TUGAS RADIOLOGI 1. Gambaran radiiopak dan semiopak pada foto abdomen polos 2. Macam kelainan perdarahan (trauma kapitis) dan gambaran radiologisnya pada CT Scan Kepala 3. Macam-macam kelainan vertebra dan kelainan radiologisnya pada foto vertebra 4. Gambaran kelainan pada foto IVP (tumor, kongenital, infeksi, metabolik dan trauma) 5. Gambarkan aksial dan koronal medula spinalis
1
1. Sebutkan diagnosis banding dari gambaran radiologi opaque dan semiopaque pada foto polos abdomen! No. Gambar dan Diagnosa
Keterangan Keterangan Gambar
1.
Pankreatitis
Kalsifikasi Pankreas
kronis
merupakan proses inflamasi pankreas yang progresif dan menyebabkan parenkim
kerusakan
pankreas
yang
irreversibel berupa fibrosis serta
mengakibatkan
disfungsi
eksokrin
endokrin.Foto
dan rontgen
memperlihatkan
kalsifikasi
pankreas pada 25 – 59 % pasien
yang
merupakan
patognomonik
pada
pankreatitis kronik. Kalsifikasi
primer
muncul
pada kalkuli intraduktal baik pada
duktus
pankreatikus
mayor maupun minor.
2
2.
Kolelitiasis
Foto polos abdomen biasanya tidak memberikan gambaran yang
khas
karena
hanya
sekitar 10-15% batu kandung empedu
yang
bersifat
radioopak. Kadang kandung empedu yang mengandung cairan
empedu
berkadar
kalsium tinggi dapat dilihat dengan
foto
peradangan kandung
polos. akut
dengan
empedu
membesar
Pada
yang
atau
hidrops,
kandung
empedu
kadang
terlihat
sebagai
massa
jaringan lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam usus besar di fleksura hepatika. Walaupun teknik ini murah, tetapi jarang dilakukan pada kolik
bilier
sebab
nilai
diagnostiknya rendah.
3
3.
Step Step lad ladder ap appear anc nce e
Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral
dekubitus)
memperlihatkan dilatasilengkung usus halus disertai adanya batas antara air dan udara atau gas (air fluid level) level) yang membentuk pola bagaikan tangga.
4.
H eari ng B one A ppear ance
Jarak
valvula
conniventes
satu sama lain yang normal adalah 1 – 4 mm. Jarak ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi usus halus, maka valvula
conniventes
agak
teregang dan bersama-sama dengan valvula conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di foto sebagai gambaran sirip ikan yang disebut
herringbone
appearance.
4
5.
C oiled oiled spri ng app appearance
Terjadi
pada
kondisi
intususepsi
atau
invaginasi
yang
menggambarkan
masuknya segmen proksimal usus (intueuseptum) ke dalam lumen
usus
distal
(intususepiens). Paling sering sering terjadi di daerah ileokolika, tetapi dapat juga
yeyuno-ileal,
dan
kolokolika. Pada foto polos abdomen tampak tanda obstruksi usus halus
berupa
bayangan
seperti sosis di bagian tengah abdomen dan bayangan per mobil
(coiled (coiled
spring
appearance). appearance). 6.
Cairan bebas intraperitoneal intraperitoneal
Akumulasi dari cairan bebas intraperitoneal di abdomen merupakan suatu
tanda
ascites.
ascites
antara
adanya Penyebab lain
hipoproteinemia,
:
sirosis
hepatik, CHF, pankreatitis, keganasan dengan metastase peritoneal,
limfoma,
dan
sumbatan vena cava inferior.
5
7.
Massa jaringan lunak
Abses tampak sebagai massa jaringan lunak yang dapat mengandung dapat
gas.
Abses
dikelirukan
dengan
gambaran kolon pada foto polos. Cairan intraperitoneum dan
abses
berkumpul
di
bagian yang paling rendah di rongga peritoneum : ruang subfrenik, ruang subhepatik (antara lobus kanan hati dan ginjal), dan di dalam pelvis di ekskavasio retrovesikalis atau cavum douglas (ekskavasio retrouterina). 8.
Batu radioopak
Gambaran foto
radioopak
polos
pada
abdomen
merupakan
tanda
kalsifikasi
berupa
adanya batu.
Gambaran batu ini biasanya terjadi
pada
kondisi
nefrolithiasis, ureterolithiasis, vesicolithiasis,
kolelithiasis,
dan kolelistitis. Foto polos abdomen dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu radioopak. ginjal
Penilaian
pada
abdomen
foto
yang
batu polos
penting
diperhatikan adalah : jumlah, densitas,
bayangan
batu,
lokasi, komplikasi (obstruksi,
6
parut
ginjal,
atau
pembentukan terjadinya
striktur), anomali,
dan
nefrokalsinosis. Pada
batu
saluran
kemih
foto
polos
Pembuatan
abdomenbertujuan kemungkinan
melihat
adanya
batu
radioopak di saluran kemih. Batu-batu
kalsium
oksalat
dan kalsium fosfat bersifat radioopak dan paling sering dijumpai
batu
jenis
lain,
sedangkan batu asam urat bersifat radiolusen 9.
Vesikolithiasis
Gambaran gas dalam usus dalam batas normal, tidak ditemukan udara abnormal dan
udara
bebas
intraperitoneal, terdapat dua gambaran
opak
pada
VU
dengan besar gambaran opak yang bervariasi, garis psoas terlihat , ginjal batas normal, vertebra
lumbal,
jaringan
lunak dalam batas normal 10.
Appendisitis akut
Terlihatnya fekalith opaque didapatkan
pada
kuadran
kanan bawah (terutama pada anak-anak). Sehingga, X-ray abdominal
tidak
rutin
7
dilakukan
kecuali
keadaan kemungkinan
lain
terdapat seperti adanya
obstruksi usus atau adanya batu ureter.
8
Karakteristik dan perbedaan jenis batu pada Kolelitiasis JENIS BATU
Menurut gambaran makroskopik dan komposisi kimianya terdapat 3 golongan besar batu empedu : 1. Batu kolesterol Proses pembentukan batu kolesterol melalui 4 tahap yaitu : 1) Penjenuhan empedu oleh kolesterol Keadaan ini disebabkan oleh : i. Bertambahnya sekresi kolesterol, dapat terjadi pada keadaan :
obesitas
diit tinggi kalori dan kolesterol
pemakaian obat yang mengandung estrogen dan klofibrat
ii. Penurunan relatif asam empedu atau fosfolipid Terjadi pada penderita :
Gangguan absorbsi di ileum
Gangguan daya pengosongan primer kandung empedu Penjenuhan kolesterol yang berlebihan tidak dapat membentuk batu, kecuali bila ada nidus dan ada proses lain yang menimbulkan kristalisasi.
