PEDOMAN INDIKATOR MUTU/ KINERJA PUSKESMAS
PEMERINTAH KABUPATEN GORONTALO DINAS KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional, tujuan diselenggarakannya pembangunankesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatanmasyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatanberperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasionaldiselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan garda depan dalampenyelenggaraan upaya kesehatan dasar. Puskesmas yang merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan Tingkat pertama,dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untukmencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat,memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Indikator kecamatan sehat adalah: lingkungan sehat, perilaku sehat,cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta derajat kesehatan penduduk kecamatan. Untuk mendukung kecamatan sehat salah satu upaya yang dikembangkan saat ini adalah dengan adanya Desa Siaga, Agar Puskesmas dapat menjalankan fungsinya secara optimal perlu dikelola dengan baik, baik kinerja pelayanan, proses pelayanan, maupunsumber daya yang digunakan. Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, b ermutu, serta dapat menjawab kebutuhan mereka, oleh karena itu upaya peningkatan mutu, manajemen risiko dan keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif kepada masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat dan swasta. B.Tujuan Pedoman
1. Sebagai pedoman indikator mutu & kinerja administrasi dan manajemen Puskesmas 2. Sebagai pedoman indikator mutu & kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Sebagai pedoman indikator mutu & kinerja Upaya Kesehatan Perorangan (Pelayanan Klinis) dan Keselamatan pasien
C. Sasaran Pedoman
Pedoman ini digunakan di Puskesmas …….. dan jaringan pelayanan Puskesmas meliputi: a. Puskesmas Pembantu, b. Bidan Desa c. Puskesmas Keliling
D. Ruang Lingkup Pedoman
Pedoman mutu & kinerja Puskesmas ini meliputi indikator administrasi dan manajemen, upaya kesehatan masyarakat dan jenis pelayanan, indikator kinerja pelayanan Puskesmas (mengikuti permenkes 75 tahun 2014) a. Administrasi Administrasi & manajemen
1. Perencanaan Puskesmas 2. Manajemen Sdm
Menyesuaikan dengan sk jenis pelayanan Di puskesmas (permenkes 75 2014)
3. Manajemen Barang & Aset 4. Manajemen Obat 5. Manajemen Keuangan b. Upaya kesehatan masyarakat
1. UKM Essensial 2. UKM Pengembangan c.
Upaya kesehatan perorangan , Jenis pelayanan Puskesmas
E. Pengertian Mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu :
sesuai referensi
Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment) yang selalu dicurahkan pada pekerjaan
Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
Dimensi mutu atau aspeknya adalah : 1. Keprofesian 2. Efisiensi 3. Keamanan Pasien
4. Kepuasan Pasien 5. Aspek Sosial Budaya Mutu Terkait dengan Input, Proses, Output dan Outcome. Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan 4 variabel, yaitu : 1.
Input, ialah segala sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kesehatan, seperti tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, teknologi, organisasi, informasi, dan lain-lain. Pelayanan kesehatan yang bermutu memerlukan dukungan input yang bermutu pula. Hubungan struktur dengan mutu pelayanan kesehatan adalah dalam perencanaan dan penggerakan pelaksanaan pelayanan kesehatan.
2.
Proses, merupakan aktivitas dalam bekerja, adalah merupakan interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan dengan konsumen (pasien/masyarakat). Proses ini merupakan merupakan variabel penilaian mutu yang penting.
3.
Output, ialah jumlah pelayanan yang dilakukan oleh unit kerja/rumah sakit.
4.
Outcome, ialah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat), termasuk kepuasan dari konsumen tersebut.
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, yaitu : 1.
Konsumen / Masyarakat
2.
Pembayar / perusahaan / asuransi / pihak ketiga
3.
Manajemen / Karyawan
4.
Pemerintah
5.
Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.
Baca ulang, jangan copas !!!!! pesan k iso BAB II RUANG LINGKUP UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN PUSKESMAS
A.
Definisi Upaya Mutu di Puskesmas
Defenisi sesuai referensi ……..
