iii
37
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER DI KANDANG 1 PT. JATINOM INDAH FARM
BLITAR JAWA TIMUR
KHAIRIL ANWAR
B1D015124
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2018
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
MANAJEMEN PEMELIHARAAN AYAM PETELUR FASE LAYER
DI KANDANG 1 PT. JATINOM INDAH FARM
BLITAR JAWA TIMUR
KHAIRIL ANWAR
B1D015124
Laporan Praktik Kerja Lapang
Diserahkan untuk Keperluan Penyelesaian Pendidikan
pada Program Studi Peternakan-Fakultas Peternakan-Universitas Mataram
Telah Disetujui pada, Desember 2018
Mengetahui,
Program Studi Peternakan
Ketua,
(Dr. Ir. M. Ashari, M.Si)
NIP. 19611231 198703 1017
Mataram, Desember 2018
Menyetujui,
Pembimbing,
(Ir. Ni Ketut Dewi Haryani, MP)
NIP: 196107271986032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Paraktik Kerja Lapang (PKL) tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat sehubung dengan Praktik Kerja Lapang yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juli 2018 sampai dengan 25 Agustus 2018 di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso, Desa Jatinom RT 03 RW 1, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Bapak Dr. Ir. Maskur, M.Si., Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram.
Bapak Dr. Ir. M. Ashari, M.Si., Ketua Program Studi Peternakan.
Ibu Ir. Ni Ketut Dewi Haryani, MP., selaku Ketua Laboratorium Ternak Unggas dan Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapang.
Ibu Prof. Ir. Budi Indarsih, M.Agr.Sc, Ph.D., selaku dosen penguji Praktik Kerja Lapang.
Direktur, supervisor dan seluruh karyawan PT. Jatinom Indah Farm yang telah memberikan pengarahan selama kegiatan Praktik Kerja Lapang.
Kedua orang tua tercinta yang selalu mengiringi dengan do'a dan pengorbanan serta kasih sayangnya selama ini.
Teman-teman seperjuangan yang selalu memberikan semangat dan selalu ada dalam suka maupun duka.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangannya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan mahasiswa fakultas peternakan pada umumnya.
Mataram, Desember 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan dan Kegunaan 2
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG 3
Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapang 3
Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapang 3
Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang 12
Bentuk dan Macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang 13
Manfaat Praktik Kerja Lapang 31
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA 32
Permasalahan 32
Pemecahan 32
KESIMPULAN DAN SARAN 33
Kesimpulan 33
Saran 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Perbandingan Kandungan Nutrisi Pakan dan Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur Fase Layer 14
Program Vaksinasi Ayam Petelur Fase Layer di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso 22
Keseragaman Ayam Petelur 24
Data Produksi Telur 29
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Struktur organisasi dan ketenagakerjaan PT. Jatinom Indah Farm 4
Bentuk kandang 6
Model pemasangan tempat pakan ayam petelur 7
Tempat minum nipple 8
Pemberian pakan 13
Ganasupervit Plus (multivitamin, mineral dan elektrolit) 16
Caprimun-E 17
Pemberian probiotik 18
Antibiotik oxykel 20 LA dan pemberian antibiotik 19
Penyemprotan (sanitasi rutin) 20
Proses vaksinasi AI killed dan Vaksin AI B killed 22
Penimbangan ayam petelur 23
Pengambilan telur 25
Penimbangan telur 27
Penyimpanan telur di dalam gudang 27
Panen ayam afkir 28
Membersihkan kotoran ayam 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Data Pribadi Mahasiswa PKL 37
Rekording Pemeliharaan Ayam Petelur di Kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso 38
Dokumentasi Kegiatan PKL 40
Lembar Daftar Kegiatan Harian Praktik Kerja Lapang (PKL) 44
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peran sektor peternakan dinilai sangat strategis guna menyediakan sumber protein hewani bagi masyarakat Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan perkapita, indeks biaya hidup, daya beli dan kesadaran gizi masyarakat yang secara langsung mempengaruhi perubahan pola konsumsi makanan ke arah yang lebih baik yang ditunjukan dengan meningkatnya konsumsi protein hewani. Konsumsi protein masyarakat Indonesia mengalami peningkatan dari 56,67 gram/kapita/hari menjadi 62,20 gram/kapita/hari pada tahun 2017 atau sekitar 9,75 persen dari tahun sebelumnya (Anonim, 2018). Peningkatan konsumsi protein hewani mengharuskan tersedianya produk pangan asal ternak yang mencukupi secara kualitas dan kuantitas.
Usaha budidaya ayam ras petelur dalam menyediakan pangan sumber protein hewani mampunyai peluang yang sangat menguntungkan jika ditinjau dari kondisi pasar dalam negeri, namun produksi ayam ras petelur dalam negeri secara kumulatif masih belum mencapai kapasitas produksi yang optimal. Produksi ayam ras petelur dalam negeri hanya mampu memenuhi 65 persen kebutuhan pasar nasional, 35 persen masih dipenuhi dari telur ayam kampung, puyuh dan itik. Menurut Widaningsih et al. (2017) populasi ayam ras petelur tahun 2015 di Indonesia mencapai 161,35 Juta ekor yang masih terpusat di Pulau Jawa 54,58 persen, Pulau Sumatra 20,33 persen, Pulau Sulawesi 9,94 persen, Bali 3,29 persen dan daerah lain 11,85 persen. Data ini menunjukan, populasi ayam ras petelur masih sangat terpusat di Pulau Jawa, sehingga membuka peluang yang bagus untuk daerah lain di Indonesia dalam mengembangkan usaha budidaya ayam ras petelur, khususnya Provinsi Nusa Tenggara.
Ayam ras petelur merupakan salah satu jenis ayam yang dipelihara khusus untuk menghasilkan telur secara komersil. Ayam ras petelur merupakan hasil persilangan dan seleksi dari bangsa-bangsa ayam yang mampunyai produktivitas tinggi dalam menghasilkan telur. Ayam ini mulai produksi pertama kali pada umur ± 18 minggu dan lama produksi telur sampai umur 100 minggu (Hy-line, 2016). Ayam ras petelur menghasilkan telur sebanyak 250-300 butir/ekor/tahun dengan rata-rata berat telur per butir 57,9 g (Susilorini et al., 2008).
Secara garis besar ayam ras petelur dibedakan menjadi dua macam, yaitu yaitu tipe medium dan tipe ringan. Tipe medium umumnya bertelur dengan warna kerabang cokelat sedangkan tipe ringan bertelur dengan warna kerabang putih (North and Bell, 1990). Ayam ras petelur cokelat lebih diminati dibandingkan dengan ayam ras petelur putih, karena dapat digunakan sebagai penghasil daging setelah masa produksi telurnya habis. Salah satu perusahaan besar yang mengembangkan ayam ras petelur cokelat adalah PT. Jatinom Indah Farm yang berlokasi di Desa Jatinom Kecamatan Kanigoro, Blitar, Jawa Timur.
PT. Jatinom Indah Farm merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak dibidang peternakan, khususnya dalam mengembangkan ayam ras petelur. PT. Jatinom Indah Farm mengelola ayam ras petelur fase layer, menyediakan pullet, menyediakan sarana dan prasarana budidaya ayam petelur dan menjual pakan ayam petelur.
Berdasarkan uraian diatas, timbulah minat yang sangat besar untuk memilih PT. Jatinom Indah Farm sebagai lokasi Praktik Kerja Lapang (PKL). Kegiatan PKL ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempelajari secara praktis tentang bagaimana cara pemeliharaan ayam ras petelur dengan baik.
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam mengelola usaha ayam petelur komersial.
Untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa dibidang peternakan.
Kegunaan
Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tentang tata laksana pengelolaan ayam petelur.
Memperoleh pengalaman kerja sehingga mahasiswa mampunyai wawasan luas, kreatifitas, serta mampu bersaing di dunia kerja.
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Waktu dan Lokasi Praktik Kerja Lapang
Praktik kerja lapang (PKL) dilaksanakan pada 24 Juli s/d 25 Agustus 2018 di PT. Jatinom Indah Farm yang berlokasi Desa Jatinom RT 03 RW 1, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur.
