Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Osteoporosis
1. Topik Osteoporosis pada Lansia 2. Sasaran Program Kesehatan fisik lansia 3. Sasaran Penyuluhan Kelompok Lansia 4. Tujuan Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan selama 120 menit , kelompok lansia dapat
memahami tentang Osteoporosis. Tujuan Khusus : Tujuan Kognitif a. Menjelaskan pengertian osteoporosis b. Menjelaskan penyebab osteoporosis c. Menjelaskan tanda dan gejala osteoporosis d. Menjelaskan tentang senam osteoporosis dan gerakannya e. Menjelaskan manfaat senam osteoporosis f. Menjelaskan upaya untuk mengatasi osteoporosis Tujuan afektif a. Menunjukkan perhatian terhadap osteoporosis b. Dapat fokus dengan materi osteoporosis c. Dapat menilai tentang osteoporosis Tujuan psikomotorik a. Mendemonstrasikan senam osteoporosis
5. Materi a. Pengertian osteoporosis b. penyebab osteoporosis c. Tanda dan gejala osteoporosis d. Upaya untuk mengatasi osteoporosis e. Senam osteoporosis dan gerakannya f. Manfaat senam osteoporosis
6. Metode a. Ceramah b. Disuksi c. Demonstrasi
7. Media Dan Alat Pendukung: Media : a. Leaflet Oseoporosis : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan dan pengobatan : pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan
b. Powerpoint
dan pengobatan c. video senam Osteoporosis Alat
: a. b. c. d. e.
Laptop LCD Screen / Layar Pointer Sound
8. Waktu Pelaksanaan Hari
: Sabtu
Tanggal
: 10 Oktober 2015
Jam
: 08.00-10.00 WIB
Alokasi Waktu No. 1.
Waktu 10 mnt 1.
Kegiatan Penyuluhan Pembukaan : 1. Salam pembuka 2. Memperkenalkan diri, dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan. 3. Menggali pengetahuan tentang Osteoporosis 4. Mendengarkan dan memperhatikan 5. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji
Penanggung jawab Samiasih Ayu
2.
50 mnt
Penyajian Materi
Putri Dila Cesarea
1. Pengertian Osteoporosis
2. penyebab osteoporosis 3. Tanda dan gejala osteoporosis 4. Upaya untuk mengatasi osteoporosis 5. Senam osteoporosis dan gerakannya 6. Manfaat senam osteoporosis 7. Memberi kesempatan untuk bertanya 8. Menjawab pertanyaan 9. Mendengarkan dan memperhatikan 10. Mengajukan pertanyaan bila kurang mengerti.
3.
10 mnt
Penutup
Rizki Arlintang
1. Memberikan kesempatan bertanya pada Audience 2. Menjawab pertanyaan 3. Merangkum Materi 4. Salam Penutup Bertanya
4.
15 mnt
Senam Osteoporosis
Retnaning Tyas
5.
10 mnt
Istirahat :
Retnaning Tyas
1. 2.
snack Pemberian susu tinggi
kalsium 5. Pembagian Leaflet
9. Tempat Pelaksanaan Tempat
Balai desa Banyumili Setting Tempat Duduk (gambar)
10. Rencana Evaluasi No
Aspek Kognitif
Waktu setelah
Metode Tanya jawab
Alat Daftar
Evaluator Putri Dila
penyuluhan
pertanyaan
Cesaria
selesai
mengenai Osteoporosis
Afektif
setelah
Tanya jawab
Daftar
Putri Dila
penyuluhan
pertanyaan
Cesaria
selesai
tentang rencana kedepan.
Psikomotor
1 hari setelah penyuluhan selesai
Observasi
Lembar
Putri Dila
observasi
Cesaria
LAMPIRAN EVALUASI A. Aspek Kognitif Berupa pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
Jelaskan pengertian osteoporosis ? Jelaskan penyebab osteoporosis ? Jelaskan tanda dan gejala osteoporosis ? Jelaskan upaya untuk mengatasi osteoporosis ? Jelaskan senam osteoporosis dan gerakannya ? Jelaskan manfaat senam osteoporosis ?
