BAB I ANALISIS MATERI DAN POTENSI TERJADINYA MISKONSEPSI A. Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika Miskonsepsi atau salah konsep menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang i tu. Bentuk miskonsepsi dapat berupa konsep awal, kesalahan, hubungan yang tidak benar antara konsep-konsep, gagasan intuitif atau pandangan yang naif. Miskonsep si pada siswa yang muncul secara terus menerus dapat mengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akan menghasilkan pada rendahnya prestasi belajar mereka. Sebelum memasuki kegiatan pembelajaran di kelas, siswa telah memiliki konsepsi sendiri-sendiri tentang sesuatu, termasuk yang berkaitan dengan materi fisika. Karena pengalamannya itu mereka telah memiliki konsepsi-konsepsi yang belum tentu sama dengan konsepsi fisika. Misalnya, sebelum belajar tentang gerak jatuh, sebelumnya siswa telah memiliki konsep bahwa benda yang lebih berat akan sampai di tanah terlebih dahulu dibandingkan dengan benda yang ringan. Jika sisw a diperhadapkan dengan permasalahan yang demikian, maka spontan siswa akan menjawab sesuai dengan konsep yang telah mereka miliki. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa sebelum belajar fisika, di dalam pikiran siswa sudah terbentuk prakonsep mengenai peristiwa-peristiwa atau pengertian-pengertian tertentu tenta ng hal yang berkaitan dengan fisika yang belum tentu benar. Penyebab dari resistennya sebuah miskonsepsi karena setiap orang membangun pengetahuan persis dengan pengalamannya. Sekali kita telah membangun pengetahuan, maka tidak mudah untuk memberi tahu bahwa hal tersebut salah dengan jalan hanya memberi tahu untuk mengubah miskonsepsi itu. Jadi cara untuk mengubah miskonsepsi adalah dengan jalan mengkonstruksi konsep baru yang lebih cocok untuk menjelaskan pengalaman. Sejumlah miskonsepsi sangatlah bersifat THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
ab ab
Keterangan: PFBenda Bayangan i r i r ABPFBenda Bayangan i r i r AB i = sudut sinar datang r = sudut sinar pantul F = titik fokus P = titik pusat kelengkungan cermin cekung Gambar 5 Hukum Pemantulan pada Cermin Cekung dalam pelukisan bayangan dari sebuah benda 5. Cahaya Selalu Merambat Lurus Miskonsepsi lain yang berpotensi terjadi pada topik Optik adalah berkaitan dengan perambatan cahaya. Pada beberapa buku pelajaran fisika dinyatakan bahwa cahaya selalu merambat menurut garis lurus. Pernyataan ini benar asalkan medium tempat cahaya merambat tersebut sama. Stephen M. Pompea dalam tulisan ilmiahnya juga menyatakan bahwa salah satu miskonsepsi dalam optik disebutkan Light always travels in a straight line . Salah satu sifat cahaya adalah merambat lurus di dalam medium yang sama. Namun, ketika cahaya berada pada dua medium berbeda, maka cahaya akan mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya (refraksi) merupakan peristiwa perubahan atau pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium lain yang berbeda kerapatan optiknya. Dengan perkataan lain, pada peristiwa pembiasan, cahaya melewati dua medium yang mempunyai kerapatan yang berbeda. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
