ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA KELOMPOK DENGAN MASALAH UTAMA OSTEOPOROSIS
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji Puji dan syuku syukurr kehadi kehadirat rat Allah Allah SWT yang yang telah telah melimp melimpahk ahkan an rahmat rahmat,, hidaya hidayah, h, dan karuni karunia-Ny a-Nyaa kepada kepada kita, kita, sehing sehingga ga kita kita mampu mampu menyel menyelesai esaikan kan lapo lapora ran n “Asu “Asuha han n Kepe Kepera rawa wata tan n Kelo Kelomp mpok ok Usia Usia Lanj Lanjut ut deng dengan an Masa Masala lah h osteoporosis di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardhoyo Ungaran”. Dalam melaksanakan asuhan kelompok usia lanjut sampai dengan penulisan lapo lapora ran, n,
kelo kelomp mpok ok
meng mengal alam amii
seju sejuml mlah ah
kesu kesuli lita tan n
kare karena na
kete keterb rbat atas asan an
pengetahuan dan pengalaman yang kelompok miliki. Namun, atas bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya asuhan keperawatan kelompok usia lanjut lanjut dengan dengan masalah masalah hipert hipertens ensii dapat dapat tersele terselesaik saikan, an, mulai mulai dari dari pengka pengkajian jian,, penyusunan diagnosa keperawatan dan prioritas masalah, rencana intervensi, impl implem emen enta tasi, si, dan dan eval evalua uasi si,, samp sampai ai deng dengan an tahap tahap pend pendok okum umen enta tasia sian n dari dari keseluruhan proses tersebut. oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kelompok
Ibarat kata pepatah “tidak ada gading yang tak retak”, tentunya laporan ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik yang konstruktif dari pembaca guna menyempurnakan laporan ini. Harapan kami, laporan ini bermanfaat bagi dunia keperawatan khususnya, dan bagi para pembaca pada umumnya.
Ungaran,
September 2006
Kelompok III
BAB I PENDAHULUAN
I. Lata Latarr Belaka lakang ng
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup significant. Dengan Dengan bertam bertambah bahnya nya usia usia terdap terdapat at pening peningkat katan an hilang hilang tulang tulang secara secara linear. Hilang tulang ini lebih nyata pada wanita disbanding pria. Tingkat hilang tulang ini sekitar 0,5 – 1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopause dan pada pria > 80 tahun. Hilang tulang ini lebih mengenai bagian trabekula tr abekula disbanding bagian korteks, dan pada pemeriksaan histologik wanita wanita dengan dengan osteop osteoporo orosis sis spinal spinal pasca pasca menopa menopause use tingga tinggall mempun mempunyai yai tulang trabekula < 14% (nilai normal pada lansia 14 – 24% ) (Peck, 1989).
pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering terjadi karena kurangnya pengetahuan. Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis, penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan juga dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan
pengobatan
osteoporosis.
Peran
yang
terakhir
adalah
peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
III. Proses Pembuatan Makalah Penulisan makalah pada studi kasus menggunakan metode deskriptif yaitu menggambarakan Massalah-Massalah yang terjadi dan didapat pada saat melaksanakan asuhan keperawatan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : a. Wawancara Yaitu melakukan Tanya jawab langsung kepada klien dan keluarga, perawat, dokter serta tim kesehatan lainnya b. Observasi partisipatif aktif Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap kelayan serta melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan perMassalahan yang dihadapi c. Studi Kepustakaan
BAB II LANDASAN TEORI
A. DEFINISI Adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal.
Secara
histopatologis
osteoporosis
ditandai
oleh
berkurangnya ketebalan korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang. Penurunan
Massa
tulang ini
sebagai
akibat dari berkurangnya
pembentukan, meningkatnya perusakan (destruksi) atau kombinasi dari keduanya (Hadi-Martono, 1996). Menurut pembagiannya dapat dibedakan atas : (Peck, 1989 ; Chestnut, 1989) :
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang ♣
Faktor mekanik Beban mekanik berpengaruh terhadap massa tulang, bertambahnya beban akan menambah massa tulang dan berkurangnya massa tulang. Ada hubungan langsung dan nyata antara massa otot dan massa tulang. Kedua hal tersebut menunjukkan respon terhadap kerja mekanik. Beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan juga massa tulang yang besar
♣
Faktor makanan dan hormon Pada seseorang dengan pertumbuhan hormon dengan nutrisi yang cukup (protein dan mineral), pertumbuhan tulang akan mencapai maksimal sesuai dengan pengaruh genetic yang bersangkutan
2. Determinan pengurangan Massa Tulang
-
Kalsium Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan keseimbangan kalsium yang negatif begitu sebaliknya.
