PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK
RANGKUMAN
BAB IV
Quality Function Deployment
QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)
A. Pengertian
Quality Fuction Depoyment adalah sebuah sistem pengembangan
produk yang dimulai dari merancang produk proses manufaktur sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk
berdasarkan kepada keinginan konsumen.
Beberapa aspek penting dari sistem QFD [Kaebernick H., Farmer L.
E., Mozar S,1997], adalah :
1. Fokus utama QFD adalah Customer needs (kebutuhan konsumen).
2. Biasanya QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang tim.
3. QFD sangat cocok jika diimplementasikan dengan Concurrent
Engineering, yang merupakan sistem pengembangan produk yang
terpadu.
QFD meliputi semua elemen mulai dari desain, pemasok material
mentah, produksi (manufaktur), distribusi dan pelayanan produk.
B. Manfaat QFD
Beberapa manfaat QFD sebagai dasar pengembangan produk, [Kaebernick
H., Farmer L. E., Mozar S,1997], antara lain :
1. Mengurangi dan mempercepat terjadinya perubahan.
Keuntungan utama QFD adalah bahwa tindakan pencegahan
(preventive) lebih baik daripada reaksi (reactive) dalam
pengembangan produk, yang menyebabkan performansi organisasi
bergerak naik sehingga akan bekerja pada tingkat kualitas
tinggi.
2. Pengurangan waktu pengembangan
Waktu siklus pengenalan produk dapat dipercepat dari sepertiga
menjadi setengah dengan penggunaan QFD melalui perencanaan
produk.
3. Pengurangan masalah saat produksi dimulai
QFD membantu mengeliminasi permasalahan yang timbul sebelum
produksi dimulai, sehingga QFD merupakan metode antisipasi
sebagai ganti aksi pemeriksaan.
4. Biaya produksi yang lebih rendah
Dengan penggunaan QFD biaya mulai produksi dapat dikurangi
secara signifikan.
5. Pengurangan permasalahan dasar
Pengurangan ini direfleksikan dari pengurangan permasalahan dari
konsumen dan sebagainya akibat terjadi pengurangan biaya
jaminan.
6. Peningkatan kepuasan konsumen
Metode QFD mempu meningkatkan orientasi konsumen karena ebih
memperhatikan voice of customers, dibandingkan voice of engineer
atau eksekutif.
7. Transfer ilmu pengetahuan
Proses QFD melibatkan partisipan melalui sejumlah proses yang
rumit, dengan pendekatan dokumentasi yang terarah. Selain itu
juga membantu transfer ilmu pengetahuan kepada pekerja baru,
memberi kerja awal kepada mereka lebih tinggi dari learning
curve ( kurva belajar ).
C. Metodologi QFD
Metode QFD menurut Cohen (1995) memiliki beberapa tahap perencanaan
dan pengembangan melalui matriks, yaitu :
1. Matriks perencanaan produk (House of Quality) : HOQ lebih
dikenal dengan rumah pertama (R1) yang menjelaskan tentang
customer needs, technical requirements, co-reationship,
relationship, customer competitive evaluation, competitive
technical assement dan targets.
2. Matriks perencanaan part (part deployment) : Lebih dikenal
dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah matriks untuk
mengidentifikasi factor – factor teknis yang critical terhadap
pengembangan produk.
3. Matriks perencanaan proses (process planning) : lebih dikenal
dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk
mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk.
4. Matriks perencanaan manufacturing/poroduksi
(Manufacturing/production planning) : lebih dikenal dengan rumah
keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang peru diambil didalam
perbaikan produksi suatu produk.
D. Gambar QFD
QFD diilustrasikan sebagai sebuah rumah yang sangat komplek.
Dibagi kedalam ruangan yang lebih komplek yang berisi atribut –
atribut (keinginan konsumen, kebutuhan teknis, hubungan keduanya, dan
linnya) yang satu dan lainnya saling berhubungan untuk memberikan
kontribusi untuk analisis pengembangan produk.
Berikut merupakan contoh gambar House of Quality
1. Voice of Customers (VOC)
QFD dimulai dengan menggarisbawahi sejumah kebutuhan
penting ata apa (WHATs) yang ingin diselesaikan atau
disempurnakan, ini sebagai kebutuhan konsumen (customer
requirements) dan biasanya disebut dengan Voice of Customers.