BAB II II PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK A. Uji Coba Tes Diagnostik Tes diagnostik dibuat untuk mengetahui miskonsepsi siswa pada topik pemantulan dan pembiasan cahaya. Tes diagnostik berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda sebanyak 10 soal. Ada beberapa soal yang memiliki tiga pilihan jawaban dan beberapa soal yang lain memiliki empat pilihan jawaban. Tes diagnostik akan diujicobakan pada siswa SMP Nusantara Kota Palangka Raya Tahun Ajaran 2011/2012. Waktu pelaksanaan ujicoba pada tanggal 15 Oktober 2011. B. Kisi-kisi Tes Diagnostik Adapun kisi-kisi butir soal tes diagnostik pada topik pemantulan dan pembiasan cahaya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Kisi-Kisi Soal Tes Diagnostik pada Topik Pemantulan dan Pembiasan Cahaya Kompetensi Dasar Indikator Aspek Butir soal Kunci Jawaban Siswa dapat menyelidiki sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan berbagai bentuk cermin dan lensa 1. Menjelaskan proses melihat sebuah benda 2. Menjelaskan perambatan cahaya 3. Menjelaskan sifat-sifat cahaya 4. Menjelaskan tentang pemantulan cahaya 5. Menjelaskan hukum pemantulan cahaya C2 C2 C2 C2 C2 1, 10 2, 3 6* 8* 4 5, 7, 9 B, A D, D
B/C/D A/B B B, D, C Keterangan: *) bisa lebih dari satu pilihan jawaban THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
Kunci No Butir Soal Jawaban 1. Apabila matamu ditutup, kamu tidak dapat melihat benda-B benda disekitarmu, karena.... a. tidak ada cahaya yang keluar dari mata menuju ke benda b. tidak ada cahaya yang masuk dari benda ke mata c. benda-benda tidak memantulkan cahaya 2. Perhatikan gambar berikut ini. D Cahaya dari sebuah lilin yang menyala siang hari yang cerah seperti pada gambar di atas: a. b. c. d.
tetap tinggal pada lilin berjalan sampai di tengah-tengah antara lilin dengan orang berjalan sampai tempat orang berdiri berjalan sampai cahayanya terhalang dinding
Kunci No Butir Soal Jawaban 3. Perhatikan gambar berikut ini. D Cahaya dari sebuah lampu 5 watt yang menyala siang hari yang cerah seperti pada gambar di atas: a. tetap tinggal pada lampu b. berjalan sampai di tengah-tengah antara lampu dengan orang c. berjalan sampai tempat orang berdiri d. berjalan sampai cahayanya terhalang dinding 4. Menurut Anda manakah pernyataan berikut yang tidak tepat: a. Cahaya akan dipantulkan oleh cermin yang permukaannya B halus b. Cahaya tidak akan dipantulkan oleh permukaan batu yang kasar c. Cahaya akan dipantulkan oleh permukaan jalan yang tidak rata 5. Perhatikan gambar dibawah ini. B Berdasarkan pada gambar di atas: a. A adalah sudut sinar datang b. B adalah sudut sinar datang c. D adalah sudut sinar pantul
No Butir Soal Kunci Jawaban 6*. Pernyataan-pe a. Cahaya a b. Cahaya se c. Kecepata d. Peristiwa pernyataan berikut ini yang tidak tepat adalah: adalah gelombang selalu merambat lurus an cahaya selalu tetap (konstan) a pembiasan hanya terjadi pada cahaya h: B/C/D 7. Hukum pema a. cermin da b. cermin ce c. cermin ce d. semua ce antulan cahaya terjadi pada: n datar ekung embung ermin (datar, cekung, cembung) D 8*. Seberkas caha jernih. Perny a. Cahaya t mediumn b. Kecepata berbeda c. Cahaya te haya datang dari udara menuju ke dalam air yataan berikut ini yang salah adalah: tersebut akan selalu merambat lurus meski nya berbeda an cahaya akan selalu tetap meskipun medium ersebut akan berubah arah rambatnya yang skipun umnya A/B 9. Perhatikan gaambar dibawah ini. C Untuk mengga diletakkan di gambar dapa a. menggun b. menggun c. pilihan a nggambar bayangan dari sebuah benda di depan sebuah cermin cekung seperti at diselesaikan dengan cara: unakan sinar-sinar istimewa cermin cekung unakan hukum pemantulan cahaya dan b benar yang pada 10. Perhatikan tiga
U ai ga gambar berikut. Udara Gambar 1 air mata pengamat koin bayangan koin A THEO JHONI HARTANTO,O, S.Pd
