BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengertian makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus. 1.2. Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini untuk mengetahui : a. pengertian makanan formula b. jenis-jenis makanan formula berdasarkan bentuk dan golongannya c. syarat-syarat makanan formula pada bayi, balita, ibu hamil, lansia, dan ABRI.
1
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Makanan Formula Pengertian makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus. Sedangkan menyusun makanan formula merupakan kegiatan meyatukan beberapa bahan makanan dengan ukuran, kandungan zat gizi yang sudah ditentukan
yang diberikan berbeda untuk setiap orang tergantung pada usia,
kegiatan, kebutuhan, jenis kelamin, status kesehatan dan pekerjaan setiap orang. Tujuannya yaitu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan makanan secara menyeluruh. 2.2 Jenis makanan formula 2.2.1. Berdasarkan Bentuk : •
makanan cair / susu
•
misal : susu formula untuk bayi, produk susu untuk penderita penyakit tertententu (diabetes).
•
makanan lunak
•
makanan saring
•
makanan biasa
2.2.2. Berdasarkan Golongan : •
Bayi
•
Balita
•
Wanita hamil
•
Wanita menyusui
•
Manula
•
Olah ragawan / atlet
•
ABRI /Tentara
•
Orang Sakit / dengan penyakit tertentu
2
a. Bayi Makanan formula untuk bayi merupakan pemberian susu formula kepada bayi yang tidak bisa diberikan ASI oleh ibunya, dan juga pemberian MPASI (Makanan Pendamping ASI) sesuai dengan zat gizi dan ukuran yang dibutuhkan bayi pada masa tersebut. Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi & kalori bayi yang berguna untuk perkembangan dan pertumbuhannya, status gizi dan kesehatannya. Menurut BPOM Formula bayi adalah formula sebagai pengganti ASI untuk bayi (sampai umur 6 bulan) yang secara khusus diformulasikan untuk menjadi satu-satunya sumber gizi dalam bulan-bulan pertama kehidupan bayi diperkenalkan dengan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). Susu bayi adalah versi sintesis dari susu ibu dan termasuk dalam kelas bahan yang dikenal sebagai pengganti susu. Pengganti susu telah digunakan sejak awal abad kesembilan belas untuk produk seperti mentega dan keju penuh. Mereka dibuat oleh lemak campuran, protein, dan karbohidrat menggunakan teknologi yang sama dan peralatan yang digunakan untuk memproduksi produk susu nyata sejak 1940-an, kemajuan dalam teknik pengolahan seperti homogenisasi, pencampuran cairan dan terus menerus memodifikasi serta mengisi telah sangat meningkatkan produk cara imitasi susu, seperti susu formula, yang dibuat. Penjualan susu formula juga meningkat selama beberapa dekade terakhir. Sampai
awal
1990-an,
susu
formula
hanya
dijual
sebagai
produk
farmasi.wiraniaga disajikan merek mereka ke dokter anak yang kemudian akan merekomendasikan produk untuk ibu baru. Pada tahun 1992 tindakan antitrust federal yang mengakibatkan produsen menggeser strategi pemasaran mereka terhadap teknik pemasaran yang lebih langsung. Sekarang, di samping penjualan farmasi , produsen sangat bergantung pada kampanye direct mail dan tv dan iklan cetak untuk merekrut pelanggan baru. Di amerika serikat saja, industri susu formula adalah bisnis 3 miliar $ per tahun dengan sekitar lagi $ 1 miliar dalam penjualan di luar amerika serikat. Ada beberapa tingkat kontroversi yang terkait dengan rumus pemasaran bayi, namun ada kekhawatiran bahwa formula tidak sesehat bayi sebagai ASI dan bayi dapat benar benar menjadi sakit jika formula
3
dengan benar di campur atau diberikan. Selanjutnya, setelah ibu memulai memberi susu formula secara teratur dan sulit untuk kembali ke ASI. Otoritas terbuka, termasuk organisasi kesehatan dunia (WHO), merekomendasikan bahwa bayi benar-benar ASI untuk 6 bulan pertama dan bahwa ASI terus digunakan sebagai bagian dari makanan mereka sampai setidaknya awal tahun kedua anak. Jenis susu formula tersedia dalam tiga bentuk : bubuk , konsentrasi cair, dan siap-pakan. Bubuk dan cair konsetrat yang lebih murah tetapi mereka memerlukan pencampuran / pengenceran sebelum digunakan. Hal ini mungkin menjadi masalah karena mereka mungkin tidak benar dicampur dengan air yang terkontaminasi dengan bakteri. Ready-to-pakan adalah tipe yang paling mahal tapi tidak memerlukan pencampuran sebelum digunakan. Ini adalah keuntungan karena ibu dapat memastikan bayi mendapat dosis yang tepat nutrisi dan tidak perlu khawatir tentang masalah kontaminasi. Penggolongan formula bayi: 1. starting formula a) adapted formula adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Susunan fomula adaptasi sangat mendekati ASI. Pada umur3-4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASI harus menggantung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral berlebih atau kekurangan. b) Complate formula Kadar protein lebih tinggi dan resiko antara fraksi-fraksi proteinnya tidak