2) Pembentukan nidus Nidus dapat berasal dari pigmen empedu, mukoprotein, lendir, protein lain, bakteria atau benda asing lain. 3) Kristalisasi Setelah kristalisasi meliputi suatu nidus akan terjadi pembentukan batu. 4) Pertumbuhan batu Pertumbuhan batu terjadi karena pengendapan kristal kolesterol diatas matriks inorganik dan kecepatannya ditentukan oleh kecepatan relatif pelarutan dan pengendapan. Struktur matriks berupa endapan mineral yang mengandung garam kalsium.
2.Batu Kalsium Bilirubinat
9
Disebut juga batu lumpur atau batu pigmen.Batu ini sering ditemukan dalam ukuran besar oleh karena batu kecil ini bersatu.Batu kalsium bilirubinat yang sangat besar dapat ditemukan di dalam saluran empedu.
Batu kalsium bilirubinat adalah batu
empedu dengan kadar kolesterol < 25 %. Pembentukan batu ini berhubungan jelas dengan bertambahnya usia.
Pada penderita batu kalsium bilirubinat, tidak ditemukan empedu yang sangat jenuh dengan kolesterol baik di dalam kandung empedu maupun di hati, konsentrasi bilirubin yang tidak berkonjugasi meningkat baik di dalam kandung empedu maupun di dalam hati. Infeksi, stasis dekonjugasi bilirubin dan ekskresi kalsium merupakan faktor kausal.Stasis disebabkan adanya disfungsi sfingter Oddi, striktur, operasi billier dan parasit (Clonorchis sinensis, Fasciola hepatica dan Ascaris lumbricoides).
Bila terjadi infeksi saluran empedu, khususnya E. coli, kada enzim glukoronidase dari bakteri akan dihidrolisasi menjadi bilirubin bebas dan asam glukuronat. Kalsium mengikat bilirubin menjadi kalsium bilirubinat yang tidak larut. Umumnya batu ini terbentuk di saluran empedu dalam empedu yang terinfeksi.
3.Batu pigmen hitam / batu bilirubin Batu ini banyak ditemukan pada pasien dengan gangguan keseimbangan metabolik seperti anemia hemolitik dan sirosis hati tanpa didahului infeksi.
Batu pigmen ini terutama terdiri dari derivat polymerized bilirubin. Patogenesis terbentuknya batu pigmen ini belum jelas.Umumnya terbentuk dalam kandung empedu dengan empedu yang steril.
10
Kebanyakan batu ductus choledocus berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga batu yang terbentuk primer di dalam saluran empedu ekstrahepatik maupun intrahepatik.
Tabel . Perbedaan 3 Jenis Batu
Bentuk
Ukuran
Batu
Batu
Calsium
Batu
Pigmen
Cholesterol
Bilirubinat
Bulat / oval /
Tidak
mulberry
rapuh
seperti bubuk
Besar, soliter /
Kecil-kecil, banyak
Kecil, majemuk
Coklat, kemerahan,
Hitam
hitam
kecoklatan
70 % kolesterol,
Kalsium
Derivat
sisanya
bilirubinat,
polymerized
kolesterol < 25 %
bilirubin sisa zat
Hitam
teratur,
Tidak berbentuk,
multiple Warna
Komponen
Kuning pucat
:
kalsium
/
hitam
karbonat,
hitam yang tidak
kalsium
terekstrasi
palmitit, kalsium bilirubinat Insidens
Negara barat :
Umum di seluruh
terbanyak
80 %
dunia, banyak di
di :
Asia Timur
LOKASI BATU EMPEDU o
Batu kandung empedu
Sebagian besar batu empedu, terutama batu kolesterol, terbentuk di dalam
kandung
(kolesistolitiasis) ekstrahepatik,
empedu.Kalau ini
disebut
berpindah batu
batu ke
saluran
kandung
dalam empedu
saluran
empedu empedu
sekunder
atau
11
koledokolitiasis sekunder.Istilah kolelitiasis menunjukkan penyakit batu empedu yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam duktus koledokus, atau pada kedua-duanya.
Kebanyakan batu duktus koledokus berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga batu yang terbentuk primer di dalam saluran empedu ekstrahepatik maupun intrahepatik. Batu primer saluran empedu, harus memenuhi kriteria sebagai berikut: ada masa asimptomatik setelah kolesistektomi, morfologi cocok dengan batu empedu primer, tidak ada striktur pada duktus koledokus atau tidak ada sisa duktus sistikus yang panjang. Khusus untuk orang Asia, dapat ditemukan sisa cacing askaris atau cacing jenis lain di dalam batu tersebut. Morfologik batu primer saluran empedu antara lain bentuk ovoid, lunak, rapuh, seperti lumpur atau tanah, dan warna coklat muda sampai coklat gelap. Di dunia barat di mana yang predominan adalah batu kolesterol, batu kandung empedu lebih banyak ditemukan pada usia muda di bawah 40 tahun. Pada usia yang lebih tua di atas 60 tahun, insidens batu saluran empedu meningkat. Untuk kurun waktu puluhan tahun, jenis batu empedu yang predominan di wilayah Asia Timur adalah batu kalsium bilirubinat, yang dapat primer terbentuk di mana saja di dalam sistem saluran empedu, termasuk intrahepatik (hepatolitiasis). Tentu saja kedua jenis batu empedu tersebut dapat saja ditemukan di wilayah manapun di dunia, yang berbeda barangkali insidensnya saja. Perubahan gaya hidup, termasuk perubahan makanan, berkurangnya infeksi parasit, dan menurunnya frekuensi infeksi empedu, mungkin menimbulkan perubahan insidens hepatolitiasis. Hepatolitiasis ialah batu empedu yang terdapat di dalam saluran empedu dari awal percabangan duktus hepatikus kanan dan kiri meskipun percabangan tersebut mungkin terdapat di luar parenkim
12
hati.Batu tersebut umumnya berwarna coklat, lunak, bentuk seperti lumpur dan rapuh, serta mengandung lebih dari 30 % bilirubin yang bersenyawa dengan kalsium. Hepatolitiasis akan menimbulkan kolangitis rekurens yang sering sulit penanganannya. Batu kandung empedu dapat berpindah kedalam duktus koledokus melalui duktus sistikus.Di dalam perjalanannya melalui duktus sistikus, batu tersebut dapat menimbulkan sumbatan aliran empedu secara parsial atau komplit sehingga menimbulkan gejala kolik empedu.Pasase batu empedu berulang melalui duktus sistikus yang sempit dapat menimbulkan iritasi dan perlukaan sehingga dapat menimbulkan peradangan dinding duktus sistikus yang selanjutnya dapat menimbulkan striktur. Kalau batu terhenti di dalam duktus sistikus karena diameter batu yang terlalu besar atau tertahan oleh striktur, batu akan tetap berada disana sebagai batu duktus sistikus. o
Batu duktus koledokus Batu duktus koledokus dapat soliter atau multipel dan ditemukan pada 4-12 % kasus yang akan dilakukan kolesistektomi. Pada kasus-kasus yang
jarang,
batu
mulai
terbentuk
pada
duktus
koledokus
tersebut.Batu ini disebut batu primer, berbeda dengan batu sekunder yang mulai terbentuk pada kandung empedu.Batu primer pada umumnya lunak, nonfaceted (tidak bergerigi), berwarna coklat kekuning-kuningan, dan fruable.Pada pasien dengan infeksi parasit seperti Clonorchis sinensis dan pada penduduk Asia, batu dapat terbentuk sendiri pada kandung empedu dan duktus koledokus. Meskipun batu berukuran kecil, akan tetapi duktus koledokus yang merupakan bagian tersempit (diameter 2-3 mm) dan mempunyai dinding yang tebal dapat menghambat pasase batu tersebut. Edema, spasme, atau fibrosis pada bagian distal duktus koledokus, sekunder dari iritasi kronik oleh batu selanjutnya akan menimbulkan obstruksi aliran empedu. Kedua saluran empedu baik intrahepatik maupun ekstrahepatik akan berdilatasi. Juga dapat ditemukan penebalan dinding duktus koledokus dan infiltrasi sel-sel inflamasi.
