Pengembangan Pengembangan Makanan Formula dan Modifikasi Kuliner
“Autisme, Psoriasis, dan SLE ( SyndromaLupus Erythematosus ! Dosen pembimbing : Endang Endang Titi Amrihati, SKM, M.Kes
Disusun oleh: Agustina Pungki Astuti Asri Kencana Intan ornellia !. "ilis #iti Sur$ani Meuthia %achmah
DIP"&MA I' P"L#$EK%#K KESE&A$A% KESE&A$A% KEME%KES 'AKA$A ## '))SA% *#+#
$ahun $ahun Akademik -./ Jalan Hang Jebat III/F3 P. P.O.Box 6007 KBYB. Kebayoran Baru, Jakarta 110 110
KAT KATA PENGANTAR PEN GANTAR
Assalamualaikum (r. )b Pu*i s$ukur penulis hanturkan atas kehadirat kehadirat Allah S)T karena berkat rahmat dan karunia+ #$a, makalah Pengembangan %ancangan Makanan !ormula dan modiikasi kuliner untuk penderita Autisme, Psoriasis, dan S"E -S$ndroma "upus Er$thematosus ini dapat terselesaikan tepat pada (aktun$a. Kami berterima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah , Ibu Endang Titi Titi A. SKM, M.Kes dan semua pihak $ang telah membantu membantu hingga terselesaikann$a penulisan makalah ini. Pengembangan makanan !ormula dan modiikasi kuliner diperlukan bagi calon ahli gi/iagar seorang seorang ahli gi/i dapat memanaatkan memanaatkan komponen komponen bioakti bioakti maupun maupun /at gi/i dalam pangan untu untuk k
menc mencip ipta taka kan n
orm ormul ulas asii
maka makana nan n
dala dalam m
meng mengat atas asii
perm permas asal alah ahan an gi/i gi/i di
ma$arakat..Men$adaribah(a penulisan makalah ini *auh dari kesempurnaan, maka sebagai langka langkah h a(al a(al menu*u menu*u penulisa penulisan n makalah makalah $ang
baik, baik, penulis penulis berhar berharap ap pembaca pembaca dapat dapat
memberikan memberikan saran dan masukan. Akhir Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanaat bermanaat sebagai sebagai sumber reerensi dan sebagain$a.Mohon maa atas kekurangan $ang ada.
0akarta, 12 Mei 1234
Pen$usun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2 DAFTAR ISI............................................................................................................. 3 BAB I...................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN.......................................................................................................4 1.1.
Latar Belakang..........................................................................................4
1.2.
Tuuan........................................................................................................!
BAB II..................................................................................................................... " TIN#AUAN PUSTAKA................................................................................................ " 2.1.
Aut$%&e..................................................................................................... "
2.1.1. '$r$()$r$ Aut$%&e..................................................................................... * 2.1.2. Perke&+angan anak aut$%&e.............................................................. , 2.1.3. 2.2.
Pantangan Pen-er$ta aut$%..................................................................
P%/r$a%$%.................................................................................................. 11
1.1.3. 5ambaran Klinis ......................................................................................... 12
2.2.2. Et$/l/g$ P%/r$a%$%..................................................................................12 2.2.3. 2.3.
D$et untuk 0en-er$ta P%/r$a%$%..........................................................1!
SLE Sn-r/&a Lu0u% Erte&at/%u%....................................................1!
2.3.1. Et$/l/g$................................................................................................ 1! 2.3.2. Kr$ter$a D$agn/%$% -an 5an$6e%ta%$ Kl$n$%............................................. 1" 2.3.3.D$et.......................................................................................................1" BAB III.................................................................................................................. 1* PENUTUP.............................................................................................................. 1* 3.1.
Ke%$&0ulan..............................................................................................1*
3.2.
Saran....................................................................................................... 1*
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 1,
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan pola pen$akit di negara berkembang dan ma*u seperti Indonesia ter*adi pergeseran pola pen$akit dari pen$akit menular ke pen$akit non+ineksi, tetapi hal ini tidak berarti negara ma*u telah terbebas dari masalah pen$akit menular -6udiarto 7 Anggraeni, 1228. Pen$akit non+ineksi $ang dapat muncul dan berkembang pesat salah satun$a adalah pen$akit autoimun Sistemik "upus Eritematosus -S"E. S"E adalah pen$akit autoimun sistemik $ang ditandai dengan adan$a autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, men$ebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Per*alanan pen$akitn$a bersiat episodik -berulang $ang diselingi periode sembuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai *aringan dan organ $ang berbeda -Mok 7 "au, 1238 Sedangkan
autisme dipergunakan untuk menun*ukkan suatu ge*ala psikosis pada
anak+anak $ang unik dan menon*ol $ang sering disebut sindrom Kanner $ang dicirikan dengan ekspresi (a*ah $ang kosong seolah+olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau menga*ak mereka berkomunikasi -6udiman, 399. Autistik adalah suatu gangguan perkembangan $ang kompleks men$angkut komunikasi, interaksi sosial dan akti;itas ima*inasi. 5e*alan$a mulai tampak sebelum anak berusia 8 tahun -Sur$ana, 122<. Menurut dr. !aisal =atim DTM7>, MP> -dalam Sur$ana, 122<, autisme bukanlah ge*ala pen$akit tetapi berupa sindroma -kumpulan ge*ala dimana ter*adi pen$impangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autisme hidup dalam dunian$a sendiri. &leh sebab latar belakang diatas, maka perlu disusun rancangan makanan untuk penderita autoimun dan autisme $ang tidak merangsang aktin$a autoimun dan membuat penderita autis men*adi hiperakti.
