Pelaporan Korporat
P r oper ty I nvestm nvestme ent, L ease, ase, and Ass A sse et I mpai r ment
PSAK: 13, 30, dan 48
KELOMPOK 6 Muthia Khairani – 1706998510 Nurul Hasanah – 1706998523 Wiwiek Patricia – 1706998675
Program Magister Akuntansi – Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia 2018
Statement of Authorship
“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan men yatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/atau dikomunikasikan untuk tujuan tuj uan deteksi adanya plagiarisme.”
Mata Ajaran : Pelaporan Korporat Kelas
: G17-1S & 2P17-1S
Judul Tugas : Property Investment, Investment, Lease, and Asset Impairment (PSAK 13, 13, 30, dan 48) Tanggal
: 19 Maret 2018
Dosen
: Dr. Aruna Wirjolukito
No.
Nama Mahasiswa
NPM
1
Muthia Khairani
1706998510
2
Nurul Hasanah
1706998523
3
Wiwiek Patricia
1706998675
Tanda tangan
Statement of Authorship
“Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran lain kecuali kami menyatakan men yatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya. Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/atau dikomunikasikan untuk tujuan tuj uan deteksi adanya plagiarisme.”
Mata Ajaran : Pelaporan Korporat Kelas
: G17-1S & 2P17-1S
Judul Tugas : Property Investment, Investment, Lease, and Asset Impairment (PSAK 13, 13, 30, dan 48) Tanggal
: 19 Maret 2018
Dosen
: Dr. Aruna Wirjolukito
No.
Nama Mahasiswa
NPM
1
Muthia Khairani
1706998510
2
Nurul Hasanah
1706998523
3
Wiwiek Patricia
1706998675
Tanda tangan
PSAK 13 PROPERTI INVESTASI
A. PENDAHULUAN
Tujuan : Mengatur perlakuan akuntansi untuk properti investasi dan pengungkapan yang terkait
Ruang Lingkup : Diterapkan dalam pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan properti investasi. o
Pengukuran hak atas properti investasi dalam sewa yang dicatat sebagai sewa pembiayaan dalam laporan keuangan lesse. lesse.
o
Pengukuran properti investasi yang disediakan untuk lessee yang dicatat sebagai sewa operasi dalam laporan keuangan lessor.
Definisi o
Properti investasi : properti (tanah atau bangunan — atau atau bagian dari bangunan — atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau keduakedua duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari
o
Properti yang digunakan sendiri : Properti yang dukuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif.
Klasifikasi o
Hak atas properti yang dikuasai oleh lessee melalui sewa operasi dapat dikelompokkan dan dicatat sebagai properti investasi jika, dan hanya jika, properti tersebut memenuhi definisi properti investasi dan lessee menggunakan model nilai wajar.
o
Properti investasi dapat dikuasai untuk menghasilkan rental atau untuk mendapatkan kenaikan nilai atau keduanya
o
Contoh properti investasi:
(a) tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai dan bukan untuk dijual jangka pendek dalam kegiatan usaha sehari-hari; (b) tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaannya di masa depan belum ditentukan. (c) bangunan yang dimiliki oleh entitas (atau dikuasai oleh entitas melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi; (d) bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui satu atau lebih sewa operasi. (e) properti dalam proses pembangunan atau pengembangan yang di masa depan digunakan sebagai properti investasi. o
Contoh aset yang bukan merupakan properti investasi sehingga tidak termasuk dalam ruang lingkup Pernyataan ini: (a)
properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari atau sedang dalam proses pembangunan atau pengembangan untuk dijual
(b)
properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga
(c)
properti yang digunakan sendiri termasuk (di antaranya) properti yang dikuasai untuk digunakan di masa depan sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang dimiliki untuk pengembangan di masa depan dan penggunaan selanjutnya sebagai properti yang digunakan sendiri, properti yang digunakan oleh karyawan.
(d)
properti yang disewakan kepada entitas lain dengan cara sewa pembiayaan
o
Entittas yang menyediakan jasa tambahan bagi penghuni properti miliknya, jika jasa tersebut tidak signifikan terhadap keseluruhan perjanjian, maka properti diperlakukan sebagai properti invetasi.
o
Entitas yang memiliki properti yang disewakan kepada, dan yang digunakan oleh, induk atau anak perusahaan lainnya, tidak mengklasilifikasikan properti tersebut sebagai properti investasi pada laporan keuangan konsolidasian, karena properti seperti ini termasuk digunakan sendiri apabila dilihat dari sudut pandang grup. Namun, jika dilihat dari sudut pandang entitas yang memiliki properti tersebut, maka properti ini masuk kategori properti investasi.
B. PENGAKUAN Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika : o
Besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang terkait dengan properti investasi akan mengalir ke entitas
o
Biaya perolehan properti investasi dapat diukur secara andal
C. PENGUKURAN SAAT PENGAKUAN o
Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut.
o
Tidak termasuk dalam biaya perolehan properti investasi: (a) biaya perintisan (kecuali biaya-biaya yang diperlukan untuk membawa properti ke kondisi yang diinginkan sehingga dapat digunakan sesuai dengan maksud manajemen) (b) kerugian operasional yang terjadi sebelum properti investasi mencapai tingkat hunian yang direncanakan (c) pemborosan bahan baku, buruh atau sumber daya lain yang terjadi selama masa pembangunan atau pengembangan properti.
o
Jika pembayaran atas properti investasi ditangguhkan, maka biaya perolehan adalah setara harga tunai. Perbedaan antara jumlah tersebut dan pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit.
o
Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai secara sewa dan dikelompokkan sebagai properti investasi yang dicatat sebagai sewa pembiayaan mengacu pada PSAK 30 Sewa. Aset diakui pada jumlah yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini pembayaran sewa minimum.
o
Biaya perolehan dari suatu properti investasi diukur pada nilai wajar kecuali: (a) transaksi pertukaran tersebut tidak memiliki substansi komersial; atau (b) nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
o
Nilai wajar suatu aset di mana transaksi pasar yang serupa tidak tersedia, dapat diukur secara andal jika: (a) variabilitas dalam rentang estimasi nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut tidak signifikan; atau (b) probabilitas dari beragam estimasi dalam kisaran dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar.
D. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN o
Suatu entitas dapat: (a) memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi yang menjadi agunan liabilitas yang menghasilkan imbalan yang terkait langsung dengan nilai wajar dari, atau imbalan dari, aset tertentu termasuk properti investasi; dan (b) memilih apakah model nilai wajar atau model biaya untuk seluruh properti investasi lain, tanpa memerhatikan pilihan sebagaimana dimaksud di atas.
o
Model Nilai Wajar o
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih menggunakan model nilai wajar mengukur seluruh properti investasi berdasarkan nilai wajar.
o
Jika hak atas properti yang dimiliki oleh lessee melalui sewa operasi diklasifikasi sebagai properti investasi
o
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya.
o
Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi lain yang akan digunakan pelaku pasar dalam kondisi pasar saat ini.
o
Dalam menentukan jumlah tercatat properti investasi, entitas tidak melakukan penghitungan ganda atas aset atau liabilitas yang diakui sebagai aset atau liabilitas terpisah. Misalnya: (a) peralatan seperti lift atau pendingin ruangan sering kali menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari bangunan dan biasanya dimasukkan dalam nilai wajar properti investasi, dari pada diakui secara terpisah sebagai aset tetap; (b) jika kantor disewakan termasuk dengan furniturnya, nilai wajar kantor umumnya memasukan nilai wajar furnitur, karena penghasilan rental juga terkait dengan furnitur yang digunakan. (c) nilai wajar properti investasi tidak termasuk biaya dibayar di muka atau penghasilan sewa operasi akruan, karena entitas mengakui hal tersebut secara terpisah sebagai aset atau liabilitas;
(d) nilai wajar properti investasi yang dikuasai dengan cara sewa mencerminkan adanya arus kas yang diharapkan (termasuk rental kontinjen yang diperkirakan menjadi utang). o
Ketidakmampuan Menetapkan Nilai Wajar yang Andal Ada anggapan yang sulit dibantah bahwa entitas dapat menentukan nilai wajar properti investasi secara andal atas dasar berkelanjutan. Namun demikian dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, terdapat bukti yang jelas ketika suatu entitas pertama kali memperoleh properti investasi (atau ketika properti yang ada pertama kali menjadi properti investasi karena perubahan penggunaan) bahwa nilai wajar properti investasi (selain dalam proses pembangunan) tidak dapat ditentukan secara andal atas dasar berkelanjutan. Jika entitas menentukan bahwa nilai wajar dari properti investasi tidak dapat diukur secara andal atas dasar berkelanjutan, maka properti investasi dukur mengguanakn model biaya.
o
Saat entitas mampu mengukur nilai wajar properti investasi dalam proses pembangunan secara andal yang sebelumnya telah dukur pada harga perolehan, maka properti investasi tersebut harus diukur berdasarkan nilai wajarnya.
o
Jika sebelumnya entitas telah mengukur properti investasi berdasarkan nilai wajar, maka entitas melanjutkan pengukuran properti tersebut berdasa rkan nilai wajar hingga pelepasan (atau sampai properti menjadi properti yang digunakan sendiri atau sampai entitas mulai mengembangkan properti tersebut dan kemudian menjualnya dalam kegiatan normal usaha) bahkan jika transaksi pasar yang sejenis menjadi jarang terjadi dan harga pasar menjadi tidak banyak tersedia.
o
Model Biaya Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih model biaya mengukur seluruh properti investasinya sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap. Sedangkan jika properti investasi tersebut memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok aset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Properti investasi yang memenuhi kriteria dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok asset lepasan yang dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual) diukur sesuai dengan PSAK 58 (r evisi 2009).
E. PENGALIHAN o
Pengalihan ke, atau dari, properti investasi dilakukan jika terdapat perubahan penggunaan yang dibuktikan dengan : a.
Dimulainya penggunaan oleh pemilik ; properti investasi menjadi properti yang digunakan sendiri
b.
Dimulainya pengembangan untuk dijual ; properti investasi menjadi persediaan
c.
Berakhirnya pemakaian oleh pemilik ; dari properti yang digunakan sendiri menjadi properti investasi
d.
Dimulainya sewa operasi kepada pihak lain ; dari persediaan menjadi properti investasi
o
Untuk properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar dan kemudian ditransfer menjadi properti yang digunakan sendiri atau sebagai persediaan, nilai properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap atau PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan adalah nilai wajar pada tanggal perubahaan penggunaan.
o
Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi properti investasi dan akan dicatat dengan menggunakan nilai wajar, entitas menerapkan PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap sampai dengan saat tanggal terakhir perubahaan penggunaannya. Entitas memperlakukan perbedaan antara jumlah tercatat berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011) dan nilai wajar dengan cara yang sama seperti revaluasi menurut PSAK 16 (revisi 2011).
o
Pengalihan dari persediaan ke properti investasi yang akan dicatat pada nilai wajar, perbedaan antara nilai wajar pada tanggal tersebut dan jumlah tercatat diakui dalam laba rugi.
o
Sampai dengan tanggal di mana properti yang digunakan sendiri menjadi properti investasi yang dicatat pada nilai wajar, entitas menyusutkan properti dan mengakui rugi penurunan nilai yang telah terjadi.
o
Ketika entitas menyelesaikan pembangunan atau pengembangan properti investasi yang dibangun sendiri dan yang akan dicatat pada nilai wajar, perbedaan yang ada antara nilai wajar properti pada tanggal tersebut dan jumlah tercatatnya diakui dalam laba rugi.
F. PELEPASAN o
Properti investasi harus dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari laporan posisi keuangan) pada saat:
dilepaskan
tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan.
o
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi
ditentukan dari selisih antara: hasil neto dari pelepasan dan jumlah tercata t aset,
diakui dalam : laporan laba rugi (kecuali dalam jual dan sewa-balik) dalam priode terjadinya penghentian atau pelepasan.
o
Kompensasi dari pihak ketiga atas penurunan nilai, kehilangan atau penyerahan, diakui dalam laporan laba rugi saat kompensasi telah menjadi piutang.
G. PENGUNGKAPAN o
o
menerapkan model nilai wajar atau model biaya jika menerapkan nilai wajar : apa dan bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi
o
jika pengklasifikasian ini sulit dilakukan kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;
o
sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakkht di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.
o
jumlah yang diakui dalam Iaporan laba rugi untuk: a. penghasilan rental dari properti investasi; b. beban operasi langsung
yang timbul dari properti investasi yang
menghasilkan rental c. beban operasi Iangsung investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode tersebut; dan d. perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laporan laba rugi atas penjualan properti investasi
o
eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan;
o
kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.
Model Nilai Wajar
Mode Biaya
Penambahan, pengungkapan Penambahan, pengungkapan terpisah terpisah untuk penambahan yang untuk penambahan yang dihasilkan dihasilkan dari akuisisi dan dari akuisisi dan penambahan yang penambahan yang dihasilkan dari dihasilkan dari pengeluaran setelah pengeluaran setelah perolehan yang perolehan yang diakui sebagai aset diakui dalam jumlah tercatat aset Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui kombinasi bisnis
Penambahan yang dihasilkan dari akuisisi melalui kombinasi bisnis
Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain
Aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau masuk dalam kelompok aset lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimlliki untuk dijual dan pelepasan lain Penyusutan
Keuntungan atau kerugian neto dari penyesuaian terhadap nilai wajar
Jumlah rugi penuruna nilai yang diakui, dan jumlah pembalikan rugi penurunan nilai
Selisih kurs neto yang timbul Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri
Selisih kurs neto yang timbul Transfer ke dan dari persediaan dan properti yang digunakan sendiri
PSAK 30 SEWA A. PENDAHULUAN Tujuan
Tujuan Pernyataan ini adalah untuk mengatur kebijakan akuntansi dan pengungkapan yang sesuai, baik bagi lessee maupun lessor , terkait dengan sewa. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan pada akuntansi untuk seluruh jenis sewa selain: a) sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas alam dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui; dan b) perjanjian lisensi untuk item seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip (karya tulis), hak paten, dan hak cipta. Akan tetapi, Pernyataan ini tidak diterapkan sebagai dasar pengukuran untuk: a) properti yang dikuasai oleh lessee yang dicatat sebagai properti investasi (lihat PSAK 13 (Properti Investasi); b) properti investasi yang disediakan oleh lessor yang dicatat sebagai sewa operasi (lihat PSAK 13). Pernyataan ini berlaku untuk perjanjian yang mengalihkan hak untuk menggunakan aset meskipun penyediaan jasa substansial oleh lessor tetap diperlukan dalam mengoperasikan atau memelihara aset tersebut. Pernyataan ini tidak berlaku untuk perjanjian penyediaan jasa yang tidak mengalihkan hak untuk menggunakan aset dari satu pihak kepada pihak lain yang terikat dalam perjanjian tersebut. Definisi
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Awal masa sewa adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali pengakuan sewa (yaitu pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, atau beban sewa).
