PENDEKATAN TEORI PRODUCT LIFE CYCLE
Kesuksesan ekonomi sebuah perusahaan manufaktur tergantung pada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara tepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian desain, melainkan tanggung jawab yan melibatkan banyak fungsi dalam suatu perusahaan.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan. Namun, tig fungsi yang selalu paling penting bagi proyek pengembangan produk (Cross, 1994) yaitu: a. Pemasaran Fungsi pemasaran adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan. Peranan lainnya adalah memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan merancang peluncuran serta promosi produk.
b. Perancangan (desain) Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut, tugas bagian perancangan mencakup desain engineering (mekanik, elektr ik, software, software, dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, ergonomics , user interface). interface). c. Manufaktur
Fungsi
manufaktur
terutama
bertanggung
jawab
untuk
merancang
dan
mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk. Fungsi ini melingkupi pembelian, instalasi, dan distribusi. distribusi.
Proses pengembangan produk (Ulrich-Eppinger, 2001) dalam suatu perusahaan umumnya
melalui 6 tahapan proses, antara lain : 1. Fase 0 : Perencanaan Produk Kegiatan perencanaan sering dirujuk sebagai ³z ero fase´ karena kegiatan ini mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. 2. Fase 1 : Pengembangan Konsep Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternati konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh. 3. Fase 2 : Perancangan Tingkat Sistem Fase perancangan tingkat sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen 4. Fase 3 : Perancangan Detail Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material, dan toleransitoleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh komponen standar yang dibeli dari pemasok. 5. Fase 4 : Pengujian dan Perbaikan Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacammacam versi produksi awal produk. 6. Fase 5 : Produksi Awal Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yan sesungguhnya. Tujuan dari produksi awal ini adalah untuk melatih tenaga kerja dalam memecahkan permasalahan yang timbul pada proses produksi sesungguhnya. Peralihan dari produksi awal menjadi produksi sesungguhnya biasanya tahap demi tahap. Pad beberapa titik pada masa peralihan ini, produk diluncurkan dan mulai disediakan untuk didistribusikan
Pengembangan Konsep
Inti
dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawfor
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan keuntungan/kerugiannya. Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi konsep (Crawford, 1994) adalah : 1. Bentuk Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan sebagainya. 2. Teknologi Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan, dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produ yang dimaksud. 3. Keuntungan Nilai keuntungan yang diharapkan pela nggan dari produk tersebut.
Proses pengembangan konsep (Ulrich-Eppinger, 2001) mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Identifikasi kebutuhan pelanggan Sasaran
kegiatan
ini
adalah
untuk
memahami
kebutuhan
konsumen
dan
mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan. Output dari langkah ini adalah sekumpulan pernyataan kebutuhan pelanggan yang tersusun rapi, diatur dalam daftar secara hierarki, dengan bobot-bobot kepentingan untuk tiap kebutuhan. Tujuan metode identifikasi kebutuhan pelanggan adalah : a.
Meyakinkan bahwa produk telah difokuskan terhadap kebutuhan konsumen.
b.
Mengidentifikasikan
kebutuhan
konsumen
yang
tersembunyi
dan
tidak
terucapkan ( latent needs ) seperti halnya kebutuhan yang eksplisit. c.
Menjadi basis untuk menyusun spesifikasi produk.
d.
Menjamin tidak adanya kebutuhan konsumen penting yang terlupakan.
e.
Menanamkan pemahaman bersama mengenai kebutuhan konsumen diantara anggota tim pengembang.
2. Penetapan spesifikasi target Spesifikasi merupakan terjemahan dari kebutuhan konsumen menjadi kebutuhan
secara teknis. Output dari langkah ini adalah suatu daftar spesifikasi target. Prose pembuatan target spesifikasi terdiri dari 3 langkah : a.
Menyiapkan
daftar
metrik
kebutuhan
dengan
tingkat
kepentingan
yang
diturunkan dari tingkat kepentingan kebutuhan yang direfleksikannya. b.
