PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW B A C K PA PA I N PADA PEKERJA Disusun Guna Untuk memenuhi Nilai Tugas Mata Kuliah Fisioterapi K3 Dosen Pengampu :
1. 2. 3. 4. 5.
Disusun Oleh: Astuti Bayu Lestari Dian Ardiningkrum Dinyoga Bima Waskita Rokhma Deviana Suci Martya Peni
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah FT K3, disamping itu penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya agar dapat mengetahui tentang PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN PADA PEKERJA Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharap kritik dan saran dari pembaca sehingga dalam pembuatan makalah lainnya menjadi menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alamin.
Pekalongan , April 2018
i
DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................... i Daftar Isi .............................................................................................................................. ii BAB I Pendahuluan ............................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2 C. Tujuan ................................................................................................................................... 2 BAB II Pembahasan ............................................................................................................... 3 A. Definisi Low Back Pain ........................................................................................................... 3 B. Posisi yang menimbulkan Low Back Pain .............................................................................. 4 C. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Low Back Pain ................................................................. 5 D. Pencegahan Agar tidak Terjadi Low Back Pain ...................................................................... 11 BAB III Penutup ..................................................................................................................... 15 A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 15 B. Saran ................................................................................................................................... 15 Daftar Pustaka...................................................................................................................... 16
ii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang di rasakan di daerah punggung bawah dengan gejala utama rasa nyeri atau perasaan yang tidak enak di daerah tulang punggung bawah dan sekitarnya. Nyeri punggung bawah merupakan gangguan musculoskeletal yang sering terjadi pada aktivitas kerja yang berlebihan. Salah satu faktor dari nyeri punggung bawah yang dialami pekerja adalah sikap kerja yang tidak alamiah yang menyebabkan tubuh bergerak menjauhi posisi alamiah, misalnya punggung yang terlalu membungkuk. Sikap kerja tidak alamiah ini pada umumnya karena karakteristik tuntutan tugas, alat kerja dan stasiun kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pekerja (Tarwaka, 2014). Mu heri (2010) dalam sakinah dkk (2013) World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di industri tiap tahun mengalami nyeri punggung bawah (NPB), dan 15% di industri baja serta industri perdagangan di sebabkan karena nyeri punggung bawah. Data statis Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun Sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan di sebabkan karena kelainan organik, melainkan oleh posisi tubuh dalam bekerja. Pekerja membutuhkan peran fisioterapi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang ditujukan
kepada
individu
atau
kelompok
untuk
mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh 2 sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi. Pelayanan Fisioterapi akan sangat bervariasi dalam hubungannya dimana fisioterapi bekerja maupun berkenaan dengan promosi, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan (SK Menkes. No. 80 tahun 2013). Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkin kan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis pada saat bekerja. Pekerja memerlukan posisi yang baik pada saat melakukan pekerjaannya yaitu dengan posisi duduk. Akibat dari duduk lama dan statis Pada pekerja akan menimbulkan ketegangan pada vertebralis terutama pada lumbar. Dalam melakukan
pekerjaan,
pekerja
di tuntut menggunakan beberapa
posisi tubuh seperti, posisi duduk tegak (statis), posisi duduk membungkuk dan posisi setengah duduk. Salah satu pekerjaan yang menggunakan posisi duduk adalah sopir bus (Gempur, 2013). Sopir bus dengan posisi tubuh yang salahakan 1
mendapatkan masalah muskuloskeletal yang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan mental supir bus itu sendiri. Saat perjalanan berlangsung, sopir bus membutuhkan duduk dalam waktu yang lama saat mengemudi, posisi duduk dapat mendorong kearah ketidaknyamanan dan timbulnya penyakit yang dapat meng akibatkan kerugian besar melalui kesalahan kerja dan mengurangi efektifitas serta produktifitas kerja (Kloizakis, 2010). Tuntutan pekerjaan yang tinggi sering tidak dapat dihindari dan pekerja sering mengalami nyeri pada anggota tubuhnya. Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensial sehingga sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang mengalami nyeri (Bare & Smeltzen, 2005). Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri terjadi bersama banyak proses penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. . B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Low Back Pain? 2. Posisi apa saja yang akan menyebabkan terjadinya Low back Pain 3. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Low Back Pain 4. Pencegahan Agar tidak Terjadi Low Back Pain C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Low Back Pain? 2. Mengetahui Posisi apa saja yang akan menyebabkan terjadinya Low back Pain 3. Mengetahui Penatalaksanaan Fisioterapi pada Low Back Pain 4. Mengetahui Pencegahan Agar tidak Terjadi Low Back Pain
2
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Low Back Pain
LBP adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini terasa
diantara
sudut
iga
bawah
daerah
lumbal
atau lumbosakral
nyeri
kearah
tungkai
dan
dan
lipat sering
bokong disertai
dan kaki (Tjokorda et
didefinisikan sebagai rasa
sakit
dalam
bawah dengan
al.,
distribusi
yaitu
di
penjalaran
2009). Ischialgia
saraf ischiadikus karena
patologi saraf itu sendiri (Stafford, 2007). Nyeri dapat merupakan akibat dari kehidupan sehari-hari (seperti postur tubuh yang buruk saat mengemudi atau saat duduk di meja kerja), atau yang lebih jarang, nyeri beberapa
penyakit
punggung lain.
