Buad EL: Tambahin yang 1. kegunaan radiasi sinar X yaaaa (cz ayu kirim email ke
kamu=.=”,jadi tak tulis seadanya bahankuuu..heee… 2. metode metode processing processing film film juga belum belum lengkap lengkap.. Heheee.. (lihat dari dinar yaa.. dia kirim email ke kamu jugaaaa) 3. nah yang terakhir adalah lo5..ini bagiannya vivi.. ini uda
aku tambahin dikit…… naahhh.. jangan lupa anak-anak suruh ngirim dapusnyaaaaaa… dapusku nyusul yaaaaaa zaankyuuuuu^^
Nirmala a.k.a Takizawa Arisu momo
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Belaka Belakanga ngan n ini, ini, radiol radiologi ogi telah telah berkem berkemban bang g menjad menjadii suatu suatu ilmu ilmu yang yang cukup digemari. Hal ini karena dari penggunaannya, radiasi yang digunanakan dalam radiologi memberikan banyak manfaat dan kemudahan terutama dalam bidang kedokteran sebagai penunjang diagnosa. Deng Dengan an adan adanya ya foto foto ront rontge gen n seba sebaga gaii hasi hasill dari dari radi radias asii ini, ini, tela telah h memudahkan untuk melihat kondisi sel, jaringan dan organ dalam tubuh tanpa perlu perlu melaku melakukan kan suatu suatu pembed pembedaha ahan. n. Dengan Dengan adanya adanya radias radiasii ini, ini, didapa didapatt gamb gambar aran an dari dari kond kondis isii sel sel yang yang akan akan diam diamati ati,, lengk lengkap ap deng dengan an kond kondis isii patologis yang ingin diamati. Radiasi yang sering digunakan di kedokteran gigi untuk membuat suatu gambaran (foto rontgen) adalah radiasi sinar X. Sinar X merupakan suatu radia radiasi si sina sinarr buat buatan an yang yang dibu dibuat at deng dengan an cara cara pema pemana nasa san n fila filame men n yang yang nantinya akan melalui suatu rangkaian ra ngkaian proses yang akan menghasilkan sinar X sebagai salah satu produknya. Sinar X memiliki sifat-sifat tertentu yang menguntungkan dan merugikan dalam pemakaiannya. Salah satu sifatnya yang menguntungkan adalah daya tembusnya yang sangat besar, sifat inilah yang digunakan dalam pembuatan radiograf radiograf (foto rontgen) rontgen) di bidang bidang kedokteran. kedokteran. Sedangkan Sedangkan salah satu sifatnya sifatnya yang yang merugi merugikan kan adalah adalah menimb menimbulk ulkan an efek efek biolog biologis is pada pada sel tubuh tubuh yang yang terkena paparan radiasi sinar X tersebut. Untuk itulah, dalam penggunaannya, radiasi sinar X ini di awasi secara ketat, ketat, baik baik dari dari dosis dosis radias radiasi, i, waktu waktu penyin penyinara aran, n, dan protek proteksi si yang yang harus harus diberikan kepada pasien, operator dan lingkungan disekitar tempat radiasi. Semuan Semuanya ya harus harus memenu memenuhi hi standa standarr yang yang telah telah diteta ditetapka pkan. n. Hal ini untuk untuk meminimalisir efek yang ditimbulkan. Sementara untuk pembuatan radiograf yang merupakan hasil akhir yang diinginkan diinginkan dari radiologi radiologi ini, harus melewati berbagai tahapan dan ketentuan ketentuan agar hasil yang diinginkan dapat dibaca secara jelas dan tepat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan radiasi sinar X?