4
1.2. Tujuan •
Mengidentiikasi Autisme, Psoriasis, dan S"E Mengidentiikasi /at $ang diperlukan oleh penderita Autisme, Psoriasis, dan S"E
•
-s$ndroma "upus Erh$tematosus Mengidentiikasi Sumber pangan $ang mengandung /at bioakti ataupun /at gi/i $ang
•
• •
diperlukan oleh penderita Autis, Psoriasis, dan S"E Mengidentiikasi ?at $ang dihindari oleh penderita Autisme, Psoriasis, dan S"E Mengidentiikasi Sumber pangan $ang mengandung /at gi/i $ang dihindarioleh penderita Autis, Psoriasis, dan S"E
!
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aut!"e Istilah autisme berasal dari kata @Autos $ang berarti diri sendiri dan @isme $ang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai suatu paham tertarik pada dunian$a sendiri -A.Sur$ana, 122<Autisme pertama kali ditemukan oleh "eo Kanner pada tahun 39<8. Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa $ang ditun*ukkan dengan penguasaan bahasa $ang tertunda, echolalia, mutism, pembalikan kalimat, adan$a akti;itas bermain repetiti;e dan stereot$pe, rute ingatan $ang kuat dan keinginan obsesi untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungann$a -Da(son 7 astelloe dalam )idihastuti, 122B. 5ulo -391 men$ebutkan autisme berarti preokupasi terhadap pikiran dan kha$alan sendiri atau dengan kata lain lebih ban$ak berorientasi kepada pikiran sub*ektin$a sendiri daripada melihat ken$ataan atau realita kehidupan sehari+hari. &leh karena itu penderita autisme disebut orang $ang hidup di @alamn$a sendiri.Istilah autisme dipergunakan untuk menun*ukkan suatu ge*ala psikosis pada anak+anak $ang unik dan menon*ol $ang sering disebut sindrom Kanner $ang dicirikan dengan ekspresi (a*ah $ang kosong seolah+olah sedang melamun, kehilangan pikiran dan sulit sekali bagi orang lain untuk menarik perhatian mereka atau menga*ak mereka berkomunikasi -6udiman, 3999 Autistik adalah suatu gangguan perkembangan $ang kompleks men$angkut komunikasi, interaksi sosial dan akti;itas ima*inasi. 5e*alan$a mulai tampak sebelum anak berusia 8 tahun -Sur$ana, 122<. Menurut dr. !aisal =atim DTM7>, MP> -dalam Sur$ana, 122<, autisme bukanlah ge*ala pen$akit tetapi berupa sindroma -kumpulan ge*ala dimana ter*adi pen$impangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autisme hidup dalam dunian$a sendiri. Autisme tidak termasuk ke dalam golongan suatu pen$akit tetapi suatu kumpulan ge*ala kelainan perilaku dan kema*uan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak Autisme ter*adi kelainan emosi, intelektual dan kemauan -gangguan per;asi.
"
2.1.1. #r$%r Aut!"e Menurut !"er#$an P%y$atr#$ !%%o$#at#on dalam buku '#agno%t#$ an( )tat#%t#$al
*anual o+ *ental '#%or(er Fourt& (#t#on -ext e#%#on -DSM I'+T%, 122<, kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut: A. 0umlah dari 4 -atau lebih item dari -3, -1 dan -8, dengan setidakn$a dua dari -3, dan satu dari masing+masing -1 dan -8: 3. Kerusakan kualitati dalam interaksi sosial, $ang dimaniestasikan dengan setidak+ tidakn$a dua dari hal berikut: a. Kerusakan $ang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku non ;erbal seperti tatapan langsung, ekspresi (a*ah, postur tubuh dan gestur untuk mengatur interaksi sosial. b. Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman seba$a $ang tepat menurut tahap perkembangan. c. Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi kesenangan, ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain -seperti dengan kurangn$a menun*ukkan atau memba(a ob*ek ketertarikan. d. Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.
1. Kerusakan kualitati dalam komunikasi $ang dimaniestasikan pada setidak+tidakn$a satu dari hal berikut: a. Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa -tidak disertai dengan usaha untuk menggantin$a melalui beragam alternati dari komunikasi, seperti gestur atau mimik. b. Pada indi;idu dengan bicara $ang cukup, kerusakan ditandai dengan kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan orang lain. c. Penggunaan bahasa $ang berulang+ulang dan berbentuk tetap atau bahasa $ang aneh. d. Kekurangan di;ariasikan, dengan permainan berpura+pura $ang spontan atau permainan imitasi sosial $ang sesuai dengan tahap perkembangan. 8. Dibatasin$a pola+pola perilaku $ang berulang+ulang dan berbentuk tetap, ketertarikan dan akti;itas, $ang dimaniestasikan pada setidak+tidakn$a satu dari hal berikut: a. Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan $ang berbentuk tetap dan terhalang, $ang intensitas atau okusn$a abnormal. b. Ketidakleksibilitasan pada rutinitas non ungsional atau ritual $ang spesiik. c. Sikap motorik $ang berbentuk tetap dan berulang -tepukan atau mengepakkan tangan dan *ari, atau pergerakan $ang kompleks dari keseluruhan tubuh. d. Preokupasi $ang tetap dengan bagian dari ob*ek
*
6. !ungsi $ang tertunda atau abnormal setidak+tidakn$a dalam 3 dari area berikut, dengan permulaan ter*adi pada usia 8 tahun: -3 interaksi sosial, -1 bahasa $ang digunakan dalam komunikasi sosial atau -8 permainan simbolik atau ima*inati. . 5angguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam ett% '#%or(er atau l(&oo( '#%#ntegrat#e '#%or(er . 5angguan autistik lebih ban$ak di*umpai pada pria dibanding (anita dengan ratio C : 3. Dalam pengklasiikasian gangguan autisme untuk tu*uan ilmiah dapat digolongkan atas autisme ringan, sedang dan berat. #amun pengklasiikasian ini *arang dikemukakan pada orangtua karena diperkirakan akan mempengaruhi sikap dan inter;ensi $ang dilakukan. Padahal untuk penanganan dan inter;ensi antara autisme ringan, sedang dan berat tidak berbeda. Penanganan dan inter;ensin$a harus intensi dan terpadu sehingga memberikan hasil $ang optimal. &rangtua harus memberikan perhatian $ang lebih bagi anak pen$andang autis. Selain itu penerimaan dan kasih sa$ang merupakan hal $ang terpenting dalam membimbing dan membesarkan anak autis -=usu, 1228.
