A. Risi Risiko ko Aud Audit it
Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk mendapatkan pemahaman tentang entitas entitas dan lingku lingkunga nganny nnya, a, termasu termasuk k pengen pengendali dalian an intern internal, al, untuk untuk menetap menetapkan kan risiko risiko kesalah kesalahan an penya penyajian jian material material dalam dalam lapora laporan n keuang keuangan an klien. klien. Audit Auditor or menerim menerimaa suatu suatu tingkat risiko atau ketidakpastian dalam pelaksanaan fungsi pengauditan. Sebagai ontoh, auditor mengakui ketidakpastian inheren tentang ketepatan bukti, ketidakpastian tentang efekti!itas pengendalian internal seara wajar, ketika audit telah berakhir. "anyak risiko yang sulit diukur dan membutuhkan pertimbangan yang ermat sebelum auditor dapat mananggula mananggulanginy nginyaa dengan dengan tepat. #anggapan anggapan terhadap terhadap risiko$risiko risiko$risiko seara tepat adalah sesuatu yang kritikal untuk menapai audit berkualitas tinggi. 1. %odel %odel &isik &isiko o Audi Auditt untuk untuk 'eren 'erenan anaan aan &isiko kesalahan penyajian material didefinisikan dalam standar audit (SA .13 .13.. (n)) (n)) sebagai sebagai * &isiko &isiko bahwa bahwa lapora laporan n keuang keuangan an mengan mengandun dung g kesalah kesalahan an penyajian material sebelum audit dilakukan. &isiko kesalahan penyajian material dapat terjadi di dua tingkat * a. #ingk #ingkat at laporan laporan keuan keuangan gan seara seara keselu keseluruh ruhan+ an+ dan b. #ingkat asersi untuk golongan golongan transaksi, saldo, akun, dan pengungkapan. pengungkapan. &isiko &isiko kesalah kesalahan an penya penyajian jian materia materiall pada pada tingka tingkatt lapora laporan n keuang keuangan an seara seara keseluruhan mengau ke risiko kesalahan penyajian material yang berdampak luas (per (per!a !asi si!) !)
terh terhad adap ap
lapo lapora ran n
keua keuang ngan an
sea seara ra
kese keselu luru ruha han n
dan dan
berp berpot oten ensi si
memengaruhi banyak asersi. &isiko kesalahan material pada tingkat asersi terdiri dari dua komponen, yaitu* risiko inheren dan risiko pengendalian. 'enilaian auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambah tambahan. an. Audit Auditor or menggu menggunak nakan an beberap beberapaa pendek pendekatan atan untuk untuk menap menapai ai tujuan tujuan penilaian risiko kesalahan penyajian material. Salah satu pendekatan yang banyak digu igunaka nakan n
para para
aud auditor itor adal adalah ah den dengan gan
meng engguna gunaka kan n
suat suatu u
model odel
yang ang
menggambar menggambarkan kan hubungan hubungan umum berbagai berbagai komponen komponen risiko audit dalam istilah matematis untuk menapai tingkat risiko deteksi yang dapat diterima yang disebut model risiko audit. %odel risiko audit membantu auditor dalam menentukan berapa banyak dan jenis bukti apa yang harus dikumpulkan pada setiap siklus. %odel risiko audit biasanya dinyatakan sebagai berikut*
Keterangan :
AR = IR ×CR × DR
A& &isiko Audit Atau -& &isiko -nheren & &isiko 'engendalian DR =
AR
/& &isiko /eteksi
IR ×CR
B. Komponen-Komponen Model Risiko Audit 1. &isiko /eteksi
Standar audit (SA .13 (e)) mendefinisikan risiko deteksi sebagai berikut * Risiko deteksi adalah bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor
untuk menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik seara indi!idual maupun seara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya. /engan lain perkataan, risiko deteksi adalah risiko yang timbul karena bukti audit tidak berhasil mendeteksi kesalahan penyajian yang melebihi kesalahan penyajian yang bisa ditoleransi (atau disebut juga materialitas pelaksanaan). Ada dua hal yang perlu diketahui tentang risiko deteksi, yaitu * a. &isiko deteksi merupakan dependen dari tiga faktor lain yang terakup dalam model. &isiko ini akan berubah hanya apabila auditor mengubah salah satu (atau lebih) faktor lain dalam model risiko. b. &isiko deteksi menentukan jumlah bukti substanti!e yang direnanakan akan dikumpulkan auditor yang berkebalikan dengan ukuran risiko deteksi. Apabila risiko deteksi berkurang, auditor harus mengumpulkan bukti yang lebih banyak untuk menapai risiko deteksi yang telah berkurang tersebut. . &isiko -nheren Standar audit (SA .13 (n)) mendefinisikan risiko inheren sebagai berikut * Risiko inheren: 0erentanan suatu asersi tentang suatu golongan transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin material, baik seara indi!idual maupun seara kolektif ketika digabungkan
dengan
kesalahan
penyajian
mempertimbangkan pengendalian internal yang terkait.
