MAKALAH OBSTETRI FISOLOGI SHOCK HEMORAGIC
DISUSUN OLEH :
Nama Kelompok
: 1. Novita Rizky A. 2. Nuniek Artini S.
Tingkat/Semester
: 1/2
Jalur
: Umum Reguler
POLTEKKES DEPKES KALTIM PRODI KEBIDANAN BALIKPAPAN 2008-2009
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR LATAR BELA BELAKAN KANG G Syok
merupakan
kegagalan
system
sirkulasi
untuk
mempertahan mempertahankan kan perfusi perfusi yang adekuat ke organ-organ organ-organ vital. Kedaruratan Kedaruratan dalam dalam pela pelaya yana nan n obse obsetet tetri ri dan dan gine gineko kolo logi gi yang yang bisa bisa bera beraki kiba batt fatal fatal merupakan salah satu kedaruratan yang tidak jarang terjadi. Jika diingat akan semua penyebab penyebab utama kematian dalam obstetric, obstetric, yaitu perdarahan, perdarahan, infeksi, infeksi, gestosis, gestosis, komplikas komplikasii atau pengaruh pengaruh sampingan sampingan anastesia anastesia pasca bedah, dan kegagalan jantung, maka semua keadaan patologis ini terlebih dahulu diawali oleh syok yang jika tidak terkendali dengan cepat akan berlanjut ke dalam stadium yang membahayakan jiwa. Oleh karena itu, sangatlah penting mendalami sindroma syok agar mampu mengantisipasi lebih lebih awal segala segala sesuat sesuatuny unyaa daripa daripada da mencob mencobaa mengat mengatasi asinya nya setelah setelah semuanya terlambat. Kata kunci dalam upaya mencegah kematian akibt syok tak lain adalah pencegahan, antisipasi, deteksi dini dan ketepatan serta kecepatan dalam mengambil tindakan. Diagnosis syok dapat terjadi tanda dan gejala sebagai berikut : nadi cepat dan lemah (110 kali/menit atau lebih), tekanan darah yang rendah (sistolik kurang dari 90 mmHg), pucat, keringat atau kulit terasa dingin dan lembab, pernapasan yang cepat (30 kali/menit atau lebih), gelisah,
bingu bingung, ng, atau atau hilang hilangnya nya kesada kesadaran ran,, urin urin yang yang sediki sedikitt (kuran (kurang g dari dari 30 ml/jam). Prinsi Prinsip p dasar penang penangana anan n syok syok
bertuj bertujuan uan untuk untuk melakuka melakukan n
penanganan awal dan khusus dimana dapat menstabilkan kondisi pasien, memper memperbai baiki ki volume volume cairan cairan sirkul sirkulasi asi darah, darah, mengef mengefisi isiens ensika ikan n syste system m sirkulasi darah dan tentukan penyebab syok.
B. RUMUSA RUMUSAN N MASALA MASALAH H Bertol Bertolak ak dari dari permas permasala alahan han di atas atas maka maka Permas Permasala alahan han yang yang diangk diangkat at adalah “Shock Hemoragic”.
C.
BATASAN MASALAH Mengingat Mengingat luasnya permasalahan permasalahan yang ada dan agar focus pada masalah, maka penulis membatasi pokok bahasan pada pengertian, tanda dan gejala, serta penanganan pada shock hemoragic.
D. TUJU TUJUAN AN Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan antara lain : 1. Penget Pengetahu ahuan an dan Pengalam Pengalaman an bagi pembaca pembacanya nya akan bertamb bertambah ah dan akhirnya meningkatkan mutu pengetahuan yang lebih baik. 2. Maha Mahasi sisw swaa dapa dapatt meng mengen enal al apaapa-ap apaa saja saja gejala gejala dan dan tand tandaa pada pada shock hemoragic. 3. Maha Mahasi sisw swaa dapa dapatt meng menget etah ahui ui baga bagaim iman anaa cara cara pena penang ngan anan an pada pada shock hemoragik.
BAB II PEMBAHASAN
A. PENG PENGER ERTI TIAN AN Shock atau syok (rejatan) adalah kolaps akibat kegagalan sirkualisi perifer yang akut dan biasanya terjai akibat trauma atau perdarahan hebat. Penyebab utama syok adalah hemoragia antepartum a ntepartum dan postpartum.