-
Protein Parotein yang berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan keseimbangan kalsium yang negatif
-
Estrogen Berkurangnya/hilangnya
estrogen
dari
dalam
tubuh
akan
mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan kalsium, karena menurunnya efisiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga menurunnya konservasi kalsium diginjal. -
Rokok dan kopi
tulang. Kehilangan karena usia mulai segera setelah tercapai puncaknya massa tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause mengakibatkan percepatan resorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun pasca menopause. Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung kalsium dan vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan fungsi tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis. D. TANDA DAN GEJALA ♣
Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
♣
Nyeri timbul secara mendadadak
Pemeriksaan laboratorium (missal kalsium serum, fosfat, serum, fosfatase alkalu, ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksi prolin urine, hematokrit, laju endap darah), dan sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis medis lain (missal ; osteomalasia, hiperparatiroidisme, dlll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan tulang. Absorbsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa tulang pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorpsiometri dual-foton, dual energy x-ray absorpsiometry (DEXA) , dan CT mampu memberikan informasi menganai massa tulang pada tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk mengidentifikasi tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi. F. PENATALAKSANAAN Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi dan seimbang sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium paa permulaan umur
pertanyaan
mengenai terjadinya
osteoporosis dalam keluarga, fraktur
sebelumnya, konsumsi kalsium diet harian, pola latihan, awitan menopause, dan penggunaan kortikosteroid selain asupan alcohol, rokok dan kafein. Setiap gejala yang dialami pasien, seperti nyeri pingggang, konstipasi atau gangguan citra diri, harus digali. Pemeriksaan fisik kadang menemukan adanya patah tulang, kifosis vertebra torakalis atau pemendekan tinggi badan. Masalah mobilitas dan pernafasan
dapat terjadi akibat perubahan postur dan kelemahan otot.
Konstipasi dapat terjadi akibat inaktifitas. H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG DAPAT MUNCUL ♣
♣
♣
Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi Nyeri b.d spasme otot, fraktur Konstipasi b.d imobilitas atau terjadi ileus
merelaksasi
otot.
Kompres
panas
intermiten
dan
pijatan
punggung
memperbaiki relaksasi otot. Memperbaiki pengosongan usus. Konstipasi merupakan masalah yang berkaitan dengan imobilitas, pengobatan dan lansia. Pemberian awal diit tinggi serat, tambahan cairan, dan penggunaan pelunak tinja sesuai ketentuan dapat membantu meminimalkan konstipasi. Mencegah cidera. Aktifitas fisik sangat penting untuk memperkuat otot, mencegah atrofi dan memperlambat demineralisasi tulang progresif. Latihan isometric dapat digunakan untuk memperkuat otot batang tubuh.
J. EVALUASI 1. Mendapatkan
pengetahuan
mengenai
osteoporosis
dan
program
penanganannya. a. Menyebutkan hubungan asupan kalsium dan latihan terhadap massa
a. Mempertahankan postur yang bagus b. Mempergunakan mekanika tubuh yang baik c. Mengkonsumsi diet seimbang tinggi kalsium dan vitamin D d. Rajin menjalankan latihan pembebanan berat badan (jalan-jalan setiap hari) e. Istirahat dengan berbaring
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000 Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, Jakarta, EGC, 2002 R. Boedhi Darmojo, Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Jakarta, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA
ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK LANSIA DI WISMA SURTI KANTI PANTI WREDHA WENING WARDHOYO UNGARAN Data Umum Nama Panti
: Panti Wredha Wening Wardoyo
Alamat Panti : Jl.Kutilang No.24 Ungaran Nama pimpinan panti : Dra. Sri Rukmi Handayani Karakteristik Penghuni No
Nama
: Umur
Pendidikan
Agama
