BAB I PENDAHULUAN
Obat anestesi intravena adalah obat anestesi yang diberikan melalui jalur intravena, baik obat yang berkhasiat hipnotik atau analgetik maupun pelumpuh otot. Setelah berada didalam pembuluh darah vena, obat – obat ini akan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh melalui sirkulasi umum, selanjutnya akan menuju target organ masing –masing dan akhirnya diekskresikan sesuai dengan farmakodinamiknya farmakodinamiknya masing-masing. Aneste Ane stesi si yang yang ideal ideal akan akan bek bekerja erja secara secara cepat cepat dan baik baik serta serta mengem mengembal balika ikann kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan. Selain itu batas keamanan pemakaian harus cukup lebar dengan efek samping yang sangat minimal. Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek samping yang sangat minimal.Tidak satupun obat anestesi dapat memberikan efek yang diharapkan tanpa efek samping, bila diberikan secara tunggal. emilih emilihan an teknik teknik aneste anestesi si merupa merupakan kan hal yang yang sanga sangatt pen pentin ting, g, membu membutuh tuhkan kan pertimbangan yang sangat matang dari pasien dan faktor pembedahan yang akan dilaks dilaksana anakan kan,, pada pada pop popula ulasi si umum umum !alaup !alaupun un region regional al aneste anestesi si dikata dikatakan kan lebih lebih aman aman daripada general anestesi, tetapi tidak ada bukti yang meyakinkan bah!a teknik yang satu lebih baik dari yang lain, sehingga penentuan teknik anestesi menjadi sangat penting. emahaman tentang sirkulasi darah sangatlah penting sebelum obat dapat diberikan secara langsung ke dalam aliran darah, kedua hal tersebut yang menjadi dasar pemikiran sebelum akhirnya anestesi intravena berhasil ditemukan.
1
I.2 SEJARAH
"illiam #orton , tahun $%&' di (oston , pertama kali menggunakan obat anestesi dietil eter untuk menghilangkan nyeri selama operasi. )i jerman tahun $*+*, ud!ig (urkhardt, melakukan pembiusan dengan menggunakan kloroform dan ether melalui intravena, tujuh tahun kemudian, lisabeth (rendenfeld dari S!iss melaporkan penggunaan morfin dan skopolamin secara intravena. Sejak diperkenalkan di klinis pada tahun $*&, Thiopental menjadi /0old Standard1 dari obat – obat anestesi lainnya, berbagai jenis obatobat hipnotik tersedia dalam bentuk intavena, namun obat anestesi intravena yang ideal belum bisa ditemukan.
2
BAB II TOTAL INTRAVENA ANESTESI (TIVA)
T23A adalah teknik anestesi umum dengan hanya menggunakan obat-obat anestesi yang dimasukkan le!at jalur intravena tanpa penggunaan anestesi inhalasi termasuk 45O. T23A digunakan buat mencapai & komponen penting dalam anestesi yang menurut "oodbridge 6$*789 yaitu blok mental, refleks, sensoris dan motorik. Atau trias A 6 A9 dalam anestesi yaitu $. 5. . &.
Amnesia Arefleksia otonomik Analgesik :;- relaksasi otot
obat-obatan intravena yang dapat melengkapi keempat komponen tersebut. =ebanyakan obat anestesi intravena hanya memenuhi $ atau 5 komponen di atas kecuali =etamin yang mempunyai efek A menjadikan =etamin sebagai agen anestesi intravena yang paling lengkap. =elebihan T23A> $. =ombinasi obat-obat intravena secara terpisah dapat di titrasi dalam dosis yang lebih akurat sesuai yang dibutuhkan. 5. Tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan pasien terutama pada operasi sekitar jalan nafas atau paru-paru. . Anestesi yang mudah dan tidak memerlukan alat-alat atau mesin yang khusus.
3
BAB III
III.1 DEFINISI ANESTESI INTRAVENA
Teknik anestesi intravena merupakan suatu teknik pembiusan dengan memasukkan obat langsung ke dalam pembuluh darah secara parenteral, obat-obat tersebut digunakan untuk premedikasi seperti dia?epam dan analgetik narkotik. 2nduksi anestesi seperti misalnya tiopenton yang juga digunakan sebagai pemeliharaan dan juga sebagai tambahan pada tindakan analgesia regional.$+ )alam perkembangan selanjutnya terdapat beberapa jenis obat – obat anestesi dan yang digunakan di indonesia hanya beberapa jenis obat saja seperti, Tiopenton, )ia?epam , )ehidroben?operidol, @entanil, =etamin dan ropofol.
