FARMAKOLOGI I
ABSORPSI, DISTRIBUSI, MEKANISME DAN ELIMINASI OBAT (ADME OBAT)
Disusun oleh :
SRI MONIKA TARIGAN
JURUSAN FARMASI FAKULTAS AKULTAS MATEMATIKA dan ILMU ILM U PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL JAKARTA
2009
1
FARMAKOLOGI I
KATA PENGANTAR
Denga Dengan n mengu menguca cap p puji puji dan dan syuku syukurr keha kehadi dira ratt Tuha Tuhan n Yang Yang Maha Maha Esa, Esa, yang yang tela telah h melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Farmakologi I ”Absorpsi, Distribusi, Mekanisme dan Eliminasi Obat (ADME OBAT) ”. Dimana, tugas ini diambil dari sumber yang membahas tentang dinamika obat. Tuga Tugass ini ini dibu dibuat at untu untuk k mele melengk ngkapi api nila nilaii mata mata kulia kuliah h dan dan syar syarat at dala dalam m meng mengik ikut utii Perkuliahan Farmakologi I. Selama penyusunan sampai berakhirnya tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama dosen pengajar yaitu Ibu Dra. Refdanita M.Si, Apt. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan mungkin kesalahan dari tugas yang penulis buat ini. Untuk itu kritik dan saran sangatlah penulis harapkan. Dan akhirnya semoga tugas ini bermanfaat.
Jakarta, April 2009
Penulis
2
FARMAKOLOGI I BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Farmakologi adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan obat obat-obatan. -obatan. Biasa dalam ilmu ini dipelajari:
1. 2. 3. 4.
Peneli Penelitia tian n mengena mengenaii penyaki penyakit-p t-peny enyaki akitt Kemu Kemungk ngkin inan an pen penye yemb mbuh uhan an Pene Peneli liti tian an obat obat-o -obat bat baru baru Penelitian efek samping obat-obatan dan atau teknologi baru terhadap beberapa penyakit berhubungan dengan perjalanan obat di dalam tubuh serta perlakuan tubuh terhadapnya.
merawat penyakit,, membebaskan gejala, gejala, Obat adalah benda yang dapat digunakan untuk merawat penyakit atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Di dala dalam m tubu tubuh h obat obat menga mengala lami mi berb berbag agai ai maca macam m pros proses es hing hingga ga akhi akhirn rnya ya obat obat di keluarkan keluarkan lagi dari tubuh. Proses-proses Proses-proses tersebut tersebut meliputi, meliputi, absorpsi, absorpsi, distribusi distribusi,, metabolism metabolismee (biotransformasi), dan eliminasi. Dalam proses tersebut, bila berbagai macam obat diberikan secara bersamaan dapat menimbulkan suatu interaksi. Selain itu, obat juga dapat berinteraksi dengan zat makanan yang dikonsumsi bersamaan dengan obat. Intera Interaksi ksi yang yang terjad terjadii di dalam dalam tubuh tubuh dapat dapat dibeda dibedakan kan menjad menjadii dua, yaitu yaitu intera interaksi ksi farmakodinamik dan interaksi farmakokinetik. Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antar obat (yang diberikan berasamaan) yang bekerja pada reseptor yang sama sehingga menimbulkan efek sinergis atau antagonis. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi antar 2 atau lebih obat yang diberikan bersamaan dan saling mempengaruhi dalam proses ADME (absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi) sehingga dapat meningkatkan atau menurunkan salah satu kadar obat dalam darah. Tubuh Tubuh kita kita punya punya banyak banyak enzim enzim yang yang dapat dapat berint berintera eraksi ksi dengan dengan berbaga berbagaii moleku molekul, l, termas termasuk uk obat, obat, yang yang berpot berpotens ensii menjad menjadii racun racun atau atau nutrie nutrien. n. Namun, Namun, setiap setiap indivi individu du juga juga memiliki gen berbeda dan produk proteinnya menentukan kemampuan individu merespons obat. Obat yang masuk dalam tubuh - entah lewat cara oral, irup, suntik, atau serap lewat pori pori kulit - akan melalui beberapa tahap sebelum mencapai sasaran. Setelah diserap, protein menjemput dan mengantarkan obat ke dalam suatu sel, misal sel hati. Di sini mereka mengalami modifikasi oleh sejumlah enzim metabolik (pembongkar-penyusun); bisa diaktifkan atau diurai. Pada manusia bentuk enzim itu berlainan akibat perbedaan dari genetic. Bisa jadi seseorang punya enzim sangat aktif sedangkan milik orang lain malah tidak terlalu aktif. 3
FARMAKOLOGI I Perbeda Perbedaan an geneti genetik k itu mempeng mempengaru aruhi hi perjal perjalanan anan obat dalam dalam tubuh tubuh yang yang melipu meliputi ti absorbsi, metabolik, pergerakan menuju molekul sasaran, perubahan struktur yang diharapkan atau tidak diharapkan dari molekul sasaran, degradasi obat, dan pengeluaran hasil degradasi itu. Maka, tidak aneh bila reaksi setiap individu terhadap obat bisa berbeda-beda. The Journal of the American American Medical Medical Association Association (1998) (1998) melapor melaporkan, kan, 2,2 juta juta pasien pasien setiap setiap tahun tahun mengal mengalami ami ketidakcocokan obat, dan 106.000 di antaranya meninggal.