air mata pengamat bayangan mata pengamat bayangan koin koin Gambar 2 mata pengamat bayangan air koin Gambar 3 koin Berdasarkan tiga gambar di atas, maka menurut Anda gambar yang tepat adalah: a. Gambar 1 b. Gambar 2 c. Gambar 3 Keterangan: *) bisa lebih dari satu pilihan jawaban D. Hasil Ujicoba Tes Diagnostik 1. Miskonsepsi pada Proses Melihat Benda Berdasarkan hasil ujicoba tes diagnostik pada topik pemantulan dan pembiasan cahaya yang dilakukan pada siswa SMP Nusantara Palangka Raya, diperoleh beberapa miskonsepsi. Pada butir soal nomor 1 yang berkaitan dengan proses melih at benda diperoleh hasil sebagai berikut. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
Tabel 3 Hasil jawaban siswa untuk butir nomor 1 Pilihan Jawaban Distribusi Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 11 57,89 B** 7 36,84 C 1 5,26 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan tabel 3 di atas sangat menarik untuk disimak, dimana dari 19 siswa terdapat 36,84% siswa yang menjawab benar. Sebagian besar siswa memiliki pemahaman konsep yang salah pada konsep mengenai proses melihat sebuah benda. Siswa lebih banyak memilih pilihan jawaban A (sebanyak 57,89%) yaitu cahaya keluar dari mata menuju benda. Butir soal nomor 1 sangat berkaitan dengan butir soal nomor 10. Pada butir soal nomor 10 yang juga berkaitan dengan proses melihat benda diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4 Hasil jawaban siswa untuk butir nomor 10 Pilihan Jawaban Distribusi Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A** 2 11,11 B 9 50 C 7 38,89 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa 18 (satu orang siswa tidak menjawab) siswa terdapat 11,11% yang menjawab benar. Sebagian besar siswa memiliki pemahaman konsep yang salah pada konsep mengenai proses melihat sebuah benda yang berada pada dasar sungai. Siswa lebih banyak memilih pilihan jawaban B (sebanyak 50%) yaitu memilih gambar dimana cahaya keluar dari mata menuju benda yang berada di dasar air. Artinya, dari dua butir soal yang berkaitan dengan proses melihat mas ih terjadi miskonsepsi yaitu cahaya keluar dari mata menuju benda. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
2. Miskonsepsi pada perambatan cahaya Butir soal nomor 2 dan 3 merupakan butir soal yang berkaitan dengan perambatan cahaya. Kedua butir ini merupakan butir soal yang pernah dipergunakan oleh van den Berg dkk. (1991) dalam penelitiannya tentang miskonsepsi pada optik a. Hasil jawaban siswa pada butir soal nomor 2 adalah sebagai berikut. Tabel 5 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 2 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 9 47,37 B 3 15,79 C 1 5,26 D** 6 31,58 Keterangan: **) kunci jawaban Sedangkan untuk butir soal nomor 3 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 3 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 10 52,63 B 3 15,79 C 1 5,26 D** 5 26,32 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan data pada tabel 5 dan tabel 6 hasilnya menarik. Siswa dominan memilih pilihan jawaban A untuk butir soal nomor 2 dan butir soal nomor tiga. Artinya, siswa berpendapat bahwa pada siang hari cahaya tetap tinggal pada lilin atau pada lampu. Dengan kata lain, siswa beranggapan bahwa pada siang hari, cahaya tidak akan merambat. Hasil ini juga hampir sama dengan hasil dari penelitian yan g dilakukan oleh van den Berg dkk. (1991) bahwa keadaan lingkungan (siang atau malam) mempengaruhi perambatan cahaya. 3. Miskonsepsi pada pemantulan cahaya Butir soal nomor 4 merupakan butir soal mengenai pemantulan cahaya teratur dan pemantulan baur. Hasil jawaban siswa dari butir soal nomor 4 adalah sebagai berikut. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
