Panduan Praktik Klinis SMF. Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cakra Husada Klaten 2015
Panduan Praktik Klinis SMF. Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cakra Husada Klaten 2015 Campak 1.
PENGERTIAN (DEFINISI) 2. ANAMNESIS
3.
PEMERIKSA AN FISIK
4.
KRITERIA DIAGNOSIS
5.
DIAGNOSIS BANDING
6.
PEMERIKSA AN PENUNJANG
7.
TERAPI
Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh virus. Adanya demam tinggi terus menerus 38,5ºC atau lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak mengalami sesak napas atau dehidrasi. Adanya kulit kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi) dapat merupakan tanda penyembuhan. Keadaan umum : demam timbul ruam kulit, lemah, mata kemerahan. Pemeriksaan Fisik : demam dengan suhu 38,5° C atau lebih. Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari 3 stadium. Stadium prodromal berlangsung 24 hari. Ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk, pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik. Stadium erupsi ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6 hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke wajah, leher dan akhirnya ke ekstrimitas. Stadium penyembuhan (konvalesens) setelah 3 hari ruam berangsurangsur menghilang sesuai urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang setelah 1-2 minggu. Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur lebih kecil, diare dapat diikuti dehidrasi, otitis media, laringotrakeobronkitis (croup), bronkopneumonia, ensefalitis akut, terjadi pada 2-10/10.000 kasus dengan angka kematian 10-15%, subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat dengan gejala karakateristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang. Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan salah satu komplikasi campak onset lambat. Terjadi pada 1/25.000 kasus, menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal.
rubela, roseola infantum (eksantema subitum), infeksi mononukleosus atau erupsi obat.
Pada pemeriksaan darah tepi didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan untuk komplikasi: Ensefalopati dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit darah dan analisis gas darah. Enteritis: feses lengkap. Bronkopneumonia: dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah. Standar Terapi Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang. Pemberian vitamin A. Indikasi rawat inap: hiperpireksia (suhu > 39,0ºC), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi. Tanpa komplikasi: pasien dirawat di ruang isolasi, tirah baring di tempat tidur, vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari. Diet makanan
Panduan Praktik Klinis SMF. Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Cakra Husada Klaten 2015 cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi. Pengobatan dengan komplikasi: Ensefalopati : Kloramfenikol dosis 75 mg/kgBB/hari dan Ampisilin 100 mg/kgBB/hari selama 7-10 hari. Kortikosteroid : deksametason 1 mg/kgBB/hari sebagai dosis awal, dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off). Kebutuhan jumlah cairan dikurangi ¾ kebutuhan serta koreksi terhadap gangguan elektrolit. Bronkopneumonia : Kloramfenikol dosis 75 mg/kgBB/hari dan ampisilin 100 mg/kgBB/hari selama 7-10 hari, Oksigen 2 liter/menit. Koreksi gangguan analisis gas darah dan elektrolit. Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi. Standar Tindakan Pengobatan suportif ditujukan untuk menurunkan suhu bila anak demam tinggi. Pasien kejang demam dirujuk atau dirawat di rumah sakit pada keadaan berikut: kejang demam kompleks, hiperpireksia, usia di bawah 6 bulan, kejang demam pertama, dijumpai kelainan neurologis. Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi kurang perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan. Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk, konsultasi pada bagian nutrisi dan metabolik. Pantau tumbuh kembang sesuai usia.
8. EDUKASI
9.
10.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam
KEPUSTAKA
1.
American Academi of Pediatrics.Measles.Dalam: Pickering LK, Baker CJ,Long SS,McMillan JA,penyunting.Red Book:2006 Report of the committee in infectious diseases.Edisi ke-27.Elk Grove Village,IL.American Academy Pediatrics;2006,h.441-52
2.
Samuel LK.Measles(Rubeola).dalam: Anne AG,Peter HJ, Samuel LK,penyunting. Krugman’s infectious diseases of children. Edisi ke-11.Philadelphia;2004.h.353-68.
3.
Maldonado YS. Rubeola virus (measles and subacute scleroding panencephalitis).Dalam: Long SS pickering LK, Prober CG,penyunting.Principles and practice of pediatric infectious disease.Edisi ke-2.Philadelphia,PA: Elsevier Science;2003,h.1148-55
4.
Maldonado YA.Measles.Dalam:Behram RE,Kliegram RM,Jenson HB, Penyunting.Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke17.Philadelphia:Saunders;2004,h.1026-32
AN
Klaten, Januari 2015 Ketua SMF Ilmu Kesehatan Anak
Ketua Komite Medik
dr. AMJ Radix Wikanto, SpKK
dr……………
Direktur Utama Rumah Sakit Cakra Husada
Dr. SR Indrasari, M.Kes., SpTHT-KL(K), FICS