II. Permasalahan : -
Baga Bagaim imana ana perja perjala lana nan n oba obatt di tubu tubuh. h.
-
Bagaimana Bagaimana proses proses absorpsi, absorpsi, distribusi distribusi,, mekanism mekanismee dan eliminasi eliminasi obat dalam tubuh.
-
Fakt Faktor or-f -fakt aktor or yan yang g memp mempen engar garuhi uhi ADME ADME..
III. Manfaat -
Menge Mengeta tahu huii per perja jala lanan nan obat obat di di tubu tubuh. h.
-
Menge Mengeta tahu huii efek efek-ef -efek ek dar darii pros proses es ADM ADME E dan dan Menget Mengetahu ahuii foktor foktor apa saja saja yang yang menjad menjadii pendoro pendorong ng dan pengha penghamba mbatt dari dari ADME
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4
FARMAKOLOGI I Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan termasuk produk biologi (vaksin, imunos imunosera era,, antige antigen, n, hormon hormone, e, enzim, enzim, produk produk darah, darah, produk produk hasil hasil fermen fermentas tasii = antibo antibody dy monoclonal dan produk hasil rekombinan DNA) dan kontrasepsi yang siap digunakan untuk memp mempen engar garuhi uhi atau atau meny menyel elid idiki iki syst system em fisi fisiol ologi ogi atau atau kead keadaa aan n pato patolo logi gi dala dalam m rangk rangkaa pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan peningkatan kesehatan. Inti dari obat ini adalah senyawa kimia sintetik dan produk biologi dan kontrasepsi (senyawa sintetik kimia dan hormone), tidak termasuk di dalamnya obat tradisional (OT=berasal dari herbal maupun binatang), produk fitofarmaka (obat herbal yg terstandarisasi dan teruji preklinik dan klinik) dan jamu. ilmu farmakokinetika, farmakokinetika, yakni ilmu tentang nasib obat di dalam badan. Obat masuk ke tubuh tubuh kita kita akan akan mengal mengalami ami berbag berbagai ai perist peristiwa iwa yakni yakni : absorp absorpsi, si, distri distribus busi, i, mekani mekanisme sme dan eliminasi. Kerja suatu obat merupakan hasil dari banyak sekali proses dan kebanyakan proses sangat rumit. Umunya ini didasari suatu rangkaian reaksi, yang dibagi dalam tiga fase : -
Fase fa farmaseutik
-
Fase ase far farmako makoki kine neti tika ka
-
Fase ase far farmako makodi dina nami mika ka Fase farmaseutik meliputi hancurnya bentuk sediaan obat dan melarutnya bahan obat, di
mana mana kebany kebanyaka akan n bentuk bentuk sediaa sediaan n obat obat padat padat yang yang diguna digunakan. kan. Karena Karena itu fase fase ini teruta terutama ma ditentukan oleh sifat-sifat galenik obat. Fase farmakokinetika merupakan bagian proses invasi dan proses eliminasi (evasi), invasi adalah proses yang berlangsung pada pengambilan suatu bahan obat ke dalam organisme dan proses eliminasi adalah proses yang menyebabkan penurunan konsentrasi obat dalam organisme. Organi Organisme sme merupa merupakan kan sistem sistem terbuk terbukaa atau atau sistem sistem aliran aliran karena karena senant senantias iasaa berlan berlangsu gsung ng pertukaran pertukaran bahan dan pertukaran pertukaran energy dengan sekitarnya. sekitarnya. Apabila Apabila kesetimbang kesetimbangan an tercapai tercapai antara pemasukan dan pengeluaran maka sistem dikatakan mencapai kesetimbangan aliran. Fase farmakodinamika merupakan interaksi obat reseptor dan juga proses-proses yang terlibat dimana akhir dari efek farmakologi terjadi. Kerja obat tidak hanya tergantung dari sifat farmakodinamika bahan obat, tetapi juga tergantung pada : 5
FARMAKOLOGI I •
Bentuk sediaan dan bahan pembantu yang digunakan.
