PERANCANGAN STASIUN KERJA ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADA PEMBUATAN BONEKA Ayu Andhini Prodi S1 Desain Produk Email :
[email protected]
Abstrak Stasiun Kerja dalam suatu Industri Masyarakat merupakan hal yang harus di perhatikan oleh beberapa Industri. Dalam melakukan pekerjaan karyawan harus benarbenar mengetahui cara terbaik dalam melakukan pekerjaannya tersebut agar dapat menghasilkan pekerjaan yang maksimal dan tidak akan terjadi kecelakaan kerja. Stasiun kerja yang baik adalah yang dapat meminimalisir terjadinya kesalahan, kecelakaan kerja, dan kelelahan pekerja. Kesalahan dalam mengambil posisi kerja dan cara kerja juga dapat menghambat produktivitas karyawan dalam menghasilkan barang. Pada pembuatan boneka sendiri terdepat beberapa posisi yang sudah benar namun masih banyak posisi kerja yang masih buruk sehingga dapat membuat pekerja nya sendiri merasa kelelahan atau tidak produktif dalam menghasilkan barang. Kata kunci : Ergonomi, Produktivitas, Efektif, Efisien, Redesain, Stasiun Kerja
A. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Boneka merupakan mainan yang sangat tidak asing bagi masyarakat. Boneka sendiri memiliki beberapa bentuk yang bermacam-macam seperti bentuk hewan, tumbuhan atau tokoh-tokoh kartun. Dalam pembuatannya di toko sunda toys memiliki 17 pekerja. Pada proses membuat boneka pun terdapat beberapa masalah yang tidak sesuai dengan prinsip kerja ergonomis. Pekerja ini melakukan beberapa pekerjaan dengan posisi berjongkok sedangan posisi ini sangatlah tidak efektif karena menyebabkan pekerja cepat merasa kelelahan dan akan sering merasa kesemutan dengan posisi tersebut. Masalah lain pun timbul ketika dalam proses pemasangan dakron dan aksesoris lainnya. Pada proses ini terjadi waktu yang sangat lama sehingga boneka tidak dapat cepat jadi.
1.2 Tujuan Penelitian Dari permasalahan diatas penelitian ini di lakukan untuk tujuan : 1. Untuk mengidentifikasi posisi kerja terhadap pekerja pembuat boneka. 2. Untuk mengetahui keluhan pembuat boneka 3. Untuk menemukan solusi desain stasiun kerja pembuat boneka.
1.3 Manfaat Penelitian Manfaat dari di lakukannya penelitian ini adalah : 1. Mengetahui pengaruh posisi kerja terhadap produktifitas pembuat boneka. 2. Mengetahui posisi kerja yang baik bagi pembuat boneka 3. Mendapat solusi dari masalah pembuatan boneka
1.4 Urgensi Penelitian Pada penelitian ini di harapkan dapat menemukan solusi desain yang baik bagi pembuat boneka agar dalam proses produksi mendapat hasil yang maksimal
B. TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI 2.1 Produktivitas Meningkatnya produktivitas dipengaruhi oleh keberhasilan pelaksanaan manajemennya. Dalam dunia usaha sering didengar dengan istilah The 6M’s of Management yang terdiri dari method, manpower, material, money, market, dan machinery. Dilihat dari keenam faktor tersebut yang menjadi faktor utama peningkatan produktivitas dan keberhasilan dunia usaha adalah karyawan atau pekerja perushaan tersebut (manpower). Di Indonesia, ada yang memiliki hasil produksi uang belum memenuhi target atau memiliki produktivitas yang rendah. Output yang dihasilkan terkadang tidak sebanding dengan input yang disebabkan oleh kinerja karyawan yang menurun atau cenderung rendah Selain itu faktor lingkungan tempat karyawan bekerja juga bisa menjadi pengaruh produktivitas kinjera kerja para karyawan. Apabila sikap menejemen perusahaan tepat dalam meneliti lingkungan kerja guna memastikan pengaruhpengaruh yang disebabkan oleh lingkunga kerja tersebut, maka perubahan lingkungan fisik perlu segera dilaksanakan. Dalam satu hari kerja (kurang lebih 8 jam), karyawan hampir 90% menghabiskan waktu kerjanya dalam posisi duduk berhadapan dengan meja. Maka,
jika posisi atau tempat duduk yang digunakan karyawan dalam bekerja tidak dirancang dengan baik, akan mengakibatkan kurang nyamannya karyawan bekerja, ketegangan otot, dan rasa letih selama waktu kerja. Setiap pekerjaan pasti akan menghasilkan sebuah kelelahan kerja yaitu kelelahan fisik yang dialami oleh karyawan perusahaan tersebut. 2.2 Motion & Time Study dan Micromotion Study Motion study and time study adalah suatu studi tentang gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannnya. Dengan studi ini ingin diperoleh gerakan-gerakan standard utnuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu rangkaian gerakan-gerakan yang efktif dan efisien. Tujuan dari Motion & Time study sendiri yaitu mengembangkan sistem dan metode yang lebih baik, menentukan standar waktu, melatih operator. Motion study pertama kali dipublikasikan pada pertemuanAmerican Society of Mechanical Engineering tahun 1912 oleh Gilbreth. Seiring dengan berkembangnya teknologi yang memaksa pemakaiain alat-alat industri modern dan permesinan, pekerja yang dibutuhkan dalam industri skala besar semakin sedikit. Saat ini, yang lebih dibutuhkan adalah operator yang dapat menjalankan berbagai peralatan dan mesin-mesin industri sehingga upah yang harus dibayarkan kepada pekerja dapat ditekan seiring semakin sedikitnya pekerja yang dibutuhkan. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan pelatihan-pelatihan agar standar yang diharapkan dapat tercapai sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat diperoleh.Selain digunakan dalam manufaktur, motion and time study juga berkembang pesat digunakan dalam aktivitas non-manufaktur, antara lain pada bank, departement store, supermarket, maupun rumah sakit mengaplikasikannya untuk meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya.
