BAB I PENDAHULUAN
Kehi Kehidu dupa pan n pada pada masa masa BBL BBL sang sangat at rawa rawan n oleh oleh kare karena na meme memerl rluk ukan an penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kadungan dapat hidup sebaik-baiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian BBL. Diperkirakan 2/3 kema kemati tian an bayi bayi di bawa bawah h umur umur 1 tahu tahun n terj terjadi adi pada pada masa masa BBL. BBL. Pera Perali liha han n dari dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faal. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah proses awal fisiologis sebagai berikut : 1) Pertukaran gas melalui plasenta digantikan oleh aktifnya fungsi paru untuk untuk bernap bernapas as (perti (pertikar karan an oksige oksigen n dengan dengan karbon karbon dioksi dioksida) da),, 2) Salura Saluran n cerna cerna berfungsi berfungsi untuk menyerap menyerap makanan, 3) Ginjal Ginjal berfungsi berfungsi untuk mengeluarkan mengeluarkan bahan yang tidak terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah, 4) Hati Hati berfun berfungsi gsi untuk untuk menetr menetrali alisas sasii dan mengeks mengeksres resii bahan bahan racun racun yang yang tidak tidak diperlukan badan, 5) Sistem imunologi berfungsi untuk mencegah infeksi, dan 6) Sistem Sistem kardio kardiovas vaskul kular ar serta serta endokr endokrin in bayi bayi menyes menyesuai uaikan kan diri diri dengan dengan peruba perubahan han fungsi organ tersebut di atas. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faal yang disebabkan oleh oleh premat prematuri uritas tas,, kelain kelainan an anatomi anatomic, c, dan lingku lingkungan ngan yang yang kurang kurang baik baik dalam dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir.
1
BAB II PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Sebelu Sebelum m melakuk melakukan an pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik pada pada BBL perlu perlu diketa diketahui hui riwaya riwayatt keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya riwayat persalinan. Pemeriksaa Pemeriksaan n bayi perlu dilakukan dilakukan dalam keadaan telanjang telanjang di bawah lampu yang terang yang berfunsi juga sebagai pemanas untuk mencegah lehilangan panas. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat. Pemeriksaan fisik pada bayi BBL paling kurang tiga kali yaitu : 1) Pada saat lahir, 2) Pemeriksaan yang dilakukan 24 jam di ruang perawatan, dan 3) Pemeriksaan pada waktu pulang. Pemeri Pemeriksa ksaan an pertam pertamaa BBL harus harus dilakuk dilakukan an di kamar kamar bersal bersalin, in, tujuan tujuannya nya adal adalah ah : 1) meni menila laii gang ganggu guan an adap adapta tasi si BBL BBL dari dari kehi kehidu dupa pan n intr intrau aute teri rine ne ke ekstrauter ekstrauterine ine yang memerlukan memerlukan resusitasi resusitasi,, 2) untuk menemukan kelainan kelainan sepeeti sepeeti cacat cacat bawaan bawaan yang yang perlu perlu tindaka tindakan n segera segera ( mis. mis. Atresi Atresiaa ani, ani, atresi atresiaa esopha esophagus gus), ), trauma lahir., dan 3) menentukan apakah BBL dapat dirawat bersama ibu ( rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk diawas, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi. Pemeriksaan ke dua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi berada dalam ruang perawatan. Tujuannya adalah kelainan yang luput dari
2
pemer pemeriks iksaan aan pertam pertamaa akan ditemu ditemukan kan pada pada pemeri pemeriksa ksaan an ini. ini. Pemeri Pemeriksa ksaan an di kamar bersalin dan di ruang perawat sebaiknya di bawah lampu pemanas untuk mencega mencegah h hipote hipotermi rmi.. Pemeri Pemeriksa ksaan an di ruang ruang rawat rawat harus harus dilakuk dilakukan an di depan depan ibunya, kelainan yang ditemukan harus diterangkan kepada ibunya dan harus dijela dijelaska skan n apakah apakah kelain kelainan an terseb tersebut ut berbah berbahaya aya atau atau tidak tidak agar agar si ibu dapat dapat memahaminya dan merasa lebih tenang. Bayi tidak boleh dipulangkan sebelum diperiksa kembali pada pemeriksaan terakhir. Hal ini disebabkan kelainan pada BBL yang belum menghilang saaat dipulangkan dipulangkan ( hematoma hematoma sefal, sefal, ginekomasti ginekomasti,, ikterus), ikterus), atau mungkin mungkin pula adanya bising yang hilang timbul pada masa BBL, atau bayi menderita penyakit yang didapat di rumah sakit seperti aspirasi pneumonia, infeksi nosokomial dan lainlain. lain. Yang Yang harus harus dicata dicatatt pada pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik adalah adalah lingkar lingkar kepala kepala,, berat berat panjang, panjang, kelainan fisik yang ditemukan, ditemukan, frekuensi napas dan nadi, serta keadaan tali pusat. Pemeriksaa Pemeriksaan n BBL memerlukan memerlukan kesabaran. kesabaran. Keluwesan dan ketelitian ketelitian.. Bila bayi tenang sebelum diperiksa maka yang harus diperiksa terlebih dahulu adalah auskul auskultas tasii bunyi bunyi jantun jantung g dan paru paru dan palpas palpassi si abdome abdomen. n. Sesuda Sesudah h itu baru baru dilanjutkan dengan pemeriksaan lainnya.