Kata WHATs akan dikembangkan secara detail dalam HOWs
(kebutuhan teknis). Selanjutnya customer requirements
diterjemahkan dalam tingkat spesifikasi teknik produk yang
disebut dengan kebutuhan desain.
2. Kebutuhan Teknis (technical requirements)
Kebutuhan teknis (HOWs) merupakan bahasa teknis yang akan
kemudian dikembangkan. Sebagai ciri dari bahasa teknis adalah
sifat terukur yang berarti bahwa setiap bahasa teknis pasti akan
memiliki satuan ukur.
3. Hubungan WHATs dan HOWs
Sebuah WHATs dapat dijelaskan lebih dari satu makna pada
HOWs. Hanya sebagian dari usaha peningkatan produk yang efektif
dapat dilakukan karena kegagalan daam menterjemahkan keinginan
konsumen atau beberapa permasalahan yang tidak diharapkan sering
timbul dalam pengembangan produk.
WHATs dan HOWs dihubungkan langsung sehingga menjadi matriks
sebagai berikut
Hubungan kuat jika keinginan teknis tertentu merupakan
interpretasi langsung suatu keinginan konsumen. Sedang hubungan
sedang dan lemah umumnya dari hubungan keinginan konsumen dengan
kebutuhan teknis yang bukan interpretasi langsungnya.
4. Menentukan HOW MUCH
Elemen keempat dari house of quality adalah bagian HOW
MUCH, bagian ini merupakan bagian terukur dari HOWs yang berisi
nilai target yang akan dicapai.
Beberapa alasan mengapa HOW MUCH's didefinisikan antara lain
sebagai berikut :
a. Untuk menyediakan makna tujuan dari jaminan bahwa kebutuhan
bisa ditemukan.
b. Untuk menyediakan target bagi pengembangan produk lebih
lanjut.
HOW MUCH's menyediakan tujuan yang spesifik yang menjaga
bahwa apa yang menjadi tujuan dalam pemuasan konsumen dapat
tercapai.
Jadi ada empat elemen yang menjadi kunci dasar QFD antara
lain : WHAT, HOW, RELATIONSHIP, HOW MUCH yang dapat ditemukan
daam Chart QFD rumah pertama House of Quality.
5. Matrik Korelasi
Matrik korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang sering
dipadukan dengan HOW's, dalam arti bahwa matrik korelasi
menjelaskan huungan antara item HOW. Maksud dari pembuatan
seperti atap untuk mengidentifikasi daerah dimana keputusan
trade-off, riset dan pengembangan mungkin dibutuhkan. Ada
beberapa tipe yang umum digunakan dalam menjelaskan hubungan
dalam matrik korelasi, antara lain Positive, Strong Positive,
Negative, Strong Negative. Kemudian dapat dilakukan identifikasi
yang mana HOW's yang saling dukung dan yang mana yang
menimbulkan konfik antar HOW's.
Hubungan positive berarti sebuah HOW's dapat mendukung
HOW's lainnya, hubungan negative adalah antara sebuah HOW dengan
HOW lainnya menimbulkan akibat yang saling merugikan atau salah
satu yang dirugikan. Kondisi ini merupakan trade-off yang harus
dihilangkan.
Sumber negative sebenarnya merupakan sumber ide untuk
pengembangan produk, namun supaya kjebutuhan konsumen dapat
terpuaskan, maka hubungan negative haru direspon untuk mencari
cara menghilangkan trade-off.
6. Competitive Assessment
Competitive Assessment adalah sebuah grafik yang
menggambarkan perbandingan penilaian terhadap produk perusahaan
dan produk pesaingnya untuk setiap keinginan konsumen (WHATs)
dan kebutuhan teknis (HOWs)
Competitive Assessment dari WHATs sering disebut Customer
Competitive Assessment dan digunakan sebagai informasi customer
oriented (orientasi pelanggan).
Competitive Assessment untuk HOWs sering disebut dengan
Technical Competitive Assessment dan digunakan secara teknis
untuk menganalisa kompetisi produk dibanding produk pesaing.