Gambaran Umum Lokasi Praktik Kerja Lapang
Sejarah Perusahaan
PT. Jatinom Indah Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang peternakan. Perusahaan ini pertama kali didirikan oleh Bapak Marmin Siswojo pada tahun 1970 dalam bentuk usaha dagang (UD). Pada awal berdirinya, perusahaan ini hanya fokus mengelola usaha budidaya ayam ras petelur. Namun, seiring berjalannya waktu perusahaan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan dibukanya cabang-cabang usaha baru. Ada beberapa cabang usaha peternakan yang sudah dikembangkan diantaranya breeding (pembibitan ternak unggas), hatchery (penetasan telur), feeding (pabrik pakan unggas), RPA (rumah potong ayam), dan poultry shop.
Berkembangnya perusahaan ini menyebabkan pengelolaan dibagi menjadi dua yaitu, Jatinom Indah Farm yang mengelola usaha utama yaitu peternakan ayam petelur dan Jatinom Indah Agri yang mengelola sarana-prasarana penunjang peternakan. Pada Januari 2016, UD. Jatinom Indah mengalami perubahan status dari bentuk Usaha Dagang (UD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dengan nama baru menjadi PT. Jatinom Indah Farm.
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antar bagian secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi dan ketenagakerjaan bertujuan untuk mempermudah komunikasi antara atasan dengan bawahan pada saat melaksanakan tugas masing-masing. Struktur organisasi dan ketenagakerjaan di PT. Jatinom Indah Farm akan dijelaskan pada Gambar 1.
Direktur UtamaMandor KandangManajerKepala Bag. PersonaliaKepala Bag. PemasaranKepala Bag. KeuanganSupervisiStaff PersonaliaAss. SupervisiKepala Bag. Produksi Staff Bag. Keuangan Staff PemasaranDokter HewanKaryawan Kandang
Direktur Utama
Mandor Kandang
Manajer
Kepala Bag. Personalia
Kepala Bag. Pemasaran
Kepala Bag. Keuangan
Supervisi
Staff Personalia
Ass. Supervisi
Kepala Bag. Produksi
Staff Bag. Keuangan
Staff Pemasaran
Dokter Hewan
Karyawan Kandang
Gambar 1. Struktur organisasi dan ketenagakerjaan PT. Jatinom Indah Farm
Fungsi Sosial Perusahaan
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso berfungsi menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat umum dan sekitarnya, meningkatkan ekonomi pedesaan, memperbaiki jalan dan berkonstribusi dalam pembangunan desa setempat.
Kondisi Lingkungan Perusahaan
PT. Jatinom Indah Farm berpusat di Desa Jatinom RT 03 RW 1, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Perusahaan ini mampunyai unit usaha yang tersebar luas di Kabupaten Blitar Jawa Timur, salah satunya unit usaha budidaya ayam petelur yang terletak di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Letak unit usaha ini memang sangat strategis, terutama karena dekatnya sungai yang menjamin ketersedian air bersih.
Lokasi perkandangan di unit pemeliharaan ayam petelur layer di Gogodeso mempunyai temperatur yag berkisar antara 24-30 ºC pada siang hari dan 17-22 ºC pada malam hari. Selain itu, lokasi ini juga mampunyai kelembaban relatif 65-75% pada siang hari dan 80-90% pada malam hari.
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dilengkapi dengan beberapa sarana dan prasarana penting diantaranya 15 unit kandang ayam petelur fase layer, 2 unit gudang pakan, 2 unit gudang telur, 1 unit kantor, 1 unit kamar sanitasi dan 1 unit kamar penjaga malam. Seluruh areal perusahaan dikelilingi oleh tembok untuk menjaga keamanan, terutama ketika malam hari.
Struktur Populasi
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso mampunyai populasi ayam ras petelur sebanyak 26.000 ekor layer. Ayam ras petelur ini termasuk kedalam tipe ayam petelur medium atau ayam ras petelur cokelat yang dimana terdapat dua strain yaitu ISA brown dan Hy-line brown. Jika diamati dari tampilan fisik, strain ISA brown dan Hy-line brown hampir terlihat sama, yaitu berwarna cokelat dengan badan agak ramping.
Ayam petelur strain ISA brown memulai produksi pertama pada umur 18 minggu. Puncak produksi dicapai pada umur 26 minggu mencapai 95%. Strain ISA Brown periode produksi 18-80 minggu dengan rata-rata bobot telur 63,2 g (Hendrix, 2007). Strain Hy-line brown mampunyai produksi telur mencapai 50% pada umur 140 hari dengan puncak produksi telur mencapai 95-96%. Berat telur pada umur 26 minggu dan 100 minggu berkisar 57,3-66,7 g dan total berat telur yang dihasilkan sampai afkir adalah 28,4 kg/ekor (Hy-line, 2016).
Struktur populasi ayam ras petelur di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dibagi menjadi 2 kelompok umur, kandang 1 sampai kandang 9 diisi dengan ayam yang berumur 30 minggu, sedangkan kandang 10 sampai 15 diisi dengan ayam yang berumur 90 minggu. Jumlah ayam yang ada di masing-masing kandang tentu tidak sama tergantung panjang kandangnya. Pada kandang 1, populasi ayam berjumlah 1559 ekor yang masih berumur 30 minggu.
Sistem Perkandangan
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso mampunyai 15 unit kandang yang dibangun mengikuti kondisi geografi tanahnya. Kandang 1 sampai kandang 11 berada dataran yang lebih rendah dan kandang 11 sampai kandang 15 berada pada dataran yang lebih tinggi. Kandang dibangun dengan mengikuti topografi tanah bertujuan untuk meminimalisir biaya operasional kandang. Untuk mempermudah proses pemeliharaan, terdapat 2 unit gudang pakan dan 2 unit gudang penyimpanan telur yang masing-masing berada diujung kandang.
Sistem perkandangan yang diterapkan di perusahaan ini adalah sistem kandang open housed dengan bentuk atap monitor menggunakan bahan asbes. Tiang kandang terbuat dari semen/beton yang terdiri dari tiang tengah dan tiang samping yang masing-masing tingginya 5,5 meter dan 4 meter. Kandang 1 mampunyai panjang 30 meter dan lebar 5,5 meter yang didalamnya terdapat sekitar 800 unit cage. Jarak kandang yang satu dengan lainnya sekitar 10-15 meter.
Cage pada kandang 1 dibuat menjadi 8 lajur yang masing-masing terdapat 100 unit cage per lajurnya. Tipe kandang ini disebut dengan tipe AA yang dimana setiap kandang terdapat 2 susunan segitiga cage yang berjarak 0,8 meter (Johari, 2004; Nurcholis et al., 2009). Sedangkan dari samping kiri dan kanan jaraknya sekitar 0,6 meter. Penempatan ayam didalam cage menerapkan sistem multiple laying cage. Setiap satu unit cage diisi oleh 2 ekor ayam. 1 unit cage mampunyai panjang 40 cm, lebar 30 cm, tinggi depan cage 35 cm dan tinggi belakang cage 30 cm. 1 unit cage mampunyai luas 1200 cm2, sehingga untuk 1 ekor ayam petelur membutuhkan luas 600 cm2. Bentuk kandang akan dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 2. Bentuk kandang
Peralatan dan Perlengkapan Kandang
Tempat pakan
Tempat pakan untuk ayam ras petelur fase layer terbuat dari pipa paralon yang terpasang didepan cage. Panjang tempat pakan mengikuti panjang lajur dari cage. Kandang 1 di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso mampunyai 8 lajur cage yang rata-rata panjangnya sekitar 30 meter. Tempat pakan didesain sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kenyamanan ternak ketika mematuk pakan yang tersedia. Dengan posisi tempat pakan diluar cage, hanya kepala ayam saja yang keluar untuk mematuk pakan sekaligus dapat mengurangi pakan yang terbuang sia-sia.