Awal sewa adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak pihak berkomitmen terhadap persyaratan pokok sewa. Pada tanggal ini: a) sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan; dan b) untuk sewa pembiayaan, ditentukan jumlah yang diakui pada awal masa sewa.
Biaya langsung awal adalah biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung pada negosiasi dan pengaturan sewa, kecuali biaya dikeluarkan oleh lessor pabri kan atau dealer.
I nvestasi sewa bruto adalah jumlah gabungan dari: a) pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor dalam sewa pembiayaan; dan b) nilai residu yang tidak dijamin yang menjadi hak lessor.
I nvestasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan suku bunga implisit dalam sewa.
Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan yang mana lessee telah menyepakati perjanjian untuk menyewa aset ditambah dengan persyaratan lain yang mana lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut, dengan atau tanpa pembayaran lebih lanjut, jika pada awal sewa hampir pasti lessee akan melaksanakan opsi tersebut.
Nilai residu yang dijamin adalah: a) bagi lessee, bagian dari nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak yang berelasi dengan lessee (jumlah jaminan adalah jumlah maksimum yang dapat menjadi terutang dalam kondisi apapun); dan b) bagi lessor, bagian nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak ketiga, yang tidak berelasi dengan lessor yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut.
Nilai residu tidak dijamin adalah bagian dari nilai residu aset sewaan yang nilai realisasinya tidak dapat dipastikan atau oleh lessor atau dija min semata-mata oleh satu pihak yang berelasi dengan lessor.
Nilai wajar adalah jumlah suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas diselesaikan, antara pihak pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi yang wajar.
Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar (atau dapat diharuskan untuk dibayar) oleh lessee, tidak termasuk rental kontinjen, biaya jasa, dan pajak yang dibayar oleh dan diganti kepada lessor, ditambah dengan: a) bagi lessee, jumlah yang dijamin oleh lessee atau oleh pihak yang berelasi dengan lessee; atau b) bagi lessor, nilai residu yang dijamin oleh: i) lessee; ii) pihak yang berelasi dengan lessee; atau iii) pihak ketiga yang tidak berelasi dengan lessor yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut. Akan tetapi, jika lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan lebih rendah daripada nilai wajar pada tanggal opsi dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa hampir dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan, maka pembayaran sewa minimum meliputi pembayaran minimum terutang selama masa sewa hingga tanggal pelaksanaan opsi pembelian dan pembayaran yang disyaratkan untuk melaksanakan opsi pembelian tersebut.
Pendapatan keuangan yang belum diterima adalah selisih antara: a) investasi sewa bruto sewa; dan b) investasi sewa neto sewa
Rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan selain faktor berlalunya waktu
(misalnya, persentase dari penjualan masa depan, jumlah penggunaan masa depan, indeks harga masa depan, tingkat bunga pasar masa depan).
Sewa adalah suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor.
Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan atau dapat juga tidak dialihkan.
Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan: a) dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan terjadinya sangat kecil; b) dengan persetujuan lessor; c) jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru ata s aset yang sama atau setara dengan lessor yang sama; atau d) dengan pembayaran tambahan yang signifikan oleh lessee sehingga secara ekonomik dapat dipastikan, pada awal sewa, tidak akan ada pembatalan.
Suku bunga implisit dalam sewa adalah tingkat diskonto yang pada awal sewa menghasilkan jumlah gabungan nilai kini dari: a) pembayaran sewa minimum; dan b) nilai residu yang tidak dijamin yang nilainya sama dengan jumlah dari: i) nilai wajar aset sewaan; dan ii) biaya awal langsung lessor.
Suku bunga pinjaman inkremental lessee adalah suku bunga yang harus dibayar lessee dalam sewa yang serupa atau, jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, suku bunga pada awal sewa yang ditanggung lessee ketika meminjam dana yang diperlukan untuk membeli aset yang mana pinjaman ini mencakup periode dan jaminan yang serupa.
Umur ekonomik adalah: a) periode aset diperkirakan secara ekonomik dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna; atau b) jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna.
Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa mulai dari awal masa sewa, tanpa dibatasi masa sewa, selama manfaat ekonomik aset diperkirakan digunakan oleh entitas. Perjanjian atau komitmen sewa dapat memuat persyaratan untuk menyesuaikan pembayaran sewa akibat perubahan dalam biaya konstruksi atau akuisisi properti sewaan atau karena perubahan dalam ukuran biaya atau nilai lain, seperti tingkat harga umum, atau biaya pendanaan yang dikeluarkan lessor . Perubahan ini terjadi selama periode antara awal sewa dan awal masa sewa. Dalam hal demikian, untuk tujuan Pernyataan ini, pengaruh berbagai perubahan tersebut dianggap telah terjadi pada awal sewa.
