MENILAI KOMPONEN RISIKO AUDIT
R i siko si ko Ba B awaan Risiko bawaan (inherent risk) adalah kerentanan suatu asersi terhadap salah saji material, dengan mengasumsikan tidak terdapat pengendalian.
Definisi menurut pendapat kelompok : Risiko bawaan adalah risiko yang terjadi secara mau ataupun tidak mau, yang terjadi pada salah saji material.
Contoh hal-hal yang mungkin memiliki dampak mendalam termasuk :
Profitabilitas dari entitas secara relatif terhadap industri
Sensitivitas dari hasil operasi terhadap faktor-faktor ekonomi
Masalah going Masalah going concern seperti concern seperti kurangnya modal kerja
Sifat, sebab, dan jumlah dari salah saji yang diketahui dan kemungkinan salah saji yang terdeteksi dalam audit terdahulu
Perputaran manajemen, reputasi manajemen, dan keahlian akuntansi
Dampak dari pengembangan teknologi pada operasi dan daya saing perusahaan
Hal-hal yang mungkin hanya berkaitan dengan akun-akun spesifik termasuk :
Akun-akun atau transaksi-transaksi yang sulit untuk diaudit
Masalah akuntansi yang sulit atau diperdebatkan
Kerentanan terhadap penyalahgunaan
Kompleksitas penghitungan
Luasnya pertimbangan yang berkaitan dengan asersi
Sifat, sebab, dan jumlah dari salah saji yang diketahui dan salah saji yang terdeteksi dalam audit sebelumnya
Sensitivitas dari penilaian faktor-faktor ekonomi
Banyak dari item-item tersebut yang menunjukan kompleksitas bawaan dan ketidakpastian yang terlibat dalam proses akuntansi yang spesifik terhadap saldo akun tertentu atau siklus transaksi.
Risiko bawaan dapat lebih besar untuk beberapa asersi daripada untuk asersiasersi lainnya. (Sebagai contoh, asersi keberadaan dan keterjadian untuk kas lebih rentan terhadap salah saji karena penyalahgunaan daripada asersi yang sama untuk aktiva pabrik.) Risiko bawaan muncul secara independen dari audit laporan keuangan. Oleh karena itu, auditor tidak dapat mengubah tingkat aktual dari risiko bawaan. Akan tetapi, auditor dapat mengubah tingkat risiko bawaan yang dinilai. (Sebagai contoh, seseorang mungkin urung melakukan usaha dan menilai risiko bawaan pada tingkat maksimum.) Prosedur yang dilaksanakan untuk mendukung penilaian risiko bawaan biasanya serupa dengan untuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri. Auditor secara normal akan mampu untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko bawaan dengan memahami siklus bisnis klien, termasuk:
Manajemen , tujuan manajemen, dan sumberdaya-sumberdaya perusahaan
Produk, jasa, pasar, pelanggan, dan persaingan entitas
Proses inti dan siklus operasi
Hasil dari proses inti
Keputusan pembiayaan dan investasi
RI SI KO PENGENDALI AN Risiko pengendalian (control risk) adalah risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak akan dapat dicegah atau dideteksi dengan tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.
Definisi menurut pendapat kelompok: Risiko pengendalian adalah risiko yang terjadi terhadap suatu asersi yang mana risiko tersebut tidak akan dapat dicegah dengan tepat waktu oleh pengendalian internal. Secara normal, auditor harus menentukan terlebih dahulu
tingkat risiko
pengendalian yang direncanakan untuk setiap asersi dalam tahap perencanaan audit.
Penilaian tingkat yang direncanakan didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai efektifitas dari rancangan dan pengoperasian bagian dalam i ntern klien yang relevan. Penilaian tingkat risiko pengendalian aktual ditentukan untuk setiap asersi berdasarkan bukti yang diperoleh dari studi dan evaluasi pengendalian intern klien selama pekerjaan intern dalam tahap pengujian pada audit berjalan.
RISIKO
BAWAAN,
RISIKO
PENGENDALIAN,
DAN
RISIKO
KECURANGAN Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, baik itu kekeliruan maupun kecurangan. Auditor terutama menaruh perhatian terhadap kecurangan karena berhubungan dengan salah saji dalam laporan keuangan. Dua jenis salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor mengenai kecurangan dalam suatu audit laporan keuangan-salah saji yang muncul dari pelaporan keuangan yang curang dan salah saji yang muncul dari penyalahgunaan aktiva. SAS 82 mendeskripsikan dua jenis salah saji tersebut sebagai berikut : 1. Salah saji muncul dari pelaporan keuangan yang curang merupakan salah saji
yang disengaja atau penghilangan suatu jumlah atau
pengungkapan dalam laporan keuangan untuk menipu para pemakai laporan keuangan. 2. Salah saji yang muncul akibat penyalahgunaan aktiva termasuk pencurian atas aktiva entitas dimana dampak pencurian tersebut menyebabkan laporan keuangan tidak disajikan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penyalahhgunaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk penyelundupan penerimaan, pencurian aktiva , atau menyebabkan suatu entitas untuk membayar barang atau jasa yang tidak dierima. Penyalahgunaan aktiva dapat dilakukan secara bersamaan dengan pembuatan catatan – catatan atau dokumendokumen palsu atau menyesatkan dan mungkin akan melibatkan satu atau lebih individu baik itu manajemen , karyawan, atau pihak ketiga.
SAS No 82 menyarankan agar auditor mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan salah saji material yang muncul dari : 1. Pelaporan keuangan yang curang 2. Penyalahgunaan aktiva.
RISIKO DETEKSI Risiko deteksi (detection risk) adalah risiko bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji material yang ada dalam suatu asersi.
Definisi menurut kelompok : Risiko deteksi adalah suatu risiko dimana auditor tidak dapat menemukan atau mendeteksi adanya kesalahan saji maerial pada suatu asersi.
Risiko deteksi dapat dinyatakan sebagai suatu kombinasi dari risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci. Risiko prosedur analitis dan risiko pengujian terinci merupakan fungsi dari efektivitas prosedur dan penerapannya oleh auditor. Tidak seperti risiko bawaan dan risiko pengendalian , tingkat aktual dari risiko prosedur analitis atau risiko pengujian terinci dapat dirubah oleh auditor dengan memvariasikan sifat, waktu, dan ekstensivitas pengujian-pengujian atau penempatan staf audit yang berhubungan dengan pengujian substantif yang dilaksanakan pada suatu asersi. Dalam menetukan risiko deteksi auditor juga harus mempertimbangkan kemungkinan akan membuat suatu kekeliruan, seperti salah menerapkan prosedur audit atau salah menginterprestasikan bukti yang diperoleh. Dalam tahap-tahap perencanaan audit, suatu tingkat risiko dekteksi yang direncanakan dapat diterima untuk prosedur analitis dan pengujian terinci ditentukan untuk setiap asersi yang signifikan dengan menggunakan model risiko audit.