Competitive Assessmentdapat digunakan untk membuat niai tujuan
(HOW MUCH's) dicapai.
7. Importance Rating dan Bobot Kolom
Importance Rating digunakan untuk usaha prioritas dan
membuat keputusan trade-off. Importance rating untuk HOWs
disebut sebagai bobot kolom. Importance rating untuk WHATs
dibentuk secara mendasar dari customer assessment dan
diekspresikan sebagai sebuah skala relative atau dengan angka
yang lebih tinggi untuk mengidentifikasi tingkat kepentingan
konsumen dan biasanya diekspresikan dengan skala reatif (missal
1-9 atau 1-5). Importance rating ini sangat penting untuk
mempresentasikan nilai konsumen ketimbang kepercayaan internal
perusahaan.
Nilai importance rating sangat penting didalam
memperkirakan kebutuhan HOWs dalam pengembangan produk. Dengan
melakukan penyimbolan terhadap hubungan antara WHATs dan HOWs
yang bersifat hubungan kuat, menengah, atau lemah. Hasil dari
penjumlahan dari perkalian importance rating dan hubungan yang
telah ditentukan sebelumnya, maka akan didapat nilai bobt kolom
yang penting bagi langkah rumah kedua yaitu matrik part
deployment.
E. Organisasi QFD
QFD merupakan proses fungsi silang sebuah tim dari juga merupakan
aktifitas awal dari :
Seleksi anggota tim
Pengembangan proyek
Identifikasi kepentingan – kepentingan konsumen dan
stakeholder
Perencanaan proyek
Membuat waktu pengerjaan proyek
Tim pengembangan proyek QFD adalah sebagai berikut :
1. Core Team
Merupakan pusat didalam pengembangan QFD dan merupakan
langkah awal didalam proyek QFD untuk menyeleksi anggota tim.
Kompsisi dari core team QFD akan memiliki kebebasan dalam
menentukan proyek sesuai tujuan pengembangan produk. Team ini
beranggotakan :
– Marketing
– Product design
– Manufacturing
– Lini produksi
Biasanya core team terdiri dari empat sampai delapan
orang anggota yang akan mengelola pengembangan produk secara
maksimal sampai tujuan.
2. Champion
Adalah sponsor yang meyakinkan tim akan menerima sejumah
sumberdaya, pengakuan, dan komitmen dari perusahaan didalam
usaha pengembangan produk baru.
3. Facilitator
Fasilitator adalah pedoman, perencanaan dan pelaku dalam
proses pengembangan produk dari sebuah tim QFD
4. Leader
Adalah pemimpin dari peaksanaan proyek. Eader juga
penanggungjawab penuh atas keberhasilan atau kegagalan
pengembangan proyek QFD
5. Recorder
Adalah pencatat agenda – agenda penting selama proses QFD
berlangsung.
F. Empat Fase Pengembangan QFD
House of Quality adalah merupakan voice of Customers yang perlu
didengar oleh perusahaan, sebab voice of customers merupakan cara
sistematis untuk masuk daam desain, proses dan produksi bahkan sampai
pelayanan.
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya ada empat fase dalam
pengembangan QFD yang terdiri atas empat bagian, yaitu : House of
Quality, Part Deployment, Perencanaan Proses, dan Perencanaan
Produksi.
1. House of Quality (HOQ)
House of Quality merupakan rumah pertama dan merupakan bagian
terlengkap dari pengembangan QFD. Pada house of Quality terdapat
WHATs (merupakan customer requirements/voice of customers), HOWs
(merupakan technical requirements), matrik hubungan, competitive
assessment (konsumen dan teknis) dan importance rating.