Tanda-Tanda Syok Syok Awal Terbagun, sadar, cemas Denyut nadi agak cepat (110
Syok Lanjut Bingung atau tidak sadar Denyut nadi cepat dan lemah
permenit atau lebih) Pernapasa sedikit lebih cepat (30
Napas pendek dan napas cepat
tarikan napas permenit atau lebih) Pucat Tekanan darah rendah-ringan
Pucat dan dingin Tekanan darah sangat rendah
(sistolik kurang dari 90 mmHg) Pengeluaran urine 30 cc perjam
Pengeluaran urine kurang dari 30 cc
atau lebih
perjam
B. PATOFISIOL PATOFISIOLOGI OGI SINDROMA SINDROMA SHOCK
Semu emua
maca macam m syok syok,, apa apa pun seb sebabn abnya, ya, bers bersu umber mber pada pada
berku berkuran rangny gnyaa perfus perfusii jaring jaringan an dengan dengan darah darah sebaga sebagaii akibat akibat ganggu gangguan an sirkul sirkulasi asi mikro. mikro. Suatu Suatu kesatu kesatuan an sirkul sirkulasi asi mikro mikro terdiri terdiri dari dari arterio arteriol, l, metarteriol, metarteriol, kapilar dan venula. Darah dari arteriol memasuki memasuki metarteriol, metarteriol, dari metarteriol darah memasuki kapilar. Metarteriol mempunyai struktur antara arteriol dan kapilar. Pada ujung kapilar di metarteriol didapat otot polos yang melingkari kapilar (precapillary sphincter). Darah dari kapilar kemudian memasuki venula.
Keterangan gambar di atas :
1. arteriol 2. sfin sfingt gter er prak prakap apil ilar ar 3. metarter rteriiol 4. venula 5. sfin sfingt gter er prak prakap apil ilar ar Jumlah Jumlah darah darah yang yang mengal mengalir ir ke jaring jaringan an ditent ditentuka ukan n oleh oleh besar besar kecil kecilny nyaa taha tahana nan n (resi (resist sten ence ce)) dari dari arter arterio iol-a l-art rteri eriol ol sirk sirkul ulas asii mikr mikro, o, sedangkan distribusi dan kecepatan darah dalam kapilar-kapilar diatur oleh otot lingkar prakapilar (precapillary sphincters) sphincters) yang menentukan jumlah kapi kapila larr yang yang memb membuk uka. a. Besa Besarr keci keciln lnya ya taha tahana nan n dala dalam m pemb pembul uluh uh- pembuluh pembuluh darah pasacakapil pasacakapilar ar ditentukan ditentukan oleh keadaan keadaan venula venula dan venavena kecil. Dalam keadaan normal aliran darah dalam suatu kapilar adalah intermiten, hal ini disebabkan karena metarteriol dan sfingter prakapilar meng mengad adak akan an
gerak gerakan an
kont kontri riks ksii
dan dan
dilat dilatas asii
secar secaraa
berg bergan anti ti-ga -gant ntii
(vasomotio (vasomotion). n). Bila gerak pembuluh darah meningkat, meningkat, maka konstriks konstriksii akan akan meno menonj njol ol dan dan alir aliran an dara darah h dala dalam m kapi kapila larr akan akan meng mengur uran ang. g. Sebaliknya Sebaliknya,, bila gerak pembuluh pembuluh darah mengurang, mengurang, maka fase dilatasilah dilatasilah yang menonjol dan aliran darah dalam kapilar akan bertambah. Gerak pembuluh darah dalam sirkulasi mirko dikendalikan oleh unsur-unsur lokal kimiawi dalam jaringan dan unsur-unsur yang datang dari saraf. Pembuluh darah arteriol terutama dipengaruhi oleh unsur yang
datang dari saraf melalui susunan saraf simpatik, sebaliknya pembuluh pem pembu bulu luh h
dara darah h prak prakap apil ilar ar dan dan otot otot ling lingka karr
prak prakap apil ilar ar teru teruta tama ma
dipengaruhi oleh keadaan lokal kimiawi dalam jaringan. Bilamana metabolisme dalam jaringan meningkat, dan timbul suatu metabo metabolis lisme me yang yang anaero anaerob b seperti seperti dalam dalam syok, syok, terjadi terjadilah lah pening peningkat katan an tumpukan tumpukan sampah sampah metabolism metabolisme. e. Bahan-bahan Bahan-bahan ini mempunyai mempunyai pengaruh pengaruh mengur mengurang angii tonus tonus otot, otot, pembul pembuluh uh darah darah prakap prakapila ilarr dan dan sfingt sfingter er prakapilar. Dengan demikina timbul vasodilatasi, sehingga aliran darah kapila kapilarr mening meningkat kat,, sebali sebalikny knyaa bila bila aktifit aktifitas as metabo metabolic lic dala dala jaring jaringan an berk berkur uran ang, g, meta metabo boli liter ter dapa dapatt dalam dalam kons konsen entra trasi si yang yang lebi lebih h renda rendah, h, terjadilah vasokonstriksi pembuluh-pembuluh darah prakapilar., sehingga alir aliran an
darah arah
didal idalam amn nya
menu enurun. run.