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat d iartikan keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu pelayanan Puskesmas memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan Puskesmas Telaga akan menjadi lebih baik. Upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien. Upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas akan sangat berarti dan efektif bilamana upa ya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di Puskesmas termasuk Kepala Puskesmas, pelaksana pelayanan langsung dan staf penunjang. Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien. efisien.
Walaupun disadari bahwa mutu
memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah biayanya lebih sedikit. Berdasarkan hal di atas maka disusunlah definisi dan tujuan dari upaya peningkatan mutu pelayanan Puskesmas adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan integratif yang menyangkut input, proses dan output secara objektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di Puskesmas berdaya guna dan berhasil berhasil guna.
INDIKATOR MUTU ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN
NO INDIKATOR MUTU I
DEFINISI OPERASIONAL
SANDART
PERENCANAAN PUSKESMAS
Membuat data pencapaian/cakupan data hasil capaian progam yang 100 % data program kegiatan
tahun
visualisasikan
lalu
dan
di dibandingkan
dengan
target
puskesmas dan di visualisasikan sehingga kesenjangan
akan capaian
bahan perencanaan
didapatkan sebagai
Data Hasil identifikasi kebutuhan dan rangkuman kebutuhan dan harapan 100 % Semua harapan masyarakat
masyarakat dikumpulkan melalui program smd,mmd,
minlok
linsek
dan melaksanakan
survey kebutuhan dan harapan masyarakat
sebagai
bahan
perencanaan Membuat data 10 penyakit terbanyak data yang diambil dari LB 1 12 kali dalam 1 tahun setiap bulan
puskesmas
untuk
mengetahui
angka kesakitan tertinggi dan jenis penyakitnya Menyusun RUK melalui analisa dan
100 % kegiatan
perumusan
Puskesmas
masalah
berdasarkan
prioritas
II
Menyusun RPK secara terinci dan
100 % kegiatan
lengkap
Puskesmas
MINILOKAKARYA PUSKESMAS
Ketepatan Waktu
Minilokakarya Ketepatan
Bulanan Rutin
waktu
waktu 100 % tepat waktu
pelaksanaan
pertemuan
minilokakarya
sesuai
dengan
standart Ketepatan
Waktu
Minilokakarya Ketepatan
tribulan Lintas Sektor
waktu
waktu 100 % tepat waktu
pelaksanaan
pertemuan
minilokakarya
sesuai
dengan
standart III
MANAJEMEN SDM
Kelengkapan Jumlah SDM sesuai Jumlah dengan Kebutuhan
SDM
puskesmas kebutuhan
yang
ada
sesuai SDM
di 100 % terpenuhi
dengan dari
hasil
perhitungan Renbut SDMK dan Standart minimal ketenagaan di Puskesmas Kelengkapan Arsip Kepegawaian
seluruh karyawan puskesmas telah 100 % terpenuhi memiliki arsip kepegawaian yang disimpan di Puskesmas 100 % terpenuhi
Membuat
daftar
atau
catatan Puskesmas
kepegawaian
menetapkan
kepegawaian
untuk
data seluruh
karyawan yang ada di Puskesmas Membuat uraian tugas dan tanggung Puskesmas jawab setiap petugas
menetapkan
tugas 100 % terpenuhi
pokok dan fungsi untuk masing masing jabatan di Puskesmas yang telah
di
atur
dalam
struktur
organisasi Puskesmas Membuat penilaian Kinerja Pegawai
Puskesmas
Membuat