13
Obstruksi bilier kronik dapat menyebabkan sirosis empedu dengan pembentukan trombus, proliferasi saluran-saluran
empedu dan
fibrosis dari saluran porta. Juga dapat menimbulkan infeksi pada saluran-saluran empedu, kolangitis asendens, dan pada sebagian kasus akan menjalar sampai ke hepar menimbulkan abses hepar. Mikroorganisme penyebab infeksi adalah E. coli. Pankreatitis yang disebabkan oleh batu empedu pada umumnya terjadi pada batu di duktus koledokus.Pada pemeriksaan eksplorasi dapat ditemukan pankreas seluruhnya normal atau dapat menunjukkan edema maupun nekrosis (necrotizing pancreatitis).
2.Gambaran perdarahan pada CT scan kepala dan jelaskan poin-poinnya (EDH, SDH, ICH, SAH, IVH, dan lain-lain)
Definisi
Cedera kepala adalah cedera yang mengenai kepala dan otak, baik yang terjadi secara langsung (kerusakan primer/ primary effect ) maupun tidak langsung (kerusakan sekunder/ secondary effect ). Cedera kepala yang terjadi sebagian besar adalah cedera kepala tertutup, akibat kekerasan (rudapaksa), karena kecelakaan lalu lintas, dan sebagian besar (84%) menjalani terapi konservatif dan sisanya sebanyak 16% yang membutuhkan tindakan operatif.
CT
scan
sangat
berguna
pada
cedera
kepala
(trauma
kapitis)
karena
kemampuannya memberikan gambaran hematom dan edema. Termasuk di dalamnya kelainan-kelainan sebagai berikut : No.
1.
Gambaran Radiologis (CT Scan)
Epidural Hematom (EDH)
Keterangan Definisi : Perdarahan yang terjadi antara
tabula interna dan duramater. Hematoma
14
masif akibat pecahnya A. Meningea Media atau Sinus Venosus.
Sebagian
besar
kasus
diakibatkan
oleh
robeknya arteri meningea media. Perdarahan terletak di antara tulang tengkorak dan duramater.
Gejala klinis
Adalah lucid interval yaitu selang waktu Gambaran. Epidural Hematom. Gambaran hiperdens (perdarahan) di antara tulang tengkorak dan duramater umumnya pada daerah temporal dan bentuknya bikonveks (cembung)
antara pasien masih sadar yaitu selang waktu antara pasien masih sadar setelah kejadian trauma kapitis dengan penurunan kesadaran yang
terjadi
kemudian.
Biasanya
waktu
perubahan kesadaran ini kurang dari 24 jam, penilaian penurunan kesadaran dengan GCS. Gejala lain seperti nyeri kepala bisa disertai muntah proyektil, pupil anisokor dengan midriasis di sisi lesi akibat herniasi unkal, hemiparesis, dan refleks patologis Babinski (+) kontralateral lesi yang terjadi terlambat. Pada gambaran CT scan kepala, didapatkan lesi hiperdens (gambaran darah intrakranial) umumnya di daerah temporal berbentuk cembung.
Lokasi tersering : daerah temporal, frontal
atau fosa posterior.
15
2.
Subdural Hematom (SDH)
Definisi
Perdarahan yang terjadi antara duramater dan arakhnoid mater akibat robeknya bridging vein.
Terjadi akibat robeknya vena-vena jembatan, sinus
venosus
duramater
atau
robeknya
arakhnoidea. Perdarahan terletak di antara duramater dan arakhnoidea. SDH ada yang akut, subakut dan kronik. Gambar.
Subdural
Hematoma.
Gambaran hiperdens (perdarahan) di antara duramater dan arakhnoid mater dan tampak seperti bulan sabit (kressent)
Gejala Klinis
Nyeri kepala yang makin berat dan muntah proyektil. Jika SDH makin membesar bisa menekan jaringan otak, mengganggu ARAS, dan terjadi penurunan kesadaran. Gambaran CT
scan
kepala
berupa
lesi
hiperdens
berbentuk bulan sabit. Bila darah lisis menjadi cairan, disebut higroma (hidroma) subdural.
Lokalisasi
terutama
frontoparietotemporal.
di Bila
daerah hematom
subdural akut ini berjalan beberapa minggu, akan timbul hematom subdural kronik, di mana terdapat cairan xantokrom yang dibatasi Gambar. Akut
Subdural
dan
Kronik .
Hematom
Terdapat
gambaran hematoma akut dengan anak panah hitam (daerah yang lebih hiperdens) dab daerah kronik
membran
jaringan
fibrous
pada
bagian
medial. Pada CT scan tampak area hipodens, isodens, atau sedikit hiperdens, berbentuk bikonveks, berbatas tegas, melekat pada tabula.
dengan anak panah putih (daerah yang lebih hipodens)
16
Gambar. Hematom.
Subakut
Tampak
Subdural
gambaran
isodens pada bagian kepala kiri dengan pergeseran dari korteks di bawahnya, kompresi dari ventrikel lateral, dan pergeseran ringan dari garis tengah otak.
3.
