MAKALAH ILMU TEKNOLOGI PANGAN Penyusunan Makanan Formula
Kelompok 4 Anggota : 1. Nurul Nazahah (P23131114033) 2. Stephanie Yesica (P23131114043)
Dosen Pembimbing: Marzuki Iskandar,S.TP,M.TP
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II Jurusan Gizi 2016
BAB I Makanan Formula
1.1 Pengertian Makanan Formula Makanan formula sering diidentikkan dengan makanan untuk bayi. Padahal ada juga makanan formula untuk orang dewasa, meski lebih sering disebut makanan diet khusus. Makanan formula merupakan kombinasi dari berbagai bahan yang memungkinkan penambahan kekurangan sesuatu zat gizi dalam sesuatu bahan dalam bahan lain sehingga menjadi sesuatu bahan yang mengandung zat-zat gizi dalam jumlah cukup sesuai dengan kebutuhan.
1.2 Tujuan Tujuan dari makanan formula yaitu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan asupan makanan secara menyeluruh.
1.3 Syarat Makanan Formula a. Bernilai gizi tinggi, b. Dapat diterima baik citarasanya, c. Dibuat dari bahan makanan setempat.
BAB II Jenis Makanan Formula 2.1 Makanan Formula untuk Bayi dan Balita
Makanan Formula untuk bayi dan balita biasanya berupa susu formula yang mengandung gizi untuk mencukupi kebutuhan bayi. Jenis susu formula tersedia dalam tiga bentuk: bubuk, konsentrat cair, dan siap-pakan. Bubuk dan cair konsentrat yang lebih murah tetapi mereka memerlukan pencampuran / pengenceran sebelum digunakan. Hal ini mungkin menjadi masalah karena mereka mungkin tidak benar dicampur atau dicampur dengan air yang terkontaminasi dengan bakteri. Ready-to-pakan adalah tipe yang paling mahal tapi tidak memerlukan pencampuran sebelum digunakan. Ini adalah keuntungan karena ibu dapat memastikan bayi mendapat dosis yang tepat nutrisi dan tidak perlu khawatir tentang masalah kontaminasi. 2.2.1 Penggolongan formula bayi: 1. Starting formula : a) Adapted Formula Adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bayi baru lahir sampai usia 6 bulan. Susunan formula adaptasi sangat mendekati ASI.Pada umur 3-4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASI harus mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral yang berlebhan atau kekurangan. b) Complete Formula Kadar protein lebih tinggi dan rasio antara fraksi-fraksi proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio yang terdapat dalam ASI. Kadar mineral lebih tinggi Keuntungannya harga lebih murah oleh karena pembuatannya tidak rumit 2. Follow-up Formula Diperuntukkan bagi bayi berumur 6 bulan ke atas.Syarat bagi pembuatan formula lanjutan ialah jika diencerkan menurut petunjuk pembuatannya dan diberikan dalam jumlah yang cukup dapat menunjang pertumbuhan walau bayi menolak makanan padat. 2.2.2 Syarat-Syarat Makanan Formula a. Bayi Secara umum Syarat untuk memenuhi standar susu formula diperkaya dengan unsurunsur nutrisi ekstra. Hewani atau nabati formula berbahan dasar lemak (mengandung komponen sayur dan / atau susu)
Beberapa bayi memiliki sensitivitas, alergi, atau alergi potensi untuk rumus didasarkan sepenuhnya pada susu sapi. Formula dibuat dengan susu nabati yang berasal atau jumlah terbatas susu sapi yang berasal komponen mungkin lebih cocok untuk anak-anak. Formula sayuran yang paling diturunkan adalah kedelai berbasis. Namun, alergi terhadap susu kedelai juga ada, sehingga pendekatan ini tidak menjamin produk akan bebas masalah. Secara umum, menggunakan protein terhidrolisa dapat meminimalkan masalah alergi. Mereka cenderung tidak menyebabkan reaksi alergi. Non-susu berbasis (yang tidak mengandung komponen susu sama sekali) Ada yang mahal, formula khusus untuk bayi yang memiliki kepekaan yang kuat untuk kedua sapi dan susu kedelai, atau kondisi medis atau pencernaan lainnya yang rumus yang terkait.
Menurut BPOM Syarat tentang
formula
bayi
telah
diatur
dalam
BPOM
NOMOR
HK.00.05.1.52.3920 Tentang “PENGAWASAN FORMULA BAYI DAN FORMULA BAYI UNTUK KEPERLUAN MEDIS KHUSUS” berikut penjelasan lebih lanjut: Menimbang : a. Bahwa masyarakat harus dilindungi dari peredaran produk Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus yang tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu dan gizi; b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Ketentuan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus; Mengingat
:
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3656);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063) 3. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4424); 5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005; 6. Keputusan
Kepala
Badan
Pengawas
Obat
dan
Makanan
Nomor
HK.00.05.52.4040 Tahun 2006 tentang Kategori Pangan;
BAB I KETENTUAN UMUM
o Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Formula Bayi adalah formula sebagai pengganti air susu ibu (ASI) untuk bayi (sampai umur 6 bulan) yang secara khusus diformulasikan untuk menjadi
satusatunya sumber gizi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sampai bayi diperkenalkan dengan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI). 2. Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus adalah makanan bagi bayi yang diolah atau diformulasi secara khusus dan disajikan sebagai tatalaksana diet pasien bayi sehingga secara tunggal dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dengan gangguan, penyakit atau kondisi medis khusus selama beberapa bulan pertama kehidupannya sampai saat pengenalan MP-ASI dan hanya boleh digunakan dibawah pengawasan tenaga medis. 3. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan/ atau pembuatan makanan atau minuman. 4. Makanan adalah pangan olahan hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan. 5. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. 6. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak. 7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
o Pasal 2
Peraturan ini berlaku untuk Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus yang diproduksi dalam bentuk cair atau bubuk. BAB II PERSYARATAN o Pasal 3 Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.
o Pasal 4 Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II. o Pasal 5 Asam amino esensial dan semi-esensial dapat ditambahkan untuk meningkatkan mutu protein. Asam amino esensial dan asam amino semi esensial yang ditambahkan sekurang-kurangnya sama dengan kandungan protein acuan pada ASI, sebagaimana diuraikan dalam Lampiran III. o Pasal 6 a. Setiap orang yang memproduksi Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus wajib menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP). b.
Penerapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuktikan dengan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Sarana oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau bukti lain yang dikeluarkan oleh lembaga di dalam maupun di luar negeri yang telah terakreditasi.
o Pasal 7 Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memenuhi persyaratan batas cemaran mikroba, cemaran logam dan cemaran lain sesuai ketentuan yang berlaku. o Pasal 8 Prinsip dasar penentuan nilai minimum dan maksimum untuk bahan utama dalam Formula Bayi, sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV.
o Pasal 9 Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus harus memuat informasi tentang panduan untuk menyiapkan dan menyajikan Formula Bayi sebagaimana tercantum dalam Lampiran V. BAB III LARANGAN o Pasal 10 (1)Dilarang memproduksi atau mengedarkan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus yang tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan ini. (2)Dilarang mencantumkan klaim gizi dan klaim kesehatan pada label Formula Bayi. (3)Dilarang mencantumkan klaim kesehatan pada label Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus. (4)Dilarang menggunakan perlakuan iradiasi terhadap produk dan bahan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus.
