1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sejalan dengan perkembangan zaman persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, sehingga perusahaan dituntut harus lebih profesional dalam menjalan usahanya. Kemampuan perusahaan untuk bisa bersaing dan bartahan di dunia bisnis harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan suatu kinerja perusahaan diperlukan suatu pengendalian. Hal ini dilakukan untuk menjamin aktivitas yang sedang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Untuk dapat mempertahankan kelangsungan bisnis, perusahaan dituntut melakukan kegiatan oerasionalnya scara efektif dan efisien, efektifitas sebagai dasar dari keberhasilan. Salah satu penunjang agar pelaksanaan suatu aktivitas menjadi efektif dan efisien adalah adanya suatu sistem pengendalian manajemen.
Sistem pengendalian manajemen diperlukan untuk memberikan jaminan melalui manajer bahwa organisai tersebut telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien. Dengan diterapkan sistem pengendalian manajemen pada perusahaan akan memungkinkan perusahaan bergerak maju dalam menunjang produktivitas, sehingga manajer mampu untu membantu mengkoordinasikan proses pembutan perencanaan dan pembuatan keputusan pada suatu perusahaan.
Rumusan Masalah
Bagaimana Sruktur Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI?
Bagaimana Proses Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI?
Bagaimana Peranan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)?
Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui Sruktur Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI
Untuk Mengetahui Proses Sistem Pengendalian Manajemen pada PT KAI
Untuk Mengetahui Peranan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Manajemen dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Profil Perusahaan
PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkeretaapian di Indonesia. PT KAI (Persero) sebagai perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh negara secara konsisten menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab kemandirian, dan profesionalisme dalam mengelola menjalankan bisnisnya dengan tetap berpedoman pada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PT KAI (Persero) sebagai suatu sistem dan struktur untuk mengatur bagaimana perusahaan dikelola bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan usaha. Dengan adanya pembagian fungsi, hak, kewajiban, dan tanggung jawab pihak yang berkepentingan secara jelas memberikan landasan untuk kepastian seluruh proses dan mekanisme dilakukan baik untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencegah penyimpangan dan risiko yang dapat mengakibatkan kegagalan pencapaian tujuan perusahaan.
Selain dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, penerapan prinsip GCG juga dimaksudkan untuk memperhatikan keseimbangan antara hak dan kewajiban stakeholders. Penerapan GCG juga mempercepat PT KAI (Persero) dalam membentuk budaya perusahaan yaitu integritas, profesionalisme, keselamatan, inovasi, dan pelayanan prima dilingkungan usahanya.
Penerapan GCG di PT KAI (Persero) untuk mencapai keberhasilan atas visi, misi, dan tujuan Perusahaan, berlandaskan pada 5 (lima) prinsip-prinsip dasar GCG yaitu:
Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai Perusahaan
Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan Perusahaan terlaksana secara efektif.
Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan Perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Kemandirian (independency) yaitu keadaaan di mana Perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (Stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan
Insan PT KAI (Persero) memahami dalam menerapkan prinsip GCG dapat mendukung tercapainya tujuan Perusahaan baik dalam hal pertumbuhan usaha, profitabilitas, dan keberlangsungan usaha jangka panjang. Dengan demikian, Perusahaan dapat memberikan nilai tambah bagi stakeholders, meningkatkan kesejahteraan keluarga besar Perusahaan, dan memberikan kontribusi optimal bagi negara.
Visi dan Misi PT Kereta Api Indonesia
Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan
Logo PT Kereta Api Indonesia
Bentuk:
Garis melengkung: Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam mencapai Visi dan Misinya.
Anak Panah: Melambangkan Nilai Integritas, yang harus dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima.
Warna:
Orange: Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.
Biru: Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.
Sejarah PT Kereta Api Indonesia
Sejarah perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864. Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Sementara itu, pemerintah Hindia Belanda membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada tanggal 8 April 1875. Rute pertama SS meliputi Surabaya-Pasuruan-Malang. Keberhasilan NISM dan SS mendorong investor swasta membangun jalur kereta api seperti Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS), Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS), Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS), Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS), Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM), Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM), Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM), Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM), Malang Stoomtram Maatschappij (MS), Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM), Deli Spoorweg Maatschappij (DSM).
Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876), Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089 km dan swasta sepanjang 3.375 km.
Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang, operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.
Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember 1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda. Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta Api (Persero) tahun 1998. Pada tahun 2011 nama perusahaan PT. Kereta Api (Persero) berubah menjadi PT. Kereta Api Indonesia (Persero) dengan meluncurkan logo baru.
Budaya PT Kereta Api Indonesia
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten walaupun sulit untuk melakukannya.
PROFESIONAL
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan, mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.
KESELAMATAN
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.
INOVASI
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
PELAYANAN PRIMA
PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) akan memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan), Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action (Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab).
BAB III
PEMBAHASAN
Struktur Sistem Pengendalian Manajemen dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Struktur organisasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen yang diperlukan perusahaan dalam menjalankan usahanya. Struktur sistem pengendalian manajemen yang terdapat pada PT. Kereta Api menunjukan batasbatas tanggung jawab yang jelas, pendelegasian wewenang dan uraian tugas serta hubungan antara bagian-bagian yang terdapat dalam suatu organisasi. Skema organisasi tersebut merupakan salah satu syarat dari akuntansi pertanggung jawaban yang memberikan keterangan mengenai posisi yang ditempatkan oleh seseorang dalam organisasi, hubungan individu tersebut dengan anggota organisasi lain, tugas dan tanggung jawab individu serta hubungan pelaporan yang ditaatinya.
Dari struktur organisasi tersebut dapat dilihat bahwa perusahaan telah menetapkan tugas dan tanggung jawab secara jelas sesuai dengan tingkatan manajemen. Adapun beberapa Manager dan Junior Manager yang terdapat pada PT. Kereta Api dalam menjalankan tugas pokok dan tanggung jawab tersebut, yaitu:
Manager Sumber Daya Manusia dan Umum, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Sumber Daya Manusia dan Umum dibantu oleh beberapa Assistant Manager, yaitu :
Assistant.Manager Sumber Daya Manusia
Assistant Manager Hydiene Perusahaan, Kesehatan Kerja (HIPERKES) dan Lingkungan,
Assistant Manager Dokumen dan Kerumahtanggaan, dan
Assistant Manager Perawatan Bangunan Dinas.
Manager Keuangan, adalah suau organisasi di Lingkungan Daerah Operasi yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menj alankan tugas dan tanggung jawab Manager Keuangan dibantu oleh seorang Junior Manager dan beberapa Assistant Manager, yaitu:
Assistant Manager Penagihan
Assistant Manager Anggaran
Assistant Manager Akuntansi
Assisten Manager Keuangan
Manager Sarana, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Sarana dibantu oleh beberapa Inspector setingkat Junior Manager, beberapa Assistant Manager dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu :
Assistant Manager Program Anggaran Sarana
Assistant Manager Perawatan Lokomotif & KRD
Assistant Manager Kereta & Gerbong
Manager Jalan Rel dan Jembatan, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Jalan ReI dan Jembatan dibantu oleh beberapa Inspector setingkat Junior Manager, beberapa Assistant Manager dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu:
Assistant Manager Program Jalan Rel dana Jembatan
Assistant Manager Kontruksi Jalan Rel dan Jembatan
Asisstan Manager Fasilitas Sarana Perawatan Jalan Rel, Jembatan dan Evaluasi
Manager Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Sinyal dibantu oleh beberapa Inspector setingkat Junior Manager, beberapa Assistant Manager dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu :
Assistant Manager Program & Anggaran Perwatan SINTELIS
Asisstant Manager Perawatan Sinyal
Asisstant Manager Perawtan Telekomunikasi dan Listrik
Manager Operasi, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Operasi dibantu oleh beberapa Inspector dan seorang Kepala Pusat Pengendalian Operasi KA setingkat Junior Manager, beberapa Assistant Manager dan beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), yaitu :
Senior Supervisor Perencanaan dan Evaluasi & Tata Usaha
Senior Supervisor Pengendalian Operasi Kreta Api,
Senior Supervisor Operator Radio,
Senior Supervisor Pengendalian Sarana,
Centralized Trafjic Control (CTC),
Assistant Manager Perjalanan Kereta Api,
Assistant Manager Pelayanan,
Assistant Manager Keamanan dan Ketertiban, dan
Assistant Manager Operasi Sarana.
Manager Komersial, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menj alankan tugas dan tanggung j awab Manager Komersial dibantu oleh beberapaAssistant Manager, yaitu :
Assistant Manager Angkutan Penumpang,
Assistant Manager Angkutan Barang,
Assistant Manager Customer Care,
Assistant Manager Pengusahaan Aset, dan
Assistant Manager Sistem Informasi.
