Pengkajian 1. Anamnesa -
Anamnesa merupakan suatu pengkajian terhadap masalah atau keluhan dari pasien untuk mendapatkan informasi tentang suatu penyakit yang diderita danmerupakan acuan dasar dalam penentuan pemeriksaan selanjutnya.
-
Acuan 3W DAN 1 H What How Where When
2. Pemeriksaan Fisik a. Umum
: Status kesehatan secara umum : lemah, letarghi
Kesadaran : CM, Apatis, Delirium, Somnolen, Sopor, Koma b. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, pernapasan, dan suhu tubuh c. Pemeriksaan fisik sistem perkemihan 1.
Inspeksi a) Kulit dan membran mukosa. Catat warna, turgor, tekstur, dan pengeluaran keringat. Kulit dan membran mukosa yang pucat, indikasi gangguan ginjal yang menyebabkan anemia. Penurunan turgor kulit merupakan indikasi dehidrasi b) Abdomen Pasien posisi terlentang, catat ukuran, kesimetrisan, adanya massa atau pembengkakan, kembung. kembung.
c)
Meatus urinary Laki-laki posisi duduk atau berdiri, tekan ujung gland penis dengan memakai
sarung
tangan
untuk
membuka
meatus
urinary.
Pada wanita : posisi dorsal litotomi, buka labia dengan memakai sarung tangan. Perhatikan meatus urinary
2.
Palpasi a. Ginjal -
Harus hati-hati
-
Posisi pasien supinasi, Untuk melakukan palpasi Ginjal Kanan: Posisi di sebelah kanan pasien Letakkan tangan kiri di bawah abdomen diantara tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan kanan dibagian atas. Anjurkan pasien nafas dalam dan tangan kanan menekan sementara tangan kiri mendorong ke atas. pada puncak inspirasi tekan tangan kanan dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan). Pasien diminta membuang nafas dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.
-
Dilanjutkan dengan palpasi Ginjal Kiri : Pindah di sebelah kiri penderita, Tangan kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakang. Tangan kiri diletakkan dengan lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik nafas dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam-dalam di bawah arcus aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba).
b. Vesica urinaria -
Tangan berada di antara sympisi pubis dan umbilicus Normalnya keras dan halus. Pada org dewasa mungkin kandung kemih tidak dapat dipalpasi, kecuali terjadi distensi urin maka palpasi dilakukan di daerah simphysis pubis dan umbilicus.
3.
Perkusi a. Ginjal
1. Atur posisi klien duduk membelakangi pemeriksa. 2. Letakkan telapak tangan tidak dominan pada sudut kostovertebral (CVA), lakukan perkusi atau tumbukan di atas telapak tangan dengan menggunakan kepalan tangan dominan. 3. Ulangi prosedur untuk ginjal kanan Tenderness dan nyeri pada perkusi CVA merupakan indikasi glomerulonefritis atau glomerulonefrosis.
b. Kandung Kemih
1. Perkusi area diatas kandung kemih, dimulai 5cm diatas simfisis 2. Untuk mendeteksi perbedaan bunyi, perkusi kearah dasar kandung kemih 3. Jika berisi urin menghasilkan bunyi pekak
4.
Auskultasi Gunakan diafragma/bel stetoskop untuk mengauskultasi bagian atas sudut kostovertebral dan kuadran atas abdomen. Jika terdengar bunyi bruit (bising) pada aorta abdomen dan arteri renalis, maka indikasi adanya gangguan aliran darah ke ginjal (stenosis arteri ginjal).