2.3 Micromotion Study Micromotion study adalah mempelajari elemen dasar atau subdivisi berdasarkan gambar gerakan kamera, alat penghitung waktu yang secara akurat dapat menghitung interval waktu pada gambar film. Metode ini menggunakan peralatan videotape berkecepatan tinggi untuk menganalisa gerakan yang sangat cepat dan sedikit. Tugasnya adalah menganalisa gerakan tersebut kemudin mengulang secara perlahan di dalam laboratorium, sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk tiap-tiap gerakan. Sehingga diharapkan gerakan-gerakan yang tidak efektif dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan yang nantinya diperoleh penghematan dalam waktu kerja, selanjutnya dapat pula menghemat pemakaian fasilitas-fasilitas yang tersedia untuk pekerjaan tersebut. Untuk memudahkan penganalisaan terhadap elemen gerakan kerja yang dipelajari, perlu dikenal dahulu gerakan - gerakan dasar. Seorang tokoh yang telah meneliti gerakan - gerakan dasar secara mendalam adalah Frank B. Gilberth beserta istrinya yang menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamai Therblig (Sutalaksana, 1979).
C. Hasil Penelitian 3.1 Wawancara Wawancara yang di lakukan menghasilkan beberapa jawaban seperti berikut: -
Di toko sunda toys ini apa saja yang di produksi oleh bapak ? Boneka dan tas boneka
-
Siapa saja yang membantu bapak dalam proses pembuatan boneka ini ? Saya di bantu oleh pekerja saya yang berjumlah 17 orang
-
Dimana bapak melakukan kegiatan produksi boneka dan tas boneka ? Di toko yang terletak di Sayati Hilir No. 32, Sayati, Kopo, Bandung
-
Mengapa bapak mendirikan toko boneka ini ? Karena sudah turun temurun dari orang tua saya
-
Kapan toko ini beroperasi ? Mulai dari jam 10.00 pagi hingga jam 20.00 malam
-
Bagaimana proses pembuatan boneka dan tas boneka ini ? Proses kerja pada pembuatan boneka yaitu yang pertama mengambil kain dari gudang penyimpanan setelah itu buat pola pada kain dan gunting mengikuti pola yang ada. Tahap selanjutnya yaitu menyatukan pola-pola dengan menggunakan mesin jahit proses terakhir yaitu memasukkan dakron kedalam boneka agak terlihat bagus dan pasang mata serta hidung menggunakan lem tembak selain itu pada pembuatan tas boneka pasangkan tali ransel dan jahit kembali
3.2 Sistem Kerja Pembuat Boneka 1. Proses pembuatan pola dan pemotongan pola
2. Proses penjahitan pola
3. Proses Pengisian silikon
4. Proses finishing ( pemasangan mata dan lain lain )
3.3 Denah Lokasi Stasiun Kerja
1
5
2
3
4
7
6 8
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Gudang Pembuatan Pola Pemotongan Pola Ruang Jahit Tangan Pengisian Silikon Pada Tangan Penyatuan Seluruh Bagian Tubuh Pemasangan Mata dan lain-lain Pengecekan Barang
3.4 Penelitian Berdasarkan Micromotion Study a. Flow Chart Flow chart adalah suatu bagan dengan symbol – symbol tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara suatu proses dengan proses lainnya dalam suatu progra
1
5
2
3
4
7
6 8
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Gudang Pembuatan Pola Pemotongan Pola Ruang Jahit Tangan Pengisian Silikon Pada Tangan Penyatuan Seluruh Bagian Tubuh Pemasangan Mata dan lain-lain Pengecekan Barang
b.
