85
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Penggunaan Dana BOS, Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Siswa di ........................................Kota Tangerang Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dan dilaksanakan pada 20 Guru ........................................Kota Tangerang Selatan. Analisis data pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 17. Teknik sampling yang dipakai adalah metode sensus dan teknik pengujian data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji validitas dengan analisis faktor, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Uji asumsi klasik dan analisis regresi liner berganda, untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian. Hasil pengujian hipotesis kepemimpinan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,829 dengan taraf signifikansi 0,012. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H1 “Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kinerja guru “ diterima. Dan hasil pengujian hipotesis prestasi menunjukkan nilai t hitung sebesar 8,851 dengan taraf signifikansi 0,000. Taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H2 “Kinerja Guru berpengaruh positif terhadap Prestasi Siswa” diterima. Hasil
analisis
menunjukkan
bahwa
Penggunaan
Dana
BOS,
Kepemimpinan Kepala Sekolah berpe ngaruh positif terhadap Kinerja Guru dan Kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi siswa.
86
ABSTRACT
The research purpose to examine and analyze the influence of Use BOS’ funding, leadership’ principle, toward performance of teachers and the students’ achievement in ........................................Tangerang Selatan City. Data collected through distribution of questionnaires and it is implemented to SD Negeri Muncul 3’s 20 teachers. Analysis of data in this research using the help of SPSS version 17. A sampling technique uses a census method and data test technique is used within the research includes validity test by factor analysis, reliability test with cronbach. Classic assumption test and
double linear regression analysis, to
verify and toprove the research hypothesis. The result test analysis from the leadership t count is 2,829
with the
significant 0,012. The result is less from 0,05 is that mean the hipotesis of Ho is reject and Ha was accepted. Analysis result demonstrates that Use BOS’ funding, leadership’ principle have a positive influence toward teacher performance. And the result of t counting from the achievement of the students is 8,851 with significant is 0,000. The resut 0,000 less than 0,05, is that mean the hipotesis result of the research accepted Ha and reject Ho. Its mean that hipotesis H2 “Teacher performance have positive influence toward the students’achievement was accept.” Analysis result demonstrates that Use BOS’ funding, leadership’ principle have a positive influence toward teacher performance. Teacher performance have a positive influence toward the students’ achievement.
87
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa ”Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”, dan pasal 11 ayat (1) menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”. Pendidikan Dasar sebagai suatu organisasi merupakan wadah orangorang yang mempunyai tujuan yang sama. Agar tujuan organisasi dapat dicapai secara maksimal maka perlu adanya kegiatan manajemen atau pengelolaan. Menurut Koontz, bahwa pengelolaan adalah esensial yang baik disemua kerja sama yang di koordinasi, di semua tingkat organisasi, pelaksanaannya sering ada kendala (trouble) atau sering ada masalah (problem). Kelemahan dan kesulitan dapat muncul pada setiap pengelolaan padahal manajemen merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap sekolah, karena itu bagaimana upaya sekolah mengurangi kelemahan dan
88
mengatasi kesulitan yang merupakan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di masing-masing sekolah. Manajemen diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Manajemen keuangan berarti suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakkan tenaga orang lain. Kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan. Dalam manajemen (pengelolaan) keuangan di sekolah kegiatan tersebut dimulai dari perencanaan anggaran sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan. Seorang kepala sekolah, di samping harus mampu melaksanakan proses manajemen yang merujuk pada fungsi-fungsi manajemen, juga dituntut untuk memahami sekaligus menerapkan seluruh substansi kegiatan pendidikan. Dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), kepala sekolah dituntut untuk memiliki kemampua n: (1) menjabarkan sumber daya sekolah untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar, (2) kepala administrasi, (3) sebagai manajer perencanaan dan pemimpin pengajaran, dan (4) mempunyai tugas untuk mengatur, mengorganisir dan memimpin keseluruhan pelaksanaan tugas-tugas pendidikan di sekolah. Dikemukakan pula bahwa sebagai kepala administrasi, kepala sekolah bertugas untuk membangun manajemen sekolah serta bertanggungjawab dalam pelaksanaan keputusan manajemen dan kebijakan sekolah. Sementara itu, menurut
89
pendapat Sanusi yang dikutip M. Idochi Anwar dan Yayat Hidayat Amir (2002) bahwa : “ Perubahan dalam peranan dan fungsi sekolah dari yang statis di jaman lampau kepada yang dinamis dan fungsional-konstruktif di era globalisasi, membawa tanggung jawab yang lebih luas kepada sekolah, khususnya kepada administrator sekolah. Pada mereka harus tersedia pengetahuan yang cukup tentang kebutuhan nyata masyarakat serta kesediaan dan keterampilan untuk mempelajari secara kontinyu perubahan yang sedang terjadi di masyarakat sehingga sekolah melalui program-program pendidikan yang disajikannya dapat senantiasa menyesuaikan diri dengan kebutuhan baru dan kondisi baru “. Diisyaratkan oleh pendapat tersebut, bahwa kepala sekolah sebagai salah satu kategori administrator pendidikan perlu melengkapi wawasan kepemimpinan kepala sekolah pendidikannya dengan pengetahuan dan sikap yang antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, termasuk perkembangan kebijakan makro pendidikan. Wujud perubahan dan perkembangan yang paling aktual saat ini adalah makin tingginya aspirasi masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi peningkatan aspekaspek pemerataan kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi. Program BOS dilatarbelakangi oleh adanya kekhawatiran bahwa kenaikan harga BBM yang mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, juga akan berdampak negatif terhadap akses masyarakat miskin untuk mendapat Pendidikan Dasar (Wajardikdas) Sembilan Tahun. Sementara itu,
90
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5, ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu,” dan pasal 11, ayat (1) menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.” Dalam konteks ini, pada prinsipnya Program BOS dicetuskan sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat khususnya siswa dari keluarga miskin terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar sembilan tahun. Sekolah yang menerima BOS diharuskan untuk mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh pengelola program, baik mengenai cara pengelolaan, penggunaan, pertanggungjawaban dana BOS yang telah diterima. Melalui progam BOS, warga sekolah diharapkan dapat lebih mengembangkan sekolah dengan memperhatikan hal-hal berikut: 1.
Sekolah mengelola dana secara professional, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
2. BOS harus menjadi sarana penting peningkatan pemberdayaan sekolah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan manajemen sekolah. 3. Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan.
91
4. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS merupakan bagian integral di dalam RKAS tersebut. 5.
Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta). Secara rinci diatur dalam Peraturan Mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Namun kebijakan Dana BOS bukan berarti
permasalahan
pendidikan,
masalah
baru
muncul
behentinya
terkait
dengan
penyelewengan dana BOS, dan ketidakefektifan pengelolan dana BOS, tujuan dari pemerintah sendiri baik, namun terkadang sistem yang ada menjadi bumerang dan menghadirkan masalah baru, selain itu pribadi dan budaya manusia Indonesia ikut berpengaruh terhadap penyelewengan dan ketidakefektifan pengelolaan dana BOS. Oleh karena itu dibutuhkan kerja sama semua elemen dalam mewujudkan efektifitas pengelolaan dana BOS.
Mengingat pentingnya pendidikan di dalam kehidupan maka seluruh komponen pendidikan seperti kurikulum, guru, siswa, sarana sekolah dan fasilitas sekolah menjadi sangat strategis dalam pencapaian prestasi belajar.
92
Di samping itu juga dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mencapai sumber daya yang berkwalitas sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan secara nasional. Faktor lain yang menentukan prestasi belajar siswa yaitu kemampuan orang tua dan minat belajar siswa yang bersangkutan, kemampuan ekonomi orang tua tidak secara langsung mempengaruhi proses belajar siswa yang pada akhirnya berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Dalam konteks ini disinilah peranan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun pada prinsipnya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dicetuskan sebagai upaya untuk meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari keluarga miskin atau kurang mampu terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Menurut Slameto, ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari jasmaniah, psikologi, kondisi tubuh IQ, minat perhatian, bakat dan kematangan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor keluarga dan faktor sekolah misalnya faktor orang tua dalam mendidik anaknya, suasana rumah, model mengajar, sarana prasarana dan lain-lain. Masih berkaitan dengan masalah peningkatan kinerja guru di sekolah, faktor penting yang tidak dapat diabaikan adalah motivasi, keterbukaan
93
manajemen kepala sekolah, dan pelaksanaan supervisi kepala sekolah yang ideal dan sesuai dengan langkah kerja yang benar. Kepala sekolah dituntut memahami perannya sebagai manajer sekolah, dan harus mampu membawa lembaga sekolah ke arah kemajuan. Anggapan dan pola pikir yang mengharapkan pendidikan maju tidaklah berlebihan karena kemajuan pendidikan memang sudah melesat seiring kemajauan zaman. Melesatnya kemajuan di bidang pendidikan menuntut adanya kinerja guru yang tinggi pula. Peningkatan kualitas pendidikan yang berembrio dari tumbuhnya motivasi diri dan peningkatan kinerja pendidik harus tercipta dalam suasana kondusif, dalam hubungan yang interaktif bagi semua warga sekolah. Sesuai dengan visi dan misinya, sekolah sebagai pusat pendidikan, usaha peningkatan dan pengelolaan sekolah harus dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Sebagaimana diungkapkan oleh Muchlas Samani, siapa saja yang berperan dalam peningkatan mutu sekolah, semua komponen sekolah : yaitu kepala sekolah, guru, pegawai administrasi, siswa, dan bahkan orang tua siswa harus didorong untuk mengambil peran masing-masing. Sebagai dampak dari meningkatnya kualitas pembelajaran diharapkan dapat meningkat pula prestasi belajar siswa, dan itu berarti meningkat pula kualitas lulusan sekolah itu. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka pada kesempatan ini peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian di ........................................guna
94
mengetahui, menjelaskan dan menganalisis kebijakan penggunaan dana BOS, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru terhadap prestasi siswa pada sekolah tersebut.
B. Perumusan Mas alah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut: 1.
Seberapa
besar
pengaruh
penggunaan
dana
BOS
dan
BOS
dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru? 2.
Seberapa
kepemimpinan
besar
pengaruh
kepala
penggunaan
sekolah
terhadap
dana
prestasi
siswa
di ........................................? 3.
Seberapa besar pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa ?
4.
Seberapa
besar
pengaruh
penggunaan
dana
BOS
dan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi siswa di ........................................? C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara (1) penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah, (2) kinerja guru terhadap prestasi siswa, dan (3) penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru terhadap dan prestasi
95
siswa Hipotesis yang diuji adalah: (1) terdapat hubungan positif antara penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah dengan kompetensi profesional guru, (2) terdapat hubungan positif antara penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah dengan prestasi siswa (3) terdapat hubungan positif antara penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap sikap guru terhadap pekerjaan dengan prestasi siswa. Hasil penelitian ini diharapkan berguna dalam upaya perbaikan penggunaan dana BOS akan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru terhadap prestasi siswa, mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan dana BOS terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru secara signifikan mampu meningkatkan prestasi siswa.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan praktis dan kegunaan teori yang diuraikan di bawah ini : 1. Kegunaan Praktis : Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada pihak sekolah maupun pihak-pihak terkait dalam penggunaan dana BOS, kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru terhadap prestasi belajar siswa.