Panjang tempat pakan di kandang 1 sekitar 30 meter untuk 100 unit cage yang berisi 2 ekor ayam, maka 1 ekor ayam petelur membutuhkan 15 cm panjang tempat pakan. Panjang tempat pakan pada kandang 1 sudah memenuhi standar kebutuhan ruang/panjang tempat pakan sesuai yang ditetapkan perusahaan pembibitnya (Hy-line, 2016). Model pemasangan tempat pakan akan dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar 3. Model pemasangan tempat pakan ayam petelur
Nipple
Nipple merupakan tempat minum otomatis yang terpasang diatas kandang cage. Satu nipple dapat digunakan untuk 4 ekor ayam petelur. Pemasangan nipple berada tepat diatas pembatas dua unit cage. Nipple dipasang pada pipa ½ inch yang sudah dialiri air dari tandon penampung air yang kapasitasnya sekitar 200 liter. Pada bagian lubang pipa tempat dipasangnya nipple dilengkapi dengan karet kecil yang berfungsi untuk mencegah kebocoran air. Air hanya keluar dari nipple apabila dipatuk ayam. Pada bagian atas kawat cage dipasang sejenis plastic kecil yang berfungsi menampung sisa-sisa percikan air dari nipple.
Satu unit nipple dapat digunakan untuk 4 ekor ternak. Kandang 1 mampunyai populasi sebanyak 1559 ekor ayam yang menempati 800 unit kandang cage hanya membutuhkan sebanyak 400 unit nipple. Model nipple akan dijelaskan pada Gambar 4.
Gambar 4. Tempat minum nipple
Egg tray
Dalam pemeliharaan ayam ras petelur fase layer, egg tray merupakan salah satu peralatan yang sangat penting sekali dalam penyimpanan telur. Egg tray berfungsi melindungi telur agar tidak pecah dan tetap utuh sampai ke tangan konsumen. Kapasitas egg tray yang digunakan di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso adalah 30 butir/egg tray. Penggunaan egg tray dalam pengemasan telur juga mengikuti permintaan konsumen. Ada tiga jenis egg tray yang biasa digunakan yaitu egg tray warna cokelat, egg tray warna putih dan egg tray plastik. Egg tray berwarna cokelat biasanya digunakan untuk mengemas telur kualitas nomor 1. Egg tray putih untuk telur kualitas nomor 2 dan egg tray plastik untuk telur yang bentes/pecah.
Mesin sprayer
Mesin sprayer merupakan peralatan kandang yang digunakan untuk menyemprot air, desinfektan dan pada saat sanitasi kandang. Mesin ini merupakan gabungan dari motor listrik yang bergerak yang terhubung dengan pompa air.
Tandon penampung air
Tandon air digunakan untuk menampung air yang dinaikkan dari sumur oleh mesin pompa air. Setiap kandang dilengkapi dengan tandon air berkapasitas ± 150 liter. Tandon air biasanya diletakkan diatas tower yang lebih tinggi dari posisi kandang yang menyebabkan air dapat mengalir ke seluruh tempat air minum nipple.
Gudang pakan
Gudang pakan mampunyai peranan yang sangat penting pada penyimpanan pakan. Pakan biasanya di stok dalam jumlah yang banyak untuk waktu tertentu yang mengharuskan adanya tempat penyimpanan yang baik. PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso mampunyai 2 unit gudang pakan yang masing-masing konstruksinya didesain untuk mempermudah penyaluran pakan ke tiap-tiap kandang.
Gudang penyimpanan telur
Gudang penyimpanan telur merupakan tempat sementara telur disimpan sebelum dijual ke konsumen. Telur yang sudah diambil dari kandang ditimbang beratnya sebelum disimpan di dalam gudang penyimpanan telur. Gudang penyimpanan telur dibangun sedemikian rupa untuk menjaga kondisi lingkungan sekitar penyimpanan telur guna menjaga kualitas telur tetap bagus.
Peralatan untuk kesehatan ternak
Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi produksi ayam petelur. Ayam yang terinfeksi suatu penyakit tertentu yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, defisiensi makanan akan mempengaruhi produksi telur, bahkan tidak bertelur sama sekali. Adapun peralatan kesehatan ternak diantaranya spet, alat suntik socorex dan box vaksin.
Peralatan dan perlengkapan lain
Peralatan lain diantaranya lampu penerang, timbangan kapasitas 500 kg, timbangan kapasitas 5 kg, ember, gayung, pengorek pakan, grobak, jrigen isi 20 L, spatu boot, alat tulis, buku recording, panel control lampu (timer), ruang sanitasi pegawai, ruang administrasi, pompa air dan alat kebersihan kandang.
Pencahayaan
Program pencahayaan perlu diatur se-efisien mungkin. Cahaya mampunyai pengaruh pada proses pendewasaan kelamin ayam petelur. Cahaya diterima oleh organ yang ada pada otak yang disebut hypothalamus. Adanya cahaya akan menstimulasi hypothalamus untuk menghasilkan hormon yang merangsang organ-organ seperti hipofise, kelenjar thyroid dan parathyroid untuk menghasilkan hormon-hormon reproduksi primer dan sekunder pada ayam petelur (Abbas, 2017).
Kelenjar hipofise akan menghasilkan hormon yang disebut follicle stimulating hormone (FSH) dan luiteinizing hormon (LH). Hormon inilah yang merangsang alat reproduksi untuk menghasilkan dan mendewasakan sel telur. Intensitas cahaya yang kurang dapat mengganggu kinerja hormone reproduksi yang dapat mengganggu produksi telur. Pada saat produksi, ayam membutuhkan intensitas cahaya 40-60 lux. Intensitas cahaya yang berlebihan akan merangsang pembentukan telur double yolk (Ustomo, 2016).
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso menerapkan program pencahayaan 16 jam pada saat ayam berumur 20 minggu. Pencahayaan ini dibagi menjadi dua yaitu 12 jam cahaya alami (sinar matahari pukul 06:00-18:00) dan 4 jam penerangan menggunakan lampu. Lampu dinyalakan pada pukul 21:00-22:00. Setelah pukul 22:00 lampu akan otomatis padam dan menyala lagi pukul 03:00 pagi.
Pada awal ayam masuk kandang cage, pencahayaan diberikan 24 jam selama 3 hari. Pencahayaan kemudian dikurangi menjadi 14 jam setelah lebih dari 3 hari ayam dipindahkan ke kandang cage. Setelah produksi telur mencapai 20% pencahayaan mulai ditambah 0,5 jam/minggu sampai mencapai 16 jam setiap harinya. Program pencahayaan selama 16 jam ini akan berlanjut sampai ayam petelur diafkir. Penggunaan lampu di setiap kandang dihitung berdasarkan intensitas cahaya yang dibutuhkan. Kandang 1 yang berukuran 30 m × 5,5 m memiliki 10 buah lampu dengan daya 5 watt. Lampu menyala diatur menggunakan sekering otomatis yang dilengkapi dengan timer. Lampu hanya akan menyala pada pada waktu yang sudah ditentukan.
Penyediaan Pakan
Pakan mampunyai pengaruh yang sangat besar dalam menunjang keberhasilan produksi ayam ras petelur. Kekurangan pakan pada ayam ras petelur berpengaruh langsung terhadap turunnya produksi telur, sehingga sangat merugikan bagi perusahaan ayam petelur. Pakan yang tersedia harus terjamin ketersediaannya, kualitas yang bagus agar ternak berproduksi sesuai potensi genetiknya. Pemberian pakan untuk ayam petelur bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi agar dapat berproduksi secara optimal (Yupi, 2011).
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso menyediakan pakan dengan membuat pakan sendiri (self mixing). Perusahaan ini membeli bahan baku pakan dari dalam negeri dan luar negeri. Bahan baku pakan tersebut diformulasikan sesuai kebutuhan ternak. Selain memperhatikan kebutuhan ternak, formulasi juga dipengaruhi oleh kurs dolar yang sangat mempengaruhi harga bahan baku pakan luar negeri. Jika harga satu jenis bahan baku tinggi, maka bahan baku tersebut akan digantikan dengan bahan baku subtitusi yang memiliki kandungan nutrisi hampir sama dan harganya lebih rendah. Pakan yang sudah jadi akan distock digudang untuk kebutuhan satu minggu atau lebih. Penyediaan pakan dengan self mixing mampunyai kelebihan terutama dalam mengurangi biaya pakan, sehingga biaya produksi semakin efisien.
Sumber Air Perusahaan
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso memperoleh sumber air dari sumur bor dikarenakan lokasi perusahaan yang dekat dengan sungai. Jumlah sumur bor untuk sumber air yaitu 1 unit sumur bor. Air dari sumur bor dinaikkan menggunakan mesin pompa air. Air dialirkan ke tandon penyimpanan air yang berada lebih tinggi dari kandang. Tandon utama akan mengalirkan air secara merata ke tandon-tandon kecil yang terdapat pada masing-masing kandang.