Intracerebral/Intraparenkim
Definisi
Hematom (ICH)
Perdarahan yang terjadi pada jaringan otak
Perdarahan pada hemoragik intraparenkim disebabkan pembuluh
oleh
efek
darah,
trauma timbul
terhadap hematom
intraparenkim sesudah ½ - 6 jam trauma. Hematom
ini
bisa
timbul
di
daerah
kontralateral (counter coup). Pada CT scan sesudah beberapa jam akan tampak daerah hematom (hiperdens) tepi tidak rata.
Gejala
17
Gambar. CT scan non kontras Nyeri kepala, penurunan kesadaran dengan beberapa lesi hiperdens yang
mengenai
bawah
bilateral
frontal dan
bagian temporal
anterior substansia grisea, beserta perdarahan korteks dan kontusio
disertai
dengan
intraventrikular
hematoma.
Gambar.
Perdarahan
Intraserebral
(PIS)
gambaran
hiperdens
lesi
dengan pada
jaringan otak (parenkim) 4.
Subarakhnoid Hematom (SAH)
Definisi :
Perdarahan
yang
terjadi
pada
lapisan
subarakhnoid.
Perdarahan subarakhnoid traumatik terjadi pada lebih kurang 40% kasus cedera kepala, sebagian besar terjadi di daerah permukaan oksipital dan parietal sehingga sering tidak dijumpai tanda-tanda rangsang meningeal. Adanya darah di dalam cairan otak akan Gambar. Hematoma
Subarakhnoid mengakibatkan penguncupan arteri-arteri di (SAH) perdarahan dalam
hiperdens di ruang subarakhnoid
rongga
subarakhnoidea.
Bila
vasokonstriksi yang terjadi hebat disertai
18
vasospasme, akan timbul gangguan aliran darah di dalam jaringan otak. Keadaan ini tampak pada pasien yang tidak membaik selama
beberapa
hari
perawatan.
Penguncupan pembuluh darah mulai terjadi pada hari ke-3 dan dapat berlangsung sampai 10 hari atau lebih 5.
Intraventrikular Hematom (IVH)
Definisi :
Perdarahan
intraventrikular
merupakan
penumpukkan darah pada ventrikel otak. Perdarahan
intraventrikular
selalu
timbul
akibat terjadi perdarahan intraserebral.
Gambar.
Intraventrikular
Hematom(IVH).
Terdapat
lesi
hiperdens pada ventrikel otak
6.
Fraktur Basis Kranii
Definisi :
Fraktur basis cranii merupakan fraktur akibat benturan
langsung
pada
daerah
dasar
tengkorak (oksiput, mastoid, supraorbita), tranmisi energi yang berasal pada wajah atau
19
mandibula, atau efek remote dan benturan kepala dari titik benturan atau perubahan bentuk tengkorak.
Gejala Klinis
Keluar cairan otak lewat hidung (rinorhea) atau telinga (otorhea). Hematoma kacamata (racoon eye) dan hematoma retroaurikular (battle’s sign) Gambar.
Fraktur
di
Basis
Cranium Kiri
7.
Hematoma Subkutan (Scalp Injury)
Definisi :
Hematoma yang terjadi di luar tengkorak di bawah kulit kepala dan kadang-kadang bisa dirasakan seperti benjolan.
Gambar. Scalp Injury 8.
Diffuse Brain Injury
Definisi :
Terjadi kerusakan baik pada pembuluh darah maupun pada parekkim otak, disertai edema. Keadaan pasien umumnya buruk.
Dapat terjadi DAI (diffuse axonal injury) yaitu istilah untuk menjelaskan koma paska traumatika yang lama yang tidak dikarenakan lesi
massa
atau
kerusakan
iskemik.
20
Kehilangan
kesadaran
sejak
saat
cedera
berlanjut lebih dari 6 jam.
DAI adalah cedera yang menyebar menuju
akson, bagian dari sel saraf pada otak pada substansia alba.
Gambar. Diffuse Cerebral Edema
3. Kelainan – kelainan dan gambar radiologinya pada kolumna vertebralis ?
No
Gambar dan diagnosis
Keterangan gambar
1
CONGENITAL
Spina
SPINA BIFIDA
Tidak terjadi penutupan tulang
Bifida
adalah
belakang
yang
sempurna pada satu atau lebih arkus neuralis.
Gambar.Spina Bifida
21
2
CONGENITAL
Skoliasis
adalah
SKOLIASIS
pembengkokan
dengan
rotasi pada bidang sagital
Gambar.Skoliasis 3
CONGENITAL
Tortikosis
TORTIKOSIS
adalah
muscular
pembengkakan
otot kleidomastoidea
Gambar.Tortikosis
22
No
Gambar dan diagnosis
Keterangan gambar
1
TRAUMA
Subluksasi anterior adalah
terjadi robekan pada sebagian di
posterior
tulang
leher,
ligamen longitudinal anterior. Menyebabkan lordosis
hilangnya
cervical
anterior
normal,
displacement
dari
corpus vertebra, jarak melebar antara
prosesus
spinosus.
Termasuk lesi stabil. Tanda penting
pada
anterior Gambar. Subluksasi Anterior
subluksasi
adalah
adanya
angulasi ke posterior (kifosis) lokal pada tempat kerusakan ligamen.
2
TRAUMA
Bilateral
interfacetal
dislocation : Terjadi robekan pada ligamentum longitudinal anterior
dan
ligamentum
kumpulan di
di
posterior
tulang leher. Lesi tidak stabil. Tampak korpus bow
dislokasi vertebra.
tie
atau
appearance
dari
facet-facet
yang
anterior Terdapat
bat
wing
overriding terkunci.
Dilokasi total sendi apofiseal. Gambar. Bilateral interfacetal dislocation 3
TRAUMA
Flexion Tear drop Fracture
23
dislocation : Tenaga fleksi murni ditambah komponen kompresi
menyebabkan
robekan
pada
longitudinale kumpulan
ligamentum anterior
ligamen
dan
psterior
disertai fraktur avulsi pada bagian
anterior-inferior
korpus vertebra. Lesi tidak stabil . tampak tulang servikal dalam fleksi Gambar. Flexion Tear drop Fracture dislocation
- Fragmen tulang berbentuk segitga pada bagian anterior inferior korpus vertebra - Pembengkakan jaringan lunak pravertebra. 4
Wedge fracture : vertebra
TRAUMA
terjepit fraktur
sehingga anterosuperior
terjadi dari
corpus vertebra menyebakan corpus
berbentuk
baji.
Ligamen longitudinal anterior dan
kumpulan
ligamentum
posterior utuh sehingga lesi stabil.