Mengumpulkan informasi tentang pesaing dan mengkombinasikannya dengan tingkat kepuasan dari pelanggan produk pesaing.
c.
Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
3. Penyusunan konsep Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan bentuk produk. Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsepkonsep produk yang mungkin sesuai dengan kebutuhan konsumen. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuha konsumen. Proses penyusunan konsep terdiri dari 4 langkah : a. Pemaparan masalah dengan diagra m fungsi b. Pencarian eksternal c. Pencarian internal d. Penggalian secara sistematis dengan pohon klasifikasi dan tabel kombinasi. 4. Pemilihan konsep Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis secara berturutturut, kemudian dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang palin menjanjikan. Pemilihan konsep terdiri atas dua tahap, yaitu : a. Penyaringan konsep Tujuan penyaringan konsep adalah mempersempit jumlah konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep. b. Penilaian konsep Pada tahap ini, tim memberikan bobot kepentingan relatif untuk setiap kriteria seleksi dan memfokuskan pada hasil perbandingan yang lebih baik dengan penekanan pada setiap kriteria.
5. Pengujian konsep Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan konsumen telah
terpenuhi, memperkirakan potensi pasar dari produk, dan mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama pr oses pengembangan selanjutnya. 6. Penentuan spesifikasi akhir Spesifikasi target yang telah ditentukan di awal proses ditinjau kembali setelah proses dipilih dan diuji. Pada tahap ini, tim harus konsisten dengan nilai-nilai besaran spesifik yang mencerminkan batasan-batasan pada konsep produk itu sendiri, batasanbatasan yang diidentifikasi melalui pemodelan secara teknis, serta pilihan antara biaya dan kinerja. 7. Perencanaan proyek Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadwal pengembangan
secara
pengembangan,
dan
rinci,
menentukan
mengidentifikasi
strategi
sumber
untuk
daya
yang
meminimasi digunakan
waktu untuk
menyelesaikan proyek. 8. Analisis ekonomi Analisis ekonomi digunakan untuk memastikan kelanjutan program pengembangan menyeluruh dan memecahkan tawar-menawar spesifik, misalnya antara biaya manufaktur dan biaya pengembangan. Analisis ekonomi merupakan salah satu kegiatan dalam tahap pengembangan. 9. Analisa produk-produk pesaing Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produ dan proses produksi. Analisis pesaing dilakukan untuk mendukung banyak kegiatan awal sampai akhir. 10. Pemodelan dan pembuatan prototipe Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model dan prototipe. Hal ini mencakup antara lain model pembuktian konsep yang akan membantu tim pengembangan dalam menunjukkan kelayakan model µhanya bentuk¶ yang ditunjukkan kepada konsumen untuk mengevaluasi keergonomisan dan gaya, sedangkan model lembar kerja adalah untuk pilihan teknis.
Poduct Life Cycle (Siklus Hidup Produk)
Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus hidup produk biasa dikenal dengan istilah.
roduct P
Life Cycle (PLC), yaitu suatu
grafik yang menggambarkan riwayat suatu produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Daur hidup produk (PLC) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Ada berbagai pendapat mengenai tahap-tahap yang ada dalam PLC suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap-tahap PLC terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Selain itu ada juga pendapat yang mengkategorikannya ke dalam tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity, dan decline.
1.
Tahap Introduce ( Perkenalan )
Pada tahap introduce ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan berbagai cara. Dampaknya pada marketing mix adalah sbb : Produk : branding untuk pengenalan produk mulai dilakukan Harga : menggunakan low penetration pricing dengan tujuan untuk membangun market share secara cepat, atau penentuan harga yang terbaik untuk merecover biaya pengembangan Distribusi dilakukan secara selektif sampai konsumen menunjukkan tingkat penerimaan produk Promosi diberikan kepada para inovator dan early adopters. Komunikasi pemasaran diperlukan untuk membangun awareness pada produk dan untuk mendidik konsumen potensial.