disesuaikan dengan rasio yang terdapat dalam ASI Kadar mineral lebih tinggi Keuntungannya harga lebih murah oleh karena pembuatannya tidak rumit
2. follow-up formula Diperuntukan bagi bayi berumur 6 bulan ke atas. Syarat bagi pembuatan formula lanjutan ialah jika diencerkan menurut petunjuk pembuatannya dan diberikan dalan jumlah yang cukup dapat menunjang pertumbuhan walau bayi menolak makanan padat. Perbedaan formula adaptasi dan formula lanjutan
4
terletak pada kadar beberapa zat gizi nya. Formula lanjutan mengandung protein yang lebih tinggi sedangkan rasio fraksi proteinnya tidak mengikuti rasio pada ASI dan kadar mineralnya yang lebih tinggi. Pertumbuhan yang cepat memerlukan protein ekstra sebagai zat pembangun dan juga berbagai mineral yang lebih tinggi. 3. Formula Khusus Formula khusus diberikan pada bayi atau anak dengan kelainan metabolik tertentu, agar bayi/anak tersebut dapat tetap tumbuh normal baik fisik maupun kejiwaannya.Formula ini tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi sehat, sebab susunan zat gizinya justru menjauhi susunan yan terdapat dalam ASI
Formula prematur - Untuk pertumbuhan yang cepat diperlukan zat-zat gizi yang lebih tinggi. - ASI dari ibu yang mempunyai bayi premature mengandung kalori yang lebih tinggi karena kadar lemak dan protein yang lebih tinggi dibandingkan ASI dari ibu dengan bayi cukup bulan. Seperti pada binatang kanguru yang mampu mensintesis bermacam-macam tipe susu dalam waktu yang sama untuk diberikan pada bayinya yang berbeda masa gestasinya, maka manusia dikatakan mempunyai kemampuan yang sama Pada suatu penelitian yang membandingkan kecepatan pertumbunan bayi prematur (28-32 minggu) yang mendapat susu formula dengan bayi yang mendapat ASI, didapatkan hasil: Pada bayi yang mendapat ASI peningkatan BB,PB dan LK lebih lambat pada 2 bulan pertama Susu prematur mengandung lebih banyak protein,kadar beberapa mineral ( kalsium,natrium ) dan densiti energy lebih tinggi. Formula khusus bagi bayi prematur yang beredar di Indonesia: Enfalac (Mead Johnson), Nenatal ( Nutricia), Prenan ( Nestle )
Formula Kacang Kedele ( Soy Formula ). Adakalanya bayi yang tidak mendapat ASI dan mendapat susu formula menderita diare dan batuk batuk atau bereaksi lain tiap kali mendapat formula yang dibuat dari susu sapi.Ada kemungkinan bahwa bayi tersebut tidak dapat 5
menerima protein susu sapi dan bereaksi alergik.Penggantian formula lain yang didasarkan atas susu sapi tidak memperbaiki keadaan, kecuali jika mendapat formula yang tidak mengandung susu sapi. Formula kedele ini dapat menggantikan formula biasa bila terdapat alergi terhadap protein susu sapi. Produk yang ada di Indonesia: Nutrilon Soya (Nutricia),Nursoy (Wyeth), Prosobee (Mead Johnson),Isomil (Abbott). Syarat syarat makanan formula Secara umum syarat untuk memenuhi standar susu formula diperkaya dengan unsur-unsur nutrisi ekstrak. Hewani atau nabati formula berbahan dasar lemak (mengandung komponen sayur dan atau susu) Beberapa bayi memiliki sensitivitas, alergi, atau alergi potensi untuk rumusan didasarkan sepenuhnya pada susu sapi. Formula dibuat dengan susu nabati yang berasal atau jumlah terbatas susu sapi yang berasal komponen mungkin lebih cocok untuk anak-anak. Formula sayuran yang paling diturunkan adalah kedelai berbasis. Namun , alergi terhadap susu kedelai juga ada, sehingga pendekatan ini tidak menjamin produk akan bebas masalah. Secara umum, menggunakan protein terhidrolisa dapat meminimalkan masalah alergi. Mereka cenderung tidak menyebabkan reaksi alergi. Non-susu berbasis ( yang tidak mengandung komponen susu sama sekali ) Ada yang mahal, formula khusus untuk bayi yang memiliki kepekaan yang kuat untuk kedua sapi dan susu kedelai. Atau kondisi medis atau pencernaan lainnya yang rumus yang terkait. Menurut BPOM, syarat tentang formula bayi telah diatur dalam BPOM NOMOR HK.00.05.1.52.3920 tentang “PENGAWASAN FORMULA BAYI DAN FORMULA BAYI UNTUK KEPERLUAN MEDIS KKHUSUS” berikut penjelasan lebih lanjut: Menimbang: a. Bahwa masyarakat harus dilindungi dari peredaran produk formula bayi dan formula bayi untuk keperluan medis khusus yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, utu, dan gizi.
