32
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sejak 1990-an, Enterprise Resource Planning System (ERP System) telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menggantikan sistem informasi yang telah dikembangkan sebelumnya (Parr and Shanks, 2000; Soffer et al., 2005; Motwani et al., 2005; Chang dan Vichita, 2002). Menurut Lee (2000), aplikasi ERP merupakan paket yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis yang penting ke dalam satu sistem informasi melalui sharing database yang terintegrasi. Sistem ERP dirancang untuk membantu organisasi didalam mengelola sumber daya yang dimilikinya secara terintegrasi. Davenport dalam Hawking et al. (2004) menyebutkan terdapat tiga manfaat utama implementasi sistem ERP yaitu integrasi, optimisasi dan informasi. Integrasi adalah manfaat ketika perusahaan mampu mengintegrasikan data dan proses secara internal dan eksternal dengan pelanggan dan supplier. Optimisasi adalah manfaat pada saat perusahaan mampu menstandarisasi proses bisnis dengan best practice yang ada, sedangkan informasi adalah kemampuan untuk menyediakan informasi yang kontekstual untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif. Akan tetapi, Martin dalam Parr and Shanks (2000) menyebutkan bahwa 90% dari proyek implementasi ERP ternyata terlambat atau melebihi anggaran (over budget), bahkan beberapa proyek implementasi ERP berakhir dengan kegagalan. Untuk menghindari terjadinya kegagalan dalam implementasi ERP, Bancroft (1996), Ross (1998) dan Markus and Tanis (1999) mengajukan model implementasi ERP untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai proses ERP serta memberikan panduan untuk kesuksesan implementasi ERP. Parr and Shanks (2000) mengembangkan suatu model Project Phase Model (PPM) yang merupakan sintesis dari model-model proses implementasi ERP yang sudah ada dan memfokuskan pada proyek implementasi.
Deloitte dalam Hawking (2004) menyatakan bahwa proses untuk mencapai manfaat tambahan dari implementasi sistem ERP disebut sebagai second wave implementation. Deloitte meyakini bahwa terdapat sejumlah fase yang terjadi pada post-project yaitu stabilize, synthesize dan synergize. Botta-Genoulaz et al. (2005) menyebutkan bahwa adanya trap-trap yang muncul setelah proyek ERP go live. Genoulaz melakukan penelitian terhadap 217 perusahaan di perancis yang telah menerapkan sistem ERP. Trap yang muncul diantaranya karena perusahaan tidak merencanakan post-project dengan baik. Trap ini ditemukan pada 13% dari jumlah perusahaan tersebut. Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya belum memfokuskan pada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan perusahaan pada fase postproject sistem ERP. Pada Penelitian ini akan dijelaskan pentingnya fase postproject pada penerapan sistem ERP dan bagaimana aktivitas-aktivitas pada fase post-project berkontribusi terhadap perolehan benefit.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan¸ maka dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimanakah framework yang menjelaskan pengelolaan post-project sistem ERP? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka perlu dijabarkan sebagai berikut:
Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur
Kebutuhan Manfaat Sistem Terintegrasi
Peran ERP Pada Perusahaan
Estimasi Biaya Dan Roi
Implementasi Sistem ERP
Estimasi Implementasi:
Data Warhouse
Data Mining
SCM Dan CRTA
Manfaat Implementasi
TUJUAN MASALAH
Dari rumusan permasalahan tersebut, maka pada penulisan tujuan masalah ini akan dihasilkan framework pengelolaan post-project sebagai acuan bagi perusahaan dalam tahapan post-project sistem ERP.
BAB 2
PEMBAHASAN
PROSES BISNIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Industri manufaktur : industri yang membuat produk dari bahan mentah atau komponen menjadi bahan jadi atau komponen lainya , dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga manusia, yang dilakukan secara sistematis dengan cara pembagian pekerjaan.
Termasuk industri manufaktur : produksi kendaraan, pesawat, pakaian, komputer, kimia, peralatan lektronik, rumah tangga, mesin dll.
JENIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Make To Order (MTO)
Perusahaan yang memulai mengolah material dan menghasilkan komponen atau produk setelah menerima order dari konsumen.
Biasanya perusahaan yang fokus pada kustomisasi produk dan melayani konsumen dengan menyediakan produk yang unik atau khusus.