•
Jenis dan tempat pemberian
•
Keterabsorpsian dan kecepatan absorpsi, distribusi dalam organism.
•
Ikatan dan lokalisasi dalam jaringan
•
Biotransformasi dan
•
Keterekskresian dan kecepatan ekskresi.
Apabila obat yang diberikan diinginkan kerja yang cepat maka harus dipilih suatu cara pembe pemberia rian, n, yang yang pada pada cara cara ini periode periode laten laten antara antara waktu waktu pember pemberian ian dan muncul munculnya nya kerja kerja singkat singkat dengan dengan meniad meniadakan akan absorp absorpsi si (penyu (penyunti ntikan kan intrav intravasa asal, l, inhala inhalasi) si),, sebali sebalikny knyaa jika jika diin diingi ginka nkan n kerj kerjaa yang yang tert tertun unda da,, maka maka bent bentuk uk-b -bent entuk uk pember pemberia ian n yang yang mela melalu luii absor absorps psi, i, sedangkan jika kerja obat terarah pada atau dalam daerah tubuh tertentu (topical). Pada pemberian obat harus diperhatikan juga keadaan pasien dan umur pasien, misalnya pada pada keadaan keadaan tidak tidak sadar, sadar, obat obat tidak tidak boleh boleh diberi diberikan kan secara secara oral, oral, karena karena terdap terdapat at bahaya bahaya perna pernapas pasan an akibat akibat tak adanya adanya reflex reflex menela menelan. n. Demiki Demikin n juga juga untuk untuk pasien pasien yang yang keadaan keadaan lambungnya lambungnya terbatas maka pemberian pemberian secara secara oral kurang cocok. Selain itu hindari penyuntikan penyuntikan pada pasien yang ketakutan dan anak-anak.
BAB III PEMBAHASAN 3.1. Fisiologi Obat bagi Tubuh Manusia
Obat merupakan kumpulan zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup setiap manusia yang mengkonsumsinya dan akan melewati mekanisme kerja dari mulai bagaimana
6
FARMAKOLOGI I obat itu diabsorpsi, didistribusikan, mengalami biotransformasi dan akhirnya harus ada yang diekskresikan. 3.2. Absorpsi Obat Dalam Tubuh
Absorpsi Absorpsi merupakan proses proses penyerapan penyerapan obat dari tempat tempat pemberian, pemberian, menyangkut menyangkut kelengk kelengkapa apan n dan kecepat kecepatan an proses proses.. Pada Pada klinik klinik pember pemberian ian obat yang yang terpen terpentin ting g harus harus mencapai bioavaibilitas yang menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorpsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Hal ini penting, karena terdapat beberapa jenis obat tidak semua yang diabsorpsi dari tempat pemberian akan mencapai sirkulasi sistemik, namun akan dimetabolisme oleh enzim di dinding usus pada pemberian oral atau dihati pada lintasan pertamanya melalui organorgan tersebut. Adapun faktor- faktor yang dapat mempengaruhi bioavaibilitas obat pada pemberian oral, antara lain : • Faktor Obat Sifat- sifat fisikokimia seperti stabilitas pH lambung, stabilitas terhadap enzim pencernaan serta stabilitas terhadap flora usus, dan bagaimana formulasi obat seperti keadaan fisik obat baik ukuran partikel maupun bentuk kristsal/ bubuk dll. • Faktor Penderita Bagaimana pH saluran cerna, fungsi empedu, kecepatan pengosongan lambung dari mulai motilitas motilitas usus, adanya sisa makanan, bentuk tubuh, aktivitas fisik sampai dengan stress yang dialami pasien.