lainnya,
sebelum
/engan kata lain, riskiko inheren adalah penilaian auditor mengenai kemungkinan adanya kesalahan penyajian material yang disebabkan karena kekeliruan atau keurangan sebelum mempertimbangakan efekti!itas pengendalian internal. Apabila auditor berkesimpulan bahwa kemungkinan besar terhadap kesalaahan penyajian, maka auditor akan berkesimpulan bahwa risiko inherennya tinggi. 'ada saat mempertimbangkan risiko inheren, pengendalian internal kita kesampingkan
karena
dalam
model
risiko
audit,
pengendalian
internal
dipertimbangkan tersendiri sebagai risiko pengendalian. &isiko inheren berbanding terbalik dengan risiko deteksi dan berbanding lurus dengan bukti. &isiko inheren yang tinggi, selain akan meningkatkan bukti yang harus dikumpulkan, juga menuntut digunakannya staf audit yang lebih berpengalaman, dan re!iew terhadap pengujian audit lebih ermat. 3. &isiko 'engendalian Standar audit (SA .13 (n)) mendefinisikan risiko pegendalin sebagai berikut* Risiko pengendalian* risiko bahwa suatu kesalahan penyajian yang
mungkin terjadi dalam suatu asersi tentang suatu golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan yang mungkin material, baik seara indi!idual maupun seara kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya, tidak akan dapat diegah, atau dideteksi dam dikoreksi, seara tepat wajtu oleh pengendalian internal entitas. /engan perkataan lain, risiko pengendalian mengukur penilaian auditor tentang apakah kesalahan penyajian bisa ditoleransi pada suatu segmen akan dapat diegah atau dideteksi seara tepat waktu oleh sistem pengendalian internal klien. %odel risiko audit menunjukkan hubungan yang erat antara risiko inheren dengan risiko pengendalian. aubungan risiko inheren dengan risiko pengendalian disebutkan dalam standar auditing sebagai risiko kesalahan penyajian material. 2ubungan
antara
risiko
pengendalian
dengan
risiko
deteksi
adalah
berkebalikan, sedangkan hubungan antara risiko pengendalian dengan bukti substantif yang harus dikumpulkan berbanding lurus. Apabila auditor menyimpulkan bahwa pengendalian internal efektif, maka risiko deteksi dapat dinaikkan dan dengan demikian bukti yang dikumpulkan bisa dikurangi. Auditor bisa menaikkan risiko deteksi apabila pengendalian efektif, karena pengendalian internal yang efetif mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan penyajian dalam laporan keuangan. . &isiko Audit
Standar auditing (SA .13 ()) mendefinisikan risiko audit se bagai berikut* Risiko audit* risiko bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang
tidak tepat ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material. &isiko audit meerupakan suatu fungsi kesalahan penyajian material dan risiko deteksi. /engan perkataan lain, risiko audit adalah ukuran tentang seberapa besar auditor bersedia untuk menerima bahwa laporan keuangan mungkin mengandung kesalahan penyajian material setelah audit selesai dikerjakan dan memberinya pendapat wajar tanpa pengeualian. Apabila kita menggunakan model risiko audit, didalamnya terkandung hubungan langsung antara risiko audit yang bisa diterima dengan risiko deteksi, dan terdapat hubungan berkebalikan antara risiko audit dengan bukti yang harus terkumpulkan. Apabila auditor memutuskan untuk menurunkan risiko audit yang bisa diterima, maka risiko deteksi juga akan turun, dan bukti yang harus dikumpulkan akan naik. 5. 'erbedaan Antara &isiko$&isiko dalam %odel &isiko Audit Ada perbedaan besar dalam hal bagaimana auditor menilai keempat faktor risiko dalam model risiko audit. 4ntuk risiko audit yang bisa diterima, auditor memutuskannya sesuai dengan ketersediaan kantor akuntan menerima risiko bahwa laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian setelah audit selesai dikerjakan, berdasarkan berbagai faktor yang menyangkut klien. &isiko inheren dan risiko pengendalian didasarkan pada dugaan auditor atau prediksi tentang kondisi klien. &isiko deteksi sepenuhnya adalah dependen dari ketiga risiko yang lain, dan karenanya hanya dapat ditentukan setelah auditor menetapkan ketiga risiko lainnya. C. Menetapkan Risiko Audit Bisa Diterima
Auditor harus memutuskan risiko audit yang bisa diterima untuk suatu audit, terutama pada tahap perenanaan audit. 'ertama$tama auditor harus menetapkan risiko penugasan dan selanjutnya menggunakan risiko penugasan untuk menetapkan risiko audit. 1. /ampak &isiko 'enugasan terhadap &isiko Audit "isa /iterima &isiko penugasan adalah risiko yang harus ditanggung auditor atau kantor akuntan setelah suatu audit diselesaikan, walaupun laporan audit yang dibuat sudah benar.
