MRP II Manufacturing Resource Planning Bertha Maya Sopha
Outline 1. MRP II 2. OPT (Optimized Production Technology) 3. ERP (Enterprise Resource Planning)
Sejarah MRP I pada awalnya bertujuan untuk merencanakan dan mengontrol produksi dan inventory dalam manufacturing Konsep dikembangkan/diperluas pada beberapa bidang Konsep tersebut diberi nama MRP II
MRP II Oliver Wight (salah satu pencetus MRP) mendefinisikan MRP II: A game plan for planning and monitoring all the resources of a manufacturing company: manufacturing, marketing, finance and engineering. Technically it involves using the closed loop MRP system to generate the financial figures
Closed Loop MRP Closed loop ERP terdiri atas feedback loops untuk melakukan pengecekan terhadap kapasitas untuk mengevaluasi apakah perencaan memungkinkan Perhatikan bagan closed loop MRP!
Closed Loop MRP Materials Plan
Capacity Plan
Production Plan
Realistic?
Resource Requirement Plan
Master production plan
Realistic?
Rough-cut capacity plan
Materials plan
Realistic?
Capacity requirement plan
Closed Loop MRP Resource Planning
Production Plan
Rough-cut capacity plan
Master production scheduling
Capacity requirement planning
Demand management
Detailed material planning
Finite loading
Input/output analysis
Shop-floor systems
Vendor systems
OPT Konsep lain yang dikembangkan berdasarkan capacity constraint adalah Optimized Production Technology (OPT) OPT adalah computer based teknik untuk menjadwalkan sistem produksi pada bottlenecks
Tujuan OPT Net profit Return on investment Cash flow
Filosofi OPT Max. throughput
Max. net profit
Min. Inventory
Max. ROI
Min. Operating expenses
Max. cash flow
Resources Bottlenecks “ … a point or storage in the manufacturing process that holds down the amount of product that a factory can produce. It is where the flow of materials being worked on, narrows to athin stream” Non-bottlenecks
Sistem OPT
Bottleneck Nonbottleneck
Prinsip OPT 1. Balance flow, not capacity
2. The level of utilization of a non-bottleneck is determined by some other constraint in the system, not by its own capacity 3. Utilization and activation of a resource are not the same
4. An hour lost at a bottleneck is a n hour lost ever out of the entire system 5. An hour saved at a non-bottleneck is a mirage
Prinsip OPT 6. Bottlenecks govern both throughput and inventory in the system 7. The transfer batch may not, and many times should not, equal the process batch 8. The process batch should be variable, not fixed 9. Lead times are the results of a schedule and cannot be predetermined 10. Schedules should be established by looking at all constraints simultaneously
ERP ERP adalah perkembangan terbaru dari filosofi MRP ERP memliki prinsip yang sama dengan MRP tetapi memiliki basis yang lebih luas ERP mengintegrasikan database dan keputusan kesemua bagian dalam organisasi sehingga keputusan pada satu bagian akan direfleksikan pada perencanaan dan kontrol pada bagian yang lain
ERP ERP mengintegrasikan perencanaan produksi, penjualan dan pasar serta keuangan dan sumber daya manusia Tetapi pada kenyataannya, mengaplikasikan ERP tidaklah mudah Instalasi BESAR
ERP
membutukan
biaya
Masih banyak implementasi ERP
kontroversial
dalam
Attribut ERP 1. Client/server architecture, access sistem informasi terbuka untuk semua puhak yang terhubung dengan komputer sentral
2. Dapat dilengkapi dengan fasilitas pengambilan keputusan yang memungkinkan pengambil keputusan menggunakan informasi terbaru 3. Dihubungkan dengan sistem eksternal ekstranet, seperti EDI yang terhubung dengan partner dlam supply chain
Attribut ERP
4. Dapat dibuat interface dengan program standar aplikasi yang sering digunakan oleh manager, contohnya spreadsheet 5. Bisanya ERP dapat beroperasi pada platform umum seperti windows, NT atau unix
R/3 dari SAP Salah satu perusahaan yang mengembangkan software ERP adalah SAP dengan R/3. R/3 dibagi atas beberapa bagian: 1. Manufacturing dan logistik meliputi modul perencanaan material (bedasarkan logika MRP), manajemen kuliatas, pemeliharaan alat, perencanaan dan pengontrolan produksi, management transportasi, dll
R/3 dari SAP 2. Penjualan dan distribusi
meliputi modul manajemen konsumen, manajemen produk, distribusi, kontrol eksport, pengapalan, manajemen transportasi, dll 3. Akutansi keuangan meliputi modul pembanyaran, penerimaan, investasi modal 4. Sumbar daya manusia meliputi modul penjadwalan, pensiun, rekruitment, administrasi, pengembangan SDM, biaya payroll, dll
JIT Just-in-Time
Bertha Maya Sopha
Outline 1. JIT (Just-in-Time) 2. Toyota Production System (Kanban) 3. JIT, MRP dan sistem kombinasi
Tradisional vs JIT Tradisional Stage A
Stage B
Stage C
JIT Order
Order Stage A
Stage B
Deliveries
Stage C
Deliveries
Just-in-Time JIT adalah metode untuk meningkat overall produktivitas dan mengurangi waste JIT memungkin produksi dengan biaya rendah dan mengirimkan item yang dibutuhkan pada kualitas, waktu dan tempat yang tepat dengan menggunakan fasilitas, peralatan, bahan dan tenaga manusia seminim mungkin