96
2. Kegunaan teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam merumuskan Kebijakan Publik pada organisasi publik;
E. Sistematika Penulisan Thesis
Untuk mengetahui gambaran dari thesis maka disusun sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, pada Bab I memuat tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, pada Bab II memuat tentang pengertian pengertian prestasi siswa, pengertian kinerja guru, pengertian kepemimpinan kepala sekolah, Bantuan Operasional Sekolah, serta kerangka pemikiran dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN, bab ini memuat pengertian tentang metode penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel dan sampling, teknik pengumpulan data, metode analisis data, uji prasyarat analisis data dan teknis analisis data.
97
BAB IV HASIL PENELITIAN, dalam bab ini dijelaskan tentang proses pengujian system yang telah dibuat, analis sistem untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN, dalam bab ini Bab ini merupakan penutup, berisi tentang kesimpulan dari proses pengamatan dan analisa terhadap sistem yang telah dibuat dan saransaran serta beberapa kemungkinan pengembangan, penyempurnaan dan pemanfaatan proyek akhir ini.
98
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terbentuk dari dua suku kata dasar yaitu prestasi dan belajar. Menurut WJS Poerwadarminto dalam Kamus Besar Bahasa 1
Indonesia adalah “Hasil yang telah dicapai”. Sedangkan menurut Muhibbin Syah bahwa prestasi adalah “Hasil belajar yang meliputi seluruh ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. 2Menurut Abin Syamsuddin Makmun mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga atau dengan kata lain prestasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam menguasai suatu masalah setelah melalui ujian tertentu”. 3
WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta 2004). Hal 768 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Rajawali Press, Jakarta 2000), hal. 150
1 2 3
Makmun Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Rosda, Bandung, 1983), hal. 430
99
Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat ditentukan dengan mengukur ranah siswa itu sendiri, baik dari ranah cipta, ranah rasa, ranah karsa. Atau yang biasa dikenal dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun pengertian dari penilaian ke tiga ranah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Evaluasi prestasi kognitif. Mengukur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi kognitif (ranah cipta) dapat dilakukan dengan berbagai cara baik dengan tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan. 2. Evaluasi prestasi afektif Mengukur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi afektif (ranah rasa) dapat dilakukan dengan menggunakan skala yang bertujuan untuk mengetahui kecenderungan atau sikap orang yang akan diukur. 3. Evaluasi prestasi psikomotor. Mengatur keberhasilan belajar siswa yang berdimensi psikomotor (ranah karsa) dapat dilakukan dengan observasi. Observasi dalam hal ini dapat diartikan sebagai “Jenis tes mengenai peristiwa, tingkah laku atau peristiwa-peristiwa tertentu”.4
Faktor belajar dapat berhasil dengan baik atau tidak baik tergantung kepada bermacam-macam faktor. Secara garis besar faktor-faktor yang 4
Op cit. 151
100
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. 1.
Faktor internal atau yang bersumber dari dalam diri individu, dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni: keadaan fisiologis, psikologis.
2. Faktor eksternal atau yang bersumber dari luar individu, dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni: keadaan lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini akan dijelaskan masing-masing faktor, sebagai berikut: 1) Faktor internal a.
Aspek fisiologis, meliputi: kondisi fisik dan kondisi panca indera. Kondisi fisik diantaranya organ tubuh yang dapat mempengaruhi terhadap kualitas ranah cipta ( kognitif ) sehingga materi yang dipelajarinya tidak akan terbekas. Sedangkan kondisi panca indera seperti indera penglihatan dan indera pendengaran yang juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas. Daya pendengaran dan penglihatan siswa yang rendah, umpamanya akan menyulitkan sensory register dalam item-item informasi yang bersifat echoic dan econic (gema dan citra) akibatnya akan terhambatnya proses informasi yang dilakukan oleh sistem memori siswa tersebut.
101
b.
Aspek psikologis, meliputi: intelegensia, sikap, bakat, minat, serta motivasi siswa. Intelegensia diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Sikap siswa adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Bakat siswa adalah kemampuan potensial yang dmiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Minat siswa yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Dan motivasi siswa ialah keadaan internal organisme, baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.
2) Faktor eksternal a.
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf, teman sekelas, yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Sedangkan lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga di sekitar tempat tinggal siswa tersebut. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.
b.
Lingkungan non sosial, meliputi: gedung sekolah, letak sekolah, keadaan rumah siswa, alat-alat belajar siswa, keadaan cuaca dan
102
waktu belajar yang digunakan siswa, kesemua itu turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. 3)
Pendekatan belajar faktor-fakto r yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut.
B. Kinerja Guru 1. Pengertian K inerja Guru
Kinerja merupakan terjemahan dari kata performance (Job Performance), secara etimologis performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan, sedang kata performance berarti “The act of performing; execution”( Webster Super New School and Office Dictionary ), menurut Henry Bosley Woolf performance berarti “The execution of an action” (Webster New Collegiate Dictionary ) Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja atau performance berarti tindakan menampilkan atau melaksanakan suatu kegiatan, oleh karena itu performance sering juga diartikan penampilan kerja atau prilaku kerja. Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kinerja untuk lebih memberikan pemahaman akan maknanya. Tabel 2.1. Pendapat Para Pakar tentang pengertian kinerja No
1. 2. 3.
Pengertiakninerja
Performance diartikan sebagai hasil pekerjaan, atau pelaksanaan tugas pekerjaan kinerja adalah proses kerja dari seorang individu untuk mencapai hasil-hasil tertentu, Prestasi Kerja atau penampilan kerja (performance) diartikan
Pendapat
(Pariata Westra et al. 1977:246). Bateman (1992:32) Nanang Fattah (1999:19)
103
4. 5.
6.
sebagai ungkapan kemampuan yang disasari oleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu, Performance is defined as the record of outcomes produced on a specified job function or activity during a specific time period Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
Bernardin dan Russel dalam Ahmad S Ruky (2001:15) A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001:67)
diberikan kepadanya. basically, it (performance) means an outcome – a result. It is the end point of people, resources and certain environment being brought together, with intention of producing certain things, whether tangible product or less tangible service. To the extent Murray Ainsworth et.el that this interaction results in an outcome of the desired level and (2002:3) quality, at agreed cost levels, performance will be judged as satisfaktory, good, or excellent. To the extent that the outcome is disappointing, for whatever reason, performance will be judged as poor or deficient
Dari beberapa pengertian kinerja di atas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Dengan demikian istilah kinerja mempunyai pengertian akan adanya suatu tindakan atau kegiatan yang ditampilkan oleh seseorang dalam melaksanakan aktivitas tertentu. Kinerja seseorang akan nampak pada situasi dan kondisi kerja sehari-hari. Sebagai suatu organisasi, dalam Sekolah terdapat kerja sama kelompok orang (kepala sekolah, guru, Staf dan siswa) yang secara bersama-sama ingin mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Semua komponen yang ada di sekolah merupakan bagian yang integral, artinya walaupun dalam kegiatannya melakukan pekerjaan sesuai dengan fungsi masing-masing tetapi secara keseluruhan pekerjaan mereka diarahkan pada pencapaian tujuan organisasi sekolah. Sebagai salah satu
104
anggota Organisasi Sekolah, Tenaga pendidik/guru menduduki peran yang amat penting dalam proses pendidikan dan pembelajaran dalam mempersiapkan peserta didik untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan Sebagaimana diketahui, Salah satu bidang penting dalam Administrasi /Manajemen Pendidikan adalah berkaitan dengan Personil/Sumberdaya manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, baik itu Pendidik seperti guru maupun tenaga Kependidikan seperti tenaga Administratif. Intensitas dunia pendidikan berhubungan dengan manusia dapat dipandang sebagai suatu perbedaan penting antara lembaga pendidikan/organisasi sekolah dengan organisasi lainnya, ini sejalan dengan pernyataan Sergiovanni, et.al yang menyatakan bahwa: ”Perhaps the most critical difference between the school and most other organization is the human intensity that characterize its work. School are human organization in the sense that their products are human and their processes require the sosializing of humans” 5 ini menunjukan bahwa masalah sumber daya manusia menjadi hal yang sangat dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola sumberdaya manusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses pendidikan/pembelajaran di sekolah, dan diantara SDM tersebut yang paling berhubungan langsung dengan kegiatan pendidikan/pembelajaran adalah Guru, sehingga bagaimana kualitas kinerja Pendidik/Guru dalam proses pembelajaran 5
Sergiovani, et al, Supervision a Redefinition (Mc Graw Hill, London 1987), hal. 134
105
akan memberikan dampak yang sangat besar bagi kualitas hasil pembelajaran, yang pada akhirnya akan menentukan pada kualitas lulusannya Keberhasilan kinerja ditentukan dengan pekerjaan dan kemampuan seseorang pada bidang tersebut. Keberhasilan juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang. 6 Seorang guru mau menerima sebuah pekerjaan sebagai pendidik, jika ia mempersiapkan diri dengan kemampuan untuk melaksanakan tugas tersebut sesuai dengan yang dituntut oleh organisasi (sekolah). Dan dalam menjalan kan perannya sebagai pendidik, kualitas kinerja mereka merupakan suatu kontribusi penting yang akan menentukan bagi keberhasilan proses pendidikan di Sekolah. Oleh karena itu perhatian pada pengembangan kinerja guru untuk terus meningkat dan ditingkatkan menjadi hal yang amat mendesak, apalagi apabila memperhatikan tuntutan masyarakat yang terus meningkat berkaitan dengan kualitas pendidikan, dan hal ini tentu saja akan berimplikasi pada makin perlunya peningkatan kualitas kinerja guru. Pada hakikatnya kinerja guru adalah prilaku yang dihasilkan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengajar ketika mengajar di depan kelas, sesuai dengan kriteria tertentu. Kinerja seseorang Guru akan n ampak pada situasi dan kon disi kerja sehari-hari. 6
Mangkunegara, A.A.A AnwarPrabu, ManajemenSumberDayaManusia, (Bandung: PT RosdaKarya, 2000). Halm. 67
106
Kinerja dapat dilihat dalam aspek kegiatan dalam menjalankan tugas dan cara/kualitas dalam melaksanakan kegiatan/tugas tersebut. Dengan pemahaman mengenai konsep kinerja sebagaimana dikemukakan di atas, maka akan nampak jelas apa yang dimaksud dengan kinerja guru. Kinerja guru pada dasarnya merupakan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan pendidik di sekolah yang dapat menggambarkan mengenai prestasi kerjanya dalam melaksanakan semua itu, dan hal ini jelas bahwa pekerjaan sebagai guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tanpa memiliki keahlian dan kwalifikasi tertentu sebagai guru. Kinerja Guru dalam melaksanakan peran dan tugasnya di sekolah khususnya dalam proses pembelajaran
dalam
konteks
sekarang
ini memerlukan
pengembangan dan perubahan kearah yang lebih inovatif, kinerja inovatif guru menjadi hal yang penting bagi berhasilnya implementasi inovasi pendidikan
dalam
rangka
meningkatkan
kualitas
pendidikan/pembelajaran. Kinerja inovatif seorang guru dalam upaya mencapai proses belajar mengajar yang efektif dan fungsional bagi kehidupan seorang siswa jelas perlu terus dikembangkan. Sehubungan dengan hal tersebut perlu dikaji berbagai faktor yang mungkin turut mempengaruhi kinerja seorang guru. Perlunya kinerja inovatif guru menjadi semakin penting tidak hanya berkaitan dengan berbagai kebijakan pembaharuan pendidikan yang