2.1.2. Perke"&angan anak aut!"e
,
Masa prasekolah dan kanak0kanak tengah A1 Faktor afektif0moti2asional
Moti;asi untuk men*adi partisipan akti $ang kuat pada anak normal, lemah pada anak autis. Anak autis kurang tertarik dengan teman seba$an$a. Anak autis kurang dalam empati, $aitu proses dimana seseorang berespon secara aekti terhadap orang lain seperti mereka mengalami a++e$t $ang sama dengan orang tersebut. 31 Reciprocity
Pada anak autis, ketidakmampuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam interkasi sosial resiprokal $ang sesuai umur dapat bertahan seumur hidup mereka. 3. Kesulitan penerimaan Mereka sulit mengenali (a*ah atau suara dari oto atau rekaman suara, mungkin karena kesulitan kogniti dalam memproses stimulus sosial $ang kompleks. Anak autis memahami pen$ebab dari emosi setidakn$a pada le;el+le;el sederhana. Misaln$a: mereka memahami hubungan antara situasi dan a++e$t . &rang merasa senang saat pesta ulang tahun, sedih saat *atuh. 1.
Kesulitan ekspresi Mereka kurang dalam hal malu, aeksi dan bersalah $ang biasan$a muncul pada anak
normal usia 1+8 tahun. Mereka *uga mengalami kekurangan dalam ekspresi (a*ah, miskinn$a ge%ture tubuh dan kurangn$a modulasi dalam aspek ekspresi dari suara $ang memberikan kesan kaku. 2.1.'.Pantangan Pen(erta aut! Anak autiis memiliki alergi pada makanan tertentu. Menurut 0asaputra -0asaputra, 1228,
alergi ini dapat disebabkan oleh gangguan sistem imun pada anak autis. Tetapi *enis kekebalan $ang timbul akan merugikan dirin$a sendiri. Tubu h tidak dapat men$erap dan mencerna /at gi/i ini, bahkan /at gi/i dimanaatkan oleh beberapa *enis *amur $ang merugikan di lambung. Alergi pangan dapat memperburuk kondisi pasien autis -)inarno dan Agustinah,122. -)inarno 7 Agustinah *uga men$atakan 1 alergen utama pada penderita autis, $aitu : 5luten -protein gandum dan kasein -proteinm susu. 5luten adalah protein $ang secara alamai terdapat pada keluarga 2&eat seperti tepung terigu, oat, barle$. Sedangkan kasein merupakan protein $ang terdapat dalam susu dan olahann$a, seperti ke*u dan $oghurt. Menurut -Soenardi 7 Soetard*o, sampai sekarang belum ada diet atau obat tertentu $ang dapat memperbaiki *aringan s$ara dan struktur otak $ang mendasari gangguan autis karena
ge*ala $ang timbul pada anak dengan gangguan autis karena ge*ala $ang timbul $ang bersiat indi;idual serta tidak dapat diseragamkan. 0enis diet atau pantangan $ang paling ban$ak dilakukan pada anak autis adalah : 3. Diet tanpa gluten dan kasein 6erbagai *enis diet sering direkomendasikan untuk anak dengan gangguan autis. Pada orang sehat , mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan mengakibatkan masalah $ang serius menimbulkan masalah.
Pada orangtua dengan anak penderita autis
biasan$a menerapkan diet tanpa gluten dan kasein. Menurut penelitian siregar -siregar, 1228men$atakan proses inlamasi pada mukosa usus membaik ketika anak melakukan diet susu sapi.An-)a7 2812 1. Diet /at aditi ->ida$at, 1224didapatkan bah(a anak dengan berbagai gangguan perilaku dapat diobati dengan mengurangio makanan $ang mengandung aditi ataupun salis ilat. 8. Diet 5ula murni Makanan $ang mengandung gula dapat men$ebabkan peningkatan kadar gula dengan cepat dan meningkatn$a pelepasan insulin. >al ini dapat menimbulkan @rea$t#e &yogly$e"#a4, dan men$ebabkan turun naikn$a kadar gula tanpa terkendali, kondisi ini sering disertai *uga dengan penurunan serotonin, $ang dapat mengacaukan proses berpikir. Kadar gula $ang mendadak tinggi men$ebabkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan mineral tembaga -u dan kromium -r rendah, sehingga kemampuan untuk menstabilakan kadar gula pun men*adi melemah. Penurunan kadar gula secara cepat dapat pula memicu pengeluaran adrenalin $ang mengakibatkan munculn$a perilaku hiperkinetik, berupa bingung, cemas, gelisah, dan kasar ->ida$at dkk,1224 <. Diet anti $east ragi Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan ineksi $east. Pertumbuhan *amur berhubungan erat dengan gula, *adi makanan $ang mengandung gula, $east, dan *amur -Soenardi dan Soetard*o,1229 C. Makanan mengandung asam lemak omega 8 ntuk mengatasi masalah pencernaan diusus, pentingn$a mengkonsumsi makanan $ang mengandung anti inlamasi seperti F as lemak omega 8 $ang terdapat dalam kelompok ikan seperti: salmon, sarden, min$ak ikan, bi*i rami, dan kacang kenari untuk mengurangi peradangan usus $ang ter*adi. Penelitian telah menun*ukkan bah(a beberapa anak+anak dengan autis memiliki cacat en/imatik, $aitu $ang menghilangkan lemak esensial dari membran sel otak lebih cepat dari $ang seharusn$a. >al ini berarti bah(a anak autis lebih cenderung 18
membutuhkan asupan lemak esensial lebih tinggi daripada rata+rata. Dan *uga telah ditemukan bah(a suplementasi EPA dapat memperlambat akti;itas en/im $ang rusak, secara klinis diketahui meningkatkan perilaku, mood, ima*inasi, berbicara spontan, pola tidur, dan okus pada anak+anak autis. 4. Makanan mengandung probiotik Probiotik dan praantibiotik bermanaat untuk mengurangi peradangan pada usus, serta meningkatkan *umlah bakteri usus $ang sehat. Probiotik bisa ditemukan dalam makanan ermentasi seperti keir, $oghurt, dan min$ak ikan cod ermentasi. Makanan tinggi pra+antibiotik dan tinggi serat larut *uga bermanaat, seperti pisang, asparagus, kacang+kacangan, ba(ang putih, daun ba(ang, ba(ang, dan kacang polong. Asam butirat *uga bisa membantu men*aga lapisan usus $ang ditemukan dalam lemak susu. Asam butirat serta omega 8 ban$ak ditemukan dalam mentega dari sapi organik. 6erbagai *enis diet diatas tidak perlu dipantang seumur hidup dengan bertambahn$a umur anak, makanan $ang dipantang dapat diperkenalkan satu oer satu dan sedikit demi sedikit. 6ila tidak menimbulkan ge*ala, maka diet diatas dapat dihentika. Perhatian serta pengalaman orangtua dalam mengatur makanan tertentu sangat bermanaat untuk terpi diet tertentu -Soenardi dan Soetard*o, 1229.
