A.
PEMBAHASAN
Ada 3 metode yang dapat digunakan untuk melihat proses absorpsi obat di dalam saluran pencernaan. Metode tersebut antara lain: metode in vivo,
in vitro dan in situ.
Metode
yang digunakan digunakan dalam praktikum ini adalah metode in vitro secara usus terbalik. terbalik. Metode Metode in vitro vitro adalah adalah metode metode yang yang dilaku dilakukan kan dengan dengan menggu menggunak nakan an organ organ tubuh tubuh subjek subjek uji tetapi tetapi dilakukan di luar tubuh subjek uji. Kondisi di luar tubuh subjek uji harus menyerupai kondisi seperti di dalam tubuh subjek uji. Subjek uji yang digunakan adalah tikus jantan dan organ tubuh yang digunakan adalah usus halus. Tikus jantan digunakan untuk mengurangi adanya barrier yang mempengaruhi absorbsi obat akibat aktivitas hormon. sus halus digunakan karena mempunyai bentuk yang berlipat!lipat dengan banyak vili di tiap lipatannya sehingga luas permukaannya juga besar. "engan luas permukaan yang besar, maka memungkinkan jika proses absorpsi berjalan dengan cepat. Metode usus terbalik adalah suatu metode yang dilaku dilakukan kan dengan dengan cara cara membal membalik ik usus usus sehingg sehinggaa bagian bagian dalam dalam usus usus yang yang mengan mengandun dung g mikrov mikrovili ili berada berada di luar. luar. #ada #ada prakti praktikum kum ini dilaku dilakukan kan penguk pengukura uran n absorp absorpsi si secara secara usus usus terbalik terbalik dengan dengan dan tanpa oksigen. oksigen. #erbedaan #erbedaan perlakuan pada pemberian pemberian oksigen bertujuan untuk membandingkan pengaruh oksigenasi terhadap absorpsi obat di mukosa, selain karena keterbatasan perlengkapan yang ada. Seharusnya, membran mukosa akan tetap mendapatkan oksigen sehingga proses absorpsi yang terjadi menyerupai proses absorpsi di dalam tubuh. Sebelum percobaan, subjek uji dipuasakan $% jam untuk menjaga kondisi usus apabila terdapat terdapat sisa makanan makanan yang akan mempengaruhi mempengaruhi p& membran. sus yang diperoleh diperoleh dari he'an uji yang telah dikorbankan dengan diberi eter dan dibedah, dibersihkan dari kotoran! kotoran yang ada dengan (a)l dan direndam agar *ungsi *isiologisnya tetap berjalan. sus yang digunakan adalah usus yang berada + cm diba'ah bagian pylorus, karena pada bagian ini ini terja terjadi di pros proses es abso absorp rpsi si yang yang maks maksim imal al diseb disebab abka kan n oleh oleh kecil kecilny nyaa kemu kemung ngki kina nan n kontaminasi usus oleh cairan lambung. #ada praktikum ini, digunakan usus dari he'an uji yang yang sama sama untuk untuk kontrol kontrol,, perlak perlakuan uan dengan dengan cairan cairan lambun lambung g buatan buatan,, maupun maupun perlak perlakuan uan dengan dengan cairan usus buatan dengan panjang usus masing!masi masing!masing ng adalah +-cm. sus yang telah terpotong harus segera dimasukkan kedalam cairan *isiologis agar usus tidak rusak. ika tidak direndam dalam cairan *isiologis, usus dapat rusak karena tidak dapat menghasilkan AT#. sus kemudian dibalik dengan bagian mukosa berada di luar dan diikatkan pada pipa gelas gelas secara secara vertika vertikall dengan dengan menggu menggunak nakan an benang benang.. #ada #ada bagian bagian mukosa mukosa inilah inilah terjadi terjadi penyerapan oleh villi sehingga diusahakan sesedikit mungkin kontak dengan mukosa. #ada usus usus perlak perlakuan uan diisi diisi dengan dengan cairan cairan lambun lambung g tanpa tanpa pepsin pepsin dan cairan cairan usus usus buatan buatan tanpa tanpa
pankreatin dan diberi asam salisislat, sedangkan untuk kontrol diisi dengan cairan yang sama namun tanpa diberi asam salisislat. untuk mengukur absorpsi obat dalam usus, maka cairan serosal dikeluarkan pada menit ke +, 3-, dan %, kemudian dicuci $ kali dengan larutan serosal /(a)l -,012. #encucian ini juga dimaksudkan untuk mengambil sisa!sisa obat yang telah diabsorbsi yang mungkin masih tertinggal di dalam usus. )airan serosal ber*ungsi untuk mem*asilitasi asam salisilat yang masuk ke dalam usus. Setelah pengambilan cairan didalam usus, usus kemudian diisi lagi dan dimasukkan kemabli kedalam 'aterbath. aktu
preparasi dan percobaan
dengan menggunakan usus ini sebaiknya tidak dilakukan lebih dari $ jam, sebab jika lebih dari $ jam maka usus sudah rusak sehingga hasil yang didapatkan tidaklah akurat. )airan serosal yang didapatkan kemudian disentri*uge untuk mengendapkan pengotor. Supernatant kemudian ditambahkan dengan reagen thrinder dan dibaca absorbsinya pada panjang gelombang hasil optimasi yaitu $4 nm.