6
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan peraturan kepala badan pengawas obat dan makanan tentang ketentuan formula bayi dan formula bayi untuk keperluan medis khusus Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2867) 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424) 5. Keputusan Pesiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangann, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 6. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan Bab 1 Ketentuan umum Pasal 1 Dalam peratuan ini, yang dimaksud dengan: 1. Formula bayi adalah formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI) untuk bayi (sampai umur 6 bulan) yang secara khusus diiformulasikan untuk menjadi satusatunya sumber gizi dalam bulan-bulan pertama kehidupan sampai bayi diperkenalkan dengan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)
7
2. Formula bayi untuk keperluan medis khusus adalah makanan bagi bayi yang diolah otau diformulasikan secara khusus dan disajikan sebagai tatalaksana diet pasien bayi sehingga secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan gangguan, penyakit atau kondisi medis khusus selama beberapa bulan pertama kehidupan samapai saat pengenalan MPASI dan hanya boleh di gunakan dibawah pengawasan tenaga medis 3. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan , bahan baku pangan, dan bahan lain yang di gunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman 4. Makanan adalah panan olahan hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. 5. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yamg disertakan pada pangan, dimasukkan kedalam, di tempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. 6. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbetuk badan hukum maupun tidak 7. Kepala badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Pasal 2 Peraturan ini berlaku untuk Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus yang diproduksi dalam bentuk cair atau bubuk. BAB II PERSYARATAN Pasal 3 Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I. Pasal 4 8
Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Pasal 5 Asam amino esensial dan semi-esensial dapat ditambahkan untuk meningkatkan mutu protein. Asam amino esensial dan asam aminno semi esensial yang ditambahkan sekurang-kurangnya sama dengan kandungan protein acuan pada ASI, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran III Pasal 6 (1) Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi dan Formula Bayi Utuk Keperluan Medis Khusus wajib menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) (2)
Penerapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus Badan
Pengawas Obat dan Makanan atau bukti lain yang dikeluarkan oleh lembaga di dalam maupun di luar negeri yang telah terakreditasi. Pasal 7 Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memenuhi persyaratan batas cemaran mikroba, cemaran logam dan cemaran lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pasal 8 Prinsip dasar penentuan nilai minimum dan maksimum untuk bahan memenuhi dalam Formula Bayi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Pasal 9 Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memuat informasi tentang panduan untuk menyiapkan dan menyajikan Formula Bayi sebagaimana tercantum dalam Lampiran V BAB III LARANGAN Pasal 10 (1) Dilarang memproduksi atau mengedarkan Formula Bayi dan Formula Bayi
9
Untuk Keperluan medis Khusus yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan ini, (2) Dilarang mencantumkan klaim gizi dan klaim kesehata pada label Formula Bayi (3) Dilarang mencantumkan klaim kesehatan pada label Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus (4) Dilarang menggunakan perlakuan iradiasi terhadap produk dan bahan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan medis Khusus. Syarat Mutu
Higiene Formula Bayi harus diproduksi dan ditangani sesuai dengan Cara Produksi
yang baik Untuk Formula Bayi Pengemasan Produk harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga higiene serta mutu produk. Produk yang berbentuk cair, harus dikemas dalam wadah tertutup
hermetis.
Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang
berlaku Isi Kemasan Isi Kemasan Formula Bayi siap konsumsi harus : a.Tidak kurang dari 80% v/v kapasitas wadah pada produk dengan berat kurang dari 150g b.Tidak kurang dari 85% v/v kapasitas wadah pada produk dengan 150250 g; dan c.Tidak kurang dari 90% v/v kapasitas wadah pada produk dengan berat leih dari 250g Kapasitas wadah adalah volume wadah yang terisi penuh air suling suhu
20oC dalam keadaan tertutup. Pelabelan Label Formula Bayi harus memenuhi ketentuan tentang perlabelan yang berlaku. 10
Selain ketentuan tersebut diatas, Label Formula Bayi juga harus memenuhi persyaratan
sebagai
berikut:
Nama Produk o Keterangan pada label dan informasi lain yang menyertai produk harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang benar. o Nama produk adalam “Fomula Bayi” o Sumber protein yang digunakan pada produk harus dinyatakan dengan jeas pada label o Bila susu sapi merupakan satu-atunya sumber protein, produk dapat encantumkan “Fomulaa Bayi Berbahan Dasar Susu Sapi” o Produk yang tidak mengandung susu atau hasil olahan harus mencantumkan tulisan “ Tidak mengandung susu atau hasil olahannya” atau kalimat sejenis. Daftar bahan yang digunakan o Semua bahan yang digunakan harus dicantumkan secara berurutan ke samping atau ke bawah mulai dari yang terbanyak jumlahnya. Uraian tentang vitamin dan mineral dibuat tersendiri dan tidak harus secara berurutan menurut jumlahnya. o Untuk bahan-bahan yang berasal dari hewan atau tanaman serta BMT harus ditulis secara spesifik. Penulisan BTM sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Informasi nilai gizi Informasi nilai gizi harus dinyatakan dalam per 100 g atau per 100 ml dan pe 100 kkal. Tanggal kadaluarsa dan petunjuk penympangan o Tanggal kadaluarsa dinyatakan dengan tanggal, bulan, dan tahun serta didahului dengan kalimat “baik digunakan sebelum...” harus dicantumkan pada label. Produk yang mempunyai masa simpan lebih dari tiga bulan, cukup ditulis bulan dan tahun saja. Pencantuman bulan boleh dinyatakan dengan Huruf Latin sekurangkurangnya 3 digit, dan tahun dinyatakan dengan angka sekurang-kurangnya 2 digit. Jika bulan dan tahun dinyatakan dngan angka maka tahun harus dinyatakan dengan lengkap (4 digit). 11
o Jika masa simpan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan khusus, maka kondisi penyimpanan khusus tersebut harus dituliskan pada lebel dalam bentuk petunjuk penyimpanan dan dicantumkan berdekatan dengan tanggal kadaluarsa. o Label Formula Bayi harus memuat penjelasan tentang tanda-tanda yang menunjukkan Formula Bayi sudah tidak baik lagi, tidak olh diberikan pada bayi. Petunjuk penggunaan o Petunjuk penggunaan meliputi cara penyiapan, penanganan dan penggunaan harus dicantumkan dalam label dan atau leaflet o Formula Bayi dalam bentuk cair harus mencantumkan tulisan “dapat diminum langsung” o Formula Bayi dalam bentuk konsetrat harus mencantumkan petunjuk pengenceran dengan air minum o Formula Bayi dalam bentuk bubuk harus mencantumkan petunjuk rekonstitusi dengan air minum o Lebel harus memuat cara penyiapan dan penggunaan produk, termasuk cara penyimpanan dan pembuangan produk setelah disipkan, misal sisa susu yang tidak diminum harus dibuang. o Label harus memuat ilustrasi tentang cara penyiapan. o Petunjuk penggunaan harus dilengkapi dengan peringatan tentang bahaya terhadap kesehatan apanila cara penyiapan, penyimpanan dan penggunaan tidak tepat. o Label produk harus memuat petunjuk yang jelas tentang penyimpanan produk setelah wadah dibuka. Persyaratan tambahan untuk label o Isi label tidak boleh bertentangan dengan program pemberian ASI. Label Produk Formula Bayi harus memuat : a. Tulisan “Produk Formula Bayi bukan merupakan produk streril oleh karena itu perhatikan petunjuk penyiapan” tulisan dicantumkan pada bagian utama label dengan ukuran huruf minimal 2 mm; b. Kata “Perhatian Penting” atau kata lain yang sejenis;
12
c. Kalimat “ASI adalah makanan terbaik untuk bayi anda” atau kalimat sejenis yang enyatakan keunggulan menyusui/ASI. d. Pernyataan bahwa produk hanya digunakan atas anjuran dokter, bidan, perawat independen berdasarkan indikasi medis dan disertai penjelasan cara penggunaan yang benar o Label tidak boleh mmuat gambar bayi dan wanita atau sesuatu yang mengunggulkan penggunaan susu formula baik dalam bentuk gambar ataupun kalimat. Label tidak boleh menyatakan Formula Bayi memiliki kualitas yang sama dengan ASI o Istilah menyetarakan dengan manusia,ibu,
atau
istilah
serupa/semakna, tidak boleh digunakan. o Pada label harus dicantumkan informasi bahwa bayi berusia 6(enam) bulan keatas hrus diberi MP-ASI selain susu formula, sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian sebelum usia 6 (enam) bulan harus ada petunjuk dokter, bidan dan perawat independen. o Label produk harus jelas sehingga konsumen dapat membedakan antara Formula Bayi, Formula Lanjutan dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus. Secara umum syarat makanan formula untuk bayi yaitu sebagai berikut : •
Makanan lembek/lumat/bubur (6-12 bulan)
•
Mengandung kalori 800-1000 kkal/ hari untuk usia diatas 6 bulan.