3. Pemeriksaan Penunjang a. URINALISIS
Urinalisis merupakan pemeriksaan rutin pada sebaagian besar kondisi klinis untuk menilai: 1) Makroskopis 1. Warna dan kerjernihan 2. Bau 3. Menilai keasaman dan berat jenis urin 4. Untuk menilai keberadaan protein, glukosa & keton
2) Mikroskopis Mendeteksi darah merah , darah putih, silinder, krist al, pus dan bakteria
Cara Pengambilan Sampel Urin : a) Diambil saat pagi hari karena lebih pekat b)
Dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan terlindung dari kontaminasi
c)
Disimpan dalam lemari pendingin
b. RONTGENOGRAM ABDOMEN
Merupakan prosedur pemeriksaan dgn menggunakan sinar X untuk menilai : -
Ukuran, bentuk & kesimetrisan organ (Ginjal, Ureter &VU)
-
Menilai Struktur penyokong jaringan dan tulang
-
Menilai adanya batu, tumor dan lain-lain
Persiapan khusus: -
Puasa (-)
-
Pembatasan cairan (-)
Prosedur: Baring terlentang, tangan lurus ke atas kepala, penyinaran 1x
Risiko: Radiasi kecil {pria pakai
apron
(pelindung testis), wanita indung telur tdk
terlindungi krn dekat ginjal}
c. INTRAVENA PYELOGRAFI (IVP)
Melihat secara tdk langsung kondisi ginjal, pelvis, ureter, VU, uretra dgn radiopaq intravena injeksi Tujuan: a. Evaluasi kondisi ginjal, ureter, VU b. Mendeteksi batu ginjal, tumor, refluks vesiko uretral, hipertensi renovaskuler Persiapan: 1) Inform consent 2) Kaji alergi, yodium, kerang, udang, gangguan pembekuan darah/ cairan kontras lain skin tes 3) Puasa 8 jam sebelum tes 4) Boleh minum cairan jernih sedikit 5) Pencahar sore hr sblm pemeriksaan 6) Jelaskan prosedur: a. Warna kemerahan wajah, pusing, hangat tempat injeksi normal saat kontras diinjeksi b. Rasa seperti ada logam di mulut c. Suara dentuman alat
7) Penurunan kecemasan
Prosedur Hasil sinar X dibawa Baring terlentang Injeksi cairan kontras 1’ sampai ginjal penyinaran diulang teratur mnt
ke 5, 10, 15, 20 Setiap menit pd 5 mnt pertama difoto untuk memperoleh gambaran korteks
ginjal Menit ke 5 ureter ditekan dgn alat dr karet di kedua sisi perut (memblok
ureter, menjaga aliran kontras lbh byk) 10’ karet dilepas penyinaran ureter, VU Mnt 15 kaliks, pelvis & ureter Mnt 45 VU, px BAK
Kontraindikasi: asma, alergi, azotemia berat. Tugas perawat a. Kaji iv line cegah zat kontras ke jaringan sekitar bengkak, nyeri, kemerahan b. Observasi alergi (distres nafas, TD turun, urtikaria c. Ingatkan sensasi normal
d. Sesudah tes: Diet biasa Cairan tingkatkan mencegah dehidrasi Pantau intake output Monitor reaksi alergi terlambat
Hasil normal: 1. Bentuk, ukuran, struktur ginjal, ureter, VU normal 2. Tdk menunjukkan tumor atau penyakit lain (poilikistik, hipertensi renovaskuler), batu ginjal
Hasil abnormal:
1. Glomerulonefritis korteks nampak menipis, pyelonefritis & iskemia korteks nampak spt termakan ngengat
2. Kaliks, pelvis, ureter --) nampak distorsi jika terdapat kista, lesi, obstruksi 3. Tdk ada ginjal/ lbh dr 2
d. CT-SCAN GINJAL
Merupakan pemindaian ginjal yg memungkinkan visualisasi indirek saluran perkemihan dgn injeksi radioisotop iv dosis rendah , bertujuan : a. Mengetahui sirkulasi darah ginjal, struktur anatomi, fungsi ekskresi b. Mengetahui oklusi arteri renalis, obstruksi urinari c. Mengetahui hipertensi renovaskuler, pyelonefritis, glomerulonefritis, kondisi ren cangkokan, trauma d. Untuk klien yg alergi thd zat kontras IVP
Persiapan: a. Inform consent b. Pendidikan kesehatan c. Radioisotop diinjeksi iv pd selang infus d. Sensasi hangat, mual e. Risiko radioaktif (-) f. Pengobatan Ht dihentikan sementara
Prosedur: a. Telungkup di meja periksa khusus b. Dokter mengambil foto dgn cepat dan berurutan 1x/detik selama 1’ pelajari aliran darah seluruh ren c. Selanjutnya dokter akan melakukan tes mengukur wkt predaran larutan radioaktif di seluruh ginjal d. Citra diambil selama 20’ – 1 jam
Hasil normal:
Tidak terdapat masalah pada struktur, aliran darah, fungsi ginjal
Hasil abnormal: -
Sirkulasi buruk di seluruh ginjal oleh trauma, penyempitan arteri utama, infark
-
Adanya tumor, kista, abnormalitas bawaan, abses, polikistik, nekrosis tubular akut, infeksi berat, penolakan ginjal cangkokan
e. USG (Ultrasonografi) GINJAL
Merupakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang ditransmisikan dr sebuah transducer menuju ginjal dan struktur sekitarnya dimana pantulan gelombang akan dikonversikan menjadi citra anatomis dan ditampilkan pd layar monitor
Mendeteksi akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran, obstruksi, bentuk, posisi, komplikasi setelah transplantasi
Prosedur: 1. Telungkup/ duduk 2. Jely konduktif ultrasonik dioles pd area yg akan discan 3. Transducer digerakan di atas jely memancarkan berkas suara melewati jaringan tubuh dgn beda kepadatan direfleksi ke transducer sbg gaung diubah mjd impuls listrik ditayangkan pd osiloskop (30mnt)
4. Klien diminta bernafas dalam untuk menunjukkan gerakan ginjal slm respirasi
Setelah tes: Bersihkan jely Diet biasa
Hasil normal: Ukuran, letak ginjal normal Hasil abnormal: Kista penuh cairan tdk memantulkan gelombang suara, tumor gema
ganda, bentuk-bentuk tidak teratur, abses memantulkan sedikit gelombang
f.
MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING)
Teknik pencitraan non-invasif memberi informasi sama dgn CT-scan ginjal
Keuntungan: pajanan radiasi ion (-), kontras (-)
Prinsip: atom tertentu dlm tubuh yg berinteraksi dgn medan magnet kuat dr alat memancarkan sinyal2, setelah dianalisa menghasilkan struktur bayangan yg detail
MRI lbh rinci dr CT-scan sehingga struktur pembuluh darah ginjal tergambar jelas
g. SITOSKOPI
Metode untuk melihat langsung uretra dan VU.Alat sistokop diinsersi melalui uretra terdiri dari: selubung plastik/ karet, sebuah obturator, teleskop dan sebuah saluran untuk menginsersi kateter atau alat beah khusus
Prosedur terasa nyeri, risiko perforasi dan infeksi. Dapat diberikan anestesi umum, spinal atau lokal
Cairan (iv/ oral) ditingkatkan sebelum, selama prosedur mempertahankan aliran urin membuang bakteri, antibiotik k/p
Sebelum prosedur: a. Inform consent b. Enema/ katartik mlm hr sblm tes c. Anestesi lokal, dorong konsumsi cairan oral d. Anestesi umum, puasa lwt tengah malam e. Jelaskan prosedur: spt kateter, pertahankan posisi, aliran cairan iv selama prosedur f.
Analgesik ssi program
Selama prosedur: a. Posisi litotomi b. Bersihkan perineum dgn larutan antiseptik c. Jelaskan insersi menimbulkan keinginan kuat u/ berkemih (sadar) d. Jelaskan u/ mempertahankan posisi berbaring (sadar)
Setelah prosedur: a. Tirah baring sesuai program b. Tanda2 retensi c. Observasi karakteristik urin, keruh, darah d. Dorong asupan cairan dan monitor e. Observasi demam, disuria, perubahan TD f.
Obat2an redakan spasme VU dan/ nyeri punggung bagian bawah
h. BIOPSI GINJAL
Menentukan sifat, luas, dan prognosis penyakit ginjal melalui pengambilan irisan jaringan korteks ginjal u/ diperiksa dgn teknik mikroskopik canggih Metode: perkutaneus tertutup atau pembedahan terbuka Mendiagnosa penyakit ginjal, monitor kemajuan penyakit ginjal, mencek efektivitas terapi. Sebelum tes: a. Inform consent b. Penkes prosedur, sensasi c. Kaji pemeriksaan hematologi (hitung darah lengkap, waktu perdarahan, waktu protombin, jml trombosis, tipe serta pemeriksaan silang u/ kemungkinan transfusi) d. Ambil spesimen urin untuk analisis rutin, kultur, sensitivitas e. IVP, USG, foto polos abdomen membantu menentukan tempat biopsi f. Puasa 8 jam sblm tes
Prosedur: a. Anestesi lokal
b. Berbaring pd permukaan rata dgn bantal/ kantong pasir dibawah perut u/ meninggikan ginjal c. Nafas dalam saat ginjal diraba d. Tahan nafas, tdk bergerak jarum anestesi masuk mll otot2 punggung sampai ditarik kembali e. Dibuat insisi kecil pd kulit teranestesi, tahan nafas & tdk bergerak saat dokter menusukkan jarum dgn stylet (jarum biopsi) u/ mengambil spesimen
Implikasi keperawatan selama prosedur: a. Beri dukungan emosional, turunkan kecemasan b. Latih pernafasan c. Jelaskan sensasi yg dirasakan
Setelah tes: a. Tekan area biopsi 3-5 menit untuk menghentikan perdarahan, pasang perban b. Baring terlentang paling sedikit selama 12 jam u/ meminimalkan perdarahan c. Pantau TV, perdarahan, nyeri, balut tekan d. Observasi warna, jml, karakteristik urin e. Pemeriksaan hematologi f. Konsumsi cairan peroral g. Kurangi aktivitas berat selama 2 minggu
Kontraindikasi: Kanker ginjal, gangguan perdarahan, hipertensi, hanya ada 1 ginjal
Komplikasi: Perdarahan, hematoma, fistula arteriovenous, infeksi
Hasil normal:
Irisan jaringan menunjukkan struktur normal
Hasil abnormal: Kanker atau penyakit ginjal lainnya