huruf atau tidak sekolah. Dan untuk agama sebagian penghuni di Wisma Arjuna Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran menganut agama Islam. Data Khusus Biologis Keadaan Kesehatan Dari pengkajian pada tanggal 20 Agustus 2005, selama 6 (enam) bulan terakhir yang dirasakan oleh kelayan di Wisma surti kanti adalah nyeri pada kaki dan lutut, sebagian besar kelayantidak dapat berjalan, pengelihatan berkurang, pendengaran berkurang, badan terasa pegal-pegal, bila berjalan terasa gemetar, mata berair, bila berjalan terasa sakit, aktivitas berkurang, dan merasa mudah lelah. Sedangkan untuk tekanan darah kelayan antara 130/90 mmHg sampai dengan 170/90 mmHg. Pola makan dan minum Pola makan kelayan di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo
Semua kelayan yang ada di wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran
mandi setiap 2 kali sehari dibantu oleh pengasuh panti. Mandi
menggunakan sabun mandi sendiri-sendiri, sedangkan untuk gosok gigi dari 6 kelayan, 2 kelayan gosok1 kali sehari dan 4 kelayan 2 kali sehari. Kebersihan secara umum semua kelayan cukup. Psikologis dan Sosial Kebiasaan buruk kelompok Kebiasaan buruk kelayan di Wisma Surti Kanti adalah kurang sosialisasi atau interaksi antar kelayan di Wisma Arjuna maupun dengan semua kelayan di wisma yang lain. Dan ada satu kelayan yang mempunyai sifat pelupa. Keadaan Emosi Kondisi emosi kelayan di Wisma Surti Kanti rata-rata stabil. Beberapa gambaran keadaan emosi kelayan adalah sebagai berikut :
Rekreasi Aktivitas Rekreasi dilakukan untuk menghabiskan waktu, diantaranya adalah : duduk-duduk di depan atau di serambi sambil melihat pemandangan, mengikuti pengajian di aula pada hari Rabu dan Sabtu, rebahan di kamar tidur, seminggu sekali menyanyi bersama dengan kelayan wisma lainnya di aula yang dilakukan oleh pihak panti, dan jalan-jalan keluar kota kurang lebih satu kali dalam setahun dengan para pengasuh panti dan kelayan wisma lainnya. Perilaku mencari pelayanan kesehatan Semua kelayan di Wisma Arjuna memanfaatkan klinik yang ada di panti ketika mereka memiliki keluhan tentang kesehatannya. Ketergantungan obat Dari Keenam kelayan yang ada di wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran
tidak ada yang mempunyai ketergantungan obat atau
Kegiatan Organisasi Sosial Kegiatan organisasi sosial yang biasa di ikuti oleh kelayan wisma Surti Kanti mengikuti kegiatan panti yaitu: untuk yang beragama Islam pengajian yang dilaksanakan 2 kali seminggu pada hari Jum’at dan Sabtu bertempat di aula, sedangkan untuk yang beragama Kristen mengikuti kegiatan kebaktian 2 kali seminggu juga pada hari Jum’at dan Sabtu yang bertempat tinggal di Wisma Noroyono. Kegiatan non keagamaan yang dikerjakan secara bersama-sama adalah mengikuti senam pagi yang dilakukan setiap hari Jum’at pukul 05.00 WIB. Hubungan antar anggota kelompok Hubungan antar anggota kelompok tidak ada masalah tetapi komunikasi antar kelayan di Wisma Surti Kanti kurang baik, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Mereka jarang berinteraksi dan cenderung individual. Sebagian besar waktu mereka dihabiskan untuk berdiam diri di dalam kamar mereka masingmasing dan duduk di depan teras Wisma. Hanya ada 4 kelayan yang dapat
Spiritual Ketaatan Beribadah 2 kelayan yang beragama Islam di Wisma Arjuna taat beribadah, mengerjakan shalat lima waktu dan taat mengikuti pengajian setiap hari Jum’at dan Sabtu kecuali bila merasakan keluhan sakit mereka tidak mengikuti pengajian yang diadakan di Panti. Dua kelayan yang beragama Kristen di Wisma Surti Kanti juga taat beribadah dengan dikunjungi gereja pada setiap hari ada juga yang hanya pada hari Minggu, Rabu dan Jum’at secara rutin serta mengikuti kegiatan kebaktian yang di pimpin oleh Pastur / Pendeta yang mendatangi panti setiap hari Jum’at dan Sabtu. Keyakinan tentang kesehatan Bagi kelayan sebenarnya kesehatan sangat penting. Hal itu bisa dilihat dari perilaku kelayan yang tidak nyaman setiap kali sakit. Keyakinan terhadap
Mereka menghindari makan makanan yang mengandung banyak garam dan minum kopi tetapi oleh kelayan peraturan tersebut dilanggar. Di Wisma Surti Kanti untuk beragama Islam biasanya sehabis mengharib mereka akan masuk ke kemarnya masing-masing.
Keadaan Lingkungan Dalam Penerangan Perangan di Wisma Surti Kanti cukup baik dengan adanya lampu neon yang mendukung pencahayaan di malam hari. Untuk kamar tidur lampu 10 watt, ruang santai 15-20 watt, dan untuk kamar mandi 10 watt. Sedangkan penchayaan di siang hari didukung dengan adanya jendela kaca sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam ruangan. Kebersihan dan Kerapian
Air minum berasal dari air PAM. Kondisi air minum memenuhi standar kesehatan (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan tidak mengandung endapan kotoran). Untuk minum dimasak terlebih dahulu oleh bagian dapur.