Penilaian 100 % terpenuhi
Kinerja untuk PNS dalam bentuk penilaian Kinerja Pegawai Untuk honorer melakukan Kredensialing Puskesmas Membuat
monitoring
Orientasi Setiap perubahan struktur dalam 100 % terpenuhi
kepegawaian
puskesmas dan perubahan SDM kesehatan
Puskesmas
melakukan
kegiatan
wajib orientasi
karyawan baru di Puskesmas Tenaga kesehatan Membuat daftar setiap
tenaga
ijin praktek atau ijin kerja bagi tenaga Puskesmas kesehatan tertentu
kesehatan
wajib
di
melengkapi
persyaratan perijinan bagi tenaga kesehatan yang telah ditetapkan sesuai
dengan
peraturan
perundangan yang berlaku bagi setiap profesi
IV
MANAJEMEN PENGELOLAAN BARANG / ASSET
Membuat
kartu
inventaris
dan
100% ruangan
menempatkan di masing - masing ruangan melaksanakan
updating
daftar
inventarisasi Melaksanakan
dilakukan secara periodic
perawatan
kesehatan dan sarana prasarana
alat
dilakuakn perawatan secara berkala sesuai dengan jadual
Melaporkan fungsi dan kondisi alat
100 % alat
kesehatan, sarana prasarana Melaporkan seluruh inventarisasi alat
100 % alat
kesehatan dan sarana prasarana melaksanakan kalibrasi alat lab dan
100 % alat
alat ukur kesehatan Kelengkapan Sarana dan Prasarana
100 % lengkap
Sesuai dengan standart Kelengkapan
Peralatan
Sesuai
100 % lengkap
dengan standart
V
MANAJEMEN OBAT
A
Kelengkapan
Administrasi
di
apotik
1
Penilaian Administrasi Resep
100 % lengkap
Kelengkapan Penulisan Resep - No urut Resep - Kop Puskesmas - Nama dokter - Tanggal penulisan Resep - Nama Pasien - Umur - Resep sudah disimpan selama 3 tahun
dengan
tertib
dan
sesuai
dengan nomor, tanggal 2
Buku catatan harian pemakaian obat
100 % lengkap
( Buku lidi) - Rekap resep/obat sesuai tanggal,no urut resep,dan nama pasien - Dijumlah perhari dan perbulan - Tanggal mutasi terakhir 3
Buku
catatan
Penerimaan
&
Pemakaian sisa obat apotik sesuai - ada buku catatan sisa obat apotik sesuai mutasi terakhir - Data sudah betul dan akurat 4
LPLPO Apotik
100 % lengkap
Kelengkapan LPLPO:
100 % lengkap
- Tanggal dan bulan LPLPO - Nama /jenis obat sesuai dengan persediaan di Apotik - LPLPO Apotik dikirim ke Gudang Puskesmas
secara
teratur
serta
diarsipkan - Kelengkapan tanda tangan Dokter Puskesmas,Pengelola
Obat
Puskesmas,Pengelola Apotik 5
Buku catatan harian : -
Ada
buku
100 % terpenuhi
catatan
harian
pendistribusian dan pemakaian obat - Pengisian data sudah betul dan akurat 6
Buku
rekap
jenis
resep
100 % lengkap
Gratis/Bayar/Askes - Resep gratis - Resep bayar - Resep BPJS B
Penataan
obat
diruang
peracikan/Apotik 100 % lengkap
1
Etiket/label
pada
tempat
penyimpanan obat lengkap dan tertib 2
Sistematika
100 % lengkap
- Obat disimpan dengan sistematika tertentu sesuai dengan abjad - Sesuai dengan jenis sediaan - Obat diatur sesuai dengan sistem FIFO dan FEFO - Penyimpanan teratrur dan bersih 3
Persyaratan tempat penyimpanan - Luas dan volume obat yang disimpan sudah sesuai
- Temperatur ruangan
100 % lengkap
- Kelembaban tertentu - Ruangan terkunci C
Kelengkapan Sarana di Apotik
- Jumlah Rak,Lemari obat
100 % lengkap
- Jumlah meja,kursi di Apotik - Jumlah plastik obat, kertas puyer, etiket - Jumlah tempat sampah, dan alat kebersihan.