Manager Pelelangan, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab Manager Pelelangan dibantu oleh beberapa Assistant Manager Kesekretariatan dan beberapa Anggota setingkat Supervisor.
Junior Manager Pusat pengendali Operasi Kereta Api, adalah adalah Satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung.
Junior Manager Hubungan Masyarakat Daerah (HUMASDA), adalah adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung.
Junior Manager Hukum, adalah satuan organisasi di Lingkungan Daerah Operasi dipimpin oleh seorang manager yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada VP / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung.
Struktur organisasi pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) di atas,
dijelaskan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :
Manager Sumber Daya Manusia dan Umum :
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (guality improvement) secara berkelanjutan dan pengelolaan risiko di seksinya,
Menyusun program pengelolaan dan evaluasi kinerja Sumber Daya Manusia (SDM),
Mengelola Hygiena Perusahaan, Kesehatan Kerja (HIPERKES) dan Lingkungan
Mengelola dokumen Perusahaan serta kegiatan administrasi kerumah tanggaan, protokoler dan umum,
Melaksanakan perawatan bangunan dinas di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.
Manager Keuangan
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Mengkoordinir penyusunan Rencana Kerja Anggaran Tahunan Daerah Operasi dan melaksanakan, mengendalikan dan melaporkan rencana serta pelaksanaan anggaran,
Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan serta pengelolaan resiko di seksinya,
Membina pelaksanaan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Daerah Operasi,
Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, pengesahan pembayaran gaji pegawai dan non pegawai, pengesahan pembayaran kepada pihak ketiga serta penyelesaian dokumen analisa dan tata usaha keuangan, dan
Melaksanakan penagihan atas piutang usaha dari pengusahaan angkutan penumpang barang.
Manager Sarana
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di seksinya,
Menyusun program anggaran penyiapan sarana Siap Operasi, perawatan rutin, pengendalian dan evaluasi kinerja perawatan sarana (Lokomotif & KRD, Kereta dan Gerbong),
Menyusun program penyiapan Lokornotif dan KRD Siap Operasi, perawatan rutin dan pengendalian perawatan Lokomotif & KRD,
Menyusun program penyiapan Kereta dan gerbong Siap Operasi, perawatan rutin pengendalian perawatan Kereta dan Gerbong,
Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis perawatan sarana, keuangan dan pergudangan untuk seluruh Wilayah Seksi Sarana Daerah Operasi 2 Bandung,
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang berada di bawah Seksi Sarana di Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
Manager Jalan Rel dan Jembatan
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di seksinya,
Melaksanakan penyusunan program kerja/anggaran dan pengendalian, serta evaluasi kinerja efektifitas / efisiensi perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan,
Melaksanakan penyusunan program kerja dan perencanaan teknis perawatan serta pemeliharaan kelaikan operasi jalan rel, sepur simpang dan jembatan,
Melaksanakan penyusunan program kerja / perencanaan teknis perawatan / pemeliharaan dan pengoperasian sarana / mesin perawatan jalan rel (MPIR berikut fasilitas perawatannya serta evaluasi perawatan jalan rel, sepur simpang dan jembatan
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang berada di bawah Seksi Jalan ReI dan Jembatan di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung.
Manager Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik :
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2. Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di seksinya,
Menyusun program anggaran dan evaluasi kinerja perawatan Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik,
Menyusun program dan melaksanakan perawatan Sinyal,
Menyusun program dan melaksanakan perawatan Telekomunikasi
Menyusun program dan melaksanakan perawatan Listrik,
Menjamin ketersediaan dan kelaikan peralatan Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik,
Melaksanakan pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis perawatan Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, dan
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang berada di bawah Seksi Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik di Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
Manager Operasi :
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di seksinya,
Melaksanakn pemantauan, pengawasan, pemeriksaan dan pembinaan mutu pekerjaan teknis operasi di Stasiun dan dalam Kereta Api, administrasi teknis operasional dan keuangan di seluruh UPT Stasiun, UPT Pelayanan Operasi Sarana Telekomunikasi dan UPT pengendali Operasi Kereta Api pada wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Melaksanakan pemantauan dan pengelolaan lokomotif / KRD, kereta dan gerbong yang siap operasi, merumuskan pemanfaatan program perjalanan kereta api, serta melaksanakan tata usaha telekominikasi / telegram maklumat (TEM),
Melaksanakan pemantauan pengendalian keamanan dan ketertiban operasi (di atas kereta api dan di stasiun) dan lingkungan Daerah Operasi,
Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan kereta api
Melaksanakan pembinaan teknis terhadap Unit Pelaksana (UPT) yang berada di bawah Seksi Operasi di Wilayah Dareah Operasi 2 Bandung.