3.3. Distribusi Obat Dalam Tubuh
Setelah diabsorpsi obat akan didistribusi keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah, karena karena selain selain tergant tergantung ung dari dari aliran aliran darah, darah, distri distribus busii obat obat juga juga ditent ditentukan ukan oleh oleh sifat sifat fisikokimianya. Distribusi Distribusi obat dapat dibedakan menjadi 2 fase berdasarkan berdasarkan penyebaran penyebaran didalam tubuh, yaitu : a. Distribusi fase pertama terjadi segera setelah penyerapan, yaitu ke organ yang perfusinya 7
FARMAKOLOGI I sangat baik, seperti jantung, hati, ginjal dan otak. b. Distribusi fase kedua jauh lebih luas lagi, yaitu mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ pada fase pertama, misalnya pada otot, visera, kulit dan jaringan lemak. Distribusi obat dari sirkulasi ke Susunan Saraf Pusat sulit terjadi, karena obat harus menembus Sawar Darah Otak, karena endotel kapiler otak tidak mempunyai celah antar sel maupun vesikel pinositotik. Apabila obat mencapai pembuluh darah, obat akan ditranspor lebih lanjut bersama dalam dalam aliran aliran darah darah dalam dalam sistem sistem sirkul sirkulasi asi.. Akibat Akibat landai landaian an konsent konsentras rasii darah darah terhada terhadap p jaringan, bahan obat mencoba untuk meninggalkan pembuluh darah dan terdistribusi dalam organi organisme sme keselu keseluruh ruhan. an. Penetr Penetrasi asi dari dari pembul pembuluh uh darah darah ke dalam dalam jaring jaringan an dan dengan dengan demi demiki kian an dist distri ribus busin inya ya,, seper seperti ti haln halnya ya abso absorb rbsi si,, berg bergan antu tung ng pada pada banya banyak k peuba peubah. h. Khususnya ukuran molekul, ikatan pada protein plasma dan protein jaringan, kelarutan dan sifat kimia. Selanjutnya bergantung pada pasokan darah dari organ dan jaringan masingmasing, ketelapan membran dan perbedaan pH antara plasma dan jaringan. 1. Ruang Ruang Distri Distribusi busi
Berdas Berdasark arkan an fungsi fungsinya nya,, organi organisme sme dapat dapat dibagi dibagi dalam dalam ruang ruang distri distribus busii yang yang berbeda (kompartemen). Ruang Intasel dan ruang ekstrasel, dalam ruang intrasel (sekitar 75%dari bobot badan) termasuk cairan intrasel dan komponen sel yang padat, ruang ekstrasel (sekitar 22% dari bobot badan) dibagi lagi atas : •
Air plasma : air plasma (sekitar 4% dari bobot badan ) meliputi cairan intravasal.
•
Ruang usus : ruang usus (sekitar 16-20% dari bobot badan) meliputi cairan yang mudah berdifusi dalam intestinum serta cairan yang sukar berdifusi dalam jaringan ikat tebal dari kulit, otot, persendian dan tulang.
•
Cairan transsel : cairan transsel (sekitar 1.5% dari bobot badan) Angka-angka yang diberikan hanya berlaku untuk orang dewasa usia pertengahan.
Pada bayi misalnya, bagian cairan pada bobot badan pada hakekatnya lebih tinggi. Bergantung pada sifat fisiko kimianya, berdasaran distribusi ke dalam berbagai ruang distribusi, dibedakan 3 jenis bahan obat : 8
FARMAKOLOGI I •
Obat yang hanya terdistribusi dalam plasma.
•
Obat yang terdistribusi dalam plasma dan ruang eksternal sisa.
•
Obat yang terdistribusi dalam ruang ekstrasel dan juga dalam ruang intrasel. Distribusi bahan obat lain antara ruang plasma dan ruang usus dipengaruhi oeh
struktur kapiler dalam daerah atau organ masing-masing. Pertukaran mudah terjadi pada tempat endotel kapiler dan membran basal menunjukkan ruang (misalnya hati, limpa). Demikian juga yang baik dilewati ialah kapiler yang memiliki ruang endotel disekelilingi membran. Sebaliknya, yang sukar ialah penetrasi dalam daerah kapiler dengan endotel dan membran basal tanpa ruang dan selain itu penetrasinya sangat terbatas, apabila pada kaliper terdapat sel-sel lain. Kapiler otak misalnya, dikelilingi rapat dengan sel-sel glia dan dalam darah pleksus khorioidea, yaitu tempat terbentuknya cairan serebrospinalis, kapiler kapiler ke ruang cairan dilapisi oleh selapis selapis tunggal epitel. epitel. Akibatnya Akibatnya ialah pembatasan pembatasan permeasi. Ini disebut sawar darah otakdan sawar darah cairan otak. Bahan-bahan yang larut dalam lemak dapat melewati melewati sawar dengan baik, sebaliknya sebaliknya bahan-bahan bahan-bahan yang tak larut dalam lemak sukar melewatinya, sejauh tak terdapat mekanisme transpor aktif, seperti misalnya pada asam amino. Pada Pada proses proses merada meradang, ng, ketela ketelapan pan naik naik sepert sepertii dalam dalam jaring jaringan-j an-jari aringa ngan n lain, lain, sehingga bahan yang dalam keadaan normal tidak dapat berdifusi melalui sawar darah otak menembus ke dalam sistem saraf pusat. Ruang intrasel dipisahkan oleh membran sel lipofil menjadi ruang usus dan ruang plasma. Karena itu juga hanya zat yang lipofil dapat menembus sel dan organelnya, dengan kekecualian bahan yang ditranspor secara aktif. 2. Ikata Ikatan n Prote Protein in