3
II.1. Pemeriksaan di kamar bersalin 2.1. 2.1.1. 1. Meni Menila laii adapt adaptas asii
Perlu Perlu segera segera diperi diperiksa ksa di kamar kamar bersal bersalin in adalah adalah apakah apakah bayi bayi berada beradapta ptasi si dengan baik atau memerlukan resusitasi. Bayi yang memerlukan resusitasi adalah bayi yang lahir dengan pernapasan tidak adekuat, tonus otot kurang, ada mekonium di dalam cairan amnion atau lahir kurang bulan. Nilai Nilai yang digunakan untuk menilai menilai adaptasi adaptasi ini adalah nilai APGAR. APGAR. Nilai Apgar masih dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit, tidak dipak dipakai ai untu untuk k mene menent ntuka ukan n apaka apakah h BBL BBL perl perlu u resu resusi sita tasi si apa tida tidak, k, tapi tapi dapa dapatt digunakan untuk menilai respon resusitasi. Nilai Apgar adalah suatu ekspresi keadaaan fisiologis BBL dan dibatasi oleh waktu. Gangguan biokimia harus cukup signifikan sehingga dapat mempengaruhi nilai nilai Apgar. Apgar. Banyak Banyak factor factor yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi nilai nilai Apgar, Apgar, antara antara lain lain pengaruh obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan kelahiran premature. Bayi premature tanpa asfiksia dapat saja mendapat nilai Apgar yag rendah. Nilai Apgar masih dipakai untuk melihat keadaan bayi pada usia 1 menit dan 5 menit, nilai Apgar 5 menit dapat digunakan untuk menentukan prognosis.
4
Tabel 1. APGAR SKOR
TANDA Appearance
0
1
Biru,pucat
Badan pucat,tung
2 Semuanya merah muda
kai biru Pulse
Tidak
< 100
> 100
Menangis kuat
terab a Grimace
Tidak ada
Lambat
Activity
Lemas/lump
Gerakan
uh
Aktif/fleksi
sedikit/flek
tungkai
si tungkai
baik/reaksi melawan
Respiratory
Tidak ada
Lambat,
Baik, aik,
tidak
menan enang gis kuat
teratur
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2 Nilai tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi
5
Nilai Nilai 0 – 3
menunj menunjukk ukkan an bayi mengal mengalami ami depres depresii serius serius &
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
2.1.2. 2.1.2. Menc Mencar arii kelaina kelainan n Konge Kongenit nital al
Pemeri Pemeriksa ksaan an di kamar kamar bersal bersalin in juga juga untuk untuk menent menentukan ukan adanya adanya kelain kelainan an kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera. Pada anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi, atau inferksi virus pada trismester pertama. Juga ditanyakan aapakah ada kelainan bawaan pada keluarga. Di samping itu perlu diketahui apakah ibu menderita penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan janin, seperti Diabetes mellitus, asma bronchial dan sebagainya. Sebelum memeriksa bayi perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat, dan plasenta. Setelah itu dilakukan pemeriksaan bayi secarra cepat dan menyeluruh. Berat lahir dan masa kehamilan
Keja Kejadi dian an kela kelain inan an kong kongen enit ital al pada pada bayi bayi kura kurang ng bula bulan n 2 kali kali lebi lebih h bany banyak ak dibandingkan bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar. Mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis, harus diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya atresia esophagus. Pemeriksaan patensi esophagus dilakukan dengann cara
6
memasu memasukkan kkan kateter kateter ke dalam dalam lambung lambung,, setela setelah h itu itu cairan cairan di dalam dalam amnion amnion di aspira aspirasi. si. Bila Bila terdap terdapat at cairan cairan melebi melebihi hi 30 ml pikirk pikirkan an kemungk kemungkina inan n atresi atresiaa usus usus bagian atas. Pada pemeriksaan mulut perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depressor anguli oris. Pada keadaan ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan mandibula akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah yang sehat ( sebaliknya pada paresis N.fasialis) . Anus
Perhatikan adanya anus imperforatus dengan memasukkan thermometer ke dalam anus. Walupun seringkali atresia yang tinggi tidak dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada atresia perhatikan ada fistula rekto-vaginal. Kelainan pada garis tengah
Perlu Perlu dicari dicari kelainan kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel meningomielokel,, sinus pilonidais, ambigus genitalia, eksomfalos, dan lain-lain. Jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya. Bila terdapat keraguan misalnya klitoris pada bayi perempuan atau terdapatnya hipospadia atau epispadia pada bayi laki-laki, sebaiknya pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seoerti pemeriksaan kromosom.
7
II.2. Pemeriksaan di Ruang Rawat
Pemeri Pemeriksa ksaan an ini harus harus dilaku dilakukan kan dalam dalam 24 jam untuk untuk mendet mendeteks eksii kelain kelainan an yang yang mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin. Pemeriksaan ini meliputi : a. Akti Aktivi vita tass fisi fisik k Keaktifan BBL dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan. Pada Pada BBL cukup cukup bulan bulan yang yang sehat, sehat, ekstr ekstremi emitas tas berada berada dalam dalam keadaaa keadaaaan an fleksi fleksi,, dengan dengan gerakan gerakan tungkai tungkai serta lengan lengan aktif aktif dan simetr simetris. is. Bila Bila ada asimetri pikirkan terdapatnya kelumpuhan dan patah tulang. Aktivitas fisik mungkin saja tidak tampak pada BBL yang sedang tidur atau lemah karena sakit atau pengaruh obat. Gerakan kasar atau halus (tremor) yang disertai klonus pergelangan kaki atau rahang sering ditemukan pada BBL, keadaan ini tidak berarti apa-apa. Berlainan halnya bila terjadi pada golongan umur yang lebih tua. Gerakan tersebut cenderung terjadi pada BBL yang aktif, tetapi bila dilakukan fleksi anggota gerak tersebut masih tetap bergerak-gerak, maka bayi tersebut menderita kejang dan perlu dievaluasi lebih lanjut. b. b. Tang Tangis isan an bay bayii
8