Perusahaan jenis ini sangat bergantung pada perencanaan produksi dari pemberi order.
Produk sangat bervariasi, waktu pembuatanya lebih lama, biaya produksi lebih tinggi.
Make To Stock (MTS)
Produk dibuat dan disimpan pada gudang penyimpanan (warehouse) sebelum menerima pesanan dari konsumenya.
Konsumen dapat membeli produk dari gudang atau melalui outlet ritel.
Dapat juga perusahaan mengirimkan produk tersebut kepada pabrik lain atau distributornya.
Perusahaan ini tergantung pada analisis pasar dan perkiraan kebutuhan dalam perencanaan proses produksinya.
Varian produk tidak banyak, waktu pembuatan lebih cepat karena perusahaan sudah berpengalaman membuat produk dan dari sisi harga lebih murah.
Assembly to Order (ATO)
Order dikerjakan dengan cara melakukan proses perakitan atas komponen-komponen tertentu untuk enghasilkan produk yang sudah dipesan.
Komponen yang digunakan sudah standar, dengan pilihan dan variasi yang sudah distandarkan.
Contoh klasik perusahaan jenis ini adalah mobil, merakit mobil jenis tertentu sesuai spesifikasi dan jumlah pesanan dari para dealernya.
Komponen baru akan dipesan setelah menerima order sehingga mempersingkat penerimaan order hingga penyerahan produk.
Engineering To Order (ETO)
Perusahaan jenis ini benar-benar melayani kostumisasi penuh kepada konsumen.
Memiliki karakteristik variasi, kostumisasi, dan fleksibilitas atas pengerjaan ordernya.
Produk dibuat berdasarkan order tertentu dan harga tertentu.
Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bersifat "adi busana" yang hanya membuat 1 item untuk setiap jenis rancanganya.
Tidak menyimpan bahan baku, biaya produksi biasanya tinggi.
Configure To Order
Bisa dipandang sebagai penggabungan perusahaan jenis ATO (fitur dan pilihan terbatas) dengan ETO (kebebasan pilihan dan fitur)
Penyederhanaan proses penerimaan order, dan tetap mempertahankan fleksibilitas ETO, tanpa harus menyimpan material untuk setiap kombinasi produk yang ada
PROSES MANUFACTURING DAN DISKRET MANUFACTURING
Klasifikasi lain dari jenis manufaktur adalah berdasarkan produk yang dibuat.
Proses manufaktur membuat produk bahan jadi yang sifatnya kompleks.
Seperti pabrik pengolahan minyak bumi, gas dsb.
BILL OF MATERIAL (BOM)
BOM biasanya dijadikan landasan untuk :
Merancang mengadaan material (dengan cara memeriksa stok atau membeli kekurangan bahan baku)
Proses produksi (menentukan penjadwalan dan perhitungan kapasitas produksi)
BOM yang dibuat oleh bagian perencanaan produksi disebut MBOM (manufacturing BOM).
BOM yang dibuat oleh bagian perancangan produk disebut EBOM (engineering BOM).
VALUE CHAIN
Secara umum proses pada manufactur digambarkn sebagai sebuah pertambahan nilai atas bahan baku hingga menjadi produk.
Model pertambahan nilai lazim menggunakan model rantai nilai (value chain) yang dikemukakan oleh porter (1985).
Semua aktivitas pada manufactur di identifikasi dan digambarkan sebagai rangkaian proses yang berkaitan dan menentukan dukungan untuk aktivitas tsb.
Model value chain terbagi menjadi dua yaitu : aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
Aktivitas utama berhubungan dengan kegiatan pertambahan nilai atas produk, dan aktivitas pendukung berhubungan dgn dukungan terhadap salah satu atau beberapa aktivitas utama.
Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan kompetensi inti perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan kompetitif sebagai berikut:
Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar dari aktivitas penambahan nilai.
Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.
MODEL RANTAI NILAI
Hitt, Ireland, Hoskisson (2001:127) menjabarkan kembali potensi penciptaan nilai dari aktivitas primer dan pendukung.
Aktivitas Primer
Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima, menyimpan, dan menyebarkan
input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku, gudang dan kontrol persediaan.
Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir. Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan peralatan.
Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final kepada para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang, penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.
Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli.
Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas yang berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan penyesuaian.