Faktor Faktor penting penting lain lain untuk untuk distri distribus busii obat obat ialah ialah ikatan ikatan pada pada protei protein n teruta terutama ma prote protein in plasma plasma,, protei protein n jaring jaringan an dan sel darah darah merah. merah. Sesuai Sesuai dengan dengan strukt struktur ur kimia kimia protein dapat terlibat ikatan ion, ikatan jembatan hidrogen dan ikatan dipol-dipol serta interaksi interaksi hidrofob. Kemungkinan Kemungkinan terjadi terjadi ikatan ikatan yang berbeda-beda berbeda-beda menjelaskan menjelaskan juga mengapa senyawa yang amat beragam diikat pada protein. 9
FARMAKOLOGI I Kecua Kecuali li ikat ikatan an pada pada rese resept ptor or,, ikat ikatan an pada pada prot protei ein n rela relati tiff tidak tidak khas khas untuk untuk senyawa-senyawa yang asing bagi tubuh, walaupun begitu ikatan ini terjadi terutama pada tempat ikatan dengan afinitas tinggi yang jumlahnya relatif kecil. pada albumin serum manusia dapat dibuktikan dua tempat ikatan yang berbeda (tempat ikatan I dan II). Beberapa bahan obat terikat selektif hanya pada satu dari kedua tempat ikatan (misalnya natikoagulansia jenis dikumarol pada tempat ikatan I, benzodiazepin pada tempat ikatan II) sedangkan yang lain terikat pada kedua tempat ikatan. Pada senyawa basa misalnya propanolol, lidokain, disopiramid, petidin atau antidepresiva trisiklik, alfa glikoprotein asam membantu juga pembentukan ikatan protein plasma. Untuk senyawa tubuh sendiri seringkali terdapat protein transpor spesifik dari fraksi fraksi globul globulin. in. Ikatan Ikatan protei protein n adalah adalah bolakbolak-bal balik. ik. Ikatan Ikatan tak bolak-b bolak-bali alik k (koval (kovalen) en) misaln misalnya ya reaksi reaksi sitost sitostati atika ka yang yang mengal mengalkil kilasi asi protei protein, n, tidak tidak termas termasuk uk dalam dalam ikatan ikatan protein. Makin besar afinitas bahan yang bersangkutan, pada protein, makin kuat ikatan protein.S protein.Sejauh ejauh tetapan tetapan afinitas afinitas terhadap terhadap berbagai berbagai protein, protein, misalnya misalnya terhadap terhadap protein protein plasma dan protein jaringan, jaringan, berbeda, maka kesetimbangan distribusi distribusi juga dipengaruhi : keseti kesetimba mbanga ngan n akan berges bergeser er ke protei protein n dengan dengan tetapa tetapan n afinit afinitas as yang yang lebih lebih besar. besar. Selaju Selajutny tnyaa ikatan ikatan protei protein n selain selain bergant bergantung ung kepada kepada sifatsifat-sif sifat at bahan bahan berkhas berkhasiat iat,, ia bergantung juga kepada harga pH plasma serta bergantung kepada umur. Contohnya pada keadaan asidosis, barbiturat yang terikat pada protein menurun. Pada bayi baru lahir, ikatan protein lebih rendah daripada ikatan protein dewasa (dengan akibat meningkatnya kepekaan bayi baru lahir). Ikatan protein mempengaruhi intensitas kerja, lama kerja dan eliminasi bahan obat sebagai berikut : bagian obat yang terikat pada protein plasma tidak dapat berdifusi dan umumnya tidak mengalami biotransformasi dan eliminasi. Tanpa memperhatikan kekecualian, ini berarti bahwa hanya bentuk bebas yang mencapai tempat kerja yang sesu sesung ngguh guhny nyaa dan dan kare karena na itu itu dapat dapat berkha berkhasi siat at.. Dipi Dipiha hak k lain lain bagia bagian n yang yang teri terikat kat merupakan merupakan bentuk cadangan cadangan yang tidak aktif. aktif. Pada penurunan konsentrasi konsentrasi bentuk bebas (misalnya akibat biotransformasi dan aliminasi), molekul obat dibebaskan dari cadangan ini untuk mengatur mengatur kembali kembali kesetimbanga kesetimbangan. n. Apabila Apabila dalam darah tedapat beberapa obat 10
FARMAKOLOGI I dalam waktu yang bersamaan, maka terdapat kemungkinan persaingan terhadap tempat ikatan ikatan dan dengan demikian demikian sebalikn sebaliknya ya
terjadi terjadi pengaruh pengaruh terhadap terhadap intensitas intensitas kerja kerja dan
lama kerja, terutama jika besarnya bagian yang terikat lebih dari sama dengan 80%. Selanjutnya harus dipikirkan bahwa obat dapat juga mengusir senyawa tubuh sendiri, misa misaln lnya ya bili biliru rubi bin n atau atau glik glikok okor orti tiko koid id dari dari ikat ikatan anny nyaa pada pada prot protei ein n plas plasma ma dan dan menyebabkan bagian yang tidak terikat meningkat.