107
berasal dari atas (top-down), namun yang lebih penting adalah tumbuh dan berkembangnya krativitas guru dan menerapkannya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan kualitas pendidikan. Disamping itu tuntutan perubahan menjadikan peran guru dituntut kreatif inovatif, dimana dalam konteks globalisasi dewasa ini diperlukan output pendidikan yang kreatif-inovatif sebagai kemampuan utama yang penting dalam menghadapi persaingan yang makin ketat, dan untuk itu diperlukan suatu pembelajaran/pengajaran yang kreatif-inovatif. Menurut pendapat Wayne Morris : “Creative teaching may be defined in two ways: firstly, teaching creatively and secondly, teaching for creativity. Teaching creatively might be described as teachers using imaginative approaches to make learning more interesting, engaging, exciting and effective. Teaching for creativity might best be described as using forms of teaching that are intended to develop students own creative thinking and behaviour. However it would be fair to say that teaching for creativity must involve creative teaching. Teachers cannot develop the creative abilities of their students if their own creative abilities are undiscovered or suppressed”.7 Untuk menghasilkan output/lulusan yang kreatif diperlukan pengajaran yang kreatif. Oleh karena itu kinerja kreatif/inovatif guru dalam melaksanakan tugasnya jelas akan turut menentukan keberhasilan pelaksanaan setiap program pendidikan/pembelajaran, terlebih lagi dalam situasi perubahan yang sangat cepat, di samping kepemimpinan Kepala Sekolah juga motivasi dari guru sendiri dalam melaksanakan kewajibannya. Kepemimpinan Kepala Sekolah mutlak diperlukan dalam 7
Morris, Wayne (2006) Creativity, Its Place in Education, www.jpb.com (3 juli 2007)
108
memimpin organisasi bekerja, karena sikap kepemimpinan kepala Sekolah dapat mempengaruhi kinerja guru. Pada akhirnya kelak kinerja guru dapat ditingkatkan dan pencapaian tujuan pendidikan dapat dengan mudah terlaksana, serta terwujudnya manusia cerdas komprehensif dan kompetitif akan dapat benar-benar terwujud sebagai hasil dari suatu proses pendidikan/pembelajaran. Prestasi bukan berarti banyaknya kejuaraan yang diperoleh guru, tetapi suatu keberhasilan yang salah satunya Nampak dari suatu proses belajar-mengajar. Untuk mencapai kinerja maksimal, guru harus berusaha mengembangkan seluruh kompetensi yang dimilikinya dan juga manfaatkan serta ciptakan situasi yang ada di lingkungan sekolah sesuai aturan yang berlaku. Kemudian Anwar Prabu Mangkunegara mendefinisikan kinerja (prestasikerja) sebagai “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh orang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan. Upaya untuk memperbaiki secara terus menerus kualitas pembelajaran perlu menjadi suatu sikap profesional sebagai pendidik, ini berarti bahwa upaya untuk mengembangkan hal-hal yang inovatif mesti menjadi konsern guru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, kreativitas dan kinerja inovatif menjadi amat penting , terlebih lagi dalam konteks globalisasi dewasa ini yang penunh dengan
109
persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga Kinerja inovatif termasuk bagi guru perlu terus di dorong dan dikembangkan , terlebih lagi bila mengingat berbagai tuntutan perubahan yang makin meningkat. Mengenai kinerja inovatif maka yang dimaksud kinerja inovatif (Innovative
Performance)
guru
adalah
kinerja
yang
dalam
melaksanakannya disertai dengan penerapan hal-hal baru dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, ciri kinerja atau tugas-tugas yang harus dikerjakan menggambarkan ciri/feature atau kegiatan kinerja yang harus dilaksanakan oleh guru, sedangkan inovatif merupakan sifat yang menggambarkan kualitas bagaimana guru melaksanakan tugas dengan inovatif atau dengan memanfaatkan serta mengaplikasikan hal-hal baru, baik berupa ide, metode, maupun produk baru dalam melaksanakan pekerjaan guna meningkatkan kualitas pendidikan/pembelajaran. Dengan pemahaman seperti itu, maka kinerja guru merupakan kinerja yang menerapkan hal-hal baru dalam meksanakan peran dan tugas yang diemban oleh guru tersebut, oleh karena itu, maka pemahaman kinerja inovatif guru perlu dilihat dalam konteks pelaksanaan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan guru sebagai pendidik dalam rangka pembinaan peserta didik untuk tercapainya institusi pendidikan.
110
2. Kriteria K inerja G uru
Keberhasilan guru bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang ada telah mencapai secara keseluruhan. Kemampu an yang harus dimiliki guru telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional PendidikanPas al 28 ayat 3 yang berbunyi: Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: a. Kompetensi pedagogik Kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengatualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. 8 Kompetensi pedagogic ini berkaitan dengan kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yakni persiapan mengajar yang mencakupi merancang dan melaksanakan scenario pembelajaran, memilih metode, media serta alat evaluasi bagi anak didik hingga tercapai tujuan pendidikan baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. b. Kompetensi kepribadian Kepribadian yang meliputi kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik 8
PeraturanPemerintah RI No. 19 Tahun 2005 TentangStandarNasionalPendidikan (Jakarta: CV Eko Jaya, 2005). Halm. 73
111
dan berakhlak mulia. Menurut Moh. Uzer Usman, kemampuan kepribadian guru meliputi hal-hal berikut: 1) Mengembangkan kepribadian 2) Berinteraksi dan berk omunikasi 3) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan 4) Melaksanakan adm inistrasi sek olah 5)
Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
9
c. Kompetensi professional Pekerjaan guru merupakan suatu profesi yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Profesi adalah pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dan biasanya dibuktikan dengan sertifikasi dalam bentuk ijazah. Profesi guru ini memiliki prinsip yang dijelaskan dalam Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 sebagai berikut: 1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme 2) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia 3) Memiliki kualifikasiak ademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas 4) Memiliki kompetensi yang dip erlukan sesuai dengan bi dang tugas 5) Memiliki tang gung jawab atas pelak sanaan tugas kep rofesionalan 9
Moh.UzerUsman, Menjadi Guru Profesional.(Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, 2003). Halm. 16
112
6) Memperoleh penghasilan yang ditentukan dengan prestasi kerja 7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan sepanjang hayat 8) Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9)
Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru10
d. Kompetensi social Kompetensi social berkaitan dengan kemampuan diri dalam menghadapi orang lain. Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan kompentensi sosial adalah kemampuan pedidik sebagai bagian masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta pendidik dan masyarakat sekitar.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah factor kemampuan (ability) dan factor motivasi (motivation). 11 10
Undang-undang RU No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru danDosen…..halm. 6 Mangkunegara, A.A.A AnwarPrabu, ManajemenSumberDayaManusia, (Bandung: PT RosdaKarya, 2000). Halm. 67 11
113
Adapun factor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan kedalam dua macam yaitu: a. Faktor dari dalam sendiri (intern) Di antara factor intern dari dalam diri sendiri adalah: 1) Kecerdasan Kecerdasan memegang peranan penting dalam keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan banyak tugas yang diemban semakin tinggi kecerdasan yang diperlukan. 2) Ketrampilan dan kecakapan Ketrampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dari berbagai pengalaman dan latihan. 3) Bakat Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya. 4) Kemampuan dan minat Kemampuan yang disertai minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang telah ditekuni 5) Motif Motif yang dimiliki dapat mendorong meningkatkannya kerja seseorang 6) Kesehatan
114
Kesehatan dapat membantu proses bekerja seseorang 7) Kepribadian Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan integral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan interaksi dengan rekan kerja akan meningkatkan kerjanya 8) Cita-cita dan tujuan dalam bekerja 9) Jika pekerjaan yan g diemban seseorang sesu ai dengan cita -cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana b. Faktor dari luar diri sendiri (ekstern) 1) Lingkungan keluarga 2) Lingkungan kerja 3) Komunikasi dengan kepala sekolah yang efektif 4)
Sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya terutama kinerja dalam proses mengajar. 12
C. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam suatu organisasi, pemimpin adalah suatu unsur terpenting, karena seorang pemimpin memiliki daya kemampuan mempengaruhi dan menggerakkan manusia lainnya dalam rangka pengelolaan organisasi. Oleh 12
Kartono Kartini, MenyiapkandanMemadukanKarier, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985). Halm. 22
115
sebab itu, kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci utama untuk menjadi seorang manajer yang efektif. Menurut Hasibuandalam bukunya “ Manajemen sumber Daya Manusia”, yang dikutip oleh Lusia Kurniawati, menjelaskan definisi pemimpin dan kepemimpinan, sebagai berikut: Pemimpin, adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan, adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian jelas ada perbedaan antar pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang melakukan proses dalam memimpin sedangkan kepemimpinan adalah proses yang terjadi pada saat memimpin tersebut. Ada beberapa pendapat mengenai arti kepemimpinan D.E. Macfarland (1978), mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. J.M. Pfifner (1980) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah seni mengoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan Oteng Sutisna,
mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan
116
mengambil inisiatif dalam situasi sosial untuk menciptakan bentuk dan prosedur baru, merancang dan mengatur perbuatan, dan dengan berbuat begitu membangkitkan kerja sama ke arah tecapainya tujuan.13 Menurut Koontz, O’Donnel dan Weicrich, di dalam bukunya yang berjudul Management, kepemimpinan secara umum merupakan pengaruh, seni atau proses mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha ke arah tercapainya tujuan organisasi.14 Jadi dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya untuk melakukan kerja sama melakukan berbagai kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sementara itu, G.R. Terry dalam bukunya “ Principles of Management” mengemukakan 8 (delapan) buah teori kepemimpinan sebagai berikut:15 Teori Otokratis Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah, pemaksaan dan tindakan yang agak arbitrer dalam hubungan antara pemimpin dengan pihak bawahan. Pemimpin otokratis menggunakan perintah-perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi di antara mana, disiplin adalah faktor terpenting. Teori Psikologis OtengSutisna, Administrasi Pendidikan,( Bandung: Angkasa 1983), halm. 120 Koontz, Harlod, Donnell Cynlo, WeinrichHeinz , Manajemen, (Jakarta: Erlangga1995). Halm.
13
14
103 15
Winardi, KepemimpinandanMajemen, (Jakarta, RinekaCipta. 2000), halm. 6268
117
Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran organisatoris maupun untuk memenuhi tujuan-tujuan pribadi mereka. Teori sosiologis Kepemimpinan terdiri dari usaha-usaha yang melancarkan aktivitas para pemimpin dan yang berusaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antar para pengikut. Usaha-usaha untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi-interaksi antara para pengikut, kadang-kadang hingga timbulnya konflik yang merusak di dalam atau dia antara kelompokkelompok. Dalam situasi ini, pemimpin diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan harmoni dan usaha-usaha kooperatif antara para pengikutnya. Teori suportif Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin berusaha sebaik-baiknya dan bahwa ia dapat memimpin dengan sebaiknya melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Teori “Lissez Faire” Berdasarkan teori ini, seorang pemimpin memberikan kebebasan seluasluasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka. Pemimpin tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka partisipasi tersebut hampir tidak berarti.
