Disusun oleh: Ega Septy Ayu 2005 - 32 - 010
JURUSAN GIZI FAKULT AKULTAS ILMU-I ILM U-ILMU LMU KESEHAT KESE HATAN AN UNIVERSITAS INDONUSA ESA UNGGUL 2008
1
BAB I PENDAHULUAN 1. Lata Latarr Bel Belak akan ang g Hipe Hipert rten ensi si
dike dikena nall
seca secara ra
luas luas
seba sebaga gaii
peny penyak akit it
kard kardio iova vask sku ular lar.
Diperkirakan telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan preval prevalens ensiny inya a hampi hampirr sama sama besar besar di negar negara a berkem berkemban bang g maupu maupun n di negara negara maju.1 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. serebrovaskular. Pada Pada kebanya kebanyakan kan kasus, kasus, hipert hipertens ensii terdet terdeteks eksii saat saat pemeri pemeriks ksaan aan fisik fisik karena alasan penyakit tertentu, sehingga sering disebut sebagai “silent “silent killer ”. ”. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Di Amerika, Amerika, menurut menurut National National Health Health and Nutrition Nutrition Examinatio Examination n Survey Survey (NHNES III); III); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari kondisi mereka, dan dan hany hanya a 31% 31% pasi pasien en yang yang diob diobat atii menc mencap apai ai targ target et teka tekana nan n dara darah h yang yang diinginkan dibawah 140/90 mmHg.3 Di Indonesia, dengan tingkat kesadaran akan kesehatan yang lebih rendah, jumlah pasien yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar.
2. Epid Epidem emio iolo logi gi Di Amerik Amerika, a, diperk diperkira irakan kan 30% pendud pendudukn uknya ya (± 50 juta juta jiwa) jiwa) mende menderit rita a tekan tekanan an darah darah tinggi tinggi (≥ 140/90 140/90 mmHg) mmHg);; denga dengan n perse persenta ntase se biaya biaya keseha kesehatan tan cukup besar setiap tahunnya.3 Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES), insiden insiden hipertensi hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 199919992000 2000 adalah adalah sekita sekitarr 29-31% 29-31%,, yang yang berart berartii bahwa bahwa terdap terdapat at 58-65 58-65 juta juta orang orang menderita hipertensi, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III tahun 1988-1991.
2
Lebi Lebih h dari dari 60 juta juta raky rakyat at Amer Amerik ika a meng mengal alam amii teka tekana nan n dara darah h ting tinggi gi,, terma termasuk suk lebih lebih dari dari separ separuh uh (54,3% (54,3%)) dari dari seluru seluruh h masya masyarak rakat at Ameri Amerika ka yang yang berusia 64 hingga 74 tahun dan hampir tiga per empat (72,8%) dari seluruh orang Amerika Afrika dalam kelompok usia yang sama. Tekan ekanan an dara darah h
ting tinggi gi meru merupa paka kan n sala salah h satu satu peny penyak akit it dege degene nera ratif tif..
Umumn Umumnya ya tekana tekanan n darah darah bertam bertambah bah secara secara perla perlahan han dengan dengan bertam bertambah bahnya nya umur. Risiko untuk menderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang tadinya tekanan darahnya normal adalah 90%.2 Kebanyakan pasien mempunyai tekanan dara darah h preh prehip iper erte tens nsii sebe sebelu lum m mere mereka ka didi didiag agno nosi sis s deng dengan an hipe hiperte rtens nsi, i, dan dan kebanyakan diagnosis hipertensi terjadi pada umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55 s/d 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar 65.4 %.
3
BAB II PENGENALAN PENYAKIT
1. DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper (Hiper artinya Berlebihan, Tensi artinya Tekanan/Tegangan; Jadi, Hipertensi adal adalah ah Gang Ganggu guan an sist sistem em pere pereda dara ran n dara darah h yang yang menye enyeba babk bkan an kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.) Hipertensi Hipertensi didefinisik didefinisikan an oleh Joint Joint Nation National al Commit Committee tee on Detect Detection ion,, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik (sistolik ), ), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik (diastolik ). ). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Sejala Sejalan n denga dengan n bertam bertambah bahnya nya usia, usia, hampir hampir setia setiap p orang orang menga mengalam lamii kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekana tekanan n diasto diastolik lik terus terus mening meningkat kat sampai sampai usia usia 55-60 55-60 tahun, tahun, kemud kemudian ian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis. Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan ekanan darah juga dipengaru dipengaruhi hi oleh aktivitas fisik, dimana dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
4
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Pada Dewasa Kategori Normal Normal tinggi Stadium 1 (Hipertensi ringan) Stadium 2 (Hipertensi sedang) Stadium 3 (Hipertensi berat) Stadium 4 (Hipertensi maligna)
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Dibawah 130 mmHg 130-139 mmHg
Dibawah 85 mmHg 85-89 mmHg
140-159 mmHg
90-99 mmHg
160-179 mmHg
100-109 mmHg
180-209 mmHg
110-119 mmHg
210 mmHg atau lebih
120 mmHg atau lebih
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi. Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningka meningkatt pada saat terjadi terjadi vasokons vasokonstriks triksi, i, yaitu yaitu jika arteri kecil (arteriola) (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
Bertam Bertambah bahnya nya cairan cairan dalam dalam sirkul sirkulasi asi bisa bisa menye menyebab babkan kan mening meningkat katnya nya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah
5
dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.