2. Bagaimana proteksi yang dilakukan terhadap radias sinar X? 3. Bagaimana proses terjadinya sinar X? 4. Bagaimana cara processing film? 5. Apa saja alat dan bahan yang dipakai pada pembuatan radiograf?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, didapat tujuan sebagai berikut: 1. Mampu memahami dan menjelaskan penggunaan radiasi sinar X 2. Mampu memahami dan menjelaskan proteksi terhadap radiasi sinar X 3. Mampu memahami dan menjelaskan proses terjadinya sinar X 4. Mampu memahami dan menjelaskan cara processing film 5. Mampu memahami dan menjelaskan alat dan bahan yang dipakai dalam pembuatan radiograf
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radiologi dan Radiografi
Radiologi(ilmu sinar) adalah cabang ilmu kedukteran gigi yang menggunakan energy pengion atau bentuk energi energy lainnya( non pengion) dalam bidang diagnostic dan terapi, yang meliputi energy pengion yang dihasilkan generator atau bahan.(Hanna H. B. ,Menik Priaminiarti, dan Evy S. Baskara ) Radiasi adalah pemancaran/pengeluaran dan perambatan energi menembus ruang atau sebuah substansi dalam bentuk gelombang atau partikel. Partikel radiasi terdiri dari atom atau subatom dimana mempunyai massa dan bergerak, menyebar dengan kecepatan tinggi menggunakan energi kinetik. Beberapa contoh dari partikel radiasi adalah electron, beta, alpha, photon & neutron. Terdapat 2 sumber radiasi,yaitu: •
Sumber radiasi alamiah contohnya radiasi dari sinar kosmis, radiasi dari unsur-unsur kimia yang terdapat pada lapisan kerak bumi, radiasi yang terjadi pada atsmosfir akibat terjadinya pergeseran lintasan perputaran bola bumi.
•
Sumber radiasi buatan contohnya radiasi sinar x, radiasi sinar alfa, radiasi sinar beta, radiasi sinar gamma (dasar-dasar radiolagi).
Satuan Radiasi Satuan satuan radiologi,antara lain:
Rad
Satuan dosis serap yang diperlukan untuk melepaskan tenaga 100 erg dalam 1 gram bahan yang disinari 1 Rad = 100 erg/gram 1 Rad = 1.000 mRad 100 Rad = 1 Gy 1 Gy = 1 gray
Roentgen
Satuan radiasi sinar x atau sinar tembus lain yang setara yaitu banyaknya radiasi yang dikeluarkan pada satu cm kubik volume udara dengan tekanan tertentu roentgen adalah Suatu pemaparan radiasi yang memberikan muatan 2,58 x 10 coulomb per kg udara . 1 R = 1.000 mR
Rem
adalah satuan dosis ekuivalen; yaitu sama dengan dosis
serap
dikalikan dengan faktor kualitas (QF) 1 Rem = 1.000 mRem
4. Gray (Gy)
1 Gy = 100 rad
5. Sievert (Sv)
1 Sv = 100 Rem 2.2 Definisi Sinar X
Sinar X ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen, seorang professor fisika dari Universitas Wurzburg, Jerman. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari Kristal barium platinosianida dalam tabung Crookes-Hittorf yang dialiri listrik. William Rollins adalah orang yang mengerjakan intraoral radiograf pada tahun 1896 mengalami cedera disebabkan efek pekerjaan
yaitu kulit
tangannya
terbakar sehingga
direkomendasikanlah pemakaian tabir/pelindung antara tabung, pasien maupun radiographer.(dasar-dasar radiologi) Sinar X adalah pancaran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang listrik, radio, inframerah panas, cahaya, sinar gamma , sinar kosmik dan sinar ultraviolet tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Penggunaan sinar x adalah sesuatu yang penting untuk diagnosa gigi geligi serta jaringan sekitarnya dan pemakaian yang paling banyak pada
diagnostic imaging system .
Perbedaan antara sinar dengan sinar elektromagnetik lainnya terletak pada panjang gelombang dimana panjang gelombang pada sinar x lebih pendek yaitu 1 A = 1/100.000.000 cm = 10-8 cm (dasar-dasar radiolagi). 2.3 Sifat-sifat Sinar X
Sinar x mempunyai beberapa sifat fisik,antara lain: a.
Daya tembus Sinar x dapat menembus bahan atau massa yang padat dengan daya
tembus yang sangat besar seperti tulang dan gigi. Makin tinggi tegangan tabung (besarnya KV) yang digunakan, makin besar daya tembusnya. Makin rendah berat atom atau kepadatan suatu benda, makin besar daya tembusnya. b.
Pertebaran Apabila berkas sinar x melalui suatu bahan atau suatu zat, maka berkas
sinar tersebut akan bertebaran keseluruh arah, menimbulkan radiasi sekunder (radiasi hambur) pada bahan atau zat yang dilalui. Hal ini akan menyebabkan terjadinya gambar radiograf dan pada film akan tampak pengaburan kelabu secara menyeluruh. Untuk mengurangi akibat radiasi hambur ini maka diantara subjek dengan diletakkan timah hitam (grid) yang tipis. c.