. aktor$aktor yang %empengaruhi &isiko Audit "isa /iterima Ada tiga faktor yang mempengaruhi risiko penugasan dan yang selajutnya berpengaruh pula pada risiko audit, yaitu* a. Seberapa 6auh 'engguna 7kstern %engandalkan 8aporan 0euangan Auditan Apabila pengguna ekstern sangat mengandalkan laporan keuangan auditan, sebaiknya tingkat risiko audit ditetapkan lebih rendah. Apabila laporan sangat diandalkan, bisa timbul sejumlah bahaya sebagai akibat adanya kesalahan penyajian signifikan yang tetap tidak terdeteksi dalam laporan keuangan. "eberapa faktor yang bisa menjadi indikator tentang seberapa jauh laporan diandalkan oleh pengguna ekstern* 4kuran 7ntitas. /istribusi 0epemilikan. Sifat dan 6umlah 0ewajiban (4tang) b. 0emungkinan 0lien %engalami 0esulitan 0euangan Setelah 8aporan Audit
/iterbitkan /alam situasi di mana auditor yakin bahwa terdapat kemungkinan besar terjadi kerugian besar dan dengan demikian meningkatkan risiko penugasan, maka risiko audit bisa diterima harus dikurangi. Apabila tantangan munul di kemudian hari, auditor berada dalam posisi yang lebih baik untuk mempertahankan hasil auditnya. #idak mudah bagi auditor untuk memprediksi kegagalan keuangan sebelum hal itu terjadi, tetapi beberapa faktor bisa menjadi indikator yang baik tentang kemungkinan terjadinya hal tersebut. 'osisi 8ikuiditas 8aba (&ugi) #ahun$#ahun 8alu %etoda 'endanaan Sifat 9perasi 0lien 0ompetensi %anajemen . 7!aluasi Auditor #entang -ntegritas %anajemen
'erusahaan dengan integirtas rendah sering melakukan kegiatan bisnis yang memiu terjadinya konflik dengan pemegang saham, regulator, dan konsumen. 0onflik$konflik semaam itu bisa mempengaruhi kualitas audit yang diinginkan para pemakai laporan dan bisa mengakibatkan tuntutan hukum serta perekokan lainnya. %anajemen yang pernah dihukum karena tindakan kriminal di masa lampau adalah ontoh yang jelas tentang integritas manajemen yang dipertanyakan. ontoh lain tentang integritas yang
dipertanyakan adalah seringnya terjadi kesalahsepahaman dengan auditor di masa lalu atau dengan pihak luar. 3. %embuat 0eputusan #entang &isiko Audit "isa /iterima 4ntuk menetapkan risiko audit bisa diterima, pertama$tama auditor harus menilai setiap faktor yang mempengaruhi risiko audit bisa diterima. 'enilaian atas setiap faktor sangat subjektif yang berarti bahwa penetapan risiko audit bisa diterima juga sangat subjektif. &isiko audit biasanya dinyatakan dengan istilah tinggi, medium, dan rendah. &isiko audit yang rendah mengandung arti bahwa klien sangat berisiko membutuhkan bukti yang banyak, menggunakan lebih banyak staf audit berpengalaman, dan:atau re!iew atas kerja audit yang lebih mendalam. Faktor
Seberapa jauh pengguna ekstern mengandalkan pada laporan keuangan auditan
Metoda untuk Menetapkan Risiko Audit %empelajari laporan keuangan termasuk
atatan kaki %embaa notulen rapat dewan komisaris
untuk merenanakan masa depan perusahaan %embiarakan perenanaan keuangan dengan manajemen
0emungkinan terjadinya kesulitan keuangan
%enganalisis
laporan
keuangan
untuk
mengidentifikasi kesulitan keuangan dengan menggunakan rasio$rasio dan prosedur analitis lainnya %empelajari laporan arus kas sesungguhnya dan proyeksi untuk mengetahui komponen arus kas masuk dan arus kas keluar
-ntegirtas manajemen
%enerapkan prosedur yang dibahas pada "ab ; untuk penerimaan dan keberlanjutan klien
D. Menilai Risiko Inheren 1. aktor$aktor yang %empengaruhi &isiko -nheren
4ntuk menetapkan risiko inheren, auditor harus mempertimbangkan beberapa faktor penting berikut* a. b. . d. e. f.