2. ETIO ETIOLO LOGI GI PEN PENY YAKIT 1. Hipertensi Esensial (Hipertensi Primer)
Adalah hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Sensitivitas Garam
Genetik (keturunan)
Homeostasis Renin
Umur
Resistansi Insulin
Obesitas
Tidur Apneu 2. Hipe Hipert rten ensi si Sek Sekun unde der r Pada sekitar sekitar 5-10% 5-10% penderita penderita hipertensi hipertensi,, penyebabn penyebabnya ya adalah adalah penyakit penyakit ginjal ginjal.. Pada Pada sekita sekitarr 1-2%, 1-2%, penyeb penyebabn abnya ya adalah adalah kelain kelainan an hormon hormonal al atau atau pemakaian obat tertentu. Penyakit Ginjal:
Stenosis arteri renalis
Pielonefritis
Glomerulonefritis
Tumor-tumor Tumor-tumor ginjal
Peny Penyak akit it
ginj ginjal al
poli poliki kist sta a
(biasanya diturunkan)
Traum rauma a pada pada ginj ginjal al (luka (luka yang mengenai ginjal)
Terap erapii
peny penyin inar aran an
yang ang
mengenai ginjal
Kelainan Hormonal:
Hiperaldosteronisme
Sindroma Cushing (sekresi kortisol yang berlebihan)
Feokromositoma Tumor umor pada pada kelen kelenjar jar adrena adrenall yang yang mengha menghasil silkan kan hormo hormon n epinef epinefrin rin
(adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
6
Obat-obatan:
Pil KB
Kokain
Kortikosteroid
Penyalahgunaan alkohol
Siklosporin
Kayu manis (dalam jumlah
Eritropoietin
sangat besar)
Penyebab Lainnya:
Koartasio aorta
Porfiria intermiten akut
Preeklamsi pada kehamilan
Keracunan timbal akut.
3. PATOFI TOFISI SIOL OLOG OGII Banya Banyak k fakt faktor or yang yang meng mengon ontro troll teka tekana nan n dara darah h berk berkon ontr trib ibus usii seca secara ra potensial dalam terbentuknya hipertensi; faktor-faktor tersebut adalah:
Meningkatnya aktifitas sistem saraf simpatik (tonus simpatis dan/atau variasi diurnal), diurnal), mungkin mungkin berhubun berhubungan gan dengan dengan meningka meningkatnya tnya respons respons terhadap terhadap stress psikososial dll
Produksi berlebihan hormon yang menahan natrium dan vasokonstriktor
Asupan natrium (garam) berlebihan
Tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium
Meningkatnya sekresi renin sehingga mengakibatkan meningkatnya produksi angiotensin II dan aldosteron
Defisi Defisiens ensii vasodi vasodilat lator or sepert sepertii prosta prostasik siklin lin,, nitrik nitrik oxida oxida (NO), (NO), dan dan peptid peptide e natriuretik
Perubahan dalam ekspresi sistem kallikrein-kinin yang mempengaruhi tonus vaskular dan penanganan garam oleh ginjal
Abnormalitas tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal
Diabetes mellitus
Resistensi insulin
Obesitas
7
Meningkatnya aktivitas vascular growth factors
Peru Peruba baha han n
rese resept ptor or adre adrene nerg rgik ik yang yang memp mempen enga garu ruhi hi deny denyut ut jant jantun ung, g,
karakteristik inotropik dari jantung, dan tonus vaskular
Berubahnya transpor ion dalam sel
Gambar 1: Mekanisme patofisiologi dari hipertensi. 4. GEJALA Pada Pada sebagi sebagian an besar besar pender penderita ita,, hipert hipertens ensii tidak tidak menimb menimbulk ulkan an gejal gejala; a; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah wajah kemer kemeraha ahan n dan kelela kelelahan han;; yang yang bisa bisa saja saja terjad terjadii baik baik pada pada pender penderita ita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: - sakit kepala
- sesak nafas
- kelelahan
- gelisah
- mual - muntah
8
- pand pandan anga gan n menj menjad adii kabu kaburr (yan (yang g terjad terjadii karen karena a adanya adanya kerusa kerusakan kan pada otak, mata, jantung dan ginjal) Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan pembengkakan otak. Kea Keadaa daan
ini ini
dis disebut ebut
ensef nsefa alopa lopati ti
hipe iperte rtensif nsif,,
yang
memerluk rlukan an
penanganan segera. Kris Krisis is hipe hiperte rtens nsii meru merupa paka kan n suat suatu u kead keadaa aan n klin klinis is yang dita ditand ndai ai oleh oleh tekanan darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah telah terjad terjadinya inya kelain kelainan an organ organ target target.. Biasan Biasanya ya ditand ditandai ai oleh oleh tekana tekanan n darah darah >180/120 mmHg. Pada hipertensi hipertensi emergensi emergensi tekana tekanan n darah darah menin meningka gkatt ekstri ekstrim m disert disertai ai dengan kerusakan organ target akut yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera (dalam hitungan menit – jam) untuk mencegah keru kerusa saka kan n orga organ n targ target et lebi lebih h lanj lanjut ut.. Cont Contoh oh gang ganggu guan an orga organ n targ target et akut akut:: encephalopathy, pendarahan intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic aneurysm, aneurysm, angina pectoris tidak stabil, dan eklampsia atau hipertensi berat selama kehamilan. Hipertensi urgensi adalah urgensi adalah tingginya tekanan darah tanpa disertai kerusakan organ target yang progresif. Tekanan darah diturunkan dengan obat antihipertensi oral oral ke nila nilaii teka tekana nan n dara darah h pada pada ting tingka katt 1 dala dalam m wakt waktu u bebe bebera rapa pa jam jam s/d s/d beberapa hari.