Pembu embulu luh h-pem -pembu bulu luh h
darah arah
pascakapilar, seperti venula dan vena-vena kecil, terutama berada dibawah penga pengaruh ruh susun susunan an saraf. saraf. Rangs Rangsang angan an simpat simpatik ik yang yang mening meningkat kat akan akan menimbulkan menimbulkan kontraksi kontraksi ototpolos ototpolos dari vena-vena vena-vena kecildan kecildan venula venula darai sirkulasi mikro. Den Dengan gan
demik emikia ian n,
kapa kapassitas itasny nyaa
berk berkur uran ang g,
sehin ehing ggan gan
meningkatkan pengaliran darah ke jantung. Sebaliknya penurunan tonus pem pembu bulu luh-p h-pem embu bulu luh h
dara darah h
pasc pascak akap apil ilar ar
akan akan
sang sangat at
meng mengur uran angi gi
pengisian jantung dan dapat mengakibatkan hipotensi yang berat.
C. DEFINISI DEFINISI SHOCK SHOCK HEMORAGIC HEMORAGIC
Hemora Hemoragi gi adalah adalah pengal pengalira iran n darah darah keluar keluar dari dari pembul pembuluh uh darah darah yang bisa mengalir keluar tubuh (perdarahan eksternal) atau ke dalam tubuh tubuh (perdarahan (perdarahan internal). Syok hemoragik hemoragik adalah syok yang terjadi terjadi akibat akibat perdar perdaraha ahan n dalam dalam jumlah jumlah yang yang besar besar (500 (500 ml). ml). Banyak Banyak terjadi terjadi dalam obsetri, disebabkan oleh perdarahan postpartum, perdarahan karena abortus, kehamilan ektopik terganggu, plasenta previa, solusio plasenta, ruptur rupturee uteri uteri dan perluk perlukaan aan jalan jalan lahir. lahir. Penang Penangana ananny nnyaa adalah adalah dengan dengan menghilangkan penyebab dan mengganti segera darah yang hilang.
D. SIRKULASI SIRKULASI SHOCK SHOCK HEMORAGIC HEMORAGIC Setelah terjadi pendarahan yang berat, volume darah yang beredar menjad menjadii sangat sangat berkur berkurang ang.. Hipovo Hipovolum lumeny enyaa mengak mengakiba ibatka tkan n hipote hipotensi nsi,, sehing sehingga ga pender penderita ita jauh jauh ke dalam dalam keadaa keadaan n syok. syok. Setela Setelah h syok, syok, terjadi terjadi peningkatan kadar catecholamine dalam darah yang disertai vasokonstriksi arte arteri rio ola-a la-art rter erio iola la
dan dan
venu enula-v la-ven enu ula
dalam alam
sirku irkula lassi
mikro ikro..