Manager Komersial
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan dan pengelolaan risiko di seksinya,
Melaksankan pengusahaan jasa angkutan penumpang, angkutan barang dan pengusahaan asset,
Mengelola jasa angkutan penumpang dan barang : melakukan survei / riset pemasaran pengembangan produk / jasa termasuk pemaketan layanan, mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan, program penjualan dan evaluasinya, menjaga adminstrasi pentarifan, melakukan pemantauan pelayanan, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi pemasaran, mengelola logistik penjualan angkutan penumpang, mengelola saluran distribusi, keagenan, pelanggan korporat dan paket perjalanan / wisata,
Mengelola customer care dan customer retention, termasuk penyelesaian klaim asuransu, service recovery serta penanganan insiden yang menimpa pengguna jasa,
Mengusahakan asset tertulis dan sarana, mengelola pengusahaan asset Right of Way (ROTf) dan asset di luar stasiun, melakukan rencana, evaluasi dan pengendalian pengusahaan asset di luar stasuin, melakukan rencana, evaluasi dan pengendalian pengusahaan dan kerjasama operasi, dan
Membuat perencanaan program dan melaksanakan perawatan hardware dan jaringan yang mendukung implementasi sistem informasi yang berada di wilayahnya, termasuk mendukung implementasi software - nya.
Manager Pelelangan
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Menyiapkan kelengkapan dokumen lelang,
Melaksanakan pelelangan dan penatausahaan administrasi pelelangan.
Junior Manager Pusat Pengendali Operasi Kereta Api
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Terselenggaranya proses peningkatkan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan, pengelolaan risiko dan terjaminnya safety di seksinya,
Melaksanakan pemantauan pengendalian keamanan dan ketertiban operasi (di atas kereta api dan di stasiun) dan lingkungan Daerah Operasi
Menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran kegiatan angkutan Kereta Api.
Junior Manager Hubungan Masayarakat Daerah
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Melaksanakan fungsi Corporate Image Building,
Mengelola informasi dan komunikasi di dalam perusahaan (internal) dan menjalin hubungan dengan media massa di luar perusahaan (eksternal),
Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR) di wilayahnya.
Junior Manager Hukum
Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapkan Kantor Pusat, di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung,
Memberikan pertimbangan dan pendampingan / bantuan hukum di dalam dan di luar pengadilan serta menjadi sumber informasi hukum dan peraturan bagi pegawai / pejabat di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung, dan
Menjalin hubungan dengan pihak-pihak eksternal terkait.
Proses Sistem Pengendalian Manjemen pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Penyusunan Program (Perencanaan Strategi)
Perencanaan strategi merupakan tahapan awal dari pelaksanaan suatu kegiatan. Pada tahap ini ditetapkan tujuan/sasaran, cara pelaksanaan, kebutuhan tenaga dan dana, waktu pelaksanaan, dan persyaratan serta peraturan yang harus ditaati.
PT. Kereta Api melakukan perencanaan strategi sesuai dengan visi dan misi perusahaan yang diselenggarakan melalui Daerah Operasi di wilayah geografisnya, yaitu mencakup :
Target pendapatan dan efisiensi biaya.
Keselamatan, pelayanan, keamanan, dan ketepatan waktu.
Kesiapan dan kegandalan saranalprasarana perkeretaapian.
Terselenggaranya proses penigkatan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan
Melaksanakan program Corporate Social Responsibility (CSR). Pelestarian cagar budaya dan kelestarian lingkungan.
Optimalisasi sumber daya perusahaan
Terkendalinya operasi perjalanan Kereta Api serta keamanan dan ketertiban.
Terkendalinya aktivitas operasi layanan konsumen, penjualan dan cusomer care
Efektivitas penyelenggaraan kerjasama kemitraan dengan pihak eksternal.
Terjaganya perimbangan alokasi sumber daya terkait dengan angkutan Kereta Api jarak jauh dan Kereta Apijarak pendek.