5. KOMPL MPLIKA IKASI Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endothel arteri arteri dan mempe memperce rcepat pat athero atheroskl sklero erosis sis.. Kompli Komplikas kasii dari dari hipert hipertens ensii termas termasuk uk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar besar.. Hipert Hipertens ensii adalah adalah faktor faktor resiko resiko utama utama untuk untuk penyak penyakit it serebr serebrova ovasku skular lar (stroke, transient ischemic attack ), ), penyakit arteri koroner (infark miokard, angina), gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktorfaktor resiko kardiovaskular lain (tabel 3), maka akan meningkatkan mortalitas dan
9
morb morbid idit itas as
akib akibat at
gang ganggu guan an
kard kardio iova vask skul ular arny nya a
ters terseb ebut ut..
Menu Menuru rutt
Stud Studii
Framin Framingha gham, m, pasien pasien dengan dengan hipert hipertens ensii memp mempunya unyaii pening peningkat katan an resiko resiko yang yang bermak bermakna na untuk untuk penyak penyakit it koron koroner er,, stroke stroke,, penyak penyakit it arteri arteri perife periferr, dan gagal gagal jantung.
Ginjal
OTAK Jantung :
HIPERTENSI
Hipertrofi ventrikel kiri Gagal jantung kronik Infark miokard Penyakit jantung kongestif Aritmia
Stroke TIA
MATA Retinopati
Pembuluh Darah : Arteriosklerosis Penyakit pembuluh darah perifer Penyakit jantung koroner
10
Paradigma Perjalanan Penyakit Kardiovaskular Disritmia
Infark miokard akut
Disfungsi diastolik
mati mendadak
PVD
plak tidak stabil
Disfungsi sistolik ventrikel kiri
Penyakit jantung koroner
remodelling
STROKE aterosklerosis
Disfungsi endotel Gagal jantung kongestif
Hipertensi Tekanan glomerulus
Disfungsi endotel Gagal jantung tahap akhir
Faktor risiko
Hipertensi Dislipidemia Merokok Diabetes , dll
Hipertrofi ventrikel kiri
Gagal ginjal tahap akhir
KEMATIAN
Disfungsi mesangial sitokin Proteinuria sklerosis & fibrosis
6. DIAG IAGNOSIS Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit. Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika Jika pada pada peng penguk ukur uran an pert pertam ama a memb member erik ikan an hasi hasill yang yang tingg tinggi, i, maka maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil pengukuran bukan hanya mene menent ntuk ukan an adan adany ya
teka tekana nan n
dara darah h
ting tinggi gi,,
tete tetepi pi juga juga digu diguna naka kan n
untu untuk k
menggolongkan beratnya hipertensi. Setela Setelah h diagno diagnosis sis ditega ditegakka kkan, n, dilaku dilakukan kan pemeri pemeriksa ksaan an terhad terhadap ap organ organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal.
RETINA
11
Retina merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukk menunjukkan an adanya adanya efek dari hipertens hipertensii terhadap terhadap arteriola arteriola (pembuluh (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti seperti ginjal. ginjal. Untuk memeriksa memeriksa retina, retina, digunaka digunakan n suatu suatu oftalmoskop oftalmoskop.. Dengan Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
JANTUNG Peru Peruba baha han n
di dala dalam m
jant jantun ung, g, teru teruta tama ma pemb pembes esar aran an jant jantun ung, g, bisa bisa
ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada. Pada Pada
stad stadiu ium m
awal awal,,
peru peruba baha han n
ters terseb ebut ut
bisa bisa
dite ditemu muka kan n
mela melalu luii
pemeriksa pemeriksaan an ekokardio ekokardiografi grafi (pemeriks (pemeriksaan aan dengan dengan gelomban gelombang g ultrasonik ultrasonik untuk untuk menggambarkan menggambarkan keadaan jantung). Bunyi Bunyi jant jantun ung g yang yang abno abnorm rmal al (dis (diseb ebut ut buny bunyii jant jantun ung g keem keempa pat), t), bisa bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.
