=! :anglah enpasar
13. Pn'li!
1. Ke/ang lama :tatus epileptikus 'erakter status epileptikus 2. Cdema serebri akibat ke/ang lama 3. )idrosealus. 4. %oddRs paresis, hemiplegia, monoplegia, paresis atau paralisis.
14. Ino"#& Consn!
%ertulis, inormasi kepada orang tua wali saat melakukan tindakan in>asi berupa lumbal punksi.
1. Tnaga S!an&a"
1. okter =mum 2. okter :pesialis nak
15. La#a P"a)a!an
3 - hari
17. Masa P#'li*an
3 - hari
19. Hasil
:embuh dengan atau tanpa ge/ala sisa neurologis
1?. Pa!ologi
%idak diperlukan
20. O!o+si
%idak diperlukan
21. P"ognosis
1. Ke/ang demam sederhana# baik 2. Ke/ang demam komplek# ber>ariasi $ke/ang demam dengan status kon>ulsi prognosisnya /elek*
22. Tin&a$ Lan('!
1. !emantauan terhadap berulangnya ke/ang 2. !engobatan proilaksis terhadap berulangnya ke/ang baik proilaksis intermittent maupun kontinyu. 3. !engobatan proilaksis terhadap berulangnya ke/ang# a. !roilaksis intermiten antikon>ulsan.
saat
demam#
antipiretik
dan
&bat antikon>ulsan yang digunakan# iaGepam oral 0,3 mgkg setiap 9 /am atau iaGepam rektal 0, mgkg atau mg untuk 10 kg, 10 mg untuk 6 10 kg setiap 9 /am. 41
b. !roilaksis kontinyu $terus-menerus selama 1 tahun bebas ke/ang*# a* +ndikasi proilaksis kontinyu# i. ii.
Kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah ke/ang Ke/ang lama 6 1 menit
iii.
Ke/ang okal
i>.
apat dipertimbangkan apabila# Ke/ang berulang 6 2 kali dalam 24 /am, bayi berusia 12 bulan, ke/ang demam kompleks berulang T 4 kali
b* &bat yang digunakan unuk proilaksis kontinyu# i.
sam >alproat 1-40 mgkghari dibagi dalam 2-3 dosis
ii.
!henobarbital 3-4 mgkghari dibagi dalam 1-2 dosis.
4. !emantauan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. 23. Ting$a! E3i&ns R$o#n&asi
1. %ingkat e>idens# le>el ++-1 $e>idens yang didapat dari nonrandomiGed "ontrolled trial*. 2. %ingkat 'ekomendasi# $terdapat akta yang "ukup berkualitas untuk mendukung rekomendasi bahwa inter>ensi tersebut dapat diterapkan*
24. In&i$a!o" M&is
ebas ke/ang dan bebas demam 3 hari.
2. E&'$asi
engurangi ke"emasan orang tua dengan memberikan inormasi# 1. Ke/ang demam umumnya bersiat ringan 2. Ke/ang ter/adi pada 28-8 anak berusia 5 bulan hingga tahun 3. emberikan "ara penanganan ke/ang di rumah 4. emberikan inormasi mengenai kemungkinan ke/ang kembali . Kemungkinan ke/ang berulang /ika terdapat riwayat ke/ang pada keluarga 5. %erapi rumatan tentang proilaksis intermitten atau kontinyu.
25. K+'s!a$aan
1. )ardiono !, Widodo !, +smael :, editor. Konsensus !enanganan Ke/ang emam. =KK @eurologi nak, ++. adan !enerbit ++ 2005. 2. !. Febrile :eiGures# ;uideline For %he @eurodiagnosti" C>aluation & %he (hild With :imple Febrile :eiGure. !ediatri"s, 2011B 127B 39?. 3. )odgson C:, ;lade (;, )arbaugh @(, et al. Febrile :eiGure# (lini"al !ra"ti"e ;uideline For ong-%erm anagement & %he (hild With :imple Febrile :eiGure. !ediatri" 2009, 121 $5*#1291-5.
42
PANDUAN PRAKTEK KLINIS SMF ILMU KESEHATAN ANAK KETOASIDOSIS DIA%ETIK 2014 RSUP SANGLAH DENPASAR
1.