III.2 INDIKASI ANESTESI INTRAVENA
$. 5. . &. 7.
Obat induksi anesthesia umum Obat tunggal untuk anestesi pembedahan singkat Tambahan untuk obat inhalasi yang kurang kuat Obat tambahan anestesi regional #enghilangkan keadaan patologis akibat rangsangan SS 6SS sedasi9
III.3 CARA PEMBERIAN
$. Sebagai obat tunggal > o 2nduksi anestesi o Operasi singkat> cabut gigi 5. Suntikan berulang > o Sesuai kebutuhan > curetase . )iteteskan le!at infus > o #enambah kekuatan anestesi
4
III.4 JENIS-JENIS ANESTESI INTRAVENA 4.1 Proo!o" ( 2#$ % &''oro"*+,o" )
#erupakan derivat fenol yang banyak digunakan sebagai anastesia intravena dan lebih dikenal dengan nama dagang )iprivan. ertama kali digunakan dalam praktek anestesi pada tahun $*88 sebagai obat induksi. ropofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum, pada pasien de!asa dan pasien anak – anak usia lebih dari tahun. #engandung lecitin, glycerol dan minyak soybean, sedangkan pertumbuhan kuman dihambat oleh adanya asam etilendiamintetraasetat atau sulfat, hal tersebut sangat tergantung pada pabrik pembuat obatnya. Obat ini dikemas dalam cairan emulsi lemak ber!arna putih susu bersifat isotonik dengan kepekatan $ 6$ ml B $+ mg9 dan pC 8-% Obat ini juga kompatibel dengan )7". &.$.$ #ekanisme kerja #ekanisme kerjanya sampai saat ini masih kurang diketahui ,tapi diperkirakan efek primernya berlangsung di reseptor 0A(A – A 60amma Amino (utired Acid9. &.$.5 @armakokinetik )igunakan secara intravena dan bersifat lipofilik dimana *% terikat protein plasma, eliminasi dari obat ini terjadi di hepar menjadi suatu metabolit tidak aktif, !aktu paruh propofol diperkirakan berkisar antara 5 – 5& jam. 4amun dalam kenyataanya di klinis jauh lebih pendek karena propofol didistribusikan secara cepat ke jaringan tepi. )osis induksi cepat menyebabkan sedasi 6 rata – rata + – &7 detik 9 dan kecepatan untuk pulih juga relatif singkat. Satu ampul 5+ml mengandung propofol $+mg;ml. opofol bersifat hipnotik murni tanpa disertai efek analgetik ataupun relaksasi otot. &.$. @armakodinamik ada sistem saraf pusat )osis induksi menyebabkan pasien tidak sadar, dimana dalam dosis yang kecil dapat menimbulkan efek sedasi, tanpa disetai efek analgetik, pada pemberian dosis induksi 65mg;kg((9 pemulihan kesadaran berlangsung cepat. )apat menyebabkan perubahan mood tapi tidak sehebat thiopental. )apat menurunkan tekanan intrakranial dan tekanan intraokular sebanyak 7.