GINJAL Petunjuk Petunjuk awal adanya kerusaka kerusakan n ginjal ginjal bisa diketahui diketahui terutama terutama melalui pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal. Peme Pemeri riks ksaa aan n pada pada pend pender erit ita a usia usia muda muda bisa bisa beru berupa pa ront rontge gen n dan dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu. Untuk menemukan adanya kelainan ginjal, ditanyakan mengenai riwayat kelainan ginjal sebelumnya. Sebuah stetoskop ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal, yang mengalami penyempitan). Dilakukan analisa air kemih dan rontgen atau USG ginjal.
12
Pemeriksaan Lain Jika penyebabnya adalah feokromositoma, feokromositoma, maka di dalam air kemih bisa dite ditemu muka kan n
adan adany ya
baha bahann-ba baha han n
hasi hasill
peng pengur urai aian an horm hormon on epin epinef efri rin n
dan dan
norepinefrin. Biasanya hormon tersebut juga menyebabkan gejala sakit kepala, kecemasan, palpitasi (jantung berdebar-debar), keringat yang berlebihan, tremor (gemetar) dan pucat. Mengukur kadar kalium dalam darah bisa membantu menemukan adanya hiperaldosteronisme dan Mengukur tekanan darah pada kedua lengan dan tungkai bisa membantu menemukan adanya koartasio aorta.
BAB III PENATALAKSANAAN HIPERTENSI 1. Terapi nonfarmakologi Menerapkan gaya hidup sehat bagi setiap orang untuk mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang penting dalam penanganan hipertensi. Semua pasien dengan prehipertensi dan hipertensi harus melakukan perubahan gaya hidup. Disamping menuru menurunka nkan n tekana tekanan n darah darah pada pada pasien pasien-pa -pasie sien n dengan dengan hipertensi, modifikasi gaya hidup juga dapat mengurangi berlanjutnya tekanan darah ke hipertensi hipertensi pada pasien-pa pasien-pasien sien dengan dengan tekanan tekanan darah darah prehiperte prehipertensi. nsi.
13
Modifik Modifikasi asi gaya gaya hidup hidup yang yang penti penting ng yang yang terlih terlihat at menur menurunk unkan an tekana tekanan n darah darah adalah: •
mengurangi berat badan untuk individu yang obes atau gemuk;
•
menga mengadop dopsi si pola pola makan makan DASH DASH (Dietary Dietary Approach Approach to Stop Hypertens Hypertension ion)) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium; aktifitas fisik; dan
•
mengkonsumsi mengkonsumsi alkohol sedikit saja. Pada Pada sejum sejumlah lah pasien pasien dengan dengan pengon pengontro trolan lan tekana tekanan n darah darah cukup cukup baik baik
dengan terapi satu obat antihipertensi; mengurangi garam dan berat badan dapat membebaskan membebaskan pasien dari menggunakan obat. Program diet yang mudah diterima adalah yang didisain untuk menurunkan berat badan secara perlahan-lahan pada pasien yang gemuk dan obesitas disertai pembatasan pemasukan natrium dan alkohol. Untuk ini diperlukan pendidikan ke pasien, dan dorongan moril. Aktifitas fisik juga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga aerobik secara teratur paling tidak 30 menit/hari beberapa hari per minggu ideal untuk kebanyakan pasien. Studi menunjukkan kalau olah raga aerobik, seperti jogging, berena berenang, ng, jalan jalan kaki, kaki, dan mengg mengguna unakan kan sepeda sepeda,, dapat dapat menur menurunk unkan an tekana tekanan n darah. darah. Keuntu Keuntunga ngan n ini dapat dapat terjad terjadii walaup walaupun un tanpa tanpa disert disertai ai penuru penurunan nan berat berat badan. Pasien harus konsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis olah-raga mana yang terbaik terutama untuk pasien dengan kerusakan organ target. Mero Meroko kok k meru merupa paka kan n fakt faktor or resi resiko ko utam utama a inde indepe pend nden en untu untuk k peny penyak akit it kardiovaskular. Pasien hipertensi yang merokok harus dikonseling berhubungan dengan resiko lain yang dapat diakibatkan oleh merokok. Modifikasi Penurunan berat badan (BB) Adopsi pola makan DASH Diet rendah sodium
Rekomendasi Pelihara berat badan normal (BMI 18.5 – 24.9) Diet kaya dengan buah, sayur, dan
Kira-kira penurunan tekanan darah, range 5-20 mmHg/10-kg penurunan BB 8-14 mm Hg1
produk susu rendah lemak Mengurangi diet sodium, tidak lebih dari 100meq/L (2,4 g sodium atau 6 g sodium klorida)
2-8 mm Hg
14
Regular aktifitas fisik aerobik seperti Aktifitas fisik
jalan kaki 30 menit/hari, beberapa
4-9 mm Hg18
hari/minggu Limit minum alkohol tidak lebih dari Minum alkohol sedikit saja
2/hari (30 ml etanol [mis.720 ml beer],
2-4 mm Hg
300ml wine) untuk laki-laki dan 1/hari
untuk perempuan Singkatan: BMI, body mass index, BB, berat badan, DASH, Dietary Approach to
Stop Hypertension * Berhenti merokok, untuk mengurangi resiko kardiovaskular secara keseluruhan
Tabel Modifikasi Gaya Ga ya Hidup untuk Mengontrol Hipertensi*
2. Terapi farmakologi Kebanyak Kebanyakan an pasien pasien dengan dengan hipertensi hipertensi memerlukan memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan obat obat kedua kedua dari dari kelas kelas yang yang berbed berbeda a dimula dimulaii apabil apabila a pemak pemakaia aian n obat obat tungga tunggall dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi 20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi deng dengan an dua dua obat. obat. Yang ang haru harus s dipe diperh rhat atik ikan an adal adalah ah resi resiko ko untu untuk k hipo hipote tens nsii ortostatik, ortostatik, terutama terutama pada pasien-pa pasien-pasien sien dengan dengan diabetes, diabetes, disfungsi disfungsi autonomik autonomik,, dan lansia.