Urutan pembuatan HOQ adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi konsumen/user atau pemakai
Permulaan QFD adalah dengan menggariskan apa yang akan
diselesaikan pada produk berdasarkan kehendak konsumen.
b. Menentukan customer needs-nya (WHATs)
Customer needs atau Voice of the Customer. Item ini
mengandung hal – hal yang dibutuhkan oleh konsumen dan
masih bersifat umum, sehingga sulit untuk langsung
diimplementasikan.
c. Menentukan Importance Rating
Merupakan tingkat kepentingan dari VoC dan diperoleh dari
hasil perhitungan kuesioner yang disebarkan kepada
pelanggan.
d. Analisis tentang customer competitive evaluation
Anaisis ini dibuat berdasarkan pengumpulan data yang
diperoleh dari konsumen tentang penyebaran produk di pasar
dibandingkan dengan pesaing produk sejenis dan segmen pasar
yang sama.
e. Menentukan technical requirements (HOWs)
Technical requirement merupakan pengembangan dari customer
needs atau merupakan penerjemahan kebutuhan konsumen dalam
bentuk teknis agar sebuah produk dapat dibentuk secara
langsung.
f. Menentukan relationship
Agar diperoleh nilai secara kauntitatif maka antara WHATs
dan HOWs merupakan langkah selanjutnya untuk menemuka nilai
bobot. Relationship ditentukan oleh tiga nilai kunci utama
yaitu :
– Strong relationship dengan bobot 9
– Medium relationship dengan bobot 3
– Weak relationship dengan bobot 1
g. Menentukan target (HOW MUCH)
Nilai target direpresentasikan untuk memenuhi keinginan
konsumen. Ada beberapa alasan kenapa target perlu
dikemukakan :
– Untuk menyediakan nilai yang obyektif dari keyakinan
bahwa persyaratan sudah ditemukan.
– Untuk menyediakan tujuan dari pengembangan produk
h. Membuat matriks korelasi
Matrik korelasi merupakan atap dari House of Quality,
sebagai penentu dari struktur hubungan setiap item HOW.
Matrik korelasi juga menjelaskan tipe dari beberapa
hubungan antara lain :
– Positive berarti bagaimana satu HOW akan mendukung
HOW lainnya.
– Negative berarti bagaimana sebuah HOW mempengaruhi
HOW lainnya.
i. Membuat analisis tentang competitive technical assessment
Anaisis ini dibuat dengan membandingkan produk sejenis dari
perusahaan lain pada produk dan segmen pasar yang sejenis.
j. Menentukan bobot
Bobot ditentukan dari hubungan korelasi antara customer
requirement dan technical requirement yang ditentukan dari
jenis hubungan yang berlangsung.
k. Menentukan aksi terhadap pengembangan produk baru.
Aksi terhadap pengembangan produk baru ditentukan melalui
strategi analisis dalam House of Quality.
2. Analisis HOQ
Pengembangan proyek QFD tidak terlepas dari usaha analisis
yang mendalam agar didapat hasil yang maksimal. Oleh karena itu
perlu dikembangkan strategi analisa yang detail dan mendalam
pada saat membuat QFD. Pengembangan strategi analisis terdiri
dari bebrapa fase, antara lain.
a. Fase 1 : Informasi konsumen
Pada fase ini prosedur yang dilakukan adalah mengurutkan
customer needs dari keinginan konsumen yang memiliki
importance rating tertinggi sampai yang terendah. Ada dua
kriteria untk menilai dan menentukan aksi perbaikan yaitu :
1) Evaluasi kompetitif konsumen, yang dibedakan menjadi
:
a) Posisi kuat jika produk memimpin pasar
b) Tidak ada produk yang baik dalam suatu atribut,
maka kondisi ini merupakan suatu kesempatan
(competitive opportunity) untuk unggul.
c) Pesaing lebih unggul, maka aksi yang dilakukan
adalah dengan
Melihat kompetisi (examine competition)
jika pesaing unggul mencolok,
makakeunggulan pesaing dapat dijadikan
sumber perbaikan.
Menguji konsep (examine concept) jika
tertinggal tidak jauh.
2) Customer compaints, yaitu keluhan yang disampaikan
oleh konsumen tentang produk yang akan dibuat atau
yang telah ada selama ini.
b. Fase 2 : Prioritas Aksi Tertentu
Dari 3 jenis aksi yang muncu pada fase 1, maka kemudian
di kode dengan huruf A,B, dan C yang menunjukan tingkat
kesulitan dan kebutuhan sumberdaya pengembangan produk baru
tersebut. Penjelasannya sebagai berikut :
A. Pengembangan produk baru tidak begitu suit diakukan,
dengan penggabungan ide saingan di depan.