Tangisan bayi dapat memberikan keterangan tentang keadaan bayi. Tangisan melengk melengking ing ditemu ditemukan kan pada pada bayi bayi dengan dengan kelain kelainan an neurol neurologi ogis, s, sedang sedangkan kan tangis tangisan an yang yang lemah lemah atau atau merint merintih ih terdapa terdapatt pada pada bayi bayi dengan dengan kesuli kesulitan tan pernapasan. c. Wajah BBL Wajah BBL dapat menunjukkan kelainan yang khas, misalnya sindrom down, sindrom Pierre-Robin sindrom Pierre-Robin,, sindrom de lange, lange, dan sebagainya. d. Keadaa daan gi gizi Dinilai dari berat dan panjang badan, disesuaikan dengan masa kehamilan, teba teball lapi lapisa san n subku subkuti tiss sert sertaa keru keruta tan n pada pada kuli kulit. t. Edem Edemaa pada pada bayi bayi dapa dapatt memberikan kesan bayi dalam status gizi baik karena kulitnya halus dan licin. Edema kelopak mata biasanya karena iritasi tetesan obat pada mata. Edema yang ang
meny menyel elur uruh uh
dit ditemuk emukan an
pada pada
bay bayi
prem premat atur ur,,
hipr hiprot otei eine nemi mia, a,
eritroblastosis fetalis, sindrom nefrotik congenital, sindrom Hurler atau sebab lain lain yang yang tidak tidak diketa diketahui hui.. Edema Edema setemp setempat at dapat dapat disebab disebabkan kan oleh oleh cacat cacat bawaan system limfe. Salah satu gejalan sindrom turner adalah edema yang terbatas pada salah satu atau lebih ekstremitas bayi perempuan. e. Peme Pemeri riks ksaa aan n suhu suhu
9
Suhu tubuh BBL diukur pada aksila. Suhu BBL normal adalah antara 36,537,5 derjat celcius. Suhu meninggi dapat ditemukan pada dehidrasi, gangguan serebral, serebral, infeksi, infeksi, atau kenaikan suhu lingkungan. lingkungan. Apabila Apabila ekstremita ekstremitass dingin dingin dan tubuh panas kemungkinan besar disebabkan oleh sepsis, perlu diingat bahwa sepsis/infeksi pada BBL dapat saja tidal disertai kenaikan suhu tubuh, bahkan sering terjadi hipotermi. 2.2.1. Pemeriksaan Secara Rinci
a. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal. normal. Sutura Sutura yang berjarak lebar mengindikas mengindikasikan ikan bayi preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. hidrosefalus. Pada kelahiran kelahiran spontan spontan letak kepala, sering terlih terlihat at tulang tulang kepala kepala tumpan tumpang g tindih tindih yang yang disebu disebutt mouldi moulding/m ng/moul oulase ase.. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba, fontan fontanel el yang yang besar besar dapat dapat terjad terjadii akibat akibat premat prematuri uritas tas atau atau hidros hidrosefa efalus lus , , sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. deidrasi. Terkadang teraba fontanel fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena ad anya trisomi 21
10
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, hematoma, perdarahan perdarahan subaponeurot subaponeurotik/fr ik/fraktur aktur tulang tulang tengkorak. tengkorak. Perhatikan Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, anensefali, mikrosefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
b. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan kelainan wajah yang khas khas sepe sepert rtii sind sindro rom m down down atau atau sind sindro rom m pierre pierre robin robin. Perhat Perhatika ikan n juga juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
c. Mata
Goyangk Goyangkan an kepala kepala bayi bayi secara secara perlah perlahan-l an-laha ahan n supaya supaya mata mata bayi bayi terbuka. Periksa jumlah, posisi atau letak mata, dan periksa adanya strabismus yaitu yaitu koordin koordinasi asi mata mata yang yang belum belum sempur sempurna na. Periks Periksaa adanya adanya glaukom glaukomaa kongeni kongenital tal,, mulany mulanyaa akan tampak tampak sebaga sebagaii pembes pembesara aran n kemudi kemudian an sebagai sebagai kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwar berwarna na putih. putih. Pupil Pupil harus harus tampak tampak bulat. bulat. Terkad Terkadang ang ditemu ditemukan kan bentuk bentuk
11
seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina . Periksa Periksa adanya trauma seperti palpebra, palpebra, perdarahan perdarahan konjungtiva konjungtiva atau retina. Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
d. Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan diperhatikan kemungkinan kemungkinan ada obstruksi obstruksi jalan napas akarena atresia atresia koana koana bilate bilateral ral,, fraktu frakturr tulang tulang hidung hidung atau atau ensefa ensefalok lokel el yang yang menonj menonjol ol ke nasofaring. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital. Periksa adanya pernapasa cupin cuping g hidun hidung, g, jika jika cupi cuping ng hidu hidung ng menge mengemb mban ang g menu menunj njuk ukkan kan adan adanya ya gangguan pernapasan
12
a.
Mulut
Perhat hatikan kan
mulut
bay bayi,
bibir bir
harus
berbentuk
dan
simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan menunjukkan mikrognati mikrognatiaa. Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut). mulut). Periksa keutuhan langitlang langit it,, teru teruta tama ma pada pada persa persamb mbun unga gan n antar antaraa palat palatum um kera kerass dan lunak lunak . Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein’s Epistein’s pearl atau gigi. gigi. Periksa lidah apakah membesar atau sering ber berge gera rak. k. Bayi Bayi denga dengan n edem edemaa otak otak atau atau tekan tekanan an intr intrak akra rani nial al meni mening nggi gi seringkali lidahnya keluar masuk ( foote’s foote’s sign) sign) .
b. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya. Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun Daun teli teling ngaa yang yang leta letakn knya ya rend rendah ah (low set set ears ears)) terd terdap apat at pada pada bayi bayi yangmengalam yangmengalamii sindrom sindrom tertentu tertentu (Pierre-r (Pierre-robin) obin). Perhat Perhatika ikan n adanya adanya kulit kulit tambahan atau aurikel hal aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal
c. Leher
Leher Leher bayi bayi biasan biasanya ya pendek pendek dan harus harus diperi diperiksa ksa kesim kesimetr etrisa isanny nnya. a. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada ada kela kelain inan an tula tulang ng lehe leher. r. Peri Periks ksaa adan adanya ya trau trauma ma lehe leherr yang yang dapa dapatt menyeb menyebabk abkan an kerusa kerusakan kan pad fleksu fleksuss brakhi brakhiali aliss. Lakuka Lakukan n peraba perabaan an untuk untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis. Adanya Adanya lipata lipatan n kulit kulit yang yang berleb berlebiha ihan n di bagian bagian 13 belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.