Definisi sewa termasuk kontrak untuk menyewa aset dengan suatu persyaratan yang memberikan opsi kepada penyewa untuk memperoleh hak milik atas aset dengan memenuhi ketentuan yang disepakati. Kontrak ini sering disebut sebagai kontrak sewa beli. PSAK 30 menggunakan istilah “nilai wajar” dengan cara yang berbeda dalam beberapa hal dari definisi nilai wajar dalam PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar . Oleh karena itu, ketika menerapkan PSAK 30 entitas mengukur nilai wajar sesuai dengan PSAK 30, bukan PSAK 68. B. KLASIFIKASI SEWA
Klasifikasi sewa yang digunakan dalam Pernyataan ini didasarkan atas sejauh mana risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor atau lessee. Risiko termasuk kemungkinan kerugian dari kapasitas tidak terpakai atau keusangan teknologi dan variasi imbal hasil karena perubahan kondisi ekonomik. Manfaat dapat tercermin dari ekspektasi operasi yang menguntungkan selama umur ekonomik aset dan keuntungan dari kenaikan nilai atau realisasi dari nilai residu. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Disebabkan transaksi antara lessor dan lessee didasarkan pada perjanjian sewa di antara mereka, sebaiknya menggunakan definisi yang konsisten. Penggunaan definisi ini dalam keadaan berbeda dapat mengakibatkan sewa yang sama diklasifikasikan berbeda oleh lessor dan lessee. Misalnya, hal ini bisa terjadi jika lessor memperoleh manfaat dari jaminan nilai residu yang diberikan oleh pihak tidak berelasi dengan lessee. Klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya. Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan pada umumnya mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: a) sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa; b) lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan; c) masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomik aset meskipun hak milik tidak dialihkan; d) pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan; dan e) aset sewaan bersifat khusus dan hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material. Indikator dari situasi yang secara individual ataupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah: a) jika lessee dapat membatalkan sewa, maka kerugian lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee;
b) Keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan pada lessee (misalnya, dalam bentuk potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil penjualan residu pada akhir sewa); dan c) lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai pasar rental. Contoh dan indikator pada pernyataan diatas tidak selalu konklusif. Jika jelas dari fitur lain bahwa sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Misalnya, hal ini dapat terjadi jika besarnya pembayaran atas kepemilikan aset yang dialihkan pada akhir sewa adalah variabel dan setara dengan nilai wajar nya, atau jika terdapat rental kontinjen, yang berarti lessee tidak menanggung secara substansial seluruh risiko dan manfaat. Klasifikasi sewa dibuat pada awal sewa. Kapanpun lessee dan lessor sepakat untuk mengubah persyaratan sewa, selain melalui pembaruan sewa, yang mana perubahan tersebut akan menghasilkan klasifikasi sewa yang berbeda dan jika perubahan persyaratan tersebut telah berlaku pada awal sewa, maka perjanjian yang diubah tersebut dianggap sebagai perjanjian baru selama masa sewa. Akan tetapi, perubahan dalam estimasi (misalnya, perubahan dalam estimasi umur ekonomik atau nilai residu dari properti sewaan), atau perubahan dalam situasi dan kondisi (misalnya, wanprestasi oleh lessee), tidak menimbulkan klasifikasi baru dari sewa untuk tujuan akuntansi. Jika suatu perjanjian sewa mengandung elemen tanah dan bangunan, maka entitas menilai klasifikasi dari setiap elemen tersebut sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi secara terpisah. Dalam menentukan apakah elemen tanah merupakan sewa operasi atau sewa pembiayaan, hal penting yang harus dipertimbangkan adalah bahwa pada umumnya tanah memiliki umur ekonomik yang tidak terbatas. Kapan pun perlu untuk mengklasifikasikan dan mencatat sewa untuk tanah dan bangunan, pembayaran sewa minimum (termasuk pembayaran di muka secara lumpsum) dialokasikan antara elemen tanah dan bangunan secara proporsional sesuai dengan nilai wajar relatif elemen tanah dan bangunan tersebut pada awal sewa. Jika pembayaran sewa tidak dapat dialokasikan secara andal antara kedua elemen tersebut, maka seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan, kecuali sangat jelas bahwa kedua elemen tersebut adalah sewa operasi, dalam hal demikian seluruh sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Untuk sewa tanah dan bangunan yang awalnya jumlah untuk el emen tanah yang diakui sesuai dengan paragraf 20 dianggap tidak material, maka tanah dan bangunan tersebut dapat diakui sebagai unit tunggal untuk tujuan klasifikasi sewa dan diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi. Dalam kasus ini, umur ekonomik bangunan dianggap sebagai umur ekonomik seluruh aset sewaan. Pengukuran elemen tanah dan bangunan secara terpisah ti dak diperlukan apabila bagian lessee atas tanah dan bangunan diklasifikasikan sebagai properti investasi sesuai dengan PSAK 13: Properti Investasi dan digunakan metode nilai wajar. Jika pengklasifikasian salah satu atau kedua elemen tidak jelas, maka perlu dibuat suatu perhitungan secara rinci untuk penilaian ini. Sesuai PSAK 13: Properti Investasi, lessee dimungkinkan untuk mengklasifikasikan hak atas properti yang diperoleh melalui sewa operasi sebagai properti investasi. Jika hal tersebut dilakukan, maka hak atas properti tersebut dicatat layaknya seperti sewa pembiayaan dan
sebagai tambahan model nilai wajar digunakan untuk pengakuan aset. Lessee mencatat sewa tersebut sebagai sewa pembiayaan, bahkan jika peristiwa setelahnya mengubah sifat dari hak atas properti milik lessee sehingga tidak lagi diklasifikasikan sebagai properti investasi. Hal ini akan terjadi jika, misalnya, lessee: a) menempati properti tersebut, properti diubah peruntukannya sebagai properti yang digunakan sendiri dengan biaya perolehan bawaan (deemed cost ) yang sama dengan nilai wajarnya pada tanggal perubahan pemakaian; atau b) melakukan sewa-lanjut yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat hak kepemilikan kepada pihak ketiga tidak berelasi. Sewa-lanjut yang demikian dicatat oleh lessee sebagai sewa pembiayaan kepada pihak ketiga, walaupun hal ini mungkin dicatat sebagai sewa operasi oleh pihak ketiga. C. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan at au sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini tersebut lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal masa sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal dari lessee ditambahkan dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Transaksi dan kejadian lainnya dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas keuangannya, dan tidak selalu mengikuti bentuk hukumnya. Meskipun bentuk hukum perjanjian sewa menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh hak secara hukum atas aset sewaan, tetapi dalam hal sewa pembiayaan, secara substansi dan realitas keuangan lessee memperoleh manfaat ekonomik dari penggunaan aset sewaan tersebut selama sebagian besar umur ekonomiknya. Sebagai konsekuensinya lessee menanggung kewajiban untuk membayar hak tersebut sejumlah, pada awal sewa, yang mendekati nilai wajar dari aset dan beban keuangan terkait. Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan lessee, maka sumber daya ekonomik dan tingkat kewajiban dari entitas menjadi terlalu rendah, sehingga mendistorsi rasio keuangan. Oleh karena itu, sewa pembiayaan diakui dalam laporan posisi keuangan lessee sebagai aset dan kewajiban untuk membayar sewa masa depan. Pada awal masa sewa, aset dan liabilitas untuk membayar sewa masa depan diakui di laporan posisi keuangan pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya langsung awal dari lessee yang ditambahkan ke jumlah yang diakui sebagai aset. Liabilitas dari aset sewaan tidak tepat disajikan sebagai pengurang aset sewaan dalam laporan keuangan. Jika penyajian liabilitas dalam laporan posisi keuangan dibedakan antara liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, hal yang sama berlaku untuk liabilitas sewa. Biaya langsung awal umumnya terjadi sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti aktivitas negosiasi dan pemastian pengaturan sewa. Biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung pada aktivitas lessee untuk sewa pembiayaan ditambahkan dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Pengukuran Selanjutnya
Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan pengurangan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Dalam praktik, lessee dapat mengalokasikan beban keuangan pada setiap periode selama masa sewa dengan menggunakan beberapa bentuk pendekatan untuk memudahkan perhitungan. Sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aset tersusutkan dan beban keuangan pada setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan konsisten dengan aset yang dimiliki sendiri, dan penghitungan penyusutan yang diakui berdasarkan PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Takberwujud . Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya. Jumlah tersusutkan dari aset sewaan dialokasikan pada setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan aset yang dimiliki. Jika terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka perkiraan masa penggunaan aset adalah umur manfaat aset tersebut. Jika tidak, maka aset sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa sewa dan umur manfaatnya. Jumlah beban penyusutan aset dan beban keuangan untuk periode sangat jarang akan sama nilainya dengan jumlah pembayaran utang sewa untuk periode tersebut, oleh karena itu tidak tepat jika pembayaran utang sewa langsung diakui sebagai beban. Sejalan dengan hal tersebut, kecil kemungkinan bahwa nilai aset akan sama dengan nilai liabilitas sewa setelah awal masa sewa. Untuk menentukan apakah aset sewaan mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset . Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan: a) jumlah tercatat neto untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan; b) rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum masa depan pada akhir periode pelaporan dan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan total pembayaran sewa minimum masa depan pada akhir periode pelaporan, dan nilai kininya untuk setiap periode berikut: i) sampai dengan satu tahun; ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; iii)lebih dari lima tahun. c) rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode;
d) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode pelaporan. e) penjelasan umum isi pengaturan sewa yang material, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut: i) dasar penentuan utang rental kontinjen; ii) keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan atau pembelian dan klausul eskalasi; dan iii) pembatasan yang ditetapkan dalam pengaturan sewa, seperti pembatasan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut. Persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud , dan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset juga berlaku untuk lessee untuk aset yang disewa dalam sewa pembiayaan. Sewa Operasi
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Dalam sewa operasi, pembayaran sewa (tidak termasuk biaya untuk jasa seperti bia ya asuransi dan pemeliharaan) diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna walaupun pembayaran dilakukan tidak atas dasar tersebut. Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: a) total pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: i) sampai dengan satu tahun; ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; iii)lebih dari lima tahun. b) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada akhir periode pelaporan. c) pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban pada periode, dengan pengungkapan terpisah untuk jumlah pembayaran minimum sewa, rental kontinjen, dan pembayaran sewa-lanjut; d) penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada: i) dasar penentuan utang rental kontinjen; ii) keberadaan dan persyaratan dari opsi pembaruan atau pembelian dan klausul eskalasi; dan iii) pembatasan yang ditetapkan dalam pengaturan sewa, seperti pembatasan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut.
D. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSOR Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal
Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan hukum dialihkan oleh lessor kepada lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan pendapatan keuangan sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Lessor sering mengeluarkan biaya langsung awal yang meliputi antara lain komisi, biaya legal, dan biaya internal yang bersifat tambahan dan dapat diatribusikan langsung pada proses negosiasi dan pengaturan sewa. Biaya langsung awal tidak termasuk biaya umum seperti yang lazimnya dikeluarkan oleh tim penjualan dan pemasaran. Untuk sewa pembiayaan, selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer , biaya langsung awal diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa. Suku bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga bia ya langsung awal secara otomatis sudah termasuk dalam piutang sewa pembiayaan, sehingga tidak diperlukan penjumlahan yang terpisah. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer yang terkait dengan negosiasi dan pengaturan sewa tidak t ermasuk biaya langsung awal. Dengan demikian, biaya tersebut tidak termasuk dalam investasi sewa neto dan diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui, untuk sewa pembiayaan umumnya diakui pada masa awal sewa. Pengukuran Selanjutnya
Pengakuan pendapatan keuangan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto lessor dalam sewa pembiayaan. Lessor mengalokasikan pendapatan keuangan selama masa sewa dengan dasar yang sistematis dan rasional. Alokasi penghasilan ini didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto lessor dalam sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dalam suatu periode, di luar biaya untuk jasa, diterapkan pada investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan pendapatan keuangan yang belum diterima. Estimasi nilai residu yang tidak dijamin yang digunakan dalam perhitungan investasi bruto lessor dalam sewa dikaji secara reguler. Jika telah terjadi penurunan dalam estimasi nilai residu yang tidak dijamin tersebut, maka alokasi penghasilan selama masa sewa diubah dan stiap pengurangan terkait dengan jumlah yang diakru diakui segera. Aset dalam sewa pembiayaan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual) sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dicatat sesuai dengan PSAK 58 tersebut. Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba rugi penjualan pada periode sesuai dengan kebijakannya atas penjualan biasa. Jika suku bunga rendah artifisial yang digunakan, maka laba penjualan dibatasi sebesar laba jika menggunakan suku bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan
oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui. Pabrikan atau dealer sering kali menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewa suatu aset kepada pelanggan. Sewa pembiayaan atas aset oleh lessor pabrikan atau dealer memberikan dua jenis penghasilan: a) laba rugi yang setara dengan laba rugi dari penjualan biasa atas aset sewaan yang ditentukan pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan, jika ada; dan b) pendapatan keuangan selama masa sewa. Pendapatan penjualan diakui pada awal masa sewa oleh lessor pabrikan atau dealer sebesar nilai wajar aset, atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum yang dihitung pada suku bunga pasar. Beban penjualan pada awal masa sewa adalah biaya perolehan, atau jumlah tercatat jika berbeda, dari aset sewaan dikurangi nilai kini dari nilai residu yang tidak dijamin. Perbedaan antara pendapatan penjualan dan beban penjualan adalah laba penjualan yang diakui sesuai kebijakan entitas terhadap penjualan biasa. Lessor pabrikan atau dealer terkadang menggunakan suku bunga rendah untuk menarik pelanggan. Penggunaan suku bunga tersebut akan mengakibatkan porsi terlalu tinggi dari total pendapatan dari transaksi yang diakui pada waktu penjualan. Jika suku bunga rendah artifisial digunakan, maka laba penjualan dibatasi sebesar laba jika menggunakan suku bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa pembiayaan diakui sebagai beban pada awal masa sewa karena terutama terkait dengan laba penjualan pabrikan atau dealer . Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan: a) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan, untuk setiap periode berikut: i) kurang dari satu tahun; ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; iii)lebih dari lima tahun. b) pendapatan keuangan yang belum diterima; c) nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor ; d) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum; e) rental kontinjen yang diakui sebagai pendapatan dalam periode; dan f) penjelasan umum isi pengaturan sewa lessor yang material. Sebagai suatu indikator pertumbuhan, hal yang sering j uga bermanfaat untuk mengungkapkan investasi bruto dikurangi pendapatan yang belum diterima dalam bisnis baru yang ditambahkan selama periode, setelah dikurangi jumlah yang relevan dar pembatalan s ewa.
Sewa Operasi
Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya termasuk penyusutan, yang terjadi untuk memperoleh pendapatan sewa diakui sebagai beban. Pendapatan sewa (tidak termasuk penerimaan dari penyediaan jasa seperti asuransi dan pemeliharaan) diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa walaupun penerimaan sewa tidak menggunakan dasar tersebut, kecuali jika terdapat dasar sistematis ain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. Biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan kebijakan penyusutan normal lessor untuk aset serupa, dan penyusutan tersebut dihitung sesuai PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19: Aset Takberwujud . Entitas menentukan apakah aset sewaan mengalami penurunan nilai dengan menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset . Lessor pabrikan atau dealer tidak mengakui setiap laba penjualan dalam sewa operasi karena transaksi tersebut tidak setara dengan penjualan. Pengungkapan
Sebagai tambahan pengungkapan untuk memenuhi ketentuan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: a) jumlah gabungan pembayaran sewa minimum masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: i) sampai dengan satu tahun; ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; iii) lebih dari lima tahun. b) total rental kontinjen yang diakui sebagai pendapatan dalam periode; dan c) penjelasan umum isi pengaturan sewa lessor . Persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13: Properti Investasi, PSAK 16: Aset Tetap, PSAK 19: Aset Takberwujud , dan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset juga berlaku bagi lessor untuk aset yang disewa dalam sewa operasi.