2. Tahap Growth ( Pertumbuhan )
Ketika berada pada tahap growth ini, konsumen mulai mengenal produk yang perusahaan produksi dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi dengan promosi yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak penjual dan distributor yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil keuntungan dari meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan tersebut. Langkah yang perlu diambil : Kualitas produk dijaga dan ditambahkan fitur-fitur yang baru; dan juga ditambahkan dukungan layanan. Penentuan harga dijaga saat perusahaan memperoleh peningkatan permintaan dengan level kompetisi yang masih kecil. Kanal distribusi ditambahkan disaat ada kenaikan demand dan konsumen menerima produk tersebut. Dilakukan promosi untuk memperluas sasara n.
3. Tahap Maturity ( Kedewasaan ) Di tahap maturity ini produk perusahaan mengalami titik jenuh hal tersebut ditandai dengan tidak terjadi penambahan konsumen yang ada sehingg a angka penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai tahap ini, dan perusahaan tidak segera melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Hal ini akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta p enjualan yang cenderung turun.
Demikian juga, sudah banyak pesaing, para pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun. Tujuan utama pada tahap ini adalah untuk mempertahankan penguasaan pasar sambil memaksimalkan keuntungan Langkah yang perlu diambil : Fitur produk mungkin ditingkatkan untuk membedakan produk dari produk pesaing. Penetapan harga dapat menjadi lebih rendah karena persaingan baru. Distribusi menjadi lebih intensif dan bonus dapat ditawarkan untuk mendorong pembelian produk dibanding produk pesaing. Promosi menekankan pada differensiasi produk.
4. Tahap Decline ( Penurunan )
Pada tahap decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beral ih ke produk lain karena produk tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan konsumen atau ada produk lain yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Ketika penjualan menurun, perusahaan memiliki beberapa pilihan : Memelihara produk, mungkin memperbaharuinya dengan menambahkan fitur baru dan menemukan penggunaan baru. Menjual murah produk ± menurunkan biaya dan terus menawarkannya, terutama kepada pelanggan yang setia Menghentikan produk, melikuidasi sisa stok atau menjualnya ke perusahaan lain yang bersedia melanjutkan produk.
Mengapa perlu adanya pengembangan produk, hal ini merupakan salah satu strategi untuk memperpanjang daur hidup produk (life cycle product) sehingga produk tidak mengalami tahap decline. Pengembangan produk ini diperlukan jika produk sudah memasuki tahap maturity yaitu, dimana produk perusahaan mengalami titik jenuh, ditandai dengan tidak terjadi penambahan konsumen sehingga angka penjualan tetap di titik tertentu. Jika produk sudah mencapai tahap ini, dan perusahaan tidak segera melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen dan para pedagang. Hal ini akan mengakibatkan keuntungan yang diperoleh semakin menurun serta penjualan yang cenderung turun.
Gambar 1. Siklus Hidup Produk
Selain karakteristik di atas, PLC juga memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : a. Tidak setiap produk melalui semua tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak pernah melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal memasuki semua tahapan ini adalah produk -produk yang berkaitan dengan teknologi dan mode
(f ad).
Contohnya: produk -produk elektronik b. Panjang suatu tahap PLC untuk tiap produk sangat bervariasi. Product category memiliki PLC yang paling lama, product f orm cenderung mengikuti pola PLC standar (bentuk S ), sedangkan merek memiliki PLC yang paling pendek. c. PLC dapat diperpan jang dengan inovasi dan repositioning. Banyak contoh perusahaanperusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya sehingga penjualannya tidak menurun tetapi malahan terus meningkat. Contoh Rinso yang berhasil memperpanjang PLC-nya dengan memperkenalkan Rinso Baru, Rinso Ultra, Rinso Formula Plus, serta Rinso Warna. Demikian pula halnya dengan Pepsodent yang memperkenalkan Pepsodent yang khusus memelihara kesehatan gusi.