Perlu dikur panjang panjang kepala-simpisis dan simpisis-kaki untuk untuk menilai proporsi tubuh bayi, agar kelainan akondroplasia dapat dideteksi. 2.2.3. Pemeriksaan Neurologis
REFLEK PRIMITIF PADA BAYI BARU LAHIR
Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang karena dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal. Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir. AnakAnak-ana anak k dan dewa dewasa sa yang yang menga mengala lami mi kelai kelainan nan atau atau gangg gangguan uan sara saraf f (sebagai contoh, penderita cerebral palsy) akan tetap mempunyai reflek primitif ini dan akan timbul kembali hingga masa dewasa mengacu pada keadaan saraf tertentu termasuk demensia, lesi trauma dan stroke. Seseorang dengan gangguan cerebral palsy dan keterbatasan mental kecerdasan dapat belajar untuk lebih menekan reflek ini agar agar tidak tidak muncul muncul pada kondisi kondisi tertentu tertentu sepert sepertii selama selama memula memulaii reaksi reaksi yang yang ekstrim. Reflek dapat dibatasi pada area tubuh tertentu saja yang dipengaruhi oleh gangguan saraf seperti reflek Babinsky pada kaki untuk penderita cerebral palsy. Atau juga dapat terjadi pada orang normal dengan hemiplegia, reflek dapat dilihat pada kaki di daerah yang terserang saja.
14
Reflek primitif juga diperiksa pada seseorang yang diduga mengalami luka di otaknya untuk menguji fungsi dari lobus frontal. Jika tidak ada penekanan secara tepat maka terjadi tanda-tanda penurunan fungsi tulang depan kepala (frontal). Selain itu gangguan reflek primitif juga diperiksa sebagai tanda peringatan awal terjadinya gangguan autis. Reflek Reflek pada pada bayi bayi baru baru lahir lahir beranek beranekaa ragam. ragam. Sebuah Sebuah contoh contoh pasti pasti adalah adalah reflek rooting yang membantu proses inisiasi menyusui dini dan proses menyusui nantinya. Bayi hanya akan menunjukkan reflek ini pada saat kelaparan dan disentuh sekitar sekitar bibirnya oleh orang lain, tapi bukan termasuk termasuk bayi itu sendiri. sendiri. Ada beberapa reflek reflek yang yang kemungk kemungkina inan n akan akan membant membantu u bayi bayi bertah bertahan an selama selama masa masa adapta adaptasi si lingkungan kehidupan barunya seperi reflek moro. Reflek yang lain seperti reflek menelan menelan dan memegang memegang sesuatu sesuatu akan membantu menjalin interaksi interaksi positif positif antara oran orang g tua tua dan dan bayi bayi baru baru lahi lahir. r. Refl Reflek ek ters terseb ebut ut dapat dapat mema memacu cu orang orang tua tua untu untuk k memberikan respon dengan penuh cinta dan kasih sayang serta lebih memotivasi ibu untuk menyusui. Reflek primitif ini juga membantu orang tua merasa nyaman dengan bayin bayinya ya karena karena reflek reflek primit primitif if terseb tersebut ut akan akan mendor mendorong ong bayi bayi untuk untuk mengont mengontrol rol dirinya serta menerima dan menanggapi stimulasi atau rangsangan dari orang tuanya. (Berk, Laura E.. Child Development. 8th. USA: Pearson, 2009.) Macam-macam Reflek Primitif pada Bayi Baru Lahir
15
1. Reflek Ketuk Glabella : Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang
pada dahi. Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh saraf sensori aferen yang akan dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi melalui saraf facial yang akan mengge menggerak rakkan kan reflek reflek pada pada mata mata yaitu yaitu berkedi berkedip. p. Kedipan Kedipan mata mata akan mucul sebagai reaksi terhadap ketukan tersebut namun hanya timbul sekali yait yaitu u pada pada ketu ketuka kan n pert pertam ama. a. Jika Jika kedip kedipan an mata mata teru teruss berl berlang angsu sung ng pada pada ketuka ketukan-ke n-ketuk tukan an selanj selanjutn utnya, ya, maka maka disebu disebutt tanda-t tanda-tanda anda Myerso Myerson, n, yang yang merupakan gejala awal penyakit Parkinson, dan hal tersebut tidak normal. Reflek Mata Boneka : Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk 2. Reflek mene menent ntuk ukan an mati mati bata batang ng otak otak.. Jika Jika kepa kepala la diput diputar ar-p -put utar ar (dit (ditol olehk ehkan an ke samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak. Namun jika pada pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak sama sekali berarti dimungkinkan ada kematian batang otak. Reflek Rooting Rooting : Refl Reflek ek ini ini ditu ditunj njuk ukkan kan pada pada saat saat kela kelahi hira ran n dan dan akan akan 3. Reflek membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar. Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang menyentuh pipi pipi atau atau mulutn mulutnya, ya, dan mencar mencarii obyek obyek terseb tersebut ut dengan dengan mengge menggerak rakkan kan kepalan kepalanya ya terusterus-men meneru eruss hingga hingga ia berhas berhasil il menemu menemukan kan obyek obyek terseb tersebut. ut. Setelah Setelah merespon merespon rangsang rangsang ini (jika menyusui, menyusui, kira-kira kira-kira selama selama tiga minggu
16
setelah kelahiran) bayi akan langsung menggerakkan kepalanya lebih cepat dan tepat untuk menemukan obyek tanpa harus mencari-cari. Sucking : Reflek ini secara umum ada pada semua jenis mamalia dan 4. Reflek Sucking : dimula dimulaii sejak sejak lahir lahir.. Reflek Reflek ini berhubu berhubungan ngan dengan dengan rrefle rreflek k rooti rooting ng dan menyusui, dan menyebabkan bayi untuk secara langsung mengisap apapun yang disentuhkan di mulutnya. Ada dua tahapan dari reflek ini, yaitu : a. Tahap expression : dilakukan pada saat puting susu diletakkan diantara bibir bayi dan disentuhkan di permukaan langit-langitnya. Bayi akan secara langsung menekan (mengenyot) puting dengan menggunakan lidah dan langitlangitnya untuk mengeluarkan air susunya. b. Tahap milking : saat lidah bergerak dari areola menuju puting, mendorong air susu dari payudara ibu untuk ditelan oleh bayi. Refle lekk toni tonick ck neck neck dan dan asymm asymmet etri ricc toni tonick ck neck neck ini ini dise disebut but juga juga posi posisi si 5. Ref menengadah, menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang menghilang pada sekitar usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi terseb tersebut ut akan akan lurus lurus dan lengan lengan yang yang berlaw berlawana anan n akan akan meneku menekuk k (kadan (kadanggkadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik motorik atas. Berdasarkan Berdasarkan penelitian, penelitian, reflek tonick tonick neck merupakan merupakan suatu
17
tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai gerak sadar. 6. Reflek Palmar Grasping : Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan
menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam tiba-tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi. 7. Reflek Plantar : Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak
lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari jari kakinya akan melekuk secara erat. 8. Reflek Babinsky : Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga
kira-kira satu tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak kaki digoso digosok, k, dan menyeb menyebabka abkan n jari-j jari-jari ari kaki kaki menyeb menyebar ar dan jempol jempol kaki kaki ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti lesi neuromotorik atas pada orang dewasa.