Program Biosecurity (Sanitasi)
Pada awalnya, konsep biosecurity diterapkan untuk menghasilkan ternak unggas yang bebas dari penyakit tertentu. Tetapi, saat ini sudah diterapkan berbagai program biosecurity untuk mencegah masuknya mikroorganisme pathogen kedalam area peternakan (Hadi, 2010). PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso menerapkan sistem biosecurity yang sangat ketat untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari luar ke areal peternakan. Setiap orang atau kendaraan yang masuk areal perkandangan harus disemprot menggunakan desinfektan.
Ada beberapa bentuk program sanitasi yang diterapkan yaitu kontrol lalu lintas orang, mengunci pintu dan mencegah masuknya pengunjung atau diperbolehkan masuk setelah didesinfeksi dan mengganti baju, kendaraan yang masuk harus disemprot dengan desinfektan, pencegahan penyakit melalui vaksinasi rutin, mencuci kandang dengan desinfektan sehabis ayam petelur diafkir, kontrol kualitas air dengan pemberian klorin, membakar ternak yang mati karena infeksi penyakit, pemberian kapur pada kotoran dan membersihkan kotoran setelah ayam petelur diafkir.
Metode Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang
Wawancara dan Diskusi
Wawancara atau diskusi terbuka dilakukan dengan cara tanya-jawab secara detail mengenai manajemen pemeliharaan ayam ras petelur fase layer. Diskusi terbuka biasanya dipimpin langsung oleh pihak fasilitator, direktur perusahaan, dokter hewan dan kepala kandang (mandor kandang). Pelaksanaan diskusi terbuka dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu, kadang-kadang juga dilakukan 2 atau 3 kali dalam waktu seminggu.
Observasi
Kegiatan mengamati kondisi lingkungan tempat dilaksanakan praktik kerja lapang. Metode observasi dilakukan secara rutin untuk memperoleh informasi yang sebanyak-banyaknya tentang manajemen pemeliharaan ayam ras petelur fase layer.
Kegiatan Praktik Kerja Lapang
Metode ini dilakukan dengan mengikuti semua kegiatan didalam pemeliharaan bersama dengan karyawan kandang. Kegiatan tersebut secara umum meliputi pemberian pakan, penimbangan berat badan ayam petelur, pemberian vitamin, vaksinasi, penyuntikan antibiotik, pemberian probiotik, penyemprotan, pengambilan telur, grading telur, menimbang telur, packing telur dan panen ayam afkir.
Bentuk dan Macam Kegiatan Praktik Kerja Lapang
Manajemen pemliharaan ayam petelur fase layer memiliki sedikit perbedaan dengan fase sebelumnya yaitu starter dan grower. Fase layer merupakan salah satu fase yang sangat penting yang dimana pada fase ini ayam petelur harus berproduksi secara optimal. Produksi yang optimal harus didukung dengan manajemen pemeliharaan yang bagus. Berikut ini kegiatan yang dilakukan pada pemeliharaan ayam petelur fase layer di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso, antara lain:
Pemberian Pakan
Pemberian pakan merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan dalam usaha pemeliharaan ayam ras petelur. Pakan disajikan pada tempat pakan paralon sesuai dengan jumlah yang ditentukan. Pakan diratakan dengan alat pemerata pakan agar konsumsi per ekor ayam merata sesuai kebutuhan. Pemberian pakan di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pukul 06:00 dan pukul 15:00. Kegiatan pemberian pakan akan dijelaskan pada Gambar 5.
Gambar 5. Pemberian pakan
Jumlah pakan yang diberikan untuk kandang 1 dengan populasi 1559 ekor adalah 52,0 kg pada pemberian pagi dan 128,0 kg pada pemberian sore. Jadi, total konsumsi pakan secara kumulatif kandang 1 adalah 180,0 kg/hari dengan rata-rata feed intake 115,5 g/ekor/hari. Jumlah konsumsi rata-rata per ekor ayam ras petelur di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso ternyata lebih besar dari standar yang dijelaskan perusahaan pembibitnya yaitu 105-112 g/ekor/hari. Konsumsi pakan rata-rata dilapangan masih dikatakan dalam kisaran normal yang ditunjukan dengan tingginya produktivitas telur. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi pakan yaitu kesehatan ayam, kondisi lingkungan, tipe dan produksi ayam (Rasyaf, 2003).
Pakan yang diberikan di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso merupakan pakan produksi dari pabrik perusahaan sendiri yang dibuat dalam bentuk mash (tepung) dengan kode L-19. Pakan dicampur dari berbagai macam bahan baku yang dibeli dari dalam negeri dan dalam negeri. Penggunaan jenis bahan tertentu ditentukan oleh kandungan nutrisi bahan baku pakan, harga dan ketersediaannya. Ada beberapa bahan baku pakan yang digunakan diantaranya jagung, bekatul, bungkil kacang kedelai, ampok jagung, grit, mill dan premix L-19/1132. Kandungan nutrisi pakan ayam petelur L-19 akan dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Kandungan Nutrisi Pakan dan Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur Fase Layer
Zat Nutrisi
Kebutuhan Ayam Ras Petelur Fase Layer
Kandungan Zat Nutrisi Pakan
Protein kasar (%)
18,0
18,1
Metabolisme energi (kkal)
2850
2725
Serat kasar (%)
3,0-3,5
4,70
Lemak kasar (%)
2,0-3,0
4,00
Ca (%)
3,0-3,25
3,50
P tersedia (%)
0,50
0,50
Asam-asam amino
Methionin (%)
0,42
0,30
Lysin (%)
0,88
0,90
Triptopan (%)
0,20
0,20
Arginin (%)
0,90
1,10
Sumber Data Sekunder Diolah Tahun 2018
Berdasarkan data diatas, hampir seluruh zat nutrisi yang dibutuhkan oleh ayam petelur fase layer sudah tersedia dalam pakan yang diberikan. Energi metabolism (EM) adalah satu-satunya zat nutrisi yang ketersediaannya dibawah kebutuhan ternak. Ayam akan meningkatkan jumlah feed intake perharinya sampai kebutuhan energi metabolisme terpenuhi.
Ayam ras petelur menghasilkan telur setiap hari pada masa produksi. Selain protein dan energi, ayam ras petelur membutuhkan kalsium dalam jumlah yang sangat banyak untuk pembentukan kerabang telur. Kekurangan kalsium sering terjadi di peternakan besar yang mengakibatkan telur mudah pecah. Program pemberian pakan grit di PT. Jatinom Indah Farm dilakukan 1 kali dalam dua hari sebanyak 2-3 g/ekor.
Evaluasi keberhasilan program pemberian pakan penting dilakukan berdasarkan konversi ransum. Konversi ransum merupakan perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan produksi telur. Rata-rata konversi pakan ayam ras petelur di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso pada umur 30-35 minggu adalah 2,0. Menghitung konversi pakan bertujuan untuk mengetahui kemampuan ayam dalam mengubah pakan menjadi telur dan melihat respon terhadap kualitas pakan yang diberikan (Lokapirnasari et al. 2011).
Pemberian air minum
Ayam ras petelur pada fase layer sangat membutuhkan air minum dalam jumlah yang cukup. Pemberian air minum dilakukan secara adlibitum (Air minum diberikan selama 24 jam tanpa dibatasi). Pada ayam petelur fase layer, jumlah air minum yang dibutuhkan sebanyak 161-226 ml/ekor/hari (Hy-line, 2016). Ukuran jumlah pemberian air minum di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso tidak terukur jumlahnya dikarenakan pemberian air minum menggunakan tempat minum nipple. Air minum disalurkan dari tendom utama ke tandon kecil yang terdapat pada masing-masing kandang. Air minum kemudian disalurkan langsung ke tempat minum nipple.
Kontrol Kesehatan Ternak
Kontrol kesehatan merupakan kegiatan rutin dalam pemeliharaan ayam ras petelur. Kontrol kesehatan dilakukan dengan keliling kandang setiap hari untuk memonitor kondisi kesehatan ayam petelur. Ayam yang sakit diketahui dengan mengamati kondisi badannya, abnormalitas telur dan mengecek kondisi ekskreta (Sumarno, 2009).