No. ICD 10
C09. 1 $without "oma C09with "oma C09.11*
2.
Diagnosis
K!oasi&osis Dia6!i$
3.
Png"!ian
Ketoasidosis iabetik $K* merupakan suatu keadaan darurat akibat kurangnya insulin absolut maupun relati disertai peningkatan hormonhormon counter-regulatory $katekolamin, glukagon, kortisol dan gro$th hormone*.
4.
Ana#nsis
1. !oliuria, polidipsia dan poliagia disertai dengan berat badan menurun, sesak napas dengan tanpa kesadaran menurun. 2. !enderita lama dengan riwayat kepatuhan berobat yang kurang atau riwayat muntah-muntah disertai nyeri perut atau sesak disertai kesadaran menurun.
.
P#"i$saan Fisi$ 1. Keadaan umum dan tanda >ital. /ssessment ada tidaknya kedaruratan $syok, penurunan kesadaran* dan dera/at dehidrasi perlu di"ari. Ketoasidosis se"ara klinis dapat berupa pernapasan Kussmaul dan pernapasan berbau keton. 43
2. %anda-tanda ineksi, nyeri perut distensi abdomen perlu die>aluasi se"ara "ermat. 5.
K"i!"ia Diagnosis
K adalah keadaan klinis yang ditandai dengan# 1. )iperglikemia, bila kadar gula darah 6 11 mmoll $1 mmoll Q 19 mgdl* 2. p) darah >ena 7,3 atau bikarbonat 1 mmoll. 3. Ketonemia dan ketonuria
7.
Diagnosis %an&ing
1. ;astroentereitis 2. kut bdomen 3. Kera"unan 4. ;angguan ::! . :indrom =remik
9.
P#"i$saan Pn'n(ang
1. arah lengkap, gula darah dan keton darah 2. Clektrolit darah dan osmolalitas serum 4% nalisa gas darah 4. =@, serum kreatinin $"atatan# pemeriksaan serum kreatinin mungkin meningkat karena keton yang positi* . =rinalisis dan pemeriksaan keton dalam urine (all urine until negati'e+ 5. Kultur darah bila ada indikasi 7. CK; 9. S - oto thoraks dan (%-s"an kepala bila ada indikasi ?. Throat s$ab bila ada indikasi
?.
Kons'l!asi
1. !ediatri ;awat arurat 2. !ediatri @eurologi
10. P"a)a!an R'#a* Sa$i!
%idak diperlukan
11. T"a+i , !in&a$an
:ebaiknya setiap penderita K berat, penderita K dengan penurunan kesadaran, penderita K berusia kurang dari tahun, dan penderita K dengan ke"urigaan edema serebri dirawat di +(=.
-ICD /CM
Fas a$'!
1. 'esusitasi "airan# a.
ila didapatkan tanda-tanda ren/atan $hipotensi, perusi perier yang menurun, oliguria*, resusitasi "airan menggunakan @a(l 0,?8 atau 'inger aktat, dengan dosis 20 mlkg yang diberikan selama 1-2 /am.
b. 'esusitasi dapat diulang bila tanda-tanda ren/atan masih ada. ".
pabila tidak ditemukan ren/atan atau setelah ren/atan teratasi pemberian "airan diberikan se"ara bertahap dalam 49 /am untuk menghindari komplikasi berupa edema otak yang bisa ter/adi 4 setelah terapi dimulai. Humlah "airan yang diberikan dalam 49 44
/am adalah sisa deisit "airan ditambah kebutuhan "airan rumatan untuk 49 /am kemudian. $%abel 1 dan 2* d. !enggunaan "airan koloid belum terbukti lebih baik daripada "airan kristaloid. !ada penderita syok /angan lupa memberikan oksigen. ila kesadarannya menurun perlu pemasangan sonde lambung. e.
:tatus "airan harus tiap kali dinilai untuk melihat apakah kita "ukup memberikan rehidrasi.
.
ila poliuria masih terus berlangsung, mungkin balans "airan masih negati dan kita belum berhasil merehidrasi penderita dengan baik.
g. !enderita harus puasa sampai keadaan stabil. !erkiraan dera/at dehidrasi# a. 'ingan# %urgor menurun, mukosa mulut kering, takikardi, takipnea b. :edang# Kelopak mata "ekung, ubun-ubun "ekung, turgor menurun lebih berat. ".
erat# 'en/atan, nadi tak teraba atau sangat lemah, hipotensi, oligouria.