2.2.
P!)ra!!
Psoriasis adalah suatu pen$akit inlamasi kulit bersiat kronis residi, dapat mengenai semua umur $ang ditandai dengan plak kemerahan $ang ditutupi oleh sisik $ang tebal ber(arna putih keperakan dan berbatas tegas. mumn$a lesi psoriasis berdistribusi secara simetris dengan predileksi terutama di daerah siku dan lutut, kulit kepala, lumbosakral, bokong dan genitalia.-cantika, 1231 Pre;alensi psoriasis sangat ber;arisi di beberapa negara, diprakirakan pre;alensi di dunia berkisar antara 3G sampai dengan 8G *umlah penduduk. Insiden di Amerika Serikat sebesar 1+1,4G, di Eropa Tengah sekitar 3,CG -0.Elder 7 5und0ohnson, 1231. Selama periode 1222 sampai 1221 ditemukan 88 penderita psoriasis -1,89G di Poliklinik Pen$akit Kulit dan Kelamin %umah Sakit dr. ipto Mangunkusumo -%SM, 0akarta -)ir$adi, 122<. Dari total penderita psoriasis tersebut ditemukan 1G dera*at berat, 3
Psoriasis dikatakan sebagai pen$akit multiaktorial dan multi sistem, karena melibatkan ban$ak sistem dan organ, semua aktor tersebut saling terkait. Pada kulit normal, sel basal di stratum basalis membelah diri, bergerak keatas secara teratur sampai men*adi stratum korneum sekitar 1 hari, kemudian lapisan keratin dipermukaan kulit dilepaskan serta digantikan $ang baru. #amunpada psoriasis, proses tersebut han$a berlangsung beberapa hari sehingga terbentuk skuama tebal, berlapis+lapis serta ber(arna keperakan. Pen$ebab $ang pasti psoriasis belum diketahui dengan pasti, namun, ban$ak aktor predisposisi $ang memegang peran penting seperti predisposisi genetik dan kelainan imunologis. )alaupun etiopatogenesis psoriasis tidak diketahui dengan pasti, namun ban$ak aktor $ang diduga sebagai pemicu timbuln$a psoriasis seperti: ineksi bakterial, trauma isik, stress psikologis dan gangguan metabolisme. 6ahkan beberapa ahli mengatakan bah(a psoriasis merupakan tanda adan$a sindroma metabolik ban$ak penelitian $ang men$atakan adan$a hubungan antara psoriasis dengan sindroma metabolik -Mallbris et al 1224F #estle et al 1229F Sanche/ 1232.
12
11.1 *ambaran Klinis
Keluhan utama pasien psoriasis adalah lesi $ang terlihat, rendahn$a keperca$aan diri, gatal dan n$eri terutama *ika mengenai telapak tangan, telapak kaki dan daerah intertriginosa. Selain itu psoriasis dapat mengganggu akti;itas sehari+hari bukan han$a oleh karena keterlibatan kulit, tetapi *uga menimbulkan arthritis psoriasis. 5ambaran klinis psoriasis adalah plak eritematosa sirkumskrip dengan skuama putih keperakan diatasn$a dan tanda Auspit/. )arna plak dapat ber;ariasi dari kemerahan dengan skuama minimal, plak putih dengan skuama tebal hingga putih keabuan tergantung pada ketebalan skuama. Pada umumn$a lesi psoriasis adalah simetris -5ud*onsson dan Elder, 1231. 6eberapa pola dan lokasi Psoriasis antara lain: a1 Psoriasis 4ulgaris Merupakan bentuk $ang paling umum dari psoriasis dan sering ditemukan -2G.