Syarat Mutu
Higiene Formula Bayi harus diproduksi dan ditangani sesuai dengan Cara Produksi yang Baik Untuk Formula Bayi.
Pengemasan Produk harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga higiene serta mutu produk. Produk yang berbentuk cair, harus dikemas dalam wadah tertutup hermetic. Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Isi Kemasan Isi kemasan Formula Bayi siap konsumsi harus : a. tidak kurang dari 80% v/v kapasitas wadah pada produk dengan berat kurang dari 150 g; b. tidak kurang dari 85% v/v kapasitas wadah pada produk dengan berat 150– 250 g; dan c. tidak kurang dari 90% v/v kapasitas wadah pada produk dengan berat lebih dari 250 g. Kapasitas wadah adalah volume wadah yang terisi penuh air suling suhu 20°C dalam keadaan tertutup.
Pelabelan Label Formula Bayi harus memenuhi ketentuan tentang pelabelan yang berlaku. Selain ketentuan tersebut diatas, label Formula Bayi juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Nama Produk
Keterangan pada label dan informasi lain yang menyertai produk harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang benar.
Nama produk adalah “Formula Bayi”.
Sumber protein yang digunakan pada produk harus dinyatakan dengan jelas pada label.
Bila susu sapi merupakan satu-satunya sumber protein, produk dapat mencantumkan ”Formula Bayi Berbahan Dasar Susu Sapi”.
Produk yang tidak mengandung susu atau hasil olahnya harus mencantumkan tulisan “Tidak mengandung susu atau hasil olahnya” atau kalimat sejenis.
Daftar bahan yang digunakan
Semua bahan yang digunakan
harus dicantumkan secara berurutan ke
samping atau ke bawah mulai dari yang terbanyak jumlahnya. Uraian tentang vitamin dan mineral dibuat tersendiri dan tidak harus secara berurutan menurut jumlahnya.
Untuk bahan-bahan yang berasal dari hewan atau tanaman serta BTM harus ditulis secara spesifik. Penulisan BTM sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Informasi nilai gizi Informasi nilai gizi harus dinyatakan dalam per 100 g atau per 100 ml dan per 100 kkal. Tanggal kedaluwarsa dan petunjuk penyimpanan
Tanggal kedaluwarsa dinyatakan dengan tanggal, bulan dan tahun serta didahului dengan kalimat “Baik Digunakan Sebelum…” harus dicantumkan pada label. Produk yang mempunyai masa simpan lebih dari tiga bulan, cukup ditulis bulan dan tahun saja. Pencantuman bulan boleh dinyatakan dengan
huruf Latin sekurangkurangnya 3 digit, dan tahun dinyatakan dengan angka sekurang-kurangnya 2 digit. Jika bulan dan tahun dinyatakan dengan angka maka tahun harus dinyatakan dengan lengkap (4 digit).
Jika masa simpan produk sangat dipengaruhi oleh kondisi penyimpanan khusus, maka kondisi penyimpanan khusus tersebut harus dituliskan pada label dalam bentuk petunjuk penyimpanan dan dicantumkan berdekatan dengan tanggal kedaluwarsa.
Label Formula Bayi harus memuat penjelasan tentang tanda-tanda yang menunjukkan Formula Bayi sudah tidak baik lagi, tidak boleh diberikan pada bayi.
Petunjuk penggunaan
Petunjuk penggunaan meliputi cara penyiapan, penanganan dan penggunaan harus dicantumkan dalam label dan atau leaflet.
Formula Bayi dalam bentuk cair harus mencantumkan tulisan “dapat diminum langsung”.
Formula Bayi dalam bentuk konsentrat harus mencantumkan petunjuk pengenceran dengan air minum.
Formula Bayi dalam bentuk bubuk harus mencantumkan petunjuk rekonstitusi dengan air minum.
Label harus memuat cara penyiapan dan penggunaan produk, termasuk cara penyimpanan dan pembuangan produk setelah disiapkan, misal sisa susu yang tidak diminum harus dibuang.
Label harus memuat ilustrasi tentang cara penyiapan.
Petunjuk penggunaan harus dilengkapi dengan peringatan tentang bahaya terhadap kesehatan apabila cara penyiapan, penyimpanan dan penggunaan tidak tepat.
Label produk harus memuat petunjuk yang jelas tentang penyimpanan produk setelah wadah dibuka.
Persyaratan tambahan untuk label
Isi label tidak boleh bertentangan dengan program pemberian ASI. Label produk Formula Bayi harus memuat: a. Tulisan “Produk Formula Bayi bukan merupakan produk steril oleh karena itu perhatikan petunjuk penyiapan” tulisan dicantumkan pada bagian utama label dengan ukuran huruf minimal 2 mm; b. kata “Perhatian Penting” atau kata lain yang sejenis; c. kalimat “ASI adalah makanan terbaik untuk bayi anda” atau kalimat sejenis yang menyatakan keunggulan menyusui/ASI. d. Pernyataan bahwa produk hanya digunakan atas anjuran dokter, bidan, perawat independen berdasarkan indikasi medis dan disertai penjelasan cara penggunaan yang benar.
Label tidak boleh memuat gambar bayi dan wanita atau sesuatu yang mengunggulkan penggunaan susu formula baik dalam bentuk gambar ataupun kalimat. Label tidak boleh menyatakan Formula Bayi memiliki kualitas yang sama dengan ASI.
Istilah menyetarakan dengan manusia, ibu atau atau istilah serupa/semakna, tidak boleh digunakan.
Pada label harus dicantumkan informasi bahwa bayi usia 6 (enam) bulan keatas harus diberi MP-ASI selain susu formula, sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pemberian sebelum usia 6 (enam) bulan harus atas petunjuk dokter, bidan dan perawat independen.
Label produk harus jelas sehingga konsumen dapat membedakan antara Formula Bayi, Formula Lanjutan dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus.