Penyerapan Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat
atom atau kepadatan bahan atau zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya makin besar penyerapannya. d.
Fluoresensi Sinar x menyebabkan bahan-bahan tertentu seperti kalsium tungstat atau
zink sulfide memendarkan cahaya (luminisensi). Luminisensi ada 2 jenis yaitu : 1.
Fluoresensi, yaitu memendarkan cahaya sewaktu ada radiasi sinar x saja.
2.
Fosforisensi, pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x sudah dimatikan (after – glow).
e. Ionisasi Efek primer dari sinar x apabila mengenai suatu bahan atau zat dapat menimbulkan ionisasi partikel-partikel atau zat tersebut. f. Efek biologi Sinar x akan menimbulkan perubahan-perubahan biologi pada jaringan. Efek biologi ini yang dipergunakan dalam pengobatan radioterapi. Kesimpulan, sinar x dihasilkan dengan konversi energi listrik menjadi radiasi, tidak terlihat, penjalarannya berupa garis lurus, dapat menembus jaringan lunak dan kerasn sertan mempunyai efek fotografis dengan menghasilkan gambar yang dapat dilihat (dasar-dasar radiolagi). 2.4 Pembuatan Sinar X
Untuk pembuatan sinar X diperlukan sebuah tabung rontgen hampa udara di mana terdapat elektron – elektron yang diarahkan dengan kecepatan tinggi pada suatu sasaran (target). Dari proses tersebut di atas terjadi suatu keadaan di mana energi elektron sebagian besar di rubah menjadi panas ( 99% ) dan sebagian kecil (1 %) menjadi sinar x.Suatu tabung pesawat rontgen mempunyai beberapa persyaratan yaitu: 1. Mempunyai sumber electron 2. Gaya yang mempercepat gaya electron 3. Lintasan elektron yang bebas dalam ruang hampa udara 4. Alat pemusat berkas electron ( focusing cup ) 5. Penghenti gerakan electron Proses terjadinya sinar x adalah sebagai berikut : a. Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.0000C) sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator. b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas. c.
Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electronelektron
gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di
focusing cup. d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga
terbentuk panas (99%) den sinar x (1%)
e. Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela. f. Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dihilangkan dengan radiator pendingin. (dasar-dasar radiolagi) 2.5 Aplikasi dalam kedokteran gigi
Radiografi dapat menjadi dasar rencana perawatan dan mengevaluasi perawatan yang telah dilakukan. Radiografi dapat digunakan untuk memeriksa struktur yang tidak terlihat pada pemeriksaan klinis. Kegunaan foto Rontgen gigi yaitu: 1. Untuk mendeteksi lesi, dll. 2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit. 3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut. 4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan. 5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi. 6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma. 7. Sebagai dokumentasi data rekam medis yang dapat diperlukan sewaktuwaktu. ( Haring. 2000) Menurut Brocklebank (1977), proyeksi radiografi yang digunakan di kedokteran gigi yaitu: 1. Intra oral (paling sering dipakai oleh dokter gigi) dengan teknik, terdiri
dari: a. Periapikal b. Bite wing c. Oklusal foto 2. Ekstra oral dengan teknik, terdiri dari: a.
Panoramik
b.
Lateral foto
c.
Cephalometri
d.
PA, AP
e.
Proyeksi Waters
f.
Proyeksi reverse
g.
Proyeksi submento vertexpikal.
2.6 Efek Samping Sinar X Adanya radiasi menyebabkan interaksi antara sinar X denga bahan, efek interaksi ini dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Efek Langsung Efek dari pemaparan dapat diamati secara langsung dengan mata, ex: inflamasi, keradangan pada kulit. 2. Efek Tidak Langsung Efek ini berlangsung pada tingkatan sel. Adanya sinar X menyebabkan terjadinya penguraian pada molekul air pada sel tubuh, yang jika terakumulasi dapat menimbulkan suatu radikal bebas (H 2O2) yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Proses pembentukan radikal bebas karena paparan radiasi
BAB 3. PEMBAHASAN 3.1 Penggunaan Radiasi Sinar X
Radiasi sinar X yang digunakan dalam kedokteran gigi digunakan untuk Radiografi
(Radio-dioagnostik,
Imejing-Diagnostik)
dan
Radioterapi.