Tabel 6 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 4 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 4 21,05 B** 8 42,11 C 7 36,84 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan data pada tabel di atas, siswa memilih jawaban benar sebanyak 42,11%. Sedangkan, 36,84% siswa memilih jawaban C yaitu cahaya akan dipantulkan oleh permukaan jalan yang tidak rata. Artinya, masih ada miskonsepsi pada siswa bahwa benda yang permukaannya kasar atau tidak rata tidak akan memantulkan cahaya. Berdasarkan konsep dalam fisika dinyatakan bahwa ada dua jenis pemantulan teratur (specular reflection) dan pemantulan baur (diffuse reflection). Pemantulan baur terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang permukaannya kasar (tidak rata atau tidak teratur) dan dipantulkan ke segala arah. Misalnya pemantulan menyebar dari permukaan jalan yang tidak rata sehingga memungkinkan pengendara motor untuk melihat jalan tersebut ketika berkendara di malam hari karena cahaya dari lampu depan kendaraan memantul ke mata pengendara. 4. Miskonsepsi pada Hukum Pemantulan Cahaya Butir soal nomor 5 merupakan butir soal mengenai penentuan sudut sinar datang pada pemantulan cahaya. Hasil jawaban siswa dari butir soal nomor 5 adala h sebagai berikut. Tabel 7 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 5 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 7 36,84 B** 3 15,79 C 9 47,37 Keterangan: **) kunci jawaban THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
Berdasarkan data pada tabel di atas, siswa memilih jawaban benar hanya sebanyak 15,79%. Sedangkan, 47,37% siswa memilih jawaban C yaitu sudut sinar pantul adalah sudut yang dibentuk antara bidang pemantul dengan sinar pantul. Ha l yang sama juga terjadi pada penentuan sudut sinar datang. Sebanyak 36,84% siswa memilih jawaban A yaitu sudut sinar datang adalah sudut yang dibentuk antara bidang pemantul dengan sinar datang. Artinya, masih ada miskonsepsi pada siswa tentang sudut sinar pantul dan sudut sinar datang pada pemantulan cahaya. sebanyak 15,79%. Sedangkan, 47,37% siswa memilih jawaban C yaitu sudut sinar pantul adalah sudut yang dibentuk antara bidang pemantul dengan sinar pantul. Ha l yang sama juga terjadi pada penentuan sudut sinar datang. Sebanyak 36,84% siswa memilih jawaban A yaitu sudut sinar datang adalah sudut yang dibentuk antara bidang pemantul dengan sinar datang. Artinya, masih ada miskonsepsi pada siswa tentang sudut sinar pantul dan sudut sinar datang pada pemantulan cahaya. Berdasarkan konsep bahwa sudut sinar datang adalah sudut yang dibentuk antara sinar datang dan garis normal. Sedangkan, sudut sinar pantul adalah sudut yang dibentuk antara sinar pantul dan garis normal. Butir nomor 7 dan 9 juga berkaitan dengan hukum pemantulan cahaya. Butir ini bertujuan untuk mengetahui apakah siswa paham mengenai hukum pemantulan cahaya pada cermin datar dan cermin lengkung sferis. Hasil jawaban siswa pada bu tir soal nomor 7dan 9 adalah sebagai berikut. Tabel 8 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 7 dan 9 Pilihan Jawaban Distribusi Jawaban Butir soal nomor 7 Pilihan Jawaban Distribusi Jawaban Butir soal nomor 9 Banyak siswa memilih Persentase (%) Banyak siswa memilih Persentase (%) A 2 10,53 A 3 16,67 B 1 5,26 B 4 22,22 C 1 5,26 C** 11 61,11 D** 15 78,95 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan data pada tabel di atas, untuk butir nomor 7 sebanyak 78,95% siswa sudah menjawab dengan benar. Siswa berpendapat bahwa hukum pemantulan cahaya terjadi pada cermin datar dan cermin lengkung sferik (cekung dan cembung) .
Hasil pada butir soal nomor 7 sesuai dengan hasil butir soal nomor 9 yaitu 61,11 % siswa menjawab pelukisan bayangan dari benda di depan cermin cekung dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum pematulan cahaya dan juga sinar-sinar istimewa. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
5. Miskonsepsi pada sifat-sifat cahaya Butir soal nomor 6 merupakan butir soal tentang sifat-sifat cahaya. Butir soal ini memiliki lebih dari satu jawaban. Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 6 ini adalah sebagai berikut. Tabel 9 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 6 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A 11 57,89 B** 3 15,79 C** 1 5,26 D** 4 21,05 Keterangan: **) kunci jawaban Berdasarkan hasil jawaban siswa pada tabel di atas, terlihat bahwa masih ada miskonsepsi pada siswa tentang sifat-sifat cahaya. Sebanyak 57,89% siswa beranggapan bahwa cahaya bukanlah gelombang. Berdasarkan konsep fisika, cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 400 700 nm. Hasil jawaban pada butir soal nomor 8 juga masih ada miskonsepsi. Sebagian siswa (36,84%) memilih bahwa ketika cahaya merambat melalui dua medium berbeda maka arah rambatnya tidak akan berubah. Ini tentu miskonsepsi dalam kasu s pembiasan cahaya. Tabel 11 Hasil jawaban siswa untuk butir soal nomor 8 Pilihan Distribusi Jawaban Jawaban Banyak siswa memilih Persentase (%) A** 8 42,11 B** 4 21,05 C 7 36,84 Keterangan: **) kunci jawaban Pembiasan cahaya (refraksi) merupakan peristiwa perubahan atau pembelokan arah rambat cahaya ketika memasuki medium lain yang berbeda kerapatan optiknya. Cahaya yang merambat dalam medium yang kurang rapat mempunyai kecepatan THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
yang besar. Sedangkan cahaya yang merambat dalam medium yang lebih rapat akan mengalami pengurangan kecepatan. Itulah sebabnya cahaya pada saat merambat melalui dua medium yang berbeda, tepat pada bidang batas kedua medium mengalami perubahan kecepatan sehingga cahaya akan mengalami pembelokan. Jadi, pada peristiwa pembiasan terjadi perubahan cepat rambat cahaya pada kedua medium. mengalami pengurangan kecepatan. Itulah sebabnya cahaya pada saat merambat melalui dua medium yang berbeda, tepat pada bidang batas kedua medium mengalami perubahan kecepatan sehingga cahaya akan mengalami pembelokan. Jadi, pada peristiwa pembiasan terjadi perubahan cepat rambat cahaya pada kedua medium. E. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji coba tes diagnostic pada materi optik tentang pemantulan dan pembiasan cahaya yang dilaksanakan pada siswa SMP Nusantara Palangka Raya diperoleh beberapa miskonsepsi. Miskonsepsi-miskonsepsi tersebut adalah sebagai berikut. 1. Menurut sebagian besar siswa yang menjadi sampel tes diagnostik proses melihat benda terjadi karena ada cahaya yang keluar dari mata menuju benda. 2. Menurut sebagian besar siswa yang menjadi sampel bahwa merambat atau tidaknya cahaya tergantung pada keadaan lingkungan (siang atau malam). 3. Sebagian besar siswa masih beranggapan bahwa benda yang permukaannya kasar dan tidak teratur tidak akan memantulkan cahaya. 4. Sebagian besar siswa masih belum memahami tentang definisi sudut sinar datang dan sudut sinar pantul dalam hukum pemantulan cahaya. 5. Siswa beranggapan bahwa cahaya bukanlah gelombang. 6. Siswa masih beranggapan bahwa ketika cahaya merambat melalui dua medium berbeda maka arah rambatnya tidak akan berubah. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