B. Memerlukan lebih banyak sumberdaya, dimana pada konsep
ini harus dikembangkan dan dievaluasi dari konsep
terbaik QFD.
C. Merupakan tingkat tersulit dari pengembangan produk
baru, karena peru pencarian konsep baru.
c. Fase 3 : Pengukuran kuantitatif
Fase ini merupakan tambahan dalam informasi yang diperoleh
dari konsumen, antara lain :
1) Tujuan (Goal)
Merupakan target dari penilaian kompetitif konsumen.
Biasanya ditentukan langsung oleh perusahaan.
2) Sales Point
Merupaan keinginan konsumen yang berpengaruh pada
kompetisi yang dapat dipergunakan untuk pemasaran.
3) Improvement ratio
Diperoleh dari hasil pembagian goal dengan kondisi
dimana produk perusahaan sekarang berada.
4) Berat bobot baris.
Diperoleh dari perkalian importance rating, sales
point, dan improvement ratio.
d. Fase 4 : Prioritas Keputusan
Dari informasi yang didapat dalam fase sebelumnya, dapat
diambil keputusan dengan mempertimbangkan bobot baris dan
tingkat kesulitan aksi yang diambil.
e. Fase 5 : Tentukan Kebutuhan Teknis yang Akan Dibawa ke Part
Planning Matrix dengan Mempertimbangkan Sumberdaya yang
Tersedia.
Dengan prioritas keputusan yang diambil dari keinginan
konsumen maka kemudian ditentukan keinginan teknis yang
akan dikembangkan. Kebutuhan teknis yang berhubungan kuat
dengan keinginan konsumen terpilih dapat dibawa kerumah
selanjutnya.
3. Matrik Part Deployment
Dalam rumah kedua ini dibutuhkan teknis yang terpiih untuk
dikembangkan ditransformasikan pada rancangan konsep yang lebih
teknis yang disebut sebagai part kritis. Dalam analisis konsep
terdapat kriteria – kriteria yang merupakan rumusan rincian
kebutuhan pokok dari produk, yaitu :
Kebutuhan konsumen dari QFD, berdasarkan HOQ maka
ditentukan factor teknik yang memungkinkan untuk
diperbaiki.
Kebutuhan dari sisi manufacturing
Kebutuhan akan karakteristik umum produk yang dibutuhkan
oleh konsumen.
Dalam rincian kebutuhan tersebut masih harus dipilih lagi
kebutuhan yang penting dan berhubungan dengan konsumen dan pihak
perusahaan mampu mengusahakannya.
a. Fault Tree Analysis
Salah satu cara untuk menentukan critical part digunakan
fault tree analysis yaitu menganalisis elemen – elemen yang
diperkirakan sebagai penyebab terjadinya ketidaksesuaian
target dengan technical requirements.
b. Matrik Perencanaan Proses (Process Planning)
Sebelum memnentukan matrik proses, harus diperhatikan tahap-
tahap proses yang dilalui oleh bahan baku sampai menjadi
produk jdi dan siap dipasarkan.
c. Matrik Perencanaan Manufakturing/Produksi (Manufacturing /
Production Planning)
Setelah melalui tahap perencanaan part dan proses, maka
untuk tahap terakhir dapat diketahui tindakan yang perlu
diambil untuk perbaikan kualitas.
CONTOH STUDI KASUS
Pendahuluan
Proses pengembangan produk "Bolter" yang direncanakan ini dikembangkan
berdasarkan tahapan – tahan yang sesuai dengan proses pengembangan
berdasarkan metode QFD (Quality Function Development) dimana tahapan itu
adalah sebagai berikut:
Namun dalam tahapan ini kami hanya membatasi produk "Bolter" sampai
pada tahap produksi saja tidak sampai tahap pemasaran.