D
Pelayanan obat di Apotik
1
Pelayanan Resep
100 % lengkap
- Resep terlayani semua sesuai protap - selalu membersihkan mortir dan stamfer setelah meracik obat - Menulis etiket sesuai ketentuan 2
Penyerahan Obat Dengan
memberikan
100 % lengkap informasi
kepada pasien - Cara pemakaian - Cara penyimpanan - Bila tersisa boleh disimpan atau tidak - Bila lupa minium obat apa yang harus dilakukan - Bila terjadi efek samping apa yang harus dilakukan - Bila ada perubahan pada obat apa yang harus dilakukan - Bila obat habis dan belum sembuh apa yang harus dilakukan -
Cara
penggunaan
antibiotik
(penjelasan) - Cara penggunaan antihistamin - Bila obat merupakan sirup kering apa yang harus dilakukan
E
Membuat administrasi
kelengkapan kartu
stok
obat
digudang obat
1
Administrasi Kartu Stok
100%
- Kartu Stock sesuai dengan item obat - Pengisian kartu stok selalu dicatat - Angka yang tercatat dalam kartu stok benar dan sesuai dengan obat
2
Kerapian dan Kebersihan Kartu Stok
100%
- Disusun dengan rapi - Disimpan dalam tempat tertentu - Pengisian data sudah secara cermat - Selalu bersih - Tanggal mutasi terakhir 3
Tersedia
lemari
Narkotika/Psikotropika
100%
tersendiri
dan terkunci - Pemuktakhiran Pengisian Kartu Stock Narkotik/Psikotropik -
Pemuktakhiran
Laporan
Narkotik/Psikotropik - Tanggal mutasi terakhir F
Membuat
kelengkapan
administrasi LPLPO
- LPLPO Puskesmas dikirim secara teratur serta diarsipkan dan simpan dengan baik - Data obat di Puskesmas sesuai dengan Laporan di LPLPO - Angka yang tercatat dalam LPLPO benar dan sesuai dengan bulan lalu - LPLPO disimpan dengan rapi, berurutan dan bersih
H
Menerapkan penataan obat yang baik di gudang obat
100%
1
Penataan obat
100%
- Obat yang disimpan sudah beretiket secara lengkap - Obat sudah disimpan secara teratur dan dalam keadaan bersih - Obat disimpan dengan sistimatika tertentu menurut Abjad, FIFO & FEFO, Bentuk Sediaan -
Obat
kadaluwarsa
dan
rusak
disimpan secara terpisah / diserahkan ke GFK Jember dengan Berita Acara Penyerahan
i
Kelengkapan Sarana di Gudang
100 % terpenuhi
Obat
- Jumlah Rak,Lemari obat - Jumlah meja,kursi didalam Gudang Obat
j
Membuat rencana distribusi distribusi obat ke setiap unit pelayanan
- Ada perencanaan distribusi obat ke unit pelayanan - Rencana distribusi diisi secara lengkap dengan data LPLPO pustu dan apotik VI
AUDIT INTERNAL
- dilaksanakan pada seluruh bagian - dilaksanakan secara periodik VII RAPAT
TINJAUAN
MANAJEMEN
- dilaksanakan secara periodik
100 % terpenuhi
INDIKATOR
MUTU
PERBAIKAN
KINERJA
PROGRAM
MASYARAKAT - UPTD PUSKESMAS GAYUNGAN SURABAYA
UPAYA
KESEHATAN
NO INDIKATOR CAPAIAN
TARGET
SASARAN
TAHUNAN
Jumlah sasaran
PROMKES 1 2 3
Pengkajian PHBS RT Rumah tangga sehat (10 indikator)
2964
100%
Jumlah sasaran dikaji
2964
65 %
Intervensi PHBS pada : a. RT
6x jumlah posyandu (52)
312
100%
b. Institusi pendidikan
2 x jmlh sekolah (29)
58
100%
c. Intutisi Sarkes
2 x jumlah sarkes
40
100%
2 x jumlah TTU
40
100%
2 x jumlah TTK
16
100%
Total ponpes (1)
1
100%
234
20%
9833
85%
d. Tempat-tempat umum e. Tempat-tempat kerja f. Pondok pesantren 4
20 % jumlah KK (14.821)
Penyuluhan NAPZA
seluruh penyuluhan
KESEHATAN LINGKUNGAN 1 2
3