Kegunaan untuk Radiografi antara lain:
1. Untuk mendeteksi lesi, dll. 2. Untuk membuktikan suatu diagnosa penyakit. 3. Untuk melihat lokasi lesi/benda asing yang terdapat pada rongga mulut. 4. Untuk menyediakan informasi yang menunjang prosedur perawatan. 5. Untuk mengevaluasi pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi. 6. Untuk melihat adanya karies, penyakit periodontal dan trauma. 7. Sebagai
dokumentasi
data
rekam
medis
yang
dapat
diperlukan
sewaktuwaktu ( Haring. 2000). 3.2 Proteksi terhadap Radiasi Sinar X
Tujuan Proteksi Radiasi a. Mencegah penerimaan paparan radiasi baik individu maupun lingkungan
dalam intensitas yang memungkinkan terjadinya bahaya radiasi. b. Mencegah meningkatnya efek somatis non stokastik dan mengurangi
frekwensi peluang timbulnya efek somatik stokastik c. Agar
setiap pemanfaatn
radiasi
benar-benar
dapat
dipertanggung
jawabkan. Protesi radiasi dapat dilakukan baik pada operator maupun pada pasien. 1. Proteksi radiasi pada pasien a. Komunikasi Efektif Komunikasi yang efektif akan menciptakan rasa tenang pada pasien dan
dapat
menimbulkan
tindakan kooperatif pasien,
sehingga
pemeriksaan dapat berlangsung dengan lancer. b. Immobilisasi Saat pengambilan gambar menggunakan radiasi, diharapkan pasien tidak bergerak. Karena dapat mengakibatkan gambar radiograf kabur. c. Alat untuk Membatasi Pancaran Sinar
Alat yang digunakan untuk membatasi pancaran sinar X adalah diafragma dan cone. Lubang diafragma alat yang sederhana yang digunakan untuk memperkecil pancaran sinar X. Diafragma ini berupa sepotong timah datar dengan lubang di bagian tengahnya. Cone adalah tabung bulat yang diletakkan pada tempat tabung sinar X untuk membatasi sinar ke bentuk dan ukuran tertentu. Cone yang digunakan adalah cone silindris berlapis timah dengan ujung terbuka. d. Filtrasi yang Tepat Filtrasi digunakan untuk menyerap foton sehingga dapat mengurangi penyinaran pada kulit pasien. Jenis filtrasi yang digunakan ada 2, yaitu: 1. Filtrasi cekat berupa sampul kaca yang membugkus tabung sinar X, minyak isolasi yang mengelilingi tabung dan jendela kaca pada wadah tabung. 2. Filtrasi tambahan Berupa lembaran aluminium dengan ketebalan tertentu yang diluar kaca jendela dari wadah tabung. e. Penggunaan Pelindung Pasien menggunakan jubah pelindung dari timah hitam yang disebut apron. Apron terbentuk dari bahan yang ringan dan fleksibel dengan ketebalan timah tertentu. f. Teknik Pemrosesan Radiografi yang Baik g. Jumlah Radiograf Ulang Sesedikit Mungkin Dalam penggunaan radiasi sinar X, sebaikny tidak digunakan berulang-ulang untuk menghindari efek radiasi hamburnya. h. Untuk ibu hamil, pemeriksaan menggunakan radiasi sinar X sebaiknya
dilakukan setelah trimester pertama.karena dapat menimbulkan efekefek: •
0–1 (pre-implantasi) menyebabkan kematian embryo ,
•
2–7
(pembentukan
organ)
menyebabkan
malformasi,
pertumbuhan terhambat, kanker •
8–40 (fetal stage) menyebabkan malformasi, pertumbuhan terhambat, kanker, gangguan pertumbuhan mental
2. Prrotesi radiasi terhadap operator a. Ruang Radiasi
1. Tebal Dinding a. Tebal dinding suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. b. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm. c. Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah 25 cm. 2. Pintu dan Jendela a. Pintu serta lubang-lubang yang ada di dinding (misal lobang
stop kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. b. Di depan pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang
menyala ketika meja kontrol pesawat dihidupkan.Tujuannya adalah: •
Untuk membedakan ruangan yang mempunyai paparan bahaya radiasi dengan ruangan yang tidak mempunyai paparan bahaya radiasi.
•
Sebagai indikator peringatan bagi orang lain selain petugas medis untuk tidak memasuki ruangan karena ada bahaya radiasi di dalam ruangan tersebut.