Aktivitas Pendukung
Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk perusahaan. Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya digunakan selama proses manufaktur produk.
Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses,desain riset, dan pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan pemberian kompensasi kepada semua personel.
Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration (administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.
KEBUTUHAN MANFAAT SISTEM TERINTEGRASI
Komputer dan internet menjadi pendukung bisnis yang sangat penting. Namun, sebenarnya tidak hanya kedua teknologi itu saja yang dibutuhkan oleh perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang berskala cukup besar. Teknologi lain yang dimaksud yaitu, sebuah sistem integrasi IT yang saat ini mulai banyak digunakan di berbagai perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sudah ada beberapa perusahaan yang bergera dibidang penyedia system integrator Indonesia.
Anda bisa membeli sistem yang telah jadi, ataupun sistem custom. Jika Anda bingung mana yang lebih sesuai, berikut ini adalah perbedaannya:
Sistem jadi
Untuk perusahaan yang masih dalam tahap berkembang, umumnya akan membeli sistem yang sudah ada karena cenderung lebih murah. Namun, tentu saja itu artinya perusahaanlah yang harus menyesuaikan sistem kerjanya dengan sistem yang dibelinya.
Sistem custom
Sistem ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang sudah maju dan berskala besar. Perusahaan akan membeli sebuah sistem baru dan meminta penyedia jasa untuk menyiapkan yang sesuai dengan perusahaan. Sistem seperti ini harganya cenderung mahal dan untuk proses pembuatannya juga cukup lama. Sebab sistem yang diimplementasikan harus benar-benar sudah bebas dari adanya eror.
Sistem manapun yang Anda pilih, harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Kesalahan dalam pemilihan sistem akan membuat kegiatan perusahaan menjadi berantakan atau membuat sistem yang telah dibeli menjadi sia-sia. Sebab, sistem sangat membantu kesuksesan bisnis.
Mungkin beberapa dari Anda masih mempertanyakan sepenting apa sistem untuk perusahaan. Hal ini tentunya berkaitan dengan manfaat dari sistem integrasi itu sendiri, yaitu:
Meminimalisir kesalahan akibat human error
Menghindari duplikasi data
Memudahkan pengecekan data
Meningkatkan efektifitas komunikasi
Menciptakan konsistensi
Meminimalis cost
Mempercepat proses kerja
Mengurangi risiko kehilangan data
Mengurangi penggunaan dokumen fisik (kertas)
Jelas kan, sistem integrasi ini sangat membantu perusahaan? Meskipun begitu, perusahaan juga tidak boleh asal dalam memilih perusahaan penyedia layanan sistem ini. Sebab, setelah seluruh sistem terintegrasi, maka satu perangkat dengan perangkat yang lain akan saling terhubung. Sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk memilih perusahaan sistem integrator terbaik yang telah berpengalaman dalam mengamankan sistem milik kliennya dari kemungkinan pencurian data. Selain itu, perusahaan juga wajib melengkapinya komputernya dengan antivirus yang update. Ini merupakan salah satu cara agar komputer tidak dihack sehingga jaringan tetap aman dan tidak dimasuki oleh penyusup atau hacker. Dengan begitu, data akan tetap aman.
PERAN ERP PADA PERUSAHAAN
Apasih ERP itu?
Enterprise Resource Planning atau biasa disingkat ERP merupakan sebuah perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan yang bertujuan untuk mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam perusahaan. ERP berbentuk software yang mengendalikan seluruh departemen dan kegiatan perusahaan ke dalam sebuah sistem komputer. Dalam kata lain ERP dapat memenuhi kebutuhan perusahaan dan semua divisi dalam perusahaan. Tujuan ERP sendiri adalah mempermudah semua departemen perusahaan untuk dapat berkomunikasi dan bertukar informasi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai ERP, berikut adalah beberapa pengertian ERP menurut para ahli:
Menurut Daniel E. O' Leary dalam bukunya Enterprise Resource Planning Systems (Systems, Life Cycle, Electronic Commerce and Risk), ERP adalah paket software powerful yang memungkinkan perusahaan mengintegrasikan berbagai fungsi yang terpisah.