Keadaan Lingkungan dan Halaman Penerangan Halaman Halaman di sekitar wisma dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias dan bagian samping ditanam pohon. Pembuangan air limbah Sarana pembuangan air limbah adalah melalui saluran got yang tidak tertutup dan aliran saluran limbah lancar. Pembuangan sampah
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Ny. S
Tn. A
Ny. J
Ny. S
Ny.B
NY.R
Compos mentis
Compos mentis
Compos mentis
Compos mentis
Compos mentis
Compos mentis
TD (mmHg)
120\30
150/100
14090
120/90
170/100
160/90
Nadi (x/menit)
80
64
88
88
84
84
Suhu ( C)
36.5
36.5
36.5
37
37.5
37.5
RR (x/menit)
20
22
20
20
20
20
BB (kg)
39
39
40
46
36.5
35
TB (cm)
152
152
140
154
Penampilan
Rapi dan bersih
Rapi dan bersih
Rapi dan bersih
Rapi dan bersih
Rapi dan bersih
Rapi dan bersih
Periksa pandang
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Kepala
Kulit
Fisik Tingkat kesadaran
o
umum
kepala Bersih, tidak ada Kulit
bersih, tidak ada lesi
kepala Bersih, tidak ada lesi Bersih, tidak ada Lembab,
lembab
lesi
tidak
ada lesi
luka di kepala Rambut
Bersih,
sedikit Bersih
rontok, beruban
beruban
rontok, Bers ih,
tidak Rontok
mudah dicabut
beruban, Bersih,
bersih
tidak
beruban Rontok, beruban, mudah bersih
dicabut Mata
Tidak
anemis, Berair, tidak bisa Bersih,
tidak Berair, tidak anemis,
Tidak
anemis,
Bersih,
tidak
bersih,
melihat
anemis,
mata
sebelah
penglihatan agak
pandangan
post
op
kabur.
sedikit kabur
mata sebalah kanan kabur,
kiri bersih,
katarak, pandangan baik.
mata
goyang
anemis, pandangan baik.
kiri
tangan
5
meter. Mata sebelah kanan
goyang
tangan sampai tak terhingga Hidung
Bersih, tidak ada Bersih,tidak pembesaran
ada Bersih, tidak ada Bersih,
septum deviasi
pholip
tidak
ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
pholip
pholip
pholip
pholip. Telinga
Mulut
Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih,
Tidak ada serumen, Bersih,
serumen,
serumen,
pendengaran
pendengaran
kurang
kurang
Bersih,
gigi Bersih,
gigi Bersih,
tanggal, mukosa tanggal
tanggal
merah
mukosa lembab
muda,
bibir agak kering
pendengaranbaik pendengaran menurun
Tidak
asa
pendengaran
serumen,
kurang
pendengaran kurang
gigi Bersih, gigi tangga, Bersih, semua, mukosa jambu,
merah tersisa ada
gigi
geraham tanggal
semua
karies bawah kanan 2
gigi, stomatitis tidak ada
gigi Bersih,
musoca lembab
Leher
Tidak
ada Tidak
pembesaran kelenjar dan
Dada
tidak
ada Tidak
pembesaran tiroid, kelenjar ada dan
tidak
ada Tidak
pembesaran
tiroid, kelenjar ada dan
tid ak
ada Tidak
ada Tidak
pembesaran kelenjar pembesaran
tiroid, tiroid, dan tidak ada kelenjar ad a pembesaran
vena dan
tidak
ada
pembesaran
tiroid, kelenjar ad a dan
tidak
tiroid, ad a
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena jagularis
pembesaran vena pembesaran vena
jagularis
jagularis
jagularis
jagularis
jagularis
Simetris,
tidak Simetris,
tidak Simetris,
tidak Simetris, tidak ada Simetris,
tidak Simetris,
ada ictus cordis, ada ictus cordis, ada ictus cordis, ictus
cordis, tidak ada ictus cordis, ada ictus cordis,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri tidak ada nyeri ada nyeri tekan
tidak ada nyeri tidak
tekan
tekan
tekan
tekan
tidak
tekan
ada
nyeri
Paru
Bun yi
nafas Bunyi
nafas Bunyi
nafas Bunyi
nafas Bunyi
nafas Bunyi
nafas
vesikuler,
irama vesikuler,
irama vesikuler,
irama vesikuler,
irama vesikuler,
irama vesikuler,
irama
pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur pernafasan teratur Jantung
Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak
ada
suara Tidak ada suara Tidak ada suara
jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal jantung abnormal Abdomen
Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-), Nyeri
tekan
asietas (-), luka asietas
(-),
bekas operasi (-)
(-),
massa(-),
luka (-),
bekas operasi (-) Genetalia
Esktremitas
asietas (-), massa luka
bekas (-)
operasi (-)
Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak
asietas
luka
jantung abnormal jantung abnormal (-), Nyeri tekan (-), Nyeri tekan (-),
massa
asietas (-), massa
bekas (-), luka
operasi (-)
dilakukan Tidak
pernafasan teratur pernafasan teratur
bekas (-),
operasi (-) dilakukan Tidak
asietas (-), massa luka
operasi (-)
dilakukan Tidak
dilakukan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
pemeriksaan
Ekstremitas
Untuk
Ekstremitas
Ekstremitas
mengalami
ekstremitas
mengalami
bila berjalan terasa mengalami
bawah
kelemahan,
bawah
sakit, kekuatan otot gangguan,
mengalami
lumpuh
paha kiri terasa mampu brjalan
2
kelemahan,
sakit,
bagian kelemahan,tidak
pemeriksaan
bekas
bawah Ekstremitas
kekuatan otot 2
kekuatan
pemeriksaan Ekstremitas
berjalan
otot 5
dengan
walker, kekuatan otot 3
LAB
-
-
-
-
-
-
Informasi
-
-
-
-
-
-
penunjang Terapi medis
-
-
-
-
-
-
A. ANALISA DATA
NO
1
DATA
MSL KEPERAWATAN
DS : Kelayan mengatakan malas untuk berjalan jauh dan lutut terasa sakit kaku untuk Nyeri berhubungan dengan spasme berjalan
otot
DO : Kelayan tampak tiduran di atas tempat tidur, makan siang diambilkan oleh teman sekamarnya, kelayan tidak bisa maksimal mengangkat kaki, jalan kelayan sangat pelan dan menggunakan tongkat. 2
DS : Kelayan mengeluh otot-otot kaki (lutut) kaku terutama pada pagi hari. Jika Resiko terjadi fraktur berhubungan penyakit kambuh kelayan mengatakan pernah jatuh dan berjalan sempoyongan DO : Jika kelayan duduk dan mau berdiri, lutut kaki kanan kelayan tampak bengkak, kelayan tampak pelan-pelan dan hati-hati. Kelayan berjalan dengan bantuan tongkat.
dengan osteoporosis
3
DS: kalayan mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialami
Kurangnya
Do : kalayan jarang menggunakan fasilitas kesehatan di klinik
berhubungan
pengetahuan dengan
kurangnya
informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri
B. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO 1
DIAGNOSA KEP-AN Nyeri berhubungan Setelah
dengan spasme otot
TUJUAN Dilakukan
tindakan
♦
RENCANA TINDAKAN Pertahankan tirah baring
keperawatan selama 3 x 24 jam
♦
Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
♦
Batasi aktivitas
♦
Berikan alternatif posisi yang nyaman saat duduk, tidur,
diharapkan nyeri berkurang dengan criteria hasil : ♦
Pasien mengungkapkan merasa nyaman
pada pinggang dan
berdiri ♦
lutut ♦
Beri tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti posisi nyaman, tehnik relaksasi, bimbingan imajinasi
Klien dapat beraktifitas tanpa ♦
Hindari konstipasi
terasa nyeri ♦
2
Resiko terjadi fraktur Setelah berhubungan
tindakan
♦
Orientasikan kelayan terhadap lingkungan
dengan keperawatan selama 3 x 24 jam
♦
Observasi tanda-tanda dan gejala disorientasi
♦
Bantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari dengan bantuan
osteoporosis
dilakukan
diharapkan
tidak
terjadi
fraktur
dengan criteria hasil : ♦
Mengenal dalam
partial
kemampuan
memenuhi
gerak
♦
kebutuhan
Pastikan ada alat Bantu untuk mencegah injuri seperti keset kamar mandi, pegangan tangan didinding
sehari-hari ♦