•
Sebagai indikator bahwa di dalam ruangan tersebut ada pesawat rontgen sedang aktif.
Diharapkan ruangan pemeriksaan rontgen selalu
•
tertutup rapat untuk mencegah bahaya paparan radiasi terhadap orang lain di sekitar ruangan pemeriksaan rontgen. c. Jendela di ruangan radiasi letaknya minimal 2 meter dari lantai
luar. Bila ada jendela yang letaknya kurang dari 2 meter harus diberi penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal dan jendela tersebut harus ditutup ketika penyinaran sedang berlangsung. Jendela pengamat di ruang operator harus diberi kaca penahan radiasi minimal setara dengan 2 mm timbal. d. Paparan Radiasi •
Besarnya paparan radiasi yang masih dianggap aman di ruangan radiasi dan daerah sekitarnya tergantung kepada pengguna ruangan tersebut.
•
Untuk ruangan yang digunakan oleh pekerja radiasi besarnya paparan 100 mR/minggu.
•
Untuk ruangan yang digunakan oleh selain pekerja radiasi besarnya paparan 10 mR/minggu.
b. Pengamanan cairan kimia Cairan kimia untuk pemrosesan film adalah bahan yang berbahaya karena ia dapat merusak/iritasi kulit dan menyebabkan uap yang berbahaya ketika terhirup. Oleh sebab itu ventilasi yang baik pada kamar gelap adalah kebutuhan yang mendasar dan jika ingin membuat larutan kimia hendaknya dilakukan di luar ruangan kamar gelap/udara terbuka. Perlu
dingatkan
juga pada petugas yang mengaduk
cairan/bubuk pemroses film agar berhati-hati ketika menuangkan cairan/bubuk tersebut ke dalam air karena bisa terpercik, terhirup atau menempel pada dinding ruangan dan berakibat larutan menjadi terkontaminasi.
Pakaian pelindung: sarung tangan karet, masker, apron dan kaca mata pelindung harus digunakan ketika mengaduk cairan kimia. Tangan harus selalu dicuci segera setelah bekerja dengan larutan. Jika larutan terpercik ke wajah atau mata maka harus dicuci dengan air bersih. Penggunaan larutan penetap (fixer) harus selalu hati-hati karena terdapat kandungan perak (Ag.) yang bisa menyebabkan polusi. c. Memakai Baju Timah Hitam (Apron)
d. Posisi Operator Operator berdiri sejauh 2-3 meter dari pasien dan sumber radiasi e. Dosis Radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi Dosis radiasi secara umum: 1. Dosis lemah/rendah
: 0 – 50 rad
2. Dosis sedang
: 50-200 rad
3. Dosis semi letal
: 200-400 rad
4. Dosis letal
: 400-600 rad
Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi didasarkan atas rumus dosis akumulasi : D = 5 ( N - 18 ) rem D :Dosis tertinggi yang diizinkan untuk diterima oleh seorang pekerja radiasi selama masa kerjanya. N :Usia pekerja radiasi yang bersangkutan dinyatakan dalam tahun 18:Usia minimum seseorang yang diizinkan bekerja dalam medan radiasi dinyatakan dalam tahun. •
Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 1 tahun ialah 5 rem.
•
Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu 13 minggu ialah 1,25 rem . Sedangkan untuk wanita hamil 1 rem.
•
Jumlah tertinggi penerimaan dosis rata-rata seorang pekerja radiasi dalam jangka waktu satu minggu adalah 0,1
3.3 Proses Terjadinya Sinar X
Proses terjadinya sinar X: a.
Katoda (filament) dipanaskan (besar dari 20.000ºC) sampai menyala dengan mengalirkan listrik yang berasal dari transformator.
b. Karena panas electron-elektron dari katoda (filamen) terlepas. c.
Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tinggi, electronelektron gerakannya dipercepat menuju anoda yang berpusat di focusing cup. Electron-elektron yang terbebas dari filament ditarik ke anoda karena adanya beda potensial yang besar antara anoda dan katoda.
d. Awan-awan elektron mendadak dihentikan pada target (sasaran) sehingga e.
terbentuk panas (99%) den sinar x (1%)
Pelindung (perisai) timah akan mencegah keluarnya sinar x, sehingga sinar x yang terbentuk hanya dapat keluar melalui jendela.Panas yang tinggi pada target (sasaran) akibat benturan electron dengan radiator pendingin.