•
mengandung 15 – 20 gram protein.
•
Tidak dianjurkan menggunakan garam,gula,dan madu
•
Tidak dianjurkan menggunakan makanan mengandung gluten
•
Mengandung Ca 400mg/hari (7-12 bulan)
•
Mengandung Asam Folat 80 mcg (7-12 bulan)
•
Mengandung vitamin A 400 RE (7-11 bulan)
•
Mengandung Fe 11 mg (7-11 bulan)
•
Mengandung Vitamin B12
•
Mengandung Vit C
13
Cara menyusun makanan formula bayi
Formula bayi merupakan produk yang berbahan dasar susu sapi atau susu hewan lain atau campuran kedua susu tersebut dan atau bahan-bahan lain yang telah terbukti sesuai untuk makanan bayi. Keamanan dan kecukupan kandungan zat gizi formula bayi harus terbukti secara ilmiah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi. Semua bahas harus
bebas gluten. Formula bayi siap konsumsi harus mengandung energi tidak kurang dari 60 kkal dan tidak lebih dari 70 kkal per 100 ml produk, yang dibuat sesuai
dengan petunjuk penyiapan. Kandungan zat gizi formula bayi siap konsumsi per 100 kkal harus memenuhi ketentuan nilai mnimum, maksimum, atau ABA berikut ini. Prinsip umum untuk menetapkan nilai tersebut dapat dilihat dalam lampiran IV . Acuan Batas Atas (ABA) di gunakan untuk zat gizi yang tidak mempunyai informasi cukup tentang kajian risiko berbasis ilmiah. Kandungan zat gizi formula bayi biasanya tidak boleh melebihi ABA kecuali jika tidak dapat dihindari sehubung dengan keragaman kandungan formula atau karena alasan teknologi.
Bahan baku o Protein Sumber protein Protein susu sapi Isolat protein Kedelai
satuan g/100 kkal g/100 kkal
Minimum 1,8 2,25
maksimum 3,0 3,0
Seperti dijlaskan di atas, protein yang digunakan dalam formula bisa berasal dari berbagai sumber seperti susu hewan dan kedelai. Susu kedelai dibuat dengan mengambil kedelai, merendam dalam baking soda, pengeringan mereka, menggiling kacang-kacangan, kemudian menipiskan campuran dengan air dan homogenisasi itu. Protein, yang berasal dari kedelai, mungkin dalam bentuk isolat konsetratprotein atau protein. Yang terakhir ini
14
membantu
menghilangkan
atau
mngurangi
karbohidrat
yang
dapat
menyebabkan perut kembung dan kotoran yang abnormal. Protein lain yang bermanfaat dapat diperoleh dari kacang-kacangan, ikan, dan minyak biji kapas tetapi ini memiliki aplikasi terbatas dalam susu formula. o Lemak dan karbohidrat Total lemak Satuan g/100 kkal
Minimum 4,4
Maksimum 6,0
asam lineleat minimum : 300 g/100 kkal maksimum : asam α-linoleat minimum : 50g/100 kkal maksimum : N.S karbohidrat minimum : 9,0 g/100 kkal maksimum : 14,0 g/100 kkal lemak dan minyak merupakan persyaratan makanan penting untuk bayi. Oleh karena itu formulasi mencoba untuk mencocokkan profil asam lemak serum susu payudara nyata. Asam lemak in termasuk asam eicosapentaenoic (EPA) yang mungkin berasal dari minyak ikan dan sumber lainnya. Dalam ASI sebnarnya ada sejumlah besar senyawa lemak yang dikenal sebagai trigliserida, sebagai contoh, docosahexaenoic acid (DHA) diyakini sebagai trigliserida penting. Trigliserida yang mirip dengan ( tetapi tidak identik dengan biokimia) yang ditemukan dalam ASI dapat diturunkan dari fosfolipid kuning telur. Atau prekursor asam lemak ( molekul yang bereaksi untuk membentuk asam lemak diet) dapat di tambahkan ke dalam susu formula. Prekursor ini (misalnya, alpha dan asam gamma linoleat) memungkinkan tubuh bayi untuk mensintesis asam lemak yang diperlukan. Nmun, metode ini tidak efisien untuk menyampaikan asam lemak sebagai ASI. o Pengencer Pengencer adalah carrier atau sebagian besar cairan formula. Untuk formulasi susu berbasis susu skim dapat digunakan sebagai pengencer utama. Dalam formulasi susu gratis, dimurnikan air digunakan.