2.2.3 Cara Penyusunan Makanan Formula a. Bayi Bahan utama Formula Bayi merupakan produk yang berbahan dasar susu sapi atau susu hewan lain atau campuran kedua susu tersebut dan atau bahan-bahan lain yang telah terbukti sesuai untuk makanan bayi. Keamanan dan kecukupan kandungan zat gizi Formula Bayi harus terbukti secara ilmiah dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan bayi. Semua bahan harus bebas gluten. Formula Bayi siap konsumsi harus mengandung energi tidak kurang dari 60 kkal dan tidak lebih dari 70 kkal per 100 ml produk, yang dibuat sesuai dengan
petunjuk penyiapan. Kandungan zat gizi Formula Bayi siap konsumsi per 100 kkal harus memenuhi ketentuan nilai minimum, maksimum, atau ABA berikut ini. Prinsip umum untuk menetapkan nilai tersebut dapat dilihat dalam Lampiran IV. Acuan Batas Atas (ABA) digunakan untuk zat gizi yang tidak mempunyai informasi cukup tentang kajian risiko berbasis ilmiah. Kandungan zat gizi Formula Bayi biasanya tidak boleh melebihi ABA kecuali jika tidak dapat dihindari sehubungan dengan keragaman kandungan formula atau karena alasan teknologi. Bahan Baku
o Protein
Sumber Protein
Satuan
Minimum
Maksimum
Protein susu
g/100 kkal
1,8
3,0
g/100 kkal
2,25
3,0
sapi Isolat protein Kedelai Seperti dijelaskan di atas, protein yang digunakan dalam formula bisa berasal dari berbagai sumber seperti susu hewan atau kedelai. Susu kedelai dibuat dengan mengambil kedelai, merendam dalam baking soda, pengeringan mereka, menggiling kacang-kacangan, kemudian menipiskan campuran dengan air dan homogenisasi itu. Protein, yang berasal dari kedelai, mungkin dalam bentuk isolat konsentrat protein atau protein. Yang terakhir ini membantu menghilangkan atau mengurangi karbohidrat yang dapat menyebabkan perut kembung dan kotoran yang abnormal. Protein lain yang bermanfaat dapat diperoleh dari kacangkacangan, ikan, dan minyak biji kapas tetapi ini memiliki aplikasi terbatas dalam susu formula. o Lemak dan karbohidrat Total Lemak
Satuan
Minimum
Maksimum
g/100
4,4
6,0
kkal Asam Linoleat Minimum : 300 g/100 kkal Maksimum :Asam α-Linolenat Minimum : 50 g/100 kkal Maksimum : N.S. Karbohidrat Minimum : 9,0 g/100 kkal Maksimum : 14,0 g/100 kkal Lemak dan minyak merupakan persyaratan makanan penting untuk bayi. Oleh karena itu formulasi mencoba untuk mencocokkan profil asam lemak serum susu payudara nyata. Asam lemak ini termasuk asam eicosapentaenoic (EPA) yang
mungkin berasal dari minyak ikan dan sumber lainnya. Dalam ASI sebenarnya ada sejumlah besar senyawa lemak yang dikenal sebagai trigliserida. Sebagai contoh, docosahexaenoic acid (DHA) diyakini menjadi trigliserida penting. Trigliserida yang mirip dengan (tetapi tidak identik dengan biokimia) yang ditemukan dalam ASI dapat diturunkan dari fosfolipid kuning telur. Atau, prekursor asam lemak (molekul yang bereaksi untuk membentuk asam lemak diet) dapat ditambahkan ke susu formula. Prekursor ini (misalnya, alpha dan asam gamma linolenat) memungkinkan tubuh bayi ‘untuk mensintesis asam lemak yang diperlukan. Namun, metode ini tidak efisien untuk menyampaikan asam lemak sebagai ASI. o Pengencer Pengencer adalah carrier atau sebagian besar cairan formula. Untuk formulasi susu berbasis susu skim dapat digunakan sebagai pengencer utama. Dalam formulasi susu gratis, dimurnikan air digunakan. o Mineral Sejumlah mineral penting yang ditambahkan ke susu formula. Ini termasuk kalsium, fosfat, natrium, kalium, klorida, magnesium, belerang, tembaga, seng, yodium, dan zat besi. Besi adalah salah satu komponen yang paling penting karena semua bayi membutuhkan sumber zat besi dalam diet mereka. Beberapa orang tua khawatir bahwa formula yang diperkaya zat besi menimbulkan masalah usus pada bayi tapi ini adalah mitos. Secara umum orang tua dapat mengharapkan susu formula bayi mengalami lebih banyak masalah pencernaan dari bayi yang disusui. o Vitamin Vitamin yang ditambahkan untuk meningkatkan nilai gizi susu formula. Ini termasuk vitamin A, B12, C, D, dan E serta tiamin, riboflavin, niasin, piridoksin, pantothenate, dan folacin. o Bahan Tambahan Pangan Hanya BTM yang tercantum berikut atau yang terdapat dalam Codex Advisory Lists of Nutrient Compounds For Use In Foods For Special Dietary Uses Intended For Infants And Young Children (CAC/GL 10-1979, Rev. 2008) yang dapat digunakan di dalam Formula Bayi, sebagai hasil senyawa ikutan (carry-over) dari bahan baku atau bahan lain (termasuk bahan tambahan
makanan). Jumlah BTM pada Formula Bayi tidak boleh melebihi batas maksimum yang ditetapkan. Jika lebih dari satu unsur ditambahkan maka kandungan maksimum masingmasing senyawa tersebut harus lebih rendah dibanding senyawa lain. BTM berikut dapat digunakan dalam pembuatan Formula Bayi, yaitu pengental pengemulsi, pengaturan keasaman, antioksidan,dan gas untuk pengemas. Berbagai bahan yang ditambahkan untuk memastikan formula tetap homogen dan bahwa komponen minyak larut dalam air. Setelah pencampuran selesai, batch dapat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke peralatan pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, batch dapat diproses lebih lanjut dengan cara homogenisasi.
Setelah pencampuran selesai, batch dapat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke peralatan pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, batch dapat diproses lebih lanjut oleh homogenisasi terpisah. Ini termasuk pengemulsi seperti mono dan di-gliserida serta pengental seperti pati alami dan gusi (misalnya, karagenan tersebut.. Proses Metode pembuatan tergantung pada jenis susu formula yang dibuat. Langkahlangkah berikut menggambarkan prosedur umum untuk formula siap pakan, susu berbasis. 1. Mencampur bahan
Bahan-bahan primer dicampur dalam tangki besar stainless steel. Susu skim yang ditambahkan dan disesuaikan sampai 140 ° F (60 ° C). Lemak, minyak dan emulsifier ditambahkan berikutnya. Pemanasan tambahan dan pencampuran mungkin diperlukan untuk menghasilkan konsistensi yang tepat. Mineral, vitamin, dan gusi menstabilkan dapat ditambahkan pada berbagai titik dalam proses tergantung pada sensitivitas mereka terhadap panas. Setelah pencampuran selesai, batch dapat disimpan sementara atau diangkut melalui pipa ke peralatan pasteurisasi. 2. Pasteurisasi Pasteurisasi adalah proses yang melindungi terhadap pembusukan oleh bakteri menghilangkan, ragi, dan jamur. Pasteurisasi melibatkan cepat pemanasan dan pendinginan produk dalam kondisi yang terkendali yang mikroorganisme tidak dapat bertahan hidup. Sebuah suhu 185-201,2 ° F (85-94 ° C), yang diselenggarakan selama sekitar 30 detik, diperlukan untuk cukup mengurangi mikroorganisme dan menyiapkan formula untuk mengisi. Beberapa metode pasteurisasi tersedia secara komersial-satu metode yang umum menghangatkan formula dengan mengirimkannya melalui tabung berdekatan dengan pelat penukar panas yang panas. Jadi rumus dipanaskan tidak langsung. Metode lain memanaskan rumus secara langsung dan kemudian menggunakan cairan panas untuk memanaskan sisa rumus yang masuk. Rumus dipanaskan selanjutnya dipanaskan dengan uap atau air panas dengan suhu pasteurisasi. Setelah pasteurisasi selesai, batch dapat diproses lebih lanjut oleh homogenisasi. 3. Homogenisasi Homogenisasi adalah proses yang meningkatkan keseragaman dan stabilitas emulsi dengan mengurangi ukuran partikel lemak dan minyak dalam formula. Proses ini dapat dilakukan dengan berbagai peralatan pencampuran, yang berlaku geser tinggi ke produk. Jenis pencampuran memecah partikel lemak dan minyak menjadi tetesan yang sangat kecil. 4. Standarisasi Komposisi yang dihasilkan adalah standar untuk memastikan parameter kunci, seperti pH, konsentrasi lemak, dan vitamin dan mineral sudah benar. Jika salah
satu bahan berada pada tingkat yang cukup, hasil (bacth) dapat dikerjakan ulang untuk mencapai tingkat yang sesuai. Batch ini kemudian siap untuk dikemas.
