A. Pengertian Laparatomy merupakan prosedur pembedahan yang melibatkan suatu insisi pada dinding abdomen hingga ke cavitas abdomen (Sjamsurihidayat dan Jong, 1997). B. Etiologi Etiologi sehingga di lakukan laparatomy adalah karena di sebabkan oleh beberapa hal (Smeltzer, 2001) yaitu;
Trauma abdomen (tumpul atau tajam)
Peritonitis
Perdarahan saluran pencernaan.
Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
Masa pada abdomen
C. Patofisiologi
D. Manifestasi klnis Manifestasi yang biasa timbul pada pasien post laparatom y diantaranya :
Nyeri tekan pada area sekitar insisi pembedahan
Dapat terjadi peningkatan respirasi, tekanan darah, dan nadi.
Kelemahan
Mual, muntah, anoreksia
Konstipasi
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rektum : adanya darah menunjukkan kelainan pada usus besar ; kuldosentesi, kemungkinan adanya darah dalam lambung ; dan kateterisasi, adanya darah menunjukkan adanya lesi pada saluran kencing.
Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit dan analisis urine.
Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi.
IVP/sistogram : hanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap trauma saluran kencing.
Parasentesis perut : tindakan ini dilakukan pada trauma tumpul perut yang diragukan adanya kelainan dalam rongga perut atau trauma tumpul perut yang disertai dengan trauma kepala yang berat, dilakukan dengan menggunakan jarum pungsi no 18 atau 20 yang ditusukkan melalui dinding perut didaerah kuadran bawah atau digaris tengah dibawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih dahulu.
Lavase peritoneal : pungsi dan aspirasi/bilasan rongga perut dengan memasukkan cairan garam fisiologis melalui kanula yang dimasukkan kedalam rongga p eritonium.
F. Penatalaksanaan medis
Tirah Baring total 24 jam, kemudian mobilisasi secara bertahap
Kontrol tensi, nadi tiap 15 menit, suhu tiap 30 menit bila stabil tiap 4 jam.
Selama 13-24 jam pertama, pemasukan makanan per os distop. Kemudian secara bertahap diberikan makanan cair hingga padat sesuai keadaan penderita.
Bila kesakitan, berikan analgetik narkotik, betadine 50mg maksimal 4 kali dalam 24 jam. (Bharata : 1998;267)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Menurut NANDA 2009 , Diagnosa Keperawatan yang dapat muncul adala Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan depresi SSP pernafasan Nyeri Akut behubungan dengan agen cidera fisik( tindakan operasi ) ( merupakan masalah Keperawatan Utama ). Risiko Infeksi berhubungan dengan prosedur invansif (Appendiktomi) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akut post op.appecdictomy Mual berhubungan dengan distensi lambung(penurunan bising usus) akibat efek anasthesi Kerusakan integritas Jaringan berhubungan dengan faktor mekanik ( friksi/sayatan/robekan post appendiktomi Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan Restrain fisik Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
Referensi ;
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth Ed.8 Vol.3. EGC : Jakarta