Nyeri
bawah
merupakan
punggung
dapat
akibat
dirasakan
dari sebagai
akibat dari: tarikan/sprain, cedera (misalnya kecelakaan mobil atau saat berolahraga), kerusakan tulang
yang
otot
disebabkan
(misalnya oleh
penyakit
penyakit
peradangan
degeneratif
(misalnya fibromyalgia),
kandung
olahraga
(misalnya
tulang
rheumatoid
yang
berlebihan), patah
(misalnya osteoporosis), arthritis),
kanker dan infeksi
penyakit
(misalnya infeksi
kemih dan infeksi tulang punggung seperti tuberculosis) (Archard,
2008).
3
B. Posisi yang menimbulkan Low Back Pain
4
C. Penatalaksanaan Fisioterapi pada Low Back Pain
LBP lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita, dengan perbandingan 4 : 1 menyerang pada usia 30-50 tahun (Peter A Casogrando, 1953). Prosentase kasus LBP terjadi pada lumbal sebesar 90%, pada servikal sebesar 510% dan sisanya mengenai daerah thorakal (Krupp, 1971). Pada daerah lumbal banyak terjadi pada L5-S1 dan L4-5. Hampir 51,6% terjadi pada L5-S1 dan 21,8% terjadi pada L4-5 (Katz, 1977). Salah satu modalitas fisioterapi yang digunakan adalah Infra Red (IR) yang mempunyai pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 7.700 – 4.000.000 angstrom (Å). Efek terapeutik IR adalah mengurangi nyeri atau menghilangkan nyeri dan relaksasi otot Modalitas lain yang digunakan yaitu terapi latihan dengan menggunakan metode Mc. Kenzie Exercise. Pada dasarnya tujuan latihan adalah untuk penguatan dan peregangan otot – otot fleksor dan ekstensor sendi lumbosacralis dan otot – otot sendi paha. Adapun tehnik latihan menurut Mc.kenzie sebagai berikut : 1. TEKNIK PERTAMA
Posisi Awal: Tengkurap, kedua lengan disamping badan sejajar, kepala menoleh kesamping kanan atau kiri. Gerakan: Atur pernapasan dengan tarik napas 8x dan hembus 8x secara perlahan dan ikuti dengan rileksasi otot punggung.
5
Waktu: Posisi back lying dipertahankan selama kurang lebih 5 menit, sehingga rileksasi menjadi sempurna 2. TEKNIK KEDUA
Posisi Awal: Posisi tengkurap dengan kedua lengan di samping badan dengan siku di tekuk (fleksi). Gerakan: Angkat badan dengan kedua lengan harus menumpu badan pada kedua siku dengan pandangan lurus kedepan. Waktu: Pertahankan posisi tersebut, kira-kira 5 menit, sehingga dirasakan bagian punggung bawah benar-benar rilek. Perhatian: Saat mengangkat badan benar - benar menggunakan kekuatan otot lengan dan latihan ini selalu diikuti dengan teknik nomor satu pada setiap sesinya.
6
3. TEKNIK KETIGA
Posisi Awal: Posisi tengkurap dengan kedua lengan pada posisi seperti push Up Gerakan: Kedua tangan menekan alas, sehingga siku lurus dan badan serta pinggang terangkat keatas, rasakan sampai endfeel atau batas nyeri di punggung bawah, tahan selama 8 detik, lalu kembali keposisi semula. Waktu: Frekuensi 10 kali gerakan, dengan diulang 4-6 kali / hari. Catatan: Latihan ini efektif saat terjadi nyeri akut di punggung bawah dan pelvis serta tungkai tetap menempel di alas.
7
4. TEKNIK KEEMPAT
Posisi Awal: Berdiri tegak, kedua tangan memegang pinggang dengan jari-jari pada pinggang bawah. Gerakan: Ayun badan kearah belakang (ekstensi) dengan kedua tangan sebagai tuas ayun, tahan selama 1-2 detik lalu kembali ke posisi semula. Waktu: Frekuensi 10 kali gerakan. Catatan: Usahakan kedua lutut dalam posisi lurus (ekstensi)
8
5. TEKNIK KELIMA
Posisi Awal: Terlentang dengan tungkai fleksi (menekuk) pada lutut dan panggulnya. Gerakan: Dengan kedua lengan, tarik kedua tungkai kearah dada, tahan selama 8 detik lalu kembali keposisi semula. Waktu: Frekuensi 6-8 kali gerakan, 2-4 kali latihan per hari. Catatan: Setiap kali latihan diikuti dengan latihan nomer 3.