Diuretik Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Diur Diuret etik ik menye menyeba babk bkan an hila hilang ngnya nya kaliu kalium m mela melalu luii air air kemi kemih, h, sehi sehing ngga ga kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik sangat efektif pada:
15
- orang kulit hitam - lanjut usia - kegemukan - penderita gagal jantung atau penyakit pen yakit ginjal menahun
Penghambat adrenergik Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfablocke blockerr, beta-b beta-bloc locker ker dan dan alfa-b alfa-beta eta-bl -block ocker er labeta labetalol lol,, yang yang mengh mengham ambat bat efek efek sistem saraf simpatis. Sistem Sistem saraf saraf simpat simpatis is adalah adalah sistem sistem saraf saraf yang yang dengan dengan segera segera akan akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada: - penderita penderita usia usia muda - penderita yang pernah mengalami serangan jantung - penderita dengan denyut jantung yang cepat - angina pektoris (nyeri dada) - sakit kepala migren.
Angiotensin converting enzyme inhibitor Angiot Angiotens ensin in conve converti rting ng enzym enzyme e inhibi inhibitor tor (ACE-i (ACE-inhi nhibit bitor) or) menye menyebab babkan kan penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini efektif diberikan kepada: - orang kulit putih - usia muda - penderita gagal jantung - pend pender erit ita a deng dengan an prot protei ein n dala dalam m air air kemi kemihny hnya a yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh penyakit ginjal menahun atau penyakit ginjal diabetik - pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Angiotensin-II-bloker menyebabka menyebabkan n penurunan penurunan tekanan tekanan darah darah dengan dengan suatu suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor. ACE-inhibitor.
16
Antagonis kalsium Antag Antagoni onis s kalsi kalsium um menye menyebab babkan kan meleb melebarny arnya a pembul pembuluh uh darah darah dengan dengan mekanisme yang benar-benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada: - orang kulit hitam - lanjut usia - penderita angina pektoris (nyeri dada) - denyut jantung yang cepat - sakit kepala migren.
Vasodilator Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah. Obat dari golong golongan an ini hampir hampir selalu selalu diguna digunakan kan sebaga sebagaii tambah tambahan an terhad terhadap ap obat obat antiantihipertensi lainnya. Kedarurata Kedaruratan n hipertens hipertensii (misalnya (misalnya hipertensi hipertensi maligna) maligna) memerluk memerlukan an obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera.
Beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah): - diazoxide
- nitroglycerin
- nitroprusside
- labetalol.
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa diberikan per-oral (ditelan), tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi, sehingga pemberiannya harus diawasi secara ketat. Monitoring kerusakan target organ Kelas Obat ACE Inhibitor
ARB
Parameter pasien yang di
Monitoring
monitor
Tambahan
Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, batuk, tekanan darah, adherence (kepatuhan) Hipotensi pada pemberian dosis pertama, pusing, tekanan darah, adherence
Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium) Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium)
17
Alpha-blocker (Penyekat alfa) Beta-blocker (Penyekat beta)
Antagonis kalsium
Obat yang bekerja sentral (metildopa, klonidin) Diuretik
Hipotensi ortostatik (terutama dengan dosis pertama), Pusing, tekanan darah, adherence Denyut nadi, tekanan darah, toleransi thd olah raga, pusing, disfungsi seksual, gejala gagal jantung, adherence Denyut nadi (verapamil, diltiazem), edema perifer, sakit kepala (terutama dengan dihidropiridin), gejala gagal jantung, tekanan darah, adherence Sedasi, mulut kering, denyut nadi, gejala retensi cairan, tekanan darah, adherence Pusing, status cairan, urine output, berat badan, tekanan darah, adherence
-
Gejala gagal jantung, gula darah
Gejala gagal jantung
Enzim liver (metildopa)
Fungsi ginjal (BUN, serum kreatinin), serum elektrolit (kalium, magnesium, natrium), kadar gula, asam urat (utk tiazid)
ACE: angiotensin converting enzyme; ARB:angiotensin ARB:angiotensin receptor blocker; BUN:blood urea nitrogen
Monitoring interaksi obat dan efek samping obat Untuk melihat toksisitas dari terapi, efek samping dan interaksi obat harus di nilai secara teratur. Efek samping bisanya muncul 2 sampai 4 minggu setelah memulai obat baru atau setelah menaikkan dosis (tabel 7). Kejadian efek samping mungkin memerlukan penurunan dosis atau substitusi dengan obat antihipertensi yang lain. Monitoring yang intensif diperlukan bila terlihat ada interaksi obat.