5
&.$.& )osis dan penggunaan a9 b9 c9 d9
2nduksi > 5,+ sampai 5.7 mg;kg 23. Sedasi > 57 to 87 Dg;kg;min dengan 2.3 infus )osis pemeliharaan pada anastesi umum > $++ - $7+ Dg;kg;min 23 6titrate to effect9. Turunkan dosis pada orang tua atau gangguan hemodinamik atau apabila digabung
penggunaanya dengan obat anastesi yang lain. e9 )apat dilarutkan dengan )eEtrosa 7 untuk mendapatkan konsentrasi yang minimal +,5 f9 ropofol mendukung perkembangan bakteri, sehingga harus berada dalam lingkungan yang steril dan hindari profofol dalam kondisi sudah terbuka lebih dari ' jam untuk mencegah kontaminasi dari bakteri. &.$.7 fek Samping )apat menyebabkan nyeri selama pemberian pada 7+ sampai 87. 4yeri ini bisa muncul akibat iritasi pembuluh darah vena, nyeri pada pemberian propofol dapat dihilangkan dengan menggunakan lidokain 6+,7 mg;kg9 dan jika mungkin dapat diberikan $ sampai 5 menit dengan pemasangan torniFuet pada bagian proksimal tempat suntikan, berikan secara 2.3 melaui vena yang besar. 0ejala mual dan muntah juga sering sekali ditemui pada pasien setelah operasi menggunakan propofol.ropofol merupakan emulsi lemak sehingga pemberiannya harus hati – hati pada pasien dengan gangguan metabolisme lemak seperti hiperlipidemia dan pankreatitis. ada sesetengah kasus dapat menyebabkan kejang mioklonik 6thiopental G propofol G etomidate atau methoheEital9. hlebitis juga pernah dilaporkan terjadi setelah pemberian induksi propofol tapi kasusnya sangat jarang.Terdapat juga kasus terjadinya nekrosis jaringan pada ekstravasasi subkutan pada anak-anak akibat pemberian propofol. 4.2 T'o+,o,
ertama kali diperkenalkan tahun $*'. Tiopental sekarang lebih dikenal dengan nama sodium enthotal, Thiopenal, Thiopenton Sodium atau Trapanal yang merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting, tiopentol dapat mencapai otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat 6+-&7 detik9. )alam !aktu $ menit tiopenton sudah mencapai puncak konsentrasi dan setelah 7 – $+ menit konsentrasi mulai menurun di otak dan kesadaran kembali seperti semula.* )osis yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi dan hilangnya kesadaran.
6
(eberapa
jenis
barbiturat
seperti
thiopental
H7-ethyl-7-6$-methylbutyl9-5-
thiobarbituric acidI, methoheEital H$-methyl-7-allyl-7-6$-methyl-5-pentynyl9barbituric acidI, dan thiamylal H7-allyl-7-6$-methylbutyl9-5-thiobarbituric acidI. Ada juga turunan barbiturat yang dipakai sebagai induksi seperti secobarbital dan pentobarbital tetepi penggunaannya sangat jarang. Thiopental 6entothal9 dan thiamylal 6Surital9 merupakan thiobarbiturates, sedangan methoheEital 6(revital9 adalah oEybarbiturate. "alaupun terdapat beberapa barbiturat dengan masa kerja ultra singkat , tiopental merupakan obat terla?im yang dipergunakan untuk induksi anasthesi dan banyak dipergunakan untuk induksi anestesi. &.5.$ #ekanisme kerja (arbiturat terutama bekerja pada reseptor 0A(A dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor 0A(A pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan sistem aktivasi retikuler, suatu jaringan polisinap komplek dari saraf dan pusat regulasi, yang beberapa terletak dibatang otak yang mampu mengontrol beberapa fungsi vital termasuk kesadaran. ada konsentrasi klinis, barbiturat secara khusus lebih berpengaruh pada sinaps saraf dari pada akson.(arbiturat menekan transmisi neurotransmitter inhibitor seperti asam gamma aminobutirik 60A(A9.#ekanisme spesifik diantaranya dengan pelepasan transmitter 6presinap9 dan interaksi selektif dengan reseptor 6postsinap9. &.5.5 @armakokinetik Absorbsi ada anestesiologi klinis, barbiturat paling banyak diberikan secara intravena untuk induksi anestesi umum pada orang de!asa dan anak – anak.erkecualian pada tiopental rektal atau sekobarbital atau metoheksital untuk induksi pada anak – anak.Sedangkan phenobarbital atau sekobarbital intramuskular untuk premedikasi pada semua kelompok umur. )istribusi ada pemberian intravena, segera didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh selanjutnya akan diikat oleh jaringan saraf dan jaringan lain yang kaya akan vaskularisasi, secara perlahan akan mengalami difusi kedalam jaringan lain seperti hati, otot, dan jaringan lemak. Setelah terjadi penurunan konsentrasi obat dalam plasma ini terutama oleh karena redistribusi obat dari otak ke dalam jaringan lemak.