Vasokonstr Vasokonstriksi iksi pada pembuluh-pe pembuluh-pembulu mbuluh h darah ini berlangsun berlangsung g karena karena rangsangan simpatik. Akibatnya terjadi hipotensi, susunana saraf simpatik mendapat mendapat rangsangan rangsangan dari pusat-pusa pusat-pusatt vasomotor vasomotor dalam medulla medulla yang lebih dahulu dirangsang oleh reseptor-reseptor regang (stretch receptors) yang berada dalam sinus karotikus dan arkus aorta. Dengan Dengan terjadinya terjadinya vasokons vasokonstriksi triksi arteriola-arteri arteriola-arteriola ola dan venulavenulavenula karena rangsangan simpatik, pembuluh-pembuluh tersebut seolah-
olah terperas, terjadilah suatu sympathetic squeezing. Pembuluh-pembuluh darah dalam alat-alat vital tidak turut serta dalam sympathetic squeezing karena karena aliran aliran darah darah didalam didalamnya nya hampir hampir sepenu sepenuhny hnyaa diatur diatur oleh oleh unsurunsurunsur unsur lokal. lokal. Akibat Akibat kejadi kejadian-k an-keja ejadia dian n ini adalah adalah mengur mengurang angnya nya aliran aliran darah darah dala dalam m daera daerah h spla splang ngni niku kus, s, uter uterus us,, ginj ginjal al,, otot otot-o -oto tott dan dan kuli kulit, t, sedangkan aliran darah dalam jantung dan otak tetap. Terjadi semacam autotr autotranf anfusi usi pada pada alat-ala alat-alatt vital. vital. Vasoko Vasokonst nstrik riksi si arterio arteriola-a la-arter rteriol iolaa dan venula-venu venula-venula la dalam sirkulasi sirkulasi mikro menyebabkan menyebabkan tekanan tekanan hidrostatik hidrostatik dala kapilar-kapi kapilar-kapilar lar menurun. menurun. Keadaan Keadaan ini mengakibat mengakibatkan kan perembesan perembesan cairan cairan dari dari ruang ruang ekstra ekstravas vaskul kular ar ke ruang ruang intrav intravask askula ular, r, perist peristiwa iwa ini mena menamb mbah ah volu volume me darah darah yang yang bere bereda dar. r. Berk Berkat at auto autotr tran anfu fusi si akib akibat at terjadinya iskemia selektif alat-alat tubuh dan berkat pengalliran cairan dari ruang ekstravaskular ke ruang intravaskular, maka dalam tingkat syok yang masih dikompensasikan, volume darah yang beredar curah jantung (cardiac output) dapat dipertahankan, sehingga hipotensi dapat diatasi dan perfusi jaringan terjamin. Dalam keadaan syok terjadi pula reaksi-reaksi lain, seperti peningkata peningkatan n produksi produksi hormon antidiureti antidiuretik k oleh hipofisis dan peningkat peningkatan an produksi produksi aldensteron aldensteron oleh glandula glandula surprarenal surprarenalis, is, sehingga sehingga terjadi penyimpanan air dan garam oleh ginjal, hal ini menguntungkan dalam mempertahankan mempertahankan volume darah dalam sirkulasi. sirkulasi. Dalam stadium syok hemoragi reversible yang masih dini pemberian cairan dan elektrolit intravena intravena mempercepat mempercepat homeostatis homeostatis.. Bila perdarahan perdarahan berlangsun berlangsung g terus dan dan tida tidak k terk terken enda dali lika kan, n, maka maka volu volume me dara darah h yang yang bere bereda darr maki makin n
berku berkuran rang g dan tekana tekanan n darah darah tidak tidak dapat dapat dipert dipertaha ahanka nkan n lagi. lagi. Dengan Dengan makin mengurangnya perfusi dengan darah, hipoksia jaringan makin berat dan dan peng pengum umpu pula lan n metab metabol olit it maki makin n bany banyak ak.. Mesk Meskip ipun un masi masih h dalam dalam pen penga garu ruh h
sara saraff
simp simpat atik ik,,
penu penump mpuk ukan an
meta metabo boli litt
pada pada
akhi akhirn rnya ya