118
Teori prilaku pribadi Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi olehnya. Hingga tingkat tertentu ia bersifat fleksibel, karena ia beranggapan bahwa ia perlu mengambil langkah-langkah yang paling tepat untuk menghadapi suatu problem tertentu. Teori sosial/sifat Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki oleh seorang pemimpin dapat disebut: Intelegensi, inisiatif, energi atau rangsangan, kedewasaan emosional, persuasif, skill komunikatif, kepercayaan pada diri sendiri, perseptif, kreativitas, partisipasi sosial. Teori situasi Teori ini menerangkan kepemimpinan menyatakan bahwa harus terdapat cukup banyak fleksibilitas dalam kepemimpinan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai macam situasi. Sementara itu menurut Suko Susilo
16
, perilaku kepemimpinan yang
memiliki kecenderungan orientasi pada pelaksanaan tugas-tugas dan produktivitas kelompok melakukan sejumlah kegiatan yang antara lain: Initiating
Initiating atau memulai adalah kegiatan mengambil inisiatif untuk segera melakukan pergerakan pengerjaan tugas-tugas tertentu. 16 Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2007).Halm. 91-92
119
Regulating
Merupakan perilaku pemimpin dalam aktivitas kepemimpinannya dengan membuat aturan yang jelas untuk mengatur arah dan langkah-langkah kegiatan di dalam kelompok. Informing
Kegiatan memberi informasi tentang data dan fakta-fakta serta pendapatpendapat kepada anggota kelompok kemudian meminta dari mereka informasi yang diperlukan. Suporting
Tindakan pemimpin ini terkait dengan usaha untuk menerima gagasan, pendapat dan usul dari anggota kelompok dan menyempurnakannya dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka penyelesaian tugas bersama. Evaluating
Tindakan untuk melakukan penilaian-penilaian, juga menguji gagasan yang muncul serta cara kerja yang diambil dengan menunjukkan sejumlah konsekuensi yang menyertainya. Summarizing
Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul yang muncul, menyingkat lalu menyimpulkan sebagai landasan untuk tindakan selanjutnya. Menurut Wahjosumidjo:
120
“Sekolah yang merupakan organisasi juga memerlukan seorang pemimpin, dalam hal ini kepala sekolah, yang amat sangat berperan, baik dari pihak guru, murid, maupun warga sekolah lainnya. Kata ‘kepala’ dapat diartikan ‘ketua’ atau ‘pemimpin’ dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, sedang ‘sekolah’ adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.”17 Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Menurut
Sudarwan
Danim,
“dalam
menjalankan
fungsi
kepemimpinan, kepala sekolah setidaknya harus mempunya sifat-sifat sebagai berikut: 1) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; 2) Memiliki intelegensi yang tinggi; 3) Memiliki fisik yang kuat; 4) Berpengetahuan luas; 5) Percaya diri; 6) Dapat menjadi anggota kelompok; 7) Adil dan bijaksana; 8) Tegas dan berinisiatif; 9) Berkapasitas membuat keputusan; 10) Memiliki kestabilan emosi; 11) Sehat jasmani dan rohani; 12) Bersikap prospektif.”18 Hick juga mengemukakan pendapat , bahwa kepala sekolah adalah sebagai seorang pemimpin yang seharusnya dalam melakukan praktek seharihari selalu berusaha memperhatikan dan mempratekkan delapan fungsi (leadership function), yaitu: adil, memberikan sugesti, mendukung
17
Wahjosumidjo, KepeminpinanKepalaSekolah, (Jakarta, 2005. Rajawali Press), hal. 83 18 DanimSudarwan, MotivasiKepemimpinandanEfektifitasKelompok, (Jakarta, RinekaCipta. 2006). Halm. 205-206
121
tercapainya tujuan organisasi, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman,sebagai wakil orang, sumber inspirasi, dan bersedia menghargai.19 Menurut Sudarwan Danim, “kemampuan kepala sekolah dalam menjalankan kepemimpinan menjadi persyaratan utama dalam manajemen sekolah. Meski begitu, sebagai “manusia biasa” perilaku kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya akan beragam karena faktor-faktor kontekstual, kondisi kelompok subjek yang dipimpin, dan faktor individual kepala sekolah itu sendiri. Bertolak dari perilaku pemimpin dalam sekelompok manusia organisasional, kita dapat mengelompokkan kepemimpinan seseorang dalam tipe-tipe tertentu yang masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri. Tipe-tipe kepemimpinan tersebut adalah: Pemimpin Otokratik Pemimpin otokratik berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya. Dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib, dan tidak boleh dibantah. Sikapnya senantiasa mau menang sendiri, tertutup terhadap ide dari luar, dan hanya idenya yang dianggap akurat. Pemimpin Demokratis Pimpinan yang demokratis berusaha lebih banyak melibatkan anggota kelompok dalam memacu tujuan. Kepemimpinan ini dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai. Interaksi yang dinamis dimaksudkan bahwa pimpinan
19
Op cit. Wahjosumidjo.Halm. 106
122
mendelegasikan tugas dan memberikan kepercayaan kepada yang dipimpin untuk mencapai tujuan yang bermutu secara kuantitatif. Pemimpin Permisif Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh, terlalu banyak mengambil muka dengan dalih untuk mengenakkan individu yang dihadapinya. Dia memberikan kebebasan kepada manusia organisasional. Bawahan tidak mempunyai pegangan yang jelas, informasi diterima simpang siur dan tidak konsisten.20 Menurut Wahjosumidjo, kepemimpinan kepala sekolah adalah salah satu perwujudan kepemimpinan nasional , yaitu kepemimpinan Pancasila, satu potensi atau kekuatan yang mampu memberdayakan segala daya sumber masyarakat dan lingkungan yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila mencapai tujuan nasional, dalam situasi tertentu.21 Oleh sebab itu, kepemimpinan kepala sekolah sebagai salah satu pelaksanaan kepemimpinan nasional yang bertujuan
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
harus
mencerminkan
diwujudkannya kepemimpinan Pancasila yang memiliki watak dan berbudiluhur Berdasarkan beberapa uraian tentang kepemimpinan sekolah di atas, maka kepala sekolah sebagai pemimpin sebuah lembaga pendidikan hendaknya hendaknya memiliki jiwa kepemimpinan yang baik dan dapat dijadikan contoh bagi warga sekolah itu sendiri. Hal ini diharapkan agar di 20
Ibid, Danim Sudarwan, Halm. 212-214 Loc cit. Wahjosumidjo.Halm. 119-121
21
123
dalam sekolah tercipta hubungan yang baik antar guru, karyawan dan siswa. Para warga sekolah pun akan semangat dalam mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, termasuk para guru yang akan terus berusaha meningkatkan kinerja mereka.
D. Pengertian BOS
Kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam kurun waktu 2004 - 2009 diprioritaskan padapeningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan dasar yang lebih berkualitas memalui Peningkatan Pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini dirasakan kurang dapat menjangkau layanan pendidikan dasar. Kebijakan ini dilakukan dikarenakan bersamaan dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak beberapa tahun terakhir ini yang diikuti dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok lainnya yang berkorelasi negatif terhadap kemampuan daya beli masyarakat kurang mampu / miskin, sehingga kondisi semacam ini akan dapat menghambat upaya Penuntasan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun, hal ini juga diperparah dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin. Sehingga kedua permasalahan tersebut mempunyai dampak terhadap penduduk kurang mampu/miskin akan semakin sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya khususnya biaya pendidikan. Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, Pemerintah telah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan
124
merealokasi sebagian besar dananya ke empat program besar yang dirancang untuk mengurangi beban masyarakat, khususnya masyarakat miskin, akibat peningkatan harga BBM. Keempat program tersebut adalah untuk bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur perdesaan, dan bantuan langsung tunai. Salah satu program di bidang pendidikan yang mendapat alokasi anggaran cukup besar adalah Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Melalui program ini, pemerintah pusat memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan peserta program. Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/salafiyah setingkat SD dan SMP/MTS/SMPLB/salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun swasta. Program ini mulai dilaksanakan pada Juli 2005 bersamaan dengan awal tahun ajaran 2005/2006. Secara konseptual Program BOS berbeda dengan program kompensasi pengurangan subsidi bahan bakar minyak (PKPS-BBM) bidang pendidikan sebelumnya. Sampai dengan tahun anggaran 2004/2005, PKPS-BBM bidang pendidikan untuk tingkat SD dan SMP diberikan dalam bentuk beasiswa bagi siswa miskin, yang dikenal dengan sebutan Bantuan Khusus Murid (BKM). Jumlah siswa miskin yang mendapat BKM ditetapkan oleh pemerintah pusat berdasarkan indeks kemiskinan. Program BOS mengadopsi pendekatan yang berbeda dengan BKM karena dana tidak diberikan kepada siswa miskin tetapi diberikan kepada sekolah dan dikelola oleh sekolah. Jumlah dana BOS yang
125
diberikan ke sekolah dihitung berdasarkan jumlah murid di masing-masing sekolah. Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu.Secara khusus program BOS bertujuan untuk: 1.
membebaskan pungutan bagi seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri terhadap biaya operasi sekolah, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf internasional(SBI).
2.
membebaskan pungutan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta.
3.
meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta. Sasaran program BOS adalah semua sekolah SD dan SMP, termasuk
SekolahMenengah Terbuka (SMPT) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta diseluruh provinsi di Indonesia. Program Kejar Paket A dan Paket B tidak termasuk sasaran dari program BOS ini.besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah termasuk untuk BOS Buku, dihitung berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan: 1. SD/SDLB: Rp 580.000,-/siswa/tahun 2.
SMP/SMPLB/SMPT/SATAP: Rp 710.000,-/siswa/tahun
126
Tahun anggaran 2012, dana BOS akan diberikan selama 12 bulan untuk periode Januari sampai Desember 2012, yaitu semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 dan semester 1 tahun pelajaran 2012/2013. Penyaluran dana dilakukan setiap periode 3 bulanan, yaitu periode Januari-Maret, AprilJuni, Juli-September dan Oktober-Desember. Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, standar biaya operasi nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
E. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Model
Kerangka pemikiran yang menggambarkan pengaruh penggunaan dana BOS, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap prestasi siswa, sebagaimana diketahui bahwa penggunaan dana BOS, kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru merupakan elemen inti dari prestasi siswa; maka dikembangkan kerangka pemikiran teoritis dalam gambar berikut ini:
127
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Penggunaan Dana BOS danKepemimpinanKepala Sekolah (X1)
PrestasiSiswa (Y)
Kinerja Guru (X2)
F. Hipotesis
Dalam penelitian ini,hipotesis yang akan diuji adalah yang berkaitan H0 merupakan hipotesis atas penelitian yang dilakukan. Adapun perumusan hipotesis atas pengujian yang dilakukan disini adalah sebagai berikut: - H1 : Penggunaandana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru - H2 : Penggunaan dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap Kinerja guru dan prestasi siswa G.
Dimensionalisasi Variabel
Proses penentuan indicator atau dimensi pada masing-masing
128
variable pada bagian ini merupakan upaya pembentukan indikator dari sebuah variable yang akan dipaparkan. Pembentukan indikator variable perlu dilakukan guna membantu teknik pengukuran dan memberi kemudahan pengamatan dalam mengumpulkan data di lapangan.
1.
Variabel Pe nggunaan Da na BO S dan Kepemimpinan Ke pala
Sekolah
Penggunaan dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah secara langsung berhubungan dengan proses perencanaan, pembiayaan dan pertanggung jawaban yang akan mempengaruhi kinerja guru diukur melalui tiga variable, yaitu: 1) Perencanaan ,
2)
Pembiayaan,
3)
Pertanggungjawaban.
Gambar 2.2 Variabel Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Perencanaan
Pertanggungjawaban Pembiayaan
2. Variabel Kinerja Guru
129
Variabel kinerja guru diukur melalui tiga indikator yaitu: 1) Kompetensi Pedagogik 2) Kompetensi Kepribadian 3) Kompetensi Profesional 4) KompetensiSosial Gambar 2.3 Variabel Kinerja Guru
Kompetensi Pedagogik
Kinerja Guru
Kompetensi Sosial
Kompetensi Profesional
Kompetensi Kepribadian 3. Variabel P restasi Si swa
Variabel prestasi siswa diukur dari tiga indikator, yaitu : 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotorik Gambar 2.4 Variabel Prestasi Siswa
Prestasi Siswa
Kognitif
Psikomotorik
H. Definisi Operasional Variabel
Afektif
Kemampuan Merencanakan belajar mengajar
130
Tabel 2.2 Definisi Operasional Tabel No.