Mengidentifikasi / memperbaiki potensial
bahaya
dalam
lingkungan 3
Kurangnya
Setelah
pengetahuan
keperawatan selama 3 x 24 jam
berhubungan kurangnya
dengan diharapkan
dilakukan
pengetahuan
tindakan
kelayan
♦
prosedur ♦
informasi meningkat dengan criteria hasil :
tentang proses penyakit dan perawatan diri
♦
Pasien
mengung kapkan
Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
♦
pengetahuan dan ketrampilan penatalaksanaan perawatan dini
Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan
Diskusikan
pentingnya
menghindari
kelelahan
mengangkat berat ♦
Diskusikan perlunya diet tinggi kalsium sesuai pesanan
♦
Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
dan
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL/WAKTU
DIAGNOSA
rabu
KEPERAWATAN Nyeri berubungan
13/09/06
dengan spasme otot
jam :
IMPLEMENTASI ♦
Menganjurkan
kelayan
EVALUASI
untuk
banyak S :
istirahat ♦
08.30
melakukan
pada
kelayan
pekerjaan/aktivitas
sesuai
♦
Memotivasi
teman
membantu
kelayan
mengatakan tidak
bisa
istirahat- tidur jika belum ngantuk
untuk
Kelayan mengatakan tidak banyak
♦
dengan kemampuan ♦
Kelayan
♦
Menganjurkan
Ttd
pekerjaan yang dapat dilakukan sekamarnya dalam
semenjak sakit
untuk
memenuhi
Teman
♦
sekamar
kelayan
kebutuhan
mengatakan memang biasanya dia
Memberikan alternatif posisi yang nyaman
yang membantu kebutuhannya
saat duduk, tidur, berdiri
Kelayan mengatakan saat sewaktu
♦
♦
Mengajarkan tehnik napas dalam
merawat anak bu Tiwi (pengasuh)
♦
Menganjurkan untuk membayangkan yang
memang saat yang menyenangkan
menyenangkan , missal : sewaktu merawat anak bu Tiwi (pengasuh)
O: ♦
Kelayan
biasa
duduk
dengan
bersandar ♦
Kelayan tidak biasa tidur siang,
tidur malam tidak tahu jamnya asal sudah ngantuk ya tidur ♦
Kelayan
mempraktekkan
napas
dalam yang diajarkan
A: Kelayan berusaha untuk mengurangi rasa
nyeri
kepala
dengan
anjuran
perawat P: Pertahankan dan lanjutkan tindakan yang sudah direncanakan Resiko Jam :
09.00 WIB
terjadi
♦
Mengorientasikan
kelayan
dengan S :
fraktur
lingkungan
berhubungan
tentang kondisi lingkungan
dengan lingkungan karena sudah
Memastikan barang-barang kelayan berada
lama
dekat dan dimengerti letaknya dengan
menghuni
dengan
♦
osteoporosis
dengan
cara
menanyakan
menanyakan pada kelayan sambil diminta
♦
♦
♦
Kelayan mengatakan sudah hafal
(leb ih
Kelayan
untuk menunjukkan
sekarang
Memastikan di wisma ada alat Bantu untuk
mendingan
dari
10
mengatakan jalannya dan
sudah belum
tahu n)
bahwa agak perlu
mencegah injuri ♦
Menganjurkan
menggunakan tongkat kelayan
jika
berjalan O :
menggunakan alat Bantu seperti tongkat
Kelayan jika melihat sesuatu harus
♦
untuk membantu menyangga beban badan
mendekat Kelayan
♦
mampu
menunjukkan
tempat barangnya berada Kelayan jika berjalan pelan dan
♦
badan sedikit membungkuk ♦
Kelayan tidak menggunakan alat Bantu tongkat untuk berjalan
♦
Di wisma terdapat fasilitas alat Bantu
seperti
pegangan
pada
tembok A: Kelayan mampu mencegah terjadinya frakturi dengan kemampuannya dan fasilitas yang tersedia P: Pertahankan dan lanjutkan tindakan yang sudah direncanakan
Jam :
Kurangnya
09.30 WIB
pengetahuan
♦
♦
kurangnya
informasi
tentang S :
penyakit yang diderita
berhubungan dengan
Mengkaji kemampuan kelayan
♦
gejala, pengobatannya ♦
perawatan diri
Menjelaskan
mengatakan
tidak tahu
Kelayan mengatakan tidak merasa mempunyai penyakit osteoporosis
pentingnya
menghindari
♦
kelelahan dengan cara banyak istirahat dan bekerja sesuai kemampuan ♦
Kelayan
tentang osteoporosis