[ ion] p& 5 pKa 6 log
[ molekul ]
Asam salisilat adalah obat yang bersi*at asam lemah. "ari persamaan &anderson! &asselbach di atas,maka obat yang bersi*at asam lemah akan banyak teraborpsi pada p& lingkungan yang rendah /asam2, karena pada p& rendah /p& lambung2, asam salisilat akan berada dalam bentuk molekul lebih banyak dibandingkan bentuk ionnya. 7entuk molekul lebih bersi*at non polar dibandingkan dengan bentuk ion. 8leh karena itu bentuk molekul tersebut lebih mudah diabsorpsi. Membrane yang dimaksud adalah membran yang terdiri dari *os*olipid bilayer. Apabila asam salisilat berada dalam p& lingkungan yang tinggi /sekitar p& usus2,maka asam salisilat lebih banyak berada dalam bentuk ion daripada bentuk molekul. Akibanya asam salisilat lebih sedikit diabsorpsi di usus halus. Mekanisme absorpsi obat asam salisilat terjadi secara di*usi pasi*. #ada di*usi pasi* terjadi perpindahan obat saat kondisi sink. Kondisi sink yaitu kondisi di mana konsentrasi obat di dalam saluran pencernaan /)g2 lebih besar daripada konsentrasi obat dalam pembuluh darah /)b2. Kondisi sink tercapai apabila sirkulasi darah yang berjalan terus!menerus sehingga selalu sehingga menyebabkan terjadinya gradien kadar. 9ag time merupakan penundaan 'aktu absorbsi sebelum permulaan absorbsi obat orde pertama atau 'aktu yang dibutuhkan obat untuk diabsorbsi menembus membran. Tujuan dari penentuan lag time adalah untuk mengetahui pada menit keberapa obat mulai diabsorbsi, makin lama lag time maka obat semakin lama untuk diabsorbsi. Menurut persamaan
&anderson&asselbach, seharusnya asam salisilat dalam pada p& +,$ lebih banyak berada dalam bentuk molekul dari pada bentuk ion sehingga obat semakin mudah terabsorbsi dan menembus membran. Secara teoritis, konsentrasi asam salisilat di dalam lambung lebih tinggi daripada di dalam usus, karena absorpsi asam salisilat di lambung lebih besar daripada di usus. Asam salisilat di dalam usus /p& 4,2 akan berada dalam bentuk ion sehingga sulit untuk diabsorpsi. &al ini dikarenakan bentuk ion hanya memiliki satu sisi sehingga sulit untuk menembus membran. Abs perlakuan ; kontrol kaitkan dengan pKa salisilat< Abs $ bisa jadi ngiket usus ga kuat "ari data didapatkan persamaan kurva baku absorbansi obat terhadap 'aktu dengan r 5===, yaitu y5a=6b. "ari data didapatkan hasil bah'a jumlah obat yang diabsorpsi /> kumulati* 2 asam salisilat pada kondisi p& cairan lambung buatan yaitu sebesar 3,%% mg, sedangkan >kumulati* asam salisilat pada kondisi p& cairan usus buatan yaitu sebesar +,$-% mg. &al ini menunjukkan bah'a absorpsi asam salisilat di cairan mukosal lambung lebih besar dibandingkan di cairan mukosal usus. "ari hasil percobaan didapatkan persamaan antara 'aktu /t2 vs jumlah kumulati* asam salisilat dalam cairan lambung /p&5 +,$2 yaitu y 5 -,-0? =! -,4-$3, sedangkan persamaan antara 'aktu /t2 vs jumlah kumulati* asam salisilat dalam cairan usus /p&5 4,2 yaitu y 5 -,-%-?%= 6 +,-?$. #ersamaan ini digunakan untuk menentukan lag time. 9ag time pada lambung yaitu selama 4,+@@ menit dan lag time pada usus yaitu selama $@,%0 menit. "ata tersebut menunjukkan bah'a absorpsi obat di lambung lebih cepat dibandingkan di usus. (ilai K /tetapan permeabilitas2 di cairan mukosal lambung yaitu sebesar -,$% m9menit, sedangkan di cairan mukosal usus yaitu sebesar -,-+@ m9menit. &al ini menunjukkan bah'a permabilitas obat terhadap membran di cairan mukosal lambung lebih besar dibandingkan di cairan mukosal usus. &al ini disebabkan karena obat /asam salisilat2 di dalam cairan mukosal lambung berada dalam bentuk molekul lebih banyak sehingga lebih mudah menembus membran dibandingkan jika obat /asam salisilat2 berada di dalam cairan mukosal usus.
B.
KESIMPULAN
+.
#roses aborpsi obat di dalam saluran pencernaan terjadi secara di*usi pasi*.
$.
Absorpsi asam salisilat di cairan mukosal lambung lebih cepat terjadi dibandingkan di cairan mukosal usus.
3.
umlah asam salisilat yang diabsorpsi />kumulati* 2 pada cairan lambung buatan /p& +,$2 yaitu 3,%% mg, sedangkan > kumulati* asam salisilat pada cairan usus buatan /p& 4,2 yaitu +,$-% mg.
%.
9ag time pada cairan mukosal lambung buatan /p&5+,$2 lebih cepat dibandingkan dengan lag time pada cairan mukosal usus buatan /p& 5 4,2
.
#ermeabilitas dinding usus menggunakan cairan mukosal lambung buatan lebih besar daripada permeabilitas dinding usus menggunakan cairan mukosal usus.