DefinisiVariabe l
Indikator
1. Perencanaan
1.
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah
2. Pembiayaan
3. Pertanggungjawaban 1. Kompetensi Pedagogik
2.
Kinerja Guru
2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Profesional 4. KompetensiSosial 1. Kognitif
3.
PrestasiSiswa
2. Afektif
3. Psikomotorik BAB III METODE PENELITIAN
Pengukuran
1. Bentuk perencanaan penggunaan Dana BOS 2. Proses pembiayaan terhadap kegiatan sekolah 3. Pelaporan dan pertanggungjawaban yang terbuka 1. Kemampuan Proses pengajaran 2. Kepribadian yang stabil dan baik 3. Kompetensi seorang 4. guru Kemampuan berinteraksi dan bersosial 1. Nilai prestasi siswa dalam satu semester 2. Penyelesaikan masalah dalam proses pembelajaran 3. Kegiatan siswa dalam melakukan aktifitas pembelajaran
131
A.
Pendekatan Penelitian
Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat menghubungkan dua variable atau lebih. Hubungan dalam penelitian adalah hubungan kausal, yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Ada variable independent (variable yang mempengaruhi) dan variable dependent (dipengaruhi). Sesuai dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Dana Bos dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Dan Indeks Prestasi Siswa”, maka terdapat tiga variable yang diteliti yaitu variable independent (X1) Kebijakan Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, variable independent (X2) Kinerja Guru, dan variable dependent (Y) PrestasiSiswa.
B.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data yang dipeoleh melalui responden, dimana responden akan memberikan respon verbal atau respon tertulis sebagai tanggapan atas pernyataan yang diberikan. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data Primer, adalah data mengenai pendapat responden tentang penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan prestasi siswa yang diperoleh secara langsung dari responden dengan
132
memberikan tanggapan atas pernyataan kuesioner. Dalam penelitian ini dibagikan langsung pada responden. 2.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui perantara. Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud adalah data tingkat absensi guru dan siswa dan bank data siswa.
C.
Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data padapenelitian ini adalah: a. Kuesioner Kuesioner adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup b. Observasi Observasi pengamatan secara langsung pada obyek penelitian c.
Studi Pustaka Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literature, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini.
D.
Metode Analisi Data
Sebelum melakukan analisis data, maka perlu dilakukan tahap-tahap teknik pengolahan data sebagai berikut:
133
1. Editing
Editing merupakan proses pengecekan dan penyesuain yang diperoleh terhadap data penelitian untuk memudahkan proses pemberian kode dan pemrosesan data dengan teknik statistik. 2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberiantanda berupa angka pada jawaban dari kuesioner untuk kemudian dikelompokkan kedalam kategori yang sama. Tujuannya adalah menyederhanakan jawaban. 3. Scoring
Scoring yaitu mengubah data yang bersifat kualitatif kedalam bentuk kuantitatif. Dalam penentuan skor ini digunakan skala likert dengan lima kategori penilaian, yaitu: a.
Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju
b.
Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju
c.
Skor 3 diberikan untuk jawaban netral
d.
Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju
e.
Skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju
4. Tabulating Tabulating yaitu menyajikan data-data yang diperoleh dalam tabel, sehingga diharapkan pembaca dapat melihat hasil penelitian dengan jelas. Setelah proses tabulating selesai dilakukan, kemudian diolah dengan
134
program komputer SPSS 17. Adapun tahap-tahapan analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. a.
Uji reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator darivariabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handa ljika jawaban seseorang terhada p pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara
one shot atau
pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variable dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60
b.
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, kedua variabel (bebas maupun terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambian keputusannya adalah (Ghozali, 2005): 1) Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonaldan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
135
distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data meny ebar jauh dari diag onal dan/atau tidak men gikuti arah garis diagonal atau garfik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regrsi tidak memenuhi asumsi normalitas. c.
Uji Asumsi Klasik 1)
Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
danya
korelasi
antar variabel
bebas
(independen). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: i.
Nilai R² yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabelvariabel bebas banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
ii.
Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Apabila antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi
136
(umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. iii.
Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance Inflation Factor
(VIF). kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilihyang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tol erance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Apabila di dalam model regresi tidak ditemukan asumsi deteksi seperti di atas, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinearitas, dan demikian pula sebaliknya. 2) Heterokedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan
jika
varians
berbeda,disebut
137
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dapat digunakan metode grafik. Dasar analsisnya adalah: i. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titikyang ada membentuk
pola
tertentu
(bergelombang,
melebar
kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. ii. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3)
Analisis Regresi Linier Berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas yaitu: penggunaan dana bos serta kepemimpinan kelapa sekolah (X1), kinerja guru (X2), terhadap variable terikatnya yaitu prestasi belajar siswa (Y). Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Y = b1X1 + b2X2 Dimana: Y b1, b2
= Variabel dependen (prestasi siswa) = Koefisien garis regresi
138
X1, X2
=Variabel independen (penggunaandana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru)
4)
Pengujian Hipotesis 1.
Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F ) Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetah ui tingkat siginifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variable dependen. Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah: Ho
: Variabel-variabel bebas yaitu penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya yaitu prestasi siswa.
Ha
: Variabel-variabel bebas yaitu penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru kerja mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap variable terikatnya yaitu prestasi belajar siswa.
Dasar
pengambilan
keputusannya
adalah
dengan
menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu: a. Apabila probabilitas signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
139
b.
Apabila probabilitas signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Koefisien Determinasi (R²) Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel
bebas
dalam
menerangkan
variabel
terikatnya. Nilai koefisien determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square. 3. Uji t (uji Hipotesis Secara Parsial) Hipotesis dalam penelitian ini diuji kebenarannya dengan menggunakan uji parsial. Pengujian dilakukan dengan melihat taraf signifikansi (p-value), jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari perhitungan di bawah 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. i. Uji Hipotesis 1 ( H1 ) Perumusan hipotesis: Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah kinerja guru.
140
Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah kinerja guru. ii. Uji Hipotesis 2 ( H2 ) Perumusan hipotesis: Ho : βi = 0 tidak ada pengaruh positif antara kinerja guru dengan prestasi belajar. Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara kinerja guru dengan prestasi belajar.
E. Tempat dan Wa ktu Penelitian
Tempat
pelaksanaan
penelitian
ini
adalah
di ........................................Kecamatan Setu, Kota Tangerang, Selatan Provinsi Banten. Aktifitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanaknan selama tujuh bulan, sejak bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Tabel 3.1 Jadwal Pelaksana Kegiatan Penelitian
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Tahapan Waktu Pelaksanaan Jan’12 Feb’12 Mar’12 Aprl’12 Mei’12 Juni’12 Juli’12 Kegiatan Persiapan Observasi Dokumentasi Angket Konsultasi
141
F.
Populasi dan Sampling
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. 22 Dalam populasi penelitian harus menentukan siapa dan apa yang akan dijadikan populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru ......................................... Sampel sebagai dari objek populasi dan jumlah lebih dari populasi.
23
Penentuan sampel perlu dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mendapat data yang benar, sehingga kesimpulan yang diambil dapat dipercaya. a. Variabel Bebas / Independent Variabel (X) Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Yang menjadi variable bebas dalam penelitian ini adalah: 1.
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
2.
Kinerja Guru (X2)
b.
Variabel Terikat / Dependent Variabel (Y)
Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah Prestasi Siswa.
G. Teknik Pe ngumpulan Da ta 22
Suharsimi Arikunto, Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002). Halm. 108 23 Ibid. Halm. 109
142
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden dengan panduan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup.
b. Observasi Observasi merupakan metode penelitian dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada obyek penelitian. c. Studi Pustaka Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca buku-buku, literatur, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
143
SD Negeri Muncul 3, salah satu lembaga pendidi kan dasar yang berlokasi di Jl. Lingkar Selatan Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.Sekolah ini beroperasi sejak tahun 1984 dengan nomor SK/Ijin Pendirian dari Kanwil No. 642.2/710-Pendas
Tgl/Bln/Thn
20/6/1984. Responden dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah Dasar Negeri dan Guru-guru sejumlah 20 orang di ........................................Kota Tangerang Selatan. Adapun pendidikan Responden yang seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang. Di bawah ini adalah penyajian data responden berdasarkan pendidikan: Tabel 4.1 Pendidikan Responden
B.
Pendidikan
JumlahResponden
Persentase
S1
12
60.00%
D2
8
40.00%
Deskripsi Data Penelitian
1. Deskripsi Variabel Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan
kepala sekolah
144
Variabel penggunaan dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah pada penelitian ini diukur melalui 5 buah pertanyaan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variable tersebut. Hasil tanggapan terhadap Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah dapat dijelaskan pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Tanggapan Responden Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah
No.
Pertanyaan
1
X1.1
2
X1.2
3
X1.3
4
X1.4
5
X1.5
SS 2 10% 4
S 12 60% 9
Skor N 6 30% 6
TS 0 0% 1
STS 0 0% 0
20% 5 25% 2 10% 3 15%
45% 13 65% 11 55% 11 55%
30% 2 10% 6 30% 6 30%
5% 0 0% 1 5% 0 0%
0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap pertanyaan-pertanyaan
mengenai
Penggunaan
Dana
BOS
dan
Kepemimpinan kepala sekolah sebagaiman a yang dirasakan oleh diri responden diikuti oleh jawaban setuju.
145
Pada penyataan pertama ditunjukkan oleh responden bahwa pimpinan melibatkan semua guru ketika melakukan penyusunan rencana anggaran penggunaan dana BOS. Hasil ini ditunjukkan oleh 10% jawaban sangat setuju dan 60% jawaban setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pemimpin mereka dapat bertindak bijak atas kegiatan penyusunan rencana anggaran. Jika ada kesalahan atau menyimpang maka akan ada kesepakatan antara pimpinan dan guru. Berkaitan dengan pertanyaan kedua menunjukkan bahwa menurut para guru , kepala sekolah dapat memberikan perhatian lebih kepada prestasi atau kinerja guru. Hasil ini ditunjukkan oleh 45% jawaban setuju dan 20% jawaban sangat setuju. Hasil ini tak lepas dari kemampuan mengambil keputusan yang baik diperlukan agar para guru termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi kemajuan sekolah. Pada pertanyaan ketiga menunjukkan bahwa menurut para guru kepala sekolah melaksanakan pembiayan sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Hasil ini ditunjukkan oleh 25% jawaban sangat setuju dan 65% jawaban setuju. Perencanaan yang baik dan pembiayaan yang terarah dinilai akan memberikan kepercayaan kepada guru sehingga memotivasi guru dalam bekerja. Rasa percaya dan mentaati peraturanakan memberikan contoh tindak tanduk kepada para guru dan menjadikan semangat para guru dan akan melaksanakan pekerjaan serta tugas sebagai pendidik yang lebih bertanggung jawab.