Cair konvensional mengisi peralatan yang biasa digunakan dalam industri makanan dan minuman yang digunakan pula untuk paket siap menggunakan formula bayi. 5. Pengemasan Proses Kemasan tergantung pada produsen dan jenis peralatan yang digunakan, tetapi secara umum, formula cair diisi ke dalam kaleng logam yang memiliki kelopak berkerut ke tempatnya. Ini dapat diisi di pengisian cairan peralatan konvensional yang umum digunakan dalam industri makanan dan minuman. Formula berbentuk bubuk biasanya dikemas dalam kemasan alumunium foil dan kardus diluarnya. 6. Sterilisasi Paket-paket dapat
diisi
kemudian
dipanaskan
dan
didinginkan
untuk
menghancurkan mikroorganisme tambahan. Kaleng selesai kemudian dikemas dalam karton dan disimpan untuk pengiriman. 7. Quality Control Kualitas susu formula dipastikan pada tiga tingkatan, yang memiliki beberapa derajat tumpang tindih. Pertama, di Amerika Serikat, ada standar pemerintah, yang menetapkan kualitas gizi susu formula dan pengganti susu lainnya. Rincian
spesifik dari standar dapat ditemukan dalam Code of Federal Regulations, informasi lebih lanjut tersedia dari Administrasi Makanan dan Obat (FDA) yang mengatur susu formula sebagai makanan diet khusus. FDA menerbitkan monografi merinci segala sesuatu dari daftar nutrisi mandat untuk salinan label dan karya seni digunakan pada kemasan. Kedua, industri susu menetapkan standar sendiri kualitas industri-lebar kontrol. Industri ini kebijakan sendiri dan memiliki organisasi sendiri peraturan perusahaan, International Dairy Federation, yang menetapkan standar industri untuk manufaktur dan kontrol kualitas. Ketiga, masing-masing
perusahaan
menetapkan
standar
mereka
sendiri
untuk
pengendalian kualitas. Misalnya Martek, salah satu produsen trigliserida digunakan dalam formula, memiliki mikrobiologi dan insinyur memantau 30 pos pemeriksaan yang berbeda dari produksi trigliserida, 24 jam sehari. 8. Masa Depan Perkembangan masa depan dalam teknik manufaktur formula bayi akan didorong, sebagian, oleh kekhawatiran bisnis dan pemasaran. Ketergantungan pada iklim pemasaran dapat menjadi manfaat bagi industri karena ada kesempatan yang luar biasa untuk ekspansi. Diperkirakan bahwa pasar di seluruh dunia total untuk susu formula bayi bisa mencapai $ 80 miliar. Oleh karena itu, penjualan dunia saat ini diperkirakan rumus $ 4 miliar merupakan hanya 5% dari potensi penjualan total. Jika pasar tumbuh lebih dekat sampai $ 80 miliar, kemungkinan untuk memacu produsen untuk menemukan cara yang lebih baik untuk mensimulasikan ASI. Salah satu perbaikan masa yang akan datang sedang dikembangkan oleh para ilmuwan yang baru-baru ini mengidentifikasi asam lemak penting dalam ASI yang tidak ditemukan di susu formula. Asam lemak tertentu tampaknya menjadi penting untuk pengembangan membran sel di mata, otak, dan jaringan saraf. Penambahan bahan ini bisa menjadi kemajuan signifikan dalam teknologi formula. Produsen susu formula dapat terus membuat produk mereka lebih baik dengan memasukkan temuan terobosan penelitian seperti ini. Namun, meskipun ada potensi besar untuk pertumbuhan, tidak ada jaminan hal itu akan terwujud. Industri ini mengalami kritik dari kelompok yang mengklaim bahwa formula tidak perlu dan, sebenarnya, dapat membahayakan bayi. Jika kecenderungan ini berdampak negatif terhadap
penjualan susu formula, produsen mungkin kurang mungkin untuk melakukan investasi yang signifikan dalam pengembangan produk dan proses.
2.3 Makanan Formula untuk Ibu Hamil Kebutuhan zat gizi selama hamil dan menyusui lebih besar dibandingkan dengan pada waktu lainnya, terutama untuk zat gizi tertentu. Kebutuhan tambahan ibu hamil pada trismester kedua dan ketiga adalah 300 Kal, dan 17 g protein. Keadaan Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia gizi kerap dialami oleh ibu hamil dan menyusui. Menurut data Susenas tahun 1999 jumlah ibu hamil yang mengalami risiko KEK adalah 27.6 %. Hal ini sebagai akibat dari kekurangan asupan makanan sumber energi, protein dan zat besi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan ini bisa berdampak pada meningkatknya resiko berat bayi lahir rendah (BBLR), kerentanan yang sangat tinggi terhadap penyakit infeksi, serta resiko kematian ibu secara mendadak pada masa perinatal atau ketika melahirkan karena pendarahan. Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi makro dan mikro pada ibu hamil dan menyusui dapat diberikan tambahan zat gizi melalui suplementasi makanan atau minuman secara berkesinambungan. Saat ini di pasaran terdapat banyak produk minuman bagi ibu hamil, namun harganya cukup mahal sehingga tidak terjangkau ibu hamil gakin. Minuman diformulasikan sehingga memiliki kandungan zat gizi makro dan mikro yang cukup untuk kebutuhan tambahan bagi ibu hamil dan menyusui. Formula minuman diuji organoleptik, lalu dikembangkan dan dipilih sebanyak 5 jenis. Minuman dikemas dalam wadah plastik kemudian dilakukan uji citarasa dan kepatuhan pada ibu sehat (ibu tidak hamil dan menyusui) dan ibu hamil/menyusui, analisis kandungan zat gizi makro dan mikro, dan stabilitas fisik, kimiawi dan mikrobiologis selama penyimpanan.
2.1.1 Beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamil:
Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh anda dan pertumbuhan bayi
Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral)
Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi
Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.
Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai tenaga untuk proses metabolisme jaringan baru. Namun dengan adanya pertambahan kebutuhan kalori ini tidak lantas menjadikan anda terlalu banyak makan. Tubuh anda memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Dari jumlah tersebut, berarti setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil. Memang cukup sulit untuk mengetahui berapa kalori yang telah dikonsumsi setiap harinya. Untuk jangka pendek, gunakanlah rasa lapar anda sebagai panduan kebutuhan kalori. Monitorlah berat badan anda untuk membantu menilai apakah anda mengkonsumsi makanan sejumlah kalori yang tepat. Mungkin saja anda membutuhkan bantuan dokter ataupun ahli gizi untuk membantu anda dalam mencukupi kebutuhan kalori selama kehamilan.
Anda membutuhkan protein lebih banyak selama kehamilan dibandingkan waktu-waktu lain di seluruh hidup anda. Hal ini dikarenakan protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan pada janin. Ibu hamil membutuhkan sekitar 75 gram protein setiap harinya, lebih banyak 25 gram dibandingkan yang lain. Menambahkan protein ke dalam makanan merupakan cara yang efektif untuk menambah kalori sekaligus memenuhi kebutuhan protein. Produk hewani seperti daging, ikan, telur, susu, keju, dan hasil laut merupakan sumber protein. Selain itu protein juga bisa didapat dari tumbuh-tumbuhan seperti kacang-kacangan, biji-bijian, tempe, tahu, oncom, dan lainnya.
Folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam perkembangan embrio. Folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang. Kekurangan folat juga dapat meningkatkan kehamilan kurang umur (prematur), bayi dengan berat badan lahir rendah (bayi berat lahir rendah/BBLR), dan pertumbuhan janin yang kurang. Sebenarnya, asam folat sangat diperlukan terutama sebelum kehamilan dan pada awal kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus melanjutkan konsumsi folat. 600 mg folat disarankan untuk ibu hamil. Folat dapat didapatkan dari suplementasi asam folat. Sayuran berwarna hijau (seperti bayam, asparagus), jus jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum merupakan sumber alami yang mengandung folat.
Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin, yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selama kehamilan, volume darah bertambah untuk menampung perubahan pada tubuh ibu dan pasokan darah bayi. Hal ini menyebabkan kebutuhan zat besi bertambah sekitar dua kali lipat. Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan rentan infeksi. Risiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan berat badan lahir rendah juga lebih tinggi. Kebutuhan zat besi bagi ibu hamil yaitu sekitar 27 mg sehari. Selain dari suplemen, zat besi bisa didapatkan secara alami dari daging merah, ikan, unggas, sereal sarapan yang telah difortifikasi zat besi, dan kacang-kacangan.
Dari beberapa studi dilaporkan bahwa ibu hamil yang memiliki kadar zar seng rendah dalam makanannya berisiko melahirkan prematur dan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Sedangkan uji klinis suplementasi zat seng tidak didapatkan kejelasan mengenai keuntungan mengkonsumsi seng dalam jumlah yang lebih tinggi. Namun mengkonsumsi zat seng dalam jumlah cukup bagi merupakan langkah antisipatif yang dapat dilakukan. Zat seng dapat ditemukan secara alami pada daging merah, gandum utuh, kacang-kacangan, polong-polongan,
dan beberapa sereal sarapan yang telah difortifikasi. Pada umumnya, wanita tidak membutuhkan tambahan suplemen. Namun anda dapat mengkonsumsi suplemen (sekitar 25 mg zat seng sehari) jika anda dalam kondisi yang kurang sehat.
Janin mengumpulkan kalsium dari ibunya sekitar 25 sampai 30 mg sehari. Paling banyak ketika trimester ketiga kehamilan. Ibu hamil dan bayi
membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan gigi. Selain itu, kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi. Kalsium juga diperlukan untuk mengantarkan sinyal saraf, kontraksi otot, dan sekresi hormon. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang
dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 1000 mg per hari. Sumber kalsium dari makanan diantaranya produk susu seperti susu, keju, yogurt. Selain itu ikan teri juga merupakan sumber kalsium yang baik.
Vitamin C yang dibutuhkan janin tergantung dari asupan makanan ibunya. Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan dibutuhkan untuk membentuk kolagen dan menghantarkan sinyal kimia di otak. Wanita hamil setiap harinya disarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin C per hari. Anda dapat dengan mudah mendapatkan vitamin C dari makanan seperti tomat, jeruk, strawberry, jambu biji, dan brokoli. Makanan yang kaya vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dalam tubuh.
Vitamin A memegang peranan penting dalam fungsi tubuh, termasuk fungsi penglihatan, imunitas, serta pertumbuhan dan perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah. Vitamin A dapat ditemukan pada buah-buahan dan sayuran berwarna hijau atau kuning, mentega, susu, kuning telur, dan lainnya.
2.3
Makanan Formula untuk Atlet Olahraga semata-mata dimaksudkan untuk menjaga kesehatan tubuh. Tetapi, kini melalui aktivitas itu banyak orang berharap bukan hanya sehat, melainkan juga dapat tetap bugar sepanjang setiap hari. Untuk mencapai harapan tersebut harus diikuti dengan olahraga secara benar, baik kualitas, kuantitas maupun dietnya. Sebab jika tidak, olahraga tidak memicu terbentuknya radikal-radikal bebas yang beracun dan pada giliranya akan menyebabkan kerusakan aksidatif pada otot, hati, jantung, dan jaringan lainnya. Setidaknya sampai terdapat tiga hal pokok yang terjadi ketika berolahraga,yaitu berkurangnya air dan cairan tubuh, penggunaan sumber energy tubuh dan konsumsi oksigen.
Kehilangan air dan cairan tubuh
Air di dalam tubuh, selain sebagai media, tempat berlangsungnya berbagai reaksi biokimia, juga sebagai termoregulator, yaitu menjaga dan mangontrol suhu tubuh. Sewaktu berolahraga, kita akan kehilangan air dan cairan tubuh (elektrolit) melalui keringat. Banyaknya air yang hilang sangat tergantung dari lama dan macam olahraga yang di lakukan. Pada olahraga berat (sternous), kehilanganya dapat mencapai tiga liter per jam. Di samping kehilangan air, olahraga juga menguras cadangan energy tubuh, baik yang berupa glikogen maupun lemak untuk diubah menjadi energy gerak. Hasil dari suatu penilitian di ketahui pada peolahraga yang banyak menyimpan glikogen mulamula sebanyak 90% atau lebih energy yang diambil dari karbohidarat selanjutnya setelah beberapa jam olahraga 70-80 % energy di ambil dari lemak. Seperti halnya proses pembakaran lainnya, pembangkitan energy di dalam tubuh pun memerlukan oksigen. Suplai oksigen pada serabut otot selama olahraga dapat meningkat 100-200 kali. Oksigen ini akan terlarut di dalam dan di alirkan keseluruh tubuh, terutama pada bagian-bagian otot yang melakukan gerak. Disinilah oksigen dapat berubah menjadi senyawa oksigen relative yang beracun, jika tubuh tidak cukup memiliki sejumlah anti oksidan. Dari uraian di atas maka strategi yang dapat di terapkan untuk membuat makanan formula dan minuman bagi olahragawan adalah dapat mengganti kehilangan air, cairan tubuh dan enegi serta dapat menyediakan anti oksidan yang memadai.