3.4. Biotransformasi Obat Dalam Tubuh
Biotra Biotransf nsform ormasi asi atau atau lebih lebih dikenal dikenal dengan dengan metabo metabolis lisme me obat, obat, adalah adalah proses proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. Pada proses ini molekul obat diubah menjadi lebih polar atau lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak, sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal. Enzim yang berpe berperan ran dalam dalam biotra biotransf nsform ormasi asi obat obat dibedak dibedakan an berdas berdasar ar letak letak dalam dalam sel, sel, yaitu yaitu Enzim Enzim Mikrosom terdapat dalam reticulum endoplasma halus dan Enzim Non Mikrosom. Kedua Enzim Mikroson dan Enzim Non Mikrosom, aktifitasnya ditentukan oleh faktor genetic, sehingga kecepatan metabolisme obat antar an tar individu bervariasi.
3.5. Ekskresi Obat Dalam Tubuh
Obat dikelu dikeluark arkan an dari dari tubuh tubuh melalu melaluii berbag berbagai ai organ organ ekskre ekskresi si dalam dalam bentuk bentuk metabolit hasil biotransformasi atau dalam bentuk asalnya. Obat atau metabolit polar lebih cepat diekskresi daripada obat larut lemak, kecuali yang melalui paru. Ginjal merupakan organ ekskresi yang terpenting terpenting dan ekskresi ekskresi disini resultante resultante dari 3 proses, proses, yaitu yaitu filtrasi filtrasi di glomerulus, sekresi aktif di tubuli proksimal, dan reabsorpsi pasif di tubuli proksimal dan distal. Ginjal Ginjal merupak merupakan an organ organ yang yang pentin penting g dalam dalam tubuh tubuh dan berfun berfungsi gsi membuan membuang g sampah metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin atau air seni, yang kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh. Ekskre Ekskresi si ginjal ginjal dari obat obat aktif aktif dapat dapat juga juga dipeng dipengaru aruhi hi oleh oleh terapi terapi obat yang yang menyer menyertai tainya nya.. Ekskre Ekskresi si ginjal ginjal dari dari beberap beberapaa obat asam asam lemah lemah atau atau basa basa lemah lemah dapat dapat 11
FARMAKOLOGI I dipengaruhi oleh obat lain yang mempengaruhi pH urin. Ini disebabkan perubahan ionisasi dari obat tersebut. Hampir semua obat disaring di glomerulus, apabila obat dalam bentuk larut lemak akan diserap kembali secara difusi pasif. Jika diharapkan untuk ekskresi, maka penti penting ng untuk untuk penceg pencegahan ahan penyera penyerapan pan kembal kembalii dari dari tubulu tubulus. s. Dapat Dapat dilakuk dilakukan an dengan dengan mengatur pH urin, obat diusahakan dalam bentuk ion, sehingga obat akan terjebak di dalam urin. Sehingga asam lemah biasanya lebih cepat diekskresi dalam urin alkalis, basa lemah biasanya diekskresi di dalam urin asam.
1. Eksk Ekskre resi si
Organ yang paling penting untuk ekskresi obat adalah ginjal. Obat diekskresikan dalam struktur tidak berubah atau sebagai metabolit. Jalan lain yang utama adalah eliminasi obat melalui sistem empedu masuk ke dalam usus kecil, obat atau metabolitnya dapat mengalami reabsorpsi dan eliminasi dalam feses. Jalur ekskresi jumlah obat sedikit adalah melalui air ludah dan air susu merupakan suatu rute yang menimbulkan masalah bagi bayi disusui. Zat yang menguap seperti anestesi berjalan melalui epitel paru-paru.