Sifat bisnis klien 2asil audit periode sebelumnya 'enugasan baru atau penugasan ulangan 'ihak$pihak yang berelasi #ransaksi$transaksi non$rutin 'ertimbangan yang diperlukan untuk menatat saldo akun dan transaksi
dengan benar g. 'embentukan populasi h. aktor$faktor yang berhubungan dengan keurangan pelaporan keuangan i. aktor$faktor yang berhubungan dengan penyalahgunaan aset
. %enetapkan &isiko -nheren /alam standar audit (SA . A3<) disebutkan bahwa risiko inheren dapat lebih tinggi untuk beberapa asersi dan golongan transaksi, saldo akun, serta pengungkapan tertentu. Sejumlah faktor tertentu lainnya juga bisa mempengaruhi, seperti misalnya audit pertama kali atau audit ulangan, akan berpengaruh terhadap banyak atau bahkan mungkin semua siklus, sedangkan lainnya seperti misalnya transaksi non$ rutin, hanya akan berpengaruh terhadap akun$akun tertentu atau tujuan audit tertentu. 3. %endapatkan -nformasi untuk %enetapkan &isiko -nheren Auditor memulai penetapan risiko inheren pada tahap perenanaan dan memutahirkan penetapan tersebut selama audit berlangsung.
E. Huungan Antara Risiko Dengan Bukti dan Faktor Faktor !ang Mempengaruhi Resiko Gambar Hubungan Antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Dengan Risiko dan Risiko dengan Bukti Audit
0eterangan* 8 8angsung+ 0 0ebalikan =) faktor risiko keurangan. "isa juga mempengaruhi risiko audit bisa diterima dan risiko pengendalian Auditor menanggapi risiko bahwa terutama dengan mengubah luasnya pengujian dan jenis prosedur audit, termasuk pula dengan memadukan hal hal tak terduga dalam prosedur audit yanh digunakan. Selain dengan memodifikasi bukti audi, ada ara lain yang dapat diubah auditor untuk menanggapi risiko. o o
'enugasan mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalama. 'enugasan harus di re!iew lebih ermat 1. &isiko Audit 'er Segmen &isiko inheren dan risiko pengendalian tidak ditetapkan untuk audit sebagai keseluruhan, melainkan ditetapkan untuk setiap siklus, setiap akun dalam suatu siklus bahkan kadang kadang untuk setiap tujuan audit pada suatu akun. 4ntuk audit yang sama , risiko yang ditetapkan bisa berbeda beda antara siklus yang satu denga. >ang lain, antara akun tang satu dengan yang lain, dan antara tujuan yang satu
dengan tujuan yang lain. Sebagai ontoh, pengendalian internal untuk persediaan mungkin lebih efektif dibandingkan dengan pengendalian internal untuk aset tetap. aktor$faktor yang mempengaruhi risiko inheren seperti misalnya kerentanan terhadap penyalagunaan aset dan transaksi rutin juga bisa berbeda antara akun yang satu dengan lainnya. 9leh sebab itu, merupakan hal yang normal apabila risiko inheren berbeda untuk berbagai akun pada audit yang sama. ?amun demikian dalam hal hal tertentu resiko audit bisa diterima yang lebih rendah mungkin akan lebih tepat untuk satu akun dariapda lainnya. Apabila auditor memutuskan untuk menggunakan risiko audit bisa diterima pada tingkat medium untuk audit sebagai keseluruhan, auditor bisa memutuskan untuk menurunkan risiko audit bisa diterima pada tingkat yang rendah untuk persediaan apabila persediaan digunakan sebagai jaminan untuk utang jangka pendek. . %engaitkan %aterialitas 'elaksanaan (0esalahan 'enyajian "isa /itoleransi) dan &isiko /engan #ujuan Audit Atas Saldo Auditor akan lebih efektif untuk menggunakan risiko yang berbeda beda untuk tujuan yang berbeda, dan biasnya tidaklah sulit untuk menghubungkan risiko dengan satu atau dua tujuan. Sebagai ontoh, keusangan dalam persediaan kemungkinan besar hanya akan berpengaruh terhadap nilai bersih bisa direalisasi. 3. 0eterbatasan 'engukuran Salah satu keterbatasan paling besar dalam penerapan model risiko audit adalah adanya kesulitan dalam pengukuran komponen$komponen dalam model. /isamping kerja keras auditor dalam membuat perenanaan audit, penetapan risiko audit bisa diterima, risiko inheren, risiko pengendalian dan selanjutnya risiko deteksi direnanakan sangat bersifat subyektif dan hanya merupakan perkiraan. "ituas
Risiko Audit
Risiko
i
Bisa Diterima
Inheren
1 3 5
#inggi &endah &endah %edium #inggi
&endah &endah #inggi %edium &endah
Risiko #engendalia n &endah &endah #inggi %edium %edium
Risiko
$umlah Bukti
Deteksi
Diperlukan
#inggi %edium &endah %edium %edium
&endah %edium #inggi %edium %edium
'ara auditor biasanya enderung untuk seara subyektif menge!aluasi apakah bukti yang tepat dan ukup telah direnanakan untuk memenuhi risiko deteksi direnanakan yang rendah, medium, dan tinggi. /alam hal ini diperlukan
pertimbangan profesional untuk memutuskan seberapa banyak hal itu harus dilakukan. . 2ubungan Antara &isiko dan %aterialitas dengan "ukti Audit 0esalahan penyajian bisa ditoleransi tidak mempengaruhi satu pun dari keempat risiko dan risiko tidak mempunyai pengaruh terhadap kesalahan penyajian bisa ditoleransi namun seara bersama$sama keduanya menentukan bukti yang direnanakan. /engan kata lain kesalahan penyajian bisa ditoleransi bukan merupakan bagian model risiko audit tetapi perpaduan antara kesalahan penyajian bisa ditoleransi dan faktor$faktor model risiko audit menentukan bukti audit direnanakan. 5. %ere!isi 'enilaian &isiko dan "ukti Auditor harus ermat dalam memutuskan berdasarkan bukti yang terkumpul, apakah penetapan awal risiko pengendalian dan risiko inheren telah dilakukan terlalu rendah, atau risiko audit bisa diterima telah ditetapkan terlalu tinggi. /alam situasi demikian, auditor dapat melakukan dua tahap pelaksanaan sebagai berikut * a. Auditor harus mere!isi penetapan awal risiko. %erupakan tindakan gegabah untuk membiarkan penetapan awal tidak diubah. b. Auditor harus mempertimbangkan pengaruh re!isi terhadap bukti yang diperlukan, tanpa menggunakan model risiko audit. Apabila risiko hasil re!isi digunakan dalam model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi yang telah dire!isi, dikhawatirkan tidak terjadi penambahan bukti yang menukupi. F. Risiko "igni%ikan &isiko signifikan adalah suatu
risiko kesalahan
penyajian
material yang
diidentifikasi dan dinilai yang dalam pertimbangan auditor memerlukan pertimbangan audit khusus. &isiko signifikan sering berkaitan dengan transaksi nonrutin yang signifikan atau hal$hal yang memerlukan pertimbangan. #ransaksi nonrutin yang signifikan dapat disebabkan oleh* 1. . 3. .
-nter!ensi manajemen yang lebih besar dalam menentukan perlakuan akuntansi -nter!ensi manual yang lebih besar dalam pengumpulan dan pengolahan data 'erhitungan atau prinsip akuntansi yang kompleks Sifat transaksi nonrutin yang dapat menyebabkan kesulitan bagi entitas 4ntuk melakukan pertimbangan suatu resiko sebagai risiko yang signifikan, auditor
harus mempertimbangkan hal berikut* 1. . 3. . 5.
Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko keurangan Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang signifikan 0ompleksitas transaksi Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak berelasi /erajat subjekti!itas dalam pengukuran informasi keuangan yang berkaitan risiko
6. Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi diluar kegiatan
bisnis entitas