Penganti Air dan Cairan Tubuh Minuman yang cocok untuk peolahraga adalah minuman isotonic. Karena minuman ini di rancang sehingga memiliki tekanan osmotik yang sama dengan tekanan darah manusia. Dengan demikian, begitu minuman di teguk dapat sekejap terserap oleh tubuh. Sebagai penggati kehilangan air, minuman ini dapat di buat dengan kadar air sampai 98%. Air juga berfungsi sebagai pelepas dahaga dan pelarut nutrien lainnya. Sedangkan untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, minuman ini dapat disuplementasi dengan. Cl Na (Natrium klorida/sitrat), P (kalium fosfat), Mg (trimagnesium sitrat) dan Ca ( kalsium laktat). Sebagai minuman isotonic minuman
untuk olahragawan harus memiliki sifat-sifat yang secara cepat mengosongkan perut dan tinggi penerapannya di dalam usus. Kedua sifat ini dipengaruhi oleh kadar dan jenis karbohidat gula yang digunakan di dalam minuman tersebut. Karena kadar karbohidrat kurang dari 5% tidak cukup memberikan kalori untuk meningkatkan efisiensi olahraga. Demikian halnya jika lebih dari 10% akan mencegah pengosongan perut. Jenis karbohidrat, seperti glukosa, sukrosa, dan maltodekstrin relative lebih cepat penerapannya di banding fruktosa. Selain sebagai sumber energy, gula tersebut juga bermanfaat sebagai bahan pemanis. Vitamin B merupakan Vitamin yang larut dalam air, selain vitamin C. diantara vitamin B yang terlibat dalam produksi energy adalah B1, B2, B6, niasin, dan asam pantotena. peranan vitamin ini ternyata bertindak sebagai koenzim, senyawa bukan protein juga bukan logam, yang diperlukan enzim untuk menjalankan metabolisme. Pembuatan Minuman Isotonik Bahan 1. Glukosa : 32,000 gram 2. Sukrosa : 32,300 gram 3. Asam sitrat : 15,500 gram 4. Kalium monofosfat : 5,700 gram 5. Natrium klorida : 4,700 gram 6. Natrium sitrat : 3,800 gram 7. Citarasa jeruk : 2,800 gram 8. Kalium klorida : 1,400 gram 9. Natrium sakarin : 1,300 gram 10. Asam askorbat : 0,400 gram 11. Pewarna :0,100 gram Tahap-tahap Proses Pembuatan Minuman Isotonik Pertama semua bahan sesuai dengan berat dicampurkan dan dilarutkan dalam 800ml air, selanjutnya dikemas dalam wadah tahan panas dan dilakukan sterilisasi dengan autoclaf (Winarti, 2006) . Secara skematis pembuatannya digambarkan pada skema dibawah ini. Penimbangan bahan Penutupan
Pencampuran dan Pelarutan
Air 800ml Minuman isotonik
Pembotolan dan
Botol steril Sterilisasi, 15menit; 121°C
Penangkal Radikal Bebas Manusia memerlukan energy sekitar 2500 kkal dan oksigen yang dikonsumsi, 9095 % akan diubah menjadi air, sedangkan sisanya dapat berubah menjadi senyawa oksigen relative (SOR). Dalam jumlah normal SOR bermanfaat bagi, tubuh misalnya untuk membunuh mikroba pathogen dan mengatur pertumbuhan sel. Namun , apabila berlebihan dan pertahanan anti oksidan tubuh kurang memadai, maka akan menyebabkan stress oksidatif atau kerusakan jaringan-jaringan tubuh. Stress oksidatif sangat mungkin terjadi,terutama pada jaringan otot yang digerakkan selama olahrga. Oleh karena itu, minuman olahragawan sebaiknya di suplementasi dengan antioksidan, seperti vitamin C, E, dan b karoten. Selain mampu menangkal radikal-radikal bebas, senyawa tersebut diketahui mampu menurunkan perodiksidasi lipid. Dengan mengkonsumsi minuman tersebut di atas, diharapkan olahragawan memperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: dalam waktu pendek dapat terhindar dari dehidrasi dan kekurangan energy yang berlebihan, sedangkan dalam waktu lama dapat mengoptimalkan metabolisme energy, mencegah kerusakan jaringan akibat stres oksidatif dan dapat menambah vitamin serta mineral untuk menjaga kesehatan tubuh yang optimal.
2.4 Makanan Formula untuk ABRI •
Awalnya pada perang Revolusi Amerika dibuat makanan untuk para tentara secara individual yang meliputi daging sapi,kacang polong, dan nasi
•
Lalu pada perang Saudara mulai beralih ke makanan kalengan yang berupa daging ayam,daging babi,roti,kopi,gula,dan garam
•
Pada PD 1 diganti dengan makanan yang telah diasinkan atau dikeringkan supaya bisa muat banyak dan tidak terlalu berat
•
PD 2,mulai dikenalkan yg namanya Mountain Ration(untuk di gunung) dan Jungle Ration(untuk di hutan)
•
Setelah pengalaman bertahun-tahun, Pentagon punya ide untuk membuat makanan yang mampu mencukupi kebutuhan kalori dan nutrisi para tentaranya di medan perang tapi ringan dan mudah dibawa.Maka muncullah MRE.
TEKNIS RANSUM TEMPUR T-2 RP Bahan dasar : 1. Beras 2. Hewani : a. Daging sapi b. Daging Ikan c. Daging Ayam d. Telur Ayam e. Udang 3. Nabati : a. Buncis b. Kentang c. Kacang Merah, kacang kapri d. Wortel e. Nangka muda f. Manisa/labu siam
4. Bumbu terdiri dari : a. Asam, bawang merah, bawang putih cabe, daun jeruk, garam konsumsi, gula merah, ketumbar, kemiri, kunyit, jahe, lengkuas, sereh, cengkeh,merica, pala, kayu manis, jinten, gula pasir. b. Kecap Manis dan asin. c. Minyak Goreng d. Cuka e. Kelapa
Tipe : Bekal Ransum Tempur TNI Type T-2 RP terdiri dari tiga menu yaitu : a. Type T-2 RP menu A 1) Nasi goreng ikan asin 2) Nasi rendang daging sapi 3) Nasi semur daging sapi 4) Minuman tambahan (suplemen) b. Type T-2 RP menu B 1) Nasi goreng ayam 2) Nasi empal daging sapi 3) Nasi opor ayam 4) Minuman tambahan (suplemen) c. Type T-2 RP menu C 1) Nasi goreng jawa 2) Nasi daging bumbu Bali 3) Nasi semur ayam 4) Minuman tambahan (suplemen) d. Minuman tambahan terdiri dari : 1) Sari jeruk @ 12 gram : 2 bungkus 2) Kopi bubuk @ 10 gram : 2 bungkus 3) Gula pasir @ 8 gram : 10 bungkus 4) Teh celup @ 3 kantong : 1 bungkus 5) Susu bubuk @ 16 gram : 4 bungkus
Proses pengolahan dan pengendalian produksi Ransum Tempur T-2 RP adalah sebagai berikut : a. Proses Pengolahan Produksi 1. Beras dicuci, dimasak menjadi nasi 2. Sayur, daging dan bumbu dimasak menjadi lauk pauk memakai alat-alat pencampur /mixer . 3. Nasi dan lauk pauk dimasukkan ke dalam kantong aluminium foil dengan divacum 4. Proses sterilisasi dengan mesin retort/auto clave dengan suhu 121 derajat Celsius selama 60 menit. 5. Masa inkubasi selama 14 hari, setelah selesai dikemas beserta minuman dan perlengkapan lain kedalam kantong-kantong polyethylene. 6. Ransum T-2 RP siap untuk dikirim.