18
Reflek Galant Galant : Reflek Reflek ini juga juga dikenal dikenal sebagai sebagai reflek reflek Galant Galant’s ’s infant infantil ile, e, 9. Reflek ditemukan oleh seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek ini muncul sejak lahir dan berlangsung berlangsung sampai pada usia empat hingga enam bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini menetap hingga lewat enam bulan, dimungkinkan ada patologis. Reflek Swimming : Swimming : Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam 10. Reflek yang berisii air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Refl Reflek ek ini ini berf berfung ungsi si untu untuk k memb memban antu tu bayi bayi berta bertahan han jika jika ia tengg tenggel elam am.. Meskip Meskipun un bayi bayi akan akan mulai mulai mengay mengayuh uh dan menenda menendang ng sepert sepertii berena berenang, ng, namun meletakkan meletakkan bayi di air sangat berisiko.Bayi berisiko.Bayi akan menelan menelan banyak banyak air pada saat itu. Disarankan untuk menunda meletakkan bayi di air hingga usia tiga tahun. Reflek Moro : Reflek Reflek ini ditemu ditemukan kan oleh oleh seoran seorang g pediat pediatri ri bernam bernamaa Ernst Ernst 11. Reflek Moro. Reflek ini muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan mulai mengjilang pada usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tibatiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan ekstensi ekstensi dan lengan akan tersentak tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan ibu jarinya bergerak fleksi. Siingkatnya, kedua lengan akan terangkat dan tangan seperti ingin mencengkeram atau memeluk tubuh dan bayi menangis
19
sangat keras. Reflek ini normalnya akan menghilang pada usia tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan kiri) menandakan menandakan adanya kerusakan kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara sementara tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan adanya trauma trauma persal persalina inan n sepert sepertii fraktu frakturr klavik klavikula ula atau atau perluk perlukaan aan pada pleksu pleksuss brakhialis. Erb’s palsy atau beberapa jenis paralysis kadang juga timbul pada beberapa kasus. Sebuah cara untuk memeriksa keadaan reflek adalah dengan melatakkan bayi secara horizontal dan meluruskan punggungnya dan biarkan kepala bayi turun secara pelan-pelan atau kagetkan bayi dengan suara yang keras dan tiba-tiba. Reflek moro ini akan membantu bayi untuk memeluk ibunya saat ibu menggendong bayinya sepanjang hari. Jika bayi kehilangan keseim keseimbang bangan, an, reflek reflek ini akan menyeb menyebabka abkan n bayi bayi memelu memeluk k ibunya ibunya dan bergantung pada tubuh ibunya. Reflek Walking / Stepping : Stepping : Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak 12. Reflek dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada suatu suatu permuk permukaan aan yang yang rata, rata, bayi bayi akan terdor terdorong ong untuk untuk berjal berjalan an dengan dengan mene menemp mpat atka kan n satu satu kaki kakiny nyaa di depa depan n kaki kaki yang yang lain lain.. Refl Reflek ek ini ini akan akan menghi menghilan lang g sebaga sebagaii sebuah sebuah respon respon otomat otomatis is dan muncul muncul kembal kembalii sebaga sebagaii kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun untuk persiapan kemampuan berjalan.
20
Gambar I.
Refleks Primitif
21
Rooting reflex
Sucking reflex
22
Babinsky reflex
Galant reflex
23
Swimming reflex
24
2.2.4. Penilaian umur kehamilan
New Ballard score
Sistem penilaian ini dikembangkan oleh Dr. Jean ne L Ballard, MD untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir melalui penilaian neuromuskular dan window, arm recoil , sudut fisik. Penilaian neuromuskular meliputi postur, square postur, square window, popliteal, scarf popliteal, scarf sign dan heel to ear maneuver . Penilaian fisik yang diamati adalah kulit, lanugo, lanugo, permukaan plantar, payudara, mata/telinga, dan genitalia 3. 1.