Menurut James Hall dalam bukunya Accounting Information Systems (Buku 1, Edisi 13, Halaman 45), ERP adalah model sistem informasi yang memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai proses bisnis utamanya
Menurut Ellen Monk dan Bret Wagner dalam bukunya Concepts in Enterprise Resource Planning (Third Edition, Halaman 1), program ERP adalah core software yang digunakan perusahaan untuk mengkoordinasi informasi pada setiap area bisnis. Program ERP membantu untuk mengelola proses bisnis perusahaan secara luas menggunakan satu database dan satu sistem pelaporan manajemen.
Apa kegunaan atau fungsi ERP?
Dengan menerapkan sistem informasi ERP, manfaat yang dapat dirasakan yaitu :
1. Dengan sistem yang terintegrasi maka proses pengambilan keputusan akan lebih efektif dan efisien.
2. Dengan menerapkan ERP ada kemungkinan melakukan integrasi secara global. Sehingga perbedaan – perbedaan yang terjadi dalam bisnis internasional dapat diintegrasikan.
3. ERP menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer yang terpisah.
4. ERP memberikan lingkup kerja manajemen tidak hanya memonitor saja tetapi melakukan manajemen operasional juga.
5. Supply chain management dapat terbantu sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
Fungsi Dasar ERP
Mendefinisikan Produk:
Ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu: pertama, standard product, yakni produk mengalami permintaan berulang dan ada inventori; kedua, custom product, yakni produk dibuat berdasarkan pesanan dan pembelian material disesuaikan dengan jumlah order.
Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan.
Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to order. Make to stock hanya dipakai untuk standard product sedangkan make to order digunakan pada kedua definisi produk yakni standard product dan custom product. Perbedaan pada strategi produksi make to order adalah adanya tenggang waktu yang lebih lama antara pengiriman produk dan proses produksi
Menentukan Tipe hubungan antara sales order dan supply order.
Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung antara sales order dengan kebutuhan material. Yakni, ketika order bertambah, maka material yang dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan tipe hubungan, berfungsi untuk menentukan kapan material dibutuhkan, berapa jumlah material yang dibutuhkan, apakah masih ada stok material dan masih perlu dilakukan order kebutuhan material.
Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan produk di lantai produksi.
Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.
Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri manufaktur sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang ditentukan. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order, kapasitas produksi, keterbatasan sumber daya perusahaan dan aturan-aturan lainnya.
Contoh penerapan ERP dalam sebuah perusahaan?
Melihat benefit yang akan didapatkan dengan mengimplementasikan sistem ERP dalam manajemen sumber daya dan juga kapabilitasnya untuk diterapkan di berbagai tipe perusahaan, banyak diantara perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tertarik untuk menerapkannya. Untuk penerapan ERP, vendor yang biasa digunakan di Indonesia adalah Oracle dan SAP. Berikut adalah testimoni perusahaan agribisnis yang menerapkan sistem ERP di Indonesia.
Testimoni PT. Sosro
"Kami sungguh merasakan berbagai bentuk efisiensi setelah melakukan komputerisasi dengan pendekatan ERP," kata Hugo Winanto, Manajer Teknologi Informasi PT Sinar Sosro, yang kita kenal dengan produk Teh Botol Sosro. Winanto mengaku perusahaan itu sudah merancang untuk mengintegrasikan sistem komputernya sejak tahun 1999. Semula, menurut dia, ada dua jaringan komputer terpisah, yakni jaringan komputer unit produksi, dan jaringan komputer unit distribusi. Dua jaringan tersebut terpisah karena pada mulanya keduanya adalah unit bisnis yang memang terpisah. "IT kedua unit itu sudah dimerger sejak sebelum kedua unit usaha tersebut dimerger," kata Winanto.
Saat ini PT Sinar Sosro, sedang menangani proses integrasi jaringan komputer seluruh unit kerja perusahaan itu. "Kami mempunyai delapan pabrik, sembilan kantor cabang besar dan lebih dari seratus stockist, sehingga kami perlu mengintegrasikan komputer yang tersebar di sekitar 140 tempat yang berbeda," kata Winanto. Dalam waktu dekat, menurut dia, seluruh 140 unit kerja itu sudah akan tergabung dalam satu sistem yang terintegrasi menggunakan database dan aplikasi yang disediakan oleh Oracle. Walaupun proses integrasi antara unit produksi dengan unit distribusi belum sepenuhnya tuntas, Winanto mengaku manajemen sudah mendapatkan banyak sekali manfaat dari sistem online yang sudah berhasil dicapai di masing-masing jalur.
