Mekanisme infamasi I. Pend Pendah ahul ulua uan n Apabil Apabila a terjad terjadii sebua sebuah h jejas jejas,, dalam dalam hal ini luka, luka, tubuh tubuh ak akan an beresp berespon on untuk untuk memper memperbai baiki ki ke keada adaan. an. Bente Benteng ng pertam pertama a pertah pertahana anan n tubuh tubuh terhad terhadap ap jejas jejas infamasi akut, dan bila berlan adal adalah ah infamasi berlanjut jut dan berke berkepan panjan jangan gan,, akan akan terjad terjadii reak reaksi si infamasi kronis. Mekanisme ini sangat dibutuhkan bagi tubuh untuk mencegah mencegah ke kerusak rusakan an lebih lanjut, dan untuk memfasilit memfasilitasi asi terjadinya terjadinya proses proses repair. Kali ini akan dibahas apa saja jenis inamasi, penampakan luar inamasi, hingga mediator-mediator mediator-mediator yang bekerja pada tiap tahapan inamasi. II. Isi 1 Denisi In Infamasi Inamasi adalah respons protektif untuk menghilangkan penyebab jejas, dengan menge mengence ncerka rkan, n, mengh menghanc ancurk urkan an atau atau menet menetralk ralkan an agen agen berbah berbahaya aya,, serta serta memb membua uang ng peny penyeb ebab ab aal aal jeja jejas s sehi sehing ngga ga pros proses es peny penyem embu buha han n dapa dapatt dilaks dilaksana anakan kan.. Inama Inamasi si merup merupaka akan n sebuah sebuah prose proses s kompl kompleks eks yang yang melip meliputi uti kerjasama kerjasama banyak !pemain !pemain". ". !#emain !#emain" " yang berkontrib berkontribusi usi ini adalah sel dan protein dan sel plasma dalam sirkulasi, sel endotel pembuluh darah dan sel serta dalam sirku sirkulas lasii meli matr matriks iks ek ekst stras rasel elul uler er jarin jaringa gan n ikat ikat.. Sel dalam melip puti uti leukosit (neutrofl, (neutrofl, eosinofl, basofl, limosit, limosit, monosit) monosit) dan trombosit trombosit $ protein protein dalam dalam sirkulasi meliputi faktor pembekuan, kininogen dan komponen komplemen$ sel endo endote tell sendir sendiri, i, sel sel jaring jaringan an ikat ikat melip meliputi uti sel sel mast, mast, makrof makrofag, ag, limfos limfosit it dan fobroblas$ dan yang terakhir Extraceluler matrix (ECM) meliputi kolagen dan elas lastin susu susun n %bro %brosa sa,, prot proteo eogli glika kan n bentuk bentuk gel, gel, gliko glikopr prote otein in adhesi adhesif f * &%bronektin' sebagai struktur penyambung antar ()M.
Infamasi !kut Inamasi akut akut akan terjadi secara cepat &menit +hari' dengan ciri khas utama utama eksudasi eksudasi cairan, cairan, akumulas akumulasii neutro%l neutro%l memiliki memiliki tanda-tanda tanda-tanda umum berupa berupa rubor Functio laesa &lose &redn &rednes ess', s', calor &he &heat at', ', tumor &sel &sellin ling', g', Dolor &pain &pain', ', Functio &lose of func functi tion on'. '. erjad erjadii ka kare rena na tuju tujuan an utam utama a kirim kirim leuk leukos osit it ke temp tempat at jejas jejas bersih bersihkan kan setiap setiap mikro mikroba. ba. engan engan dua prose proses s utama, utama, peru"ahan #askular &/asodilat &/asodilatasi, asi, peningkat peningkatan an permeabil permeabilitas' itas' dan peru"ahan selular &rekrutmen dan dan ak akti ti/a /asi si selu selular lar'. '. #erub erubah ahan an makr makros osk kopik opik yang yang dapa dapatt diam diamat atii beru berupa pa hiperemia yang memberikan penampakan eritema, e0udation yang memberikan penampakan edema, dan emigrasi leukosit. *,1,2
.1 Pro Proses ses dan dan penamp penampaka akan n infam infamas asii akut akut .1.1 .1 .1 $%p $%pera eraemi emia a 3ejas yang terbentuk pertama-tama akan menyebabkan dilatasi arteri lokal &didahului /asokonstriksi sesaat'. engan demikianm mikro/askular pada lokasi jejas melebar, aliran darah mengalami perlambatan, dan terjadi bendungan darah yang berisi eritrosit pada bagian tersebut, yang disebut hiperemia seperti terlihat pada &am"ar 1. #elebaran ini lah yang menyebabkan timbulnya arna merah &eritema' dan hangat. #erlambatan dan bendungan ini terlihat setelah *424 menit*,2
*
6yperaemia di dalam inamasi berhubungan dengan perubahan mikro/askular, yang disebut Lewis’ triple response 7 berupa !a 89:;6, a 89A5( and a <(A9". he 89:;6 ditandai dengan garis putih &dikarenakan adanya /asokonstriksi'. he 89:;6 merupakan garis merah &dikarenakan dilatasi kapiler'. he 89A5( merupakan daerah dengan arna merah yang lebih terang di sekitarnya &dikarenakan dilatasi arteri'. *
&am"ar 1. Proses ter adin a h
eremia
;ecara jelas, mekanisme yang terjadi ketika sebuah jejas terjadi adalah sesuai 3ejas sel dengan 'aan 1.
(fek langsung pada pembuluh darah
Kerusakan sel
5eaksi saraf &a0on ree0'
#erantara kimia ilatasi /asular 'aan 1. Mekanisme teradin%a peru"ahan #askulat
*
.1. Exudatin ;elanjutnya, terjadi peningkatan permeabilitas endotel disertai keluarnya protein plasma dan sel-sel leukosit ke daerah e0tra/askular yang disebut eksudasi . 6al ini menyebabkan sel darah merah dalam darah terkonsentrasi, /iskositas ==, sirkulasi >>, terutama pada pembuluh darah-pembuluh darah kecil yang sisebut stasis. *,2 #ada ujung arteriol kapiler, tekanan hidrostatik yang tinggi mendesak cairan keluar ke dalam ruang jaringan interstisial dengan cara ultra%ltrasi. 6al ini berakibat meningkatnya konsentrasi protein plasma dan menyebabkan tekanan osmotik koloid bertambah besar, dengan menarik kembali cairan pada pangkal kapiler /enula. #ertukaran normal tersebut akan menyisakan sedikit cairan dalam jaringan interstisial yang mengalir dari ruang jaringan melalui saluran limfatik. :mumnya, dinding kapiler dapat dilalui air, garam, dan larutan sampai berat jenis *4.444 dalton 2 (ksudat adalah cairan radang ekstra/askuler dengan berat jenis tinggi &di atas *.414' dan seringkali mengandung protein 1-? mg@ serta sel-sel darah
1
putih yang melakukan emigrasi. )airan ini tertimbun sebagai akibat peningkatan permeabilitas /askuler &yang memungkinkan protein plasma dengan molekul besar dapat terlepas', bertambahnya tekanan hidrostatik intra/askular sebagai akibat aliran darah lokal yang meningkat pula dan serentetan peristia rumit leukosit yang menyebabkan emigrasinya 2 (0udasi dapat menjelaskan he <(A9 dalam Lewis’ triple response. engan peningkatan jumlah cairan dalam jaringan interstitial pengenceran racun engan peningkatan jumlah protein -globulin memproteksi antibodi -- eposit %brin membatasi penyebaran bakteri Berperan dalam proses penyembuhan luka 2 Mekanisme *. Protein passae ;inyal kimiai merangsang kontraksi endotelial membentuk formasi bercelah untuk meningkatkan permeabilitas antar endothelial. 2 •
•
1. +luid mo#ement
&am"ar . Proses fuid mo#ement *
.1.* Emiration o, leucoc%te #enimbunan sel-sel darah putih, terutama neutro%l dan monosit pada lokasi jejas, merupakan aspek terpenting reaksi radang. ;el-sel darah putih mampu memfagosit bahan yang bersifat asing, termasuk bakteri dan debris sel-sel nekrosis, dan enim lisosom yang terdapat di dalamnya membantu pertahanan tubuh dengan beberapa cara. Beberapa produk sel darah putih merupakan penggerak reaksi radang, dan pada hal-hal tertentu menimbulkan kerusakan jaringan yang berarti
2
Baik neutro%l, maupun sel berinti tunggal dapat meleati celah antar sel endhotelial dengan menggunakan pergerakan amoeboid menuju j aringan target.. 1,2
alam fokus radang, aal bendungan sirkulasi mikro akan menyebabkan sel-sel darah merah menggumpal dan membentuk agregat-agregat yang lebih besar daripada leukosit sendiri. Menurut hukum %sika aliran, massa sel darah merah akan terdapat di bagian tengah dalam aliran aksial, dan sel-sel darah putih pindah ke bagian tepi &marginasi'. Mula-mula sel darah putih bergerak dan menggulung pelan-pelan sepanjang permukaan endotel pada aliran yang tersendat tetapi kemudian sel-sel tersebut akan melekat dan melapisi permukaan endotel. 2
&am"ar *. Proses emirasi -eukosit *
(migrasi adalah proses perpindahan sel darah putih yang bergerak keluar dari pembuluh darah. empat utama emigrasi leukosit adalah pertemuan antarsel endotel.
leukosit, tetapi leukosit mampu menyusup sendiri melalui pertemuan antar-sel endotel yang tampak tertutup tanpa perubahan nyata *,2 .1. /emotaksis ;etelah meninggalkan pembuluh darah, leukosit bergerak menuju ke arah utama lokasi jejas. Migrasi sel darah putih yang terarah ini disebabkan oleh pengaruhpengaruh kimia yang dapat berdifusi disebut kemotaksis. 6ampir semua jenis sel darah putih dipengaruhi oleh faktor-faktor kemotaksis dalam derajat yang berbeda-beda. eutro%l dan monosit paling reaktif terhadap rangsang kemotaksis. ;ebaliknya limfosit bereaksi lemah. Beberapa faktor kemotaksis dapat mempengaruhi neutro%l maupun monosit, yang lainnya bekerja secara selektif terhadap beberapa jenis sel darah putih. 8aktor-faktor kemotaksis dapat endogen berasal dari protein plasma atau eksogen, misalnya produk bakteri berupa protein maupun polipeptida *,2
&am"ar . Mekanisme kemotaksis *
Beberapa agen kemotaksis penting 8raksi sistem KCM#9(M( &terutama )Da' 8aktor deri/at asan arakidonat yang diproduksi neutrophils 7 9(:KC5I(; 8aktor deri/at BAK(5I patogen 8aktor deri/at limfosit khusus 7 9IM8CKI2 • • • •
#roses tersebut menjelaskan pergerakan leukosit dan agregatnya secara besarbesaran dan terprogram dalam proses inamasi .1.0 +aositosis ;etelah leukosit sampai di lokasi radang, terjadilah proses fagositosis. Meskipun sel-sel fagosit dapat melekat pada partikel dan bakteri tanpa didahului oleh suatu proses pengenalan yang khas, tetapi fagositosis akan sangat ditunjang apabila mikroorganisme diliputi oleh opsonin, yang terdapat dalam serum &misalnya IgE, )2'. ;etelah bakteri yang mengalami opsonisasi melekat pada permukaan, selanjutnya sel fagosit sebagian besar akan meliputi partikel, berdampak pada pembentukan kantung yang dalam. #artikel ini terletak pada /esikel sitoplasma yang masih terikat pada selaput sel, disebut fagosom. Meskipun pada aktu pembentukan fagosom, sebelum menutup lengkap, granula-granula sitoplasma neutro%l menyatu dengan fagosom dan melepaskan isinya ke dalamnya, suatu proses yang disebut degranulasi. ;ebagian besar mikroorganisme yang telah mengalami pelahapan mudah dihancurkan oleh fagosit yang berakibat pada kematian mikroorganisme.
D
&am"ar 0. Proses +aositosis *
8agositosis merupakan sebuah proses yang e%sien, yaitu *. C#;CI 7 merupakan antibodi natural maupun antibodi spesi%k 1. 8raksinasi sistem KCM#9(M( 2. erupakan tahap 8I;I; dari lingkungan sosial Akti/itas opsonik dipengaruhi oleh ke-solid-an, dan ke-rigid-an organ maupun medium tempatnya berada. imana kondisi loose dan lebih cair, akti/itasnya terhenti. 2 . Selsel %an "erperan dalam infamasi akut ..1 2eutrol &hidup dalam *-2 hari'
&am"ar 3. 2eutrol4 "ekera saat infamasi *
.. Makro,a &hidup dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun' a. Berhasil membunuh, misi terselesaikan. b. Eagal membunuh dan dapat membuat bakteri dapat menyebar dalam saluran getah bening ke beberapa organ lain. &menjelaskan peristia penyebaran B dalam tubuh'
F
c. ;eluruh debris &meliputi sel #M' yang &am"ar 7. Makro,a telah diserna oleh makrofag akan dibuang secara bertahap dari tempat terjadinya inamasi d. Antigen bakteri telah siap untuk di presentasikan ke dalam sistem imun. 1 Peranan !en kimia pada infamasi erdapat beberapa substansi yang terlibat dalam proses inamasi, yang terkadang memiliki beberapa fungsi yang overlapping, baru terdapat beberapa yang berhasil diidenti%kasi. Mekanisme regularisasi dapat mencegah proses inamasi yang tak terkontrol. *,2 3
Beberapa agen yang berkaitan dengan dilatasi /askular dan dapat meningkatkan permeabilitas *. Vaso-active AMI(; 7 muncul pada masa-masa aal, dan berlangsung sesaat.
&am"ar 5. /era histamin dan serotonin se"aai #asoacti#e amine pada infamasi *
1. Vaso-active #C9G#(#I(; yang dibentuk enim spesi%k & breakdown produk berupa protein dan jaringan'
&am"ar 6. /era #asoacti#e polipeptida pada infamasi*
2. !"#$LL%&$'" %$&*" mempengaruhi proses inamasi, meliputi a. oksik bakteri b. 8aktor komplemen )2a dan )Da c. #rostalglandins d. 9eukotriens &leukosit' e. (nim lisosomal &leukosit' f. Interleukin &makrofaga' g. 8aktor permeabilitas globukin h. 8aktor permeabilitas kelenjar getah bening i. Breakdon produk A dan 5A j. Kompleks antigen-antibodi k. 8 (*umor &ecrosis Factor) l. itric oksida &oleh sel endotelial' 2
H
&am"ar 18. Macammacam aen in,eksi *
Infamasi kronis Inamasi kronis dianggap perasangan berkepanjangan di mana peradangan aktif, kerusakan jaringan, dan usaha-usaha perbaikan yang berjalan secara bersamaan. #eradangan kronis terjadi biasanya sebagai kelanjutan radang akut, infeksi persisten oleh mikroorganisme tertentu, seperti basil tuberkel, treponema pallidum, beberapa /irus dan jamur, dan parasit, terpapat toksik dalam aktu berkepanjangan &endogen maupun eksogen', dan jika terjadi autoimun, tubuh dikenali sebagai benda asing, sehingga seakan-akan terdapat benda asing dalam tubbuh secara terus menerus. *,1,2 .1 Ciriciri Inamasi kronik memiliki beberapa perbedaan dengan peradangan akut, yang dimanifestasikan oleh peribahan /askular, edema, dan in%ltrasi neutro%l, peradangan kronis dicirikan oleh In%ltrasi sel mononuklear, meliputi makrofag, limfosit, dan sel plasma Kehancuran jaringan, yang disebabkan oleh agen yang terus menerus mengganggu atau oleh sel-sel inamasi :saha-usaha penyembuhan oleh jaringan penghubung penggantian jaringan yang rusak, dilakukan dengan poliferasi pembuluh darah kecil &angiogenesis', dan khususnya, %brosis * • •
•
. Peradanan ranulomatosa #eradangan granulomatosa adalah pola khas reaksi peradangan kronis yang ditandai dengan akumulasi makrofag terakti/asi, yang sering mengembang seperti epitel &epiteloid'. uberkulosis adalah contoh penyakit granulomtosa ? ;ebuah granulomatosa adalah dokus peradangan kronis yang terdiri dari agregasi makrofag mikroskopis yang berubah menjadi sel-sel epitel seperti dikelilingi oleh keling leuokit mononuklear, terutama limfosit dan kadang-kadang sel plasma. alam pearnaan 6(, sel epiteloid akan terlihat pink pucat,
sitoplasma granular dengan batas sel tidak jelas, sering muncul untuk bergabung ke dalam satu sama lain. Intinya tidak sepadat limfosit, berbentuk o/al atau memanjang, dan dapat menununjukkan lipat dari membran nuklir. Eranulomas deasa akan mengembangkan tepi dilampiri fobroblas dan jaringan ikat. ;el ephiteloid sering bergabung untuk membentuk sel raksasa di pinggiran atau kadang-kadang di tengan granulomas. ;el raksasa ini dapat mencapai diameter ?4-D4 mikrometer, Mereka memiliki massa besar sitoplasma yang mengandung 14 atau lebih dan dapat menjadi langerhans-tipe sel raksasa atau yang lain 2,? Ada 1 jenid granulomatosa, yang berbeda dalam patogenesisnya. Eranulomas benda asing yang terisi benda asing di dalamnya, Biasanya benda asing terbentuk ketika bahan granulomas seperti bedak &berkaitan dengan penyalahgunaan obat intra/enas', jahitan, atau serat lainnya yang cukup besar untuk menghalangi fagositosis oleh satu makrofah dan tidak menghasut peradangan atau respon kekebalan tubuh tertentu, ;el epitheloid dan membentuk sel raksasa dan muncul ke permukaan untuk membungkus benda asing, Bahan asing biasanya dapat diidenti%kasi do tengah Eranuloma, terutama jika dilihat dengan cahaya terpolarisasi, di mana tampaknya refractile. ? .* Selsel %an "erperan .*.1 Makro,a Merupakan monosit yang lama hidupnya kurang lebih * hari, akan pergi ke daerah peradangan dikarenakan molekul adhesi dan faktor kemoatraktan dalam jaringan, monosit akan berubah menjadi makrofag yang jika bersatu membentuk endotelium. ;inyal-sinual yang berpengaruk saat pengaktifan makrofag adalah I8M-y . sitokin, endotoksin, mediator lain yang diprosuksi saat terjasi radang akut, dan matri0 e0traceluler, seperti %bronectin*,2 Makrofag aktif mampu mengaktifkan at-at yang membuat suatu jaringan menjadi nekrosis atau %brosis. )ontohnya adalah asam dan basa protease, komponen komplemen dan faktor-faktor pembekuan, oksigen reaktif C, metabolit asam arakhidonat, sitokin I9-*, 8 san berbagai groth factor *,2 .*. -im,osit 9imfosit sikerahkan di kedua reaksi imun humoral dan seluler dan bahkan dalam peradangan non imun. Antigen distimulasi &efektor dan memori' dan berbagai jenis limfosit &, B' menggunakan berbagai molekul adhesi pasangan &terutama yang integrins dan ligan' dan kemokin untuk bermigrasi ke situs peradangan. ;itokin dari makrofag diaktifkan, terutama 8, I9-*, da kemokin. ;el ini mempersiapkan proses peradangan 9imfosit dan makrofag berinteraksi dakan cara dua arah, dan reaksi-reaksi ini memainkan peran penting dalam peradangan kronis. 9imfosit aktif akan mengaktifkan makrofag serta mengeluarkan mediator radang untuk mempengaruhi sel lain, saat makrofag aktif, dia akan mengaktifkan limfosit dan tak lupa mengeluarkan mediator radang untuk mempengaruhi sel disekitarnya*,2
J
.*.* Eusinol (usino%l berlimpah dalam reaksi kekebalan yang diperantarai oleh Ig< dan infeksi parasit. ;alah satu kemokin yang terutama penting bagi perekrutan eusino%l adalah eota0in, (usino%l memiliki granula yang mengandung protein dasar utama, yang sangat kationik protein yang beracun bagi parasit tetapi juga menyebabkan lisis sel epitel mamalis. Itulah sebabnya ia sangat berperan dalam memerangi infeksi parasit tetapi juga berkontribusi pada kerusakan jaringan dalam reaksi kekebalan.*,2 .*. Sel Mast ;el ini didistribusikan secara luas di jaringan ikat dan berpartisipasi dalam reaksi peradangan akut dan kronis. #ada reaksi akut, antibodi Ig( yang terikat pada 8c reseptor khusus mengenali antigen, dan sel-sel degranulate dan melepaskan mediator seperti histamin dan produksi oksidasi AA, 3enis respon terjadi selama reaksi ana%laksis makanan, racun serangga atau obat-obatanm sering dengan hasil becana. Bila diatur dengan benar, respon ini dapat bermanfaat bagi tuan rumah. ;el mast juga hadir dalam reaksi peradangan kronis, dan mungkin menghasilkan sitokin yang berkontribusi terhadap %brosis *,2 0 MEDI!9:; D!-!M PE;!D!2&!2 Mediator adalah caraka atau signal kimia. Mediator dalam inamasiradang berperan sangat penting karena merupakan komponen utama dalam komunikasi sel, ampli%kasi inamasi, ataupun opsonin, yang ketiganya berguna dalam memfasilitasi eliminasi agen penyebab radang dan juga perbaikan jaringan. Beberapa hal yang perlu diketahui dari mediator adalah sebagai berikut - Mediator dapat berasal dari sel maupun cairan plasma &plasma protein' Mediator dari sel biasanya diisolasi dengan membentuk granula dalam sel, sedangkan mediator pada plasma dihasilkan sebagian besar oleh hati dan berada dalam keadaan non-aktif dalam cairan darah sehingga membutuhkan mekanisme akti/asi tertentu. - Mediator aktif diproduksi sebagai respon terhadap berbagai macam rangsangan, termasuk radang 5angsangan yang dimaksud di sini adalah produk mikroba, substansi dari jaringan yang nekrosis, dan protein-protein seperti kompelemen, kinin, sistem koagulasi, yang dengan sendirinya diakti/asi oleh mikroba dan jaringan yang terluka. Mekanisme ini dapat diartikan sebagai !diakti/asi jika diperlukan, diproduksi jika dibutuhkan". - Mediator yang satu dapat merangsang dikeluarkannya mediator yang lain Misalnya, mediator 8 dan I9-* dapat menstimulasi dikeluarkannnya protein selektin oleh sel endotel. - Mediator ber/ariasi dalam efek dan jenis sel tempat ia bekerja - Kebanyakan mediator &terutama yang bersifat hidro%lik' hanya memiliki aktu hidup yang pendek karena harus segera didegradasi agar tidak menimbulkan respon yang berlebihan. *,1
erdapat dua macam mediator yang dibagi berdasarkan tempat ia berasal, yaitu mediator yang berasal dari sel & cell-derived mediators' dan mediator yang murni dari plasma darah & plasma-derived mediators'. Berikut ini, yang akan *4
dibahas secara mendalam adalah mediator yang berasal dari sel. Mediator selular dapat dibagi menjadi beberapa macam, sebagai berikut 1. !mina
&am"ar 11. sel M ast dan Mekanisme peneluaran mediator kimia %an terkandun di dalamn%a1
#ada gambar bagan di atas, dapat terlihat baha sel mast mengeluarkan histamin sebagai mediator kimia, yaitu 6istamin, salah satu mediator yang paling umum diproduksi dan berguna untuk /asodilatasi dan meningkatkan permeabilitas /askular. ;elain itu, histamin juga menyebabkan bronkofasme pada asma dan meningkatkan produksi mukus pada saluran pernafasan. 6istamin akan berikatan ada reseptor 6 * pada sel endotel. #engeluaran histamin selain disebabkan oleh pengikatan antigen dengan reseptor 8c, juga dapat disebabkan oleh &*' trauma, &1' istamine releasing ormone yang berasal dari leukosit, &2' neuropeptida &misalnya substansi #', dan &?' sitokin tertentu. * ;erotonin &D-hidroksitriptamin' juga merupakan mediator kimia yang sefungsi dengan histamin, namun tempat asalnya berada di keping darah & platelet ' dan beberapa sel pensekresi neuroendokrin. ;erotonin akan dilepaskan ketika terjadi reaksi koagulasi &pembekuan darah', di mana keping darah akan beragregasi setelah bersentuhan langsung dengan kolagen, thrombin, A#, dan komplek antigen-antibodi. Ini merupakan salah satu hubungan antara pembekuan dan peradangan. * . Meta"olit !sam !rakidonat (!!)= Prostalandin4 -eukotrien4 dan -ipoksin
**
AA merupakan salah satu turunan asam lemah yang terdiri atas 14 atom ) &Karbon' yang diperoleh dari asupan makanan ataupun kon/ersi dari asam lenoleat. AA juga disebut sebagai eicosanoid, dan perolehan dari bahan kimia ini tidak terdapat secara bebas pada sel-sel, namun diperlukan mekanisme tertentu untuk menghasilkannya, yaitu dengan pencernaan membran lipid sel oleh enim phospolipase A1. ;enyaa eikosanoid berikatan dengan reseptor terkait protein E pada sel-sel target untuk menghasilkan suatu respon. #erhatikan gambar di baah ini. *
&am"ar 1. Proses meta"olisme %an menhasilkan !! dan turunann%a1
;ebagai tambahan untuk keterangan gambar di atas, #rostaglandin &dan turunannya' terlibat dalam pemicuan timbulnya rasa sakit dan demam. #rostaglandin diproduksi oleh sel mast dan mekanisme produksinya mulai dari pencernaan lipid membran sampai kepada produksi asam arakidonat dapat dilihat pada gambar 1.2 sebelumnya. * *. Platelet!cti#atin +actor (P!+) Merupakan salah satu bentuk mediator yang adalah turunan dari fosfolipid. iberi nama #A8 karena mediator ini dapat menyebabkan agregasi dari kepingkeping darah, namun sekarang ini ditemukan pula efek dari mediator ini yang dapat memicu terjadinya inamasi. alam kontraksi yang relatif tinggi, #A8 berlaku sebagai /asokonstriktor dan bronkokonstriktor, namun dalam konsentrasi yang ekstrem kecil, #A8 berefek *44 7 *4444 kali lebih besar dibanding histamin dalam bertindak sebagai /asodilator dan meningkatkan permeabilitas /askular. ;elain itu, #A8 juga berperan dalam adhesi leukosit ke endotel, kemotaksis,
*1
degranulasi, dan peristia ledakan oksigen, serta stimulasi produksi berbagai macam mediator lainnya, terutama eikosanoid. * . ;eacti#e :x%en Species (;:S) 5C;, meskipun terlibat dalam pencernaan mikroba dan eliminasi agen radang, juga dapat dilepaskan ke lingkungan ekstraselular akibat terjadinya rustatedleukocte. Apabila dikeluarkan dalam konsentrasi kecil, 5C; dapat merangsang pengeluaran kemokin, sitokin, dan molekul adhesi endotel yang lebih banyak, sehingga mengampli%kasi respon inamasi. amun, tetap saja 5C; dapat menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan yang sehat dalam tubuh, misalnya kerusakan pada sel endotel dan sel-sel lain, serta inakti/asi antiprotease, seperti L-antitripsin. :ntuk itu, dalam plasma darah, terdapat banyak at antioksidan, misalnya enim katalase, glutationin, ;C, ceruloplasmin, dan transferin. * 0. 2itroen :ksida (2:) C berperan dalam merelaksasi otot polos /askular dan mempromosikan terjadinya /asodilatasi. amun, pada beberpa keadaan, C dapat menghambat reaksi inamasi, misalnya menghambat agregasi keping darah, inamasi dengan pemicu sel mast, dan rekruitment dari leukosit ke daerah inamasi. engan demikian, C dapat dikatakan sebagai faktor regulator endogenous dari respon inamasi. *