Gambar. Wedge fracture
24
5
TRAUMA
Clay sholveler’s fracture : Fleksi tulang leher dimana terdapa
kontraksi
posterior
ligamen
tulang
mengakibatkan
leher terjadinya
fraktur oblik pada prosesus spinosus, biasanya pada C VI – CVII atau Thorakal
Gambar. Clay Sholveler’s Fracture 6
TRAUMA
Terjadi dislokasi interfacetal pada satu sisi. Lesi stabil walaupun terjadi kerusakan pada
ligamen
termasuk
posterior
kapsul
sendi
apofiseal yang bersangkutan. Tampak korpus yang
dislokasi vertebra.
anterior Vertebra
bersangkutan
dan
vertebra proksimalnya dalam posisi
oblik,
sedangkan
vertebra distalnya tetap pada Gambar.. Trauma Fleksi-Rotasi
posisi lateral
25
7
Dapat
TRAUMA
terjadi
fraktur
pedikel,
prosesus
artikularis,
lamina
prosesus
dan
spinosus.
Fraktur
avulsi
korpus
vertebra bagian posteriorinferior. Lesi tidak stabil karena terdapat kerusakan pada
elemen
posterior
tulang leher dan ligamen yang bersangkutan Gambar. Trauma hiperekstensi 8
TRAUMA
Terjadinya akibat tenaga
fraktur
ini
diteruskannya trauma
kepala, oksipitalis,
melalui kondilus
ke
tulang
leher. 1) Bursting dari
Fracture atlas
(Jefferson’s fracture)
Gambar. Trauma Kompresi Vertikal
2) Bursting
fracture
vertebra
servikal
tengah dan bawah
26
No
Gambar dan diagnosis
1
Pemeriksaan radiologi vertebra torakolumbal
Keterangan gambar
Pemeriksaan rutin
untuk
radiologik trauma
tulang belakang torakal dan
lumbal
adalah
proyeksi AP dan lateral. Bila trauma berat maka foto
dibuat
dengan
pasien tidur terlentang dan foto lateral di buat dengan sinar horizontal. Pada foto AP, adanya pelebaran mediastinum Gambar. Lateral radiografi menunjukkan suatu fraktur
kompresi L3 tulang belakang. Perhatikan kompresi ke bawah dari endplate unggul dari L3 (panah kuning).
bayangan yang
bersangkutan menunjukan
adanya
hematom paravertebral.
Bagian anterior tubuh vertebral L3 telah mengungsi ke depan (panah putih).
Gambar. Dua bersebelahan sagital MRI T2-tertimbang
27
tulang belakang lumbal menunjukkan fraktur kompresi vertebral tubuh L1. Aspek anterior L1 dikompresi lebih dari 60%.
Gambar. Deformitas relatif sedikit dari tubuh vertebral
L2 ditampilkan, dengan kurang dari 5 ° ke depan kyphotic angulasi. Kompresi patah tulang dengan sedikit angulasi sering dikaitkan dengan trauma ligamen signifikan posterior (tanda panah).
Infeksi 1. Spondylitis Tuberkulosis (Spesifik)
Spondilitis tuberkulosis atau Pott’s disease of the spine adalah infeksi yang kronik dan dekstruktif pada vertebra yang disebabkan oleh basil tuberkulosis yang menyebar secara hematogen dari fokus jauh, dan hampir selalu berasal dari paru paru. Penyebaran basil ini dapat terjadi pada waktu infeksi primer atau pasca primer. Lesi biasanya pada korpus vertebra dan proses dapat bermula pada 3 tempat, yaitu: 28
-
Di dekat diskus intervertebrata atas atau bawah ( tipe marginal)
-
Di tengah korpus ( tipe sentral )
-
Di bagian anterior ( tipe anterior )
Gambar. Lokasi permulaan infeksi tuberkulosis pada vertebra
No Gambar dan diagnosis
Keterangan gambar
1
INFEKSI
a.
SPONDILITIS TB
dapat
ditegakkan
pada
plain
radiography
dan
Diagnosis
biasanya
gambaran yang ditemukan meliputi penyempitan disk space,
pelibatan
sentralis
diskus
dan
corpus
kolaps anterior.
Diperlukan
pengambilan
gambar dua arah , anteroGambar. Foto polos tulang vertebra orang dewasa posterior (AP) dan lateral
dengan spondilitis tuberkulosis menunjukkan erosi end-
(Lat).
plate vertebra setinggi L3 & L4.
akan tampak lesi osteolitik pada korpus
Pada
fase
bagian
anterior
vertebra
osteoporosis
awal,
dan
regional.
Penyempitan ruang diskus intervertebralis,
29
menujukkan
terjadinya
kerusakan
diskus.
Pembengkakan
jaringan
lunak disekitar vertebra menimbulkan
bayangan
fusiform. b. Khas dari spondilitis adalah
TB
destruksi Gambar. Foto Thoracolumbar AP : Paravertebral mass
(tanda panah) yang merupakan gambaran klasik dari spondilitis TB.
2
adanya atau
lebih
vertebra, erosi, kalsifikasi jaringan lunak dan adanya paravertebral
mass.
Infeksi biasanya terdapat pada sudut superior atau inferior
anterior
korpus
pada
vertebra
berdekatan
dengan
discovertebral
junction.
Terjadinya
abses
merupakan
hal
yang
sering terjadi dan semakin Gambar. Tampak paravertebral abses (lingkaran
kunimg) yang merupakan tanda dari spondilitis TB
berkembangnya penyakit ini
mengarah
pada
kolapsnya satu atau lebih vertebra 2
SPONDILITIS ANKYLOSING
Ankylosing (AS)
Spondylitis
adalah
inflamasi
penyakit
kronis
yang
terutama menyerang pada persendian
kerangka
aksial
(spine,
sacroiliac
joints)
dan
juga
sendi
30
perifer. Radiografi (x-rays) dapat memperlihatkan berkurangnya
diskus
vertebralis dan osteofit. Sakroiliitis terjadi di awal perjalanan dari ankylosing spondylitis dan dianggap sebagai ciri dari penyakit. Pada foto polos, tanda paling Gambar. Antero posterior radiografi tulang belakang
pasien dengan ankylosing spondylitis. Pengerasan fibrosus anulus di berbagai tingkat dan squaring dari badan vertebra dapat diamati
awal
kesuraman
adalah
dari
sendi,
melebar sebelum akhirnya menyempit. Erosi tulang subchondral di sisi iliaka dari
sendi
diikuti
terlihat,
oleh
sclerosis
subchondral proliferasi
ini
dan tulang,
erosi
tulang subchondral dari sendi sakroiliaka biasanya terlihat
dini
bawah
di
sendi
bagian (karena
bagian ini dipagari oleh sinovium) iliaka
dan
(karena
di
sisi
tulang
Gambar.Radiograf lateral menunjukkan erosi sudut anter kartilago ini meliputi sisi sendi)5. ior pada T12 dan L1 vertebralis.Tanda sudut khas
mengkilap (atau lesi Romanus)
Sakroiliitis yang terlihat di Ankylosing
Spondylosis
biasanya simetris,
bilateral, dan
secara
31
bertahap progresif selama bertahun-tahun. menunjukkan
Lesi perubahan
progresif yaitu “blurring” pada
permukaan
tulang
subchondral menjadi erosi ireguler pada tepi sendi sakroiliaka (pseudowidening) sclerosis,
untuk
penyempitan,
dan akhirnya fusi.