Peni enilai laian Mat Maturi uritas tas Neur Neurom omus usku kula lar r a. Postur 3,4
Tonus otot tubuh tercermin dalam postur tubuh bayi saat istirahat dan adanya tahanan saat otot diregangkan (Gambar II.3). Ketika pematangan berlangsung, berangsur-angsur janin mengalami peningkatan tonus fleksor pasif dengan arah sentripetal, dimana ekstremitas bawah sedikit lebih awal dari ekstremitas atas. Pada awal kehamilan hanya pergelangan
25
kaki yang fleksi. Lutut mulai fleksi bersamaan dengan pergelangan tangan. Pinggul mulai fleksi, kemudian diikuti dengan abduksi siku, lalu fleksi bahu. Pada bayi prematur tonus pasif ekstensor tidak mendap at perlawanan, sedangkan pada bayi yang mendekati matur menunjukkan perlawanan tonus fleksi pasif yang progresif. Untuk mengamati postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi menjadi tenang pada posisi nyamannya. Jika bayi ditemukan terlentang, dapat dilakukan manipulasi ringan dari ekstremitas dengan memfleksikan jika ekstensi atau sebaliknya. Hal ini akan memungkinkan bayi menemukan posisi dasar kenyamanannya. Fleksi panggul tanpa abduksi memberikan gambaran seperti posisi kaki kodok.
Gambar II.1. Postur Bayi 3 b. Square Window 3,4
26
Fleksibilitas pergelangan tangan dan atau tahanan terhadap peregangan ekstensor memberikan hasil sudut fleksi pada pergelangan tangan. Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan menekan punggung tangan dekat dengan jari-jari dengan lembut. Hasil sudut antara telapak tangan dan lengan bawah bayi dari preterm hingga posterm diperkirakan berturut-turut > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 ° (Gambar II.2).
Gambar II.2. Square Window 3 c. Arm Recoil 3,4,6
27
Manuver ini berfokus pada fleksor pasif dari tonus otot biseps dengan mengukur sudut mundur singkat setelah sendi siku difleksi dan recoil dilakukan dengan cara evaluasi saat bayi ekstensikan. Arm ekstensikan. Arm recoil dilakukan terlentang. Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5 detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan dilepaskan. Skor 0 : tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4: kembali ke fleksi penuh (Gambar II.3).
Gambar II.3. Arm II.3. Arm Recoil 3
28
d. Popliteal Angle
3,4,6
Manuver ini menilai pematangan tonus fleksor pasif sendi lutut dengan menguji resistensi ekstremitas bawah terhadap ekstensi. Dengan bayi berbaring telentang, dan tanpa popok, paha ditempatkan lembut di perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi rileks dalam posisi ini, pemeriksa memegang kaki satu sisi dengan lembut dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan yang lain. Jangan memberikan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat mengganggu interpretasi. Kaki diekstensikan sampai terdapat resistensi pasti terhadap ekstensi. Ukur sudut yang terbentuk antara paha dan betis di daerah popliteal. Perlu diingat bahwa pemeriksa harus menunggu sampai bayi berhenti menendang secara aktif sebelum melakukan ekstensi kaki. Posisi Frank Posisi Frank Breech pralahir akan mengganggu manuver ini untuk 24 hingga 48 jam pertama usia karena bayi mengalami kelelahan fleksor berkepanjangan intrauterine. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi (Gambar II.4).
29
Gambar II.4. Popliteal II.4. Popliteal Angle
3
e. Scarf Sign 3,4,7
Manuver ini menguji tonus pasif fleksor gelang bah u. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa mengarahkan kepala bayi ke garis tengah tubuh dan mendorong tangan bayi melalui dada bagian atas dengan satu tangan dan ibu jari dari tangan sisi lain pemeriksa diletakkan pada siku bayi. Siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar kerja, yakni, penuh pada tingkat leher (-1); garis aksila kontralateral (0); kontralateral baris puting (1); prosesus xyphoid (2); garis puting ipsilateral (3); dan garis aksila ipsilateral (4) (Gambar II.5).
30
Gambar II.5. Scarf Sign 3 f. Heel to Ear 3,7
Manuver ini menilai tonus pasif otot fleksor pada g elang panggul dengan memberikan fleksi pasif atau tahanan terhadap otot-otot posterior fleksor pinggul. Dengan posisi bayi terlentang lalu pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak antara kaki dan kepala k epala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada lembar kerja). Penguji mencatat lokasi dimana resistensi signifikan dirasakan. Hasil dicatat sebagai resistensi tumit ketika berada pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); puting baris (2); daerah pusar (3); dan lipatan femoralis (4) (Gambar II.6).
31
Gambar II.6. Heel to Ear 3 2.
Penilaian Ma Maturitas Fi Fisik a. Kulit 3
Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya secara bertahap dari lapisan pelindung, yaitu vernix caseosa. Oleh karena itu kulit menebal, mengering dan menjadi keriput dan / atau mengelupas dan dapat timbul ruam selama pematangan janin. Fenomena ini bisa terjadi dengan kecepatan berbeda-beda pada masing-masing masing-masing janin tergantung tergantung pada pada kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum perkembangan lapisan epidermis dengan stratum corneumnya, kulit agak transparan transparan dan lengket ke jari pemeriksa. pemeriksa. Pada usia perkembangan selanjutnya kulit menjadi lebih halus, menebal dan menghasilkan pelumas, yaitu vernix, yang menghilang menjelang akhir
32
kehamilan. pada keadaan matur dan pos matur, janin dapat mengeluarkan mekonium dalam cairan ketuban. Hal ini dapat mempercepat proses pengeringan kulit, menyebabkan mengelupas, pecah-pecah, dehidrasi, sepeti sebuah perkamen.
b. Lanugo 3,4
Lanugo adalah rambut halus yang menutupi tubuh fetus. Pada extreme prematurity kulit janin sedikit sekali terdapat lanugo. Lanugo mulai tumbuh pada usia gestasi 24 hingga 25 minggu dan biasanya sangat banyak, terutama di bahu dan punggung atas ketika memasuki minggu ke 28. Lanugo mulai menipis dimulai dari punggung bagian bawah. Daerah yang tidak ditutupi lanugo meluas sejalan dengan de ngan maturitasnya dan biasanya yang paling luas terdapat di daerah dae rah lumbosakral. Pada punggung bayi matur biasanya sudah tidak ditutupi lanugo. Variasi jumlah dan lokasi lanugo pada masing-masing usia gestasi tergantung pada genetik, kebangsaan, keadaan hormonal, metabolik, serta pengaruh gizi. Sebagai contoh bayi dari ibu dengan diabetes mempunyai lanugo yang sangat banyak. Pada melakukan skoring pemeriksa hendaknya menilai pada daerah yang mewakili jumlah relatif lanugo bayi yakni pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi (Gambar II.7).