2. Eliminas Eliminasii Obat melalui melalui Ginjal Ginjal
Setiap Setiap manusia manusia mempunyai mempunyai dua ginjal ginjal dan berfungsi berfungsi untuk memindahkan memindahkan semua zat yang bersifat toksis terhadap badan manusia dari aliran darah. Zat-zat ini diubah dan masuk ke dalam urine yang berarti dikeluarkan dari badan. Eliminasi obat melalui ginjal merupakan kejadian yang kompleks, dan mengakibatkan terjadinya beberapa proses yaitu : a)
filtrasi glomerulus
b)
sekresi tubuli aktif
c)
reabsorpsi pasif jika suatu obat yang ekskresinya melalui ginjal diberikan bersamaan obat-obat yang yang dapat dapat meru merusa sak k ginj ginjal al,, maka maka akan akan terj terjad adii akum akumul ulas asii obat obat ters terseb ebut ut yang yang dapa dapatt menimbulkan efek toksik.
12
FARMAKOLOGI I Cont Contoh oh:: digo digoks ksin in dibe diberi rika kan n bers bersam amaa aan n deng dengan an obat obat yang yang dapa dapatt meru merusa sak k ginj ginjal al (aminogli (aminoglikosida, kosida, siklosporin) siklosporin) mengakibatka mengakibatkan n kadar digoksin digoksin naik sehingga sehingga timbul timbul efek toksik. Jika Jika di tubulu tubuluss ginjal ginjal terjadi terjadi kompet kompetisi isi antara obat obat dan metabol metabolit it obat untuk sistem trasport aktif yangsama dapat menyebabkan hambatan sekresi. Contoh: jika penisilin diberikan bersamaan probenesid maka akan menyebabkan klirens penisilin turun, sehingga kerja penisilin lebih panjang. Bila terjadi perubahan pH urin maka akan menyebabkan perubahan klirens ginjal. Jika harga pH urin naik akan meningkatkan meningkatkan eliminasi obat-obat obat-obat yang bersifat bersifat asam lemah, lemah, sedangkan jika harga pH turun akan meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. Contoh Contoh:: pember pemberian ian pseudo pseudoefe efedri drin n (obat (obat basa basa lemah) lemah) diberi diberikan kan bersam bersamaan aan ammoni ammonium um klorida klorida maka akan meningkatkan meningkatkan ekskersi pseudoefedrin. pseudoefedrin. Terjadi ammonium klorida akan mengasamkan urin sehingga terjadi peningkatan ionisasi pseudorfedrin dan eliminasi dari pseudoefedrin juga meningkat. 3. Eliminasi Eliminasi melalui empedu, empedu, air ludah dan air susu
Banyak obat diangkut secara aktif oleh sel-sel hati melalui darah masuk ke dalam empedu dan selanjutnya berjalan masuk ke dalam usus. Bila obat larut dalam lipid, maka obat dapat direabsorpsi oleh usus dan akan mengalami siklus enterohepatik. Bila obat sangat larut dalam obat akan tetap tinggal di usus dan diekskresikan melalui feses. Adanya siklus enterohepatik dapat memperpanjang umur hidup obat di dalam badan. Beberapa obat dapat tampak dalam air ludah dan dapat menimbulkan rasa tidak enak serta mengiritasi jaringan di mulut. Kepindahan obat dalam dari darah ke air ludah tergantung pada kelarutan obat dalam lipid, ikatan obat dengan protein plasma. Selama ibu menyusui bayi sedapat mungkin menghindari penggunaan obat karena dapat menimbulkan efek yang merugikan bagi bayi akibat pemindahan obat dari ibu ke bayi yang menyusu ibunya. Hampir semua obat yang terdapat dalam darah ibu yang menyusui 13
FARMAKOLOGI I terdapat juga pada air susu. Kadarnya dalam lipid, ionisasi dan besarnya ikatan obat dengan protein plasma. Meskipun jumlah obat dalam air susu ibu relatif kecil, oleh karena fungsi hepar dan ginjal bayi belum bekerja penuh akan mengakibatkan inaktivasi metabolisme dan eliminasi obat dan berakibat timbulnya efek yang tak dikehendaki bayi seperti, diazepam, antrakinon.
4. Eliminasi Eliminasi Obat melalui melalui Bernafas Bernafas dan Sekresi Sekresi Lainnya Lainnya
Zat-za Zat-zatt yang yang mudah mudah mengua menguap p sepert sepertii anestet anestetik ik inhala inhalasi, si, Halota Halotan n akan akan segera segera berdifusi melintasi perintang lipoid darah membran alveoli dan dieliminasi melalui nafas. Penggun Penggunaan aan anestes anestesii dalam dalam paru-p paru-paru aru kadar kadar obatnya obatnya menuru menurun n diband dibanding ing dalam dalam darah. darah. Karena obat-obat tersebut sangat larut dalam lemak, maka dia segera dan sangat cepat kembali melalui ke dalam paru-paru dari peredaran darah dan selanjutnya keluar melalui nafas dan menimbulkan anestesi.
Obat atau metabolitnya dapat pula berada dalam sekresi lain, meskipun kadarnya adalah sangat rendah. Rute eliminasi lain adalah melalui berkeringat dari kulit atau sebagai zat yang terikat dalam sel kulit dan rambut.
14
FARMAKOLOGI I
BAB IV KESIMPULAN
Obat merupakan kumpulan zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup setiap manusia yang mengkonsumsinya dan akan melewati mekanisme kerja dari mulai bagaimana obat itu itu diabso diabsorps rpsi, i, didist didistrib ribusi usikan, kan, mengal mengalami ami biotra biotransf nsform ormasi asi dan akhirn akhirnya ya harus harus ada yang yang diekskresikan. Absorp Absorpsi si merupak merupakan an proses proses penyer penyerapa apan n obat dari dari tempat tempat pember pemberian ian,, menyan menyangku gkutt kelengkapan dan kecepatan proses. Pada klinik pemberian obat yang terpenting harus mencapai bioavaibilitas yang menggambarkan kecepatan dan kelengkapan absorpsi sekaligus metabolisme obat sebelum mencapai sirkulasi sistemik. Distribusi obat dari sirkulasi ke Susunan Saraf Pusat sulit terjadi, karena obat harus menembus Sawar Darah Otak, karena endotel kapiler otak tidak mempunyai celah antar sel maupun vesikel pinositotik Bergantung pada sifat fisiko kimianya, berdasaran distribusi ke dalam berbagai ruang distribusi, dibedakan 3 jenis bahan obat : •
15
Obat yang hanya terdistribusi dalam plasma.
FARMAKOLOGI I •
Obat yang terdistribusi dalam plasma dan ruang eksternal sisa.
•
Obat yang terdistribusi dalam ruang ekstrasel dan juga dalam ruang intrasel.
Mekanisme kerja obat yaitu proses-proses biokimia ataupun biofisika yang mendasari aktivitas obat didalam tubuh. Karena efek yang ditimbulkan oleh suatu obat dalam organism bergantung kepada konsentrasi pada tempat kerja dan dengan demikian pada suatu dosis harus diperhatikan sejauh dosis tertentu bergantung pada bobot badan, maka dosis harus diberikan dengan tepat. Mekanisme kerja obat adalah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi dalam tubuh dan dikatalis dikatalisis is oleh enzim. enzim. Pada proses ini molekul molekul obat diubah menjadi lebih polar atau lebih mudah larut dalam air dan kurang larut dalam lemak, sehingga lebih mudah diekskresi melalui ginjal.
Organ yang paling penting penting untuk ekskresi obat adalah ginjal. ginjal. Obat diekskresikan diekskresikan dalam strukt struktur ur tidak tidak beruba berubah h atau atau sebaga sebagaii metabo metabolit lit.. Jalan Jalan lain lain yang yang utama utama adalah adalah elimin eliminasi asi obat obat melalui sistem empedu masuk ke dalam usus kecil, obat atau metabolitnya dapat mengalami reabsorpsi dan eliminasi dalam feses.
16
FARMAKOLOGI I
BAB V DAFTAR PUSTAKA
1. Ernest Ernest Mutschler Mutschler.. Dinamika Dinamika Obat Obat edisi edisi V. V. Penerbit Penerbit ITB. ITB. 1999. 1999.
2. Ganiswara, G, Sulistia. Farmakologi dan Terapi edisi IV. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1995. hal : 2-12.
3. Biomedik Farmakologi, http://www.yoyoke.web.ugm.ac.id 4.
http://www.drugs.com/drug_information.html
Farmakokineti netika ka Klinik Klinik (Interaks (Interaksii Obat Mempeng Mempengaruhi aruhi ADME 5. Farmakoki Obat), Dion Arga Anggayas Anggayasta ta 06811401 068114013 3 dan Bernadus Bernadus Tatag Prasetya Prasetya 068114075
Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi, Toksikologi, 88-93, Penerbit ITB, 6. Muts Mutsch chle ler, r, E., E., 198 1985, 5, Dinamika Bandung 7. Suli Sulist stia ia,, dkk, dkk, 2007, 2007, Famakologi Famakologi dan Terapi, 862-872, UI Press, Jakarta 17
FARMAKOLOGI I
18