15
o Mineral Sejumlah mineral penting yang di tambahkan ke susu formula. Ini termasuk kalsium, fosfat, natrium, kalium klorida, mgnesium, belerang, tembaga, seng , yodium, dan zat besi. Besi adalah salah satu komponen yang paling penting karena semua bayi membutuhkan sumber zat besi dalam diet mereka. Beberapa orang tua khawatirbahwa formula yang diperkaya zat besi menimbulkan masalah usus pada bayi tapi ini adalah mitos. Secara umum orang tua dapat mengharapkan susu formula bayi mengalami leih banyak masalah pencernaan dari bayi yang disusui. o Vitamin Vitamin yang ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi susu formula. Ini termasuk vitamin A,B12, C, D, dan E serta thiamin, riboflavin, niasin, piridoksin, pantothenate, dan folacin. o Bahan tambahan pangan Hanya BTM yang tercantum berikut atau yang terdapat dalam code Advisory of Nutrient Compounds For Use In Food For Special Dietary Uses Intended For Infant And Young Children (CAC/GL 10-1979, REV 2008) yang dapat digunakan di dalam formula bayi, sebagai hasil senyawa ikutan ( carry-over) dari bahan baku atau bahan lain (termasuk bahan tambahan makanan). Jumlah BTM pada formula bayi tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan. Jika lebih dari satu unsur ditambahkan maka kandungan maksimum masing-masing senyawa tersebut harus lebih rendah dibanding senyawa lain. BTM berikut dapat digunakan dalam pembuatan formula bayi, yaitu pengental pengemulsi, pengaturan keasaman, amtioksidan, dan gas untuk pengemas. Sebagai bahan yang di tambahkan untuk memastikan formula tetap homogen minyak larut dalam air. Setelah pencampuran selesai, batch dpat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke paralatan pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, btch dapat dproses lebih lanjut dengan cara homogenesis. 16
Setelah pencampuran selesai, batch dapat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke peralatan pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, batch dapat diproses lebih lanjut oleh homogenisasi terpisah. Ini termasuk pengemulsi seperti mono dan di-gliserida serta pengental seperti pati alami dan gusi (misalnya, keragenan tersebut) Proses Metode pembuatan tergantung pada jenis susu formula yang dibuat. Langkah-langkah berikut menggambarkan prosedur umum untuk formula siap pakan, susu berbasis. 1. Mencampur bahan Bahan-bahan primer dicampur dalam tangki besar stainless steel. Susu skim yang ditambahkan dan disesuaikan sampai 140° F (60° C). Lemak, minyak dan emulsifier ditambahkan berikutnya. Pemanasan tambahan dan pencampuran mungkin diperlukan untuk menghasilkan konsistensi yang tepat. Mineral, vitamin, dan gusi menstabilkan dapat ditambahkan pada berbagai titik dalam proses tergantung pada sensitivitas mereka terhadap panas. Setelah pencampuran selesai, batch dapat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke peralatan pasteurisasi. 2. Pasteurisasi Pasteurisasi adalah proses yang melindungi terhadap pembusukan oleh bakteri menghilangkan, ragi, dan jamur. Pasteurisasi melibatkan cepat pemanasan dan pendinginan prosuk dalam kondisi terkendali yang mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup. Sebuah suhu 185-201,2° F (85-94° C), yang diselenggarakan selama sekitar 30 detik, diperlukan untuk cukup mengurangi mikroorganisme dan menyiapkan formula untuk mengisi. Beberapa metode pasteurisasi tersedia secara komersial satu metode umum menghangatkan foemula dengan mengirimkannya melalui tabung berdekatan dengan pelat penukar panas yang panas. Jadi rumus dipanaskan tidak langsung. Metode lain memanaskan rumus secara langsung dan kemudian menggunakan cairan panas untuk memanaskan sia rumus yang masuk. Rumus dipanaskan selanjutnya
17
dipanaskan dengan uap atau air panas dengan suhu pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, batch dapat diproses lebih lanjut oleh homogenisasi. 3.
Homogenisasi Homogenisasi adalah proses yang meningkatkan keseragaman dan stabilitas emulsi dengan mengurangi ukuran partikel lemak dan minyak dalam formula. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai peralatan pencampuran, yang berlaku geser tinggi ke produk. Jenis pencampuran memecahkan partikel lemak dari minyak menjadi tetesan yang sangat kecil.