33
Gambar II.7. Lanugo 3
c. Permukaan Plantar 3,7
Garis telapak kaki pertama kali muncul pada bagian anterior ini kemungkinan berkaitan dengan posisi bayi ketika di dalam kandungan. Bayi dari ras selain kulit putih mempunyai sedikit garis telapak kaki lebih sedikit saat lahir. Di sisi lain pada bayi kulit hitam dilaporkan terdapat percepatan maturitas neuromuskular sehingga timbulnya garis pada telapak kaki tidak mengalami penurunan. Namun demikian penialaian dengan menggunakan skor Ballard tidak Ballard tidak didasarkan atas ras atau etnis tertentu. Bayi very very premature dan extremely immature tidak mempunyai garis pada telapak kaki. Untuk Un tuk membantu menilai maturitas fisik bayi tersebut berdasarkan permukaan plantar maka dipakai ukuran panjang dari ujung jari hingga tumit. Untuk jarak kurang dari 40 mm diberikan skor -2, untuk jarak antara 40 hingga 50 mm diberikan skor -1. Hasil pemeriksaan disesuaikan dengan skor di d i tabel (Gambar II.8).
34
Gambar II.8. Permukaan Plantar 3
d. Payudara 3,4
Areola mammae terdiri atas jaringan mammae yang tumbuh akibat stimulasi esterogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung dari nutrisi yang diterima janin. Pemeriksa menilai ukuran areola dan menilai ada atau tidaknya bintik-bintik akibat pertumbuhan papila Montgomery (Gambar II.9). Kemudian dilakukan palpasi jaringan mammae di bawah areola dengan ibu jari dan telunjuk untuk mengukur diameternya dalam milimeter 9.
35
Gambar II.9. Payudara Neonatus 3
e. Mata/Telinga 3,4,6
Daun telinga pada fetus mengalami penambahan kartilago seiring perkembangannya menuju matur. Pemeriksaan yang d ilakukan terdiri atas palpasi ketebalan kartilago kemudian pemeriksa melipat daun telinga ke arah wajah kemudian lepaskan dan pemeriksa mengamati kecepatan kembalinya daun telinga ketika dilepaskan ke posisi semulanya (Gambar II.10).
36
Gambar II.10. Pemeriksaan Daun Telinga 3
Pada bayi prematur daun telinga biasanya akan ak an tetap terlipat ketika dilepaskan. Pemeriksaan mata pada intinya menilai kematangan berdasarkan perkembangan palpebra. Pemeriksa berusaha membuka dan memisahkan palpebra superior dan inferior dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari. Pada bayi extremely premature palpebara premature palpebara akan menempel erat satu sama lain (Gambar II.11). Dengan bertambahnya maturitas palpebra kemudian bisa dipisahkan walaupun hanya satu sisi dan meningggalkan sisi lainnya tetap pada posisinya. Hasil pemeriksaan pemeriksa kemudian disesuaikan dengan skor dalam tabel. Perlu diingat bahwa banyak terdapat variasi kematangan palpebra pada individu dengan usia gestasi yang sama. Hal ini dikarenakan terdapat faktor seperti stres intrauterin dan faktor humoral yang mempengaruhi perkembangan kematangan palpebra.
37
Gambar II.11. Palpebra Neonatus Prematur 3
f. Genital (Pria)
3,4,9
Testis pada fetus mulai turun dari cavum peritoneum p eritoneum ke dalam scrotum kurang lebih pada minggu ke 30 gestasi. Testis kiri turun mendahului testis kanan yakni pada sekitar minggu ke 32. Kedua testis biasanya sudah dapat diraba di canalis inguinalis bagian atas atau bawah pada minggu ke 33 hingga 34 kehamilan. Bersamaan dengan itu, kulit skrotum menjadi lebih tebal dan membentuk rugae (Gambar II.12) . Testis dikatakan telah turun secara penuh apabila terdapat di dalam zona berugae. Pada nenonatus extremely premature scrotum datar, lembut, dan kadang belum bisa dibedakan jenis kelaminnya. Berbeda halnya pada neonatus matur hingga posmatur, scrotum biasanya seperti pendulum dan dapat menyentuh kasur ketika berbaring. Pada cryptorchidismus scrotum pada sisi yang terkena kosong, hipoplastik, dengan rugae yang lebih sedikit jika dibandingkan sisi yang sehat atau sesuai dengan usia kehamilan yang sama.
38
Gambar II.12. Pemeriksaan Genitalia Neonatus laki-laki 3
g. Genital (wanita) 3,4,9
Untuk memeriksa genitalia neonatus perempuan maka neonatus harus diposisikan telentang dengan pinggul abduksi kurang lebih 45o dari garis horisontal. Abduksi yang berlebihan dapat menyebabkan labia minora dan klitoris tampak lebih menonjol sedangkan aduksi menyebabkankeduanya tertutupi oleh labia majora 9. Pada neonatus extremely premature labia datar dan klitoris sangat menonjol dan menyerupai penis. Sejalan dengan berkembangnya maturitas fisik, klitoris menjadi tidak begitu menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Mendekati usia kehamilan matur labia minora dan klitoris menyusut dan cenderung tertutupi oleh labia majora yang membesar (Gambar II.13). Labia majora tersusun atas lemak dan ketebalannya bergantung pada nutrisi intrauterin. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan labia majora menjadi besar pada awal gestasi. Sebaliknya nutrisi yang kurang menyebabkan labia majora cenderung kecil meskipun pada usia
39
kehamilan matur atau posmatur dan labia minora serta klitoris cenderung lebih menonjol.
