PENSIUN Oleh Subid Pensiun Pengertian Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai kehidupan selanjutnya agar tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan yang lain Berdasarkan UU No.11 Tahun 1969, Pensiun diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah. Berdasarkan Undang-undang No.43 Tahun 1999 Pasal 10, Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada Negara. Pada pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin hari tuanya, dan untuk ini setiap Pegawai Negeri Sipil wajib menjadi peserta dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah. Karena pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai balas jasa, maka Pemerintah memberikan sumbangannya sumbangannya kepada Pegawai Negeri. Latar Belakang Adanya Pensiun
y
Karena batas usia pensiun ;
y
Kemauan Sendiri;
y
Takdir Misalnya : Sakit, Meninggal dunia;
y
Rekturisasi/Dinas;
y
Diberhentikan dengan tidak hormat karena adanya kasus .
Unsur Sifat Pensiun 1. Penghargaan, diberhentikan dengan hormat; 2. Jaminan hari tua; 3. Jasa terhadap Negara atau pemerintah.
Hak
atas pensiun Pegawai
(Undang
undang
Nomor
:
11
Thn.1969
pasal
9)
Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil berhak menerima pensiun
y
pegawai,
jikalau
ia
pada
saat
pemberhentiannya
sebagai
pegawai
:
Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 Tahun dan mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 Tahun.
y
Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 Tahun dan oleh badan / pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang tidak disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.
y
Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas Negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 TH dan memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang kurangnya 10 Tahun.
Jenis Pensiun
y
Non Batas Usia Pensiun (Non BUP);
y
Batas Usia Pensiun (BUP), PNS yang telah mencapai BUP harus diberhentikan dengan hormat sebagai PNS;
y
Pensiun Janda/Duda;
y
Pensiun Anak.
Macam-macam BUP ditentukan sebagai berikut
y
Usia 56 tahun
y
Usia 58 tahun
y
Usia 60 tahun
y
Usia 63 tahun
y
Usia 65 tahun
y
Usia 70 tahun
PNS diberhentikan dengan hormat sebagai PNS karena mencapai BUP, berhak atas pensiun apabila
ia
telah
memiliki
masa
kerja
pensiun
sekurang-kurangnya
10
tahun
PNS yang akan mencapai BUP dapat dibebaskan dari jabatannya untuk paling lama 1 tahun dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku kecuali tunjangan jabatan PNS yang memangku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 44 PP No. 32/1979 apabila tidak memangku lagi jabatan tersebut maka sebelum yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS kepada yang bersangkutan diberikan bebas tugas 1 tahun. Dasar Hukum
Pemberian Pensiun PNS dan Janda/Duda
y
UU No. 11 tahun 1969, Tentang pensiun pegawai dan pensiun j anda/dudanya PNS ;
y
UU No. 8 Tahun 1974 Jo. UU No. 43 Tahun 1999,Tentang Pokok-pokok kepegawaian ;
y
PP No. 7 tahun 1977 , PP No.15 tahun 1985, PP No. 15 tahun 1992, PP No. 15 tahun 1993 , PP No. 6 tahun 1997 dan PP No. 10 tahun 2008;
y
PP No. 32 tahun 1979, Tentang pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ;
y
PP No. 12 tahun 1981, Tentang perawatan tunjangan cacat dan uang duka ;
y
PP No, 1 tahun 1983, Tentang perlakuan terhadap calaon PNS yang tewas atau cacat akibat kecelakaan karena dinas ;
y
PP No. 49 tahun 1980,Tentang pemberhentian tunjangan tambahan penghasilan bagi PNS , janda/duda PNS;
y
PP No. 5 tahun 1987, Tentang perlakuan terhadap penerimaan pensiun/tunjangan yang hilang ;
y
PP No. 8 tahun 1989, Tentang pemberhentian dan pemberian pensiun otomatis PNS serta pemberian pensiun janda/duda ;
y
SE Ka. BAKN, No 16/SE/1982, Tentang pemberhentian PNS daerah yang berpangkat Pembina Tk I Golongan ruang IV/b keatas ;
y
Keputusan Ka. BAKN No. 74/Kep/1989 tentang pemberhentian dan pemberian pensiun PNS daerah serta pemberian pensiun janda/dudanya ;
y
Kep Ka. BAKN No. 18 tahun 1992 tentang tata cara pemberhentian dan pemberian pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tk I golongan ruang IV/b serta pembayarannya;
y
Kep. Ka BAKN No.19 tahun 1993 tentang penetapan pensiun janda/duda pensiun PNS yang belum ditetapkan berdasarkan PP No. 8 tahun 1989 ;
y
Kep. Ka. BAKN No. 32 Tahun 1994 tentang pertimbangan teknis pensiun janda/duda pensiun PNS yang berpangkat Pembina Tk I golongan ruang IV/b keatas;
y
PP nomor 9 tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
y
Keputusan Kepala BKN Nomor 14 tahun 2003 Tentang Petunjuk Teknis Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil serta Pensiun Janda/Duda sebagai Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
y
Peraturan Bupati Kuningan Nomor 7 tahun 2005 Tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan;
y
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/Duda;
y
Peraturan Kepala BKN Nomor 3 tahun 2008 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 14 tahun 2008 Tentang Penetapan Pensiun Pokok Pensiunan Pegawai Negeri Sipil dan Janda/ Dudany a.