Psoriasis ini tampak berupa plak $ang berbentuk sirkumskrip. 0umlah lesi pada psoriasis ;ulgaris dapat ber;ariasi dari satu hingga beberapa dengan ukuran mulai 2,C cm hingga 82 cm atau lebih. "okasi psoriasis ;ulgaris $ang paling sering di*umpai adalah ekstensor siku, lutut, sakrum dan scalp. Selain lokasi tersebut diatas, psoriasis ini dapat *uga timbul di lokasi lain. b1 Psoriasis *utata
Tampak sebagai papul eritematosa multipel $ang sering ditemukan terutama pada badan dan kemudian meluas hingga ekstremitas, (a*ah dan scalp. "esi psoriasis ini menetap selama 1+8 bulan dan akhirn$a akan mengalami resolusi spontan. Pada umumn$a ter*adi pada anak+ anak dan rema*a $ang seringkali dia(ali dengan radang tenggorokan. 51 Psoriasis Pustulosa *eneralisata (4on +umbus5h
Psoriasis *enis ini tampak sebagai erupsi generalisata dengan eritema dan pustul. Pada umumn$a dia(ali oleh psoriasis tipe lainn$a dan dicetuskan oleh penghentian steroid sistemik, hipokalsemia, ineksi dan iritasi lokal. d1 Psoriasis Pustulosa Lokalisata
Kadang disebut *uga dengan pustulosis palmoplantar persisten. Psoriasis ini ditandai dengan eritema, skuama dan pustul pada telapak tangan dan kaki biasan$a berbentuk simetris bilateral.
13
2.2.2. Et)l)g P!)ra!! Pen$ebab pen$akit psoriasis belum diketahui meskipun telah dilakukan penelitian
dasar dan klinis secara intensi. Diduga merupakan interaksi antara aktor genetik, sistem imunitas, dan lingkungan. Sedangkan tiga komponen patogenesis dari psoriasis adalah iniltrasi sel+sel radang pada dermis, hiperplasia epidermis, dan dierensiasi keratinosit $ang abnormal -Schon dan 6oehncke, 122C. a1 Faktor *enetik
Sekitar 38 orang $ang terkena psoriasis melaporkan ri(a$at pen$akit keluarga $ang *uga menderita psoriasis. Pada kembar mono/igot resiko menderita psoriasis adalah sebesar B2G bila salah seorang menderita psoriasis. 6ila orangtua tidak menderita psoriasis maka risiko mendapat psoriasis sebesar 31G, sedangkan bila salah satu orang tua menderita psoriasis maka risiko terkena psoriasis meningkat men*adi 8<+89G. 6erdasarkan a(itan pen$akit dikenal dua tipe $aitu: a. Psoriasis tipe I dengan a(itan dini dan bersiat amilial. b. Psoriasis tipe II dengan a(itan lambat dan bersiat nonamilial b. Faktor #munologik Deek genetik pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari ketiga *enis sel $aitu limosit T, sel pen$a*i antigen -dermal atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli untuk akti;asin$a. "esi psoriasis umumn$a ditemukan limosit T di dermis $ang terutama terdiri atas limosit T D< dengan sedikit limositik dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru pada umumn$a lebih didominasis oleh sel limosit T D. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 3B sitokin $ang produksin$a bertambah. Sel "angerhans *uga berperan dalam imunopatogenesis psoriasis. Ter*adin$a prolierasi epidermis dimulai dengan
14
adan$a pergerakan antigen baik endogen maupun eksogen oleh sel langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis lebih cepat, han$a 8+< hari, sedangkan pada kulit normal laman$a 1B hari. -AA, 1224 #ickolo berkesimpulan bah(a psoriasis merupakan pen$akit autoimun. "ebih 92G dapat mengalami remisi setelah diobati dengan imunosupresi. 6erbagai aktor pencetus pada psoriasis $ang disebutkan dalam kepustakaan diantaran$a adalah stress psikis, ineksi okal, trauma -!enomenan Kobner, endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol dan merokok. Stress psikis merupakan aktor pencetus utama. Ineksi okal mempun$ai hubungan $ang erat dengan salah satu *enis psoriasis $aitu psoriasis gutata, sedangkan hubungann$a dengan psoriasis ;ulgaris tidak *elas. Pernah dilaporkan kesembuhan psoriasis gutata setelah dilakukan tonsilektomi. mumn$a ineksi disebabkan oleh Streptococcus. !aktor endokrin umumn$a berpengaruh pada per*alanan pen$akit. Insiden psoriasis terutama pada masa pubertas dan menopause. Pada (aktu kehamilan umumn$a membaik sedangkan pada masa postpartum umumn$a memburuk. 5angguan metabolisme seperti dialisis dan hipokalsemia dilaporkan men*adi salah satu aktor pencetus. &bat $ang umumn$a dapat men$ebabkan residi ialah beta adrenergik blocking agents, litium, anti malaria dan penghentian mendadak steroid sistemik. 51 Faktor pen5etus
!aktor pencetus lokal ter*adin$a psoriasis antara lain trauma, paparan sinar ultra;iolet, dan lokasi atau posisi anatomis. 6erbagai trauma baik isik, kimia(i, bedah, ineksi dan peradangan dapat memperberat atau mencetuskan lesi psoriasis. "esi psoriasis $ang berbentuk plakat dan ter*adi pada tempat trauma disebut dengan !enomena Koebner. !enomena Koebner adalah paparan sinar matahari *uga mengakibatkan eksaserbasi melalui reaksi Koebner. 6eberapa penelitian men$atakan ter*adin$a peningkatan keparahan pen$akit seiring dengan meningkatn$a paparan sinar matahari -De %ie dkk, 122I'. Ineksi bakteri, ;irus, atau *amur dapat mencetuskan ter*adin$a psoriasis ;ulgaris. 6akteri dapat menghasilkan endotoksin $ang berungsi sebagai superantigen $ang dikemudian hari akan meningkatkan akti;asi sel limosit T, makroag, sel "angerhans, dan keratinosis. Ineksi tenggorokan $ang disebabkan oleh spesies )treto$o$$u% &e"ol#t#$u% *uga sering dikaitkan dengan eksaserbasi psoriasis. 6eberapa obat $ang dapat mencetuskan perkembangan lesi psoriasis antara lain: #SAID, lithium, AE inhibitor, gemribosil, dan +blocker -Ashcrot dkk, 1222. 1!