4. Standarisasi Komposisi yang dihasilkan adalah standar untuk memastikan parameter kunci, seperti PH, konsentrasi lemak, dan vitamin dan mineral sudah benar. Jika salah satu bahan berada pada tingkat yang cukup batch dapat dikerjakan ulang untuk mencapai tingkat yang sesuai. Batch ini kemudian siap untuk dikemas. Cara konvensional mengisi peralatan yang biasa digunakan dalam industry makanan dan minuman yang digunakan untuk paket siap menggunakan formula bayi. 5. Pengemasan Proses kemasan tergantung pada produsen dan jenis peralatan yang digunakan, tetapi secara umum, formula cair diisi kedalam kaleng logam yang memiliki kelopak berkerut ketempatnya. Ini dapat diisi di pengisian cairan peralatan konvensional yang umum digunakan dalam industry makanan dan minuman. 6. Sterilisasi Paket-paket dapat diisi kemudian dipanaskan dan didinginkan untuk menghancurkan mikroorganisme tambahan. Kaleng selesai kemudian dikemas dalam karton dan disimpan untuk pengiriman. 7. Quality control Kualitas susu formula dipastikan pada tiga tingkatan, yang memiliki beberapa derajat tumpang tindih. Pertama di AS ada standar pemerintah
18
yang menetapkan kualitas gizi susu formula dan pengganti susu lainnya. Rincian spesifik dari standar dapat ditemukan dalam Code of Federal Regulations, informasi lebih lanjut tersedia dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) yang mengatur susu formula sebagai makanan diet khusus. FDA menerbitkan monografi merinci segala sesuatu dari daftar nutrisi mandat untuk salinan label dan karya seni digunakan pada kemasan. Kedua, industry susu menetapkan standar sendiri kualitas industri-lebar control. Industry ini kebijakan sendiri dan memiliki organisasi sendiri peraturan perusahaan, International Dairy federation, ynag menetapkan masing-masing perusahaan menetapkan standar mereka sendiri untuk pengendalian kualitas. Misalnya Martek, salah satu produsen trigliserida digunakan dalam formula, memiliki ahli mikrobiologi dan insinyur memantau 30 pos pemeriksaan yang berbeda dari produksi trigliserida, 24 jam sehari. 8. Masa Depan Perkembangan masa depan dalam teknik manufaktur formula bayi akan didorong,
sebagian
oleh
kekhawatiran
bisnis
dan
pemasaran.
Ketergantungan pada iklim pemasaran dapat menjadi manfaat bagi industry karena ada kesempatan yang luar biasa untuk ekspansi. Diperkirakan bahwa pasar diseluruh dunia total untuk susu formula bayi bisa mencapai $ 80 miliar. Oleh karena itu, penjualan dunia saat ini diperkirakan rumus $ 4 miliar merupakan hanya 5% dari potensi penjualan total. Jika pasar tumbuh lebij dekat sampai $ 80 miliar, kemungkinan untuk memacu produsen untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mensimulasikan ASI. Salah satu perbaikan masa yang akan datang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan yang baru-baru ini mengidentifikasi asam lemak penting dalam ASI yang tidak ditemukan di susu formula. Asam lemak tertentu tampaknya menjadi penting untuk pengembangan membrane sel di mata, otak dan jaringan saraf. Penambahan bahan ini bisa menjadi kemajuan signifikan dalam teknologi formula. Produsesn susu formula dapat terus membuat produk mereka lebih baik dengan
19
memasukan temuan terobosan penelitian seperti ini. Namun, meskipun ada potensi besar untuk pertumbuhan, tidak ada jaminan hal itu akan terwujud. Industry ini mengalami kritik dari kelompok yang mengklaim bahwa formula tidak perlu dan sebenarnya dapat membahayakan bayi. Jika kecenderungan ini berdampak negative terhadap penjualan susu formula, produsen mungkin kurang mungkin untuk melakukan investasi yang signifikan dalam pengembangan produk dan proses.
b. Balita Makanan formula untuk balita merupakan pemberian formulasi makanan dengan zat gizi dan ukuran yang dibutuhkan oleh balita, pemberian makanan diutamakan kepada perkembangan otak / kecerdasan,karena pada usia balita merupakan periode emas pertumbuhan otak. Tujuannya agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi & kalori balita yang berguna untuk perkembangan dan pertumbuhan fisik, perkembangan & kecerdasan otak, status gizi dan kesehatannya. Secara umum syarat makanan formula untuk balita yaitu sebagai berikut : •
Mengandung vit A/beta karoten (1-3 tahun: 400 RE ; 4-5 tahun: 450 mg) Untuk system imun
•
Mengandung Ca (1-5 tahun: 500 mg)
•
Mengandung Fe (1-3 tahun: 8 mg ; 4-5 tahun: 5 mg)
•
Tidak mengandung banyak gula Untuk mencegah karies gigi
•
Tidak mengadung banyak garam Untuk menghindari nafsu makan yang menurun
•
Tidak berbumbu tajam dan merangsang
c. Ibu Hamil
20
Makanan formula untuk ibu hamil yaitu dengan memberikan formulasi makanan dengan zat gizi dan ukuran banyak makanan yang dibutuhkan oleh wanita hamil, yang disesuaikan dengan masa kehamilan, perkembangan kehamilan, dan status gizi & kesehatan dan wanita tersebut. Kebutuhan zat gizi selama hamil dan menyusui lebih besar dibandingkan dengan pada waktu lainnya, terutama untuk zat gizi tertentu. Kebutuhan tambahan ibu hamil pada trismester kedua dan ketiga adalah 300 kal dan 17 gr protein. Keadaan KEK dan anemia gizi kerap dialami oleh ibu hamil dan menyusui. Menurut data Susenas 1999 jumlah ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27,6%. Hal ini sebagai akibat dari kekurangan asupan makanan sumber energy, protein dan zat besi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan ini bisa berdampak pada meningkatnya risiko BBLR, kerentanan yang sangat tinggi terhadap penyakit infeksi, serta resiko kematian ibu secara mendadak pada masa perinatal atau ketika melahirkan karena pendarahan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi pada ibu hamil dan menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Saat ini dipasaran terdapat banyak produk minuman bagi ibu hamil tetapi harganya cukup mahal sehingga tidak terjangkau ibu hamil gakin. Minuman diformulasikan sehingga memiliki kandungan zat gizi yang cukup untuk kebutuhan tambahan bagi ibu hamil dan menyusui. Formula minuman diuji organoleptik, lalu dikembangkan dan dipilih sebanyak 5 jenis. Minuman dikemas dalam wadah plastic kemudian dilakukan uji citarsa dan kepatuhan pada ibu sehat (ibu tidak hamil & menyusui) dan ibu hamil/menyusui, analisis kandungan zat gizi makro dan mikro, dan stabilitas fisik, kimiawi dan mikrobiologis selama penyimpanan. Tujuan pemberian makanan formula untuk ibu hamil yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi & kalori wanita hamil
yang berguna untuk
perkembangan dan pertumbuhan kehamilan / janinnya, kesehatan dirinya & kandungannya, menurunkan dan mencegah resiko yang dapat terjadi pada masa kehamilan. Beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil :
21
Menyediakan energy yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan
tubuh ibu dan pertumbuhan bayi Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (protein, lemak, vitamin,
mineral) Dapat menghindarkan pengaruh negative bagi bayi Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat,
kadar gula darah, dan tekanan darah. Mengandung vit B1,B2,B3,B6 dan B12 Mengandung vit C Mengandung vit A,D,E dan K Mengandung asam folat, berperan dalam pembentukan sel menjadi normal Mengandung tinggi Fe, digunakan untuk pembentukan sel darah merah
janin sebagai plasenta. Mengandung Ca (+ 150 mg/hari) Untuk proses mineralisasi pada pertumbuhan tulang dan gigi janin Mengandung Phospor dan Magnesium Seiring dengan peningkatan kebutuhan Ca Mengandung Fluoride Untuk pertumbuhan dan perkembangan gigi janin, dimulai minggu 10-12
kehamilan Mengandung Zink (+ 1.7 mg, + 4.2mg, + 9.8mg) Kekurangan Zn dihubungkan dengan ketidaknormalan pembentukan janin.