b. Proses Pengendalian Produksi 1. Sortasi dan grading bahan masuk 2. Pencucian 3. Blancing 4. Pencampuran contoh bumbu 5. Penimbunan 6. Retort pouch dilewatkan ultra violet, lamp (untuk mensterilkan packing)
7. Pengisian secara aspetik (otomotis) suhu medium diatur +_/ -70 derajad Celsius 8. Sealing dengan vaccum 9. Sterilisasi pada suhu 12 derajad Celsius selama 60 menit 10. Analisa produk penyimpangan produk 2 minggu / inkubasi 11. Analisa mikrobiologi
Penandaan : a. Unit. Setiap menu A, B dan C diberi penandaan sebagai berikut : 1). Lambang TNI AD (Kartika Eka Paksi ) 2). Ransum TNI siap makan T- 2 RP 3) Berat 4) Nilai Kalori 5) Isi : a) Type T-2 RP Menu A : (1) Nasi goreng ikan asin (2). Nasi rendang daging sapi (3). Nasi semur daging sapi (4). Minuman tambahan ( Suplemen ) b) Type T-2 RP Menu B : (1). Nasi goreng ayam (2). Nasi empal daging sapi (3). Nasi opor ayam (4). Minuman tambahan ( Suplemen ) c) Type T-2 RP Menu C : (1) Nasi goreng jawa (2) Nasi daging bumbu bali (3) Nasi semur ayam (4) Minuman tambahan ( Suplemen ) Kode produksi Produksi bulan / tahun Masa berlaku Kantong : 1) Lambang TNI AD (Kartika Eka Paksi) 2) Ransum TNI siap makan T-2 RP 3) Jenis menu makanan 4) Berat 420 gram 5) Nilai kalori 900 kalori
6) Kode produksi 7) Produksi bulan / tahun 8) Masa berlaku 9) Petunjuk penggunaan. Pengemasan : a. Nasi dan lauk pauk di masukkan ke dalam aluminium foil yang memenuhi syarat untuk dimakan,standard retort pack ukuran 23 cm x 13 cm. Komposisi /spesifikasi : PETI 2/DRY/AL9/Dry/On 15/ DRY/CPP70. b. Masing-masing nasi, lauk pauk dan minuman tambahan serta kelengkapan lain, dimasukkan ke dalam kantong plastic Polythylene PE.08 warna hijau dengan ukuran 25x14 cm dan di pateri. c. Tiga Kantong nasi dan lauk-pauk serta satu kantong minuman tambahan, dimasukkan ke dalam kontong plastik pembungkus Ransum T-2RP polyethylene PE.0.12 warna hijau dengan ukuran 37 x 24 cm dan dipateri. d. Untuk pengiriman : setiap 10 unit Ransum T-2 RP dimasukkan karton corrugate box double wall : ukuran ketebalan :200x125x200 k ukuran besar :75 x 43 x24 cm.
Pada salah satu sisi kotak diberi tulisan : 1) Ransum TNI siap makan T-2 RP 2) Produksi 3) Masa pakai 4) Kode produksi 5) Isi Persyaratan Teknis : Beras a. Bebas hama dan penyakit. b. Bebas bau apek, asam dan bau lainnya. c. Bersih dari campuran dedak dan katul
d. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan membahayakan baik secara visual maupun secara orgonoleptik. e. Kadar air maksimal : 14 % f. Derajat sosoh maksimal : 100% g. Butir patah : 15 % h. Butir mengapur maksimal : 2 % i. Butir menir maksimal : 1 % j. Butir kuning/rusak maksimal : 1 % k. Butir merah maksimal : 0 % l. Benda asing maksimal : 0,05 % m. Butir gabah ( butir 100gr) maksimal : 1 %
Daging Sapi : a. Warna : merah khas daging sapi b. Bau : khas daging c. Penampakan : kering d. Kekenyalan : kenyal e. Kuan/Gram/Juta maks : 0,5 ( Sp,SMP ) f. PH : 5,3 -5,8 Daging ayam : a. warna : Normal b. Bau : Normal c. Perototan : Baik d. Jumlah kuman maks/Gram : 5 x 105 e. Kotoran : Tidak ada f. Kerusakan : Sedikit Daging ikan : Segar Daging Udang : Segar Kacang Merah : Kering
Tomat : Segar Minyak goreng : a. Air maksimal : 0,3 % b. Kotoran maksimal : 0,05 % c. Bilangan Peroksida (mg oksigen/ mg larut )maksimal : 1,0 % d. Asam lemak bebas ( dihitung sebagai Asam larut ) maksimal : 0,3 % e. Warna /bau /rasa : Normal f. Minyak pelikan : Negatif g. Minyak berbahaya(Pb,Cu,Hb dan As) : Negatif Kelapa : Tua segar Bawang merah : Segar Bawang putih : segar Cabe : segar Gula pasir : a. Sakarosa minimal : 99,2 % b. Air (105 C,3 jam)maksimal : 0,1 % c. Gula reduksi maksimal : 0,1 % d. Abu maksimal : 0,1 % e. Belerang Dioksida (SO2) maksimal : 20 mg/kg f. Cemaran logam : 1). Cu maksimal : 20 mg/kg 2). Pb maksimal : 1 mg/kg 3). Arsen maksimal : 1 mg/kg Warna (nilai remisi yang reduksi)min : 53 % Bahan asing tidak larut maksimal : 5 % Besar jenis butir : 0,8 s/d 12 mm Garam komsumsi : a. Na Cl minimal : 94,7 % (ab) b. Air maksimal : 5 % c. KI 03 (Jodium) : 40 ppm +k l 25% d. Fe 203 (Oksida Besi) : 100 ppm e. Kalium Magnesium sebagai Ca maks : : 1 % (ab) f. SO4 (Sulfat) maksimal : 2 % (ab) g. Bagian yang tak larut air maks : 0,2 % (ab)
h. Logam berbahaya (Pb,Hg,Zn,As) : Negatif i. Warna : Putih j. Rasa : Asin k. Bau : Tidak bau Merica : Putih kering Pala : kering Kemiri : Tua Lengkuas : Tua kering Daun salam : Segar Daun jeruk : Segar Polyethelene : Memenuhi syarat kemurnian kodeka makanan Indonesia tentang bahan makanan tahun 1979 hal 348 Depkes RI. Kluwek : Tua kering seledri : Segar Kecap : a. Kadar protein, minimal : 6 % b. Logam berbahaya (Cn,Hg,Pb,As) : Negatif c. Keadaan (bau,rasa,dll) : Normal Kotak karton : b. Jenis : Double wall c. Tebal : 5 mm Plak band : a. Jenis : Gummer Creff paper b. Tebal : 2 Inc
IV. Cara pengujian :
Pengujian Ransum T-2 RP dilakukan menurut cara/metode sesuai standart pengujian di dalam standart nasional Indonesia. Catatan : Petunjuk penggunaan : a. Ransum tempur T-2 RP digunakan untuk kelompok/perorangan dalam keadaan darurat/kesempatan
masak terbatas.