Pengawasan SAB SAB yang memenuhi syarat kesehatan Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan
SAB SAB yang di IS
TPM
67%
87
95%
Tempat pengelolaan 4
makanan yang memenuhi
TPM yang di IS
75%
syarat 5
6 7 8
Pembinaan sanitasi perumahan Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan Pembinaan TTU TTU yang memenuhi syarat kesehatan
Rumah
9776
Rumah yang di IS TTU TTU yang di IS
90%
85% 78
90% 85%
9
Kelurahan ODF
Kelurahan
10
Jumlah jamban sehat
Jumlah jamban
4
100% 80%
GIZI 1
2
3
4 5 6
Pemberian kapsul vitamin A balita 2x pertahun Pemberian Fe 90 pada bumil Balita gizi buruk mendapat perawatan Pemberian PMT balita gizi buruk Balita BGM Pemberian MP-ASI anak usia 6-24 bulan
balita
2325
80%
Bumil
673
85%
Balita gizi buruk
100%
Balita gizi buruk
100%
Balita yg ditimbang (D)
2471
usia 6-24 bulan BGM Jumlah disurvey
2,5% 100%
7
Konsumsi garam yodium
2144
100%
8
N/D
80%
9
D/S
100%
KIA-KB Jumlah K1
Ibu hamil
673
97%
Jumlah K4
Ibu hamil
673
87%
Ibu hamil
673
94%
Ibu hamil
673
10%
Ibu hamil
673
20%
Ibu nifas
643
80%
bayi
608
94%
Neo risti
91
97%
Bayi
608
95%
Balita
2325
80%
Apras
1210
95%
Persalinan oleh tenaga kesehatan Deteksi bumil risti oleh kader/masyarakat Deteksi bumil risti oleh tenakes Pelayanan nifas sesuai standar KN1 Penanganan neonatal risti/komplikasi Kunjungan bayi paripurna Pelayanan kesehatan anak balita Pelayanan kesehatan anak pra sekolah
Peserta KB aktif
PUS
9146
82%
P2 (PE (PE MBE RANTASAN RANTASAN PENYAKIT) Penemuan penderita AFP Penanganan penderita AFP Penemuan penderita pneumonia balita Penemuan penderita diare Penanganan penderita diare Penemuan suspek TB (pasien diperiksa sputum) Penemuan pasien baru BTA positif
≥ 2%
10% balita Kasus pneumonia (423/1000 jumlah penduduk)
1070/100.000 jml pddk
Jumlah suspek
BTA pos diobati
BTA positif Penemuan penderita DBD
100% 100%
19035
Kasus diare
Angka keberhasilan pengobatan pasien baru
232
10% 100%
481 Jumlah suspek Juml BTA pos
70%
15%
90%
< 50
Jumlah kasus DBD
kasus/100.000
Penanganan kasus DBD
100%
ABJ
95%
Imunisasi HB 0-7 hari
bayi
608
91%
Imunisasi BCG
bayi
608
91%
Imunisasi DPT/HB 1
bayi
608
91%
Imunisasi DPT /HB 3
bayi
608
91%
Imunisasi campak bayi
bayi
608
91%
Imunisasi DT kelas 1
Kelas 1 SD
965
95%
Imunisasi campak kelas 1
Kelas 1 SD
965
95%
Imunisasi DT kelas 1
Kelas 1 SD
965
95%
Imunisasi Td kelas 2-3
Kelas 2-3 SD
2081
95%
Imunisasi TT WUS
WUS
10756
95%
965
100%
AR A R U (ANA (A NA K , R E MA J A dan USI LA ) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
Murid kelas 1
Cakupan pelayanan kesehatan remaja Pembinaan kesehatan di sekolah Jumlah kader yang dilatih kesehatannya Posyandu lansia dibina Pelayanan kesehatan pada pralansia dan lansia
Total remaja
2764
87%
98
100%
5056
10%
11
100%
10084
78%
Jumlah posyandu
50
35%
Jumlah TK
27
100%
Jumlah SD/MI
15
100%
Jumlah SD/MI
15
100%
7 x Jumlah sekolah (14)
Jumlah seluruh siswa Jumlah posyandu Jumlah lansia
UPAYA UPAYA KESE HATAN GIGI Pembinaan kesehatan gigi di posyandu Pembinaan kesehatan gigi di TK Sikat gigi massal di SD/MI Perawatan kesehatan gigi di SD/MI Murid SD yang mendapat perawatan paripurna Bumil yang mendapat
Murid kelas 3 s/d 5
Bumil K1
60%
40%
perawatan kesehatan gigi
INDIKATOR KLINIS (SASARAN MUTU)
No.