E. TRANSAKSI JUAL DAN SEWA-BALIK
Transaksi jual dan sewa-balik meliputi penjualan aset dan penyewaan balik aset yang sama. Pembayaran sewa dan harga jual biasanya saling terkait karena keduanya dinegosiasikan
sebagai suatu paket. Perlakuan akuntansi untuk transaksi jual dan sewa-bali k bergantung pada jenis sewanya. Jika suatu transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa pembiayaan, maka selisih lebih hasil penjualan atas jumlah tercatat tidak diakui segera se bagai penghasilan oleh penjual-lessee, tetapi ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Jika sewa-balik merupakan sewa pembiayaan, transaksi tersebut merupakan suatu cara bagi lessor memberikan pembiayaan kepada lessee dengan aset sebagai jaminan. Dengan alasan tersebut tidak sesuai jika selisih lebih hasil penjualan atas jumlah tercatat diakui sebagai penghasilan. Selisih lebih tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Jika transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi tersebut terjadi pada nilai wajar, maka keuntungan atau kerugian diakui segera. Jika harga jual di bawah nilai wajar, maka keuntungn atau kerugian diakui segera, kecuali kerugian tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa masa depan yang lebih rendah daripada harga pasar, maka kerugian tersebut ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama perkiraan periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, maka selisih lebih atas nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama perkiraan periode penggunaan aset. Jika sewa-balik menghasilkan sewa operasi serta pembayaran sewa dan harga jual pada nilai wajar, maka transaksi penjualan secara normal telah terjadi dan setiap keuntungan atau kerugian diakui segera. Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada jumlah tercatatnya, maka kergian sebesar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. Untuk sewa pembiayaan, penyesuaian tersebut tidak diperlukan, kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam keadaan demikian, jumlah tercatat berkurang menjadi jumlah terpulihkan sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset . Pengungkapan yang dipersyaratkan untuk lessee dan lessor berlaku sama untuk transaksi jual dan sewa-balik. Persyaratan untuk mrngungkakpan penjelasan isi ketentuan pengaturan sewa yang material mengarah pada pengungkapan ketentuan khusus atau tidak biasa dari perjanjian atau ketentuan transaksi jual dan sewa-balik. Dengan demikian, transaksi jual dan sewa-balik dapat memic u kriteria pengungkapan terpisah dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan.
PSAK 48 PENURUNAN NILAI ASET Penurunan nilai aset (impairment) terjadi apabila jumlah tercatatnya melebih jumlah terpulihkannya. Suatu aset dikatakan melebihi jumlah terpulihkannnya apabila jumlah tercatat aset melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai apakah ada indikasi penurunan nilai aset, jika terdapat indikasi maka entitas membuat estimasi formal jumlah terpulihkan dan mengakui rugi penurunan nilai. Pernyataan ini juga menentukan kapan entitas membalik rugi penurunan nilai dan menetapkan pengungkapan. PSAK 48 diterapkan untuk akuntansi penurunan nilai seluruh aset, kecuali: 1. Persediaan (lihat PSAK 14: Persediaan) 2. Aset yang timbul dari kontrak konstruksi (PSAK 34: Kontrak Konstruksi) 3. Aset pajak yang ditangguhkan (PSAK 46: Pajak Penghasilan) 4. Aset yang timbul dari imbalan kerja (PSAK 24: Imbalan Kerja) 5. Aset keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran. 6. Properti investasi yang diukur pada nilai wajar (PSAK 13: Properti Investasi) 7. Biaya akuisisi tangguhan dan aset tak berwujud yang timbul dari hak kontraktual asuradur berdasarkan kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 62: Kontrak Asuransi dan 8. Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagi dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. PSAK 48 berlaku untuk aset keuangan yang dikelompokan sebagai investasi dalam: 1. Entitas anak dan ventura bersama yang disajikan dengan metode biaya dalam laporan keuangan tersendiri (PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri). 2. Aset yang dicatat pada jumlah revaluasian yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi biaya penyusutan selanjutnya dan akumulasi rugi penurunan nilai selanjutnya.
IDENTIFIKASI ASET YANG MUNGKIN MENGALAMI PENURUNAN NILAI
Suatu aset mengalami penurunan jika jumlah tercatatnya melebihi jumlah terpulihkannya. Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa mungkin mengalami penurunan nilai, entitas menimal mempertimbangkan hal-hal berikut ini: 1) Informasi dari sumber eksternal a. Terdapat indikasi yang dapat diobservasi bahwa nilai aset telah turun secar a signifikan selama periode tersebut lebih dari yang diperkirakan sebagai akibat dari berja lannya waktu dan pemakaian normal. b. Perubahan signifikan dalan hal teknologi, pasar, eonomi atau lingkup hukum tempat entitas beroperasi atau di pasar termpat aset dikaryakan yang berdampak merugikan terhadap entitas, telah terjadi selama periode tersebut atau akan terjadi dalam waktu dekat. c. Suku bunga pasar atau tingkat imbal hasil pasar lain atas investasi telah meningkat selama periode tersebut dan kenaikan tersebut mungkin akan mempengaruhi tingkat diskonto yang digunakan dalam menghitung nilai pakai aset dan menuruunkan jumlah terpulihkan aset secara material. d. Jumlah tercatat aset neto entitas melebihi kapitalisasi pasarnya. 2) Informasi dari sumber internal: a. terdapat bukti keusangan atau kerusakan fisik aset b. telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang bedampak merugikan sehubungan dengan seberapa jauh atau cara aset digunakan atau diperkirakan akan digunakan. Perubahan ini termasuk dalam hal aset menjadi tidak digunakan, rencana untuk menghentikan atau restrukturisasi operasi yang didalamnya aset digunakan, rencana untuk melepas aset sebelum tanggal yang diperikirakan sebelumnya dan penulaian kembali umur manfaat aset dari tak terbatas menjadi terbatas. c. terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomik aset lebih buruk atau akan lebih buruk dari yang diperkirakan. 3) Dividen dari entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama yagn disajikan dalam laporan keuangan tersendiri berdasarkan metode biaya. Investor mengakui dividen dari investasi tersebut dan terdapat bukti: a. jumlah tercatat investasi dalam laporan keuangan tersendiri melebihi jumlah tercatat aset neto investee dalam laporan keuangan konsolidasian termasuk goodwill.
b. dividen melebihi total penghasilan komprehensive anak, ventura bersama atau entitas asosiasi pada periode dividen diumumkan.