Terkoodinasinya seluruh aktivitas operasi bisnis perketeraapian yang diselenggarakan di wilayah geografisnya, baik aktivitas unit-unit organisasi di Daerah Operasi maupun aktivitas yang diselenggarakan oleh unit vertikal Kantor Pusat.
Memastikan bahwa semua resiko pada proses bisnis di dalam lingkup Daerah Operasi diidentifikasi, diukur (assessesd), dievaluasi, direspon/dimitigasi, dikontrol dan dipantau dengan semestinya seeara berkelanjutan.
Mewakili Perusahaan di wilayah geografisnya dalam hubungannya dengan publik eksternal sesuai lingkup tanggung jawab dan bisnis Daerah Operasi.
Penyusunan Anggaran
Anggaran membentuk manajemen didalam perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan perusahaan. Anggaran menjadi pedoman bagi setiap aktivitas, memberi balasan tanggungjawab atas kegiatan perusahaan, dan menilai efisiensi penggunaan sumber daya yang ada untuk meneapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dasar penyusunan anggaran PT. Kereta Api barn terbentuk setelah mengalami suatu proses yang eukup panjang dan membutuhkan waktu yang eukup lama yaitu melalui RKAD (Reneana Kerja dan Anggaran Dasar).
PT. Kereta Api setiap awal bulan selalu membuat RKAD yang dilakukan oleh setiap divisi di PT. Kereta Api dimana hal tersebut dilakukan untuk menguraikan pengeluaran-pengeluaran yang akan dilakukan kemudian setiap divisi tersebut meminta NPD (Nota Permintaan Dana) kepada Divisi Keuangan. Pada akhir bulan setiap divisi mengevaluasi kembali RKAD dan melaporkannya ke bagian A-61. Adapun prosedur yang digunakan untuk penyusunan anggaran yaitu :
Usulan anggaran daerah (Bottom Up)
Berdasarkan realisasi periode tahun lalu dan periode tahun yang akan datang.
Penilaian anggaran daerah oleh kantor pusat
Anggaran yang diterima kantor pusat dari daerah biasanya belum mempertimbangkan corporate plan. Adanya keterbatasan dana dalam DIP (Daftar Isian Proyek),serta sasaran perusahaan seeara keseluruhan dan kebijaksanaan pimpinan puncak dalam rangka menghadapi tahun yang akan datang. Hal ini sebagai dasar bagi kantor pusat untuk menilai, memadukan dan memproses seluruh masukan didalam penyusunan anggaran memadukan dan memproses seluruh masukan memadukan dan memproses seluruh masukan didalam penyusunan anggaran.
Proses penyusunan RKAD
Penyusunan Rencana Kerja Anggaran didasarkan pada:
Usulan-usulan daerah
Rencana-rencana yang digunakan dalam Corporate Plan.
Kemungkinan tersedianya kas dari sumber-sumber yang terdapat pada perusahaan.
Sasaran serta kebiksanaan pimpinan puncak dalam menghadapi periode tahun yang akan datang.
Pelaksanaan
Pelaksanaan anggaran merupakan informasi yang sangat penting di dalam pengendalian manajemen untuk mengevaluasi hasil-hasil yang telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan anggaran di PT. Kereta Api disusun per triwulan (Triwulan I dari bulan Januari - Maret. Triwulan II dari bulan April - Juni, Triwulan III dari bulan Juli - September, dan Triwulan IV dari bulan Oktober - Desember). Dari laporan ini manajemen memperoleh informasi mengenai realisasi anggaran. Apabila hasil perbandingan antara anggaran dan realisasi yang temyata menguntungkan, maka keuntungan tersebut dijadikan pedoman dalam penyusunan anggaran pada masa yang akan datang.
Evaluasi Kinerja
Evaluasi atas kinerja di PT. Kereta Api digunakan sebagai dasar untuk pengendalian, pengendalian ini berupa evaluasi terhadap penyimpangan dari pelaksanaan anggaran dan penjelasan mengenai penyimpangan tersebut. Sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan berupa, perbaikan pelaksanaan, perbaikan anggaran, perbaikan program atau perumusan kembali strategi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu, evaluasi kinerja di PT. Kereta Api bisa dilihat dari adanya prestasi kerja yang mencakup kepada efisiensi dan efektif tidaknya suatu pusat pertanggung jawaban menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Terdapat berbagai cara perusahaan untuk meningkatkan motivasi kerja para manajer, salah satunya dengan memberi penghargaan kepada mereka yang telah bekerja dengan baik. PT. Kereta Api sebagai salah satu perusahaan dengan jumlah karyawan yang mencapai puluhan ribu berusaha memberikan sesuatu yang lebih kepada para karyawannya, dalam hal ini para karyawan sebagai garis depan (front liner), dengan mengadakan suatu ajang penghargaan khusus bagi mereka. Penghargaan ini diberikan sebagai ajang pembinaan personil dan evaluasi bagi pihak manajemen terhadap kinerja personil lapangan.