Process Chart sistem kerja yang berjalan beserta penjelasan Process Chart adalah diagram yang menggambarkan langkahlangkah proses pengerjaan material, mulai dari bahan baku (material) hingga menjadi komponen atau produk jadi. Process chart memuat informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut. Keterangan
Bahan di bawa dari gudang Bahan di pola sesuai kebutuhan Pola di potong dengan gunting Di pindahkan ke bagian penjahitan Pola badan di jahit
Lambang
Jarak
Waktu
1 31” 108” 1,5
4” 20”
Pola muka di jahit
30”
Pola tangan di jahit
13”
Pola kaki di jahit
10”
Pemeriksaan jahitan
3”
Di pindahkan ke bagian pengisian Tangan di isi silikon
2
Di pindahkan ke bagian penjahitan Badan,muka,tangan, kaki di jahit Di pindahkan ke bagian silikon Di isi silikon
2
Di pindahkan ke bagian penempelan Penempelan mata dengan lem tembak Pemeriksaan hasil pekerjaan
1,5
6” 3” 6” 120”
2
6” 180” 4” 23” 5”
a. Tabel temuan ergonomi berdasarkan peta kerja Jarak
Jarak kegiatan satu dengan kegiatan yang lain sangat tidak efisien, operator harus berjalan menuju tempat lain untuk melakukan berbagai kegiatan yang berbeda-beda.
Operator
Operator merasa tidak nyaman karena ketika membuat pola, pemotongan pola, pengisisan silikon, dan penempelan mata tidak ada tempat duduk sehingga operator membutuhkan kursi yang sesuai dengan profesinya.
D. Pembahasan 1. Analisis Berdasarkan penelitian yang dilakukan, banyak sekali kegiatan yang sangat tidak efisien bagi operator. Mulai dari pembuatan pola, pemotongan pola, pengisian silikon dan pemasangan mata. Hal ini sangatlah tidak efektif karena operator melakukan pekerjaannya tanpa menggunakan kursi operator, selain itu pada posisi kerja ini juga dapat menyebabkan operator tidak maksimal melakukan pekerjaannya. Beberapa hal juga dapat terjadi sehingga bisa menyebabkan kecelakaan kerja bagi operator. Berikut data rekapitulasi proses:
Deskripsi Proses Simbol Operasi Transportasi Inspeksi Penundaan Penyimpanan Total proses Total jarak Total waktu
Jumlah 10 6 2 0 0 18 10 meter 572 menit
2. Solusi a) Work Design Berdasarkan masalah - masalah yang ditemukan dalam stasiun kerja pembuatan boneka dan tas boneka, berikut adalah beberapa solusi untuk meningkatkan kinerja pembuatan boneka agar lebih efisien, nyaman, dan efiektif sesuai dengan ergonomi dan antropomotri yang sesuai:
Sebaiknya stasiun kerja pembuatan boneka diperdekat jarak antar stasiun sehingga saat proses pemotongan bisa menghemat waktu. Dalam proses pembuatan pola, pemotongan pola, pengisian silikon dan pemasangan mata, operator merasa punggung terasa pegal dan merasa kurang nyaman karena tidak ada kursi operator. Maka dari itu sebaiknya operator menggunakan kursi dan meja khusus pada saat berlangsungnya proses kerja tersebut.
E. Kesimpulan Teknik Micromotion Study dengan video sangat berguna untuk pengamatan dalam analisis produktivitas sebuah stasiun kerja dan sistem kerja, teknik ini memungkinkan peneliti mengamati gerakan operator dengan sangat teliti Karena video dapat diputar lambat, dipercepat, di capture per frame nya, dan juga bisa dihentikan sementara, sehingga mengurangi potensi kehilangan data akibat tidak terdokumentasi saat pengamatan seperti dalam teknik visual motion study atau pengamatan langsung. Stasiun kerja dan sistem kerja pada jasa permak sangat berpengaruh pada produktivitas. Sedikit saja kesalahan pada sistem maupun peletakan maka akan berpengaruh. Oleh karena itu dengan melakukan analisis maka didapatkan solusi-solusi untuk meningkatkan produktivitas jasa permak agar dapat bekerja dengan efisien, efektif, nyaman, aman, dan sehat yang sesuai dengan kasian ergonomi beserta antropometri. F. Daftar Pustaka [1] Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi: Studi gerak dan waktu. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember
G. Lampiran 1. Proses Pembuatan dan pemotongan pola
2. Proses Penjahitan Pola
3. Proses Penjahitan Badan
4. Proses Pengisian Silikon
5. Proses Penempelan Mata