146
Pada item pertanyaan keempat menunjukkan bahwa menurut guru kepala sekolah dalam penggunaan dana BOS memberikan perhatian juga terhadap kebutuhan siswa dan sekolah. Hasil ini ditunjukkan oleh 10% jawaban sangat setuju dan 55% jawaban setuju, Perhatian akan kebutuhan siswa dan sekolah yang diberikan akan membantu para guru dalam memperoleh kepuasan atas apa yang dikerjakan dari tugas sebagai pendidik. Pada item pertanyaan kelima menunjukkan bahwa menurut guru kepala sekolah dalam penggunaan dana BOS melaksanakan pelaporan penggunaan dana BOS serta kebijakan pimpinan dibuka secara umum, tanpa ada yang ditutupi. Hasil ini ditunjukkan oleh 15% jawaban sangat setuju dan 55% jawaban setuju. Pelaporan penggunaan dana BOS serta kebijakan pimpinan yang dibuka secara umum, tanpa ada yang ditutupi akan menimbulkan rasa kepercayaan dengan kebijakan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah.
2. Deskripsi Variabel Kinerja Guru
Variabel Kinerja Guru pada penelitian ini diukur melalui 5 buah pertanyaan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variable tersebut. Hasil tanggapan terhadap Kinerja Guru dapat dijelaskan pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3
147
Tanggapan Responden Kinerja Guru
No.
Pertanyaan
1
X2.1
2
X2.2
3
X2.3
4
X2.4
5
X2.5
SS
S
Skor N
TS
STS
0 0% 2 10% 3 15% 2 10% 2 10%
13 65% 11 55% 14 70% 11 55% 16 80%
6 30% 6 30% 2 10% 6 30% 2 10%
1 5% 1 5% 1 5% 1 5% 0 0%
0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap variabel kinerja guru. Hal ini menunjukkan adanya penilaian terhadap kinerja yang tinggi yang dimiliki guru ......................................... Berdasarkan pertanyaan pertama menunjukkan bahwa para guru merasa cukup dengan kualitas kemampuan yang dimiliki mereka. Hasil ini ditunjukkan oleh 65% jawaban setuju dan 30% jawaban netral. Pekerjaan bagi para guru merupakan profesionalisme, sehingga dengan profesionalisme maka salah satu tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan pertanyaan kedua menurut responden menunjukkan bahwa dalam pekerjaannya guru merasa mampu dalam melakukan
148
pekerjaan. Hasil ini ditunjukkan oleh 55% jawaban setuju dan 10% jawaban sangat setuju. Keinginan untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan akan menunjukan kemampuan mereka. Pada pertanyaan ketiga untuk menunjukan profesionalisme seorang guru, maka administrasi kelas dan program mengajar harus lengkapi. Hasil ini ditunjukkan oleh 15% jawaban sangat setuju dan 70% jawaban setuju. Pada pertanyaan keempat menunjukkan bahwa guru memiliki kompetensi yang sesuai sehingga hasil yang didapat sesuai dengan penghargaan dari sekolah. Hasil ini ditunjukkan oleh 55% jawaban setuju dan 10% jawaban sangat setuju. Dengan demikian adanya perasaan bahwa dengan kompetensi yang dimiliki maka akan ada suatu penghargaan sesuai dengan bidang yang di ampu. Berdasarkan item pertanyaan kelima menurut guru kemampuan komunikasi terhadap lingkungan social di sekolah maupun di sekolah diterapkan untuk kepentingan guru, sekolah dan siswa. Hasil ini ditunjukkan oleh 80% jawaban setuju dan 10% jawaban sangat setuju. Kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial akan memenuhi tangung jawabnya sebagai guru terhadap lingkungan masyarakat.
149
3. Deskripsi Variabel Prestasi Siswa
Variabel Kinerja Guru pada penelitian ini diukur melalui 5 buah pertanyaan yang mempresentasikan indikator-indikator dari variable tersebut. Hasil tanggapan terhadap Prestasi Siswa dapat dijelaskan pada tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Tanggapan Responden Prestasi Siswa
No.
Pertanyaan
1
Y1
2
Y2
3
Y3
4
Y4
5
Y5
SS 2 10% 2 10% 3 15% 3 15% 1 5%
S 11 55% 15 75% 10 50% 15 75% 12 60%
Skor N 6 30% 2 10% 6 30% 2 10% 6 30%
TS 1 5% 1 5% 1 5% 0 0% 1 5%
STS 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100% 20 100% 20 100%
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju dan sangat setuju terhadap item-item prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan adanya penilaian terhadap prestasi siswa yang pada .........................................
tinggi yang dimiliki siswa
150
Berdasarkan item pertama menunjukkan cara mengajar guru di dalam kelas, telah membuat siswa termotiva si untuk giat belajar. Hasil ini ditunjukkan oleh 55% jawaban setuju dan 10% jawaban sangat setuju. Dalam hal ini cara mengajar yang baik dan benar dapat memenuhi keinginan siswa untuk lebih giat dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan item kedua menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan sebuah masalah pelajaran guru ikut membantu siswa dalam memberikan jalan keluarnya akan memotivasi siswa dalam meningkatkan rasa ingin tahu. Hasil ini ditunjukkan oleh 75% jawaban setuju dan 10% jawaban sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian dan kepedulian guru dalam membantu menyelesaikan suatu permasalah yang dihadapi siswa akan memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar. Berdasarkan item ketiga menunjukkan bahwa guru memberikan rasa nyaman dan aman ketika siswa bertanya dan mengalami kesulitan belajar Hasil ini ditunjukkan oleh 50% jawaban setuju dan 15% jawaban sangat setuju. Hal ini didasarkan pada penggunaan waktu tertentu yang diberikan oleh guru dalam membantu siswa yang mengahadapi kesulitan belajar. Berdasarkan item keempat menunjukkan bahwa Guru menggunakan fasilitas alat peraga dalam proses pembelajaran. Hasil ini ditunjukkan oleh 75% jawaban setuju dan 15% jawaban sangat setuju.
151
Berdasarkan item kelima menunjukkan bahwa guru memfasilitasi materi ajar dengan memanfaatkan fasilitas sekolah. Hasil ini ditunjukkan oleh 60% jawaban setuju dan 5% jawaban san gat setuju. Hal ini didasarkan pada keyakinan guru bahwa dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh sekolah maka prestasi siswa akan meningkat.
C. Analisis Data 1. Pengujian Rel iabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masingmasing variabelyang diringkas pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel
Alpha
Keterangan
0.875
Reliabel
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah KinerjaGuru
0.894
Reliabel
PrestasiSiswa
0.887
Reliabel
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,60 sehingga
152
dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
2. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui hubungan yang sempurna antar variabel bebas dalam model regresi. Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerancedan nilai Varian Inflation Factor (VIF). Bila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai toleransinya di atas 0,1 atau 10 % maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah KinerjaGuru
Nilai Tolerance
Nilai VIF (%)
0.280
3,574
0.280
3,574
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai VIF semua variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10 sedangkan nilai
153
toleransi semua variabel bebas lebih dari 10 % yang berarti tidak terjadi korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90 %, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. 2) Uji Heterokedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual, dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas
dan
jika
varians
berbeda,disebut
heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
heterokedastisitas dapat digunakan metode grafik Scatterplot yang dihasilkan dari output program SPSS versi 17, Apabila pada gambar menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka hal ini dapat disimpulkan tidak terjadi adanya heterokedastisitas pada model regresi.
154
Gambar 4.1
155
Dari grafik tersebut terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, hal ini berarti tidak terjadi penyimpangan asumsi klasik heterokedastisitas pada model regresi yang dibuat, dengan kata lain menerima hipotesis homoskedastisitas.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalammodel regresi,
variabel
bebas
dan
variabel
terikat,
keduanya
terdistribusikan secara normal ataukah tidak. Normalitas data
156
dalam penelitian dilihat dengan cara memperhatikan titik-titik pada Normal P-Plot of Regression Standardized Residualdari variabel terikat. Persyaratan dari uji normalitas adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Gambar 4.2
157
Dari gambar tersebut didapatkan hasil bahwa semua data berdistribusi secara normal, sebaran data berada disekitar garis diagonal.
3. Analisis Persamaan Regresi Linear Berganda
Model persamaan regresi yang baik adalah yang memenuhi persyaratan asumsi klasik, antara lain semua data berdistribusi normal, model harus bebas dari gejala multikolinieritas dan terbebas dari heterokedastisitas.
158
Dari analisis sebelumnya telah terbukti bahwa model persamaan yang diajukan dalam penelitian ini telah memenu hi persyaratan asumsi klasik sehingga model persamaan dalam penelitian ini sudah dianggap baik. Analisis regresi digunakan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh secara parsial variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan estimasi regresi berganda dengan program SPSS 17 diperoleh hasil seperti tabel 4.7. Tabel 4.7 Estimasi Regresi Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
Std. Error
B
(Constant) Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah KinerjaGuru
Standardized Coefficients Beta
-.540
.927
.242
.086
.787
.089
95,0% Confidence Interval for B t
.245
.766
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
-.583
.568
-2.496
1.416
2.829
.012
.062
.423
8.851
.000
.600
Collinearity Statistics Tolerance
.975
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,245 X1 + 0,766 X2 Keterangan: Y = Prestasi Belajar X1 = Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah X2 = Kinerja Guru
.280
.280
VIF
3.574
3.574
159
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa: a.
Variabel gaya penggunaan Dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah serta kinerja guru mempunyai arah koefisien yang bertanda positif terhadap prestasi belajar.
b.
Koefisien penggunaan Dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah memberikan nilai sebesar 0,245 yang berarti bahwa jika penggunaan Dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah semakin baik dengan asumsi variabel lain tetap maka prestasi belajar akan mengalami peningkatan.
c.
Koefisien kinerja guru memberikan nilai sebesar 0.766 yang berarti bahwa jika kinerja guru semakin tinggi dengan asumsi variabel lain tetap maka prestasi belajar akan mengalami peningkatan.
4. Pengujian Hipotesis 1) Uji F ( Pengujian hipotesis secara simultan)
Untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama diuji dengan menggunakan uji F. Hasil perhitungan regresi secarasimultan diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.8
160
Hasil Analisis Regresi Secara Simultan ANOVAb Model 1
SumofSquares Regression Residual Total
df
MeanSquare
F
143.647
2
71.824
5.303
17
.312
148.950
19
Sig. 230.254
.000a
a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru, Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Pengujian pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya dilakukan dengan menggunakan uji F. Hasil perh itungan statistik menunjukkan nilai F hitung = 230.254. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan variabel penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah serta kinerja guru, mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
2) Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien determinasi merupakan besaran yang menunjukkan besarnya variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variable independennya. Dengan kata lain, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel terikatnya. Nilai koefisien
161
determinasi ditentukan dengan nilai adjusted R square sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.9 Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model 1
R
RSquare .982
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.964
.960
.55851
a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru, Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,960. Hal ini berarti 96% variasi variabel prestasi belajar siswa dapat dijelaskan oleh variabel penggunaan dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah serta Kinerja Guru sedangkan sisanya sebesar 4% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diajukan dalam penelitian ini.