Efek samping dan kontraindikasi obat-obat antihipertensi Kelas Obat ACE inhibitors
Kontraindikasi Kehamilan, bilateral artery stenosis, hiperkalemia
ARB
Kehamilan, bilateral artery
Efek samping Batuk, angioedema, hiperkalemia, hilang rasa, rash, disfungsi renal Angioedema (jarang),
18
stenosis, hiperkalemia Hipotensi ortostatik, gagal jantung, diabetes
Penyekat alfa
Penyekat beta
Antagonis kalsium
Agonis sentral (metildopa, klonidine)
Diuretik
hiperkalemia, dusfungsi renal Sakit kepala, pusing, letih, hipotensi postural, hipotensi dosis pertama, hidung tersumbat, disfungsi ereksi Asma, heart sindromaa Bronkospasm, gagal jantung, heart block block , sindrom Raynaud’s yg parah gangguan sirkulasi perifer, insomnia, letih, bradikardi, trigliserida meningkat, impoten, hiperglikemi, exercise intolerance Heart block , disfungsi sistolik Sakit kepala, flushing , edema gaga agal jant jantun ung g (ver (verap apam amil il,, perifer, gingival hyperplasia, diltiazem) constipasi (verapamil), disfungsi ereksi Depresi, penyakit liver Rebound hipertensi bila (metildopa), diabetes dihentikan, sedasi, mulut kering, bradikardi, disfungsi ereksi, retensi natrium dan cairan, hepatitis (jarang) Pirai Hipokalemia, hiperurisemia, glucose intolerance (kecuali indapamide), hiperkalsemia (tiazid), hiperlipidemia, hiponatremia, impoten (tiazid)
Interaksi antara obat antihipertensive dengan obat lain Kelas Obat Diuretik Tiazide Loop
PotasiumSparing
Tiazid
Berinteraksi dengan Digoksin
Mekanisme Hipokalemia
Obat-obat yang Hipokalemia menurunkan kadar kalium Hiperkalemia ACEI, ARB, siklosporin, garam kalium Hiponatremia Carbamazepin, chlorpropamid
Efek Digoksin menjadi lebih toksik Lemah otot, aritmia jantung Hiperkalemia yg serius dapat menyebabkan cardiac arrest Mual, muntah, letargi, bingung, dan kejang
19
Penyekat beta
Diltiazem, verapamil Antidiabetik oral Dobutamin Adrenalin
Verapamil, diltiazem
ACEI/ARB
Penyekat Penyekat beta Digoksin
Diuretik penahan Kalium NSAID
Klonidin
Efek negatif inotropik yang aditif Blokade reseptor beta-2 Antagonis reseptor β-1 α-vasokonstriksi oleh adrenalin Efek negatif inotropik yang aditif Menghambat ekskresi renal digoksin Ekskresi kalium melalui ginjal berkurang Retensi Na dan H2O
Penyekat beta
Tidak diketahui
Antidepresan trisiklik
Antagonisme adrenoreseptor α-2 sentral
Bradikardia, depresi miokardial Gejala hipoglisemia tertutupi Efek inotropik dr dobutamin dihambat Hipertensi dan bradikardi Bradikardia, depresi miokardial Akumulasi digoksin, efek aritmogenik Hiperkalemia
Efek antihipertensi berkurang Fenomena rebound bila rebound bila klonidin dihentikan Efek antihipertensi berkurang dan fenomena rebound bila rebound bila klonidin dihentikan
PENATALAKSANAAN DIET •
Tujuan Akhir A khir
Menurunkan resiko
Meminimalkan kebutuhan akan obat untuk mengontrol tekanan darah
Mencapai dan menjaga status gizi baik
20
•
•
Tujuan Diet
Menurunkan tekanan darah (diastole) ≤ 90 mmHg
Menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh
Mencapai dan menjaga BB dengan IMT 18.5 – 25
Syarat Diet Menerapkan Diet Garam Rendah, yaitu sebagai berikut:
•
Cukup energi, protein, mineral dan vitamin
Komsumsi karbohidrat kompleks
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
Jumlah konsumsi konsumsi natrium disesuaikan disesuaikan dengan berat tidaknya hipetensi
Hindari bahan makanan yang tinggi natrium
Konsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi kalium, tinggi serat
Jenis Diet
Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) Diberikan pada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi berat.