Just-in-Time JIT tergantung pada keseimbangan antara fleksibilitas supplier dan pemakai Hal ini dapat dicapai melalui total employee involvement dan team work Kunci utama JIT adalah “simplification”
Istilah lain JIT Lean operations Continuous flow manufacture High value-added manufacture Stockless production War on waste Fast-throughput manufacturing Short cycle time manufacturing
Filosofi JIT Eliminasi waste dalam semua bentuk (dapat divisualisikan sebagai material, informasi) Semua staff dalam operasi terlibat dalam proses perbaikan Proses perbaikan kontinual basis
dilakukan
dalam
Teknik Just-in-Time Mengembangkan ‘basic working practice’ yang mendukung eliminasi waste dan perbaikan terus menerus Design untuk manufacture Fokus pada operasi yang mengurangi kompleksitas Menggunakan mesin yang sederhana tetapi fleksibel
Teknik Just-in-Time Menata ulang tata letak dan aliran untuk memudahkan aliran Menggunakan total productive maintenance untuk realibility Mengurangi waktu set up dan perpindahan untuk meningkatkan fleksibilitas Melibatkan semua staff dalam proses perbaikan
Teknik JIT Semua masalah diketahui oleh semua staff Memperluas prinsip-prinsip diatas untuk supplier
JIT (Perencanaan dan Kontrol) Teknik JIT yang dapat digunakan untuk perencanaan dan kontrol: 1. Pull scheduling 2. Kanban kontrol 3. Levelled scheduling 4. Mixed-model scheduling 5. Synchronization aliran
Sistem Kanban Eliminasi inventory yang tidak perlu pada WIP Mengurangi lead time Minimasi inventori produk akhir Mudah beradaptasi dengan perubahan permintaan Memaksimalkan kapasitas produksi overall dan memperhatikan bottlenecks
Kanban Rules Rule 1
“ A work center should withdraw only the items which it requires from preceding work center in the quantities required and, equally importantly, at the required time” Rule 2 “ A work center or process should only produce those items which have been removed by the following work center or process”
Kanban Rules Rule 3
“defective or substandard items should never be passed to a following work center” Rule 4 “The number of Kanbans should be minimized” Rule 5
The kanban system is onlysuitable for dealing with relatively small fkuctuations in the demand pattern in the final assembly line”
Jenis Kanban 1. Express Kanban 2. Emergency Kanban
3. Job-Order Kanban 4. Through Kanban 5. Common Kanban
Jumlah Kanban D L 1 Y a Y = jumlah kartu kanban D = permintaan per satuan waktu
L = lead time A = kapasitas kontainer Αlfa = variabel policy (safety stock)
Profil Sistem Kanban Variable Product/comp. oriented Activation principle Starting principle Scheduling principle Possibility of planning Priority grounded information Possibility to reschedule Order Time Interval Lot-sizing
Value Component oriented Reactive Start by consumption From the consumption point Planning is not possible No priority grounded info No possibility to reschedule Varying time interval
Fix lot-sizing
Aliran Informasi MRP II Customer order
Inventori dan released order
Struktur produk
Rencana produksi
Material Requirement Planning
Planning order dan rescheduled order
Aliran Informasi Kanban Consumption statistic
Kanban System
Rencana produksi
Gross requirement of material
Kanban of ordering
Kanban vs MRP Kanban
MRP
Component oriented
Product oriented
Reactive
Proactive
Start by consumption
Starts by requirements
From the consumption point
From the requirements point
Planning is not possible
Planning is possible
No priority grounded info
Yes priority grounded info
No possibility to reschedule
Yes possibility to reschedule
Varying time interval
Varying time interval
Fix lot-sizing
Fix lot-sizing Semi fix lot sizing Varying lot size
Sistem Hybrid Ada beberapa metode pendekatan untuk merencanakan dan mengontrol proses produksi
Metode tersebut dapat dikombinasikan dengan berbagai cara untuk membentuk “hybrid system”
Sistem Hybrid Faktor-faktor yang perlu diperhatiakan dalam melakukan hybrid system adalah: Struktur produk Produk routing Karakteristik volume-variety Level kontrol yang dibutuhkan
Kompleksitas Complex
Structures
Job based
MRP JIT+MRP
JIT Simple Simple
Routing
Complex
Volume-Variety Variety
High
Low
Level of control
High
MRP
JIT+MRP
JIT Job based
Integrated tech.
Low Low
Volume
High
MRP dan JIT Resource Planning
Production Plan
Rough-cut capacity plan
Master production scheduling
Capacity requirement planning
Demand management
Detailed material planning
Finite loading
Input/output analysis
Shop-floor systems
Vendor systems
MRP dan JIT Kombinasi MRP dan JIT MRP – overall control MRP digunakan untuk memastikan bahwa part yang dibutuhkan dalam lini produksi JIT – internal control Dalam produksi, aliran material diatur oleh sistem kanban
MRP dan JIT
BOM
MPS
Order management system
MRP
Factory assembly schedule
Purchasing
Vendor
Goods inwards
Cell 1
Cell 2
Final assembly
Keuntungan Kombinasi MRP dan JIT Tidak dibutuhkan internal interstage works orders BOM memiliki level yang lebih sedikit dibanding MRP konvensional Aliran informasi lebih sederhana Perencanaan dan kontrol work senter lebih sederhana Lead time dan WIP menurun