Kondisi ayam yang sakit biasanya lemas, kurang nafsu makan, bulu berdiri, hidung berair, mata berair dan telur yang dihasilkan mampunyai kerabang yang lembek. Pengamatan lebih lanjut dilakukan pada ekskreta. Ekskreta yang berwarna putih, hijau encer dan berdarah mengindikasikan adanya infeksi penyakit. Ada beberapa kasus penyakit yang ditemukan dilapangan diantaranya pullorum (berak kapur), kolera (berak hijau), coccidiosis (berak darah), CRD (chronic respiratory diseases) dan coryza. Ayam yang sakit langsung diberikan antibiotik oxykel 20 LA adalah 1 ml/10 kg bobot badan dengan cara injek paha.
Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dilakukan tergantung kondisi dari ayam. Berikut ini jenis-jenis vitamin yang diberikan.
Ganasupervit Plus
Ganasupervit plus merupakan kombinasi vitamin, mineral dan elektrolit untuk menstimulasi produksi telur yang optimal. Dosis yang digunakan adalah 1 gram dicampur 2-4 liter air minum yang diberikan selama 3-5 hari berturut-turut. Ganasupervit plus akan dijelaskan pada Gambar 6.
Gambar 6. Ganasupervit plus (multivitamin, mineral dan elektrolit)
Ganasupervit plus merupakan gabungan dari vitamin, mineral dan elektrolit yang sangat dibutuhkan oleh ayam petelur. Setiap satu kilogram ganasupervit plus mengandung vitamin A (7.000.000 IU), vitamin D3 (1.500.000 IU), vitamin E acetat (3.000 mg), vitamin K3 (1.500 mg), vitamin B1 (500 g), vitamin B2 (2.500 g), vitamin B6 (300 mg), vitamin B12(6.000 mg),vitamin C (11.200 mg), camitine (8.000 mg), folic acid (250 mg), Ca-d-panthothenate (3.000 mg), cooper sulphate (2.500 mg), ferro sulphate (15.000 mg), magnesium sulfat (25.000 mg), potasium iodat (300 mg), zink sulfat (10.000 mg), NaCl (2.500 mg), magnesium karbonat (2.500 mg) dan kalsium karbonat (2.500 mg).
Pemberian ganasupervit plus sangat baik untuk menjaga kondisi kesehatan ternak dan ketahanan tubuh, membantu proses penyembuhan setelah ternak terkena penyakit, mencukupi kebutuhan vitamin, mineral dan elektrolit ternak dalam kondisi stress.
Caprimun-E
Caprimun-E merupakan vitamin khusus yang diberikan kepada ayam petelur apabila mengalami penurunan produksi telur atau tidak bertelur. Caprimun-E diberikan melalui air minum dengan dosis 1 gram dicampur 8 liter air minum yang diberikan selama 5-7 hari berturut-turut. Caprimun-E akan dijelaskan pada Gambar 7.
Gambar 7. Caprimun-E
Caprimun-E mengandung vitamin E (20 IU) dan selenium (800 mcg). Pemberian caprimun-E berfungsi untuk meningkatkan fertilitas dan daya tahan tubuh ayam, mencegah gangguan reproduksi dan mengatasi terjadinya defisiensi vitamin E. Pemberian caprimun-E juga dapat meningkatkan produktivitas telur.
Pemberian Probiotik
Probiotik merupakan mikroorganisme yang menguntungkan yang diberikan kepada ayam petelur guna meningkatkan efisiensi pakan dan produksi telur. Probiotik yang digunakan di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso merupakan probiotik yang dikembangkan sendiri oleh perusahaan dan dijual secara komersial. Probiotik ini juga dapat diperbanyak, 1 liter probiotik dapat ditambahkan 500 g skim, 500 ml molases dan air yang sudah dididihkan sampai volume 20 liter lalu disimpan didalam jerigen.
Pemberian probiotik di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dilakukan 3 kali dalam seminggu yaitu pada hari selasa, kamis dan sabtu. Probiotik diberikan sebanyak 450 ml untuk 1554 ekor atau 0,29 ml/ekor ayam petelur. Probiotik dituang dari jerigen lalu ditakar sesuai kebutuhan. Probiotik dicampur air sebanyak 7-8 ember. Kemudian, probiotik diberikan dengan membasahi pakan secara merata. Pemberian probiotik tidak boleh diikuti dengan penyemprotan desinfektan karena dapat membunuh bakteri probiotik didalam tubuh ayam. Kegiatan pemberian probiotik akan diperlihatkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Pemberian probiotik
Pemberian Antibiotik
Antibiotik merupakan zat-zat yang dihasilkan oleh jasad renik, yang biasanya dimanfaatkan untuk mematikan bibit penyakit. Antibiotik bekerja dengan menghambat pertumbuhan atau mematikan bibit penyakit (Anonim, 1976). Salah satu merek antibiotik yang paling sering digunakan di kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso adalah Oxykel 20 LA yang mengandung senyawa oxytetracyclin spektrum luas.
Pemberian antibiotik dilakukan dengan injeksi intramuscular pada bagian paha. Dosis yang digunakan ditentukan berdasarkan tingkat akut dari infeksi penyakit. Dosis normal penggunaan oxykel 20 LA adalah 1 ml/10 kg bobot badan. Apabila ayam petelur mampunyai bobot badan standar sekitar 2 kg, maka dosis penggunaan oxykel 20 LA adalah 0,2 ml/ekor. Pada kasus CRD (chronic respiratory diseases), dosis penggunaan oxykel 20 LA adalah 0,5 ml/ekor ayam.
Ayam diperiksa kondisi kesehatannya pada saat melakukan keliling kandang. Antibiotik hanya diberikan untuk ayam yang mengalami gejala-gejala infeksi penyakit atau yang sudah mengalami infeksi akut. Sedangkan ayam sehat tidak perlu diinjeksi dengan antibiotik. Biasanya, ayam yang mampunyai infeksi penyakit yang parah harus disuntik kembali 3 hari setelah penyuntikan pertama. Pemberian antibiotik oxykel 20 LA akan dijelaskan pada Gambar 9.
(b)
Gambar 9. (a) Antibiotik oxykel 20 LA dan (b) Pemberian antibiotik
Sebelum dilakukan injeksi, hal-hal yang harus diperhatikan diantaranya kondisi spet yang digunakan harus steril, memasukan antibiotik dari botol secara perlahan tanpa ada gelembung angin yang masuk, dosis harus sesuai dengan kebutuhan ayam. Penyuntikan dilakukan pada bagian daging paha dan tidak boleh mengenai tulang, karena dapat menyebabkan kelumpuhan pada ayam petelur.
Penyemprotan
Penyemrpotan merupakan kegiatan sanitasi rutin yang dilakukan setiap hari pada pukul 13.00 menggunakan mesin penyemprot yang digerakkan oleh motor listrik. Dalam seminggu dilakukan 4 kali penyemprotan menggunakan desinfektan dan 3 kali menggunakan air biasa yaitu pada saat pemberian probiotik. Hadi (2010) menjelaskan bahwa biosecurity rutin dengan penyemprotan merupakan langkah awal untuk pengendalian penyakit dengan membrantas sumbernya. Penyemprotan dilakukan menggunakan 2 jenis desinfektan secara selang-seling. Dua jenis desinfektan tersebut mampunyai kandungan zat aktif yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah resistennya jenis wabah tertentu didalam area peternakan. Kegiatan penyemprotan (sanitasi) akan dijelaskan pada Gambar 10.
Gambar 10. Penyemprotan (sanitasi rutin)
Adapun jenis desinfektan yang digunakan untuk kegiatan penyemprotan adalah desgrin dan BKC. Desgrin merupakan salah satu jenis desinfektan yang mengandung 260 ml benzalkonium chloride dan 70 ml glutaraldehide dalam 1 liter desgrin. Untuk penyemprotan sanitasi rutin, dosis yang digunakan adalah 1 ml : 1 liter air. Karena dalam sehari dibutuhkan 500 liter air untuk penyemprotan, maka jumlah desgrin yang dihabiskan adalah 500 ml setiap kali penyemprotan. BKC merupakan salah satu jenis desinfektan yang didalamnya mengandung benzalkonium chloride dengan konsentrasi tinggi. Bedanya dengan desgrin, didalam BKC tidak terdapat bahan aktif lain selain benzalkonium chloride. Dosis penggunaan BKC adalah 250 ml : 500 liter air atau 1 ml BKC : 2 liter air.
Desgrin dan BKC termasuk kedalam jenis desinfektan spektrum luas yang mampunyai daya ampuh untuk membunuh mikroorganisme pathogen seperti bakteri, virus, jamur dan spora. Bahan aktif benzalkonium chloride bekerja merusak dinding protein mikroorganisme pathogen yang nantinya memudahkan bahan aktif glutaraldehid masuk kedalam inti sel dan memutuskan struktur DNA dan RNA yang yang dampaknya mikroorganisme tidak mampu membelah diri atau bereplikasi.
Vaksinasi
Vaksinasi merupakan kegiatan pencegahan penyakit dengan memasukan bibit penyakit/mikroorganisme yang sudah dilemahkan kedalam tubuh ayam. Menurut Multidjo (1992), vaksinasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam, agar ayam tersebut kebal terhadap serangan suatu penyakit. Sedangkan vaksin adalah suatu produk hayati yang berasal dari jasad renik (bakteri, virus, toksin dan lain-lain) yang bersifat merangsang terbentuknya antibodi pemberian vaksin dilakukan sesuai dengan program yang telah direncanakan. Kegiatan vaksinasi sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus, mengingat bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus sampai saat ini belum ditemukan obatnya jika ternak sudah terinfeksi.
Ada banyak sekali jenis penyakit unggas yang disebabkan oleh virus diantaranya flu burung (avian influenza), ND (new Castle diseases), gumboro (infectious bursal diseases), IB (infectious bronchitis) dan lain-lain. Walaupun penyakit yang lainnya tidak mematikan pada ayam petelur, tetap saja sangat merugikan secara ekonomis karena menyebabkan penurunan produksi telur secara drastis.
PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso menerapkan program vaksinasi ayam petelur fase layer sebanyak 16 kali sampai diafkir. Program vaksinasi yang direncanakan tidak boleh terlewatkan karena mampunyai resiko infeksi penyakit yang tinggi terutama penyakit-penyakit yang sangat mematikan seperti flu burung (avian influenza) dan ND (new Castle diseases).
Secara umum vaksin yang digunakan dikelompokkan menjadi dua macam yaitu vaksin live dan killed. Vaksin live merupakan vaksin yang mengandung virus hidup tetapi sifat virulensinya dihilangkan. Sedangkan vaksin bentuk killed mengandung virus yang sudah dimatikan dan berbentuk suspensi. Bentuk killed biasanya dibuat dari virus yang bersifat zoonosis yaitu penyakit yang dapat menular kepada manusia.
Program vaksinasi dilakukan secara rutin untuk mencegah penyakit pada ayam petelur. Program vaksinasi di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso akan dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2. Program Vaksinas Ayam Petelur Fase Layer di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso
Umur (minggu)
Jenis Vaksin
Aplikasi
18
ND Live Mass-Conn
Air minum
20
ND+IB Killed
Inject intramuscular paha kiri
21
AI Killed
Subcutan leher
24
ND Clone
Air minum
28
ND Killed
Inject intramuscular paha kanan
34
AI Killed
Inject intramuscular paha kiri
38
ND Clone
Air minum
43
ND+IB Live Mass-Conn
Air minum
48
ND Lasota
Air minum
53
ND Lasota
Air minum
58
ND+IB Live
Air minum
63
ND Lasota
Air minum
68
ND Lasota
Air minum
73
ND+IB Live
Air minum
78
ND Lasota
Air minum
83
ND Lasota
Air minum
Sumber: PT. Jatinom Indah Farm
Program vaksinasi yang dapat dilaksanakan ketika praktik kerja lapang adalah vaksinasi AI killed pada umur 34 minggu yang diberikan melalui injeksi intramuscular paha kiri bagian dalam seperti yang dilakukan pada Gambar 11.
(b)
Gambar 11. (a) Prosen vaksinasi AI killed dan (b) Vaksin AI B killed
Dosis yang digunakan adalah 0,5 ml/ekor. Penempatan so-corex (alat injeksi) tidak boleh mengenai tulang karena dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian pada ternak. Injeksi vaksin pada bagian paha diatur bergilir antara paha kiri dan kanan bertujuan untuk mencegah double vaksin pada satu tempat dalam waktu yang bersamaan.
Kontrol Bobot Badan Mingguan
Kontrol bobot badan ayam merupakan kegiatan rutin untuk mengetahui tingkat keseragaman dari ayam petelur. Keseragaman artinya dalam satu flock ayam petelur mampunyai kesamaan berdasarkan bobot badannya. Keseragaman dalam satu flock ayam petelur penting diketahui karena kematangan seksual terjadi secara serempak akan berpengaruh pada puncak produksi yang tercapai dan dapat bertahan dalam waktu yang lama (Anonim, 2009). Berikut ini kegiatan penimbangan ayam petelur akan dijelaskan pada Gambar 12.
Gambar 12. Penimbangan ayam petelur
Untuk memperoleh produksi yang bagus, bobot badan ayam harus berada pada standar kisaran normal. Standar bobot badan ayam petelur pada umur 30-34 minggu adalah 1,84-1,97 kg (Hy-line, 2016). Ayam yang tidak mencapai berat standar minimal biasanya akan mengalami masalah pada saat produksi telur, ayam akan kesulitan mengeluarkan telurnya bahkan telur tidak bisa keluar sama sekali (prolaps). Sedangkan jika ayam kelebihan bobot badan (overweight) tentu mengakibatkan banyaknya lemak disekitar organ reproduksinya yang dapat mengganggu produksi telur.
Kontrol bobot badan ayam petelur di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso dilakukan rutin setiap minggu agar performan ayam pada masa produksi terpantau dengan baik. Sampel ayam petelur diambil masing-masing kandang sebanyak 3 persen per kandang atau 45-48 ekor/kandang. Sampel ayam yang ditimbang diambil pada bagian ujung dan tengah kandang. Ayam ditimbang menggunakan timbangan analog kapasitas 5 kg. Berat ayam kemudian dicatat dan dirata-ratakan.
Selanjutnya, menghitung nilai 10% dari rata-rata bobot ayam per kandang untuk menentukan batas atas dan bawah bobot badan ayam yang termasuk seragam. Batas atas dan bawah ditetapkan dengan:
Batas atas = rata-rata BB + (rata-rata BB × 10%)
Batas bawah = rata-rata BB - (rata-rata BB × 10%)
Kemudian dihitung berapa jumlah ayam petelur yang termasuk seragam dengan rumus:
Keseragaman = Jumlah Sampel - Jumlah sampel yang tidak termasukJumlah sampel ×100
Data hasil perhitungan keseragaman ayam ras petelur umur 30-34 minggu di kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm akan dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3. Keseragaman Ayam Petelur
Umur (Minggu)
Keseragaman (%)
31
97,87
32
91,30
33
91,1
34
95,5
Rata-rata
93,94
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2018
Standar nilai keseragaman ayam petelur fase layer minimal mencapai nilai 80% (baik sekali), 70% (rata-rata) dan 60% (jelek) (Fadilah dan Fatkhuroji, 2013). Nilai keseragaman yang diperoleh di Kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso rata-rata 93,94%. Nilai keseragaman tersebut sudah sangat bagus sekali karena sudah melebih standar minimal (80%).
Penurunan keseragaman ayam petelur pada minggu ke-32 dan minggu ke- 33 disebabkan karena faktor pakan. Pakan yang semula digunakan adalah L-19 diganti menggunakan L-19 MS. Pakan L-19 MS digunakan untuk kerperluan percobaan perusahaan terhadap performance ayam petelur. Kandungan kedua jenis pakan tersebut memang hampir sama, tetapi struktur pakan L-19 MS agak lebih kasar yang secara langsung mempengaruhi konsumsi per ekor ayam petelur. Hal ini secara langsung mempengaruhi berat badan beberapa ayam yang adaptasinya lama. Adaptasi ayam petelur secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu dan pada minggu ke-34 terlihat adanya peningkatakan keseragaman menjadi 95,5%.
