BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. 4.2 Lokasi dan waktu penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 10 Padang. 4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari Mei 2016 sampai Juli 2016 4.3 Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XII di SMA Negeri 10 Padang yang telah menyelesaikan Ujian Nasional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 265 orang. 4.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah individu yang termasuk kedalam kriteria inklusi dan diluar kriteria eksklusi. Besar sampel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus sebagai berikut:
=
(⁄) (1−) + (⁄) (1−)
(Riyanto, 2011)
Keterangan : n
: besar sampel
N
: besar populasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
(1−⁄2) : nilai sebaran normal baku sebesar 1,96 P
: proporsi kecemasan di Sumatera Barat berdasarkan riskesdas 2013 sekitar 4,5 % sehingga proporsi kejadian adalah 0,045
d
: besar penyimpangan yang ditentukan adalah 0,05 Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka besar sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
=
(265)(1,96) 0,045(1−0,045)
(265)(0,05) + (1,96) 0,045(1−0,045)
= 52,863 Maka besar sampel minimal yang diperlukan untuk mengetahui hubungan mekanisme koping dengan tingkat kecemasan pada siswa dalam menghadapi ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri adalah 53 orang. Untuk mengantisipasi kemungkinan drop out pada responden terpilih, maka dilakukan koreksi terhadap besar sampel, dengan menambahkan sejumlah subyek agar besar sampel tetap terpenuhi (Sastroasmoro & Ismael, 2011). Untuk itu digunakan formula sederhana:
′ =
(1−)
(Riyanto, 2011)
Keterangan : n’
: besar sampel yang dihitung perkelompok studi
f
: perkiraan dropout 10% sekitar 5 orang Berdasarkan rumus tersebut didapatkan perkiraan pertambahan sampel yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
′ =
55 (1−5)
= - 13.75 22
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Sehingga diperlukan tambahan 14 siswa lagi untuk mencegah terjadinya kekurangan sampel pada penelitian. Dan total respoden yang diperlukan pada saat penelitian adalah 67 siswa. Setelah didapat data jumlah sampel laki – laki dan perempuan pada siswa yang mengikuti, selanjutnya dilakukan
penyetaraan
jumlah sampel berdasarkan jenis kelamin. Kriteria inklusi dan eksklusi yang harus dipenuhi untuk pemilihan sampel: - Kriteria Inklusi a. Siswa kelas XII SMA N 10 Padang yang mengikuti SBMPTN - Kriteria eksklusi a. Siswa yang tidak lulus Ujian Nasional b. Perpisahan atau perceraian orang tua 3 bulan terakhir c. Kecelakaan atau kematian anggota keluarga 3 bulan terakhir d. Menderita penyakit kronis e. Masalah sosial dan ekonomi. f. Mengikuti test masuk perguruan tinggi lainnya 4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Klasifikasi Variabel