Ta6l 1. ehidrasi pada bayi dan anak
=sia
'ingan
:edang
erat
ayi 8# 0 mlkg 108# 100 mlkg 18# 10 mlkg nak 38# 30 mlkg 58# 50 mlkg
?8# ?0 mlkg
!ada umumnya kehilangan "airan ekstraseluler -108 Harang melebihi 108 Ta6l 2. (airan rumatan untuk 49 /am kemudian
erat adan
Humlah "airan $mlkg*
10 kg pertama
200
10 kg berikutnya
100
!enambahan selan/utnya
40
2. onitoring klinik se"ara reguler# a.
@adi, pernapasan, dan tekanan darah tiap /am
b. &bser>asi neurologis tiap /am, dengan memperhatikan tandatanda kemungkinan ter/adinya edema otak. ".
:akit kepala, bradikardi, muntah terus menerus.
d. !erubahan status neurologis. e.
!eningkatan tekanan darah, penurunan saturasi oksigen.
.
;ula darah tiap /am pada saat pemberian insulin. 45
g. !engukuran balans "airan yang "ermat $kalau perlu pasang kateter urin* h. :uhu tubuh tiap 2 - 4 /am. i.
!emeriksaan keton darah atau keton urine sampai negati
CK; untuk hipokalemia.
membantu
melihat
adanya
hiperkalemia
atau
3. !enggantian @atrium !enggantian @a harus indi>idual, berdasar monitoring laboratorium. Clektrolit mula-mula harus diukur 2-4 /am sekali. !erkiraan corrected @a $@atrium sebenarnya* dapat diperhitungkan dengan rumus# (orre"ted @a Q Kadar @a N$terukur* N 1,5 $kadar gula darah A 100mgdl* 100
@atrium# 1 mmoll Q 1 mCOdl Hadi tambahkan 1,5 mmoll atau 1,5 mCOdl @a untuk setiap 100 mgdl glukosa diatas 100 mgdl ila nilai kadar @atrium yang dikoreksi 6 10 mmoll berarti ada hipernatremia, selain itu berarti ada keadaan hiperosmolar karena glukosa yang tinggi. alam keadaan ini penanganan harus tepat agar tidak ter/adi edema otak. ian/urkan koreksi "airan dan elektrolit dilakukan tidak tergesa-gesa yaitu dalam waktu 49 - 72 /am. 4. !enggantian Kalium !enggantian K harus dimulai setelah resusitasi, bersamaan waktunya dengan dimulainya pemberian insulin. osis K(l mmolkghari, kemudian lakukan penilaian ulang dengan pengukuran K pada 2 - 4 /am berikutnya $selan/utnya tiap 4 /am*. ila penderita K pada saat datang dengan kadar K rendah atau pada batas bawah normal harus hati-hati, karena berarti ada kekurangan K yang berat. =ntuk itu koreksi K bisa dilakukan bersamaan dengan saat rehidrasi awal $konsentrasi rendah 20 mmoll* =ntuk mudahnya diberikan beberapa pegangan praktis# a.
K(l 7, 8
1 mmol Q 1 ml
b. iasanya tidak lebih dari 30 - 40 mmol K(l diberikan dalam setiap 1000 ml "airan rehidrasi. ".
Ke"epatan pemberian K(l 0, mmolKg/am.
. @atrium ikarbonat 46
!ada umumnya /arang diperlukan terapi @atrium ikarbonat karena asidosis pada K disebabkan oleh badan keton dan asam laktat yang akan hilang dengan pemberian "airan dan insulin . +ndikasi pemberian @atrium ikarbonat# a. !enderita dengan ren/atan berat b. !enderita dengan asidosis berat $ p) 5,? danatau )(& 3 mmoll* onitoring /antung harus baik dan hati-hati akan ter/adinya hipokalemia akibat koreksi asidosis yang terlalu "epat. osis 1-2 mmolkg dan untuk pemberian berikutnya harus dilihat terlebih dahulu respon terapi sebelumnya. !emberian dilakukan tiap kali se"ara intra>enous selama 50 menit. 5. emulai pemberian insulin +nsulin diberikan se"ara intra>enous dengan insulin pump, hanya boleh menggunakan #hort /cting egular )nsulin $"trapid , )umulin '*. :etelah resusitasi selesai sedangkan rehidrasi serta penggantian K(l dalam proses, terapi insulin dapat dimulai dengan pengamatan klinis dan laboratoris yang ketat. =ntuk keseragaman, buatlah larutan insulin dengan kekuatan 0,1 =nitml. !emberian insulin harus terpisah dari "airan rehidrasi, /adi gunakan syringe pump atau pasang 2 inus. a.