PENGUJIAN PENURUNAN NILAI ASET
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, entitas juga: 1. Menguji penurunan nilai aset tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas atau aset tak berwujud yang belum dapat digunakan, secara tahunan, dengan membandingkan jumlah tercataknya dengan jumlah terpulihkan. Pengujian dapat dilakukan kapan saja asalkan pada saat yang sama setiap tahunnya. 2. Menguji penurunan nilai goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis secara tahunan. Bukti pelaporan internal mengindikasikan aset mungkin mengalami penurunan nilai mencakup: 1. Arus kas untuk memperoleh aset, atau kebutuhan kas untuk pengoperasian atau pemeliharaan secara signifikan lebih tinggi dari anggaran. 2. Arus kas neto atau laba rugi operasional aktual da ri aset yang lebih buruk dari anggaran. 3. Penurunan signifikan arus kas neto atau laba operasi yang dainggarkan atau kenaikan signifikan rugi yang dianggarkan. 4. Rugi operasi atau arus kas keluar neto atas aset, ketika jumlah periode berjalan digabungkan dengan jumlah yang dianggarkan untuk masa depan. Terlepas kapan pesyaratan pengujian penurunan nilai dilakukan, konsep materialitas diterapkan. Jika penghitungan sebelumnya menunjukan bahwa jumlah terpulihkan aset lebih besar secara signifikan dari jumlah tercatanya maka entitas tidak perlu mengestimasi ulang, misalnya jika suku bunga pasar atau tingkat imbalan investasi pasar telah meningkat selama periode tertentu.
PENGUKURAN JUMLAH TERPULIHKAN
Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya pelepasan dengan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dan nilai pakai aset dapat digunakan salah satunya tidak perlu keduanya. Apabila tidak terdapat harga kuotasian di pasar aktif untuk menentukan nilai wajar dikurangi biaya pelepasan maka
entitas dapat menggunakan nilai pakai aset sebagai jumlah terpulihkan. Dalam kasus aset yang dimiliki untuk dilepaskan maka tidak terdapat alasan untuk meyakini bahwa nilai pakai aset melebihi nilai wajar dikurangi biaya pelepasan maka nilai wajar dikurangi biaya pelepasan dapat digunakan sebagai jumlah yang dapat dipulihkan. Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset individual keculai UPK dimana jumlah terpulihkan ditentukan untuk UPK yang mencakup aset tersebut, kecuali: a. Nilai wajar dikurangi biaya pelepasan lebih besar dari jumlah tercatatnya. b. Nilai pakai aset diestimasikan mendekati nilai wajar dikurangi biaya pelepasan yang dapat diukur. Pengukuran Jumlah Terpulihkan Aset Tak Berwujud dengan Umur Manfaat Tak Terbatas
Penghitungkan rinci terkini atas jumlah terpulihkan aset yang dilakukan periode terdekat sebelumnya dapat digunakan dalam menguji penurunan nilai untuk aset ter sebut pada periode berjalan sepanjang: a. Aset tak berwujud tidak menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan berkelanjutan yang sebagian besar independen dari aset lain dan karenanya diuji sebagai bagian dari UPK. b. Penghitungan terkini jumlah terpulihkan menghasilkan suatu jumlah yang melebihi jumlah tercatat aset dengan margin substansial. c. Berdasarkan analisa peristiwa yang telah terjadi dan keadaan yang telah berubah sejak penghitungan terkini jumlah terpulihkan, kecil kemungkinan bahwa penentuan jumlah terpulihkan saat ini akan lebih kecil daripada jumlah tercatat aset.
NILAI WAJAR DIKURANGI BIAYA PELEPASAN
Biaya pelepasan aset selain dari biaya yang telah diakui sebagai liabilitas adalah pengurang dalam mengukur nilai wajar dikurangi biaya pelepasan. Contoh : biaya hukum, materai dan pajak transaksi sejenis, biaya pemindahan aset, dan biaya incremental langsung untuk menjadikan aset dalam kondisi siap dijual. Terkadang dalam pelepasan aset, pembeli diisyaratkan mengambil alih suatu liabilitas dan hanya tesedia satu nilai wajar dikurangi biaya pelepasan yang mencakup aset dan liabilitas tersebut.
NILAI PAKAI
Elemen- elemen yang tercakup dalam perhitungan nilai pakai: a.
Estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset.
b.
Harapan tentang kemungkinan variasi dari jumlah atau waktu arus kas masa depan tersebut.
c. Nilai waktu uang, direpresentasikan oleh suku bunga pasar bebas resiko yang berlaku d.
Harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e.
Faktor lain seperti ketidalikuiditasan, yang akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh dari aset tersebut. Dalam mengukur nilai pakai, entitas:
a.
Mendasarkan proyeksi arus kas pada asumsi yang rasional dan terdukungkan yang mempresentasikan estimasi terbaik manajemen mengenaik rentang kemungkinan kondisi ekonomik yang akan terjadi selama umur manfaat aset. Bukti eksternal diberikan bobot yang lebih tinggi.
b.
Mendasarkan proyeksi arus kas pada anggaran atau prakiraan keuangan terkini yang disetujui manajemen, tetapi mengeluarkan unsur estimasi arus kas masuk atau keluar yang berkaitan dengan restrukturisasi atau perbaikan maupun peningkatan kinerja aset. Proyeksi berdasarkan anggaran tersebut meliputi jangka waktu maksimum lima tahun, kecuali jika penggunaan waktu yang lebih panjang dapat dijustifikasi.
c.
Mengestimasi proyeksi arus kas melewati periode yang tercakup dalam anggaran dengan menggunakan tingkat pertumbuhan tetap atau menurun untuk tahun-tahun berikutnya, kecuali jika tingkat pertumbuhan dapat dijustifikasi.
Estimasi arus kas di masa depan meliputi: a. Proyeksi arus kas masuk dari penggunaan aset. b. Proyeksi arus kas keluar yang diperlukan untuk menghasilkan arus kas masuk dari penggunaan aset dan dapat diatribusikan secara langsung atau dialokasikan dengan dasar yang rasional dan konsisten. c. Arus kas neto, jika ada yang akan diterima atau dibayarkan untuk pelepasan aset pada akhir umur manfaatnya.