7
#etabolisme #etabolisme terjadi di hepar menjadi bentuk yang inaktif. kskresi Sebagian besar akan diekskresikan le!at urine, dimana eliminasi terjadi ml;kg;menit dan pada anak – anak terjadi ' ml;kg;menit. &.5. @armakodinamik ada Sistem saraf pusat )apat menyebabkan hilangnya kesadaran tetapi menimbulkan hiperalgesia pada dosis subhipnotik, menghasilkan penurunan metabolisme serebral dan aliran darah sedangkan pada dosis yang tinggi akan menghasilkan isoelektrik elektroensepalogram.Thiopental turut menurunkan tekanan intrakranial. #anakala methoheEital dapat menyebabkan kejang setelah pemberian dosis tinggi. Sistem pernafasan #enyebabkan depresi pusat pernafasan dan sensitifitas terhadap JO5 menurun terjadi penurunan frek!ensi nafas dan volume tidal bahkan dapat sampai menyebabkan terjadinya asidosis respiratorik.)apat juga menyebabkan refleks laringeal yang lebih aktif berbanding propofol sehingga menyebabkan laringospasme.
8
4.3 K+/',
=etamine 6=etalar or =etaject9 merupakan arylcycloheEylamine yang memiliki struktur mirip dengan phencyclidine.=etamin pertama kali disintesis tahun $*'5, dimana a!alnya obat ini disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama 6phencyclidine9 yang lebih sering menyebabkan halusinasi dan kejang. Obat ini pertama kali diberikan pada tentara amerika selama perang 3ietnam. =etamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan /rapid acting non barbiturate general anesthesia1. =etalar sebagai nama dagang yang pertama kali diperkenalkan oleh )omino dan Jarson tahun $*'7 yang digunakan sebagai anestesi umum. =etamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah – muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. =etamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence phenomena. &..$ #ekanisme kerja (eberapa kepustakaan menyebutkan bah!a blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metilaspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik. &..5 @armakokinetik Absorbsi emberian ketamin dapat dilakukan secara intravena atau intramuskular )istribusi =etamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan ke seluruh organ.$+ fek muncul dalam + – '+ detik setelah pemberian secara 2.3 dengan dosis induksi, dan akan kembali sadar setelah $7 – 5+ menit.
9
kskresi roduk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal. &..& @armakodinamik Susunan saraf pusat Apabila diberikan intravena maka dalam !aktu + detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari 6cataleptic appearance9, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang.2tu merupakan efek anestesi dissosiatif yang merupakan tanda khas setelah pemberian =etamin. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam 7-% menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial. =onsentrasi plasma 6Jp9 yang diperlukan untuk hipnotik dan amnesia ketika operasi kurang lebih antara +,8 sampai 5,5 Dg;ml 6sampai &,+ Dg;ml buat anak-anak9. asien dapat terbangun jika Jp diba!ah +,7Dg;ml. =etamin merupakan suatu reseptor antagonis 4-#etil-)-aspartat 64#)A9 yang non kompetitif yang menyebabkan > o o o
enghambatan aktivasi reseptor 4#)A oleh glutamat #engurangi pembebasan presinaps glutamat fek potensial 0amma-aminobutyric acid 60A(A9
emberian =etamin dapat menyebabkan efek psikologis yang berupa> o o o o o o o
#impi buruk erasaan ekstrakorporeal 6merasa seperti melayang keluar dari badan9 Salah persepsi, salah interpretasi dan ilusi uphoria, eksitasi, kebingungan dan ketakutan 5+-+ terjadi pada orang de!asa )e!asa L anak-anak erempuan L laki-laki
10
Sistem pernafasan ada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi.dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien asma. &..7 )osis dan pemberian =etamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. =etamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara 2.3 atau 2.#. )osis induksi adalah $ – 5 mg;=g(( secara 2.3 atau 7 – $+ mg;=gbb 2.# , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu +,5 mg;=g(( dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Kntuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. emberian secara intermitten diulang setiap $+ – $7 menit dengan dosis setengah dari dosis a!al sampai operasi selesai. )osis obat untuk menimbulkan efek sedasi atau analgesic adalah +,5 – +,% mg;kg 23 atau 5 – & mg;kg 2# atau 7 – $+ Dg;kg;min 23 drip infus. &..' fek samping )apat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. ada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia. &..8 =ontra indikasi #engingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas, maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja.ada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. asien yang menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat – obat simpatomimetik, seperti M hipertensi tirotoksikosis, )iabetes militus , <= dll.