3.3 Peranan Sistem Pengendalian Manajemen Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Manajer di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Pengendalian manajemen dibentuk sedemikian rupa sehingga efektivitas sistem pengendalian dapat tercapai, untuk memberikan keyakinan yang berperan dalam pencapaian tujuan, tujuan tersebut dikategorikan sebagai berikut :
Diperolehnya keterandalan dan integritas informasi.
Sistem informasi menjadi begitu penting bagi perusahaan dalam rangka mensikapi perubahan yang serba cepat atas perubahan kondisi dan lingkungan yang ada dan meningkatnya kecanggihan sarana teknologi informasi. Sistem informasi tersebut dibagi ke dalam 2 aspek, yakni :
Informasi akuntansi finansial yang menghasilkan laporan keuangan organisasi dan berbagai laporan lainnya.
Sistem informasi kegiatan yang menghimpun informasi terkait dengan berbagai aspek kegiatan yang menghasilkan laporan tingkat keberhasilan kinerja.
Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan, dan ketentuan yang berlaku.
Kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan ketentuan yang berlaku dapat dicapai melalui sistem pengendalian manajemen.Kegagalan ketaatan pada kebijakan dan ketentuan yang berlaku dapat membahayakan usaha koordinasi yang dibentuk dalam suatu sistem pengendalian di dalam perusahaan.
Melindungi aset perusahaan.
Pada umumnya pengendalian dibentuk dan diimplementasikan untuk melindungi aset perusahaan. Penggunaan kekayaan perusahaan dilakukan dengan cara sistem otorisasi yang telah ditetapkan, dan pertanggungjawaban perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.
Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.
Sumber daya bersifat terbatas mendorong organisasi menerapkan pnnsip ekonomis dan efisiensi. Prinsip yang diterapkan bagi manajemen organisasi adalah memperoleh keluaran atau hasil yang maksimal dengan pengeluaran tertentu atau mencapai hasil tertentu dengan biaya yang minimal. Standar operasi memberikan kriteria pengukuran untuk menilai tingkat keekonomisan dan efisiensi. Hal tersebut didukung dengan adanya kriteria penilaian kehematan dan efisiensi tercermin dalam laporan keuangan. Kriteria penilaian tersebut dituangkan dalam bentuk indikator keberhasilan kinerja.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang transportasi. Satuan pengawasan internal sebagai bagian dari BUMN yang melaksanakan fungsi pengendalian dan pengawasan mau tidak mau harus meningkatkan perannya, sehingga keberadaanya dapat menunjang profesionalitas BUMN.
Struktur sistem pengendalian manajemen yang terdapat pada PT. Kereta Api menunjukan batasbatas tanggung jawab yang jelas, pendelegasian wewenang dan uraian tugas serta hubungan antara bagian-bagian yang terdapat dalam suatu organisasi. . Sistem pengendalian manajemen pada PT Kereta Api Indonesia terdiri dari perencanaa strategi, penyusunan aanggaran, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja. Perananan sistem pengendalian manajemen pada PT Kereta Api Indonesia ditujukan dengan diperolehnya keterandalan dan integritas informasi, serta pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efesien.
Saran
Di era bisnis berbasis digital sekarang ini, sebaiknya perusahaan dan industri dituntut untuk memiliki sistem kerja yang cepat dengan mempelajari kebutuhan konsumen dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sehinga perusahaan dan industar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia yang semkin modern. Begitu pula dalam pembuatan laporan, dibutuhkan pendapat dari luar berupa kritik dan saran yang membangun untuk membantu perkembangan dan perbaikan laporan penulis dan juga pembaca lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2007. Management Control System, International Edition, 12 Edition. Singapore: MC Graw-Hiil
http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1408/ABSTRAK.pdf?sequence=1
Website PT Kereta Api Indonesia. http://kereta-api.co.id