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita kelayan : pengertian, penyebab, tanda dan
tentang
proses penyakit dan
♦
Kelayan
mengatakan tidak
bisa
istirahat/tidur jika tidak mengantuk ♦
Kelayan
mengatakan
makan
Menjelaskan pentingnya menjaga makanan
seadanya di wisma sesuai yang
seperti
dihidangkan oleh dapur
emping
menghindari
bayam,
jerohan, O: ♦
Kelayan tampak bingung
♦
Kelayan makan sesuai yang telah dihidangkan dari dapur
A: Kelayan
belum mengetahui tentang
penyakit yang diderita P: Ulangi
dan
lanjutkan
tindakan
keperawatan yang sudah direncanakan
Nyeri
14-9-2006
dengan peningkatan
mengenai istirahat tidur, makan, tehnik
spasme otot
relaksasi yang sudah diajarkan
Jam : 07.45 WIB
berubungan
dan dimodifikasi ini S :
Kamis
♦
♦
Mengkaji
kondisi
kelayan
hari
Menanyakan pada kelayan apakah sudah
Kelayan mengatakan hari ini lutut
♦
dan pinggangnya masih terasa nyeri Kelayan
♦
mengatakan
semalam
minum obat untuk menghilangkan pegel-
kurang bisa tidur karena lututnya
pegel
pegel ♦
Kelayan mengatakan sarapan pagi sudah dimakan
♦
Kelayan mengatakan lupa untuk melakukan tehnik napas dalam
♦
Kelayan mengatakan tidak minum obat apa-apa
O: ♦
Kelayan sering memegang lututnya
♦
Kelayan tampak capek/lelah
A: Kelayan mengalami penurunan status kesehatan. P: Berikan
tindakan
untuk
mengatasi
keluhan dan lanjutkan dengan tindakan Jam :
Resiko
08.15 WIB
fraktur
terjadi
♦
Mengkaji kondisi nyeri kelayan
♦
Mengkaji kemampuan berjalan kelayan
keperawatan yang telah direncanakan S: Kelayan mengatakan kalau dipaksa
♦
berhubungan
dengan cara diminta berjalan pada jalan
jalan cepat kakinya masih sedikit
dengan
datar, jalan naik tangga dan jalan yang
terasa sakit
osteoporosis
tidak rata
O: ♦
Kelayan berjalan dengan pelan dan mampu melakukan perintah perawat seperti
berjalan
dijalan
datar
kelayan tanpa kesulitan, naik tangga dengan berpegangan A: Kelayan mengalami peningkatan dalam kewaspadaan
pada
saat
berjalan
sehingga resiko injuri dapat dihindari
P: Pertahankan Jam :
Kurangnya
♦
tindakan Mengkaji pengetahuan kelayan tentang S :
dan lanjutkan
rencana
08.30 WIB
pengetahuan
osteoporosis
berhubungan dengan
♦
kurangnya
informasi
Kelayan
♦
Menganjurkan kelayan untuk mengikuti penyuluhan tentang osteoporosis
mengatakan
tidak tahu
tentang osteoporosis Kelayan mengatakan kalau dirinya
♦
tentang
tidak osteoporosis
proses penyakit dan
Kelayan
♦
perawatan diri
mengatakan
mengikuti
kegiatan
mau
penyuluhan
tentang osteoporosis O: Kelayan
♦
mengikuti
kegiatan
penyuluhan sampai selesai A: Kelayan tentang
masih
belum
mengetahui
penyakit osteoporosis yang
diderita P: Berikan pendidikan kesehatan tentang osteoporosis dengan bahasa sederhana dan lanjutkan tindakan yang sudah direncanakan Jam :
♦
Mengeksplorasi perasaan kelayan setelah
12.00 WIB ♦
mengikuti penyuluhan osteoporosis
S:
Mengkaji pengetahuan kelayan tentang
♦
Kelayan
osteoporosis
mengatakan
senang
mengikuti kegiatan karena banyak temannya Kelayan mengatakan sudah lupa
♦
tentang apa yang dijelaskan tadi O: Kelayan
♦
tidak
bisa
menjawab
pertanyaan tentang osteoporosis ♦
Kelayan hanya tersenyum saja
A: Kelayan belum bisa mengerti tentang osteoporosis
meski
sudah
diberi
penyuluhan P: Jelaskan kembali dengan modifikasi tindakan Jumat
Nyeri
berubungan
15-9-2006
dengan spasme otot
mengenai istirahat tidur, makan, tehnik
Jam
serebral
relaksasi yang sudah diajarkan
♦
Mengkaji
kondisi
kelayan
hari
ini S : ♦
Kelayan mengatakan hari ini lutut dan
pinggangnya
masih
terasa
07.45 WIB