3
INFEKSI
Untuk
membedakan
OSTEOMYELITIS VERTEBRA
penyakit
ini
spondilitis sukar;
dengan
tuberkulosis,
biasanya
pada
osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang, dan sering timbul penulangan vertebrae
antara yang
terkena
proses dengan vertebra di dekatnya (bony bridging). Seperti osteomielitis -
-
-
akut
halnya pada
Pembengkakan jaringan lunak di dekat tulang yang
tulang panjang, diperlukan
terkena
diagnosis dan pengobatan
Stadium awal tanda destruksi tulang, terbentuk
antibiotik adekuat secara
sequester karena nekrosis tulang
dini. Pembedahan untuk
Terbentuk
tulang
baru
tulang
menjadi
opak penyaliran nanah hanya
32
(sklerotik) -
dilakukan bila terapi non
Destruksi corpus
destruksi diskus
diskus bedah
menyempit abses paravertebrae
gagal,
tetapi
keadaan seperti ini jarang terjadi.
4
INFEKSI
Merupakan infeksi pada
ABSES EPIDURAL SPINALIS
ruang epidural, terletak di antara dura mater tulang belakang dan periosteum vertebra. Hal ini dapat hadir
dengan
fungsi
neurologis
yang
memburuk dengan cepat karena kompresi. Imaging yang
terbaik
dilakukan
dengan MRI dan operasi darurat sering dibutuhkan.
No Gambar dan diagnosis
Keterangan gambar
1
NEOPLASMA EXTRADURAL
Tumor ini tumbuh lambat dan
HEMANGIOMA
umumnya asimtomatik kecuali jika menyebabkan efek massa pada
struktur
sensitif.
Terkadang mereka mungkin hadir sebagai pembengkakan atau
massa
yang
teraba,
terutama di tengkorak. Bila letaknya besar dan strategis, mereka mungkin hadir sebagai Gambar.
Penampilan
khas
haemangioma
patahan patologis. Jika lesi
33
vertebralis, dengan penebalan trabeculae yang aliran tinggi maka gejala mengarah pada penampilan corduroy pada terkait shunt mungkin juga proyeksi lateral dan penampilan salt and papper secara aksial. ada. CT aksial akan menunjukkan "polkadot
penampilan sign"
trabekula
karena
vertebral
yang
menebal.
2
Osteochondroma
OSTEOCHONDROMA
penemuan
adalah
pencitraan
yang
relative umum, terhitung 1015%
dari
semua
tumor
tulangdan ~ 35% dari semua tumor
tulang
biasanya
jinak.
dianggap
Meski sebagai
tumor tulang jinak, mereka mungkin
dianggap
anomaly Gambar. Tampak massa irregular pada vertebrae
Mereka
sebagai
perkembangan. sering
asimtomatik
Sebagian besar massa garis tengah dengan
dan memiliki potensi ganas
margin
yang
lobulated
osteochondroma.
sesuai
dengan
Kemungkinan
perbedaan
myositis ossificans dapat dipertimbangkan.
sangat
rendah
jika
sporadic dan soliter. Osteochondroma bias berupa sessile atau pedunculated, dan terlihat di daerah metafisis yang diproyeksikan jauh dari epifisis.
Sering
terjadi
pelebaran metafisis dari mana ia
muncul.
Kursi
kartilago
bervariasi dalam penampilan.
34
Ini mungkin kurus dan sulit dikenali, atau tebal dengan cincin dan lengkungan busur serta tulang subchondral yang tidak beraturan. 3
Chondrosarcom adalah tumor
CHONDROSARCOM
tulang
rawan
ganas
yang
mencakup ~ 25% dari semua tumor tulang ganas primer. Mereka
paling
sering
ditemukan pada pasien yang lebih tua dalam tulang panjang, dan bias timbul de novo atau sekunder
dari
neoplasma
kartilaginosa yang ada. Pada pencitraan tumor ini memiliki Gambar. Terdapat massa besar di sisi kanan tulang belakang lumbal dengan kalsifikasi rings dan arcs atau popcorn dan nampak timbul dari potongan sagital vertebra lumbal.
litik (50%)
kalsifikasi
ring-and-arc agresif scalloping
Gambaran lesi yang bisa didapatkan:
mineralisasi matriks chondroid dengan
seperti
fitur
polalitik,
endosteal
yang
dalam dan ekstensi jaringan intralesional:
~
70%
lunak.
(kalsifikasi cincin dan lengkungan atau kalsifikasi popcorn)
scalloping endosteal: mempengaruhi lebih
dari
dua
pertiga
ketebalan
kortikal (c.f. kurang dari dua pertiga enchondromas)
remodelling kortikal, penebalan dan reaksi periosteal juga berguna dalam membedakan
antara
enchondroma
35
dan chondrosarcoma kelas rendah.
4.
INTRADURAL EKSTRAMEDULAR
Penjelasan gambar: Terdapat
MENINGIOMA
massa meduler ekstra intra dural dengan episentrum pada discus intervertebral T10 -11 yang
menunjukkan
peningkatan homogeny setelah pemberian
kontras,
kecuali
fokus non-enhancement di sisi kiri lesi. Daerah yang sama ini mengembalikan sinyal rendah pada semua rangkaian yang disediakan; Kesimpulan:
Massa
extramedullary
intradural. merupakan
Perbedaannya pada dasarnya antara meningioma parut,
Ini
mungkin
focus
jaringan
haemosiderin
atau
dans chwannoma. Di demografi dan lokasi ini,
kalsium. Massa tidak meluas
meningioma lebih mungkin terjadi.
ke foramen saraf dan tidak ada ekor dural yang pasti. Massa memindahkan
ke
secara
kiri
dan
signifikan
memampatkan vertebre toraks. Pada tingkat lapisan atas T11, ada penyisipan lengkap CSF di kantung thecal. Ada sinyal yang meningkat di kabel yang lebihtinggikesegmen
yang
dikompres.
5.