(ara membuat larutan sediaan insulin# a* arutan insulin dibuat dengan menambahkan 1 =nit '+ ke dalam 10 ml @ormal :aline. b* ila dengan syringe pump yang menggunakan syringespuit 20 ml maka dibutuhkan 2 =nit '+ untuk setiap 20 ml $@a(l 0,? 8*. "* :edangkan bila dengan tetesan inus biasa# 0 =nit '+ untuk setiap 00 ml @ormal :aline
b. !emberian insulin a* !ada umumnya insulin drip dimulai dengan dosis 0,0 - 0,1 unitskg/am dan tidak diperlukan pemberian insulin bolus. b* %arget ke"epatan penurunan gula darah# 7 - 100 mgdl per /am. "* Waktu penurunan gula darah men"apai 20 mgdl, inus diganti dengan 8 @a(l 0,48 :alin atau 8 @a(l 0,228 :alin. Kalau perlu koreksi @atrium diberikan. d* a/u ke"epatan insulin dan pemberian dekstrose diatur sehingga kadar gula darah berkisar antara ?0 - 190 mgdl. ".
Ketonemia 47
a* +nsulin dibutuhkan untuk membersihkan ketonemia, untuk ini harus diberikan insulin yang adekuat baik se"ara + drip atau short acting se"ara subkutan tiap 5 /am sampai ketonuria negatip. b* ila penderita masih membutuhkan inus setelah 24 /am, maka gunakan 8 in 0,4 atau 0,22 :alin. 7. Cdema serebri )erniasi karena edema otak merupakan komplikasi terapi pada K, siatnya akut dan tidak dapat diprediksi sebelumnya. iasanya ter/adi dalam 24 /am pertama pengobatan. ila ter/adi herniasi otak, waktu penanganan yang eekti sangatlah pendek# a.
!osisikan kepala lebih tinggi.
b. ila ragu-ragu segera berikan annitol 0,-1 gkg i.> drip $20 menit*, diulang bila tidak respons dalam 30 menit-2 /am. ".
Ke"epatan "airan i.> dikurangi 13 nya.
d. :ebagai alternati bisa diberikan @a(l 38 -10 mkg dalam 30 menit e. ila mungkin buat CT-scan otak. Fas +#'li*an
:etelah ketoasidosis teratasi, mulai di"oba minum bila keadaan penderita stabil se"ara metabolik, yaitu# kadar gula darah 20 mgdl, p) 6 7,30 dan )(&36 1 mmoll. (airan rendah kalori $air putih* dapat diberikan. 1. !engaturan insulin i.> drip pada saat makan a. =ntuk makanan ke"il $ snac5 * ke"epatan insulin drip diberikan 2 kali /umlah sebelumnya dimulai saat penderita makan dan dipertahankan sampai 12 /am setelah selesai makan, lalu kembali ke dosis sebelumnya. b. =ntuk makan besar $brea5fast, lunch, dinner * ke"epatan insulin drip diberikan 2 kali /umlah sebelumnya dimulai saat mulai makan dan dipertahankan sampai 1 /am setelah makan. :etelah itu kembalikan insulin ke dosis sebelumnya. 2. !enghentian drip insulin intra>ena Kesadaran penderita baik, se"ara metabolik stabil, dan bila penderita sudah dapat makan sedikitnya satu kali. :aat terbaik untuk mengubah insulin drip ke subkutan adalah pada saat sebelum makan. +nsulin subkutan harus diberikan 30 menit sebelum makan dimulai. :edangkan insulin i.> drip dipertahankan selama makan sampai ?0 menit setelah insulin subkutan diberikan.
48