Dulu misalnya, perlu waktu yang sangat lama untuk mendapatkan berbagai data terbaru perusahaan, misalnya data produksi, data stock barang atau data penjualan. Kelambatan itu terjadi karena seluruh proses pengumpulan data dilakukan secara manual. "Di pabrik dilakukan data entry, kemudian data direkap dan dikirim melalui fax, dan di kantor pusat dilakukan konsolidasi setelah dilakukan data entry lagi," kata Winanto. Tetapi dengan sistem online semuanya berubah. Hari ini kantor pusat sudah bisa mendapatkan data penjualan, data produksi, sampai dengan stock barang per kemarin. Hal itu bisa terjadi karena hanya diperlukan satu kali proses input data, dan seluruh proses konsolidasi dilakukan oleh komputer.
Integrasi ini, menurut Winanto, telah mendongkrak efisiensi perusahaan secara signifikan. Kesalahan manusia (human error) dalam proses konsolidasi data kini bisa diabaikan. Jumlah tenaga kerja sudah bisa dikurangi, dan kini sejumlah staf sudah dialihkan untuk bidang kerja yang lain. "Dan yang pasti, walaupun belum bisa paperless, tetapi pasti sudah less paper dalam manajemen perusahaan." Karena penyebaran unit kerja PT Sinar Sosro yang sedemikian luas, diperlukan satu sistem jaringan yang sangat luas (wide area network, WAN), dan untuk itu diperlukan layanan pihak ketiga untuk menyediakan layanan komunikasi data untuk tujuan tersebut. Untuk layanan tersebut PT Sinar Sosro mempercayakan pada PT Lintasarta Aplikanusa, perusahaan yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam bisnis layanan komunikasi data.
Saat ini Sinar Sosro menggunakan layanan Frame Relay untuk mengintegrasikan sistem komputernya, tetapi perusahaan itu tengah mempertimbangkan untuk menggunakan teknologi jaringan virtual privat berbasis Internet (VPN IP) yang juga ditawarkan oleh Lintasarta. "VPN IP adalah teknologi baru yang lebih murah tetapi bisa diandalkan, sehingga kami berencana untuk migrasi ke sana," kata Winanto. Ketika ditanya mengenai kualitas layanan Lintasarta, Winanto mengatakan bahwa pihaknya cukup puas. "Kami sudah menggunakan layanan Lintasarta sejak sebelum 1999, dan bukannya memuji kami cukup puas. Karena itu setiap kali mau memperluas jaringan, kami selalu bertanya apakah Lintasarta siap menyediakan jaringan untuk kami," kata Winanto lagi.
ESTIMASI BIAYA DAN ROI
Defenisi Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.
Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:
– Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar, melakukan estimasi (perhitungan), dll.
– Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.
Estimasi dibedakan menjadi:
– Estimasi biaya konseptual
– Estimasi biaya detail
Defenisi ROI
Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini biasanya diukur dengan persentase.
Faktor yang Dapat Memengaruhi ROI Diantaranya:
1. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu periode tertentu.
2. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam bentuk persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dapat mengukur tingkat keuntungan perusahaan dan dihubungkan dengan penjualannya.
ROI sebagai bentuk teknik analisa rasio profitabilitas sangat penting dalam suatu perusahaan karena dengan mengetahui ROI, pengusaha dapat mengetahui seberapa efisien perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat memberikan informasi ukuran profitabilitas perusahaan.
Kegunaan Analisis Return On Invesment (ROI)
1. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen dengan menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan.
2. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROI dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-rata. Dengan demikian akan dapat diketahui di mana kelemahan dan kekuatan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh masing-masing divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.
4. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
5. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan jika perusahaan akan mengadakan ekspansi.
Kelemahan Analisis Return On Investment (ROI)
1. Salah satu kelemahan ROI adalah sulitnya dalam membandingkan ROI suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Hal ini karena terkadang praktik akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan berbeda-beda. Perbedaan metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain dapat memberi gambaran yang salah.
2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai dari uang (daya belinya).
Cara Menghitung ROI atau Tingkat Pengembalian Investasi
Cara perhitungan ROI sangat sederhana, misal Anda berinvestasi sebesar Rp 1.000.000, kemudian investasi tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1.100.000, maka ROI nya adalah 1,1.