3) Uji t (uji Hipotesis Secara Parsial)
Hipotesis i dan ii dalam penelitian ini diuji kebenarannya dengan menggunakan uji parsial. Pengujian dilakukan denganmelihat taraf signifikansi (p-value), jika taraf signifikansi
162
yang dihasilkan dari perhitungan di bawah 0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya jika taraf signifikansi hasil hitung lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Tabel 4.10 Hasil Uji t Secara Parsial
VariabelBebas Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah KinerjaGuru
thitung 2,829 8,851
Sig.t 0,012 0,000
iii. Uji Hipotesis 1 ( H1 ) Perumusan hipotesis: Ho : βi = 0 tidak ada pe ngaruh positif antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru. Ha : βi > 0 terdapat pengaruh positif antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis kepemimpinan kepala sekolah menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,829 dengan taraf signifikansi 0,012. Taraf signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H1
163
“Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah kinerja guru “ diterima. iv. Uji Hipotesis 2 ( H2 ) Perumusan hipotesis: Ho : βi = 0 tidak ada pen garuh positif antara kinerja guru dengan prestasi belajar. Ha : βi > 0 terdapat peng aruh positif anta ra kinerja gur u dengan prestasi belajar. Dari tabel 4.10 terlihat bahwa hasil pengujian hipotesis prestasi menunjukkan nilai t hitung sebesar 8,851 dengan taraf signifikansi 0,000. Taraf signifikansi hasil sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Dengan demikian dapat berarti bahwa hipotesis H2 “Kinerja Guru berpengaruh positif terhadap Prestasi Siswa” diterima.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa secara parsial (individu) semua variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Pengaruh yang diberikan ketiga variabel bebas tersebut bersifat positif artinya semakin tinggi Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah serta Kinerja Guru maka mengakibatkan semakin tinggi pula prestasi belajar siswa yang dihasilkan. Hasil tersebut
164
sesuai dengan hipotesis yang diajukan. Penjelasan dari masing-masing pengaruh variabel dijelaskan sebagai berikut: 1. Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah Hasil pengujian hipotesis (H1) telah membuktikan terdapat pengaruh antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja Guru. Melalui perhitungan yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar 2,829 dengan taraf signifikan hasil sebesar 0,012 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Artinya antara variabel penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di ......................................... 2. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai t hitung sebesar 8,851 dengan taraf signifikansi hitung sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha, Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di ........................................ Tangerang Selatan.
165
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Hasil dari uji reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas serta memiliki distribusi normal. Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian hipotesis (H1) tela h membuktikan terdapat pengaruh antara Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Melalui perhitungan yang telah dilakukan diperoleh t hitung sebesar 2,829 dengan taraf signifikan hasil sebesar 0,012 tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
166
positif terhadap kinerja guru. Artinya antara variabel penggunaan dana BOS dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di ......................................... 2.
Hasil pengujian hipotesis (H2) telah membuktikan terdapat pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Melalui hasil perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai t hitung sebesar 8,851 dengan taraf signifikansi hitung sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha, Pengujian ini secara statistik membuktikan bahwa kinerja guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa di ........................................ Tangerang Selatan.
B. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini secara khusus yang berasal dari variabel prestasi belajar siswa. Dalam hal ini prestasi diperoleh dari hasil jawaban responden atau sangat
bersifat subyektif. Untuk memperkecil
subyektifitas ukuran prestasi belajar, maka variabel prestasi belajar siswa dapat diukur dengan laporan riil yang berasal dari catatan pada pihak sekolah mengenai prestasi siswa yang bersangkutan seperti nilai ulangan, kegiatan harian siswa, dan kualitas serta kuantitas siswa yang dihasilkan dari masingmasing siswa dan juga dalam penelitian ini hanya menggunakan dua variabel
167
saja dalam meneliti prestasi belajar, sehingga hanya mampu menjelaskan 57,0% variasi prestasi belajar siswa.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini yaitu: 1.
Bagi Sekolah Hendaknya lembaga pendidikan khususnya ........................................ dalam meningkatkan prestasi belajar siswa lebih menitikberatkan pada kinerja guru, dilihat dari kuesioner yang telah diisi oleh para guru tersebut diperoleh data bahwa guru memiliki kinerja yang tinggi pada pekerjaan yang mereka laksanakan, sehingga dengan pimpinan (kepala sekolah) lebih memotivasi para guru misalnya dengan pemberian penghargaan terhadap guru yang berprestasi atau perhatian akan dapat meningkatkan kinerja guru yang lebih baik lagi.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil Uji R 2 menunjukkan masih ada variabel-variabel lain yang harus diperhatikan dalam penelitian ini. Penelitian-penelitian lebih lanjut, hendaknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi kinerja guru dan prestasi belajar siswa, karena dengan semakin baik kinerja dari guru maka akan berpengaruh baik juga bagi nama baik sekolah.
168
DAFTAR PUSTAKA
DanimSudarwan, Motivasi Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok, (Jakarta, RinekaCipta. 2006). Kartono Kartini, MenyiapkandanMemadukanKarier, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985). Koontz, Harlod, Donnell Cynlo, WeinrichHeinz , Manajemen, (Jakarta: Erlangga1995). Makmun Abin Syamsudin, Psikologi Pendidikan, (Rosda, Bandung, 1983) Mangkunegara,
A.A.A
AnwarPrabu,
ManajemenSumberDayaManusia,
(Bandung: PT RosdaKarya, 2000). Moh.UzerUsman, Menjadi Guru Profesional.(Bandung: PT. RemajaRosdaKarya, 2003). Morris, Wayne (2006) Creativity, Its Place in Education, www.jpb.com (3 juli 2007) Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Rajawali Press, Jakarta 2000) OtengSutisna, Administrasi Pendidikan,( Bandung: Angkasa 1983) PeraturanPemerintah RI No. 19 Tahun 2005 TentangStandarNasionalPendidikan (Jakarta: CV Eko Jaya, 2005). Sergiovani, et al, Supervision a Redefinition (Mc Graw Hill, London 1987)
169
Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. (Yogyakarta :
Pustaka Pelajar. 2007). Undang-undang RU No. 14 Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen Wahjosumidjo, Kepeminpinan Kepala Sekolah, (Jakarta, 2005. Rajawali Press), Winardi, Kepemimpinan dan Majemen, (Jakarta, RinekaCipta. 2000), WJS Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka, Jakarta 2004)
170
LAMPIRAN-LAMPIRAN
171
Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH PENGGUNAAN DANA BOS DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA GURU DAN PRESTASI SISWA DI SD ........................... KOTA TANGERANG SELATAN
Yth.Bapak/ Ibu / Saudara / Saudari Mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari untuk mengisi kuesioner berikut dengan sejujur-jujurnya untuk keperluan penelitian ilmiah (Thesis). Data isian Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudariakan dijaga kerahasiaannya. Atas kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara / Saudari, saya ucapkan terimakasih.
HormatSaya
ANTIF
172
A. IdentitasResponden a.
Nama
:………………………… (boleh tidak diisi)
b. Usia c.
: ……………….tahun
Jenis Kelamin
d. Pendidikan
B.
: laki-laki / perempuan : SMP / SMA / D1 / D2 / D3 / S1
Pertanyaan Penelitian Beri jawaban atas pernyataan berikut ini sesuai dengan pendapat anda, dengan cara member tanda (√) pada kolom yang tersedia. Keterangan: STS
: Sangat tidak setuju
TS
: Tidak Setuju
N
: Netral
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
173
PENGGUNAAN DANA BOS DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
S No.
Pertanyaan
T S
Pimpinan menyusun rencana anggaran 1.
dengan melibatkan seluruh dewan guru Penyusunan Rencana anggaran, agar
2.
lebih diperhatikan kesejahteraan guru berupa penghargaan atas prestasi kerja Pimpinan melaksanakan pembiayaan sesuai dengan standar penggunaan
3. dana BOS, dan di alokasikan sesuai kebutuhan sekolah Pelaksanaan penggunaan dana BOS 4.
diutamakan untuk kebutuhan sekolah dan siswa
5.
Bentuk pelaporan penggunaan dana BOS serta kebijakan pimpinan agar dibuka secara umum, tanpa ada yang
TS
N
S
SS
174
ditutupi
KINERJA GURU
S No.
Pertanyaan
T S
Kualitas kerja saya jauh lebih baik 1.
dibandingkan dengan rekan kerja yang lain Kemampuan dalam proses pengajaran yang saya lakukan sudah sesuai
2. dengan standar kurikulum dan 5 pilar pengajaran Untuk menunjukan profesionalisme 3.
seorang guru, maka administrasi kelas dan progam mengajar saya lengkapi
4.
Saya mengajar sesuai dengan kompetensi saya berdasarkan keahlian
TS
N
S
SS
175
yang di ampu sehingga memperoleh penghargaan yang sesuai. Kemampuan komunikasi terhadap lingkungan social di sekolah maupun 5.
di sekolah diterapkan untuk kepentingan guru , sekolah dan siswa
PRESTASI SISWA
S No
Pernyataan
T
. S Cara mengajar guru di dalam kelas, 1.
telah membuat siswa termotivasi untuk giat belajar Dalam menyelesaikan sebuah masalah pelajaran guru ikut membantu siswa
2.
dalam memberikan jalan keluarnya akan meningkatkan rasa ingin tahu siswa yang besar.
TS
SS
176
Guru memberikan rasa nyaman dan 3.
aman ketika siswa bertanya dan mengalami kesulitan belajar Guru menggunakan fasilitas alat
4.
peraga dalam proses pembelajaran Guru memfasilitasi materi ajar dengan
5. memanfaatkan fasilitas sekolah
Lampiran 2 HASIL KUESIONER PENGGUNAAN DANA BOS DAN KEPEMIMPINAN
No.
Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Pendidikan P1 P2 P3 P4 P5 S1 3 3 4 3 3 S1 4 4 4 4 4 S1 4 4 5 4 4 S1 4 4 5 4 4
Identitas Responden
01 02 03 04
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
05 06 07 08 09 10
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
D2 D2 S1 S1 D2 D2
33 4 4 4 3
33 5 4 2 3
44 4 4 3 4
33 4 4 2 3
33 4 5 4 3
Total P 16 20 21 21 16 16 21 21 15 16
177
11 12 13 14 15 16
Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Perempuan
D2 S1 S1 D2 D2 D2
4 4 5 3 4 4
4 5 5 3 4 4
5 4 4 4 3 5
4 4 5 3 4 4
4 4 5 3 4 4
21 21 24 16 19 21
17 18 19 20
Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
S1 S1 S1 S1
34 5 4
34 4 5
44 5 4
34 5 4
34 5 4
16 20 24 21
a. b. c. d. e.
Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju Skor 3 diberikan untukjawaban netral Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju
HASIL KUESIONER KINERJA GURU
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11L 12 13
IdentitasResponden Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan aki-laki Perempuan Perempuan
Pendidikan K1 S1 3 S1 4 S1 4 S1 4 D2 3 D2 3 S1 4 S1 4 D2 2 D2 3 D2 4 S1 4 S1 4
KinerjaGuru K2 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 5
K3 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 5 4
K4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4
Total K5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4
P 17 20 20 21 16 16 20 20 11 17 20 21 21
178
14L 15L 16 17 18 19L
aki-laki aki-laki Perempuan Perempuan Perempuan aki-laki
20L aki-laki a. b. c. d. e.
D2 D2 D2 S1 S1 S1
3 4 4 3 4 4
3 4 4 3 4 4
4 4 5 4 5 4
3 4 4 3 5 5
4 3 5 4 4 4
17 19 22 17 22 21
S1
4
5
4
4
4
21
Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju Skor 3 diberikan untukjawaban netral Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju
HASIL KUESIONER PRESTASI BELAJAR
No. 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14
IdentitasResponden Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki
PrestasiBelajar
Pendidikan Ps1 Ps2 Ps3 Ps4 Ps5 S1 3 4 3 4 3 S1 4 4 4 4 4 S1 4 4 4 5 4 S1 4 4 4 5 4 D2 3 3 3 4 3 D2 3 3 3 4 3 S1 4 4 4 4 4 S1 4 4 4 4 4 D2 2 2 2 3 2 D2 3 4 3 4 3 D2 4 4 5 4 4 S1 4 5 4 4 4 S1 5 4 5 4 5 D2 3 4 3 4 3
Total P 17 20 21 21 16 16 20 20 11 17 21 21 23 17
179
15 16 17 18 19 20 a. b. c. d. e.