1. Variabel bebas: Mekanisme koping. 2. Variabel terikat: Kejadian kecemasan pada siswa kelas XII.
23
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.4.2 Definisi Operasional variable
1. Variabel Bebas
: Mekanisme Koping
a. Definisi Suatu perbuatan dimana individu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya dengan tujuan menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam bentuk mekanisme koping yang adaptif dan mal adptif. b. Alat Ukur
: Kuisioner JCS
c. Cara Pengukuran : Mengisi Kuisioner d. Hasil Ukur
: - Koping Maladaptif : Skor JCS 40 – 120 - Koping Adaptif : Skor 121 – 200
e. Skala 2. Variabel Terikat
: Ordinal : Kecemasan
a. Definisi Suatu keadaan patologis yang ditandai adanya perasaan takut dan kekhawatiran yang berlebihan dan berkelanjutan yang disertai tanda somatik dan psikologis. b. Alat Ukur
: Kuisioner ZSAS
c. Cara Pengukuran : Mengisi kuisioner d. Hasil Ukur
: - Tidak cemas : Skor ZSAS 25-44 - Cemas ringan : Skor ZSAS 45-59 - Cemas sedang : Skor ZSAS 60-74 - Cemas berat : Skor ZSAS 75-80
e. Skala
: Ordinal
24
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.5 Instrumen Penelitian
Alat dan Bahan penelitian : 1. Kuisioner data identitas pribadi 2. Kuisioner JCS ( Jalowiec Coping Scale) Koping diukur menggunakan Jalowiec Coping Scale (JCS) yang dibuat oleh Jalowiec dan kawan-kawan pada tahun 1979. JCS terdiri dari 15 item strategi pengendalian berorientasi masalah ( problem oriented = P) dan 25 item pengendalian berorientasi sikap (affective oriented = A). Subyek diminta untuk menilai tiap-tiap item dengan skala Likert (1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, 3 = hampir sering, 4 = sering, 5 = hampir selalu). Dari 25 item affective oriented terdapat 15 pertanyaan negatif, yaitu pada nomor 1, 2, 5, 7, 8, 9, 12, 22, 23, 24, 27, 28, 29, 34, 37. Untuk pertanyaan negatif ini skornya dibalik secara berurutan yaitu nilai 1, 2, 3, 4, 5 diskor dengan 5, 4, 3, 2, 1. Nilai koping total memiliki kisaran antara 40 sampai 200, dimana skor 40 – 120 = koping maladaptif, skor 121 – 200 = koping adaptif. Uji reliabilitas terhadap kuesioner koping di Indonesia telah diuji oleh Ibrahim pada tahun 2004 dengan hasil koefisien reliabil itas dengan JCS 0,87 : 0,83 untuk affective oriented dan 0,84 untuk problem oriented. 3. Kuisioner ZSAS Kuisioner Z SAS ( Zung Self-Rating Anxiety Scale ) adalah instrumen pengukuran tingkat kecemasan yang dirancang oleh William W.K.Zung pada tahun 1971. Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap
25
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan. Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain; Skor 25-44: tidak cemas. Skor 45 – 59: cemas ringan. Skor 60 – 74: cemas sedang. Skor 75 – 80: cemas berat. Uji reliabilitas terhadap kuesioner kecemasan di Indonesia telah diuji oleh Dadan Heryana pada tahun 2012 dengan hasil alpha cronbach adalah 0.965 dari 20 item soal. Suatu instrumen dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut (Wijaya, 2011) 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
1. Peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada kepala SMA Negeri 10 Padang. 2. Setelah mendapat izin, peneliti melakukan sampling untuk memperoleh sampel sebanyak 67 orang yang masing – masing terdiri dari minimal 7 siswa tiap kelasnya dari jumlah 9 kelas. 3. Responden mengisi kuisioner data identitas pribadi. 4. Responden mengisi kuisioner ZSAS untuk mengetahui angka kecemasan. 5. Responden mengisi kuisioner JCS untuk mengetahui mekanisme koping yang digunakan. 6. Semua data dianalisis.
26
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
4.7 Cara Pengolahan dan Analisi Data
Setelah kuisioner yang dibagikan kepada responden dikumpulkan kembali oleh peneliti, selanjutnya peneliti akan melakukan pengolahan dan analisis data. 4.7.1 Pengolahan Data
Langkah – langkah pengolahan data yang dilakukan adalah : a. Editing yaitu data yang telah diperoleh diperiksa kelengkapan dan kejelasannya terlebih dahulu. b. Coding yaitu proses pemberian kode pada setiap data variabel yang telah terkumpul berguna untuk memudahkan dalam pengelompokan dan pengolahan data. c. Tabulating yaitu proses penyusunan data dalam bentuk tabel dan selanjutnya diolah dengan menggunakan komputer. d. Cleaning yaitu memeriksa data yang telah dimasukan untuk memastikan ada kesalahan atau tidak. 4.7.2 Analisis data
Data yang telah diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik dengan metode chi-square. Dasar pengambilan keputusan pada penelitian ini dapat dilihat dengan nilai output chi-square dari hasil olah data dengan komputer. Caranya dengan menghitung nilai p yang menggambarkan kebenaran hipotesis, jika nilai p≤0,05 maka hasil dapat diterima atau bermakna.
27
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas