OLEH:
KELOMPOK 2
Putri Aswanti Hasanah 122401110
Yumi Yuanita 122401103
Mahyusar Harahap 122401109
Yolanda Y. Sianipar 122401096
D3 KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013/2014
Kata Pengantar
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Begitu banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul "BIOTEKNOLOGI MAKANAN". Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan guru pembimbing mata kuliah kimia industry III yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua ini berawal, semoga isi makalah ini bisa memberikan informasi mengenai termoset dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Wabillahitaufik wal hidayah
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Medan, Maret 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Permasalahan 2
Tujuan 2
Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bioteknologi makanan 3
2.2 Aplikasi bioteknologi makanan 4
2.3 Dampak Bioteknologi 7
BAB III PENUTUP
Kesimpulan 9
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi molekular,mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa.
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidangpertanian, serta pemuliaan dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi pada masa lalu dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna. Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur. Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain.[3]Teknologi ini memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala.
1
Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan bioteknologi pada masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraianminyak bumi yang tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologikloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan. Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen pada organisme tersebut.
Permasalahan
Apasajakah pengertian dari bioteknologi makanan?
Apakah aplikasi bioteknologi makanan?
Apakah kelebihan dan kekurangan bioteknologi makanan ?
Tujuan
Untuk pengertian dari bioteknologi makanan
Untuk mengetahui aplikasi bioteknologi makanan
Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bioteknologi
manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk mengkaji lebih dalam mengenai bioteknologi pada makanan yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. BIOTEKNOLOGI MAKANAN
Bioteknologi makanan adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk peningkatan produksi makanan. Segera setelah manusia mulai terlibat dalam pembiakan selektif tanaman dan hewan, mereka berlatih bioteknologi. Di era modern, ilmu ini sangat kompleks dan mencakup perangkat seperti modifikasi genetik untuk menjamin hasil yang dapat diandalkan dan diinginkan. Perusahaan-perusahaan swasta, instansi pemerintah, dan lembaga pendidikan semua memiliki kepentingan dalam topik ini.
Salah satu penggunaan bioteknologi makanan dalam produksi tanaman yang lebih baik. Ini termasuk tanaman dengan buah-buahan yang lebih besar, biji, dan komponen yang dapat digunakan lainnya serta hasil yang lebih tinggi. Sebuah contoh dapat dilihat pada jagung. Jagung liar yang paling dekat dengan nenek moyangnya adalah rumput biasa-biasa saja dengan manfaat gizi yang minimal. Galur jagung modern dapat tumbuh sangat cepat, menghasilkan buah yang besar dan banyak, dan menawarkan berbagai manfaat nutrisi, tergantung pada jenisnya.
Tanaman dan hewan dapat dimodifikasi dengan bioteknologi makanan untuk meningkatkan hasil panen dan membuat lebih mudah. Misalnya, tanaman lamakanan dapat dibiakkan atau direkayasa untuk mesin panen sehingga buruh tani tidak perlu secara manual memilih. Hal ini dapat mengurangi biaya produksi, meningkatkan keamanan bagi pekerja, dan meningkatkan hasil panen. Demikian juga, hewan dapat dibiakkan untuk dewasa dengan cepat dan menghasilkan sejumlah besar daging atau susu.
Tanaman juga dapat dimodifikasi untuk menambah nutrisi, sebuah praktek yang digunakan dengan beberapa jenis beras dikembangkan untuk mengatasi kelaparan. Mereka termasuk vitamin biasanya tidak hadir dalam beras untuk mengurangi risiko kekurangan vitamin pada populasi yang miskin. Bioteknologi makanan dapat melibatkan pengembangan pestisida, herbisida, dan resistensi hama pada tanaman untuk mengurangi kerugian dan memungkinkan petani untuk kimia mengobati tanaman untuk kontrol yang lebih baik.
3
Ini mungkin memerlukan rekayasa genetika di laboratorium dalam beberapa kasus untuk mencapai sifat-sifat yang diperlukan. Beberapa bioteknologi makanan tidak secara langsung terkait makanan, tetapi tidak melibatkan tanaman pertanian. Perusahaan farmasi dapat menggunakan rekayasa genetika untuk memaksa tanaman untuk menghasilkan senyawa yang berguna, misalnya. Demikian pula, biji-bijian seperti jagung dapat direkayasa untuk menghasilkan beban yang lebih tinggi dari minyak dan senyawa lainnya yang berguna dalam produksi industri. Tanaman yang digunakan untuk membuat bahan bakar nabati, misalnya, dapat direkayasa untuk memberikan hasil yang lebih tinggi per hektar dari bahan yang dapat digunakan.
Aplikasi bioteknologi makanan sangat banyak. Ilmu ini juga merupakan subyek kontroversi di beberapa daerah. Rekayasa genetika tanaman dan hewan menimbulkan kekhawatiran etis bagi sebagian masyarakat. Beberapa organisasi juga telah mengangkat kekhawatiran medis, kekhawatiran mungkin dengan ada dampak kesehatan yang tersembunyi dari penggunaan organisme hasil rekayasa genetika.
2.2 Aplikasi Bioteknologi Makanan
Aplikasi Bioteknologi Bidang Pengolahan Pangan- Beberapa contoh Bioteknologi tradisional di bidang pangan misalnya, tempe dibuat dari kedelai menggunakan jamur Rhizopus, tape dibuat dari ketela pohon atau pisang dengan menggunakan Khamir Saccharomyces cereviceae, keju dan yoghurt dibuat dari susu sapi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus.
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu menggunakan bakteri Lactobacillus substilis atau Lactobacillus bulgaricus. Bakteri yang di manfaatkan mampu mendegradasi protein dalam susu menjadi asam laktat. Proses degradasi ini disebut fermentasi asam laktat dan hasil akhirnya dinamakan yoghurt. Yoghurt merupakan minuman hasil fermentasi susu oleh bakteri Lactobacillus bulgaricus.
4
b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju
Keju merupakan contoh produk bioteknologi yang cukup terkenal. Keju dibuat dengan bantuan bakteri pada susu. Bakteri tersebut dikenal sebagai bakteri asam laktat atau Lactobacillus. Bakteri Lactobacillus mengubah laktosa menjadi asam laktat dan menyebabkan susu menggumpal.
Pada pembuatan keju, kondisi pH harus rendah. Kondisi pH yang rendah membuat susu mengental. Akibatnya protein pada susu berubah menjadi semi solid yang disebut curd. Proses ini dibantu dengan menambahkan enzim renin. Enzim renin dapat diekstrak dari perut anak sapi. Namun, saat ini enzim renin dapat diproduksi dalam skala besar dengan menggunakan teknik rekayasa genetika.Keju merupakan produk bioteknologi. Setelah susu berubah menjadi curd, garam ditambahkan. Garam ini selain untuk menambahkan rasa, berfungsi juga sebagai bahan pengawet. Bakteri kemudian ditambahkan sesuai dengan tipe keju yang akan dibuat. Bakteri yang ditambahkan ini disebut bakteri pematang. Bakteri pematang berguna memecah protein dan lemak yang terdapat dalam keju. Beberapa jenis keju mempunyai karakteristik tertentu dengan ditambahkan mikroba lain, seperti jamur. Contohnya terdapat pada keju biru, yang mempunyai karakteristik berwarna biru karena ditambahkan jamur pada curd kejunya. Untuk mempercepat produksi keju, dapat ditambahkan enzim bakteri selain bakteri pematang itu sendiri.
c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe
Tempe adalah makanan khas Indonesia. Tempe merupakan makanan yang terkenal di Asia Tenggara dan juga merupakan salah satu contoh produk hasil bioteknologi. Tempe terbuat dari kacang kedelai. Karena terbuat dari kacang kedelai yang merupakan sumber protein tinggi, tempe juga merupakan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi. Tempe dibuat dari kacang kedelai dengan dibantu oleh aktivitas jamur Rhizopus oryzae. Proses pembuatan tempe cukup sederhana dan mudah dilakukan. Kacang kedelai dicuci bersih, lalu direbus hingga setengah matang. Kemudian, kacang kedelai setengah matang direndam dalam air selama kurang lebih 12 jam (semalaman).
5
Dengan direndamnya kacang kedelai, dapat menciptakan kondisi asam sehingga mikroba yang biasanya membusukkan makanan dapat dicegah. Setelah direndam, kacang kedelai kembali dicuci bersih dan direbus kembali hingga matang. Jamur rhizopus oryzae merupakan mikroorganisme yang membantu dalam pembuatan tempe. (b) Jamur ini digunakan dalam bentuk ragi tempe.