1
Jenis Pelayanan
POLI UMUM
2.
POLI GIGI
3.
POLI KIA
Indikator
Pemakaian antibiotik pada kasus ISPA menurun Pengisian informed consent oleh pasien pada tindakan pencabutan gigi permanen Pasien KB baru dapat dilayani di poli KIA/KB
Target
100%
100%
100%
4.
POLI MATA
5.
UNIT OBAT GIZI
6.
Adanya 85 pasien spesialis mata yang datang setiap bulan Waktu pelayanan resep racikan/puyer maksimal 10 menit Kunjungan Pojok Gizi meningkat (60% dari kunjungan pasien PTM)
7.
KLINIK SANITASI
8.
Kunjungan Klinik Sanitasi meningkat (2% dari jumlah kunjungan pasien)
UNIT
Waktu pelayanan pendaftaran pasien
PENDAFTARAN
baru tidak lebih dari 3 menit
9.
LABORATORIUM
10
PSIKOLOGI
1)
Angka keberhasilan dalam pengambilan darah vena pasien dewasa Adanya 30 pasien yang konsultasi ke Poli Psikologi tiap bulan
100%
100%
100%
80%
100%
100%
100%
Patient Sa S afety) ty) Indikator Keselamatan Pasien ( Pa Tujuan indikator keselamatan pasien adalah: 1. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien 2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat 3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur klinis 4. Tidak terjadi infeksi akibat pemberian pelayanan 5. Tidak terjadinya pasien jatuh 6. Dilakukannya kebiasaan cuci tangan ( hand hygiene) hygiene)
N
Indikator
Judul Indikator
o
1
Standar Keselamatan
Identifikasi pasien dengan Persentase pasien rawat inap baru yang memakai 100% benar
gelang identitas sesuai standar Kepatuhan pelaksanaan prosedur Site Marking 100% sebelum tindakan operasi untuk menghindari salah sisi, salah pasien dan salah prosedur pembedahan Kepatuhan penerapan komunikasi dengan metode 100% READ BACK pada saat pelaporan pasien dan penerimaan pesan secara verbal melalui telepon.
2
Keamanan pemberian obat Kepatuhan pemberian label obat high alert oleh 100% yang perlu kewaspadaan farmasi. tinggi
3
Pencegahan
Kesalahan
Prosentase kesalahan prosedur klinis
100%
Prosedur klinis 4
Pencegahan
dan Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam 100%
Pengendalian
infeksi melakukan kebersihan tangan dengan metode enam
akibat pelayanan 5
langkah dan lima momen
Mencegah risiko pasien Tidak ada kejadian pasien jatuh selama perawatan 100% jatuh
rawat inap di puskesmas Tidak ada kejadian pasien jatuh yang berakibat 100% kecacatan/kematian
6
Kebiasaan cuci tangan
Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam 100% melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen
a.
Kepala Puskesmas menyediakan teknologi dan penunjang lainnya
untuk perbaikan kualitas dan program keselamatan pasien. Implementasi : Tersedianya teknologi dan penunjang lainnya untuk perbaikan mutu
dan program keselamatan pasien.
b.
Perbaikan mutu dan program keselamatan pasien terkoordinasi dan
program informasi dikomunikasikan ke staf . Implementasi: Bagian Administrasi
Tim Mutu dan Manajemen Risiko membuat agenda rapat rutin dan bukti hasil rapat menyangkut perbaikan mutu dan keselamatan pasien, yang disosialisasikan kepada seluruh staff. Agenda rapat mutu dan patient safety dilakukan tiap 3 bulan. c.