Gambar proses terjadinya sinar X
dihilangkan
Menurut proses terjadinya, sinar X dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1. Sinar-X Brehmsstrahlung
Electron dengan kecepatan tinggi (karena ada beda potensial 1000 Kvolt) yang mengenai target anoda, electron tiba-tiba akan mengalami pelemahan yg sangat darastis oleh target sehingga menimbulkan sinar-x, sinar-x yg terjadi dinamakan “sinar-x brehmsstrahlung” atau “braking radiation” . Pada waktu muatan (electron) yang bergerak dengan kecepatan tinggi (mengalami percepatan), karena adanya beda potensial, muatan (electron) akan memancarkan radiasi elektromagnetik dan ketika energy electron cukup tinggi maka radiasi elektromagnetik tersebut dalam range sinarx.Sinar-x jenis ini tidak dipergunakan untuk XRD (X-Ray Difraction). 2. Sinar-x karakteristik
Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi dari atom, kemudian electron lain yang berada pada sub kulit yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh electron tadi, dengan memancarkan sinar-x yang memiliki energy sebanding dengan level energy electron. Karena sinar-X karakteristik memiliki Panjang gelombang tertentu yang dapat difilter, maka jenis ini banyak diaplikasikan untuk XRD (X-RAy Diffraction) dalam menentukan struktur material. 3.4 Processing Film
Metode processing film ada 2,yaitu: 1. Manual a. dengan dark room 1) Metode visual 2) Metode temperatur dan waktu b. Tanpa dark room (self processing) 2. Otomatis Menggunakan film processing otomatics machine
Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari : 1. pembangkitan (developing) Pembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film. Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Larutan developer terdiri dari: a. Bahan pelarut (solvent). Bahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak mengandung mineral. b. Bahan pemercepat (accelerator). Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi pada film mudah membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah diaktifkan Contoh : karbonat (Na2CO3 / K2CO3) atau potasium hidroksida (NaOH / KOH) c. Bahan pembangkit (developing agent). Bahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi perak metalik.Contoh : benzena (C6H6). d. Bahan penahan (restrainer). Fungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan pembangkit terhadap kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi kabut (fog) pada bayangan film. Contoh : kalium bromida e. Bahan penangkal (preservatif). Bahan penangkal berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan pembangkit
2. Pembilasan (rinsing)
Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi filmnya. Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya. Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air. 3. Penetapan (fixing)
Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak metalik. dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah: a. Bahan penetap (fixing agent). Dipilih bahan yang berfungsi mengubah perak halida. Bahan ini bersifat dapat bereaksi dengan perak halida dan membentuk komponen perak yang larut dalam air, tidak merusak gelatin, dan tidak memberikan efek terhadap bayangan perak metalik. Bahan yang umum digunakan adalah natrium thiosulfat (Na2S2O3). b. Bahan pemercepat (accelerator). Untuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan, biasanya digunakan asam yang sesuai. c. Bahan penangkal (preservatif). Untuk menghindari adanya pengendapan sulfur maka pada cairan penetap ditambahkan bahan penangkal yang akan melarutkan kembali sulfur tersebut. Bahan penangkal yang digunakan adalah natrium sulfit, natrium metabisulfit, atau kalium metabisulfit. d. Balian pengeras (hardener).
Bahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi film yang berlebihan e. Bahan penyangga (buffer). Digunakan untuk mempertahankan pH cairan agar dapat tetap terjaga pada nilai 4 - 5. Bahan yang digunakan adalah pasangan antara asam asetat dengan natrium asetat, atau pasangan natrium sulfit dengan natrium bisulfit. f. Pelarut (solvent). pelarut yang ummn digunakan adalah air bersih. 4. Pencucian (washing),
Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan bahan tersebut dalam air 5. Pengeringan (drying).
Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi 3.5 Alat dan Bahan yang Dipakai dalam Pembuatan Radiograf •
Alat Rontgen/ X-ray Unit.