♦
sedikit nyeri
Mengkaji kondisi kelayan berkaitan dengan kondisi nyeri yang diderita
♦
Kelayan
mengatakan
semalam
kurang bisa tidur karena lututnya masih terasa nyeri ♦
Kelayan mengatakan kurang bisa menikmati sarapan pagi
♦
Kelayan mengatakan lupa apa itu tehnik napas dalam
O: ♦
Kelayan sering terlihat memegangi lututnya
♦
Kelayan tampak capek/lelah
♦
TD : 150/90 mmHg
A: Kelayan mengalami penurunan status kesehatan P: Berikan
tindakan
untuk
mengatasi
keluhan dan lanjutkan dengan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
♦
Jam :
Resiko
08.00
fraktur berhubungan dengan
terjadi
Mengkaji kondisi lutut kelayan apakah S:
masih sakit jika untuk berjalan ♦
Mengajak
kelayan
untuk
mengikuti
Kelayan mengatakan lututnya masih
♦
sedikit sakit jika untuk berjalan
penyuluhan tentang kebersihan kamar tidur
Kelayan mengatakan senang dengan
♦
osteoporosis
kegiatan penyuluhan O: Kelayan
♦
mengikuti
kegiatan
penyuluhan dengan berjalan pelan menahan
nyeri
namun
menolak
untuk menggunakan tongkat A: Kelayan mengalami peningkatan dalam kewaspadaan
pada
saat
berjalan
sehingga resiko fraktur dapat dihindari P: Pertahankan tindakan keperawatan
S: ♦
Jam :
Kurangnya
11.30
pengetahuan
Menanyakan kembali pada kelayan tentang osteoporosis
♦
Menyampaikan pertemuan
dengan
membicarakan
kurangnya tentang
mengatakan
tidak tahu
tentang osteoporosis
berhubungan
informasi
Kelayan
♦
kontrak
hari
jum’at
waktu yang
tentang
untuk
Kelayan
♦
akan
pertemuan
besok jam 11.00 dengan perawat
osteoporosis
kembali
menyepakati
dan pengasuh O:
proses penyakit dan perawatan diri
♦
Kelayan terlihat bingung
♦
Kelayan mengangguk tanda setuju
A: Kelayan mau untuk diberi penjelasan tentang osteoporosis P: Persiapkan dengan baik untuk media dan alat sesuai kondisi kelayan
Sabtu
Nyeri
berubungan
♦
Mengkaji
kondisi
kelayan
hari
ini S :
16-9- 2006
dengan spasme otot
mengenai istirahat tidur, makan, tehnik
Jam 07.30
♦
relaksasi yang sudah diajarkan ♦
mendingan
Mengkaji kondisi kelayan berkaitan dengan
♦
nyeri yang diderita ♦
Mengajarkan
tehnik
Kelayan mengatakan hari ini sudah
Kelayan mengatakan semalam bisa tidur meski tidak nyenyak
relaksasi
dalam
♦
mengurangi rasa pusing dengan napas dalam, posisi tidur yang rata, massage
Kelayan mengatakan sarapan pagi sudah dimakan
♦
perlahan
Kelayan mengatakan nanti akan dicoba
O: ♦
Kelayan
masih
sering
terlihat
memegangi lututnya ♦
Kelayan tampak lebih segar
♦
Kelayan mengikuti gerakan tehnik relaksasi
A: Kelayan mengalami perbaikan
status
kesehatan P: Pertahankan tindakan
dan lanjutkan
rencana
Jam :
Kurangnya
12.00 WIB
pengetahuan
S: ♦
berhubungan dengan
kurangnya
informasi
tentang
Mengingatkan
kontrak
yang
telah
Kelayan mengatakan masih ingat
♦
disepakati dengan kelayan
dengan kontrak yang disepakati
♦
Mempersiapkan setting tempatnya
♦
Menjelaskan
proses penyakit dan
pada
kelayan
penjelasan tentang osteoporosis
tentang
osteoporosis dengan menggunakan bahasa
perawatan diri
Kelayan mengatakan senang diberi
♦
Kelayan mengatakan kalau dirinya
♦
tidak osteoporosis
jawa dan didampingi dengan pengasuh ♦
Menanyakan pada kelayan apakah ada O :
♦
Mengeksplorasi
perasaan
kelayan
Kelayan
♦
tidak
bisa
menjawab
pertanyaan perawat
Memberikan pujian atas apa yang telah disampaikan oleh kelayan
diam saja saat diberi
penjelasan
saat
diberi penjelasan ♦
Kelayan
♦
yang belum dimengerti
♦
Kelayan lupa tentang apa yang sudah dijelaskan
♦
Kelayan
sedikit
tersenyum saat
diberi pujian A: Kelayan mengalami penurunan daya