Kacang kedelai yang telah matang tersebut lalu didinginkan dan setelah dingin ditambahkan ragi tempe. Ragi tempe adalah jamur Rhizopus oryzae. Kacang kedelai yang telah dicampur dengan ragi tempe, lalu dibungkus oleh daun pisang atau plastik yang dilubangi. Setelah dibungkus, lalu diperam (difermentasi) selama satu malam. Akhirnya diperoleh tempe sebagai produk bioteknologi.
d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
Tahu juga merupakan salah satu contoh produk bioteknologi. Sebagai orang Indonesia, Anda pasti telah mengenal makanan yang bernama tahu, bukan? Tahu, seperti juga tempe, terbuat dari kacang kedelai. Tahu dibuat dengan cara mencuci kacang kedelai hingga bersih dan merendamnya selama satu malam. Setelah lunak, kacang kedelai digiling menjadi seperti bubur, lalu dididihkan. Setelah dididihkan, bubur kedelai disaring dan ditambahkan kultur bakteri yang dapat menciptakan kondisi asam. Beberapa jenis bakteri yang sering digunakan dalam pembuatan tahu ini adalah bakteri asam laktat. Bubur tahu yang telah ditambahkan bakteri asam laktat ini lalu dicetak,dibumbui, dan diberi garam agar tahan lama.
e. Aplikasi Bioteknologi Modern pada Makanan
Penerapan bioteknologi pada makanan secara modern, diawali pada 1992. Saat itu sebuah perusahaan Amerika, Calgene, mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG yang disebut Flavrsavr. OHMG ini adalah tomat yang dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat membusuk. Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produk-produk makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
6
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih cepat.
2.3 Dampak Bioteknologi
2.3.1 Dampak positif bioteknologi.
Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :
meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama
meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian , perkebunan, peternakan maupun perikanan. Dengan temuan bibit unggul.
meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
membantu proses pemurnian logam dari bijihnya pada pertambangan logam ( biohidrometalurgi )
membantu manusia mengatasi masalah-masalah pencemaran lingkungan, Seperti : bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri penghasil bahan plastik biodegradable,
membantu manusia mengatasi masalah sumber daya energi. Misalnya : bioethanol, biogas
membantu dunia kedokteran dan medis mengatasi penyakit-penyakit tertentu. Misalnya : penyakit kelainan genetis dg terapi gen, hormon insulin, antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin.
mengatasi masalah pelestarian species langka dan hampir punah. Dengan teknologi transplantasi nukleus, hewan / tumbuhan langka bisa dilestarikan
dan lain sebagainya.
7
2.3.2 Dampak negative bioteknologi.
Beberapa dampak negative akibat timbulnya bioteknologi, adalah :
munculnya pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme transgenik yang tak terkendali.
gangguan keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi.
kerusakan tatanan sosial masyarakat , ketika cloning pada manusia tidak terkendali.
tersingkirnya berbagai plasma nutfah alami / lokal. Flora dan fauna lokal "terdesak" oleh kehadiran flora dan fauna transgenik.
menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
timbulnya reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman / hewan transgenic
munculnya penyakit-penyakit baru dan kerentanan terhadap penyakit akibat pemanfaatan tanaman / hewan transgenic.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Bioteknologi makanan adalah penerapan ilmu pengetahuan untuk peningkatan produksi makanan.
- Aplikasi bioteknologi makanan
a. Aplikasi Bioteknologi pada Yoghurt
b. Aplikasi Bioteknologi pada Keju
c. Aplikasi Bioteknologi pada Tempe
d. Aplikasi Bioteknologi pada Tahu
- Dampak positif dan negatif
3 Dampak Bioteknologi
2.3.1 Dampak positif bioteknologi.
Beberapa dampak positif dari adanya bioteknologi, adalah :
meningkatnya sifat resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama
meningkatnya produk-produk ( baik kualitas maupun kuantitas ) pertanian , perkebunan, peternakan maupun perikanan. Dengan temuan bibit unggul.
meningkatnya nilai tambah bahan makanan. Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega, keju.
Beberapa dampak negative akibat timbulnya bioteknologi, adalah :
munculnya pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme transgenik yang tak terkendali.
9
menimbulkan pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan bioteknologi dengan tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
3.2 Saran
Diharapkan adanya peran serta mahasiswa, masyarakat dan pemko terhadap persoalan lebih mendalam tentang dampak bioteknologi bagi kehidupan dan lingkungan.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
http://www.sridianti.com/pengertian-bioteknologi-makanan.html
http://niswiulfini.blogspot.com/2013/08/bioteknologi.html
11