menyeb menyebabk abkan an vasodi vasodilat latasi asi pada pada pembul pembuluhuh-pem pembul buluh uh darah darah prakap prakapila ilar r yang yang mengal mengalami ami dilata dilatasi, si, kemudi kemudian an disusu disusull oleh oleh pembul pembuluhuh-pem pembul buluh uh darah pascakapilar. pascakapilar. Dengan Dengan terjadinya terjadinya vasodilatasi vasodilatasi pembuluh-pe pembuluh-pembul mbuluh uh darah darah dalam dalam sikula sikulasi si mikro mikro ini, ini, tertimb tertimbunl unlah ah darah darah didaera didaerah h kapila kapilar. r. Dengan demikian, volume darah yang mengalir kembali ke jantung makin berkurang. Disparitas antara volume darah yang beredar dengan kapasitas daerah vascular (vascular bed) makin besar, sehingga hipotensi menjadi makin berat. Akibat tekanan darah diastolic yang menurun, maka aliran darah dalam arteria koronaria berkurang, berkurang, sehingga sehingga menimbulka menimbulkan n anoksia anoksia pad padaa otot otot jant jantun ung g yang yang meng mengak akib ibat atka kan n kele kelema maha han n jant jantun ung. g. Dala Dalam m perkembangan proses selanjutnya vena-vena kecil dan venula pascakapilar tidak tidak lagi lagi menunj menunjuka ukan n reaksi reaksi terhada terhadap p rangsa rangsanga ngan n simpat simpatik. ik. Sirkul Sirkulasi asi mikro mikro dalam dalam keadaa keadaan n demiki demikian an sepenu sepenuhny hnyaa dalam dalam pengar pengaruh uh zat-zat zat-zat vasodilator endogen. Dalam fase terakhir dari syok hemoragi yang tidak reversible lagi terdapat tanda-tanda kegagalan fungsi alat-alat tubuh vital.
E.
SHOCK HEMORAGIC a) Syok hemoragi hemoragi reversib reversibel el dibagi dibagi dalam 2 stadium stadium :
•
Syok Syok reve revers rsib ibel el dini dini (ear (early ly reve revers rsib ible le shoc shock) k),, yang yang dapa dapatt dikompensasikan Dalam tingkat ini kadar katekolamin meningkat ditandai dengan vasoko vasokonst nstrik riksi si pembul pembuluh uh darah darah perife perifer. r. Tekana Tekanan n darah darah masih masih normal atau mulai turun. Penanganan segera dapat mengatasi syok dengan mudah.
•
Syok reversibel lanjut (late reversible shock), yang dalam keadaan dekompensasi. Vasokonstriksi terus-menerus, bagian perifer tubuh dingin, tekanan darah turun, nadi cepat, dan terjadi penumpukan darah dalm venavena vena dida didaer erah ah terte tertent ntu. u. Juml Jumlah ah dara darah h yang yang meng mengal alir ir dala dalam m peredaran darah umum dan yang ke jaringan berkurang. Untuk penanganan diperlukan upaya dan jumlah cairan (atau darah) yang lebih banyak.
b) Syok hemoragi hemoragi dalam dalam obsetri obsetri dapat dapat dijump dijumpai ai pada pada :
•
Antepartum : plasenta previa, solusio plasenta. Hemoragi
antepartum antepartum adalah perdarahan sebelum melahirkan melahirkan yang biasanya diklas diklasifik ifikasi asikan kan sebaga sebagaii perdar perdaraha ahan n apapu apapun n dalam dalam kehami kehamilan lan sesudah usia kehamilan 24 minggu. Perbedaan solusio plasenta dan plasenta previa. Solusio Plasenta
Plasenta Previa
Perdarahan
Merah tua s/d
Merah segar, Berulang
coklat hitam.
Tidak nyeri, Tak tegang
Terus menerus
Uterus
Disertai nyeri Tegang, bagian
Tak tegang, Tak nyeri
janin tak
tekan
teraba,Nyeri
Syok/Anemia
tekan Lebih sering,
Jarang, Sesuai dengan
Tidak sesuai
jumlah darah yang
dengan jumlah
keluar.
darah yang
Fetus
keluar. 40% fetus sudah
Biasanya fetus hidup,
mati, Tidak
Disertai kelainan letak.
disertai kelainan
Pemeriksaan
letak. Ketuban
Teraba plasenta atau
Dalam
menonjol
perabaan fornik ada
walaupun tidak
bantalan antara bagian
his.
janin dengan jari pemeriksaan.
