Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang mengkuantifikasikan pendapat seseorang atau lebih dalam dalam skala skala terten tertentu. tu. Pada Pada prinsi prinsipny pnyaa ia merupa merupakan kan metod metodee skorin skoring g terhad terhadap ap pilihan yang ada. Dengan perhitungan secara eksponensial, perbedaan nilai antar kriteria dapat dibedakan tergantung kepada kemampuan orang yang menilai.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pemilihan keputusan dengan MPE adalah: 1. Penentuan alternatif keputusan, 2. Penyusunan kriteria keputusan yang akan dikaji, 3. Penentuan derajat kepentingan relatif setiap kriteria keputusan dengan
menggunakan skala konversi tertentu sesuai keinginan pengambil keputusan, 4. Penentuan derajat kepentingan relatif dari setiap alternatif keputusan, dan 5. Pemeringkatan nilai yang diperoleh dari setiap alternatif keputusan
Formulasi penghitungan penghitungan total total nilai nilai setiap setiap pilihan keputusan keputusan adalah sebagai sebagai berikut:
m
Total Nilai (TN i ) = ∑(V ij )
Bj
j =1
dimana: TNi= Total Nilai Alternatif KeVij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada keputusan ke-i, yang dapat dinyatakan dengan skala ordinal (1,2,3,4,5) Bj = derajat kepentingan kriteria keputusan, yang dinyatakan dengan bobot m = jumlah kriteria keputusan
Referensi Buku: “Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Grassindo, Jakarta”
Matriks Keputusan dengan Metode MPE
Contoh Analisis Kasus :
Diambil dari Jurnal Internet dengan judul : “Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbi-Umbian”
Model Sistem Manajemen Ahli Perencanaan Investasi Produk Agroindustri Komoditas Umbiumbian, ini merupakan integrasi dari Sistem Pakar dan Sistem Penunjang Keputusan, dapat digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam merencanakan suatu proyek investasi pengembangan agroindustri yang potensial. Perencanaan investasi pengembangan agroindustri ini dimulai dari penentuan komoditas potensial yang akan menjadi bahan baku, penentuan produk agroindustri potensial, penentuan lokasi agroindustri, memperkirakan rencana produksi, dan menganalisa kelayakan agroindustri tersebut. Pertama, ditentukan komoditas umbi-umbian yang potensial. Sistem ini dirancang melalui pengorganisasian dari berbagai pustaka dan wawancara dengan pakar bidang agroindustri. Pakar yang diwawancarai adalah Ir. Sutara Hendra Kusumaatmaja, MSc., dosen IPB jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Verifikasi penentuan komoditas umbi-umbian potensial dilakukan terhadap tiga komoditas, yaitu ubi kayu, ubi jalar, dan kentang.
Masukan sistem pakar penentuan komoditas umbi-umbian potensial dibedakan menjadi dua, yaitu input statis dan input dinamis. Input statis adalah input yang telah tersedia dalam sistem, yaitu nilai tingkat kepentingan dan bobot kriteria komoditas potensial. Input dinamis adalah input yang harus dimasukan oleh pengguna pada saat konsultasi, yaitu pilihan parameter-parameter dari setiap kriteria penentuan komoditas potensial dengan tingkat keyakinannya masingmasing. Masukan parameter-parameter dalam sistem pakar dapat dilihat pada Tabel berikut Parameter Sistem Pakar untuk Setiap Kriteria
Keluaran yang dihasilkan berupa ringkasan hasil konsultasi, kesimpulan tingkat potensialitas komoditas (sangat berpotensi, cukup berpotensi, kurang berpotensi, atau tidak mempunyai potensi), serta saran/pertimbanganpertimbangan lain jika ada. Hasil verifikasi menunjukkan bahwa ubi kayu sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku produk agroindustri.
Penerapan metode perbandingan eksponensial digunakan untuk menentukan alternatif produk yang akan dihasilkan dari komoditas bahan baku yaitu ubi kayu. Adapun altenatif produk yang dipertimbangkan adalah: 1. Tepung Tapioka 2. Keripik Singkong 3. Pakan Ternak Penilaian Alternatif Produk AgroIndustri
Perhitungan nilai MPE ( Metode Perbandingan Eksponensial )untuk masingmasing alternatif:
Untuk alternatif produk Tepung Tapioka: MPE= 8^9 + 8^8 + 6^6 + 8^7 + 8^5 + 8^7 + 6^5 = 155.276.448 (Prioritas 1) Untuk alternatif produk Keripik Singkong MPE= 6^9 + 6^8 + 4^6 +6^7 +6^5 +8^7 +8^5 =14.179.040 (Prioritas 3) Untuk alternatif produk Pakan Ternak MPE= 6^9 + 8^8 + 5^6 +6^7 +6^5 +8^7 +6^5 =29.263.177 (Prioritas 2)
Berdasarkan nilai MPE dari ketiga alternatif produk , maka produk yang menjadi prioritas pertama adalah produk yang memiliki nilai
MPE tertinggi yaitu tepung tapioka sebesar 155.276.448 .
LAMPIRAN