SCHWANOMA LUMBAR
Penjelasan gambar: Terdapat arge,
meningkatkan
massa
aksial ekstra di kanal tulang
36
belakang
bagian
atas
melunturkan konus ke kiri dan memperluas
kanal
tulang
belakang dengan cara tubuh vertebra
"scalloping".
Pemindaian
post-op
menunjukkan
adanya
laminaectomy meningocoele Histologi
dan yang
pseudoluas.
mengungkapkan
schwannoma.
6.
INTRADURAL INTRAMEDULAR GANGLIOGLIOMA CERVICAL
Gambar. Vertebre servikal atas diperluas
(berlawanan
C1
dan
C2)
oleh
massa
eksentrik setinggi T2 dan iso-intens daripada T1.
Daerah
ini
tidak
menunjukkan
peningkatan kontras yang meyakinkan dan tidak ada bukti perdarahan.
Ada bukti
operasi sebelumnya di daerah tersebut.
7
LIPOMATOSIS
37
Gambar. Lipomatosis epidural ekstensif
dicatat
pada
tingkat
L5
dan
sakral.
Lipomatosis epidural insidentil pada kanal lumbal dengan penyempitan kantung yang parah.
8
NEUROBLASTOMA
Gambar. Foto lumbal spine menunjukkan
metastasis sklerotik T10, T11, L2, L4 dan L5.
Massa
kuadran
kiri
besar
dengan
kalsifikasi juga ada.
.
38
No Gambar dan diagnosis
Keterangan gambar
1
DEGENERASI
Osteoporosis
OSTEOPOROSIS
keadaan
adalah yang
denganmassa
suatu ditandai
(berat)
tulang
yang rendah dan kerusakan padajaringan di dalam tulang. Pada
Osteoporosis,
terjadi
penurunan kualitas tulang dan kuantitas
kepadatan
sehingga
tulang, penderita
Osteoporosis
mudah
mengalami patah tulang atau fraktur. Gambar. Osteoporosis 2
SPONDILOSIS
Gambaran
yang
mungkin
didapatkan: -Ditemukan
adanya
osteofit
pada kolumna vertebrae yang bias berupa
lipping, spur
formation, atau bridging - Tonjolan yang asimetris dan berbeda bentuk - Penyempitan
diskus
intervertebralis - Tulang menjadi poroti Gambar. Spondilosis
- Korpus menjadi lebih pipih
39
4.Kelainan yang dapat ditemukan pada pemeriksaan IVP (kongenital, neoplasma, trauma, infeksi dan didapat)
No. Gambar dan Diagnosa
Keterangan Gambar
1.
Tumor
NEOPLASMA
ini
parenkim Tumor Wilms
timbul ginjal,
mungkin
merupakan blastoma
dalam
sisa-sisa nefrogen
dan
biasanya dari fokus tunggal, kadang-kadang lebih dari 1 area. Tumor ini merupakan tumor
ganas
yang
sering
dijumpai pada anak-kadang pada orang dewasa. Tumor ini
besar
dan
banyak
mengandung daerah nekrosis dan perdarahan
Tampak massa pada ginjal kiri yang mendistorsi arsitektur ginjal.
Tampilan lain yang mungkin: massa jaringan lunak yang besar yang mendisplaced udara usus dan jarang ada kalsifikasi 2.
NEOPLASMA
Tumor ini sering ditemui pada orang dewasa, jarang
Karsinoma sel ginjal
pada anak usia kurang dari 5 tahun, bisa berasal dari sel apa saja di ginjal baik sel
40
epitel atau tubuli ginjal.
Gambaran pada pielogram adalah massa dalam ginjal dan terdapat distorsi kalik
http://www.aafp.org/afp/2006/0515/p1748.html
Foto pada menit ke 18 menunjukkan massa polipoid (panah) yang muncul dari dinding medial pelvis 3.
NEOPLASMA
Ginjal Polikistik
Gambaran pada IVP yang mungkin ada: -ren
membesar
lobuler
(bilateral) -swiss
cheese
(lusensi
nephrogram
multipel
pada
nephrogram) -arachnoid
calyx
(kaliks
memanjang dan membesar)
Bayangan
lusen
pada
nefrogram: permukaan ginjal Renal bilateral membesar, ada stretching pada kaliks dan tampak marker lingkaran kista
berbenjol-benjol, kista pada medula kecil yang di korteks besar dan superfisial
4.
KONGENITAL
Merupakan
suatu
anomali
fusi , lebih dari 90% kedua Horshoe kidney (Ginjal tapal kuda)
ginjal mengadakan fusi pada
41
katup
bawah
ginjal
dan
saling berhubungan dengan isthmus yang bisa berupa parenkim ginjal atau jaringan fibrosa
Tampak jembatan jaringan di bagian midline yang menghubungkan kedua renal dan membuat orientasi abnormal dari aksis renal 5.
KONGENITAL
Malrotasi ginjal merupakan bagian dari anomali posisi
Malrotasi ginjal
ginjal.
Secara
ginjal
mengalami
dan
embriologis asensus
rotasi,
menghadap
awalnya
ventral
lalu
berotasi sehingga menghadap medial. dapat
Malrotasi disebabkan
ginjal karena
rotasi ginjal tak lengkap, reverse
rotation
terbalik)
dan
(rotasi excessive
rotation (berlebihan). Bentuk Gambaran A. Rotasi terbalik pada ginjal kiri
malrotasi
dengan tampak hidronefrosis
ditemukan secara kebetulan
Gambaran B. Pada pasien yang sama, tampak pada
ini
pemeriksaan
biasanya
IVP.
Pasien seringkali mengeluh
42
pointing lateral dari sistem pelvocalyces dengan nyeri tumpul pada abdomen ureter muncul dari lateral (Normalnya: ureter
atau didapatkan massa pada
muncul dari pelvocalyx medial)
abdomen
karena
terdapat
obstruksi yang menimbulkan kaliektasis. 6
KONGENITAL
Ginjal
ektopik
mungkin
berada pada sisi dia berasal Ginjal Ektopik
(simple
ectopic)
atau
garis
tengah
menyebrang menuju
sisi
kontralateral.
Pada sisi kontralateral bisa mengadakan fusi atau tetap terpisah.
Insiden ginjal ektopik pada pelvis lebih banyak dijumpai.