9
6. TEKNIK KEENAM
Posisi Awal: Duduk tegak di kursi dengan kedua kaki menumpu pada lantai, tungkai membuka. Gerakan: 1. Kepala menekuk (fleksi), kedua tangan diletakkan di atas lutut dengan lengan lurus, kemudian secara perlahan pinggang dibuat dalam posisi lordosis (cekung) yang ekstream (kuat) selama 8 detik, lalu kembali ke posisi semula. 2. Pandangan lurus kedepan, gerakkan badan kedepan-bawah hingga kedua tangan menyentuh lantai (alas). Tahan posisi beberapa saat lalu kembali ke posisi semula. 3. Dengan kedua lengan lurus diantara kedua tungkai, gerakkan kebawah - ke belakang sejauh mungkin ( hingga terjadi gerakan badan kearah fleksi semaksimal mungkin), tahan beberapa saat, lalu kembali ke posisi semula. 4. Pegang masing-masing pergelangan kaki dengan kuat, gunakan tenaga kedua lengan untuk menarik badan ke bawah (membungkuk/fleksi), tahan beberapa saat atau 8 detik lalu kembali ke posisi semula. Waktu: Ulangi setiap sesi 5 - 6 kali sehari 3 - 4 kali. Catatan: Latihan ini dikerjakan bila latihan 5 mampu dilaksanakan tanpa nyeri dan setiap selesai melakukan latihan 6 ini harus diikuti latihan 3.
10
D. Pencegahan Agar tidak Terjadi Low Back Pain
1. Posisi Badan
-
Ketika mengangkat dan membawa barang dengan beban maka posisi punggung dalam keadaan lurus (diskus intervertebralis), terihat pada gambar 1 biru.Dengan posisi ini beban akan terdistribusi keseluruh sendi yang berbeda (lutut, tulang belakang).
-
Ketika mengangkat dan membawa/menjinjing beban posisi tulang belang harus tegak terhadap panggul (Rundrückenhaltung postur swayback)
11
-
Khusus untuk beban yang yang besar atau sering mengangkat beban berat, maka sendi-sendi pada tulang belang akan menekat tulang rawan dan akan berakibat merusak pada sendi diskus intervertebralis. Dengan beban yang terlalu berat dan posisi yang dipaksakan, maka akan berakibat pembengkaan atau salah urat (urat kejepit).
2. Mengangkat dan Membawa yang tepat
-
Posisi persiapan mengangkat tabung . Tempatkan beban dibahu angkat bagian bawah dengan posisi jongkok tegak.
-
Posisi berjalan dengan mengangkat beban , waktu berjalan badan dimiringkan ke sisi
12
-
Mengangkat dengan posisi membung kukkan badan, karena posisi tersebut sangat tidak aman dan beban diterima langsung pada ujung tulang belakang dekat kepala. Mengangkat dengan posisi seperti ini ,beban daapat meningkat menjadi lebih dari duakali lipat berat sesungguhnya
-
Memindahkan barang dari kiri ke kanan atau sebaliknya dengan cara memutar badan sangat tidak dianjurkan dan berbahaya sekali. Hal tersebut dapat memutar tulang belakang saat mengangkat dan menurunkan barang . Yangperlu diperhatikan adalah posisi berdiri, dimana benda yang akan dipindah berada didepan kita, arah kaki lurus, sedang arah berputar, posisi kaki 90 0 tidak boleh lebih.
13
-
Memindahkan barang atau tabung seperti ganbar, maka posisi beban harus sama antara beban tangan kiri dan beban tangan kanan.
14
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Ergonomi ditempat kerja diterapkan bertujuan supaya karyawan / tehnisi
/
Widyiswara/Dosen/guru pada saat melaksanakan suatu aktifitas dalam bengkel / workshop/laboratorium selalu dalam kondisi prima, nyaman, selamat sehat dan produktifitas tinggi dengan kesejahteraan dan keamanan terpenuhi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam pembinaannya. Ergonomi secara tehnis merupakan bagian dari hygiene kesehatan dan keselamatan kerja, namun sampai saat ini pengembangannya baru diselenggarakan dan masih menunggu kesiapan masyarakat untuk menerima ergonomi dan penerapannya B. Saran
LBP adalah penyakit yang diakibatkan oleh salah gerak atau terlalu sering membungkuk saat membawa beban yang berat di punggung, lebih baik jika kita menggunakan gerakan yang efisien dan tidak menimbulkan resiko saat melakukan pekerjaan mengangkat seperti contoh di atas, karena LBP sangat mengganggu karena rasa nyeri yang di timbulkan, semakin parah LBP maka semakin nyeri yang dirasakan.
15
DAFTAR PUSTAKA http://eprints.ums.ac.id/42724/7/BAB%201.pdf http://eprints.umm.ac.id/28408/2/jiptummpp-gdl-andiazis08-34228-2-babi.pdf http://eprints.ums.ac.id/45176/31/Naskah%20publikasi-joss%20gandoss.pdf https://www.secangkirterapi.com/2017/08/metode-mc-kenzie-100-menguranginyeri.html
16