Pernyataan Misi Produk
"Pernyataan Misi : Bolter (Bolpoint Pointer) "
"Deskripsi produk "Bolpoint dilengkapi dengan pointer "
" "presentasi. "
"Sasaran bisnis "Produk diperkenalkan pada kuartal ke-2 saat "
"kunci "penerimaan ajaran baru tahun 2014. "
" "Harga murah standar menengah keatas. "
" "Memperoleh pangsa pasar 50 % tahun 2015. "
" "Simple, praktis, dan efisien. "
"Pasar Utama "Seluruh kalangan praktisi akademia dan "
" "eksekutif. "
"Pasar Sekunder "Mahasiswa dan Pelanggan biasa. "
"Asumsi-Asumsi "Menggunakan baterai. "
" "Tinta dan baterai dapat diganti. "
" "Jarak ketajaman pointer lasser dapat setel. "
"Pihak-Pihak yang "Pengguna "
"Terkait "Pengecer dan Tenaga Penjual "
" "Bagian Produksi dan Operasional Manufaktur "
" "Departemen Hukum/ Legal. "
Identifikasi Kebutuhan Pelanggan
Indentifikasi kebutuhan pelanggan ini dilakukan dalam empat tahapan
yaitu :
1. Mengumpulkan data mentah dari pelanggan, hal ini dapat dilakukan dengan
perbagai cari antaranya : wawancara, kelompok focus, observasi produk
pada saat digunakan.
2. Menginterprestasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan
3. Mengorganisasikan kebutuhan menjadi hierarki
4. Menetapkan kepentingan relative setiap kebutuhan
Berdasarkan tahapan – tahapan diatas maka akan didapatkan pernyataan data
mentah dari wawancara pelanggan yang dirangkum dalam table di bawah ini
masing – masing mengenai "Bolpoin & Pointer" :
1. Data mentah pointer
"Pernyataan Pelanggan "Interprestasi Kebutuhan "
"Setiap presentasi saya "Pointer harus selalu berada "
"kadang lupa menaruh "ditempat yang penting atau berada"
"pointer "di dekat benda yang penting "
"Pointer yang saya gunakan"Batrai pointer harus dapat "
"itu susah mengganti "diganti atau paling tidak ada "
"baterainya kalau habis "pointer yang dicas "
"Pointer kalau jatuh "Pointer harus tahan banting "
"sering ngadat atau cepat " "
"rusak " "
"Pointer yang saya miliki "Pointer harus tahan air atau "
"sering ngadat kalau "hujan "
"terkena air " "
"Saya menyukai pointer "Bentuk pointer harus simple dan "
"yang bisa disematkan "mudah dibawa "
"dimana saja " "
2. Data mentah bolpoint
"Pernyataan Pelanggan "Interprestasi Kebutuhan "
"Kadang bolpoint yang saya "Bolpoint harus selalu berada "
"gunakan sering hilang karena"didekat benda yang penting atau"
"lupa menaruhnya "selalu ditempat kerja "
"Bolpoint yang saya miliki "Tinta bolpoint dapat diganti "
"cepat habis tintanya " "
"Bolpoint yang saya miliki "Bolpoint harus kuat dan tahan "
"pasti pecah kalau keinjak "lama "
"Kadang saat – saat penting "Warna bolpoint harus mencolok "
"susah mencari bolpoint dalam" "
"tas " "
"Saya suka bolpoint yang "Bolpoint harus simple "
"tidak ribet " "
Dari data mentah diatas hasil wawancara pelanggan maka berdasarkan
berbagai pertimbangan dan pernyataan kami mencoba mengambangkan "Bolter
(Bolpoint+Pointer)" sebagai jawaban atas pernyataan – pernyataan diatas.
3. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk "Bolter" akan diterangkan dalam lembar kerja yang
mudah dimengerti untuk kebutuhan pelanggan dan derajat kepentingan.
"No" "Atribut (Permintaan Konsumen) "Kepentingan"
"1 "Bolter"Fungsi utama sebagai bolpoint "3 "
" " "dan pointer " "
"2 "Bolter"Mudah dibawa / Ringan "4 "
"3 "Bolter"Kontrol sederhana "4 "
"4 "Bolter"Mampu dibeli oleh mahasiswa "3 "
"5 "Bolter"Memungkinkan pergantian tinta "5 "
" " "dan battery " "
"6 "Bolter"Tidak rusak saat jatuh maupun "5 "
" " "terinjak " "
"7 "Bolter"Menanambah kebanggaan "2 "
"8 "Bolter"Menarik "4 "
"9 "Bolter"Tahan air "3 "
"10"Bolter"Battery tahan lama "4 "
Berikut ini adalah jawaban pengembang (engineer) dari permintaan
konsumen di atas.