Tampak ginjal kiri berada pada posisi lebih rendah dibandingkan ginjal kanan ( pelvic ectopic kidney) 7
KONGENITAL
Merupakan anomali saluran kemih
Bifid Ureter (Duplikasi Ureter)
atas
yang
paling
sering dijumpai yaitu pada 1:125 Terbagi
bayi
lahir
menjadi
pelvis-ureter
tak
hidup. duplikasi lengkap
(disebut tak lengkap jika tunas ureter dan ureter sudah bertemu sebelum mencapai buli-buli) dan lengkap (jika kedua pelvi-ureter bermuara
43
di tempat yang berlainan pada buli-buli)
Tampak 2 buah ureter yang berasal dari renal sinistra dan saling bertemu sebelum mencapai buli, sehingga bermuara di satu tempat pada buli buli (duplikasi pelvis-ureter tak lengkap, V type ureter)
8
KONGENITAL
Merupakan
sakulasi
atau
dilatasi kistik terminal ureter. Ureterocele
Dapat terletak di dalam buli buli atau mungkin ektopik di luar
muara
ureter
yang
normal, misal di leher buli atau uretra. Diduga terjadi karena
keterlambatan
atau
ketidaksempurnaan kanalisasi tunas ureter saat embrio.
Tampak gambaran cobra-head sign atau spring
44
onion sign di kandung kemih, merupakan gambaran sakulasi atau dilatasi dari terminal ureter. Selain itu terdapat dilatasi kistik dan filling defect pada buli-buli.
9.
INFEKSI
Gambaran ivp pada pyelonefritis akut
Pielonefritis Akut
1. Perbesaran ukuran renal unilateral 2. Densitas
kontras
pada
calix menurun 3. Gambaran opak dengan ukuran
1
mm
calycealopacifikasi 4. Dilatasi sistem kolektivus 5. Densitas
nefrografik
menurun
10
INFEKSI Abses Renal
Gambaran ivp pada abses renal 1. Tidak
nampak
adanya
fungsi ginjal unilateral 2. Terdapat pocket
multiple pada
air ginjal
unilateral 3. Outline ginjal sulit dinilai
45
11
INFEKSI
Tuberkulosis renalis 1. Nampak
Tuberkulosis Renalis
moth
wings
appeareance pada kaliks renal sinistra 2. Outline ginjal sulit dinilai
12
KELAINAN DIDAPAT (URO-LITHIASIS)
.
Gambaran nephrolithiasis Nephrolithiasis
1. Terdapat
perselubungan
kalsifikasi hiper opak 2. Diameter 3-5 mm 3. Ujung
perselubungan
runcing seperti jack toy
Staghorn Nephrolithiasis
Gambaran nephrolitiasis 1. Nampak gambaran radio opak dengan
bentuk
staghorn
memenuhi caliks minor dan mayor 2. Outline ginjal melebar
46
13
(URO-LITHIASIS)
Ureterolithiasis
Gambaran uretrolithiasis 1. Terdapat gambaran radio opak pada ureter pars intermediana
dengan
ukuran 2mm 2. Gambaran
hiperopak
berbetuk bulat 3. Terdapat
blok
aliran
ureter 4. Sistem
caliks
terligat
tumpul Gambaran uretrolithiasis Ureterolithiasis
1. Gambaran
radiopak
di
ureter pars proksimal 2. Gambaran
radio
opak
berbentuk bulat dengan diameter 2mm 3. Terdapat
penyempitan
pada sistem uretra 4. Sistem
kaliks
tampak
tumpul 5. Outline ginjal melebar 14
(URO-LITHIASIS)
Gambaran sistolithiasis
Sistolithiasis
1. Nampak pelebaran sistema uretra sinistra 2. Nampak gambaran radiolusent pada vesica urinaria 3. Nampak gambaran radiolusen berbentuk oval 4.Letak dekat
gambaran dengan
radiolusen
ostium
ureter
sinistra
47
15
HIDRONEFROSIS
Hidronefrosis merupakan dilatasi kapsul ginjal yang diakibatkan suatu proses obstruksi sehingga terjadi penumpukan cairan.
Tampak pelebaran masive calix dan pelvic renalis bilateral Tampak gambaran mega ureter sinistra Tidak tampak malformasi Kesan: hidronefrosis e.c obstruksi bilateral
16
NEOPLASMA
Tumor buli-buli dapat berbentuk
TUMOR BULI
papiler, tumor non invasif (in situ), noduler (infiltratif) atau campuran antara bentuk papiler dan infiltratif. Karsinoma buli buli yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama kelamaan
dapat
mengadakan
infiltrasi ke lamina propria, otot, dan
lemak
perivesika
yang
kemudian menyebar langsung ke
48
Permukaan dinding vesica urinaria rata
jaringan sekitarnya
Tampak filling defect dengan permukaan tidak rata pada dinding dextra vesica urinaria curiga
Pemeriksaan
massa
mendeteksi adanya tumor buli-
Tampak perlambatan aliran kontras pada ureter
buli berupa filling defect dan
dextra
mendeteksi adanya tumor sel
Tidak tampak protrusi prostat
transisional yang berada di ureter atau
PIV
pielum.
dapat
Didapatkannya
hidroureter
atau
hidronefrosis
merupakan
salah
satu
tanda
adanya infiltrasi tumor ke ureter atau muara ureter. CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi
tumor
ke
organ
sekitarnya. 17
TRAUMA RUPTUR BULI
Jika didapatkan robekan pada buli-buli,
terlihat
kontras
di
perivesikal tanda
ekstravasasi
dalam
rongga
yang
merupakan
adanya
robekan
ekstraperitoneal.
Jika
terdapat
kontras yang berada di sela-sela usus berarti ada robekan buli-buli intraperitoneal. yang
kecil
Pada
perforasi
seringkali
tidak
-
Dinding vesica urinari rata
tampak
-
Tidak tampak filling defect
(negatif
-
Tidak tampak fraktur pada sistema tulang
kontras yang dimasukkan kurang
-
Tampak ekstravasasi kontras pada dinding
dari 250 ml.
adanya palsu)
ekstravasasi terutama
inferior vesica urinari
49
jika
Jika diduga terdapat cedera pada saluran kemih bagian atas di samping cedera pada buli-buli, sistografi dapat diperoleh melalui foto PIV. 18
Benign
BPH
Prostat
merupakan
Hyperplasia
hiperplasia
prostat
jinak yang umunya terjadi pada pria usia > 50 thn.
Pemeriksaan
PIV
menerangkan
dapat
kemungkinan
adanya: (1) kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidoureter atau hidronefrosis, -
-
tampak pelebaran pada sistem pelviccalices renal dextra
(2)
tampak fish hook appearance pada ureter
kelenjar prostat yang ditunjukkan
sinistra
oleh adanya indentasi prostat
memperkirakan
(pendesakan kelenjar
besarnya
buli-buli
prostat)
oleh
atau
ureter
disebelah distal yang berbentuk seperti mata kail atau hooked fish, dan (3) penyulit yang terjadi pada buli-buli
yaitu
adanya
trabekulasi,
divertikel,
atau
sakulasi buli-buli. Pemeriksaan PIV
ini
sekarang
tidak
direkomendasikan pada BPH.
50