11
&.& Opioid Opioid telah digunakan dalam penatalaksanaan nyeri selama ratusan tahun. Obat opium didapat dari ekstrak biji buah poppy papaverum somniferum, dan kata /opium / berasal dari bahasa yunani yang berarti getah. Opium mengandung lebih dari 5+ alkaloid opioids.#orphine, meperidine, fentanyl, sufentanil, alfentanil, and remifentanil merupakan golongan opioid yang sering digunakan dalam general anestesi.efek utamanya adalah analgetik. )alam dosis yang besar opioid kadang digunakan dalam operasi kardiak.Opioid berbeda dalam potensi, farmakokinetik dan efek samping. &.&.$ #ekanisme kerja Opioid berikatan pada reseptor spesifik yang terletak pada system saraf pusat dan jaringan lain. mpat tipe mayor reseptor opioid yaitu , N,,P,Q. "alaupun opioid menimbulkan sedikit efek sedasi, opioid lebih efektif sebagai analgesia. @armakodinamik dari spesifik opioid tergantung ikatannya dengan reseptor, afinitas ikatan dan apakah reseptornya aktif.Aktivasi reseptor opiat menghambat presinaptik dan respon postsinaptik terhadap neurotransmitter ekstatori 6seperti asetilkolin9 dari neuron nosiseptif. &.&.5 @armakokinetik Absorbsi Jepat dan komplit terjadi setelah injeksi morfin dan meperedin intramuskuler, dengan puncak level plasma setelah 5+-'+ menit. @entanil sitrat transmukosal oral merupakan metode efektif menghasilkan analgesia dan sedasi dengan onset cepat 6$+ menit9 analgesia dan sedasi pada anak-anak 6$7-5+ Ng;=g9 dan de!asa 65++-%++ Ng9. )istribusi "aktu paruh opioid umumnya cepat 67-5+ menit9.=elarutan lemak yang rendah dan morfin memperlambat laju mele!ati sa!ar darah otak, sehingga onset kerja lambat dan durasi kerja juga 2ebih panjang.Sebaliknya fentanil dan sufentanil onsetnya cepat dan durasi singkat setelah injeksi bolus. #etabolisme #etabolisme sangat tergantung pada biotransformasinya di hepar, aliran darah hepar.roduk akhir berupa bentuk yang tidak aktif. 12
kskresi liminasi terutama oleh metabolisme hati, kurang lebih $+ mele!ati bilier dan tergantung pada aliran darah hepar. 7 – $+ opioid diekskresikan le!at urine dalam bentuk metabolit aktif, remifentanil dimetabolisme oleh sirkulasi darah dan otot polos esterase. &.&. @armakodinamik Sistem pernafasan )apat meyebabkan penekanan pusat nafas, ditandai dengan penurunan frekuensi nafas, dengan jumlah volume tidal yang menurun .aJO5 meningkat dan respon terhadap JO5 tumpul sehingga kurve respon JO5 menurun dan bergeser ke kanan, selain itu juga mampu menimbulkan depresi pusat nafas akibat depresi pusat nafas atau kelenturan otot nafas, opioid juga bisa merangsang refleks batuk pada dosis tertentu. Sistem gastrointestinal Opioid menyebabkan penurunan peristaltik sehingga pengosongan lambung juga terhambat. &.&.& )osis dan pemberian remedikasi petidin diberikan 2.# dengan dosis $ mg;kgbb atau intravena +,7 mg;=gbb, sedangakan morfin sepersepuluh dari petidin dan fentanil seperseratus dari petidin. &.7 (en?odia?epin 0olongan ben?odia?epine yang sering digunakan oleh anestesiologi adalah )ia?epam 6valium9, ora?epam 6Ativan9 dan #ida?olam 63ersed9, dia?epam dan lora?epam tidak larut dalam air dan kandungannya berupa propylene glycol. )ia?epam tersedia dalam sediaan emulsi lemak 6)ia?emuls atau )i?ac9, yang tidak menyebakan nyeri atau tromboplebitis tetapi hal itu berhubungan bioaviabilitasnya yang rendah, mida?olam merupakan ben?odia?epin yang larut air yang tersedia dalam larutan dengan C ,7. &.7.