STUDI KASUS TERHADAP MINUMAN BERSERAT ³VEGETA´
A. TAHAP INTRODUCE (PERKENALAN) 1. Produk Grup Enesis didirikan di Jakarta, Indonesia, tahun 1988 sebagai perseteroan terbatas yang berpusat di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur. Perusahaan ini memulai jalan produksinya dengan menghasilkan Sari Puspa / SOFFELL, losion anti -nyamuk setelah melalui pemasaran dan penelitian produk yang mendalam. Kesuksesan Soffell membawa perusahaan untuk mengembangkan usahanya ke sektor minuman sehat pada tahun 1996 dengan dikeluarkannya produk Adem Sari / SENSACOOL. Demikian juga VEGETA merupakan keberhasilan bagi Grup Enesis, minuman bubuk berserat alami ini dikeluarkan pada tahun 2000. Dengan berkembangnya pemahaman pasar mengenai pentingnya pengkonsumsian serat alami bagi kesehatan pencernaan dalam gaya hidup modern, VEGETA menarik segala tingkatan pasar. Secara jenius, dengan berfokus pada kenyamanan dalam melengkapi makanan modern dengan kebutuhan serat dalam menu makan sehari-hari, tuntutan pasar yang mendesak terhadap VEGETA membuktikan keberhasilan yang mengesankan bagi perusahaan. 2. Harga Yang tak kalah penting adalah strategi pilihan harga. Kendati menyasar kelas menengah atas, persediaan vegeta awalnya lebih banyak di gerai -gerai modern dengan harga Rp 1000 per sachet. Strategi ini membuatnya sangat populer di kalangan masyarakat dan bisa meneb us segala lapisan masyarakat. 3. Distribusi
Melihat keluasaan pasar dan keterbatasan yang ditimbulkan karena masalah geografis, perusahan bekerja sama dengan para penyalurnya dengan cara membina kemitraan jangka panjang. Tujuan distribusi strategis adalah secara kontinu menguji dan berkembang bersama bertambahnya permintaan bagi setiap pasar melalui perluasan perwakilan yang sudah ada atau membuat perwakilan baru. Hubungan yang baik dibangun berdasarkan kepercayaan, dukungan dan mekanisme kontrol inventori efektif yang merupakan faktor kesuksesan dalam penyampaian produk dari gudang regional ke rak-rak penjual grosiran, hypermarket , pasar swalayan, toko pangan dan pedagang jalanan.
4. Promosi
Mengkombinasikan antara pendekatan di atas dan di bawah jalur produksi, perusahaan membentuk program yang secara khusus disesuaikan dengan masing masing pasar dari setiap merek produksi. Untuk memperkenalkan produknya secara maksimal dan mendapatkan citra media yang baik, perusahaan mengeluarkan biaya yang tidak tanggung-tanggung untuk pembuatan iklan -iklan televisi. Sebagai konsekuensinya, pengiklanan di atas jalur produksi lebih besar perbandingannya. Tingginya frekuensi kemunculan produk pada program televisi setiap hari digunakan untuk membangun kesadaran dan ingatan akan produk yang diperdagangkan. Meski konsep ini terbukti efektif, perusahaan juga menggunakan alternatif lain seperti radio dan iklan cetak untuk melengkapi kampanye promosi pada pasar -pasar tertentu. Bila dapat, orang -orang terkenal dapat diekspos dalam menyampaikan pesan -pesan iklan untuk mendapat kan afeksi individu dan menambah citra produk. Di bawah jalur, penggunaan
Point-of -
Purchase (POP) bersama dengan bahan cetakan dan kemasan yang menarik perhatian digunakan untuk mendukung promosi penjualan di rak -rak toko pengecer. B.