b. Sebelum dimakan sebaiknya dipanaskan dahulu dengan cara direbus dalam air mendidih kurang lebih 15 menit dan dapat juga dihangatkan pada nyala api tetapi jangan dibakar.
2.5
Makanan Formula untuk Lansia Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai
dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). 2.3.1 Kebutuhan Gizi Kebutuhan gizi bagi lansia perlu dipenuhi secara adequat karena merupakan kelangsungan proses pergantian sel – sel tubuh, dan guna mengatasi proses menua serta memperlambat terjadinya usia biologis. Kebutuhan kalori pada klien lanjut usia cenderung berkurang karena kurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, dan ginjal. Kebutuhan kalori dianjurkan tidak melebihi 1700 kalori, untuk kebutuhan protein normal adalah 1 gram/kg BB/hari.
Sebaiknya konsumsi pada lansia adalah : o Kurangi makanan mengandung lemak hewani (daging sapi, kerbau, kuning telur dan otak).
o o o o o
Disarankan banyak konsumsi kalsium 14,1 mg/kg BB/hari. Perlunya zat besi Kurangi garam natrium (kemungkinan adanya tekanan darah tinggi) Perlunya buah – buahan / vitamin Banyak minum air putih 1500 – 2000 cc (untuk kerja ginjal)
Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia : Kurangnya mencerna makanan (adanya kerusakan gigi / ompong) Kurangnya cita rasa (rasa dan buah) Kurangnya koordinasi otot -otot saraf Keadaan fisik yang kurang baik Faktor ekonomi dan social Faktor penyerapan makanan (daya absorpsi) 2.3.2 Menu Seimbang Bagi Lansia Menu adalah susunan hidangan yang dipersiapkan atau disajikan pada waktu akan makan. Menu seimbang untuk lansia adalah susunan makanan yang mengandung cukup semua unsur gizi yang dibutuhkan lanjut usia. Syarat menu seimbang untuk lanjut usia sehat : 1. Mengandung zat gizi yang terdiri : zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur. 2. Jumlah kalori yang dikonsumsi adalah 50% hidrat arang (sayuran, kacang -kacangan, dan biji-bijian). 3. Jumlah lemak dalam makanan dibatasi yaitu 25% - 30% dari total kalori. 4. Jumlah protein yang baik yaitu 8% - 10% daritotal kalori. 5. Dianjurkan makan tinggi serat 6. Makan tinggi kalsium (susu non fat, yoghurt, dan ikan). 7. Makanan tinggi Fe (kacang -kacangan, hati, daging, bayam, sayuran hijau). 8. Membatasi penggunaan garam (mono sodium glutamat, sodium bikarbonat, dan sodium sitrat) 9. Bahan makanan sebaiknya yang mudah di cerna 10. Hindari makanan / minuman mengandung alkohol Syarat menu untuk lansia dengan BB kurang Diberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein (TKTP) Macam diit TKTP:
TKTPI : 2100 kalori Protein : 85 gr (12 – 15% total kalori)
Contoh pola menu bagi lansia BB rendah : Kalori 2100, protein 85 gram, karbohidrat 325 gram, lemak 40 gram. Pagi : 1 gelas susu (2 sdm susu bubuk full cre am) + gula, roti isi telur [1butir telur] ,
hidrat arang 249 gram
Jam 10.00 : 1 gelas susu (3 sdm susu bubuk) + 2 sdt gula, 1 potong pepaya (100 gram) Siang :
6 sdm nasi (150 gram) , 1potong besar bandeng presto (75 gram) , 1 mangkuk sayur lodeh encer (100 gr sayur + 25 gr daging sa pi) 1 potong buah (75 gram)
Jam 16.00
Pisang bakar (150 gr pisang + 2,5 margarin)
Malam : 4 sdm nasi (100 gram) , 1 potong ikan/daging/ayam (75 gram) , Sayuran secukupnya (100 gram) , 1 potong buah (100 gram)
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan : 1. Makanan yang diberikan cukup gizi 2. Sajikan pada waktu secara teratur serta dalam porsi kecil 3. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani lansia. 4. Berikan makanan bertahap dan variasi 5. Perhatikan makanan yang disukai / tidak 6. Perhatikan diet jika mendapatkan diet dari dokter (DM, hipertensi, dll) 7. Berikan makanan yang lunak Faktor – faktor yang menyebabkan malnutrisi pada lansia 1. Penyebab akut dan kronik 2. Keterbasan sumber / penghasilan 3. Faktor psikologis 4. Hilangnya gigi 5. Kesalahan dalam pola makan 6. Kurangnya energi untuk mempersiapkan makanan 7. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang tepat PEMBERIAN OBAT PADA LANSIA
Bila klien lansia mendapat obat / resep dari dokter, pemberian obat hendaknya dilakukan sesuai waktu. Untuk menghindari hal yang berakibat fata l dan obat dikonsumsi sesuai aturan. Hal – Hal yang perlu diingat dan diperhatikan adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Pastikan untuk klien yang dituju Waktu pemberian tepat pada waktunya Perhatikan dosis obat Baca etiket (label) obat Jika obat berwujud cairan kocok terlebih dahulu Sediakan minum sebelum obat diberikan Jika tidak dapat menelan obat (pil) sediakan alternatif lain (misal pisang) Perhatikan reaksi – reaksi yang mungkin timbul
DAFTAR PUSTAKA o o
http://usahamart.wordpress.com/2012/02/23/membuat-susu-bayi-formula/ http://www.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/SK_was_FBdanFB_unt_medis_khs
o o
.pdf http://archive.kaskus.us/post/bbcode/3/85690033/?height=300&width=500 http://medicastore.com/artikel/268/Kebutuhan_Gizi_Ibu_Hamil.html
o o o o
http://www.scribd.com/doc/31812812/Kebutuhan-Gizi-Pada-Lanjut-Usia http://wardana-sl.blogspot.com/2012/02/makanan-formula-untuk-ibu-hamil.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31609/4/Chapter%20II.pdf http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10116709