Mekanisme eksaserbasi psoriasis akibat obat+obatan lainn$a belum diketahui. Konsumsi alkohol *uga dilaporkan dapat mencetuskan psoriasis (alaupun mekanismen$a belum diketahui. >ubungan antara stres dan eksaserbasi psoriasis belum terlalu *elas namun diduga karena mekanisme neuroimunologis. Psoriasis dilaporkan akan bertambah buruk dengan timbuln$a stres $aitu pada 82+<2G kasus. Pada saat periode premenstruasi, lesi psoriasis dikatakan sering kambuh. Angka ke*adian psoriasis meningkat pada (aktu pubertas dan menopause dan diduga peranan dari aktor endokrin. Psoriasis pada penderita >I' lebih berat karena ter*adi deisiensi sistem imun -5ud*onsson dan Thorarinsson, 1228. !aktor pencetus $ang belum ban$ak diungkapkan dan masih kontro;ersial adalah proil lipid terutama trigliserida dan >D", hal ini ban$ak dihubungkan dengan gangguan metabolisme lipid, dislipidemia, sindroma metabolik, diabetes melitus dan pen$akit *antung koroner.
1"
2.2.'.Det untuk *en(erta P!)ra!! >eather Mangieri, %D dari the Academ$ o #utrition and Dietetics memaparkann$a makanan apa $ang baik dan buruk bagi penderita Psoriasis. Makanan $ang baik bagi penderita Psoriasis $aitu:
3. Ikan dan makanan laut. Asam lemak &mega+8 berlimpah dalam ikan berlemak seperti salmon, mackerel, sarden dan tuna merupakan dasar dari diet *antung sehat. Min$ak ikan dianggap mengurangi peradangan dan membantu sistem kekebalan tubuh $ang terlalu akti pada orang dengan psoriasis. Mengingat bah(a psoriasis *uga dikaitkan dengan risiko tinggi serangan *antung dan stroke. Makan ikan setidakn$a dua kali seminggu. 1. )ortel dan labu kuning. 6uah+buahan dan sa$uran memiliki eek anti inlamasi. Psoriasis merupakan kondisi peradangan. Sa$uran $ang *uga bisa membantu mengurangi peradangan $aitu ubi *alar, ba$am, kangkung dan brokoli. 8. 6i*i+bi*ian. 6i*i+bi*ian seperti roti gandum, sereal dan pasta, oatmeal dan beras merah merupakan makanan sehat secara keseluruhan. Seperti buah+buahan dan sa$uran, bi*i+bi*ian *uga mengandung berbagai antioksidan anti+peradangan dan tinggi serat $ang telah dikaitkan dengan penurunan peradangan dan pengaturan gula darah lebih baik. Kacang+kacangan *uga memiliki antioksidan dan serat, sehingga baik dimasukkan dalam pola makan. <. Daging rendah lemak. 0ika makan daging, pilih *enis lemak rendah seperti a$am. 6eberapa orang dengan psoriasis melaporkan bah(a kondisi mereka membaik dengan mengurangi konsumsi daging merah. "emak daging merah telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan dalam tubuh. 0ika masih ingin sesekali makan daging merah, cobalah kurangi lemak dan makan $ang bagian dagingn$a ban$ak. C. Kacang+kacangan dan alpukat. "emak tak *enuh ganda termasuk dalam kategori lemak baik $ang ditemukan dalam kacang+ kacangan, min$ak sa$ur dan alpukat. Selain itu *uga ada lemak tak *enuh tunggal $ang ditemukan dalam min$ak kedelai, kenari, bi*i rami dan ikan *enis tertentu. 0auhi lemak *enuh dan lemak trans $ang dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh. 4. 6lueberr$. 6luberr$ tidak han$a memiliki siat anti+inlamasi, tetapi *uga ban$ak ;itamin , mangan -baik untuk kesehatan tulang dan serat, selain *uga rendah lemak. 6uah+buahan lain $ang *uga memiliki siat anti+inlamasi $aitu mangga, stroberi dan buah aratin. Para ilmu(an baru
1*
sa*a mulai mengungkap siat men$ehatkan lain dari buah+buahan. 6lueberr$, misaln$a, *uga dapat meningkatkan memori dan mela(an pen$akit *antung. Makanan yang tidak dian6urkan bagi penderita Psoriasis yaitu 7
3. Tomat. 6eberapa orang dengan psoriasis melaporkan tomat memperburuk kondisi kulit mereka. Memang han$a sedikit bukti, tetapi tidak ada salahn$a memperhatikan *ika ada sa$uran $ang memperburuk kondisi kulit penderita psoriasis lebih baik tidak dikonsumsi lagi. 1. Alkohol. Alkohol diduga memicu parahn$a psoriasis karena meningkatkan peradangan. Minum alkohol dapat mengganggu beberapa kiner*a obat+obatan dan bahkan berbaha$a bila dicampur dengan pengobatan psoriasis tertentu seperti methotreJate. 0ika psoriasis tidak terkontrol, mempertimbangkan mengurangi atau menghindari alkohol agar semakin cepat membaik. 8. 5ula $ang direinasi -reined sugar. 5ula diproses merupakan pen*ahat untuk kesehatan secara umum dan mungkin untuk psoriasis. Kelebihan asupan gula tidak han$a meningkatkan peradangan, *uga bertanggung *a(ab pada kelebihan berat badan $ang dapat memperburuk psoriasis. <. Makanan $ang digoreng. Men*auhkan gorengan baik $ang dibuat di rumah atau di pada makanan cepat sa*i. 5orengan dikenal untuk mempromosikan peradangan dalam tubuh, $ang *uga dikaitkan dengan risiko lebih tinggi pen$akit *antung dan kondisi kesehatan lainn$a. C. 5luten. 6eberapa orang menemukan bah(a menghindari gluten dari diet mereka membantu mengurangi ge*ala psoriasis. 5andum, r$e, barle$ memang dapat menimbulkan intoleransi gluten. 4. Susu sapi dan turunann$a. 6eberapa orang dengan psoriasis melaporkan peningkatan ge*ala ketika konsumsi susu dan produk turunann$a. 0ika memang masih ingin konsumsi, pastikan memilih $ang bebas lemak, lemak 3G atau susu rendah lemak, ke*u dan produk susu lainn$a.. 6eberapa orang dengan psoriasis telah menemukan bah(a susu kedelai adalah pengganti $ang baik untuk susu sapi.