Rumus yang digunakan untuk perhitungannya adalah:
ROI = Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam
Pendapatan yang dihasilkan dapat berupa arus kas yang diterima setiap periode atau pendapatan dalam jumlah besar (lumpsum). Dalam beberapa investasi, jumlah dana atau pendapatan yang dihasilkan disebut juga dengan yield.
IMPLEMENTASI SISTEM ERP
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based terintegrasi untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal, termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources, marketing, supply chain, logistics, dll. Implementasi sistem informasi berbasis ERP adalah suatu arsitektur software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran informasi diantara seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas organisasi/perusahaan dan mengelola hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan. Dibangun atas dasar sistem database yang terpusat dan biasanya menggunakan platform komputasi yang umum. Sistem informasi berbasis ERP dapat mengkonsolidasikan seluruh operasi bisnis menjadi seragam dan sistem lingkungan perusahaan yang lebih luas. Suatu sistem ERP akan berada pada pusat server dan akan didistribusikan ke seluruh unit perangkat keras dan perangkat lunak modular sehingga dapat melayani dan berkomunikasi melalui jaringan area lokal. Sistem tersebut memungkinkan bisnis untuk merakit modul dari vendor yang berbeda tanpa perlu untuk menempatkan beberapa copy dari sistem komputer yang kompleks dan mahal di lokasi-lokasi yang tidak memerlukan.
Gambar 13. Konsep ERP
Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sistem ERP mengintegrasikan informasi dan proses-proses yang berbasis informasi pada sebuah bagian atau antar bagian dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem ERP terdiri atas beberapa sub sistem (modul) yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori, dan sistem human resource. Masing-masing sub sistem terhubung dengan sebuah database terpusat yang menyimpan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masing-masing sub sistem. Sub sistem mewakili sebuah bagian fungsionalitas dari sebuah organisasi perusahaan.
Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:
Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.
Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses transaksi dan aktifitas perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:
Mendukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai negara.
Mendukung industri-industri tertentu (misal: SAP mampu mendukung berbagai macam industri seperti industri minyak dan gas, kesehatan, kimia, hingga perbankan).
Mampu dikostumasi dengan mudah tanpa harus mengubah source code program.
Arsitektur
Sistem ERP yang ada pada saat ini kebanyakan menggunakan sistem arsitektur 3-tier atau lebih. Arsitektur 3-tier secara umum digambarkan sebagai berikut:
Gambar 14. Arsitektur ERP 3-tier
1. Presentation Layer
Presentation layer merupakan sarana bagi pengguna untuk menggunakan sistem ERP. Presentantaion layer dapat berupa sebuah aplikasi (sistem berbasis desktop) atau sebuah web browser (sistem berbasis web) yang memiliki graphical user interface (GUI). Pengguna dapat menggunakan fungsi-fungsi sistem dari sini, seperti menambah dan menampilkan data.
2. Application layer
Lapisan ini berupa server yang memberikan layanan kepada pengguna. Server merupakan pusat business rule, logika fungsi, yang bertanggung jawab menerima, mengirim dan mengolah data dari dan ke server database.
3. Database layer
Berisi server database yang menyimpan semua data dari sistem ERP. Database layer bertanggung jawab terhadap manajemen transaksi data.
Implementasi Sistem Informasi berbasis ERP dapat dijelas dengan contoh sbb :
Terdapat order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu untuk menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber daya yang ada pada perusahaan saat itu. Apabila sumber daya tersebut tidak mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan, sekaligus membantu perusahaan dalam proses pengadaannya. Ketika hendak mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit tersebut.
Dapat terlihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian pengangkutan, bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur 'integrasi' itu sangat penting dalam mengimplementasikan sistem informasi berbasis ERP.
Keuntungan dan Kerugian ERP
Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:
– Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur keuangan perusahaan dengan lebih baik.
– Standarisasi Proses Operas. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.
– Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP, membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.
Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:
– Pengurangan lead-time
– Peningkatan kontrol keuangan
– Penurunan inventori
– Penurunan tenaga kerja secara total
– Peningkatan service level
– Peningkatan sales
– Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
– Peningkatan market share perusahaan
– Pengiriman tepat waktu
– Kinerja pemasok yang lebih baik
– Peningkatan fleksibilitas
– Pengurangan biaya-biaya
– Penggunaan sumber daya yang lebih baik
– Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.
Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:
– Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
– Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
– Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
– Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
– Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP
Kerugian diatas dapat terjadi ketika:
– Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu, seperti kawatir data bocor ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi ERP adalah milik orang IT juga dapat membuat kurangnya rasa memiliki dari top management dan karyawan divisi lain. Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
– Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi bisnis perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya menentukan dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau sebaliknya.
– Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan.
– Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.
– Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
– Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau berubah atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan lagi).
– Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.
– Kurangnya komunikasi antar personel.
– Cacatnya project design dan management.
– Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.
– Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
– Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file, dan lain sebagainya.
Implementasi ERP dalam dunia bisnis
1. Best Practice dan Business Process Reengineering
Dalam praktiknya penerapan sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang dianggap best practie, yaitu proses bisnis umum yang paling layak ditiru. Misalnya, bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing), penyusunan stok di gudang dan sebagainya.
Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari Sistem ERP, maka industri yang akan mengimplementasikan ERP harus mengikuti best practice process (proses umum terbaik) yang berlaku. Akan tetapi, permasalahan mulai timbul bagi industri di Indonesia. Sebagai contoh, adalah permasalahan bagaimana merubah proses bisnis perusahaan sehingga sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh Sistem ERP, atau merubah Sistem ERP agar sesuai dengan proses kerja perusahaan hal ini terutama dilakukan untuk modul sumber daya manusia (SDM), karena banyak perusahaan di Indonesia memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda dibandingkan dengan proses bisnis pada modul SDM yang terdapat pada sistem ERP pada umumnya, contohnya SAP. Proses penyesuaian ini, dikenal juga sebagai proses Implementasi. Jika dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses bisnis yang cukup mendasar, maka perusahaan harus melakukan Business Process Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.
Ironisnya, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang melakukan Business Process Reengineering (BPR) tidak hanya pada modul SDM pada paket ERP saja, namun perusahaan tersebut justru melakukan penyesuaian pada modul lain diluar modul SDM, seperti purchasing, hal ini merupakan penerapan ERP di Indonesia yang sangat disayangkan. Sebab, dengan melakukan Business Process Reengineering pada modul lain selain modul SDM, sama saja dengan membeli paket ERP kosong, karena salah satu faktor yang menentukan keberhasilan implementasi sistem ERP di perusahaan adalah karena proses bisnis yang telah terintegrasi didalam paket ERP merupakan proses bisnis best practice yang telah teruji reabilitasnya.
2. Biaya Implementasi ERP
Berikut merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP
Gambar 15. Komposisi biaya pada implementasi ERP
Dimana, Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai berikut:
Skala SME (Small-Medium) berkisar dari US$ 30.000 – US$ 700.000
Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 – US$ 3 juta
Skala besar lebih dari US$ 3 juta
ESTIMASI IMPLEMENTASI
DATA WAREHOUSE
Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem atau aplikasi operasional [Ferdiana, 2008]. Pemakaian teknologi data warehouse hampir dibutuhkan oleh semua organisasi, tidak terkecuali Perpustakaan. Data warehouse memungkinkan integrasi berbagai macam jenis data dari berbagai macam aplikasi atau sistem. Hal ini menjamin mekanisme akses "satu pintu bagi manajemen untuk memperoleh informasi, dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusan".
Beberapa konsep dasar tentang data warehouse :
Data warehouse adalah data-data yang berorientasi subjek, terintegrasi, memiliki dimensi waktu, serta merupakan koleksi tetap (non-volatile), yang digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh para manajer di setiap jenjang (namun terutama pada jenjang manajerial yang memiliki peringkat tinggi).
Data warehouse adalah suatu paradigma baru dilingkungan pengambilan keputusan strategik. Data warehouse bukan suatu produk tetapi suatu lingkungan dimana user dapat menemukan informasi strategik [Poniah, 2001, h.14]. Data warehouse adalah kumpulan data-data logik yang terpisah dengan database operasional dan merupakan suatu ringkasan.