Berakhirnya hak pensiun pegawai ( pasal 14 UU No.11/1969 ) Hak pensiun pegawai berakhir pada penghabisan bulan penerima pensiun pegawai yang bersangkutan meninggal dunia.
Pembatalan pemberian pensiun pegawai ( pasal 15 UU No. 11/1969 ) Pembayaran pensiun pegawai dihentikan dan surat keputusan tentang pemberhentian pensiun pegawai dibatalkan, apabila penerima pensiun pegawai diangkat kembali menjadi pegawai negeri atau diangkat kembali dalam suatu jabatan negeri dengan hak untuk kemudian setelah diberhentikan lagi, memperoleh pensiun menurut Undang-undang atau peraturan yang sesuai dengan UU. No.11/1969
Pendaftaran isteri/suami/ anak sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda.
y
Pendaftaran isteri( isteri isteri) /suami/anak(anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun janda / duda harus dilakukan oleh pegawai negeri atau penerima pensiun pegawai yang bersangkutan menurut petunjuk kepala Kantor Urusan Pegawai. Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus dilakukan dengan pengetahuan tiap-tiap isteri didaftarkan.
y
Pendaftaran isteri ( isteri isteri ) / anak ( anak-anak) sebagai yang berhak menerima pensiun
janda
harus
dilakukan
dalam
waktu
1
(
satu
)
tahun
sesudah
perkawinan/kelahiran atau sesudah saat terjadinya kemungkinan lain untuk melakukan pendaftaran itu. Persyaratan Pensiun BUP :
y
Foto
copy Karpeg yang dilegalisir;
y
Foto
copy Karis/Karsu yang dilegalisir;
y
Surat Pernyataan tidak menyimpan barang miliki Negara;
y
Salinan Foto copy Surat Nikah yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan setempat;
y
Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh camat setempat;
y
Foto
y
Daftar perincian gaji terakhir;
copy Akte / Surat Kenal Lahir anak dilegalisir BKKBCS setempat;
y
Surat Keterangan masa kerja sebelum menjadi PNS;
y
Foto
y
Foto copy SK PNS (100%);
y
Foto copy SK Pangkat terakhir;
y
Foto copy Surat
y
Foto copy SK Jabatan terakhir;
y
Daftar Riwayat Pekerjaan;
y
Surat Pernyataan Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang/Berat;
y
DP 3 dua tahun terakhir;
y
Data Perorangan Calon Penerima Pensiun (DPCP);
y
Surat Keterangan Kuliah (bagi anak yang masih kuliah);
y
Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
y
7 (tujuh) lembar photo terbaru ukuran 4 x 6 cm (tanpa tutup kepala dan kacamata);
y
Surat Pengantar dari Dinas.
copy SK CPNS (80%);
Keterangan Berkala terakhir;
Persyaratan Pensiun Janda / Duda :
y
Foto
copy Karpeg yang dilegalisir;
y
Foto
copy Karis/Karsu yang dilegalisir;
y
Surat Pernyataan tidak menyimpan barang miliki Negara;
y
Salinan Foto copy Surat Nikah yang telah dilegalisir oleh Kepala Kantor Urusan Agama kecamatan setempat;
y
Daftar susunan keluarga yang disahkan oleh camat setempat;
y
Foto
y
Daftar perincian gaji terakhir;
y
Surat Keterangan masa kerja sebelum menjadi PNS;
y
Foto
y
Foto copy SK PNS (100%);
y
Foto copy SK Pangkat terakhir;
y
Foto copy Surat
copy Akte / Surat Kenal Lahir anak dilegalisir BKKBCS setempat;
copy SK CPNS (80%);
Keterangan Berkala terakhir;
y
Foto copy SK Jabatan terakhir;
y
Daftar Riwayat Pekerjaan;
y
Surat Keterangan Kuliah (bagi anak yang masih kuliah);
y
Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
y
7 (tujuh) lembar photo terbaru ukuran 4 x 6 cm (tanpa tutup kepala dan kacamata);
y
Surat Keterangan Kematian dari Desa / Kelurahan;
y
Surat Keterangan Janda / Duda dari Desa / Kelurahan;
y
Surat Keterangan Ahli Waris dari Desa / Kelurahan;
y
Surat Pernyataan Tidak Pernah Dijatuhi Hukuman Disiplin Tingkat Sedang/Berat;
y
DP 3 dua tahun terakhir;
y
Surat Pengantar dari Dinas.
Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan usia 58 Tahun : 1. Hakim Mahkamah Pelayaran ( PP No.32 tahun 197 9) 2. Hakim Agama pada pengadilan agama tingkat banding 3. Hakim Agama pada pengadilan agama 4. Jaksa yang tidak memangku Jabatan Eselon I, II ( UU No. 5 tahun 1991) 5. Sekretaris jenderal, inspektur jenderal, direktur jenderal dan kepala Bandan di departemen 6. Eselon I dalam jabatan structural 7. Eselon II dalam jabatan structural 8. Ketua, wakil ketua dan hakim pengadilan negeri 9. Dokter yang ditugaskan secara penuh pada lembaga kedokteran negeri sesuai dengan profesinya 10. Pengawas sekolah lanjutan tingkat atas dan pengawas sekolah lanjutan tingkat pertama 11. Guru yang ditugaskan secara penuh pada sekolah lanjutan tingkat atas dan sekolah lanjutan tingkat pertama 12. Penilik taman kanak-kanak, penilik sekolah dasar, penilik pendidikan agama 13. Jaksa yang tidak memangku jabatan Eselon I dan II
14. Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden