A. Mediator yang berasal dari sel:
Sumbernya adalah trombosit, netrofil, monosit/makrofag dan sel mast dan dijumpai dalam dua bentuk, yaitu :
1. Bentuk yang siap pakai (disekresikan saat aktivasi) yaitu sebagai granula intrasel (granul dalam sel) misalnya histamine dalam sel mast
2. Bentuk yang harus disintesis terlebih dahulu bila ada stimulus/rangsang (disintesis secara de novo) misalnya prostaglandin.
Mediator yang berasal dari sel ini dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
1. Amin Vasoaktif ( vasoactive amine ):
- Histamin: tersebar luas terutama dalam sel mast yang berdekatan dengan pembuluh darah, basofil dan trombosit sirkulasi. Tersimpan dalam sel mast granula sel mast dan dilepaskan apabila terjadi cedera fisik (trauma/panas), reaksi imunologik, reaksi anafilaksis dan lain sebagainya. Zat ini terutama berperan pada saat permulaan proses radang dan menyebabkan dilatasi arteriol, serta peningkatan permeabilitas kapiler fase cepat, yang menginduksi kontraksi endotel venula dan interendotelial gap.
- Serotonin: berefek sama dengan histamin. Ditemukan teruama dalam granula trombosit, dilepaskan bila terjadi agregasi trombosit.(kemampuan darah untuk menggumpal)
2. Metabolit yang berasal dari asam arakidonat.
Zat yang berasal dari asam arakidonat misalnya prostaglandin, lekotren, zat lipid yang bersifat kemitaktik. Pembentukan asam arakidonat akan dihambat oleh obat–obat golongan steroid. Pembentukan prostaglandin akan dihambat oleh obat–obat aspirin dan indomethacin. Prinsip kerja zat – zat ini juga seperti zat lainnya yaitu: Vasokonstiksi, vasodilatasi, peningkatan permeabilitas, kemotaksis.
Jenis
Reseptor
Fungsi
PGI 2
IP
§ vasodilasi
§ menghambat agregasi platelet
§ bronchodilatation
PGE 2
EP 1
§ bronkokonstriksi
§ GI saluran otot polos kontraksi
EP 2
§ bronchodilatation
§ GI saluran otot polos relaksasi
§ vasodilatasi
EP 3
§ lambung sekresi asam
§ lambung lendir sekresi
§ rahim kontraksi (bila hamil)
§ GI saluran otot polos kontraksi
§ lipolisis inhibisi
§ otonom neurotransmitter
§ Platelet tanggapan terhadap agonis mereka atherothrombosis dan in vivo
PGF 2α
FP
§ rahim kontraksi
§ bronkokonstriksi
3. Limfokin merupakan zat aktif hasil sel T akibat reaksi imunologik.
Termasuk kelompok ini ialah interferon dan interleukin. Interferon mempunyai kemampuan antiviral dan anti tumor.
4. Nitrogen monoksida (NO) merupakan mediator yang baru ditemukan, mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah, dihasilkan oleh sel endotel dan makrofag. NO dengan cepat akan terdifusi keluar ke dalam periplasma dan memasuki sel darah merah untuk dikonversi menjadi asam nitrat melalui reaksi dengan oksihemoglobin -> kompensasi hyperglobulinemia -> kelelahan, mengurangi kekuatan otot (Di paru-paru konsentrasi oksigen lebih tinggi sehingga konsentrasi oksihemoglobin lebih tinggi. Dalam jaringan perifer situasi sebaliknya, konsentrasi oksigen rendah sehingga ada hemoglobin lebih bebas.
Pada daerah dengan ketinggian lebih tinggi memiliki konsentrasi oksigen rendah daripada di ketinggian rendah. Dalam situasi ini efisiensi sistem pernapasan harus lebih besar dan dengan demikian organisme mensintesis lebih hemoglobin berusaha untuk mendapatkan lebih banyak oksigen. Fenomena ini dikenal sebagai kompensasi hyperglobulinemia.)
5. Radikal bebas yang berasal dari oksigen. (ROS)
Zat – zat ini cenderung menimbulkan kerusakan pada jaringan karena zat – zat ini dapat menyebabkan:
- Kerusakan sel endotel yang secara tidak langsung akan menyebabkan meningkatnya permeabilitas
- Tidak aktifnya antiprotease sehingga kerusakan jaringan akan makin luas.
- Meningkatnya proses kemotaksis.
B. Mediator asal plasma:
Ada dalam bentuk prekursor dan perlu diaktifkan untuk dapat berfungsi. ada 2 sistem yaitu sistem kinin dan sistem komplemen.
1. Sistem kinin
Akan menghasilkan bradikinin dan proses fibrinolisis / koagulasi.
- Bila plasma mengenai kolagen atau endotoksin, maka faktor hageman (disintesis oleh hati) akan diaktifkan. Rangkaian akhir ialah terbentuknya bradikinin. Bradikinin berperan mirip histamin. Yaitu meningkatkan permeabilitas kapiler vaskular, vasokonstriksi otot polos (bronkus) dan vasodilatasi arteriol . Nyeri terutama diakibatkan oleh bradikinin.
- Faktor Hageman(faktor koagulasi yang stabil yang diaktifkan oleh kontak dengan kaca atau permukaan asing lainnya ) akan mengaktifkan sistem pembekuan darah, yang menyebabkan aktifasi troombin, yang selanjutnya memecah fibrinogen terlarut dlam sirkulasi untuk menghasilkan bekuan fibrin yang tidak mudah larut. Pada proses ini terbentuk fibrinogen fibrinopeptida(Fibrinopeptida adalah protein yang berperan dalam pembekuan darah. Protein ini membutuhkan asam amino arginin dan membutuhkan habitat yang asam.) yang mengakibatkan permeabilitas pembuluh darah meningkat dan aktifitas kemotaktik lekosit(fenomena saat leukosit mengarahkan gerakan nya ke benda asing yg berada dilingkungan nya) Proses fibrinolisis akan menyebabkan pembekuan yang bermanfaat bisa juga untuk menjerat kuman.
2. Sistem Pembekuan
Saat faktor Hageman teraktivasi sedang menginduksi pembekuan, secara bersamaan juga mengaktifkan sistem fibrinolisis( merupakan kondisi pecahnya fibrin (salah satu agen pembeku darah yang diproduksi dalam darah sebagai produk akhir koagulasi). Mekanisme ini sebagai kontraregulasi proses pembekuan dengan memecah fibrin sehingga dapat melarutkan bekuan fibrin. Tanpa mekanisme ini pembekuan akan terus berlanjut dan tidak dapat dihentikan di seluruh pembuluh darah bahkan oleh cedera ringan. Akan menyebabkan thrombus yg bila sudah membesar akan masuk ke pem darah dan menyumbat nya lalu menyebabkan nekrosis
3. Sistem komplementer
Terdiri atas protein plasma yang berperan penting, baik dalam imunitas maupun inflamasi. Pada imunitas fungsinya untuk membentuk MAC (Membran Attack Complex) untuk membuat lubang pada membran mikroba yang menginvasi. (kompleks protein polimerik yang dapat menembus membran sel mikroba, lalu membentuk lubang-lubang sehingga air dan ion akan masuk lalu menyebabkan membran bocor, sel membengkak dan pecah .dan mengakibatkan kematian mikroba) Sistem komplemen akan membentuk C3a dan C5a serta C5b yang mempunyai efek kemotaktik pada netrofil, monosit, eosinofil, dan basofil.
Pertama, C3b menyelubungi mikroba sehingga mempermudah mikroba berikatan dengan fagosit (melalui reseptor C3b pada fagosit). Kedua, hasil pemecahan komplemen bersifat kemoatraktan untuk neutrofil dan monosit, serta menyebabkan inflamasi di tempat aktivasi komplemen.
Efek lain ialah meningkatkan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi (menginduksi sel mast untuk melepaskan histamin) serta mempunyai peranan dalam fagositosis (oleh neutrofil dan makrofag) berupa opsonisasi.-> Opsonisasi adalah proses melapisi partikel antigen oleh antibodi dan/atau oleh komponen komplemen lebih mudah dan cepat dimakan fagosit