B. Aspek Afektif Berupa pertanyaan sebagai berikut: 1. Jadi, dari penjelasan tentang osteoporosis bagaimana penilaian anda tentang
osteoporosis ? 2. Seberapa besar antusias para lansia terhadap penyuluhan tersebut? 3. Apa yang akan anda lakukan setelah mengetahui tentang osteoporosis? C. Aspek Psikomotorik Berupa lembar observasi sebagai berikut: No. Keterangan 1. Melakukan senam osteoporosis di pagi hari 2.
Minum susu tinggi kalsium
3.
Istirahat cukup
4.
Pola makan sehat
Ya
Tidak
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN OSTEOPOROSIS A. Pengertian Osteoporosis Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous. Osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang -lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang ( Tandra, 2009). Menurut WHO pada International Consensus Development Conference, di Roma, Itali, 1992 Osteoporosis adalah penyakit dengan sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai perubahan mikroarsitektur tulang, dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang pada akhirnya menimbulkan akibat meningkatnya kerapuhan tulang dengan risiko terjadinya patah tulang (Suryati, 2006). Tulang adalah jaringan yang hidup dan terus bertumbuh. Tulang mempunyai struktur, pertumbuhan dan fungsi yang unik. Bukan hanya memberi kekuatan dan membuat kerangka tubuh menjadi stabil, tulang juga terus mengalami perubahan karena berbagai stres mekanik dan terus mengalami pembongkaran, perbaikan dan pergantian sel. Untuk mempertahankan kekuatannya, tulang terus menerus mengalami proses penghancuran dan pembentukan kembali. Tulang yang sudah tua akan dirusak dan digantikan oleh tulang yang baru dan kuat. Proses ini merupakan peremajaan tulang yang akan mengalami kemunduran ketika usia semakin tua. Pembentukan tulang paling cepat terjadi pada usia akil balig atau pubertas, ketika tulang menjadi makin besar, makin panjang, makin tebal, dan makin padat yang akan mencapai puncaknya pada usia sekitar 25-30 tahun. Berkurangnya massa tulang mulai terjadi setelah usia 30 tahun, yang akan makin bertambah setelah diatas 40 tahun, dan akan berlangsung terus dengan bertambahnya usia, sepanjang hidupnya. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penurunan massa tulang yang berakibat pada osteoporosis ( Tandra, 2009).
B. Penyebab Osteoporosis 1. Osteoporosis pascamenopause Terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita) dan kurangnya hormon androgen pada pria.yang membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen produksinya mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause. 2. Osteoporosis senilis Merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause. 3. Osteoporosis sekunder Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, antikejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok dapat memperburuk keadaan ini. 4. Osteoporosis juvenil idiopatik Merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang ( Junaidi, 2007).
Faktor lain penyebab osteoporosis 1. Jenis kelamin Osteoporosis dapat mempengaruhi pria dan wanita dari semua ras. Akan tetapi hal ini bisa beresiko lebih tinggi pada wanita, dan lebih tinggi pada wanita kulit putih dan Asia, terutama perempuan tua yang melewati masa menopause. 2. Usia Semakin bertambahnya usia, semakin besar resiko untuk dapat terkena gangguan osteoporosis. Wanita tua yang telah melewati masa menopause lebih sering mengalami gangguan ini. 3. Ras Wanita yang berasal dari keturunan kulit putih dan wanita yang memiliki ras Asia memiliki resiko yang lebih besar terhadap osteoporosis. Hal ini disebabkan karena pada umumnya wanita dari ras kulit putih maupun Asia memiliki konsumsi makanan yang mengandung kalsium cukup rendah. Salah satu alasannya adalah intoleransi laktosa serta menghindari produk dari hewan. 4. Faktor keturunan Jika memiliki orang tua atau saudara dengan riwayat osteoporosis. Hal tersebut akan menempatkan diri, pada risiko yang lebih besar mengalami gangguan ini. Terutama jika ibu atau ayah pernah mengalami patah tulang pinggul. 5. Ukuran tubuh Pria maupun wanita yang memiliki bentuk tubuh kecil cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi terkena osteoporosis. Hal ini karena mereka memiliki massa tulang yang lebih sedikit seiring dengan bertambahnya usia mereka.