Tidak ditambahkan garam dapur dalam pengolahan makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) Diberikan Diberikan pada pasien pasien dengan dengan edema, edema, asites, asites, dan atau hipertens hipertensii tidak
terlalu berat. Boleh menggunakan ½ sdt (2 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya. makanannya. Hindari juga bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) Diberikan Diberikan pada pasien pasien dengan dengan edema, edema, asites, asites, dan atau hipertens hipertensii ringan. ringan.
Boleh menggunakan 1 sdt (4 gr) garam dapur dalam pengolahan makanannya. makanannya. •
Bahan Makanan yang dianjurkan dan Tidak Dianjurkan
21
Dianjurkan: bahan makanan yang tidak menggunakan garam dapur, soda, atau baking powder dalam pengolahannya. Bahan makanan segar t anpa diawetkan, daging dan ikan maksimal 100 gr sehari, dan untuk telur 1 butir sehari. Dihindari: bahan makanan yang diolah dengan garam dapur, soda, baking powder, powder, asinan, dan bahan makanan yang diawetkan dengan natrium benzoat, soft drinks, margarin dan mentega biasa, bumbu yang mengandung garam dapur (kecap, terasi, tomato ketchup, ketchup, tauco, dan lain sebagainya)
•
Contoh Menu Pagi
Siang
Malam
Nasi
Nasi
Nasi
Telor Mata Sapi
Tim kembung jahe
Ayam
Tumis Tumis Garlic Caisim
Sayur bayam jagung
Soup Tahu Seledri
Pukul 10.00
Goreng
Mentega
manis
Cah Kailan
Tempe Orek
Tahu Pepes
Pisang
Pepaya
Bubur Kacang Hijau Snack 16.00 Jus jeruk
BAB V
22
PENCEGAHAN •
Setelah umur 30 tahun, periksa tekanan darah setiap tahun.
•
Jangan merokok / minum alkohol
•
Kurangi berat badan bila berlebihan
23
24
•
Lakukan latihan aerobik
•
Pelajari cara-cara mengendalikan stres.
DAFTAR DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet edisi baru . Jakarta : Gramedia
25
Depkes, Direktorat Bina Farmasi Komunitas Dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT HIPERTENSI . 2006 Goodman, Goodman, Cathrine Cathrine Cavallaro Cavallaro .1998. .1998. Pathol Pathology ogy Implic Implicati ation on for The Physic Physical al Therapist . US : W. W. B. Saunders company company Ruhyanuddin, Faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem KARDIOVASKULER. Malang : UMM Press Stump, Kathleen Mahan, Sylvia Escoot. 1996. Krause’s Food, Nutrition, & Diet Therapy . 9th edition. W. B. Saunders Company www.kalbe.co.id www.medicastore.com www.wikipedia.com
LAMPIRAN OBAT-OB OBAT-OBA AT ANTIHIPERTEN ANTIH IPERTENSI SI YANG UTAMA
26
Kelas
Diuretik Tiazid
Nama obat
Klortalidon Hidroklorotiaz id Indapamide Metolazone
Dosis lazim (mg/hari)
6.25-25 12.5-50 1.25-2.5 0.5
Freq / hari
1 1 1 1
Loop
Bumetanide Furosemide Torsemide
0.5-4 20-80 5
2 2 1
Penahan kalium
Triamteren Triamteren/ HCT
50-100 37.5-75/ 25-50
1 atau 2 1
Komentar
Pemberian pagi hari untuk menghindari diuresis malam hari, sebagai antihipertensi gol.tiazid lebih efektif dari diuretik loop kecuali pada pasien dengan GFR rendah rendah (± ClCr<30 ml/min); gunakan dosis lazim untuk mencegah efek samping metabolik,; hiroklorotiazid hiroklorotiazid (HCT) dan klortalidon lebih disukai, dengan dosis efektif maksimum 25 mg/hari; klortalidon hampir 2 kali lebih kuat dibanding HCT; keuntungan tambahan untuk pasien osteoporosis o steoporosis;; monitoring tambahan untuk pasien dengan sejarah pirai atau hiponatremia Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; dosis lebih tinggi mungkin diperlukan untuk pasien dengan GFR sangat rendah atau gagal Jantung Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretik lemah, biasanya dikombinasi dengan diuretik tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan dosis rendah rendah tiazid tidak lazim,
27
Antagoni s Aldostero n
ACE inhibitor
Eplerenone Spironolakton Spironolakton / HCT
Benazepril Captopril Enalapril Fosinopril Lisinoril Moexipril Perindopril Quinapril Ramipril Trandolaapril Tanapres
50-100 25-50 25-50 / 25-50
1 atau 2 1
10-40 12.5-150 5-40 10-40 10-40 7.5-30 4-16 10-80 2.5-10 1-4
1 atau 2 2 atau 3 1 atau 2 1 1 1 atau 2 1 1 atau 2 1 atau 2