Penyebab hemoragi antepartum :
1. Pele Pelep pasan asan menda endad dak plase lasent ntaa yan yang leta letakn kny ya
norma ormall
(solusio plasenta) 2. Perdarah Perdarahan an dari plasent plasentaa yang letaknya letaknya abnorm abnormal al (plasent (plasentaa previa) 3.
Perdarahan otak yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah serebral, perdarahan otak atau serebral ini dapat tejadi pada pada kehami kehamilan lan yang yang berkai berkaitan tan dengan dengan hipert hipertens ensii misaln misalnya ya eklampsia dan hipertensi esensial. 4. Perd Perdara araha han n deng dengan an juml jumlah ah kehi kehila lang ngan an dara darah h yang yang telih telihat at jauh lebih sedikit dari pada jumlah kehilangan , tanda-tanda klinis tidak sesuai dengan hasil pengukuran jumlah darah yang hilang.
•
Intrapartum : ruptura uteri
•
Postpartum : perdarahan postpartum, luka-luka jalan lahir.
Syok karena perdarahan, infeksi, dan eklamsi adalah merupakan tiga tiga hal utama utama pembaw pembawaa kemati kematian an dalam dalam kebida kebidanan nan.. Hemora Hemoragi gi postpartum adalah kehilangan darah sebanyak 500 ml atau lebih dari traktus genitalia setelah melahirkan. Hemoragi postpartum ada 2 yaitu : 1.
Hemo Hemora ragi gi post postpa part rtum um prim primer er yait yaitu u menc mencak akup up semu semuaa
kejadian peradarahan dalam 24 jam setelah kelahiran.
2. Hemor Hemorag agii post postpa part rtum um seku sekund nder er yait yaitu u menc mencak akup up semu semuaa kasus PPH yang terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa postpartum.
Penyebab hemoragi postpartum primer : 1. Uter Uterus us aton atonik ik (ter (terja jadi di kare karena na,, misa misaln lnya ya plas plasen enta ta atau atau selaput ketuban tertahan) 2. Trau Trauma ma geni genita tall (mel (melip iput utii peny penyeb ebab ab spon sponta tan n dan dan traum traumaa akibat akibat penatal penatalaks aksanaa anaan n atau atau ganggu gangguan, an, misaln misalnya ya kelahi kelahiran ran yang yang meng menggu guna naka kan n
pera perala latan tan terma termasu suk k
seks seksio io sesa sesari rian an,,
episiotomy) 3. Koagul Koagulasi asi intr intrava avasku skular lar dise disemin minata ata 4. Inve Invers rsii ute uteru russ Penyebab hemoragi postpartum sekunder : 1. Fragmen Fragmen plase plasenta nta atau atau selaput selaput ketub ketuban an tertah tertahan an 2. Pelep Pelepas asan an jari jaring ngan an mati mati setel setelah ah pers persal alin inan an mace macett (dap (dapat at terjadi serviks, vagina, kandung kemih, rektum 3. Terbuk Terbukany anyaa luka pada uteru uteruss (setelah (setelah seksio seksio sesar sesarian ian atau ruptru uterus)
Faktor yang menempatkan maternal pada risiko tinggi Hemoragi
Postpartum
Terjadi sebelum kehamilan sekarang Primigravida Paritas tinggi (4+)
Fibroid
Plasent tertahan
Muncul selam kehamilan sekarang Plasenta previa Abrupsi plasenta
persalinan Persalinan induksi Persalinan
Polihidramnion
macet/lama Persalinan
Kehamilan ganda
presipitas Kelahiran dengan
terdahulu, PPH terdahulu Pembedahan terdahulu
Muncul saat
korsep
Kematian in intrauterin
Seksio ses sesaaria rian
eklampsia
Anestesi
Hepatitis
umum/epidural Korioamnionitis
Setiap kondisi yang
Koagulasi
berkaitan dengan
intravaskular
anemia (seperti
diseminata
pada uterus termasuk seksio sesarian terdahulu Persalinan lama/macet terdahulu Penyakit yang diderita (diabetes, jantung, kelainan pembekuan darah) Anemia