BAB III RANCANGAN REMIDIASI KONSEPSI Miskonsepsi-miskonsepsi pada siswa yang telah ditemukan pada topik Optik Miskonsepsi-miskonsepsi memberikan pengajar untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan topik optik agar konsep-konsep yang diinginkan dapat diterima dengan baik oleh siswa dan sekaligus memperbaiki konse p yang salah pada siswa. Adapun cara untuk remidiasi konsepsi yang mungkin bisa dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Mengajak siswa dalam melakukan penalaran Berdasarkan pada hasil ujicoba tes diagnostik memperlihatkan bahwa siswa belum tentu menganggap cahaya sebagai sesuatu yang berjalan. Cahaya pada lilin dianggap diam saja jika lingkungan terang. Siswa juga beranggapan bahwa mata memancarkan cahaya (seperti pendapat Euklides pada zaman Yunani). Guru harus dapat meyakinkan siswa bahwa cahaya merambat dan mata menerima pantulan cahaya dari benda supaya bisa melihat benda tersebut. Guru tidak sekedar memberitahu tetapi melibatkan siswa dalam penalaran. Salah satu contoh mengajarkan penglihatan, guru dapat mengajak siswa bersama membahas gambar sederhana dari proses melihat (Gambar 8). Guru dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran dimana para siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara bebas sesuai dengan prakonsep yang dimiliki oleh siswa untuk menentukan gambar apa yang tepat untuk proses penglihatan. Guru mengajak siswa untuk membahas masing-masing gambar kemudian memutuskan gambar manakah yang benar dan menjelaskan konsep tersebut. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
3. Melibatkan siswa secara lebih aktif yaitu melalui dengan kegiatan percobaan-percobaan Pembelajaran akan lebih bermakna dan menyenangkan bagi siswa apabila dilakukan langsung dengan percobaan. Konsep fisika yang ingin ditanamkan kepada siswa antara lain; peristiwa pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya yang sering dijumpai dalam keseharian siswa. Perangkat eksperimen menggunakan peralatan yang tersedia di laboratorium dan barang-barang yang sering siswa jumpai di kesehariannya. Percobaan memberikan pengalaman kepada siswa, salah satu diantaranya memberikan pengalaman langsung kepada siswa sehingga ingatan terhadap suatu materi pelajaran akan lebih melekat pada siswa. Hukum dapat an sudut tidak
pemantulan cahaya dan pembelokan arah rambat cahaya (pembiasan) diajarkan melalui percobaan. Penentuan garis normal, sudut sinar datang, d sinar pantul dapat dilakukan melalui percobaan, sehingga diharapkan siswa lagi memiliki konsep yang salah. Peristiwa pembiasan cahaya juga dilakukan
melalui percobaan sehingga siswa dapat melihat bahwa ketika seberkas sinar melewati dua medium yang berbeda maka arah sinar tersebut akan dibelokkan serta sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju ke medium yang lebih rapat maka sinar dibiaskan mendekati garis normal dan sebaliknya. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd
DAFTAR PUSTAKA Blizak dkk. Students Misconceptions about Light in Algeria, Artikel, Algeria. Mahartam, Nengah. Analisis Miskonsepsi Fisika Siswa SMA di Bandar Lampung http://www.scribd.com/doc/41470237/Jurnal-Anal http://www.scribd.com/ doc/41470237/Jurnal-AnalisisMiskonsepsi-Fisika. isisMiskonsepsi-Fisika. diunduh tanggal 20 September 2011. Sarojo, Ganijanti Aby. 2011. Gelombang dan Optika. Jakarta: Salemba Teknika. Serway dan Jewett. 2004. Physics for Scientists and Engineers 6th Edition. Thomson Brook/Cole Stephen M. Pompea dkk. Using Misconceptions Research in the Design of Optics Instructional Materials and Teacher Professional Development Programs. Artikel, USA. Tipler, Paul A (alih bahasa Bambang Soegijono). 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga. Van den Berg, Euwe. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remidiasi. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. THEO JHONI HARTANTO, S.Pd