TAHAP GROWTH (PERTUMBUHAN) Kecocokan Momentum Kemunculan Produk di Pasar Vegeta cukup beruntung karena pasar yang dibidiknya sudah memahami core benefit produknya dan pada saat sama marketing mix yang dijalankan memang menjangkau bagian terbesar target pasarnya. Kemakmuran rakyat seperti kita ketahui, telah mengubah berbagai aspek kehidupan, termasuk kebiasaan makan. Perilaku makan ini memilki pekembangan menarik. Kita bisa lihat bahwa pola komsumsi makanan berserat sudah kehilangan peminat atau gengsi. Untuk itu, dengan muncul mi numan berserat dalam bentuk kemasan, orang mulai mengalami pencerahan bahwa kurangnya konsumsi makanann berserat bisa menimbulkan banyak penyakit. Sejak awal peluncurannya, April 2000, vegeta sudah terlihat menonjol dari segi inovasi produk dan strategi ko munikasi. Produk PT Sari Enesis Indah ini diperkenalkan sebagai kategori baru produk serbuk minuman berserat lokal yang pertama dipasarkan di Indonesia. Di awal 1990an pasar mengenal minuman berserat dari Amerika, Cina, Kore, dan India. Tetapi produk impor harganya pun menjadi mahal. Sementara vegeta terus melaju sebagi pelopor serbuk minuman berserat yang pasarnya terbuka lebar. Waktu itu pasar memang dilanda demam multivitamin yang menjanjikan khasiat rupa-rupa. Maklum saja kesadaran kesehatan masyarakat tidak diimbangi dengan pengetahuan kesehatan sepadan. Akibatnya tawaran produk -produk kesehatan ini diterima secara membabi buta. Pasar dilanda produk makanan tambahan kesehatan mulai dari untuk kulit, stamina, pencernaan, hingga saraf.
Vegeta menawarkan v alue baru yang belum ada pada suplemen lain yaitu mengangkat masalah serat yang mutlak dibutuhkan manusia. Vegeta diposisikan sebagai fiber drink, minuman berserat yang memberikan kemudahan pada pencernaan agar tidak mudah sembelit. Dengan demikian, vegeta tidak berhadapan dengan fatigon, hemaviton, atauu extra joss yang merajai pasar multivitamin. Vegeta menciptakan ruang pasar baru yang belum ada pesaingnya. Selain itu, Segmentasi vegeta juga harus dipuji, karena ia membuat segmentasi berdasarkan manfaat yang diperoleh konsumen. Tak banyak produk yang dapat dikembangkan segementasinya berdasarkan atributnya, produk vegeta dianggap konsumen memberikan manfaat penting, itulah yang meningkatkan pembelian dan tingkat konsumsi.
Dengan dukungan komunikasi yang sangat gencar, omset penjualan mencapai puluhan miliar per bulan. Vegeta serta merta menjadi pioner sekaligus pemimpin pasar di ceruk khusus minuman berserat. Penjualan fenomenal ini dipicu ol eh persepsi masyarakat bahwa vegeta dapat membantu diet. ³Vegeta merupakan serbuk minuman suplemen berserat yang dapat membantu memperlancar BAB.
C. TAHAP MATURITY (KEDEWASAAN)
Penelitian dan Pengembangan Produk
Diperlengkapi dengan fasilitas berteknologi canggih, tim R&D perusahaan mengkhususkan diri pada produk konsumen inovatif untuk kehidupan sehari-hari. Staff penelitian yang berpengalaman, didukung dengan sumber data yang ekstensif, informasi terbaru dan perangkat lunak pembuat model yang berkelas, bekerja sama dalam tim baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk menyakinkan bahwa jalur R&D efektif dan efisien dalam garis pedoman yang telah ditentukan.