malaria, infeksi cacing tambang)
F. PENANGANA PENANGANAN N SHOCK SHOCK HEMORAGIC HEMORAGIC
Pada Pada syok syok hemo hemora ragi gi tind tindak akan an esen esensi sial al adal adalah ah meng menghe hent ntik ikan an perdarahan dan menganti kehilangan darah. Setelah diketahui adanya syok hemoragi, penderita dibaringkan dalam posisi Trendelenburg, yaitu dalam poisi poisi terlent terlentang ang biasa biasa dengan dengan kaki kaki sediki sedikitt tinggi tinggi (30˚). (30˚). Dijaga Dijaga jangan jangan sampai sampai pender penderita ita keding kedingina inan n badann badannya. ya. Setela Setelah h kebeba kebebasan san jalan jalan nafas nafas terjamin, untuk meingkatkan oksigenisasi dapat diberi oksigen 100% kirakira 5 liter/menit melalui jalan nafas. Sampai diperoleh persediaan darah buat buat tranfu tranfusi, si, pada pada pender penderita ita melalui melalui infus infus segera segera diberi diberi cairan cairan dalam dalam bentu bentuk k laruta larutan n seperti seperti NaCl NaCl 0,9%, 0,9%, ringer ringer laktat laktat,, dekstr dekstran, an, plasma plasma dan sebaga sebagainy inya. a. Sebaga Sebagaii pedoma pedoman n dala dala menent menentuka ukan n jumlah jumlah volume volume cairan cairan yang yang diperl diperluka ukan, n, diperg diperguna unakan kan ukuran ukuran tekana tekanan n vena vena pusat pusat (CVP) (CVP) dan keadaan diuresia. CVP dapat dipergunakan untuk menilai hubungan antara volume darah yang mengalir ke jantung dan daya kerja jantung. Tinggi CVP CVP pada pada sese seseor oran ang g yang yang seha sehatt yang yang berb berbar arin ing g adal adalah ah 5-8 5-8 cm air. air. Tekanan akan menurun jika volume darah itu menjadi kurang dan akan menarik dengan berkurangnya daya kerja jantung. Dengan demikian, CVP penting penting untuk untuk memperoleh memperoleh informasi tentang keseimbanga keseimbangan n antara darah yang yang mengal mengalir ir ke jantun jantung g dan kekuat kekuatan an jantun jantung, g, serta serta untuk untuk menjag menjagaa jangan sampai pemberian cairan dengan jalan infus berlebihan. Selama CVP masih rendah pemberian cairan dapat diteruskan akan tetapi jika CVP lebih dari normal (15-16 cm air), hal itu merupakan isyarat untuk menghe menghenti ntikan kan atau saat saat untuk untuk menggu mengguran rangi gi pember pemberian ian cairan cairan dengan dengan infus. Pemeriksaan hematokrit berguna sebagai pedoman pemberian darah.
Kadar hematokrit normal 40%, dan pada perdarahan perlu diberi darah sekian banyak, sehingga hematokrit tidak kurang dari 30%. Jika dianggap perlu kepada penderita syok hemoragi diberi cairan bikarbonat natrikus untuk mencegah atau meanggulangi asidosis. Penampilan klinis penderita banya banyak k member member isyarat isyarat mengen mengenai ai keadaa keadaan n pender penderita ita mengen mengenai ai hasil hasil perawatannya.
•
Terapi :
1.
Tindakan umum
Letakkan penderita datar punggunya, tinggikan kedua tungkai : “ posisi posisi pisau lipat”. lipat”. Cegah agar tidak kedinginan kedinginan (selimut, (selimut, bantal), berikan oksigen. 2.
Hemostatis
Pada suatu kedaruratan, tergantung atas penyebabnya, pembuluh darah atau serviks yang ruptura diklem, uterus ditekan bimanual, tekan tekan aorta. aorta. Dalam Dalam banyak banyak hal, hal, tidak tidak mungki mungkin n mengef mengefekti ektifka fkan n hemostatis ditempat praktek dokter (kehamilan prematur, ektopik, ruptura uteri, hematoma supralevator) 3.