Data warehouse adalah data yang diperoleh dari proses dimana organisasi mengekstraksi makna dari aset infromasi yang mereka miliki. Data warehouse adalah inovasi baru dalam hal teknologi informasi. Sejak dimulai sekitar 15 tahun lalu, konsep data warehouse ini berkembang secara cepat sehingga saat ni konsep data warehouse ini adalah konsep yang paling banyak dibicarakan oleh para ahli di bidang tekhnologi informasi.
Data Warehouse adalah Pusat repositori informasi yang mampu memberikan database berorientasi subyek untuk informasi yang bersifat historis yang mendukung DSS (Decision Suport System) dan EIS (Executive Information System).
Salinan dari transaksi data yang terstruktur secara spesifik pada query dan analisa.
Salinan dari transaksi data yang terstruktur spesifik untuk querydan laporan.
DATA MINING
Data Mining adalah proses yang menggunakan teknik statistik, matematika, kecerdasan buatan, machine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagai database besar (Turban dkk. 2005). Terdapat beberapa istilah lain yang memiliki makna sama dengan data mining, yaitu Knowledge discovery in databases (KDD), ekstraksi pengetahuan (knowledge extraction), Analisa data/pola (data/pattern analysis), kecerdasan bisnis (business intelligence) dan data archaeology dan data dredging (Larose, 2005)
Fungsi Data Mining
Data mining mempunyai fungsi yang penting untuk membantu mendapatkan informasi yang berguna serta meningkatkan pengetahuan bagi pengguna. Pada dasarnya, data mining mempunyai empat fungsi dasar yaitu:
Fungsi Prediksi (prediction). Proses untuk menemukan pola dari data dengan menggunakan beberapa variabel untuk memprediksikan variabel lain yang tidak diketahui jenis atau nilainya.
Fungsi Deskripsi (description). Proses untuk menemukan suatu karakteristik penting dari data dalam suatu basis data.
Fungsi Klasifikasi (classification). Klasifikasi merupakan suatu proses untuk menemukan model atau fungsi untuk menggambarkan class atau konsep dari suatu data. Proses yang digunakan untuk mendeskripsikan data yang penting serta dapat meramalkan kecenderungan data pada masa depan.
Fungsi Asosiasi (association). Proses ini digunakan untuk menemukan suatu hubungan yang terdapat pada nilai atribut dari sekumpulan data
SCM DAN CRTA
Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.
Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan merupakan cabang manajemen yang melibatkan Pemasok, Pabrik atau Manufakturer, penyedia logistik dan tentunya yang paling adalah pelanggan.
Proses Manajemen Rantai Pasokan
Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan dalam Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Change Magement (SCM) ini.
Pelanggan (Customer)
Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan mata rantai pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan yang berorientasi OEM (Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya.
Perencanaan (Planning)
Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan (Planning Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya.
Pembelian (Purchasing)
Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau Purchasing Department akan melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
Persediaan (Inventory)
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
Produksi (Production)
Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
Transportasi (Transportation)
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.
MANFAAT IMPLEMENTASI STANDARISASI
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dll.
PROSES STANDARISASI
Meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan seperangkat rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian. Perencanaan dimulai dengan gambar teknik, spesifikasi, bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan. Hasil dari perencanaan ini adalah:
Rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, perkakas dan fixtures.This routing yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur perencanaan sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian produksi aktivitas dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan kapasitas perencanaan tujuan.
Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah-demi-langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter pemesinan, set-up instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.
Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari gambar teknik untuk menentukan bagian).
Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur manufaktur dan pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka, proses, dan perkakas. Proses perencanaan sangat memakan waktu dan hasil bervariasi berdasarkan orang yang melakukan perencanaan
ORGANISASI IN TERNASIONAL DALAM STANDARISASI
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
Meningkatkan citra perusahaan
Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
Meningkatkan efisiensi kegiatan
Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
Mengurangi risiko usaha
Meningkatkan daya saing
Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan makalah "ERP " penulis menyimpulkan bahwa ERP merupakan suatu sistem sangat bagus dan komplek dan tidak semua perusahaan dapat memkainnya, karena di lihat dari segi nilai jual.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran yang membangun terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
https://aliandidoni.wordpress.com/2013/04/10/mengenal-modul-modul-enterpsrise-resource-planning-erp/
https://irrineayu.wordpress.com/2015/03/13/manajemen-sumber-daya-manusia-human-resource-departement/
http://korpsbabonait.blogspot.co.id/2016/12/makalah-erp-finance-and-accounting.html