Pengambilan Telur
Pengambilan telur merupakan kegiatan yang rutin setiap harinya. Pengambilan telur dilakukan secara manual menggunakan tangan dan diletakkan di egg tray. Berikut ini proses pengambilan telur akan dijelaskan pada Gambar 13.
Gambar 13. Pengambilan telur
Pengambilan telur dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi (pukul 09.00) dan siang (pukul 14.00). Telur yang sudah diambil satu-persatu diletakkan pada egg tray dan dibawa keluar kandang. Egg tray dikumpulkan secara bersusun untuk diseleksi kualitasnya (grading).
Grading Telur
Grading telur bertujuan untuk memisahkan telur berdasarkan kualitasnya. Parameter yang diperhatikan dalam melakukan grading telur adalah kerabang telur dan ukuran telur. Telur yang kualitasnya sama akan diletakkan pada egg tray yang sama. Ada beberapa kualitas telur yang diperoleh pada proses grading, diantaranya:
Kualitas I
Telur kualitas I mampunyai ciri-ciri diantaranya warna kerabang cokelat terang, berat seragam (58-64 gram/butir), posisi telur lancip dibawah, tidak ada kotoran dan debu yang menempel pada telur, cangkang halus dan tidak retak. Jumlah telur dengan kualitas I sebesar 81,85 persen dari total produksi telur.
Kualitas II
Telur kualitas II mampunyai ciri-ciri diantaranya warna kerabang cokelat pucat, berat seragam (58-65 gram/butir), posisi telur lancip dibawah, tidak ada kotoran dan debu yang menempel pada telur, cangkang halus dan tidak retak. Persentase telur kualitas II sebesar 15,44 persen dari total produksi telur.
Kualitas III
Telur kualitas III mampunyai ciri-ciri diantaranya warna kerabang putih, berat telur 58 g/butir, kerabang kasar dan tipis. Persentase jumlah telur yang termasuk kualitas III sangat sedikit sekali yaitu sekitar 0,82 persen dari total produksi telur.
Telur pecah/ bentes
Persentase telur pecah dari total produksi telur adalah sekitar 1,85 persen. Jumlah telur pecah harus diminimalisir guna mengurangi kerugian dalam usaha budidaya ayam petelur.
Telur kecil dan besar
Telur kecil atau besar biasanya dijumpai dalam pemeliharaan ayam petelur. Persentase telur kecil dan besar sekitar 0,04 persen dari total produksi telur.
Penimbangan Telur dan Penyimpanan Telur
Telur yang sudah diambil dari kandang dan sudah di-grading selanjutnya ditimbang beratnya. Telur ditimbang menggunakan timbangan duduk dan dicatat beratnya. Penimbangan telur sangat berguna dalam mengukur kinerja produksi ayam petelur yang dipelihara. Berat telur merupakan dasar penting untuk mengetahui konversi pakan (FC). Proses penimbangan telur dijelaskan pada Gambar 14.
Gambar 14. Penimbangan telur
Telur yang sudah ditimbang kemudian disimpan di dalam gudang sampai pembeli datang. Didalam gudang, telur disimpan diatas alas triplek atau kayu. Telur diletakkan secara tersusun maksimal 10 egg tray kemudian dilapisi lagi dengan triplek dan diletakkan lagi 10 susun egg tray telur. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penggudangan telur pada Gambar 15.
Gambar 15. Penyimpanan telur di dalam gudang
Panen Ayam Afkir dan Penanganan Kotoran
Hen Day Production (HDP) ayam petelur mengalami penurunan sekitar 69-71 persen pada umur 100 minggu (Hy-line, 2016). Keuntungan yang diperoleh sangat kecil jika produksi telur dibawah 70 persen, untuk itu ayam harus diafkir dan dijual untuk mengembalikan modal awal. Ayam afkir dijual dengan harga Rp. 25.000,-/kg. Harga jual relatif mahal dikarenakan waktu panen ayam afkir mendekati hari raya Idul Adha. Hasil penjualan ayam afkir digunakan kembali untuk membeli pullet ayam petelur yang baru. Berikut ini dijelaskan proses panen ayam afkir pada Gambar 16.
Gambar 16. Panen ayam afkir
Setelah semua ayam afkir habis terjual, semua kotoran yang ada dibawah kandang dikumpulkan untuk dijual. Penanganan kotoran ayam petelur akan dijelaskan pada Gambar 17.
Gambar 17. Membersihkan kotoran ayam
Setelah kotoran ayam dibersihkan, selanjutnya kandang dibersihkan dengan menggunakan air bersih. Kandang disemprot menggunakan mesin sampai kandang bersih. Selanjutnya, kandang yang sudah bersih disemprot (fumigasi) menggunakan desinfektan untuk membasmi bibit penyakit.
Evaluasi Kinerja Ayam Petelur
Untuk mengetahui bahwa pemeliharaan ayam ras petelur sudah mencapai hasil yang memuaskan, tentu perlu dilakukan evaluasi terkait kinerja ayam petelur. Ada beberapa parameter yang digunakan untuk meng-evaluasi kinerja ayam ras petelur, antara lain:
Produksi Telur
Telur merupakan produk utama dari pemeliharaan ayam petelur. Untuk mengetahui bahwa poduksi telur sudah mencapai standar, maka perlu dilakukan evaluasi berdasarkan data recording selama pemeliharaan. Data produksi telur Kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso akan dijelaskan pada Tabel 4.
Tabel 4. Data Produksi Telur
No
Umur
Produksi Telur
Minggu
Tanggal
Total (butir)
Total (kg)
Gram/ butir
HDP (%)
HHP (%)
1
2
3
4
5
6
7
8
1
30
24-07-2018
1404
85,3
60,8
90,1
89,1
2
25-07-2018
1443
88,0
61,0
92,6
91,6
3
26-07-2018
1443
88,7
61,5
92,7
91,6
4
31
27-07-2018
1438
88,5
61,5
92,5
91,3
5
28-07-2018
1438
88,8
61,8
92,5
91,3
6
29-07-2018
1434
88,4
61,7
92,2
91,0
7
30-07-2018
1452
89,4
61,6
93,4
92,2
8
31-07-2018
1423
88,2
62,0
91,6
90,3
9
01-08-2018
1433
89,3
62,3
92,2
91,0
10
02-08-2018
1483
90,6
61,1
95,4
94,2
11
32
03-08-2018
1452
89,2
61,4
93,4
92,2
12
04-08-2018
1436
89,9
62,6
92,4
91,2
13
05-08-2018
1433
89,6
62,5
92,2
91,0
14
06-08-2018
1435
90,7
63,2
92,3
91,1
15
07-08-2018
1430
88,4
61,8
92,1
90,8
1
2
3
4
5
6
7
8
16
08-08-2018
1430
89,4
62,5
92,1
90,8
17
09-08-2018
1421
89,2
62,8
91,5
90,2
18
33
10-08-2018
1423
88,7
62,3
91,7
90,3
19
11-08-2018
1438
91,0
63,3
92,7
91,3
20
12-08-2018
1428
90,7
63,5
92,0
90,7
21
13-08-2018
1419
90,2
63,6
91,4
90,1
22
14-08-2018
1425
89,7
62,9
91,8
90,5
23
15-08-2018
1426
89,7
62,9
91,9
90,5
24
16-08-2018
1424
90,9
63,8
91,8
90,4
25
34
17-08-2018
1414
88,5
62,6
91,2
89,8
26
18-08-2018
1441
91,5
63,5
92,9
91,5
27
19-08-2018
1426
90,3
63,3
91,9
90,5
28
20-08-2018
1431
90,6
63,3
92,3
90,9
29
21-08-2018
1426
90,3
63,3
92,0
90,5
30
22-08-2018
1419
88,8
62,6
91,5
90,1
31
23-08-2018
1424
89,6
62,9
91,9
90,4
32
35
25-08-2018
1431
90,9
63,5
92,4
90,9
RATA-RATA
1432
89,5
62,5
92,2
90,9
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2018
Data diatas merupakan kinerja produksi ayam petelur yang dipelihara di kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso. Rata-rata produksi telur selama 32 hari sebanyak 1432 butir dari 1549 ekor induk yang hidup. Berdasarkan jumlah telur dan induk dapat diketahui rata-rata hen day production (HDP) adalah 92,2 persen. Nilai HDP tersebut berada diatas standar HPD yang ditetapkan oleh perusahaan pembibitnya (Hy-line, 2016).