d. Lansia Makanan formula bagi lansia merupakan pemberian formulasi makanan dengan zat gizi, ukuran, dan bentuk makanan yang dibutuhkan oleh manula , yang disesuaikan dengan usia, status kesehatan, kegiatan, kebutuhan dari manula tersebut. Kebutuhan gizi bagi lansia perlu dipenuhi secara adequate karena merupakan kelangsungan prosen pergantian sel-sel tubuh, dan guna mengatasi proses menua serta memperlanbat terjadinya usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia cenderung berkurang karena kurangnya kalori dasar bagi kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya: untuk jantung, usus, pernafasan, dan giinjal.
22
Kebutuhan kalori dianjurkan tidak melebihi 1700 kalori dan untuk kebutuhan protein normal adalah 1gr/kg BB/hari. Tujuan pemberian makanan formula bagi lansia yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi & kalori seorang manula, mempertahankan kesehatannya, mencegah penyakit yang akan timbul pada saat usia lanjut. Meyesuaikan bentuk makanan yang diberikan agar memberikan kenyamanan pada manula unutk mengkonsumsi makanan tersebut. Sebaiknya konsumsi lansia adalah sebagai berikut:
Kurangi makanan mengandung lemak hewani Disarankan banyak konsumsi kalsium 14,1 mg/kg BB/hari Perlunya zat besi Kurangi garam natrium (kemungkinan adalah tekanan darah tinggi) Perlunya buah-buahan / vitamin Banyak minum air putih 1500-2000 cc (untuk kerja ginjal)
Factor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia:
Kurangnya mencerna makanan (adanya kerusakan gigi/ompong) Kurangnya citaras Kurangnya koordinasi otot-otot saraf Keadaan fisik yang kurang baik Factor ekonomi dan sosial Factor penyerapan makanan
Menu seimbang untuk lansia adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsure gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Syarat menu seimbang untuk lansia: 1. Mengandung zat gizi yang terdiri dari zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur. 2. Jumlaj kalori yang dikonsumsi adalah 50% karbohidrat (sayuran, kacangkacangan, dan biji-bijian) 3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi yaitu 25-30% dari total kalori 4. Jumlah protein yang baik yaitu 8-10% dari total kalori 5. Dianjurkan makan tinggi serat 6. Makan tinggi kalsium (susu non fat, yogurt, dan ikan) 7. Makanan tinggi Fe (kacang-kacangan, hati, daging, bayam, sayuran hijau) 8. Membatasi penggunaan garam 9. Bahan makanan sebaiknya yang mudah dicerna 10. Hindari makanan / minuman mengandung alcohol
23
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan untuk lansia: a. b. c. d. e. f. g.
Makana yang diberikan cukup gizi Sajikan pada waktu secara teratur serta dalam porsi kecil Jangan menunjukan rasa bosan dalam melayani lansia Berikan makanan bertahap dan bervariasi Perhatikan makanan yang disukai/tidak Perhatikan diet jika mendapatkan diet dari dokter Berikan makanan yang lunak
e. ABRI Makanan ABRI harus memenuhi persyaratan khusus. Awalnya pada perang Revolusi AS dibuat makanan untuk para tentara secara individual yang meliputi daging sapi, kacang polong, dan nasi. Lalu pada perang Saudara mulai beralih ke makanan kalengan yang berupa daging ayam, daging babi, roti, kopi, gula, dan garam. Pada PD I diganti dengan makan yang telah diasinkan atau dikeringkan supaya bisa muat banyak dan tidak terlalu berat. PD II, mulai dikenalkan yang namanya Mountain Ration (untuk digunung) dan Jungle Ration (untuk di hutan). Setelah pengalaman bertahun-tahun, Pentagon punya ide untuk membuat makanan yang mampu mencukupi kebutuhan kalori dan nutrisi para tentaranya di medan perang tapi ringan dan mudah dibawa, maka munculaha MRE. Jadi makanan formula untuk ABRI merupakan pemberian formulasi makanan dengan zat gizi, ukuran, dan bentuk makanan yang dibutuhkan oleh ABRI , yang disesuaikan dengan usia, kegiatan, masa latihan atau perang, dan kebutuhan dari ABRI tersebut. Tujuannya yaitu agar dapat memenuhi kebutuhan zat gizi & kalori untuk ABRI , sehingga memberikan energi & stamina yang baik saat bertugas dan juga kegiatan lainnya dalam sehari-hari. Kebutuhan gizi ABRI yaitu mengandung total energi 4000-4500 Kal, yang terdiri dari: - makan pagi 1750 Kal, - makan siang 2500 Kal dan - makan malam 1750 Kal Syarat Makanan Formula ABRI •
Mengandung kalori tinggi
24
•
Praktis untuk dikonsumsi
•
Mudah diserap dalam sistem pencernaan
•
Mengandung zat besi
•
Mengandung vitamin C
•
Mengandung vitamin A