1. Tabung sinar X Tabung sinar X yang dipakai pada pesawat Ro untuk pemeriksaan gigi biasanya berfungsi sebagai tabung penyerah ( Self rectifying tube ) yang mempunyai titik fokus berukuran tidak lebih dari 1,5 x 1,5 mm. Penyearahan diri adalah merupakan hal yang biasa apabila transformator tegangan tinggi berada Dlam kepala tabung. Tabung sinar X berisi filament juga sebagai katoda dan berisi anoda. Filament terbuat dari tungsten, sedangkan anoda terbuat dari logam anoda ( Cu, Fe atau Ni). 2. Pemfilteran Tebal filter total minimum pada pesawat sinar X unutk pemeriksaan gigi adalah 1,5 mm alumunium untuk pesawat yang bekerja sampai 70 kV dan 2,5 mm alumunium untuk pesawat bekerja dari 70 kV. 3. Alat pengatur waktu
Sebaiknya bertipe elektronik atau tipe motor sikron, kduanya memberi ketepatan tinggi yang diperlukan karena bertambahnya kecepatan film untuk radiografi intraoral. 4. Kabel alat pengatur waktu Kabel alat pengatur waktu harus cukup panjang untuk memungkinkan operator berdiri sekurang-kurangnya 3 m dari pasien maupun sumber radiasi. 5. Kolimator adalah diafragma atau system diafragma yang dibuat dari material yang mampu mengabsorpsi (absorbing materiale) 6. Tanda keselamatan Sebaiknya dilengkapi dengan tanda yang menunjukkan bahwa pesawat sinar X sedang beroperasi. Selain itu dilengkapi dengan tanda kedua dengan tipe yang berbeda untuk menunjukan bahwa berkas sinar X sedang dipancarkan. 7. Arm Adalah pemegang tubehead yang dapat diatur kedudukannya (f, g) 8. Cone ( kerucut ) adalah Suatu alat pada unit sinar X yang disesain sebagi indikator/petunjuk untuk mengatur arah sinar X dan utuk menetapkan jarak sumber sinar dengan obyek/target (SOD)
•
Image receptor( radiograf film) Radiograf film adalah lembaran tipis transparan dari selulosa asetat(atau lainnya yg mirip) yang dilapisi pada salah satu / kedua sisinya dengan bahan emulsi yang sensitif terhadap light/x-ray.
Gambar komponen dari radiograf film
•
Film processing unit
•
Film processing solution
•
Film Dryng unit
•
Radiation protection sistem Untuk radiograf ekstra oral membutuhkan •
Film cassette
•
Intesfyng screen Alat yang berisi fluorescent phosphors yg terbenam dalam matriksplastik yang dapat memendarkan cahaya ketika mendapat paparan x-ray. Fungsi screen: merubah sinar X menjadi sinar fluoresensi, berupa sinar hijau dan biru (sinar biasa).
•
Grid
•
Film marker
Tekhnik Foto Rontgen Kedokteran Gigi •
Jenis Teknik Radiografi Intra Oral a. Periapikal
Teknik ini menggambarkan gigi secara individual
lokal beserta
jaringan sekitarnya secara lokal / terbatas (3 – 4 gigi) antara lain:
Deteksi keradangan/lesi periapikal
Pem.status kesehatan periodontal (lokal)
Endodonsia
Evaluasi pertumbuhan gigi
Terdapat tiga tekhnik pada periapikal. 1. Teknik ideal •
Gigi dan film saling kontak
•
Aksis gigi dan film pararel
•
Sinar x tegak lurus gigi dan film
Gambar teknik ideal
2.
Teknik Bidang bagi
Sudut di antara axis gigi dan axis film dipisahkan oleh bisected line. Sinar X ditujukan pada sudut kanan garis ini melalui akar gigi. Dengan susunan geometri ini panjang gigi sama dengan panjang di film tapi tulang periodontalnya tidak tertampil secara akurat.
3.
Teknik Kesejajaran/Paralel
Gigi dan film berada paralel dengan jarak yang sama. Film harus menempati mulut secara paralel (lereng palatum).
Gambar teknik kesejajaran/parallel
b. Teknik Bitewing •
•
•
Deteksi karies proksimal pemeriksaan berkala Px dengan insidensi karies tinggi deteksi karies skunder
•
Mengetahui hubungan Ra dan RB
•
Deteksi overhanging bagian Proksimal restorasi
•
mengetahui kamar pulpa
•
Kesehatan periodontal (lebih luas)
•
Evaluasi pertumbuhan gigi
•
Secara periodek : deteksi karies awal, karies skunder dan kelainan periodontal awal
Keuntungan: dapat memeriksa gigi sekaligus rahang atas dan rahang bawah pada satu sisi.