Pergantian volume
Berik Berikan an larut larutan an kolo koloid id (hae (haema macce ccel, l, plas plasma mafu fuci cin, n, plas plasma mage gel, l, macrod macrodex) ex):: maksim maksimum um 1500 1500 ml (ekspa (ekspande nderr plasma plasma). ). Berika Berikan n seten setenga gah h atau atau dua dua pert pertig igaa larut larutan an elek elektr trol olit it : 1000 1000-4 -400 000 0 ml
(peng (penggan ganti ti ekstras ekstrasel) el).. Tranfu Tranfusi si darah darah : ganti ganti perdar perdaraha ahan n yang yang banyak dengan drah lengkap. 4.
Kendalikan
gangguan
mikrosirkulasi
dan
tetapkan
sentralisasi Berika Hydergine mula-mula sampai 1,2 mg, kemudian 0,6 mg IV. Berikan Rheomacrodex (10%) : maksimum 10 ml/kg berat badan, tetapi hati-hati pada insufisiensi ginjal. 5.
Hilangkan nyeri
Hanya bila diperlukan diperlukan,, kemudian kemudian berikan Demerol dalam dosis kecil : maksimum 50 mg per dosis. 6.
Penatalaksanaan koagulasi
Selalu curiga kelainan pembekuan pembekuan darah bila darah yang mengalir mengalir dari genitalia tidak membeku atau membeku sangat lambat 7.
Memantau fu fungis ginjal
Pada prinsipnya pasang kateter “indwelling”. Ukur pengeluaran air seni setiap jam. 8.
Penatalksanaan jantung
Pada jantung yang tidak rusak sebelumnya dan pada penderita tua : Kombetin (strofantin) 0,25-0,5 mg IV atau Lanoxin (digitoksin) 0,25 mg IV.
9.
Tindakan klinis
Intubasi, pernapasan dikontrol. Koreksi keseimbangan asam-basa, kemung kemungkin kinan an osmote osmoterap rapii (Manni (Mannitol tol)) Strept Streptoki okinas nasee dalm dalm syok syok hemoragi yang cepat progresif.
BAB III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Shock hemoragic adalah syok yang terjadi akibat perdarahan dalam jumlah yang besar (500 ml). disebabkan oleh perdarahan postpartum, perdarahan karena abortus, kehamilan ektopik terganggu, plasenta previa, solusio plasenta, rupture uteri dan perlukaan jalan lahir. Syok hemoragi reversibel dibagi dalam 2 stadium :
•
Syok Syok reve revers rsib ibel el dini dini (ear (early ly reve revers rsib ible le shoc shock) k),, yang yang dapa dapatt dikompensasikan
•
Syok reversibel lanjut (late reversible shock), yang dalam keadaan dekompensasi.
Syok hemoragi dalam obsetri dapat dijumpai pada :
•
Antepartum : plasenta previa, solusio plasenta.
•
Intrapartum : ruptura uteri
•
Postpartum : perdarahan postpartum, luka-luka jalan lahir.
Penang Penangana ananny nnyaa adalah adalah dengan dengan menghi menghilan langka gkan n penyeb penyebab ab dan mengga mengganti nti segera darah yang hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Heller, Luz. 1997.
GAWAT DARURAT GINEKOLOGI DAN OBSTETRI .
Jakarta :
EGC. DSOG DSOG., ., Chal Chalik ik,, dr. dr. TMA. TMA. 1997 1997.. GINEKOLOGI .
HEM HEMOR ORAG AGII
UTAM UTAMA A
OBST OBSTET ETRI RI
Jakarta : Widya Medika.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. ILMU KEBIDANAN . Jakarta : YBP-SP.
DAN DAN
Rab, Prof. Dr. H. Tabrani. 1999. PENGATASAN SHOCK . Jakarta : EGC. MPH., Mochtar, Prof. Dr. Rustam. 1998.
SINOPSIS OBSTETRI JILID 1 .
Jakarta :
EGC. WHO. WHO. 2001. 2001. Jakarta : EGC.
SAFE SAFE MOTHER MOTHERHOO HOOD D MODEL MODEL HEMORA HEMORAGI GI POSTPA POSTPARTU RTUM M .