Parameter selanjutnya adalah menghitung hen house production (HHP) yang merupakan perbandingan jumlah produksi telur dengan jumlah ayam yang dikandangkan mula-mula. Menurut Abidin (2004) hen house production merupakan indikasi produksi yang mengukur produksi berdasarkan jumlah ayam pada awal masa produksi. Jumlah induk mula-mula yang masuk kandang 1 sebanyak 1575 ekor dengan rata-rata produksi telur 1432 butir, maka HHP didapatkan sebesar 90,9 persen.
Berat telur merupakan parameter yang sangat penting untuk meng-evaluasi produksi telur ayam yang dipelihara. Rata-rata berat telur yang diperoleh sebesar 89,5 kg dari 1432 butir telur dengan berat rata-rata telur per butir adalah 62,5 gram. Berat telur per butir sudah mencapai standar 59,7-62,9 g/butir pada umur 30-34 minggu (Hy-line, 2016).
Mortalitas
Mortalitas adalah angka kematian yang diukur atau diamati oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami kematian, standar mortalitas ayam petelur yaitu 5-6 persen (Iswanto, 2005). Angka kematian ayam petelur di kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso mencapai 26 ekor atau 1,65 persen dari jumlah ayam mula-mula. Angka kematian ini terhitung sejak ayam petelur kertama kali masuk umur 18 minggu yang berjumlah 1575 ekor dan tersisa 1549 ekor pada umur 35 minggu.
Diskusi
Diskusi terbuka biasanya dipimpin langsung oleh pihak fasilitator, direktur perusahaan, dokter hewan dan kepala kandang (mandor kandang). Pelaksanaan diskusi terbuka biasanya dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu. Kegiatan diskusi ini dilakukan untuk membahas terkait manajemen pemeliharaan ayam petelur diantaranya pemberian pakan, obat-obatan, vaksinasi, produksi telur dan penyakit ayam petelur. Kegiatan diskusi ini juga merupakan patokan dalam menentukan nilai PKL yang diberikan ke mahasiswa.
Manfaat Praktik Kerja Lapang
Manfaat Praktik Kerja Lapang Bagi Mahasiswa
Memperoleh pengetahuan praktis tentang bagaimana memelihara ayam ras petelur fase layer.
Memperoleh pengalaman kerja sehingga mahasiswa mampunyai wawasan luas, kreatifitas, serta mampu bersaing di dunia kerja.
Manfaat Praktik Kerja Lapang Bagi Perusahaan Tempat PKL
Dapat membantu meringankan pekerjaan karyawan di farm.
Dapat memperluas jaringan kerjasama perusahaan di masa mendatang.
Manfaat Praktik Kerja Lapang Bagi Lembaga
Sebagai bahan pertimbangan menetukan lokasi PKL yang akan direkomendasikan kepada mahasiswa.
Menjalin hubungan kerjasama antar lembaga (universitas) dengan perusahaan tempat pelaksanaan PKL.
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
Permasalahan
Permasalahan yang terjadi di PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso memang sangat sedikit yang menandakan bahwa manajemen usaha budidaya ayam petelur berjalan dengan baik. Adapun permasalahan yang terjadi menyangkut kelalaian pegawai harian. Mandor kandang sering sekali menemukan pegawai harian tidur di kandang pada saat jam kerja.
Pemecahan
Adapun pemecahan masalah yang dilakukan yaitu mandor kandang memperingati pegawai harian tersebut untuk tidak tidur pada saat jam kerja dan harus menyelesaikan pekerjaannya. Apabila peringatan mandor tidak diindahkan maka mandor berhak memotong gaji dari pegawai harian.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Manajemen pemeliharaan ayam ras petelur di Kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso sudah dapat dikatakan baik, karena prosedur pemeliharaan sudah dilaksanakan dengan teratur. Manajemen pemeliharaan ini tentunya menjadi ladang bagi mahasiswa untuk menambah wawasan tentang cara pemeliharaan ayam petelur yang baik.
Hen day production (HDP) dan hen house production (HHP) masing-masing 92,2 dan 90,9 persen. Nilai tersebut sudah memenuhi standar yang ditetapkan untuk memperoleh keuntungan pemeliharaan ayam ras petelur.
Praktik Kerja Lapang (PKL) di Kandang 1 PT. Jatinom Indah Farm Unit Gogodeso memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi mahasiswa sehingga menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam diri mahasiswa untuk membuka usaha pemeliharaan ayam ras petelur.
Saran
Mahasiswa PKL disarankan untuk lebih aktif dalam melakukan kegiatan pemeliharaan ayam ras petelur. Ketika ada sesuatu yang belum dipahami, sebaiknya ditanyakan kepada pihak fasilitator.
Bagi perusahaan agar memberikan fasilitas tambahan bagi peserta PKL seperti tempat tinggal yang dekat dengan farm dan baju kerja.
Bagi lembaga agar merekomendasikan lokasi PKL yang sudah terjamin kelengkapan fasilitasnya untuk mahasiswa PKL.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, M. F. 2017. Performa Ayam Ras Petelur yang Dipelihara pada Posisi Cage yang Berbeda. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.
Anonim. 1976. Pemeliharaan Ayam Ras. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
. 2009. Arti Pentingnya Keseragaman Ayam Petelur. https://info.medion.co.id/ [Diakses 27 September 2018]
. 2018. Badan Pusat Statistik Rata-rata Harian Konsumsi Protein Per Kapita dan Konsumsi Kalori Per Kapita Tahun 1990-2017. http://www.bps.go.id/ [Diakses 28 Maret 2018]
Hadi, U. K. 2010. Pelaksanaan Biosecurity pada Peternakan Ayam. Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hendrix. 2007. Product Performance. ISA-Hendrix Genetics Company. https://www.hendrix-genetics.com [25 September 2018]
Hy-line. 2016. Panduan Manajemen Ayam Petelur Komersial Brown. https://www.hy-line.com [Diakses 2 Oktober 2018]
Johari. 2004. Sukses Beternak Ayam Ras Petelur. Penerbit Agromedia. Jakarta.
Lokapirnasari, W. P., Soewarno, Y. Dhamayanti. 2011. Potensi Crude Spirulina terhadap Protein Efisiensi Rasio pada Ayam Petelur. Jurnal Ilmiah Kedokteran Hewan. 2 (1) 2011:5-8.
Multidjo, B. A. 1992. Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam. Penerbit Kanisius. Jakarta.
North, M. O. and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Van Nosterand Rainhold. New York.
Nurcholis, D. Hastuti, B. Sujiono. 2009. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Ras Petelur periode Layer di Populer Farm Desa Kuncen Kecamatan Mijen Kota Semarang. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 5 (2) 2009:38-49.
Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sumarno, 2009. Manajemen Pemeliharaan Ayam Petelur di Peternakan PT. Sari Unggas Farm Kabupaten Sragen. Tugas Akhir program Diploma III Agribisnis Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Susilorini, T. E., et al. 2008. Budidaya Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ustomo, E. 2016. Kenapa? 99% Gagal Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widaningsih, R., Suwandi, A. A. Susanti, Akbar, V. S. Bonavira. 2017. Outlook Telur Komoditas Pertanian Sub Sektor Peternakan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretaris Jendral Kementrian Pertanian. Jakarta.
LAMPIRAN PRAKTIK KERJA LAPANG (PKL)
LAMPIRAN 1. DATA PRIBADI MAHASISWA PKL
Nama : KHAIRIL ANWAR
NIM : B1D015124
Tempat dan Tanggal Lahir : Benteng Selatan, 08 Juni 1996
Agama : Islam
Program Studi : S1 Peternakan
Fakultas : Peternakan
Universitas : Universitas Mataram
Total SKS : 106 SKS
IPK : 3,89
Alamat Asal : Dusun Mekar Sari Desa Jurit Baru Kecamatan
Pringgasela Kabupaten Lombok Timur NTB
Alamat Sekarang : Lingkungan Irigasi II Kelurahan Taman Sari
Kecamatan Ampenan
No. HP : 085205365324
Email :
[email protected]