6. Kadar hormon Osteoporosis lebih sering terjadi, sering disebabkan oleh keseimbangan kadar hormon. Tubuh bisa memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon tertentu dalam tubuh mereka, seperti
Semakin menurunnya hormon sex, hal tersebut akan menimbulkan kecenderungan melemahnya tulang. Penurunan kadar estrogen saat wanita mengalami menopause merupakan salah satu faktor risiko terkuat untuk mengembangkan osteoporosis. Perempuan juga bisa mengalami penurunan estrogen selama pengobatan kanker tertentu. Pria mengalami penurunan bertahap dalam kadar testosteron seiring dengan bertambahnya usia mereka. Selain itu, beberapa perawatan untuk kanker prostat juga berpotensi untuk mengurangi kadar testosteron pada pria.
Terlalu banyak hormon tiroid juga dapat menyebabkan keropos tulang. Hal ini dapat terjadi jika tiroid terlalu aktif, atau pada saat seseorang mengkonsumsi terlalu banyak obat hormon tiroid untuk mengobati tiroid yang kurang aktif.
Osteoporosis juga telah dikaitkan dengan paratiroid yang terlalu aktif dan kelenjar adrenal.
7. Faktor makanan Faktor konsumsi makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gangguan osteoporosis, mereka yang lebih mungkin terkena gangguan ini antara lain :
Seseorang yang memiliki asupan kalsium yang rendah dan asupan vitamin D di dalam tubuh sehingga dapat menyebabkan osteoporosis, dan Vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium pada tulang.Kurangnya kalsium memiliki peran utama dalam pengembangan osteoporosis. Asupan kalsium yang rendah memberikan kontribusi untuk kepadatan tulang berkurang, kehilangan tulang lebih awal, serta peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Selain itu, mengkonsumsi daging merah serta minuman bersoda dimana keduanya banyak mengandung fosfor yang dapat merangsang pembentukan horman parathyroid. Penyebab pelepasan kalsium dari dalam darah juga di indikasikan sebagai pemicu osteoporosis.
Seseorang yang mengalami gangguan pola makan. Orang-orang yang menderita anoreksia berada pada risiko tinggi osteoporosis. Asupan makanan yang rendah dapat mengurangi jumlah kalori, makanan yang mengandung protein dan kalsium dalam tubuh. Pada wanita, anoreksia dapat menghentikan menstruasi, serta menyebabkan tulang menjadi lemah. Pada pria, anoreksia menurunkan jumlah hormon seks dalam tubuh dan dapat melemahkan tulang.
C. Tanda dan Gejala Osteoporosis Berkurangnya kepadatan akan membuat tulang rentan untuk retak. Keretakan biasanya terjadi pada tulang belakang, pergelangan tangan, lengan, atau tulang pangkal paha. Tulang kita terus mengalami regenerasi dari waktu ke waktu. Ini berarti tulang yang telah rapuh akan berganti dengan tulang yang baru. Pada masa kanak-kanan, tulang beregenerasi optimal, sedangkan bertambahnya umur kekuatan tersebut semakin berkurang. Faktor yang memengaruhinya bisa karena riwayat penyakit anggota keluarga yang mengidap osteoporosis, sering mengonsumsi minuman keras dan rokok, penyakit yang menyerang kelenjar yang memproduksi hormone seperti kelenjar tiroid yang trlalu aktif(hipertiroidisme), malabsorbsi (ketidakmampuan usus untuk menyerap nutrisi di dalam makanan), serta pemakaian obat-obatan dalam jangka panjang. Osteoporosis dapat di derita oleh wanita maupun pria meskipun lebih resiko paling banyak dialami oleh wanita. Salah satu penyebabnya ialah berkurangnya hormone ekstrogen ketika memasuki masa menopause sehingga dapat memengaruhi kalsium dalam tulang. Meskipun demikian beberapa kasus menemukan bahwa osteoporosis dapat terjadi pada usia yang lebih muda dibawah usia 40 tahun, bahkan terjadi pada anak pada usia 20 tahun. Berikut tanda terserang penyakit osteoporosis: 1. Sering mengalami nyeri Nyeri yang ditimbulkan karena keadaan kolaps yang terjadi pada tulang belakang sehingga menyebabkan nyeri secara tiba-tiba dan akan bertambah nyeri ketika berdiri atau berjalan. Area tubuh yang mengalami nyeri yaitu punggung. 2. Mengalami patah tulang tangkai Tulang tangkai terdiri dari bagian dalam dan luar, sedangkan seseorang yang mengalami osteoporosis akan mengalami patah tulang bagian luar sehingga menjadi tipis dan retak. 3. Mengalami pertumbuhan yang terhambat