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki
D2 D2 S1 S1 S1 S1
4 4 3 4 5 4
4 5 4 4 4 4
4 4 3 4 4 5
Skor 5 diberikan untuk jawaban sangat setuju Skor 4 diberikan untuk jawaban setuju Skor 3 diberikan untukjawaban netral Skor 2 diberikan untuk jawaban tidak setuju Skor 1 diberilkan untuk jawaban sangat tidak setuju
3 4 4 5 4 4
4 4 3 4 4 4
19 21 17 21 21 21
Lampiran 3 Lampiran Output SPSS 17
Correlations Item Pernyataan Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Descriptive Statistics Mean
Std.Deviation
N
P1
3.8000
.61559
20
P2
3.8000
.83351
20
P3
4.1500
.58714
20
P4
3.7000
.73270
20
P5
3.8500
.67082
20
180
181
Correlations P1 P1
PearsonCorrelation
P2 1
Sig. (2-tailed)
P5
20
20
20
.280
.845**
.602**
.232
20
20
PearsonCorrelation
.233
.280
Sig. (2-tailed)
.323
.232
.033
.413
20
20
20
1
.760**
.000
.033
20
20
**
**
.943
Sig.(2-tailed)
.000
.602 .005
20
20
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Case Processing Summary
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
.194
.477*
PearsonCorrelation
Total
20
*
20
.000
Excludeda
20 .477
.845**
Sig. (2-tailed)
Valid
.005
**
.793
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cases
20 1
.000
20
PearsonCorrelation
N
.000
1
.003
N
.000
.943**
20
Sig. (2-tailed)
N
.323
P5
.793**
**
.636
N P4
P4 .233
20
PearsonCorrelation
N P3
**
.003
N P2
P3
.636
.000
20
20
20
.194
**
1
20
20
.413 20
.760 .000
182
Reliability Item Pernyataan Penggunaan Dana BOS dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .875
5
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Item Deleted
Item Deleted
Corrected Item- Cronbach's Alpha Total Correlation
if Item Deleted
P1
15.5000
5.316
.816
.825
P2
15.5000
4.684
.729
.846
P3
15.1500
6.661
.332
.921
P4
15.6000
4.568
.928
.788
P5
15.4500
5.208
.768
.833
Intraclass Correlation Coefficient 95% Confidence Interval
SingleMeasures Average
FTestwithTrueValue0
Intraclass
Lower
Upper
Correlationa
Bound
Bound
Value
df1
df2
Sig
b
.388
.772
7.979
19
76
.000
.875c
.760
.944
7.979
19
76
.000
.583
Measures
Correlations Item Pernyataan Kinerja Guru
183
Descriptive Statistics Mean
Std.Deviation
N
K1
3.6000
.59824
20
K2
3.7000
.73270
20
K3
3.9500
.68633
20
K4
3.7000
.73270
20
K5
4.0000
.45883
20
Correlations K1 K1
PearsonCorrelation
K2 1
Sig. (2-tailed) N K2
K5
.000
.000
.383 .095
20
20
20
20
1
.597**
.804**
.313
.000
.005
.000
.179
20
20
20
20
20
**
.597**
1
.701**
.501*
PearsonCorrelation
.718
Sig. (2-tailed)
.000
.005
.001
.024
20
20
20
20
20
**
**
**
1
.313
20
20
20
*
.313
1
PearsonCorrelation
.913
Sig. (2-tailed)
.000
.804 .000
20
20
.701 .001
PearsonCorrelation
.383
.313
.501
Sig.(2-tailed)
.095
.179
.024
N
K5
.913**
**
Sig. (2-tailed)
N
K4
.718**
20 .913
N K4
.000
PearsonCorrelation
N K3
K3 **
.913
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
20
.179
20
.179 20
20
184
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Item Pernyataan Kinerja Guru Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .894
5
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
K1
15.3500
4.661
.929
.831
K2
15.2500
4.408
.804
.857
K3
15.0000
4.737
.740
.871
K4
15.2500
4.303
.848
.845
K5
14.9500
6.261
.413
.928
Intraclass Correlation Coefficient 95% Confidence Interval
SingleMeasures Average Measures
Intraclass
Lower
Upper
Correlationa
Bound
Bound
F Test with True Value 0
Value
df1
df2
Sig
b
.440
.801
9.428
19
76
.000
.894c
.797
.953
9.428
19
76
.000
.628
Correlations Item Pernyataan Prestasi Belajar Siswa
185
Descriptive Statistics Mean
Std.Deviation
N
Ps1
3.7000
.73270
20
Ps2
3.9000
.64072
20
Ps3
3.7500
.78640
20
Ps4
4.0500
.51042
20
Ps5
3.6500
.67082
20
Correlations Ps1 Ps1
PearsonCorrelation
Ps2 1
.605
Sig. (2-tailed) N Ps2
Ps3
Sig. (2-tailed)
.005
Ps4 **
.868 .000
.324 .164
.953** .000
20
20
20
20
1
**
.338
.649**
**
.575 .008
.145
.002
20
20
20
20
**
**
1
.295
.923**
.868
Sig. (2-tailed)
.000
.575 .008
20
20
.207 20
PearsonCorrelation
.324
.338
.295
Sig. (2-tailed)
.164
.145
.207
20 1
.000 20 .361 .118
20
20
20
20
20
**
.649**
.923**
.361
1
.002
.000
PearsonCorrelation
.953
Sig.(2-tailed)
.000
N
Ps5
20
PearsonCorrelation
N Ps5
20 .605
N Ps4
.005
PearsonCorrelation
N
Ps3 **
20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
20
20
.118 20
20
186
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 20
100.0
0
.0
20
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Item Pernyataan Prestasi Belajar Siswa Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .887
5
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
if Item Deleted
Ps1
15.3500
4.555
.878
.824
Ps2
15.1500
5.503
.641
.881
Ps3
15.3000
4.432
.843
.835
Ps4
15.0000
6.632
.360
.928
Ps5
15.4000
4.674
.936
.812
Intraclass Correlation Coefficient 95% Confidence Interval
SingleMeasures Average Measures
FTestwithTrueValue0
Intraclass
Lower
Upper
Correlationa
Bound
Bound
.611
Value
df1
df2
Sig
b
.420
.790
8.853
19
76
.000
c
.784
.950
8.853
19
76
.000
.887
187
Regression Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Descriptive Statistics Mean PrestasiBelajarSiswa
Std.Deviation
19.0500
Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala
N
2.79991
19.3000
20
2.83029
20
Sekolah KinerjaGuru
18.9500
2.72368
20
Correlations Penggunaan Dana BOS dan Prestasi Belajar Kepeimpimpinan Siswa PearsonCorrelation
PrestasiBelajarSiswa
Kepala Sekolah
1.000
Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala
Kinerja Guru
.895
.895
.973
1.000
.849
Sekolah Kinerja Guru Sig.(1-tailed)
.973
PrestasiBelajarSiswa
.
Penggunaan Dana BOS dan
.849
1.000
.000 .000
.000 .
.000
Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru N
Prestasi Belajar Siswa
.000
.000
20
Penggunaan Dana BOS dan
.
20 20
20 20
20
Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru
20
20
20
188
Variables Entered/Removed
Model 1
Variables
Variables
Entered
Removed
KinerjaGuru,
Method . Enter
Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolaha a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model
R a
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
RSquare .982
.964
.960
.55851
a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru, Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
ANOVAb Model 1
SumofSquares Regression Residual Total
df
MeanSquare
F
143.647
2
71.824
5.303
17
.312
148.950
19
Sig. 230.254
a. Predictors: (Constant), Kinerja Guru, Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah b. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
.000a
189
Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
95,0% Confidence
Coefficients
Coefficients
Interval for B
B (Constant) Penggunaan
Std.Error
Beta
-.540
.927
.242
.086
t
.245
Sig.
Collinearity Statistics
Lower
Upper
Toleranc
Bound
Bound
e
-.583
.568
-2.496
1.416
2.829
.012
.062
.423
VIF
.280 3.574
Dana BOS dan Kepeimpimpi nan Kepala Sekolah KinerjaGuru
.787
.089
.766
8.851
.000
.600
.975
.280 3.574
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Penggunaan Dana BOS dan Dimensi
Kepeimpimpinan
Model
on
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
Kepala Sekolah
Kinerja Guru
1
1
2.985
1.000
.00
.00
.00
2
.012
15.664
1.00
.08
.07
3
.003
31.706
.00
.92
.93
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Residuals Statisticsa
Minimum PredictedValue Residual Std.PredictedValue
11.7508 -.86250 -2.655
Maximum 21.8625
Mean 19.0500
1.19819
.00000
1.023
.000
Std.Deviation 2.74961 .52830 1.000
N 20 20 20
190
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Penggunaan Dana BOS dan Dimensi
Kepeimpimpinan
Model
on
1
1
Eigenvalue 2.985
Condition Index 1.000
(Constant) .00
Kepala Sekolah .00
Kinerja Guru .00
2
.012
15.664
1.00
.08
.07
3
.003
31.706
.00
.92
.93
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
Residuals Statisticsa
Minimum PredictedValue
11.7508
Residual
-.86250
Std. Residual
-1.544
Maximum 21.8625
Mean 19.0500
Std.Deviation 2.74961
1.19819
.00000
.52830
2.145
.000
.946
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
N 20 20 20
191
Correlations Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Descriptive Statistics Mean Penggunaan Dana BOS dan
19.3000
Std.Deviation 2.83029
N 20
Kepeimpimpinan Kepala Sekolah KinerjaGuru
18.9500
2.72368
20
PrestasiBelajarSiswa
19.0500
2.79991
20
192
Correlations Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah
Prestasi Belajar Kinerja Guru
Siswa **
Penggunaan Dana BOS dan PearsonCorrelation Kepeimpimpinan Kepala Sig. (2-tailed) Sekolah N KinerjaGuru
PearsonCorrelation Sig. (2-tailed)
1
.000
20
20
20
**
1
.973**
20
20
20
**
**
1
20
20
.849 .000
PearsonCorrelation Sig. (2-tailed)
.000
.895 .000
N
20
.973 .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Penggunaan Dana BOS dan Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 20
100.0
0 20
.0 100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
**
.895
.000
N PrestasiBelajar Siswa
.849
193
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .966
3
Item Statistics Mean Penggunaan Dana BOS dan
Std.Deviation
19.3000
N
2.83029
20
Kepeimpimpinan Kepala Sekolah KinerjaGuru
18.9500
2.72368
20
PrestasiBelajarSiswa
19.0500
2.79991
20
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Penggunaan Dana BOS dan
Item Deleted
38.0000
Total Correlation
30.105
if Item Deleted
.878
.986
Kepeimpimpinan Kepala Sekolah Kinerja Guru
38.3500
PrestasiBelajarSiswa
30.029
38.2500
.936
28.513
.944
.971
.918
Scale Statistics Mean
Variance
57.3000
Std. Deviation
65.379
N of Items
8.08572
3
Intraclass Correlation Coefficient 95% Confidence Interval
SingleMeasures
FTestwithTrueValue0
Intraclass
Lower
Upper
Correlationa
Bound
Bound
.905
b
.813
.958
Value 29.541
df1 19
df2 38
Sig .000
194
Intraclass Correlation Coefficient Average Measures
.966c
.929
.986
29.541
19
38
.000