Penelitian pasar Perusahaan mengerti bahwa pemasaran merupakan komunikasi dua arah. Perusahaan memiliki departemen penelitian pasar dan secara berkala me ngadakan penelitian independen untuk meyakinkan terjadinya komunikasi antara perusahaan dan konsumen. Baik penelitian kualitatif dan kuantitatif secara konstan dilakukan untuk mengarahkan pembuatan keputusan yang strategis. Penelitian umum meliputi segmentasi pasar, desain produk, penempatan produk, merek, kemasan, tema iklan
dan pelaksanaannya, distribusi, harga hingga promosi penjualan. Data mengenai saham pasar, perkembangan dan kebutuhan pasar dimonitor secara periodik untuk mengukur produktivitas setia p merek, selain untuk melihat kemungkinan dan potensi potensi baru. D. TAHAP DECLINE (PENURUNAN) Cuma 6 bulan melenggang sendirian di pasar, setidaknya ada 3 merk yang menguntitnya, mula2 Fiber (Dankos Laboratories ), FortyPlus Fiber Drink (Tropicana Slim), Bio Vibra (PT indofarma). Kemudian munculnya isu2 tidak sedap, yang mengatakan bahwa Vegeta bisa menimbulkan efek samping dan mempengaruhi kadar
elektrolit.
Milis
internet tanpa
pengawasan
terus
dimanfaatkan
untuk
menyebarkan berita bohong. Masalah pemasaran berupa iklan, awalnya dianggap berlebihan sehingga muncul arus balik yang menentang .
Menghadapi masalah ini, Enesis mengatasinya dengan memberikan fakta positif lewat endorser yang tepat yaitu dokter. Melalui berbagai media, menjelaskan hasil uji klinis dokter. Konsumsi Vegeta dengan pola makan sehat dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah, tidak mempengaruhi kadar gula darah dan dapat membantu mengatasi masalah buang air besar. Cepat dan jelas layak disyukuri. Namun, hal ini tidak semestinya membuat vegeta melupakan tantangan baru yang menghadang yaitu menjaga ekuitas merk dan memperkuat saluran distribusi. Sehingga bisa kuat di mind share, market share dan heart share.
Lampiran Minuman Berserat ³Vegeta´ Vegeta adalah produk serat larut dan serat tidak larut dalam air yang mempunyai kandungan Plantago Ovata atau Psyllium Husk dan Inulin Chicory yang sudah dikenal masyarakat Indonesia.
Manfaat Vegeta 1. Mengatasi sembelit/susah buang air besar Serat dapat menjaga kadar air dalam saluran pencernaan. Oleh karena itu serat dapat membantu memperlunak konsistensi tinja, sehingga mudah dikeluarkan dan membantu mengatasi susah buang air besar
2. Mencegah wasir Konsistensi tinja yang lunak akan membantu mengurangi kerja gerakan otot rektal dan mengurangi tekanan pada rektum sehingga wasir dapat dicegah.
3. Mengontrol berat badan / Membantu diet Mengkonsumsi makanan tinggi serat dan mengurangi lemak dan gula dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini dapat dibuktikan, karena makanan tinggi serat menghasilkan energi jauh lebih sedikit dibanding lemak dan gula. Selain itu, serat juga menimbulkan perasaaan kenyang lebih lama sehingga konsumsi makanan dapat dikurangi. 1gram lemak = 9 kalori 1 gram karbohidrat = 4 kalori 1 gram protein = 4 kalori 1 gram serat
0 kalori
4. Mengontrol kolesterol dan menurunkan resiko sakit jantung/stroke Serat dapat mengikat kolesterol dan asam empedu serta membawanya keluar dari tubuh bersama dengan tinja, sehingga konsentrasi lemak dan kadar kolesterol dalam darah menurun dan kemungk inan resiko sakit jantung/stroke juga turun.
5. Mencegah kanker kolon Serat dapat mempercepat lewatnya m akanan dalam saluran pencernaan sehingga memperpendek waktu transit dan membantu mencegah paparan bahan penyebab kanker pada saluran pencernaan .