Teknis Ransum Tempur T-2 RP Bahan dasar : 1. Beras 2. Hewani : a. Daging sapi b. Daging Ikan c. Daging Ayam d. Telur Ayam e. Udang 3. Nabati : a. Buncis b. Kentang c. Kacang Merah, kacang kapri d. Wortel e. Nangka muda f. Manisa/labu siam 4. Bumbu terdiri dari : a. Asam, bawang merah, bawang putih cabe, daun jeruk, garam konsumsi, gula merah, ketumbar, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, sereh, cengkeh,merica, pala, kayu manis, jinten, gula pasir. b. Kecap Manis dan asin. c. Minyak Goreng d. Cuka e. Kelapa
25
Tipe : Bekal Ransum Tempur TNI Type T-2 RP terdiri dari tiga menu yaitu : a. Type T-2 RP menu A 1) Nasi goreng ikan asin 2) Nasi rendang daging sapi 3) Nasi semur daging sapi 4) Minuman tambahan (suplemen) b. Type T-2 RP menu B 1) Nasi goreng ayam 2) Nasi empal daging sapi 3) Nasi opor ayam 4) Minuman tambahan (suplemen) c. Type T-2 RP menu C 1) Nasi goreng jawa 2) Nasi daging bumbu Bali 3) Nasi semur ayam 4) Minuman tambahan (suplemen) d. Minuman tambahan terdiri dari : 1) Sari jeruk @ 12 gram : 2 bungkus 2) Kopi bubuk @ 10 gram : 2 bungkus 3) Gula pasir @ 8 gram : 10 bungkus 4) Teh celup @ 3 kantong : 1 bungkus 5) Susu bubuk @ 16 gram : 4 bungkus Proses pengolahan dan pengendalian produksi Ransum Tempur T-2 RP adalah sebagai berikut : a. Proses pengolahan produksi Ransum Tempur T-2 RP 1). Beras dicuci, dimasak menjadi nasi 2). Sayur, daging dan bumbu dimasak menjadi lauk pauk memakai alat-
26
alat pencampur /mixer 3). Nasi dan lauk pauk dimasukkan ke dalam kantong aluminium foil dengan divacum 4). Proses sterilisasi dengan mesin retort/auto clave dengan suhu 121 derajat Celsius selama 60 menit. 5). Masa inkubasi selama 14 hari, setelah selesai dikemas beserta minuman dan perlengkapan lain kedalam kantong-kantong polyethylene. 6). Ransum T-2 RP siap untuk dikirim. b. Proses Pengendalian Produksi 1) Sortasi dan grading bahan masuk 2) Pencucian 3) Blancing 4) Pencampuran contoh bumbu 5) Penimbunan 6) Retort pouch dilewatkan ultra violet, lamp (untuk mensterilkan packing) 7) Pengisian secara aseptic (otomatis) suhu medium diatur ± 700 C 8) Sealing dengan vakum Sterilisasi pada suhu 120 C selama 60 menit 9) Analisa produk penyimpangan produk 2 minggu / inkubasi 10) Analisa mikrobiologi Penandaan Ransum TNI T-2 RP adalah sebagagi berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i.
Lambang TNI AD Ransum TNI siap makan T-2 RP Jenis menu makanan Berat 420 gram Nilai kalori 900 kalori Kode produksi Produksi bulan/tahun Masa berlaku Petunjuk penggunaan
Pengemasan : 1. Nasi dan laukpauk dimasukan ke dalam alumunium foil yang memenuhi syarat untuk dimakan, standar retort pack ukuran 23x13 cm. 2. Masing-masing nasi, lauk pauk dan muniman tambahan serta kelengkapan lain, dimasukan ke dalam kantong plastic polyethylene warna hijau dengan ukuran 25x14 cm dan di pateri.
27
3. Tiga kantong nasi dan lauk pauk serta satu kantong plastic pembungkus Ransum T-2 RP polyethylene warna hijau dengan ukuran 37x24 cm dan dipateri. 4. Untuk pengiriman: setiap 10 unit Ransum T-2 RP dimasukan karton corrugate box double wall: ukuran ketebalan 200x125x200 k ukuran besar 75x43x24 cm. Pada salah satu sisi kotak diberi tulisan: 1) Ransum TNi siap makan T-2 RP 2) Produksi 3) Masa pakai 4) Kode produksi 5) Isi Cara Pengujian: Pengujian Ransum T-2 RP dilakukan menurut cara/metode sesuai standar pengujian di dalam standar nasional Indonesi. Catatan: Petunjuk penggunaan: a. Ransum T-2 RP digunakan untuk kelompok/perorangan dalam keadaan darurat atau kesempatan masak terbatas. b. Sebelum dimakan sebaiknya dipanaskan dahulu dengan cara direbus dalam air mendidih ± 15 menit dan dapat juga dihangatkan pada nyala api tetapi jangan dibakar.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus. Sedangkan menyusun makanan formula merupakan kegiatan meyatukan beberapa bahan makanan dengan ukuran, kandungan zat gizi yang sudah ditentukan
yang diberikan berbeda untuk setiap orang 28
tergantung pada usia, kegiatan, kebutuhan, jenis kelamin, status kesehatan dan pekerjaan setiap orang. Tujuannya yaitu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan makanan secara menyeluruh. Jenis makanan formula terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan bentuknya dan berdasarkan golongannya, seperti makanan formula untuk bayi, balita, ibu hamil, lansia, dan juga ABRI yang mempunyai syarat yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
29