Gambar teknik bitewing
c. Teknik oklusal Teknik radiografi intraoral dimana film ditempatkan di dataran oklusal Klasifikasi: A.
Maxilary Occlusal Projection 1. Upper standard occlusal (Standard occlusal) •
Periapicale assessment gigi-gigi anterior RA khususnya pada Anak-anak
•
Deteksi gigi tidak erupsi/supernumeri
•
Evaluasi ukuran & perluasan lesi(kista/tumor) pada anterior RA
•
Assessment fraktur pada gigi anterior dan tulang alveolar
2. Upper oblique occlusal (oblique occlusal/ topografi) •
Periapicale assessment gigi-gigi posterior RA khususnya pada Anak-anak
•
Assessment kondisi
dasar
antrum serta
menentukan
hubungan akar gigi dengan antrum •
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi(kista/tumor) pada posterior RA
•
3.
Assessment fraktur pada gigi posterior dan tulang alveolar
Vertex occlusal •
Assessment posisi pada bukal atau pada palatal dari gigi kaninus yang tidak erupsi.
B.
Mandibular Occlusal Projection 1. Lower 90º occlusal (true occlusal)
•
Deteksi keberadaan dan posisi kalkuli pada kel.ludah submandibula
•
Assessment posisi ke bukal/lingual gigi RB yang tidak erupsi
•
Evaluasi ekpansi ke bukal/lingual dari kista/tumor
•
Assessment fraktur pada anterior dari mandibula
2. Lower 45º occlusal (standard occlusal) •
Periapical assessment gigi-gigi insisiv RB khususnya pada anak-anak
•
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi pada bagian anterior mandibula
•
Assessment Fraktur pada anterior mandibula
3. Lower oblique occlusal (obliqueocclusal) •
Deteksi kalkuli kelenjar ludah submandibula
•
Assessment posisi kebukal/lingual gigi RB yang tidak erupsi
•
Evaluasi ukuran dan perluasan lesi pada bagian posterior dan sudut dari bodi mandibula
Gambar true oklusal
•
Jenis Teknik Radiografi Ekstra Oral
Foto Rontgen ekstra oral digunakan untuk melihat area yang luas pada rahang dan tengkorak, film yang digunakan diletakkan di luar mulut. Foto Rontgen ekstra oral yang paling umum dan paling sering digunakan adalah foto Rontgen panoramik, sedangkan contoh foto Rontgen ekstra oral lainnya adalah : a. Teknik rontgen panoramik Foto
panoramik
merupakan
foto
Rontgen
ekstra
oral
yang
menghasilkan gambaran yang memperlihatkan struktur facial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur pendukungnya. Foto Rontgen ini dapat digunakan untuk mengevaluasi gigi impaksi, pola erupsi, pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi, mendeteksi penyakit dan mengevaluasi trauma. b. Teknik lateral Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan sekitar lateral tulang muka, diagnosa fraktur dan keadaan patologis tulang tengkorak dan muka. c. Teknik antero posterior Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat keadaan penyakit, trauma, atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan tengkorak. Foto Rontgen ini juga dapat memberikan gambaran struktur wajah, antara lain sinus frontalis dan ethmoidalis, fossanasalis, dan orbita. d. Teknik postero anterior Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat kelainan pada bagian depan maksila dan mandibula, gambaran sinus frontalis, sinus ethmoidalis, serta tulang hidung. e. Teknik cephalometri Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat tengkorak tulang wajah akibat trauma penyakit dan kelainan pertumbuhan perkembangan. Foto ini juga dapat digunakan untuk melihat jaringan lunak nasofaringeal, sinus paranasal dan palatum keras. f. Proyeksi-Waters
Foto Rontgen ini digunakan untuk melihat sinus maksilaris, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, sinus orbita, sutura zigomatiko frontalis, dan rongga nasal. g. Proyeksi reverse-Towne Foto Rontgen ini digunakan untuk pasien yang kondilusnya mengalami perpindahan tempat dan juga dapat digunakan untuk melihat dinding postero lateral pada maksila. h. Proyeksi Submentovertex Foto ini bisa digunakan untuk melihat dasar tengkorak, posisi kondilus, sinus sphenoidalis, lengkung mandibula, dinding lateral sinus maksila, dan arcus zigomatikus.