Staf di training untuk berpartisipasi dalam program. Implementasi :
Bagian Diklat membuat program training yang konsisten untuk staff sesuai dengan tugas mereka dalam peningkatan mutu (Pelatihan analisa dan validasi data pemantauan mutu) dan program Patient Safety
2.
Kepala Puskesmas merancang sistem dan proses, baik yang baru maupun hasil
modifikasi berdasarkan prinsip prinsip prinsip perbaikan mutu –
Kepala Puskesmas menentukan 5 area prioritas pemantauan pelayanan medis,
Penyusunan juknis dan design monitoring serta evaluasinya. Lima area pemantauan meliputi : UGD, Pendaftaran, Laboratorium, Obat, Rawat Inap
3.
Kepala Puskesmas mengidentifikasi ukuran penting dalam struktur, proses dan
hasil kerjanya untuk digunakan dalam rencana perbaikan mutu dan keselamatan pasien Implementasi : Ketua Tim Mutu dan Manajemen Risiko menyusun kerangka acuan dan
program keja Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien.
4.
Individu dengan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang tepat
bertugas mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematis. Implementasi : Ketua Tim Mutu menyusun SOP tentang Validasi data. ( Lihat SOP Validasi
Data ) 5.
Kepala Puskesmas menggunakan proses audit internal untuk melakukan validasi
data. 6.
Puskesmas menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi
dan mengelola kejadian 7.
Data dianalisis ketika muncul tren atau variasi yang tidak diinginkan dari data
itu. Implementasi: TKP melakukan RCA setiap kasus , melaporkan dan mensosialisasikan hasil
analisa kepada seluruh staf.
1
Semua kejadian serius akibat efek samping obat, Insiden serius akibat efek Obat jika sesuai dan sebagaimana yang didefinisikan samping obat oleh rumah sakit, dianalisis
2
Semua kesalahan obat yang signifikan, jika sesuai Kesalahan Dispensing Obat Obat dan sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah oleh Farmasi sakit, dianalisis
8.
menggunakan proses yang telah ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kegagalan. Implementasi: TKP menetapkan definisi near miss, miss, mengumpulkan data kejadian near miss, miss, mengevaluasi kejadian near miss dan miss dan mensosialisasikan hasil evaluasi kepada seluruh staff untuk mencegah terjadinya. 9.
Perbaikan mutu dan keselamatan dicapai dan berkelanjutan.
10.
Kegiatan perbaikan dan keselamatan dilakukan pada area prioritas yang telah
diindentifikasi oleh Kepala Puskesmas Implementasi : Ka Tim Mutu dan Ka TKP menyusun dan mendokumentasikan program dengan metode PDCA. 11.
Suatu
program
manajemen
risiko
yang
berkelanjutan
digunakan
untuk
mengidentifikasi dan mengurangi KTD dan risiko keselamatan p asien lainnya dan staf. Implementasi: Ketua Tim Manajemen Risiko menyusun kerangka kerja, melaksanakan dan mendokumentasikan proses prioritas risiko untuk dilaporkan kepada pimpinan untuk diambil tindakan perbaikan design ulang proses berisiko tinggi berdasarkan analisis ( Health ( Health Failure Mode Effect Analysis / Analysis / HFMEA).
BAB III PENUTUP
Demikian pedoman indikator mutu Puskesmas Telaga 2016 ini dapat diselesaikan , untuk dapat dijadikan acuan kinerja dari Puskesmas Telaga agar kedepan menjadi lebih baik dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pada masyarakat. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat dan dijadikan acuan dalam rangka perbaikan mutu pelayanan Puskesmas, serta semoga kendala-kendala yang ditemukan saat ini dapat
dilakukan
monitoring dan evaluasi untuk perbaikan selanjutnya. Untuk perbaikan laporan ini kami harapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.