obatobat ini diberikan pada pasien yang mengalami hipokalemia akibat diuretik; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (± ClCr<30 ml/min); dapat meyebabkan hiperkalemia, terutama kombinasi dengan ACEI, ARB, atau supplemen kalium Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia hipokalemia dengan diuretic tiazid dosis rendah tidak lazim, obat-obat ini biasanya dipakai untuk pasien-pasien yang mengalami diureticinduced hipokalemia; hipokalemia; hindari pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (± ClCr < 30ml/ min); dapat menyebabkan menyebabkan hiperkalemia, terutama kombi nasi dengan ACEI, ARB, atau suplemen kalium) Dosis awal harus dikurangi 50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga
28
Penyekat reseptor angioten sin
Kandesartan Eprosartan Irbesartan Losartan Olmesartan Telmisartan Valsartan
8-32 600-800 150-300 50-100 20-40 20-80 80-320
1 atau 2 1 atau 2 1 1 atau 2 1 1 1
mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron, atau ARB; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; jangan digunakan pada perempuan perempuan hamil atau pada pasien dengan sejarah angioedema Dosis awal harus dikurangi 50% pada pasien yang sudah dapat diuretik, yang kekurangan cairan, atau sudah tua sekali karena resiko hipotensi; dapat menyebabkan hiperkalemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis atau pasien yang juga mendapat diuretik penahan kalium, antagonis aldosteron, atau ACEI; dapat menyebabkan gagal ginjal pada pasien dengan renal arteri stenosis; tidak menyebabkan batuk kering seperti ACEI,; jangan digunakan pada perempuan hamil
29
Penyekat beta
Kardioselektif Atenolol Betaxolol Bisoprolol Metoprolo
Nonselektif Nadolol Propranolol Propranolol LA Timolol Sotalol
Aktifitas simpatomime tik intrinsik Acebutolol Carteolol Pentobutolol Pindolol
25-100 5-20 2.5-10 50-200 50-200
1 1 1 1 1
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; dosis rendah s/d sedang menghambat reseptor β1, pada dosis tinggi menstimulasi menstimulasi reseptor β2; dapat menyebabkan eksaserbasi eksaserbasi asma bila selektifitas selektifitas hilang; keuntungan tambahan pada pasien dengan atrial tachyarrythmia atau preoperatif hipertensi
40-120 160-480 80-320
1 2 1
200-800 2.5-10 10-40 10-60
2 1 1 2
Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension, menghambat reseptor reseptor β1 dan β2 pada semua dosis; dapat memperparah memperparah asma; ada keuntungan tambahan pada pasien dengan essensial tremor, migraine, tirotoksikosis Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; secara parsial merangsang reseptor β sementara menyekat terhadap rangsangan tambahan; tidak ada keuntungan tambahan untuk obat-obat ini kecuali kecuali pada pasien-pasien dengan bradikardi, yang harus mendapat penyekat beta; kontraindikasi pada pasien pasca infark miokard, efek samping dan efek metabolik lebih sedikit, tetapi tidak kardioprotektif seperti penyekat beta yang lain.
30
Antagoni s kalsium
Dihidropiridin Amlodipin Felodipin Isradipin Isradipin SR Lekarnidipin Nicardipin SR Nifedipin LA Nisoldipin
Nondihidropiridin Diltiazem SR Verapamil SR
2.5-10 5-20 5-10 5-20 60-120 30-90 10-40
1 1 2 1 2 1 1
180-360
1 1
Dihidropiridin yang bekerja cepat (long-acting) harus dihindari, terutama nifedipin dan nicardipin; dihidropiridin adalah vasodilator perifer yang kuat dari pada nondihidropiridin dan dapat menyebabkan pelepasan simpatetik refleks (takhikardia), pusing, sakit kepala, kepala, flushing, dan edema perifer; keuntungan tambahan pada sindroma Raynaud Produk lepas lambat lebih disukai untuk hipertensi; obatobat ini menyekat slow channels di jantung dan menurunkan denyut jantung; dapat menyebabkan heart block; keuntungan tambahan untuk pasien dengan atrial takhiaritmia
OBAT-OB OBAT-OBA AT ANTIHIPERTENSI ANTIHIPER TENSI ALTERNA ALTERNATIF TIF Kelas
Nama obat
Freq / hari
Komentar
Doxazosin Prazosin Terazosin
Dosis lazim (mg/hari) 1-8 2-20 1-20
Penyekat alfa-1
1 2 atau 3 1 atau 2
Agonis sentral α-2
Klonidin Metildopa
01-0.8 250-1000
2 2
Antagonis Adrenergik
Reserpin
0.05-0.25
Dosis pertama harus diberikan malam sebelum tidur; beritahu pasien untuk berdiri perlahan-lahan dari posisi duduk atau berbaring untuk meminimalkan resiko hipotensi ortostatik; keuntungan tambahan untuk laki-laki dengan BPH (benign prostatic hyperplasia) Pemberhentian tiba-tiba dapat menyebabkan rebound hypertension; paling efektif bila diberikan bersama diuretik untuk mengurangi retensi cairan Gunakan dengan diuretik untuk mengurangi retensi cairan
31
Perifer Vasodilator arteri langsung
Minoxidil Hidralazin
10-40 20-100
1 atau 2 2 atau 4
Gunakan dengan diuretic dan penyekat beta untuk mengurangi retensi cairan dan refleks takhikardi
32