Osteoporosis tidak hanya menyerang pada usia 40 tahun ke atas akan tetapi dapat juga menyerang usia 20 tahun sehingga apabila seseorang mengalami pertumbuhan yang terhambat, tinggi badan yang tidak optimal dan mengalami imunitas tubuh menurun segera memeriksakan diri untuk mengurangi resiko osteoporosis usia muda. 4. Sering mengalami kram otot Pada usia dewasa resiko osteoporosis lebih tinggi terlebih pada wanita yang mengalami menopause. Tanda-tanda terjadinya osteoporosis ialah keram otot, kesulitan tidur, mengalami jatung berdebar dan badan seringkali mengalami pegalpegal. 5. Patah tulang Osteoporosis yang dialami oleh usia ditandai dengan adanya patahan. Patah tulang pinggang atau punggung yang dipicu karena berat beban yang berat dan kurangnya kecukupan kalsium. Kemudian selanjutnya adalah tulang ngilu, kram, dan sering mengalami insomnia pada usia lanjut. 6. Sakit pinggangatau punggung Kekurangan kalsium akan meningkatkan osteoporosis begitu pula dengan ibu hamil dan menyusui yang kekurangan kalsium akan beresiko mengalami osteoporosis. Tanda mengalami osteoporosis antara lain gigi linu, kram dan mengalami sakit pada bagian pinggang atau punggung. Sehingga penting untuk menjaga asupan kalsium untuk menghindari terjadinya osteoporosis. D. Cara Mencegah Osteoporosis Jangan mengabaikan saat mengalami nyeri tulang. Osteoporosis disebabkan karena berkurangnya penurunan pada massa tulang. Hal ini akan membuat tulang dengan lebih mudah hancuratau mengalami pengeroposan. Hal ini biasanya akan membuat nyeri tulang yang terjadi disekitar tubuh dan juga kelainan bentuk pada tulang. Segera
periksa ke dokter atau puskesmas. Tidak melakukan cara diet cepat dengan terlalu ekstrem. Cara menurunkan berat badan yang dilakukan dengan diet ekstrem adalah salah satu hal yang paling buruk yang dapat dilakukan. Karena diet ektrem akan memberikan resiko besar bagi tubuh dalam mengalami kehilangan nutrisi yang sangat penting untuk tubuh kita, dan salah
satunya adalah nutrisi. Olah raga secara teratur. Melakukan olah raga secara teratur atau dilakukan secara rutin akan membantu menjaga kesehatan tulang secara alami. Ibaratnya adalah pisau yang tidak pernah diasah pasti lama kelamaan akan menjadi tumpul. Dan ini akan berlaku pada kesehatan tulang kita.
Mengkonsumsi suplemen kalsium selama masa setelah menopause. Setelah wanita mengalami menopause, maka hormone estrogen dalam tubuh akan mengalami penurunan sebagian besar jumlahnya. Oleh karena itu, wanita sebaiknya minum
suplemen kalsium dengan segera setelah mengalami menstruasi berhenti. Memenuhi kebutuhan vitamin D. tanpa kandungan vitamin D didalam tubuh, maka tidak akan bisa membantu untuk memproses kalsium. Oleh karena itulah, dihimbau untuk memenuhi kebutuhan vitamin D setiap hari.
E. Gerakan Senam Osteoporosis Senam osteoporosis terdiri dari : a. Pemanasan + peregangan b. Latihan inti : aerobik, latihan beban, latihan keseimbangan c. Pendinginan + peregangan
F. Manfaat Senam Osteoporosis a. Mencegah dan mengobati terjadinya pengroposan tulang b. Melindungi tulang agar lebih kuat c. Membuat badan lebih bugar d. Mempercepat kesembuhan dan menanggulangi osteoporosis
Referensi Pengertian Osteoporosis. PDF. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB.
www.alodokter.com/osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB. bidanku.com/kenali-tanda-terserang-penyakit-osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB. penyakitosteoporosis.com/category/penyakit-osteoporosis. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB. http://www.bimbie.com/senam-osteoporosis.htm. Diakses tanggal 15 Oktober 2015. Pukul 19.00 WIB.