"No"Kebutuha"Matrik (Jawaban Engineer) "Kepenting"
" "n " "an "
"1 "10 "Memiliki banyak fitur tambahan "4 "
"2 "3 "Model kecil dari material non "4 "
" " "logam " "
"3 "7 "Tombol hanya ON/OFF dan "4 "
" " "NEXT/BACK " "
"4 "9 "Harga material dan komponen "3 "
" " "murah " "
"5 "8 "Mudah bongkar pasang "5 "
"6 "9 "Bahan/material kuat dan sesuai "5 "
" " "SNI " "
"7 "8 "Desain unik "3 "
"8 "6 "Tampilan berwarna-warni "4 "
"9 "8 "Isolator rangkian elektronik "3 "
"10"7 "Menggunakan battery hybrid dan "3 "
" " "bisa di cas " "
Dari spesifikasi produk "Bolter" berdasarkan permintaan konsumen dan
jawaban pengembang (engineers) maka akan didapatkan House of Quality
seperti berikut ini.
Mendesain Konsep – Konsep Produk
Konsep produk "Bolter" yang tim kembangkan digambar dalam bentuk
sketsa – sketsa berupa gambar tangan. Tujuanya adalah sebagai jawaban
singkat bagaimana produk ini bisa memuaskan kebutuhan pelanggan. Untuk
lebih jelasnya berikut ini adalah hasil konsep yang kami (tim) ciptakan.
Seleksi Konsep
Seleksi konsep yang dilakukan oleh tim pengembang berdasarkan scoring
matriks seperti dibawah ini.
"Kriteria Seleksi "Konsep "
" " "
" "A "B "C "D "E "
"Daya tahan "0 "0 "0 "0 "0 "
"Kemudahan pembuatan "0 "0 "0 "0 "0 "
"Mudah untuk dibawa "+ "– "+ "+ "+ "
"Mudah bongkar pasang "0 "+ "– "+ "+ "
"Kelengkapan Fitur "– "– "– "0 "+ "
"Kecanggihan "– "– "– "+ "+ "
"Jumlah + "2 "2 "2 "4 "5 "
"Jumlah 0 "3 "2 "2 "3 "2 "
"Jumlah – "2 "3 "3 "0 "0 "
"Nilai Akhir "0 "-2 "-1 "0 "0 "
"Peringkat "5 "7 "2 "3 "3 "
"Lanjutkan? "Gabungka"Tidak "Gabungka"Ya "Ya "
" "n " "n " " "
Setelah itu merangking konsep seperti berikut ini
"Kriteria Seleksi " "Konsep "
" " " AC "D "E "
" " "Rating "Nilai Beban"Rating "
" "Peringkat"3 "2 "1 "
" "Lanjutkan"Tidak "Tidak "Kembangkan "
" "? " " " "
Setelah terpilih konsep yang tepat untuk memuaskan kebutuhan pelanggan
atau konsumen maka tahap selanjutnya adalah pengujian konsep.
Pengujian Konsep
Pengujian konsep dilakukan dengan pembuatan prototype berdasarkan
konsep yang terpilih. Prototype dibuat sebanyak lima buah "Bolter" dari
konsep yang terpilih. Tujuan dari prototype ini adalah untuk mengetahui
kelebihan dan kelemahan kensep yang telah terpilih. Pada tahap ini
kelemahan akan diperbaiki dan kemudian akan didapatkan spesifikasi akhir
dari produk "Bolter" yang akan menjawab semua kebutuhan pelanggan.
Proses Pengembangan Lebih Lanjut
Proses pengembangan lebih lanjut dilakukan berdasarkan sistem
manufaktur dan sistem produksi yang sesuai dengan diagram berikut ini.
Didalam system manufaktur tersebut terdapat proses produksi yang urutanya
saperti berikut ini.
-----------------------
Universitas widya mataram
yogyakarta
2016
Oleh :
Bramantiyo Wahyu Nugroho
152421539
Teknik Industri