&am"ar 1*. /era 2: pada otot polos #askuler dan makro,ae1
3. Sitokin dan /emokin a. ;itokin ;itokin yang paling banyak berperan dalam inflamasi akut adalah 8 &L,,N' ataupun Interleukin &I9, dari * 7 14', selain itu terdapat pula InterferonI8 &L,,N'. #erhatikan gambar di baah ini untuk memperoleh gambaran dari cara kerja 8 dan I9 &dalam hal ini I9-* yang berperan dalam inamasi akut pada masa aal'. *
*2
#roduksi dari sitokin I9-* diatur oleh kompleks protein multipel yang disebut sebagai in.ammasome yang merespon stimuli dari mikroba dan selsel atau jaringan yang mati. Komplek protein ini tergolong dalam protein apoptotik caspase yang berfungsi mengaktifkan prekursor dari I9-* menjadi sitokin yang aktif. Mutasi dari gen-gen yang mengkode protein ini akan menyebabkan penyakit demam Mediterania. *
&am"ar 1. /era 92+>I-1 pada "er"aai macam sel dan e,ek %an dihasilkann%a1
b. Kemokin Merupakan protein yang bersifat terutama sebagai kemoatraktan untuk leukosit. erdapat ?4 jenis kemokin di dalam tubuh, namun baru 14 yang baru teridenti%kasi sampai saat ini. amun, secara umum, berdasarkan struktur yang dibentuknya, kemokin dapat digolongkan menjadi ? kelas, antara lain - Kelas )-O-) &L-kemokin' dengan 1 gugus sistein di antara asma amino, misalnya I9-. - Kelas )-) &-kemokin' mencakup protein kemoatraktan untuk monosit &M)#-*', eotaksin untuk eosinofil, protein inflamasi makrofage &MI#-* L', dan 5A(; &5egulated and ormal -)ell (0pressed and ;ecreted'. idak bekerja pada neutro%l. - Kelas ) yang bersifat spesi%k untuk limfosit - Kelas )O2), yang hanya meliputi fraktalkin, terdapat dalam dua bentuk yaitu &*' terikat membran plasma dan &1' turunan dari proteolisis protein terikat membran. * 7. /andunan -isosomal dari -eukosit Kandungan lisosomal dari leukosit yang terdapat dalam granulanya apabila dilepaskan akan dapat memicu terjadinya respon inamasi. Misalnya pada neutro%l terdapat enim kolagenase pada granula kecil, sedangkan pada granula besar &bersifat auro%l' terdapat neutral protease. Keseimbangan akan akti/itas dari enim-enim berbahaya ini dikontrol oleh antiprotease. *
*?
5. 2europeptida isekresikan oleh sel-sel neuron &pada sensorik dan beberapa leukosit tertentu' yang berperand dalam ampli%kasi dari respon inamasi, misalnya substansi # dan neurokinin-A. ;usbtansi # dapat menyebabkan terjadinya rasa peruh, pengaturan tekanan darah, stimulasi sel endokrin, dan peningkatan permeablitas membran. * III. /esimpulan Inamasi merupakan respons protektif sebagai media pertahanan tubuh terhadap jejas. Inamasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu inamasi akut dan kronis. Inamasi akut sifatnya singkat, hanya berkisar beberapa menit hingga beberapa hari, memberikan tanda-tanda umum berupa rubor &redness', calor &heat', tumor &selling', Dolor &pain', Functio laesa &lose of function'. #erubahan yang terjadi meliputi hyperemia, e0udating, emigrasi leukosit, kemotaksis dan fagositosis. #ada inamasi akut, sel-sel radang yang berperan hanya neutro%l dan makrofag yang sifatnya tidak spesi%k pada proses fagositosis. Inamasi kronis terjadi dalam kurun aktu berkepanjangan, berkisar dari dua minggu hingga beberapa tahun, terjadi sebagai sebagai kelanjutan radang akut, infeksi persisten oleh berbagai mikroorganisme, terpapar toksik terus menerus dan gangguan autoimun. #ada inamasi kronik, telah ditemukan adanya angiogenesis, peradangan granulomatosa &terdiri dari akumulasi makrofag yang telah berdiferensiasi menjadi epiteloid, keling limfosit, %broblas dan jaringan ikat yang