1,
81 Peranan $rigliserida dan &8L dalam #munopatogenesis Psoriasis
Etiologi ter*adin$a peningkatan lipid darah pada psoriasis masih kontro;ersial, meskipun beberapa studi sudah dilakukan untuk membuktikann$a. 6eberapa pendapat mengatakan adan$a predisposisi genetik untuk perkembangan psoriasis dan beberapa kondisi $ang mencetuskan peningkatan akti;itas pen$akit seperti misaln$a ineksi, trauma kulit, sinar matahari, agen oksidan, dan stres -Takeda dkk., 1223F%ocha, 1223F Tekin dkk., 122B. Seringkali psoriasis dihubungkan dengan beberapa pen$akit $aitu kardio;askular, diabetes mellitus, dan rematoid arthritis. Peran dari keadaan patologis tersebut adalah etiologi psoriasis $ang masih belum *elas -5elan dkk, 122BF A/ar dan 5elan, 122. Psoriasis adalah pen$akit inlamasi Th3 $ang ditandai dengan ekspansi dan akti;asi sel Th3, AP, dan sitokin Th3. Inlamasi Th3 $ang kronis sangat berperan dalam patoisiologi, sindrom metabolik, diabetes, atherosklerosis dan inark miokardium. Sebagai contoh, sitokin Th3, molekul adhesi -IAM+3, Eselectin, dan aktor angiogenik -'E5! meningkat pada psoriasis, dan pen$akit arteri koroner. Mediator+mediator inlamasi ini memiliki eek pleiotropik pada beberapa proses, seperti misaln$a angiogenesis, insulin signaling, adipogenesis, dan metabolisme lipid, traicking sel imun, dan prolierasi epidermis -reamer, 1221. Pada tabel 1.1 di ba(ah ini adalah tabel beberapa peneliti peran trigliserida dan >D" $ang berhubungan dengan psoriasis. Inlamasi kronis dapat men$ebabkan disungsi pada beberapa sistem organ. Sitokin Th3 seperti tumor necrosis actor+ -T#!+ meningkat pada kulit dan darah pasien psoriasis dan merekrut lebih ban$ak sel T ke kulit dan persendian, meningkatkan proses angiogenesis dan hiperprolierasi epidermal -5oiris dkk, 1224. Selain itu T#!+ *uga disekresikan pada *aringan adiposa dan merupakan gambaran $ang penting dalam obesitas kronik. T#!+ dapat men$ebabkan resistensi insulin melalui berbagai *alan seperti misaln$a mengganggu insulin signaling dengan menghambat akti;itas tirosine kinase dari reseptor insulin melalui akti;asi peroJisome prolieratorHacti;ated reseptor -PPA%L $ang meningkatkan prolierase epidermal, modulasi adipogenesis dan metabolisme glukosa, dan melalui supresi adiponectin $ang merupakan molekul anti inlamasi $ang penting dalam regulasi sensiti;itas insulin -%e$noso dkk, 1228. Selain itu, inlamasi kronis psoriasis akan meningkatkan insulin+like gro(th actor+II -I5!II di kulit dan darah pasien psoriasis, dimana I5!+II dapat meningkatkan prolierasi epidermis, modulasi massa lemak tubuh dan metabolisme lemak. >al ini berkaitan dengan hiperlipidemia atau ketidakseimbangan kadar >D" dan trigliserida baik pada he(an coba maupun pada manusia -ohen dkk., 122BF ?uliani,122BF Ka*i >, 1238.