Gambar II.13. Penilaian Genitalia Neonatus Wanita 3
3.
Interpretasi Hasil 3 Masing-masing hasil penilaian baik maturitas neuromuskular maupun
fisik disesuaikan dengan skor di dalam tabel (Tabel II.2) dan dijumlahkan hasilnya. Interpretasi hasil dapat dilihat pada tabel skor.
40
Tabel II. The New Ballard Score
41
I.2.
Lubchenko Curve
Kurva Lubchenco Lubchenco sampai sampai saat saat sekara sekarang ng ini masih masih diguna digunakan kan oleh oleh setiap setiap praktisi dalam dalam merawat bayi baru lahir. lahir. Kurva Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan disajikan dalam bentuk table. table. . Definisi Definisi tentang tentang bayi prematur adalah adalah setiap setiap bayi bayi baru baru lahir lahir dengan dengan berat berat lahir lahir <2500 <2500 g. Defini Definisi si ini direko direkomen mendas dasika ikan n oleh oleh American Academy of Pediatrics dan World Health Assembly. Dokter ahli pediatrics ahli pediatrics dihadapkan pada masalah hubungan antara usia kehamilan dan pertumbuhan janin. Dengan Kurva Lubchenco diharapkan diharapkan dapat menunjukkan menunjukkan hubungan hubungan pertumbuhan pertumbuhan janin dan usia kehamilan.
Dari
Kurva Kurva Lubchen Lubchenco co dimu dimung ngki kink nkan an defi defini nisi si yang yang lebi lebih h tepat tepat lahi lahir r
prematur dan adopsi luas dari istilah "kecil untuk usia kehamilan", kehamilan", "besar untuk usia
42
kehamilan", kehamilan", "kelambatan "kelambatan pertumbuhan pertumbuhan intrauterine," intrauterine," dan “janin dysmaturity dysmaturity”. ”. Hal ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih 90% atau berat badan lahir kurang dari persentil persentil kurang dari dari 10, sehingga dapat diprediksi masalah medis yang yang mungkin terjadi.
Kurva 1. Lubchenco Curve
43
II.3. Pemeriksaan Pada Waktu Memulangkan
44
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma yang terlewatkan. Perlu diperhatikan : •
Susunan saraf pusat : aktivitas bayi, ketegangan ubun-ubun
•
Kulit : adanya ikterus, pioderma
•
Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian
•
Abdomen : adanya tumor yang tidak terdeteksi sebelumnya
•
Tali pusat : adanya infeksi
•
Di samping itu perlu diperhatikan apakah bayi sudah pandai menyusuo dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI yang benar
BAB III
45
KESIMPULAN
Kehidupan pada masa BBL sangat rawan oleh karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar bayi di luar kadungan dapat hidup sebaik-baiknya. Diperkirakan 2/3 kematian kematian bayi di bawah umur 1 tahun terjadi terjadi pada masa BBL. Pemeriksaan Pemeriksaan pertama pertama BBL harus harus dilaku dilakukan kan di kamar kamar bersal bersalin, in, tujuann tujuannya ya adalah adalah : Menila Menilaii ganggua gangguan n adapta adaptasi si BBL dari dari kehidu kehidupan pan intrau intrauter terine ine ke ekstra ekstraute uterin rine, e, untuk untuk menemu menemukan kan kelainan sepeeti cacat bawaan yang perlu tindakan segera, trauma lahir, menentukan apakah BBL dapat dirawat bersama ibu ( rawat gabung) atau di tempat perawatan khusus untuk diawasi, atau di ruang intensif, atau segera dioperasi, pemeriksaan ke dua harus dilakukan kembali dalam 24 jam, yaitu sesudah bayi berada dalam ruang perawatan. Tujuannya adalah kelainan yang luput dari pemeriksaan pertama akan ditemukan pada pemeriksaan ini. Bayi Bayi tidak tidak boleh boleh dipula dipulangk ngkan an sebelu sebelum m diperi diperiksa ksa kembal kembalii pada pada pemeri pemeriksa ksaan an terakh terakhir. ir. Yang Yang harus harus dicata dicatatt pada pada pemeri pemeriksa ksaan an fisik fisik adalah adalah lingkar lingkar kepala kepala,, berat berat panjang, panjang, kelainan kelainan fisik yang ditemukan, ditemukan, frekuensi napas dan nadi, serta keadaan tali pusat. Untuk mengetahui usia kehamilan bayi prematur dapat dilakukan penilaian antenatal dan posnatal. Salah satu penilaian posnatal adalah dengan skor The skor The New Ballard yang Ballard yang terdiri atas pemeriksaan maturitas fisik dan neuromuskular.
DAFTAR PUSTAKA
46
Behrgman, Behrgman, Kliegman, Kliegman, Arvin. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol 3, Ed 15. Jakarta : EGC. 2000.
Buku Ajar Neonatologi . Edisi 1.Jakarta : IDAI. 2010. Kosim, M. Sholeh. Buku Panduan Pelayanan Medis Departemen Kesehatan Anak RSCM . Jakarta :
RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo.2007.
Staf Pengajar IKA FKUI, 1985, Buku 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3, Jakarta
New New Ballar Ballard d Score Score & nbspMa nbspMatur turati ational onal Assess Assessmen mentt of Gestat Gestation ional al Age [Onl [Onlin ine] e]..
2007 2007 Dec Dec
[cit cited 2009 2009 Dec Dec
21]; 21]; Avai Availlabl able
from from::
URL: URL:
/www.ballardscore.com/Pages/mono_neuro_posture.aspx.
http://akhtyo.blogspot.com/2008/11/pemeriksaan-fisik-bayi-baru-lahir http://akhtyo.blogspot.com/2008/11/pemeriks aan-fisik-bayi-baru-lahir.html .html
47