dibentuknya', juga ditemukan sel-sel radang menahun, seperti limfosit, eusino%l dan sel Mast. I<. /eterkaitan Denan Pemicu #ada pemeriksaan %sik ditemukan (ritema, (dema, (rosi dan terjadinya pus. (ritema merupakan pemunculan arna merah di kulit sebagai akibat dilatasi pembuluh darah atau disebut dengan h%peremia kapiler. ;ecara umum, eritema dapat terjadi karena kerusakan kulit, infeksi dan inamasi. ;edangkan edema oedema dikenal dengan nama lain dropsy dan hydopsy, yang merupakan manifestasi dari akumulasi cairan di dalam kulit atau di dalam rongga tubuh. ;ecara umum, edema dapat dikarenakan terjadinya reaksi inammasi, seperti pada pharyngitis, tendonitis, maupun pancreatitis. Kemungkinan terbesar y. ita mengalami inamasi yang diakibatkan luka operasi, sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap jejas seluler, eritema dan edema merupakan tanda inamasi akut, namun, karena sudah berlangsung lama, inamasi sudah mulai bergrak ke arah kronis. <. Da,tar Pustaka *. Kumar P, Abbas A, 8austo . 5obbins and )otranQs #athologic Basis of isease. th ed. #hiladelphia (lse/ier. 144H. 1. Euyton A), 6all 3(. Buku ajar %siologi kedokteran. Jth ed. &;etiaan, I., engadi, K.A., ;antoso, A., penerjemah'. 3akarta (E). *JJH &Buku asli diterbitkan *JJF'. 2. Mitchell 5, )otran 5;. 5obbins Basic #athology Acute and chronic inammation. Hth ed #hiladelphia (lse/ier ;aunders.1442.
*D
?. Abrams E. #ato%siologi Konsep klinis proses-proses penyakit 5espon tubuh terhadap cedera. ? th ed. 3akarta (E). *JJD.
Deenerasi ?allerian egenerasi allerian merupakan suatu proses yang terjadi akibat terpotong atau rusaknya serabut saraf dimana bagian akson terpisah dari badan sel saraf sehingga bagian distal dari cedera tersebut berdegenerasi. 6al ini juga dikenal sebagai degenerasi anterograde atau degenerasi ortograde. ;uatu proses terkait yang dikenal sebagai allerian-like degerasi terjadi pada berbagai penyakit neurodegeratif, terutama pada penyakit dengan transpor akson yang terganggu. #enelitian-penelitian
sebelumnya
menyatakan
baha
kegagalan
untuk
mengirimkan jumlah protein akson yang diperlukan yaitu MA1 merupakan kunci dari proses ini. egenerasi allerian terjadi setelah cedera akson, baik pada sistem saraf tepi ataupun sistem saraf pusat. 6al ini terjadi pada bagian distal dari bagian akson yang mengalami cedera dan biasanya terjadi 1?-1F jam setelah terjadinya lesi. ;ebelum terjadi degerasi, bagian distal dari akson ini cenderung untuk tetap dapat mengalami eksitasi. ;etelah terjadi cedera kerangka akson terdisintegrasi dan membran akson hancur. egenerasi akson diikuti oleh degradasi selubung myelin dan in%ltrasi makrofag. Makrofag-makrofag ini disertai oleh sel schann berperan untuk membersihkan sisa-sisa dari degenerasi tersebut. ;erat saraf neurolemma tidak mengalami degenerasi dan tetap menjadi tabung kosong. alam aktu JF jam dari saat terjadinya cedera, ujung distal dari serabut saraf proksimal dari lesi mengirimkan sinyal menuju tabung ini dan sinyal-sinyal ini menyebabkan produksi faktor-faktor pertumbuhan dari sel-sel schannn pada tabung tersebut. 3ika sinyal ini mencapai tabung maka akan terjadi pertumbuhan dan memanjang * mm per hari, sehingga pada akhirnya mencapai dan
menginer/asi jaringan sasaran. 3ika sinyal ini tidak dapat
mencapai tabung karena celah yang terlalu lebar atau adanya pembentukan jaringan parut, maka pembedahan dapat membatu sinyal tersebut mencapai tabung ini. 5egenerasi ini lebih lambat pada medula spinalis dibandingkan sistem saraf tepi. #erbedaan mendasar adalah pada sistem saraf pusat termasuk medula spinalis, selubung myelin diproduksi oleh oligodendrosit dan bukan oleh sel schann.
*F
aftar #ustaka https.scribd.comdocumentRdonloadsdirectD*1*D24JS e0tensionTdoc0UftT*?12JD1?D2UltT*?12JDF4F2UuserRidT*H2?F?D2UuahkT a#GioVAFBpP?/5d*;(m)ba?VIs https.scribd.comdocumentRdonloadsdirect14?**?S e0tensionTdoc0UftT*?12JHJD4UltT*?12JJ*DF4UuserRidT*H2?F?D2UuahkT KVCjpoj;3p5E:Ap<(3y11Mf#34
*H