$ #ekanisme kerja 0olongan ben?odia?epine bekerja sebagai hipnotik, sedative, anEiolitik, amnestik, antikonvulsan, pelumpuh otot yang bekerja di sentral. (en?odia?epine bekerja di reseptor ikatan 0A(AA.Afinitas pada reseptor 0A(AA berurutan seperti berikut
lora?epam L
mida?olam L dia?epam. Reseptor spesifik ben?odia?epine akan berikatan pada komponen gamma yang terdapat pada reseptor 0A(A. 13
&.7.5 @armakokinetik Obat golongan ben?odia?epine dimetabolisme di hepar, efek puncak akan muncul setelah & - % menit setelah dia?epam disuntikkan secara 2.3 dan !aktu paruh dari ben?odia?epine ini adalah 5+ jam. )osis ulangan akan menyebabkan terjadinya akumulasi dan pemanjangan efeknya sendiri. #ida?olam dan dia?epam didistribusikan secara cepat setelah injeksi bolus, metabolisme mungkin akan tampak lambat pada pasien tua. Jlearance in ml;kg;min Short
mida?olam
'-$$
2ntermediate
lora?epam
+.%-$.%
ong
dia?epam
+.5-+.7
&.7. @armakodinamik Sistem ernafasan #empengaruhi penurunan frekuensi nafas dan volume tidal , depresi pusat nafas mungkin dapat terjadi pada pasien dengan penyakit paru atau pasien dengan retardasi mental. &.7.& )osis )osis mida?olam bervariasi tergantung dari pasien itu sendiri. o o o o
Kntuk preoperatif digunakan +,7 – 5,7mg;kgbb Kntuk keperluan endoskopi digunakan dosis – 7 mg Sedasi pada analgesia regional, diberikan intravena. #enghilangkan halusinasi pada pemberian ketamin.
&.7.7 fek samping #ida?olam dapat menyebabkan depresi pernafasan jika digunakan sebagai sedasi. ora?epam dan dia?epam dapat menyebabkan iritasi pada vena dan trombophlebitis. (en?odia?epine turut memperpanjang !aktu sedasi dan amnesia pada pasien. fek (en?odia?epines dapat di reverse dengan fluma?enil 6AneEate, Roma?icon9 +.$-+.5 mg 23 prn to $ mg, dan +.7 - $ mcg;kg;menit berikutnya.
&.' tomidat
14
tomidat 6Amidat9 merupakan obat induksi intravena yang bekerja cepat dengan efek gangguan hemodinamik yang minimal beserta efek depresi pernafasan yang sedikit. Selain efek hemodinamik yang stabil dan kurang mendepresi pernafasan obat ini juga bahkan memproteksi fungsi serebral serta lebih aman dibandingkan dengan tiopenton. tomidat bersifat tidak stabil dan tidak larut dalam air maka dengan itu etomidat biasanya tersedia 5 mg;ml dalam propylene glycol 67 dalam vol9 dengan pC ',* dan osmomalitas s&,'&+ mOsm;l.
15
DAFTAR PUSTAKA
$. Said A. atif dkk, etunjuk raktis Anestesiologi, disi kedua, (agian Anestesiologi dan 5. . &. 7.
Terapi 2ntensif @akultas =edokteran Kniversitas 2ndonesia, ;;!!!.metrohealthanesthesia.com;edu.htm /2ntravenous anesthesic1 didapat dari http>;;anesthesiologyinfo.com;intravenousanesthetic /Cipnotika dan Sedativa1 didapat dari http>;;!!!.medicastore.com /Anestesi 2ntravena1 didapat dari http>;;ryan-mul.blogspot.com;5++*;+&;anestesi
intravena.html '. /Opioid1 didapat dari http>;;en.!ikipedia.org;!iki;"ikipedia> Opioid 8. /Anestesi Kmum1 didapat dari http>;;!!!.scribd.com;anestesiumum
16