1
a1 SLE (Syndroma Lupus Erhytematosus S"E merupakan pen$akit autoimun menahun $ang diderita penderita seumur hidup, oleh
karena itu pentingn$a penatalaksanaan medis dengan tu*uan mengontrol maniestasi pen$akit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup $ang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius $ang dapat men$ebabkan kematian. -A/i/ah, 1238 Sistemik "upus Eritematosus -S"E merupakan pen$akit multisistem $ang kronik, pen$akit autoimun dari *aringan ikat dan pembuluh darah $ang ditandai dengan adan$a inlamasi pada *aringan tubuh. S"E *uga dikatakan sebagai pen$akit autoimun menahun $ang men$erang da$a tahan tubuh dan peradangan seperi pada kulit dan persendian . S"E adalah pen$akit autoimun sistemik $ang ditandai dengan adan$a autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, men$ebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. Per*alanan pen$akitn$a bersiat episodik -berulang $ang diselingi periode sembuh. Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai *aringan dan organ $ang berbeda -.. 7 , 1238. 6eratn$a pen$akit ber;ariasi mulai dari pen$akit $ang ringan sampai pen$akit $ang menimbulkan kecacatan, tergantung dari *umlah dan *enis antibodi $ang muncul dan organ $ang terkena. Per*alanan pen$akit S"E sulit diduga dan sering berakhir dengan kematian. Pen$ebab ter*adin$a S"E belum diketahui. 6erbagai aktor dianggap berperan dalam penmpangan regulasi sistem imun. Pada anak perempuan, a(itan S"E ban$ak ditemukan pada umur 9+3C tahun dengan perbandingan pada *enis kelamin perempuan dan laki+laki sekitar 32:3 -6lack 7 >a(ks, 1229. 191.1 Etiologi Pen$ebab atau etiologi dari S"E tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa aktor
predisposisi $ang dapat menimbulkan pen$akit S"E, $aitu aktor *enis kelamin, hormonal, dan aktor aktor genetik dapat men*adi predisposisi ter*adin$a S"E, hal ini dibuktikan konkordansi pen$akit S"E pada kembar identik adalah sekitar 12+1CG dan bah(a dalam kembar di/igot adalah sekitar CG -Mok 7 "au, 1238. Selain aktor diatas, aktor lingkungan $ang dapat men*adi rele;an dengan ke*adian S"E diantaran$a aktor kimia seperti pe(arna rambut, sinar ultra;iolet, rokok, obat+obatan -procainamide, h$drala/ine, chlorpoma/ine, isonia/id, phen$toin, penicillamine, aktor makanan -"+cana;aninealala sprouts, dan intake lemak *enuh $ang berlebihan, aktor agen ineksius seperti retro;irus dan endotoksin atau bakterial D#A, aktor hormon -hormonal
28
replacement therap$, kontrasepsi oral, dan prenatal $ang terekspose dengan estrogen -Mok 7 "au, 1238. 1911 Kriteria 8iagnosis dan Manifestasi Klinis
Anak dengan S"E dapat memiliki maniestasi klinis dari ringan sampai mengancam *i(a. Diagnosis mendirikan S"E ketika < dari 33 kriteria diagnostik terpenuhi menurut !"er#$an ollege O+ &eu"atology ->ockenberr$ 7 )ilson, 1229, kriteria diagnosis tersebut diantaran$a: b. c. d. e. . g. h. i. *.
Eritema malar -butter+ly ra%& + tetap %uam diskoid H lesi eritema sebagian !otosensiti;itas H kemerahan saat terpapar dengan sinar matahari lserasi mukokutaneous oral dan nasal H rasa sakit pada mulut dan hidung Artritis non erosiH bengkak, kemerahan pada sendi Seroritis H pleuritis, perikarditis 5angguan renal neritis H proteinuria 2,C g 1< *am dan sel silinder N 5angguan neurologik H psikosis, ke*ang 5angguan hematologi H anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia,
limpopenia k. 5angguan Imunologi + Antibodi antidouble stranded D#A, Antibodi l.
antinuklear Sm Antibodi antinuklear -A#A
2.'.'.Det %estriksi diet ditentukan oleh terapi $ang diberikan. Sebagian besar pasien memerlukan
kortikosteroid, dan saat itu diet $ang diperbolehkan adalah $ang mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam. Pasien disarankan berhati+hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional. Pantangan bagi penderita "upus: 3. Pen$edap rasa 1. >indari mengurangi makanan $ang asam 8. >indari mengurangi minum susu <. >iindari konsumsi gula $ang berlebihan C. Kurangi makan nasi putih 4. >indri makanan $ang berpenga(et dan pe(arna . B. >indari ltra;iolet . >indari herbal $ang bersiat immune stimulator 9. >indari stress dan depresi 32. Kurangi mengkonsumsi makanan tepung tepungan
21
BAB III PENUTUP '.1.
Ke!"*ulan
'.2.
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA A.Sur$ana. -122<. -&era&y !ut#%"e 8!nak Berbakat (an H#erakt#+9. 0akarta: Progress. AA, 5. -1224. Innate an( !(at#e I""un#ty an( t&e Pat&o&y%#ology o+ P%or#a%#%. 0. AM Acad Dermatol. And$ca, !. -1231. FaktorFaktor Yang Ber&ubungan 'engan )tatu% :#;# Pa(a !nak !ut#% '# -#ga u"a& !ut#% (an Kl#n#k -u"bu& Ke"bang Kre#bel 'eok. Depok: !KM I. A/i/ah, =. -1238. !nal#%#% Prakt#k Kl#n#k Keera2atan Ke%e&atan *a%yarakat Perkotaan a(a Pa%#en )#%te"#k ubungan dera*at keparahan PS&%IASIS 'ulgaris Terhadap Kualitas >idup Penderita. Dalam Karya -ul#% Il"#a&. Semarang: !akulrtas Kedokteran ni;ersitas Diponegoro. >ida$at, 6. -1224. Dalam (((.pediatrik.com12242112+iotutr#%# (an Per#laku. 0.Elder, 7 5und0ohnson. -1231. P%or#a%#% 5ulgar#%. #e( =ork: Mc 5ra(+>ill. 0asaputra, D. K. -1228. Penatalak%anaan Hol#%t#k !ut#%"e ? !lerg# *akanan a(a !nak !ut#%. 0akarta: Pusat Inormasi dan Penerbitan 6agian Ilmu Pen$akit Dalam !akultas Kedokteran ni;ersitas Indonesia . siregar, S. -1228. !lerg# %u%u %a# (an !)'. *akarta: makalah lengkap konerensi nasional Autisme. Soenardi, T., 7 Soetard*o, S. -t.thn.. -era# *akanan !nak (engan :angguan !ut#%"e . Diambil kembali dari http:(((.p8gi/i.litbang.depkes.go.idindeJ1.phpO ooptioncom.content7dopd37idC1 )inarno, !., 7 Agustinah. -t.thn.. Pangan (an !ut#%". Dipetik Ma$ 3B, 1234, dari http:(((.ispr.educsrautisma(arenessseminarAutismG12danG12Peran G12panganG12+G12ProG12)inarnoG1212+29+2.pd )ir$adi, 6. -122<. #(e"#olog#$ (ata o+ %or#at#$ at#ent #n 'r. #to *angunku%u%"o :eneral Ho%#tal 80000019. Singapore: Psoriasis "EA% Stud$ 5roup Inaugural. 23
24