Arus Kas Valuta Asing Masa Depan
Arus kas masa depan diestimasi dalam satuan mata uang ketika akan dihasilkan kemudian didiskonto menggunakan suatu tingkat diskonto yang tepat untuk satun mata uang tersebut. Entitas menjabarkan nilai kini dengan menggunakna nilai tukar spot pada tanggal penghitungan nilai pakai. Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto ditetapkan atas dasar tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini dari: a. Nilai waktu uang b. Risiko spesifik atas aset dimana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
UNIT PENGHASIL KAS DAN GOODWILL
Unit penghasil kas (UPK) adalah kelompok aset terkecil yang mencakup aset tersebut dan menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset atau kelompok aset lain. Jika jumlah terpulihkan tidak dapat ditentukan untuk aset individual maka entitas mengidentifikasikan penggabungan terendah atas aset yang menghasilkan arus kas masuk yang independen. Contoh: Entitas pertambangan memiliki jalur kereta api privat untuk mendukung aktivitas pertambangannya. Jalur kereta api privat tersebut dapat dijual hanya sebesar nilai sisanya dan tidak menghasilkan arus kas m asuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari aset lain pertambangan tersebut. Oleh karena itu entitas mengestimasikan jumlah terpulihkan dari UPK yang mana jalur kereta privat tersebut tercakup, yaitu pertambangan secara keseluruhan. Jika terdapat pasar aktif untuk hasil yang diproduksi oleh aset atau kelompok aset tersebut diidentifikasikan sebagai unit penghasil kas, meskipun jika sebagian atau keseluruhan hasil produksi digunakan secara internal. Jika arus kas masuk yang dihasilkan setiap aset atau UPK dipengaruhi oleh penetapan harga pengalihan internal, maka entitas menggunakan estimasi terbaik manajemen tentang harga masa depan yang dapat dicapai dalam transaksi wajar dalam mengestimasi: a. Arus kas masuk masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai aset atau UPK
b. Arus kas keluar masa depan yang digunakan untuk menentukan nilai pakai dari setiap aset atau UPK lain yang dipengaruhi oleh penetapan harga pengalihan internal. Dimungkinkan perlu untuk mempertimbangkan beberapa liabilitas yang telah diakui untuk menetapkan jumlah terpulihkan dari UPK. Hal ini mungkin terjadi jika pelepasan UPK mensyaratkan pembeli mengambil alih liabilitas maka arus kas estimasian dari pelepasan UPK adalah harga pelepasan UPK dan liabilitas secara bersamaan dikurangi biaya pelepasan. Goodwill
Dalam kasus goodwill, goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis sejak tanggal akuisisi dialokasikna pada setiap unit penghasil kas (UPK) pihak pengakuisisi atau kelompok UPK yang diperkirakan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut, terlepas apakah aset atau liabilitas lain dari pihak yang diakuisisi ditempatkan dalam unit atau kelompok unit tersebut. Setiap UPK yang memperoleh alokasi goodwill: a. Merepresentasikan level terendah dalam entitias yang goodwillnya dipantau untuk tujuan manajemen internal. b. Tidak lebih besar dari segemen operasi yang didefinisikan dalam PSAK 5. Goodwill yang diakui dalam kombinasi bisnis merupakan aset yang merepresentasikan manfaat ekonomik masa depan yang timbul dari aset lain yang diperoleh dalam kombinasi bisnis yang tidak teridentifikasi secara individual dan diakui secara terpisah. Goodwill tidak menghasilkan arus kas secara independen dari aset atau kelompok aset lain dan seringkali berkontribusi kepada arus kas dari beragam UPK. Goodwill kadang tidak dapat dialokasikan dengan suatu dasar yang nonabitrer pada UPK individual tetapi hanya pada sekolompok UPK. Akibatknya lebel terendah dalam entitas yang mana goodwill dipantau untuk tujuan manajemen internal terkadang terdiri dari sejumlah UPK dengan goodwill terkait tetapi tidak dapat dalokasikan padanya. Jika entitas melepaskan suatu operasi tertentu atas unit tersebut maka goodwill yang terkait dengan operasi dilepaskan, dan jika entitas menreorganisasi struktur pelaporannya dengan mengubah komposisi dari satu atau lebih UPK yang terlah memperoleh alokasi goodwill maka goodwill tersebut direalokasikan pada unit-unit yang terpengaruh.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN RUGI PENURUNAN NILAI
Jika dan hanya jika jumlah terpulihkan aset lebih kecil dari jumlah tercatatnya maka jumlah tercatat aset diturunkan menjadi sebesar jumlah terpulihkan. Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai. Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi kecuali aset disajikan pada jumlah revaluasian sesuai dengan Pernyataan lain. Setiap rugi penurunan nilai aset revaluasian diperlakukan sebagai penurunan revaluasi sesuai dengan Pernyataan lain tersebut. Rugi penurunan nilai aset yang tidak direvaluasi diakui dalam laba rugi. Akan tetapi kerugian penurunan nilai atas aset revaluasian diakui dalam penghasilan komprehensif sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama. Rugi penurunan nilai atas aset revaluasian mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut. Jika jumlah estimasi rugi penurunan nilai lebih besar dari jumlah tercatat aset terkait, maka entitas mengakui liabilitas jika dan hanya jika hal ini disyaratkan oleh Pernyataan lain. Rugi Penurunan Nilai Unit Penghasil Kas
Rugi penurunan nilai diakui UPK (kelompok terkecil dari unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill atau ase korporat) jika, dan hanya jika jumlah terpulihkan dari uni tersebut lebih kecil dari jumlah tercatanya. Rugi penurunan nilai daolkasikan untuk mengurangi jumlah tercatat aset dari unit tersebut dengan urutan sebagai berikut: a. Pertama, untuk mengurangi jumlah tercata atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit pengahasil kas (kelompok unit) dan b. Selanjutnya, ke aset lainnya dari unit tersebut dibagi prorata atas dasar jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut (kelompok unit). Pengurangan dalam jumlah tercatat diperlakukan sebagai rugi penurunan nilai as et individual. Dalam mengalokasikan rugi penurunan nilai sesuai ketentuan di atas, enti tas tidak mengurangi jumlah tercatat aset dengan jumlah yang tertinggi dari : a. Nilai wajarnya dikurangi biaya pelepasan (jika dapat diukur) b. Nilai pakainya (jika dapat ditentukan) c. Nol Jumlah rugi penurunan nilai yang seharusnya dialokasikan pada aset tersebut menjadi dialokasikan prorata pada aset lain dari unit (kelompok unit).
PEMBALIKAN RUGI PENURUNAN NILAI
Dalam menilai apakah terdapat indikasi bahwa rugi penurunan nilai yang telah diakui pada periode-periode sebelumnya untuk aset (selain goodwill) mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun, entitas mempertimbangkan, minimal, indikasi berikut: 1.
Infomasi yang bersumber dari luar
2.
Informasi yang bersumber dari dalam
Rugi penurunan nilai yang telah diakui dalam periode-periode sebelumnya untuk aset selain goodwill harus dibalik jika, dan hanya jika, terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan jumlah terpulihkan atas aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. jika
kasusnya
seperti
ini,
jumlah
tercatat
aset,
(ada
pengecualian) dinaikkan
ke
jumlah terpulihkannya. Kenaikan ini merupakan suatu pembalikan rugi penurunan nilai. Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai – Aset Individu
Jumlah tercatat aset yang meningkat (selain goodwill), yang disebabkan pembalikan rugi penurunan nilai, tidak boleh melebihi jumlah tercatat (neto setelah amortisasi atau depresiasi) seandainya aset tidak mengalami rugi penurunan nilai di tahun-tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset (selain goodwill) diakui segera dalam laba rugi, kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan Pernyataa lain (contohnya, model revaluasi di PSAK 16).
Setiap pemulihan rugi penurunan nilai aset revaluasian harus diperlakukan sebagai kenaikan penilaian kembali sesuai dengan PSAK terkait.
Pembalikan suatu Rugi Penurunan Nilai untuk UPK
Dialokasikan kepada aset-aset dari unit (kecuali untuk goodwill) pro rata dengan jumlah tercatat dari asetnya.
Diperlakukan sebagai pembalikan rugi penurunan nilai untuk aset individual dan diakui sesuai dengan PSAK ini.
Alokasi pembalikan rugi penurunan nilai à jumlah tercatat aset tidak boleh dinaikkan diatas nilai yang terendah dari:
a. jumlah terpulihkan (jika ditentukan); dan b. jumlah tercatat yang telah ditentukan (amortisasi atau depresiasi neto) seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang telah diakui untuk aset tersebut dalam periode sebelumnya. Jumlah pemulihan rugi penurunan nilai yang sebaliknya telah dialokasikan untuk aset t ersebut harus dialokasikan pro rata ke aset lain dari unit itu, kecuali untuk goodwill.