Vegeta berasal dari tumbuh-tumbuhan alami pilihan yaitu Plantago Ovata dan akar Chicory. Plantago Ovata merupakan tanaman yang hanya dapat tumbuh di Gujarat, India, namun telah lama dikonsumsi di Amerika Serikat sebagai suplemen serat makanan sejak tahun 1955. Sedangkan Inulin merupakan tanaman yang telah dikonsumsi di Eropa, Afrika selatan dan India
sejak abad ke-16 sebagai pengganti lemak dan gula.
Vegeta mengandung serat Plantago Ovata yang memiliki komposisi terbaik dari serat larut dan tidak larut, dengan 70 % serat larut dan 30 % serat tidak larut. Selain itu keunggulannya adalah: b. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif c. Mengatasi susah buang air besar dan mencega h wasir d. Menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung koroner dan stroke. e. Mengontrol berat badan / membantu diet. f.
Plantago Ovata (Psyllium Husk) merupakan suplemen serat yang telah diakui khasiatnya (Health Claim) oleh US FDA (Food And Drug Administration) sejak 17 February 1998 dan tela h mendapat rekomendasi sebagai salah satu sumber serat alami yang teruji klinis dapat menurunkan kolesterol
Vegeta mengandung serat Inulin Chicori yang dikenal sampai saat ini sebagai zat prebiotik terbaik di dunia. Serat inulin terdiri dari 96 % serat larut yang memiliki keunggulan sebagai berikut: a. Bersifat protektif terhadap penyakit degeneratif b. Sebagai zat prebiotik yang meningkatkan jumlah bakteri baik dan menekan pertumbuhan bakteri jahat/berbahaya misalnya bakteri penyebab diare, dll. c. Meningkatkan penyerapan mineral dalam tubuh, misalnya kalsium, sehingga membantu
mencegah
osteoporosis
pada
wanita
menopause
dan
membantu
pertumbuhan tulang anak-anak. Awal tahun 2002, Vegeta telah teruji secara klinis menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL) bahkan membantu mempermudah buang air besar di salah satu rumah sakit jantung terkenal di Jakarta. Khasiat Vegeta telah banyak mendapat pengakuan kepuasan dari konsumennya. Terbukti dengan diperolehnya penghargaan
ICSA
Majalah SWA dan Frontier tahun 2002
(Indonesia Customer Satisfaction Award) dari
Vegeta Sekarang Kaya dengan Vitamin C dan rendah Kalori
Atas permintaan dan masukan dari konsumen, saat ini Vegeta telah menyempunakan ketiga macam rasa yang tersedia, yaitu rasa jeruk, rasa mangga-jeruk dan rasa lychee, dengan Vitamin C sebanyak 60 mg per sachet . Kandungan kalorinya juga dikurangi sehingga tidak berpengaruh terhadap diet dan aman untuk penderita diabetes mellitus . Untuk
rasa jeruk dan mangga-jeruk, kandungan kalorinya dikurangi dari 20 kalori/sachet menjadi 10 kalori, sedangkan untuk rasa lychee, kandungan kalorinya dikurangi mendekati 0 kalori. Untuk lebih jelasnya, informasi nilai gizi ya ng terkandung pada setiap bungkus Vegeta adala h sbb: Informasi Nilai Gizi
Jumlah Penyajian per Kemasan isi satuan, Dus isi 6 dan Dus isi 24 Nilai
per
penyajian Rasa
Jeruk
&
Rasa Lychee
1 bungkus
Mangga-Jeruk
Takaran
8 gram
7 gram
Kalori
10
0 (%AKG)*
Total Lemak
0g
Lemak Jenuh
0g
Kolestrol
0 mg
Sodium
3 mg
Total Karbohidrat
6g
Serat Makanan
3g
Gula
2g
0g
0%
0%
0 mg 0 mg
0%
3g
12% **
(%AKG)*
0g
0%
3g
12% **
0g
Protein
0g
0%
0g
0%
Vitamin C
60 mg
100%
60 mg
100%
* AKG Widya Karya Pangan & Gizi 1998 Usia 20-45P ** Daily Value - US FDA